104
TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bpk.S DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS DI RT 01 RW IX WILAYAH BARATAN, KECAMATAN PATRANG, KABUPATEN JEMBER Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Belajar Lapangan (PBL) PERAWATAN KLIEN DI RUMAH (HOME CARE) Oleh ; Kelomopok 1 Roby Aji Permana 102310101005 Zahrotul Azizah 102310101020 Aras Istawah 102310101022 Fitri Nurcahyani 102310101029 Misbakhul Anwari 1023101010053 Riskita Saktiani 102310101070

Revisi Dari Roby Nce Zahro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

revisi masta

Citation preview

Page 1: Revisi Dari Roby Nce Zahro

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bpk.S DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS

DI RT 01 RW IX WILAYAH BARATAN, KECAMATAN PATRANG, KABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Belajar Lapangan (PBL)PERAWATAN KLIEN DI RUMAH

(HOME CARE)

Oleh ;

Kelomopok 1

Roby Aji Permana 102310101005

Zahrotul Azizah 102310101020

Aras Istawah 102310101022

Fitri Nurcahyani 102310101029

Misbakhul Anwari 1023101010053

Riskita Saktiani 102310101070

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RIUNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANJln. Kalimantan no. 37 Kampus Tegal Boto Jember

Phone/Fax : (0331) 323450

Page 2: Revisi Dari Roby Nce Zahro

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Bp. S

2. Usia : 54 tahun

3. Pendidikan : SD

4. Pekerjaan : Wiraswasta

5. Alamat : Jl. Slamet Riyadi Gg Damai RT/RW 1/9 Baratan,

kecamatan Patrang-Jember (68112) Jatim

6. Komposisi Anggota Kelarga :

No Nama Jenis

Kelamin

Hub dgn KK Umur Pendidikan pekerjaan

1 Bp. S Laki-laki 54 tahun SD Wiraswasta

2 Ibu. A perempuan Istri 48 tahun SD Buruh

Gudang

3 Ny. SW perempuan Anak

kandung

30 tahun SD Ibu rumah

tangga

4 An. A Laki-laki Anak

kandung

18 tahun SMA Pelajar

5 An. H Laki-laki Cucu 12 tahun SD Pelajar

Page 3: Revisi Dari Roby Nce Zahro

Genogram:

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Pasien

: Tinggal dalam satu rumah

Page 4: Revisi Dari Roby Nce Zahro

7. Tipe Keluarga :

Keluarga Bp. S terdiri dari Bp. S (54 tahun), Ibu A (48 tahun), dan kedua anak

beserta cucunya yaitu anak pertama Ny. SW (30 tahun), anak kedua sudah

meninggal 3 tahun yang lalu yaitu An B dan anak ke tiga yaitu An A (18 tahun),

serta cucunya An. H(12 tahun). Keluarga mampu menjalankan kehidupan sehari-

hari dengan harmonis dan saling mendukung kehidupannya. Tipe keluarga ini

termasuk dalam extended family karena terdiri dari tiga genarasi. Komunikasi

yang terjalin dalam keluarga tetap harmonis meskipun anak pertama sudah

meniggalkan rumh karena sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya.

8. Suku Bangsa :

Keluarga berlatar belakang suku Madura. Ibu A mengatakan tidak ada kebiasaan

adat yang mempengaruhi kesehatannya. Namun, setiap malam jumat legi keluarga

Bp. S membuat sesajian untuk menghormati leluhur dan untuk berharap

keselamatan. Apabila ada kegiatan pernikahan dan khitan, keluarga Bp. S

menggunakan adat Madura.

9. Agama :

Islam. Kegiatan keagamaan Bp. S cukup baik, sholat berjamaah di mushola masih

dilaksanakan oleh keluarga Bp. S. Ibu A dan Bp. S masih aktif mengikuti

kegiatan pengajian yang diadakan di RW 9 BT pada malam rabu, malam jum’at,

malam minggu. An. H setiap harinya juga mengikuti Taman Pendidikan Alquran

di Mushola di samping rumahnya. Keluarga Bp. S menerapkan nilai-nilai dan

ajaran agama islam dalam keluarganya. Sholat wajib pun kadang mereka lakukan

di mushola yang kebetulan berada tepat di samping. Pendidikan yang diberikan

kepada anak rumanhya dan cucu mereka juga dilakukan sesuai dengan nilai dan

Page 5: Revisi Dari Roby Nce Zahro

norma agama islam seperti saling menghormati, tidak boleh berkata kotor dan

kasar. Mereka selalu saling tegur sapa jika bertemu dengan tetangga.

10. Status sosial ekonomi Keluarga :

Bp. S saat ini bekerja sebagai kuli bangunan. Sebelumnya Bp. S bekerja sebagai

tukang becak di daerah P. Pekerjaan sebagai tukang becak sudah ditinggalkannya

karena terjadi penurunan fungsi penglihatan pada Bp. S sehingga Bp. S

memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Pekerjaan kuli bangunan ini sifatnya

tidak tetap bergantung adanya proyek. Bp. S bekerja dari hari Senin sampai Sabtu

dari mulai pukul 06.30-15.30. Pendapatan Bp. S perhari adalah Rp. 30.000

didapatkan dari pekerjaan kuli bangunan. Bp. S mengatakan bahwa penghasilan

Bp. S digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bp. S mengatakan bahwa

penghasilan yang didapatkannya terkadang masih belum bisa memenuhi

kebutuhan keluarganya.

Ibu A bekerja sebagai buruh di gudang tembakau di daerah W. Ibu A bekerja di

gudang semenjak sebelum menikah. Ibu A bekerja dari hari Senin-Sabtu dari

mulai pukul 06.30-15.30. Pendapatan Ibu A perhari adalah Rp. 26.000. Ibu A

mengatakan bahwa pendapatannya ini digunakan untuk biaya sekolah anak dan

cucunya.

Keluarga Bp. S merasa penghasilan yang terkumpul dari Bp. S dan Ibu A masih

belum bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Ditambah lagi keluarga Bp. S harus

menanggung biaya hidup cucunya yang tinggal serumah dengannya. Keluarga Bp.

S mangatakan bahwa biaya hidup cucunya ditanggung penuh oleh keluarga Bp. S.

Keluarga Bp. S juga mengatakan bahwa ibu dan bapak dari cucunya tersebut tidak

pernah memberikan biaya hidup untuk cucunya yaitu An. H. Ibu A mengatakan

bahwa Ayah kandung cucunya pernah sesekali menjenguk An. H dan hanya

memberikan uang sebesar Rp. 5.000,00 Bp. S mengatakan bahwa keluarganya

tidak memiliki tabungan. Penghasilan keluarga sudah digunakan untuk biaya

hidup sehari-hari dan tidak ada sisa penghasilan untuk ditabung.

Page 6: Revisi Dari Roby Nce Zahro

11. Aktivitas rekreasi keluarga :

Keluarga tidak pernah ada jadwal rekreasi. Liburan bisa dinikmati melalui

menonton televisi yang ada dirumah. Keluarga memiliki rutinitas untuk

berkumpul di depan TV pada saat menjelang petang. Ibu A mengatakan jika ada

waktu libur bekerja, mereka menggunakannya untuk bersantai dari pada uangnya

digunakan untuk rekreasi. Keluarga mengatakan bahwa keluarga ingin berekreasi

di luar rumah, namun keluarga tidak punya tempat tujuan dan terkendala

ekonomi.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

12. Tahap Perkembangan keluarga saat ini

Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak pertama

sudah dewasa dan menikah dan meninggalkan rumah. Keluarga Bp. S kurang

mampu mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga dikarenakan ibu A

jika tidur selalu menggunakan kipas sedangkan Bp. S tidak tahan dingin sehingga

keduanya tidur secara terpisah. Namun, dari keduanya tidak menyatakan bahwa

kebiasaan itu dapat membuat masalah di dalam hubungan keluarga. Bp. S mampu

mempertahankan komunikasi dengan keluarga tetap baik dan silaturahmi masih

terjalin dengan baik antara keluarga Bp. S dengan menantunya yang sudah

bercerai. Ibu A mengatakan bahwa perceraian anaknya karena gaji menantunya

sering di pakai untuk berfoya-foya dan sering berbohong kepada istrinya bahwa

dia tidak mendapat gaji, padahal sudah mendapatkan gaji dari juragannya. Hal ini

lebih diperkuat lagi dengan adanya pernyataan dari Ibu A bahwa walaupun telah

bercerai mereka tetap membina hubungan dengan baik, dan mantan menantunya

juga sering mengantarkan anak keduanya untuk sekedar berkunjung ke rumah ibu

dan neneknya. Namun, hal tersebut sudah tidak pernah ia lakukan lagi

Page 7: Revisi Dari Roby Nce Zahro

dikarenakan sudah beberapa bulan terakhir mantan menantunya tersebut kini

tengah bekerja di Pulau Kalimantan.

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Ibu A mengatakan bahwa sudah tidak melakukan kontrol ke dokter tentang

penyakitnya, hal ini sudah berlangsung semenjak anak keduanya meninggal

dikarenakan Ibu A merasa capek harus kontrol setiap satu bulan sekali. Meskipun

menggunakan jamkesmas, akan tetapi mereka juga harus mengeluarkan biaya

sedangkan keuangan yang dimiliki hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Setiap melakukan kontrol, dokter selalu memberikan larangan untuk Ibu A dalam

mengkonsumsi makanan sehingga Ibu A merasa terbebani jika selalu dilarang

untuk memakan semua makanan. Jika pada malam hari saat tidur Ibu A merasa

sakit, dia hanya merasakan sendiri rasa sakitnya dan hanya memendamnya

sendiri. Ibu A juga mengatakan bahwa beliau melakukan diit makanan yang

mengandung gula saja sedangkan makanan lainnya yang menurutrnya tidak

mengandung gula tetap dia makan sehingga gula darahnya menjadi naik. Diit

yang selama ini dilakukan hanya berdasarkan asumsi Ibu A saja.

Bp.S juga mengatakan bahwa mereka sudah lama tidak melakukan hubungan

intim dengan Ibu A karena jika Ibu A tidur, beliau selalu memakai kipas angin

sednagkan Bp.S tidak tahan dingin sehingga mereka selalu tidur terpisah. Hal ini

terjadi karena mereka tidak mengerti bahwa salah satu tanda pre menapause

adalah hot flash. Bp.S juga mengalami gangguan penglihatan akan tetapi Bp.S

tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut dikarenakan berbenturan dengan

ekonomi yang mereka miliki.

Ibu A mengatakan bahwa sosialisasi dengan tetangga baik akan tetapi sosialisasi

dengan keluarga sendiri kurang dikarenakan jarak yang cukup jauh untuk sampai

pada tempat sanak saudara dari keluarga besar Ibu A sehingga mereka hanya

berkunjung jika ada acara keluarga, seperti acara pernikahan atau acara khitanan

Page 8: Revisi Dari Roby Nce Zahro

anggota keluarga besar dari keluarga Bpk.A. Ibu A mengatakan ingin sekali

berkunjung ke tempat keluarga besarnya namun terkendala oleh ekonomi.

Personal hygiene yang dilakukan oleh keluarga Bp. S juga kurang dikarenakan

kebiasaan yang mereka lakukan pada saat mandi dan mencuci baju, yaitu mereka

memiliki kebiasaan melakukannya disungai meskipun mereka sudah memiliki

kamar mandi sendiri dirumah. Mereka mengatakan bahwa sungai memiliki air

yang bersih. Bapak S mengatakan bahwa air di sungai itu banyak dan mengalir

yang berarti sungai itu bersih. Bapak S mengetahui bahwa ada resiko hanyut di

sungai akan Bapak S tetapi tidak mengerti bahwa air sungai bisa merugikan

kesehatan karena air sungai dibelakang rumahnya memang air sungai yang

kurang bersih. Yang beliau tahu, bahwa penyakit yang mungkin muncul apabila

beliau melakukan kontak dengan air sungai adalah gatal-gatal. Beliau pernah

mengalami gatal-gatal sebelumnya. Tetapi beliau tidak tahu penyebab dari gatal-

gatal yang dialami beliau. Tidak hanya Bp.S yang pernah mengalami gatal-gatal,

tetapi juga anak laki-lakinya.

14. Riwayat keluarga inti

Bp. S dan Ibu A berasal dari daerah yang berbeda namun memiliki budaya yang

tidak jauh berbeda. Bp. S merupakan warga asli dari wilayah BT yang pada

umunya masyarakat di BT menggunakan bahasa Madura dan Ibu A berasal dari

daerah R juga menggunakan bahasa Madura. Rumah yang ditempati Bp. S dan

Ibu A saat ini merupakan rumah yang dibangun dari hasil kerja Bp. S selama 2

tahun bekerja sebagai tukang becak dan pekerjaan sampingan lainnya. Keluarga

tentunya sudah sangat bersyukur dengan adanya rumah yang mereka miliki

seperti saat ini, namun keluarga juga masih memiliki harapan agar bisa memilki

ekonomi dan tempat tinggal yang lebih baik lagi.

15. Riwayat keluarga sebelumnya

Page 9: Revisi Dari Roby Nce Zahro

Keluarga Bp. S merupakan keluarga yang berasal dari kelas ekonomi menengah

kebawah. Kakek dan nenek dari Bp. S memiliki seorang anak laki-laki yaitu ayah

dari Bp. S. Sedangkan ayah dari Bp. S memiliki empat orang anak, yang terdiri

dari dua anak laki-laki yaitu Bp. S sebagai anak pertama dan seorang adik laki-

lakinya, dan dua anak perempuan, yang keduanya sebagai adik perempuan dari

Bp. S. Mereka merupakan penduduk asli wilayah BT, yang sampai saat ini

keluarga Bp. S juga menempati dari BT tersebut.

Tidak berbeda jauh dengan riwayat keluarga dari ibu A, ayah dan ibu dari ibu A

memiliki tiga orang anak, yang semuanya adalah perempuan. Ibu A merupakan

anak kedua dari keluarganya. Mereka merupakan penduduk asli dari daerah R.

Daerah R merupakan wilayah yang penduduknya mayoritas berbahasa Madura.

Ibu A mengatakan bahwa keluarga sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit

yang bermakna terutama riwayat DM.

III. Lingkungan

16. Karakteristik Rumah keluarga Bpk.S

Rumah Bapak S menghadap kearah barat. Sebelah utara rumah keluarga

Bpk.S terdapat sebuah musholah. Tembok rumah keluarga Bpk.S terbuat dari

batu bata yang disemen dan dicat berwarna putih, atap rumah keluarga Bpk.S

terbuat dari genteng. Pada ruang tamu dan ruang TV di rumah keluarga tersebut

berlantaikan keramik yang berwarna putih. Namun, untuk kamar tidur, dari kamar

tidur Bpk.S, Ibu A, dan anak A, sumur, dan kamar mandi semua lantainya terbuat

dari semen. Setiap ruangan memiliki jendela. Pada suatu ruang tempat

menyimpan sepeda, ruang makan dan dapur semua masih berlantaikan dari tanah.

Keseluruhan rumah keluarga Bpk.S berukuran 9 x 6 meter persegi.

Page 10: Revisi Dari Roby Nce Zahro

17. Karakteristik ruma Denah rumah:

18. Karakteristik tetangga dan komunitas

Rumah keluarga Bp. S masuk gang lumayan kecil. Sebelah kanan dan kiri rumah

Bp. S terdapat halaman yang tidak terlalu luas dan memiliki satu pohon rambutan.

Di sebelah utara rumah keluarga Bp. S terdapat sebuah musholah, sehingga

memudahkan keluarga Bp. S untuk melaksanakan kegiatan ibadahnya. Ada

tempat pembuangan sampah di rumah, ketika sampah sudah terkumpul banyak

maka sampah akan di buang di bukit dekat rumah sekitar 20 meter. Keluarga

menggunakan sumber air dari sumur. Jarak sumur dari septic tank menurut Bp. S

sekitar 7 meter. Bp.S mengetahui bahwa apabila septic tank miliknya berjarak

terlalu dekat dengan rumahnya, maka air dari septic tank akan merembes ke

dalam air sumur dan akan bercampur dengan air sumur. Namun Bp.S tidak

mengetahui berapa jarak ideal antara sumur dengan septic tank.

Ibu A bekerja dari mulai pukul setengah 7 pagi sampai jam 3 sore,

sehingga Ibu A jarang untuk berkumpul dengan tetangga dan beliau juga tidak

Ruang tamu

KamarA

Ruang TVKamar B

Tempat sepeda

KM WC

Tempat kayu

Kamar I

RM

Dapur

Page 11: Revisi Dari Roby Nce Zahro

suka menggunjingkan orang lain. Ibu A melakukan aktivitas sosial seperti arisan

dan pengajian yang biasanya dilakukan setiap hari minggu untuk arisan, dan

setiap malam rabu, jumat, dan malam minggu untuk acara pengajian. Tetangga

keluarga Bp. S mayoritas berprofesi sebagai pedagang, buruh bangunan, buruh

pabrik, tukang becak dan petani.

19. Mobilitas geografis keluarga

Bp. S merupakan penduduk asli dari BT tersebut sedangkan Ibu A merupakan

penduduk asli dari daerah R. Menurut Ibu A, keluarga Bp. S jarang silaturahmi ke

daerah R, mereka pergi ke R jika ada kepentingan keluarga disana, seperti adanya

kegiatan pernikahan atau khitanan karena perekonomian keluarga mereka hanya

cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Jika ada waktu

libur bekerja, mereka menggunakannya untuk bersantai di rumah untuk sekedar

bersenda gurau antar anggota keluarga dari pada digunakan untuk bepergian

keluar kota.

20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Bp. S berinteraksi dengan tetangga hanya dalam bentuk tegur sapa, Ibu

A mengatakan bahwa dia tidak pernah melakukan perbincangan tanpa tujuan

yang jelas setiap harinya karena ia berpikir bahwa hal itu dirasa akan membawa

masalah akibat menggunjingkan orang. Ibu A dan Bp. S masih aktif mengikuti

kegiatan pengajian yang diadakan di RW 9 BT pada malam rabu,malam jum’at,

malam minggu.

Keluarga Bp. S memiliki hubungan yang baik dengan semua warga daerah BT.

Namun, Bp. S juga menambahkan bahwa dulunya saat anak keduanya yakni An.

B yang memiliki riwayat epilepsi masih hidup, warga sekitarnya sering

mengucilkan keluarganya, hal ini dikarenakan An. B sering bertingkah laku yang

kurang baik dan mudah marah pada warga sekitar, dan apabila penyakitnya

sedang kambuh dia sering mengkhawatirkan keluarganya. Bp. S merasa bahwa itu

Page 12: Revisi Dari Roby Nce Zahro

adalah ujian dari Tuhan sehingga Bp. S bias menerima kondisi tersebut. Ibu A

mengatakan bahwa saat anaknya mengatakan pada ibunya ada orang lain yang

mengolok-olok anaknya, Ibu A menasehati anaknya untuk tidak keluar rumah

karena Ibu A malu jika anaknya diolok-olok orang lain. Namun anaknya tetap

membantah ibunya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa sebenarnya keluarga

Bpk.S masih belum memahami secara baik mengenai adanya gangguan

perkembangan kesehatan untuk anggota keluarganya, dalam hal ini gangguan

kesehatan yang sedang dialami oleh An.B.

21. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Bp. S mengatakan bahwa beliau dan istrinya selalu berusaha untuk

mencukupi kebutuhan keluarganya, dan apabila mereka sedang terdesak dengan

kebutuhan sehari-harinya maka keluarga akan berhutang kepada toko yang

dimiliki oleh tetangganya. Sehingga dalam hal ini keluarga Bpk.S sebenarnya

merasa malu apabila terlalu sering untuk berhutang kepada toko milik

tetangganya, namun hal tersebut terpaksa dilakukan oleh keluarga dikarenakan

tidak ada pilihan lain yang bisa ditempuh oleh keluarga selain berhutang pada

toko milik tetangganya. Maka dapat disimpulkan bahwa keluarga Bpk.S

mengalami gangguan pada tugas kesehatan yang khususnya pada tugas

mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarganya.

Keluarga akan berusaha untuk membayar hutangnya segera setelah memiliki

uang. Keluarga tidak menyatakan apakah selama ini pernah ada masalah dengan

tetangga yang diakibatkan oleh hal tersebut. Bp. S juga mengatakan bahwa

apabila anggota keluarganya sedang ada masalah, keluarga juga menyatakan

bahwa keluarga berhutang juga karena kondisi yang harus mereka akan

menyelesaikan permasahan yang ada di keluarga mereka dengan bermusyawarah,

tanpa melibatkan pihak diluar keluarga karena keluarga berusaha tidak ingin

membebani saudara-saudaranya. Keluarga juga berpendapat bahwa sanak

Page 13: Revisi Dari Roby Nce Zahro

saudaranya juga sama-sama susah dan mempunyai beban tanggunagan sendiri

sehingga mereka justru berhutang di toko-toko tetangganya.

IV. Struktur Keluarga

22. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Bp. S berlangsung secara dua arah

dimana jika terjadi suatu masalah pihak keluarga akan mengadakan suatu

musyawarah untuk mengambil keputusan. Komunikasi yang terjalin dengan

anggota keluarga juga baik. Anggota keluarga dapat mengungkapkan perasaannya

kepada anggota keluarga yang lain jika ada suatu masalah. Jika ada kegiatan di

sekolah An. A selalu menceritakan kepada orang tuanya dan jika An. A ingin

keluar rumah (bermain) dia selalu meminta ijin kepada orang tua. Bp. S juga

mengatakan jika An. A pulang terlambat ke rumah, An. A akan dihubungi oleh

Bp. S untuk diminta segera pulang ke rumah dan An. A dapat menuruti perintah

orangtuanya.

Sewaktu pengkajian, An. H yang merupakan cucu dari Bp. S dan ibu A

mengatakan bahwa dia tidak pernah ada masalah bahkan sampai bertengkar

dengan teman-temannya selama dia berada di sekolah dan sewaktu bermain bola

di lapangan di dekat rumahnya. Dan pada saat dilakukan pengkajian, An. A

mengaku tidak pernah bermain game online atau play station, namun hal tersebut

dibantah oleh rekan bermainnya yang pada saat tersebut tengah berada di samping

An.H. Hal tersebut menunjukkan adanya kurang terbukanya An.H pada

keluarganya dikarenakan dia takut akan dimarahi oleh kakek atau neneknya. An.

H sering berkumpul dengan anggota keluarga saat semua anggota keluarga berada

di rumah.

23. Struktur kekuatan keluarga

Pengambilan keputusan dalam Keluarga Bp. S dilakukan secara musyawarah

yang dilaukan oleh semua anggota keluarga. Jika terjadi suatu masalah atau

Page 14: Revisi Dari Roby Nce Zahro

konflik dalam keluarga maka Bp. S dan Ibu A akan memberikan masukan

sehingga terjadi suatu titik temu untuk masalah tersebut. Hal ini juga berlaku jika

terdapat masalah dengan anak-anaknya. Mereka berkata bahwa pengambilan

keputusan melalui musyawarah ini dirasa cukup baik karena jika semua pendapat

masing-masing keluarga dipertemukan bisa menghindari suatu perselisihan.

Pengambilan keputusan dalam kleuarga Bpk.S dilakukan secara bermusyawarah

dengan anggota kelompok keluarga dan pengambilan keputusan juga dilakukan

secara terbuka dan bijaksana. Dan apabila terjadi suatu masalah, maka

pengambilan keputusan dalam keluarga Bpk.S tentunya ditentukan oleh Bapak S

dengan hasil musyawarah dengan semua anggota keluarga.

24. Struktur peran keluarga

Bp. S berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah sebagai kuli bangunan

dan mengatur rumah tangga. Bp. S berangkat kerja mulai pukul 06.30 WIB dan

baru pulang sekitar pukul 15.30 WIB Sehingga Bp. S tidak bisa menemani ibu A

di malam hari. Ibu A berperan sebagai ibu rumah tangga dan juga pencari nafkah

dalam keluarga. Ibu A bekerja di gudang tembakau di daerah W, jaraknya sekitar

10 km dari rumahnya.

Peran dalam membesarkan cucu dan anak mereka dilakukan oleh Bp. S dan Ibu A

mulai dari pendidikan, kebutuhan sehari-hari dan juga perlindungan anak. An. A

berperan sebagai anak dan juga pelajar. Bp. S mengatakan bahwa An. A adalah

anak yang menuruti perkataan orang tua dan An. A juga termasuk anak yang

pendiam. Biasanya setelah pulang dari sekolah An. A meluangkan waktunya

untuk belajar dan jika ingin bermain dia hanya bermain di sekitar lingkungan

rumahnya saja. Jika An. A ingin bermain jauh dia selalu meminta ijin kepada

orang tuanya, apabila orang tuanya tidak mengijinkan, dia tidak akan pergi keluar

rumah. Hal tersebut juga tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada An. H.

Keluarga menyampaikan bahwa An. H merupakan cucu yang penurut, dia rajin

Page 15: Revisi Dari Roby Nce Zahro

bersekolah dan selalu pulang tepat waktu. Dan apabila An.H akan bermain keluar

rumah maka AN. H akan ijin terlebih dahulu kepada kakek dan neneknya.

Peran keluarga juga dipertegas dengan pernyataan ibu A bahwa sehari-hari ibu A

berusaha memenuhi tugasnya mulai dari memasak, menyapu, mencuci baju dan

piring semua anggota keluarganya, namun untuk mencuci baju akan dilakukan

oleh setiap anggota keluarga apabila pada hari libur.

25. Nilai dan norma budaya

Keluarga Bp. S menerapkan nilai-nilai dan ajaran agama islam dalam

keluarganya. Sholat wajib pun kadang mereka lakukan di mushola. Pendidikan

yang diberikan kepada anak dan cucu mereka juga dilakukan sesuai dengan nilai

dan norma agama islam seperti saling menghormati, tidak boleh berkata kotor dan

kasar. Mereka selalu saling tegur sapa jika bertemu dengan tetangga.

Dulu, pada saat Ibu A masih tinggal di rembangan mereka masih mempercayai

dukun untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mereka. Ibu A juga

melahirkan semua anak-anaknya di dukun beranak. Namun, hal yang

berhubungan dengan penyakit Ibu A yang sekarang keluarga Bp. S justru lebih

percaya kepada tenaga medis. Ketika terkendala oleh keadaan ekonomi mereka

membawa anggota keluarga yang sakit ke penasehat kerohanian (kyai) untuk

mendapatkan kesembuhan. Keluarga Bpk.S lebih memilih untuk ke tenaga

alternative tentunya berdasarkan dengan tingkat kemampuan finansial dari

keluarga yang merasa tidak mampu apabila harus berobat ke rumah sakit, dan

keluarga Bpk.S beranggapan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada

ke tenaga medis.

V. Fungsi Keluarga

26. Fungsi afektif

Keluarga Bp. S adalah keluarga yang harmonis. Mereka memiliki waktu luang

untuk makan malam bersama. Kedekatan dalam keluarga diwujudkan ketika

Page 16: Revisi Dari Roby Nce Zahro

mereka berkumpul di saat semua anggota keluarga berada di rumah. Ibu A dan

Bp. S selalu mengontrol anak dan cucu mereka apabila mereka pulang terlambat,

Bp. S akan berusaha meghubungi anak dan cucu mereka untuk meminta segera

pulang kerumah karena Bp. S tidak ingin anak dan cucunya terjerumus dalam

pergaulan yang tidak baik.

27. Fungsi ekonomi

Bp. S mengatakan bahwa kebutuhan ekonomi keluarga dicukupi oleh Bp. S dan

Ibu A. Pendapatan Bp. S perhari Rp 30.000 digunakan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Pengeluaran sehari-hari keluarga Bp. S, yaitu belanja

untuk makan sehari-hari, uang saku An. A Rp. 3000 – Rp 4000, Arisan

perminggu Rp. 10.000 – Rp. 20.000 dan uang saku cucunya Rp. 1000. Kebutuhan

bulanan seperti tagihan listrik juga menggunakan uang yang diperoleh.

Sedangkan pendapatan Ibu A perhari Rp 26.000 digunakan untuk membiayai

sekolah An. A dengan biaya SPP Rp. 225.000 dan cucunya Rp. 5000. Jika mereka

terkendala oleh uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bp. S,

maka mereka berhutang di toko-toko dekat rumah mereka, dan mereka akan

membayar hutang tersebut setelah mereka memiliki uang. Dalam sehari mereka

dapat makan sebanyak 3 kali.

28. Fungsi reproduksi

Ibu A sampai saat ini masih dalam periode reproduksi aktif dan Ibu A masih

menggunakan alat kontrasepsi dengan jenis pil. Bp. S dan Ibu A mengatakan

mereka sudah tidak tidur dalam satu kamar karena Bp. S tidak tahan dingin,

sedangkan Ibu A selalu menggunakan kipas angin ketika tidur karena beliau

selalu merasa kepanasan dalam tubuhnya. Bp. S mengatakan kepada An. A

bahwa anaknya tidak boleh pacaran dulu agar fokus sekolah, karena Bapak dan

ibunya bersusah payah mencari nafkah untuk membiayai sekolah anaknya.

Page 17: Revisi Dari Roby Nce Zahro

29. Fungsi sosialisasi

Ibu A mengatakan bahwa beliau selalu datang membantu tetangganya apabila

tetangganya memiliki kepentingan seperti contohnya hajatan. Ibu A akan

meminta ijin untuk libur kerja ketika ada tetangganya yang membutuhkan

bantuan seperti contoh yang telah disebutkan. Bp. S juga sering membantu

tetangganya yang membutuhkan bantuan. Keluarga Bp. S juga sering menegur

sapa jika bertemu dengan tetangganya. An. A jarang bermain keluar rumah, lebih

sering teman-temannya datang ke rumahnya untuk bermain saat setelah magrib.

30. Fungsi keperawatan keluarga

a. Mengenal Masalah

Ibu A mengatakan bahwa penyakitnya diderita sejak 7 tahun yang lalu.

Menurut Ibu A, DM adalah kencing manis dan mengerti bahwa pada penderita

DM tidak boleh mengkonsumsi gula. Ibu A mengatakan benar-benar menjaga

makanan dan minuman yang ia konsumsi sehari-hari akan tetapi diit yang

dilakukan hanya berdasarkan gula yang terkandung pada makanan bukan

berdasarkan kebutuhan tubuh. Namun Ibu A beberapa kali terlihat masih

mengkonsumsi jajanan pasar yang manis dari tetangganya Ibu A mengatakan

sering berkeringat pada malam hari dan kaki terasa nyeri. Ibu A juga

mengatakan mengalami nocturia.

Meskipun dalam keadaan sakit, Bp. S dan Ibu A tetap berangkat bekerja untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka saling mendukung untuk menjaga

kesehatan masing-masing anggota keluarga, hanya saja masalah ekonomi

menjadi kendala utama dalam keluarga untuk memenuhi kesehatan anggota

keluarga. Bp. S memiliki masalah kesehatan dengan matanya dan sudah

diperiksakan ke dokter akan tetapi tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut

sedangkan Ibu A dulu sebelum anak kedua meninggal pernah periksa ke

Rumah Sakit dan kontrol kesehatan 1 bulan sekali untuk mengontrol kadar

gula darah Ibu A. Namun, setelah anak kedua meninggal, Ibu A menghentikan

Page 18: Revisi Dari Roby Nce Zahro

pengobatannya karena Ibu A mengatakan jika dia terus melakukan kontrol ke

tenaga kesehatan, banyak larangan atau pantangan yang dianjurkan oleh dokter

sehingga Ibu A merasa takut tidak dapat menikmati hidupnya. Ibu A juga

belum mengetahui bahwa penyakit DM juga merupakan penyakit keturunan.

Bp. S mengalami masalah penglihatan. dari hasil pemeriksaan di poli mata,

diagnose medis untuk Bp. S adalah katarak. namun, Bp. S menyangkal bahwa

penyakitnya bukan katarak. Bp. S mengatakan bahwa Bp. S pernah mengikuti

operasi katarak tetapi di tolak. Untuk itu Bp. S menghentikan pengobatannya

hingga saat ini.

b. Mengambil Keputusan

Keluarga Bp. S belum bisa mengambil keputusan untuk mengatasi

masalahnya. Meskipun Ibu A sudah berusaha menjaga pola hidupnya, tetapi

saat pengkajian tetap ditemukan bahwa kadar gula darah sewaktu Ibu A

melebihi normal.

c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Apabila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Bp. S hanya membeli obat di

apotek tanpa memeriksakan di pelayanan kesehatan. Perawatan yang dilakukan

oleh Ibu A apabila mengalami keringat dingin adalah mandi di malam hari dan

apabila timbul nyeri di kaki adalah memijatnya tanpa bantuan orang lain. Ibu A

mengatakan bahwa setiap harinya Ibu A rutin melakukan suntik insulin. Suntik

Insulin biasanya dilakukan pada pagi dan malam hari atau hanya pada malam hari

dengan dosis sediaan 4 unit/suntik. Insulin dibeli dari apotek dengan

menggunakan JAMKESMAS dengan harga Rp. 120.000 dan dapat dipakai

selama 1 bulan. Ibu A mendapat informasi mengenai insulin bukan dari tenaga

kesehatan langsung, melainkan melalui saudaranya yang juga menderita DM. Ibu

A belum mengetahui secara tepat tentang penggunaan insulin.

Page 19: Revisi Dari Roby Nce Zahro

d. Memodifikasi Lingkungan

Keluarga Bp. S kurang memahami bagaimana lingkungan yang mengurangi

risiko penyakit.

e. Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan

Keluarga Bp. S belum bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Menurut keluarga Bp. S kendala utamanya adalah ekonomi keluarga.

Meskipun keluarga Bp. S sudah menggunakan JAMKESMAS tapi mereka

masih tetap saja mengeluarkan uang untuk memperoleh obat. Sehingga Ibu A

memperoleh obat dari apotik tanpa harus kontrol ke dokter. Ibu A juga

mengatakan bahwa badannya terasa sakit pada saat tidur tapi Ibu A tidak

pernah merepotkan anggota keluarga lain, dan tidak ada tindakan khusus yang

dilakukan Ibu A untuk mengurasi rasa sakit yang dirasakannya.

Keluarga Bp. S mengatakan bahwa keluarganya masih memiliki kebiasaan

untuk mencuci dan mandi di sungai. Namun, apabila cuaca mendung keluarga

menghindari untuk beraktivitas di sungai karena takut air di sungai meluap.

Bp. S mengatakan bahwa dia mengetahui risiko mandi dan mencuci di sungai

dan keluarga Bp. S juga sudah memiliki fasilitas untuk mandi dan mencuci di

rumahnya, namun keluarga Bp. S tetap melakukan aktivitas di sungai

dikarenakan dari penuturannya bahwa air di sungai itu bersih. Selama ini

keluarga Bp. S tidak pernah mengalami penyakit kulit terkait kebiasannya

tersebut, tetapi sudah ada beberapa keluarga yang sudah pernah terserang

penyakit kulit.

Dua minggu yang lalu An H mengatakan sakit perut akibat terlalu banyak

makan mangga, namun An H tidak mengatakan kepada anggota keluarga yang

lain. An. H mengatasi masalah tersebut dengan istirahat dan tidur.

VI. Stress dan Koping Keluarga

31. Stressor jangka pendek

Page 20: Revisi Dari Roby Nce Zahro

Bp. S dan Ibu A mengatakan bahwa tidak ada suatu masalah dalam keluarga

dalam satu tahun terakhir ini. Hanya saja masalah yang dirasa berat yaitu ketika

anak keduanya meninggal dunia 3 tahun yang lalu. Selain itu, yang sempat

menjadi stressor adalah penyakit dari Ibu A dan adanya penurunan fungsi

penglihatan pada Bp. S.

32. Stressor jangka panjang

Bp. S mengatakan bahwa yang menjadi masalah sampai saat ini adalah perceraian

anak pertamanya. Keluarga Bp. S harus mengasuh anak dari anak pertamanya dan

membiayai segala keperluan cucunya tersebut. Anak pertamanya tidak pernah

membantu meringankan beban tanggungan keluarga Bp. S terhadap biaya hidup

An. H.

33. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Bp. S mengatakan bahwa jika ada masalah dengan An. A, hal yang dilakukan

pertma yaitu menasehatinya. Ketika An. A akan pergi keluar rumah, Bp. S selalu

menanyakan kemana, dengan siapa An. A akan pergi sehingga orang tua tidak

khawatir. Bp. S mengatakan bahwa sebelum An B meninggal, keluarga Bp. S

mendapat cobaan berat terkait kondisi An. B. kemudian, yang dilakukan Bp. S

adalah mengembalikan dan berpasrah dengan bersabar dan berharap kepada

Tuhan.

34. Strategi koping yang digunakan

Menurut Ibu A, Bp. S adalah orang yang sabar. Apabila ada masalah mereka

menganggap itu adalah cobaan dari Tuhan dan mengembalikan semuanya ke

Tuhan.

35. Strategi adaptasi disfungsional

Page 21: Revisi Dari Roby Nce Zahro

Bp. S adalah perokok aktif. Bp. S mengetahui risiko dari perilaku merokoknya,

tetapi Bp. S tetap menjadi perokok aktif. Keluarga Bp. S memiliki kebiasaan

mandi dan mencuci di sungai belakang rumah. Keluarga mengetahui risiko

penyakit akibat perilakunya tersebut, tetapi keluarga tetap melakukan

kebiasaannya tersebut. Keluarga Bp. S mengatakan bahwa keluarga memiliki

kebiasaan membuang sampah di bukit dekat rumah.

VII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisikNama Anggota Keluarga

Ibu A Bp. S An. A An. H

1. Penampilan umum

Kesadaran Compos

mentis

Compos

mentis

Compos

mentis

Compos

mentis

Cara berpakaian rapi rapi Rapi rapi

Kebersihan personal Bersih Bersih Bersih Bersih

Postur dan cara

berjalan

Postur tubuh

simetris.

Berjalan tanpa

bantuan

Postur tubuh

simetris.

Berjalan tanpa

bantuan

Postur tubuh

simetris.

Berjalan tanpa

bantuan

Postur tubuh

simetris.

Berjalan tanpa

bantuan

Bentuk dan ukuran

tubuh

Proporsional

sesuai dengan

tinggi badan

TB: 153cm

BB: 47kg

IMT : 20,08

Proporsional

sesuai dengan

tinggi badan

TB: 158cm

BB: 62kg

IMT : 24,89

Proporsional

sesuai dengan

tinggi badan

TB: 169cm

BB: 69kg

IMT : 24,21

Proporsional

sesuai dengan

tinggi badan

TB: 135cm

BB: 29kg

IMT : 17,15

Tanda-tanda vital Tgl : 30

november

Tgl : 30

november

Tgl : 30

november

Tgl : 30

november

Page 22: Revisi Dari Roby Nce Zahro

2012

TD : 130/90

Nadi: 88x/

menit

Suhu: 35.7oC

RR: 24x/min

GDS: 489

2012

TD : 130/80

Nadi: 80x/

menit

Suhu: 36.6oC

RR: 20x/min

GDS: 116

2012

TD : 110/70

Nadi: 68x/

menit

Suhu: 36.7oC

RR: 18x/min

GDS: 130

2012

TD : -

Nadi: 96x/

menit

Suhu: 36.1 oC

RR: 36x/min

2. Status mental dan

cara berbicara:

Status emosi Stabil Stabil Stabil Stabil

Orientasi Dapat

mengenal

waktu, tempat

dan orang

Dapat

mengenal

waktu, tempat

dan orang

Dapat

mengenal

waktu, tempat

dan orang

Dapat

mengenal

waktu, tempat

dan orang

Proses berpikir Tidak loncat-

loncat dalam

berbicara,

terkadang

menyatakan

lupa akan

sesuatu bila

ditanya

Tidak loncat-

loncat dalam

berbicara,

cepat tanggap

dalam

berkomunikasi

Tidak loncat-

loncat dalam

berbicara,

cepat tanggap

dalam

berkomunikasi

Tidak loncat-

loncat dalam

berbicara,

cepat tanggap

dalam

berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan

gerakan dan

lancar

Bicara dengan

gerakan dan

lancar

Bicara dengan

gerakan dan

lancer

Bicara dengan

gerakan dan

lancar

PEMERIKSAAN

KULIT

Kulit terdapat

bercak-bercak

coklat di kulit,

Kulit terlihat

bersih, bebas

dari bau,

Kulit terlihat

bersih, bebas

dari bau,

Kulit terlihat

bersih, bebas

dari bau,

Page 23: Revisi Dari Roby Nce Zahro

ada flek di

wajah, bebas

dari bau,

warna kulit

sawo matang,

tidak ada lesi,

sensitivitas

terhadap

benda tumpul,

tajam baik,

ada bekas luka

di kaki sebelah

kanan.

warna kulit

sawo matang,

tidak ada lesi,

sensitivitas

terhadap

benda tumpul,

tajam baik

warna kulit

sawo matang,

tidak ada lesi,

sensitivitas

terhadap

benda tumpul,

tajam baik,

terlihat ada

bercak-bercak

putih pada

kaki kanan

dan kiri.

warna kulit

sawo matang,

ada luka di

dahi,

sensitivitas

terhadap

benda tumpul,

tajam baik

Kuku Terlihat bersih

terawat, kuku

jempol di

pelihara untuk

mempermudah

pekerjaannya,

CRT < 2 detik

Terlihat agak

kotor dengan

bekas material

bahan

bangunan

akibat

pekerjaannya,

rata, CRT < 2

detik

Terlihat bersih

terawat, rata,

CRT < 2 detik

Terlihat bersih

terawat, rata,

CRT < 2 detik

PEMERIKSAAN

KEPALA

Bentuk dan sensori Muka simetris,

sensori

normal, klien

merasakan

Muka

simetris,

sensori normal

(sensori

Muka

simetris,

sensori

normal, klien

Muka

simetris,

sensori

normal, klien

Page 24: Revisi Dari Roby Nce Zahro

benda tumpul,

tajam (N V),

gerakan pipi,

rahang, alis

simetris

(NVI,VII)

penglihatan

menurun),

klien

merasakan

benda tumpul,

tajam (N V),

gerakan pipi,

alis simetris

(NVI,VII)

merasakan

benda tumpul,

tajam (N V),

gerakan pipi,

rahang, alis

simetris

(NVI,VII)

merasakan

benda tumpul,

tajam (N V),

gerakan pipi,

rahang, alis

simetris

(NVI,VII)

Rambut Rambut dan

kulit kepala

bersih, warna

hitam.

Distribusi

menyebar rata,

rambut rontok,

rambut mulai

berkurang

Rambut dan

kulit kepala

bersih, warna

hitam

beberapa

sudah

memutih.

Tebal,

Distribusi

menyebar rata,

mudah dicabut

Rambut dan

kulit kepala

bersih, warna

hitam, tebal,

Distribusi

menyebar rata,

tidak mudah

dicabut

Rambut dan

kulit kepala

bersih, warna

hitam.

Distribusi

menyebar rata,

tidak mudah

dicabut

Mata Isokor, bola

mata dapat

mengikuti

arah gerakkan

tangan

pemeriksa,

tidak ada nyeri

tekan, reaksi

Isokor, bola

mata dapat

mengikuti

arah gerakkan

tangan

pemeriksa,

tidak ada nyeri

tekan, reaksi

Isokor, bola

mata dapat

mengikuti

arah gerakkan

tangan

pemeriksa,

tidak ada nyeri

tekan, reaksi

Isokor, bola

mata dapat

mengikuti

arah gerakkan

tangan

pemeriksa,

tidak ada nyeri

tekan, reaksi

Page 25: Revisi Dari Roby Nce Zahro

cahaya +/+,

konjungtiva

tidak anemis,

kornea tidak

ikhterik, tidak

memakai kaca

mata

cahaya +/+,

konjungtiva

tidak anemis,

kornea tidak

ikhterik,

memakai kaca

mata

Bp. S

mengatakan

mata terasa

panas dan

berat, tes

snellen

didapatkan

visus

5/6 8%

cahaya +/+,

konjungtiva

tidak anemis,

kornea tidak

ikhterik, tidak

memakai kaca

mata

cahaya +/+,

konjungtiva

tidak anemis,

kornea tidak

ikhterik, tidak

memakai kaca

mata

Hidung Bentuk

simetris,

warna kulit

sama dengan

kulit

sekitarnya,

tidak terdapat

lesi dan ada

cairan jika

pagi (lendir

bening),

mukosa

Bentuk

simetris,

warna kulit

sama dengan

kulit

sekitarnya,

tidak terdapat

lesi atau

cairan,

mukosa

hidung

lembab,

Bentuk

simetris,

warna kulit

sama dengan

kulit

sekitarnya,

tidak terdapat

lesi atau

cairan,

mukosa

hidung

lembab,

Bentuk

simetris,

warna kulit

sama dengan

kulit

sekitarnya,

tidak terdapat

lesi atau

cairan,

mukosa

hidung

lembab,

Page 26: Revisi Dari Roby Nce Zahro

hidung

lembab,

terdapat bulu

hidung, uji

penciuman

baik (N I)

terdapat bulu

hidung, uji

penciuman

baik (N I)

terdapat bulu

hidung, uji

penciuman

baik (N I)

terdapat bulu

hidung, uji

penciuman

baik (N I)

Telinga Daun telinga

simetris kiri

dan kanan,

bersih, tidak

ada benjolan,

tidak bengkak,

tidak ada nyeri

tekan pada

masteudeus,

ada serumen,

gendang

telinga

berwarna abu-

abu putih,

klien dapat

mendengar

dengan baik

Daun telinga

simetris kiri

dan kanan,

bersih, tidak

ada benjolan,

tidak bengkak,

tidak ada nyeri

tekan pada

masteudeus,

ada serumen,

gendang

telinga

berwarna abu-

abu putih,

klien

mengatakan

sudah

mengalami

penurunan

pendengaran

Daun telinga

simetris kiri

dan kanan,

bersih, tidak

ada benjolan,

tidak bengkak,

tidak ada nyeri

tekan pada

masteudeus,

ada serumen,

gendang

telinga

berwarna abu-

abu putih,

klien dapat

mendengar

dengan baik

Daun telinga

simetris kiri

dan kanan,

bersih, tidak

ada benjolan,

tidak bengkak,

tidak ada nyeri

tekan pada

masteudeus,

ada serumen,

gendang

telinga

berwarna abu-

abu putih,

klien dapat

mendengar

dengan baik

Mulut Bibir simetris,

mukosa

Bibir tidak

simetris saat

Bibir simetris,

mukosa

Bibir simetris,

mukosa

Page 27: Revisi Dari Roby Nce Zahro

lembab, lidah

simetris, dapat

bergerak ke

kiri dan kanan

(N XII) tidak

pucat, lidah

dapat

merasakan

asam, manis,

asin dengan

baik, gigi

tanggal 7.

bicara,

mukosa

lembab, lidah

simetris, dapat

bergerak ke

kiri dan kanan

(N XII) tidak

pucat, lidah

dapat

merasakan

asam, manis,

asin dengan

baik.

lembab, lidah

simetris, dapat

bergerak ke

kiri dan kanan

(N XII) tidak

pucat, lidah

dapat

merasakan

asam, manis,

asin dengan

baik, gigi

berlubang

kanan atas

lembab, lidah

simetris, dapat

bergerak ke

kiri dan kanan

(N XII) tidak

pucat, lidah

dapat

merasakan

asam, manis,

asin dengan

baik, gigi

tanggal 1 atas

kiri

Leher Simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

perbesaran

JVP, tiroid.

Dapat

bergerak

proporsional

ke kiri, kanan,

atas, dan

bawah serta

diputar

Simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

perbesaran

JVP, tiroid.

Dapat

bergerak

proporsional

ke kiri, kanan,

atas, dan

bawah serta

diputar

Simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

perbesaran

JVP, tiroid.

Dapat

bergerak

proporsional

ke kiri, kanan,

atas, dan

bawah serta

diputar

Simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

perbesaran

JVP, tiroid.

Dapat

bergerak

proporsional

ke kiri, kanan,

atas, dan

bawah serta

diputar

Dada(pernapasan) Simetris,

warna sama

Simetris,

warna sama

Simetris,

warna sama

Simetris,

warna sama

Page 28: Revisi Dari Roby Nce Zahro

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan

abnormal,

dapat bergerak

seimbang ke

atas ke bawah,

tactil fremitus

sama kiri dan

kanan,

vesikuler,

tidak terdapat

suara

tambahan

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan

abnormal,

dapat bergerak

seimbang ke

atas ke bawah,

tactil fremitus

sama kiri dan

kanan,

vesikuler,

tidak terdapat

suara

tambahan

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan

abnormal,

dapat bergerak

seimbang ke

atas ke bawah,

tactil fremitus

sama kiri dan

kanan,

vesikuler,

tidak terdapat

suara

tambahan

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan

abnormal,

dapat bergerak

seimbang ke

atas ke bawah,

tactil fremitus

sama kiri dan

kanan,

vesikuler,

tidak terdapat

suara

tambahan

Dada(Cardiovaskuler) Tidak terdapat

tonjolan dan

massa,

interkostae

rata, BJ 1 dan

BJ 2 normal,

tidak terdapat

mur-mur

Tidak terdapat

tonjolan dan

massa,

interkostae

rata, BJ 1 dan

BJ 2 normal,

tidak terdapat

mur-mur

Tidak terdapat

tonjolan dan

massa,

interkostae

rata, BJ 1 dan

BJ 2 normal,

tidak terdapat

mur-mur

Tidak terdapat

tonjolan dan

massa,

interkostae

rata, BJ 1 dan

BJ 2 normal,

tidak terdapat

mur-mur

PERUT Inspeksi: perut

datar, warna

sama dengan

kulit

Inspeksi: perut

datar, warna

sama dengan

kulit

Inspeksi: perut

datar, warna

sama dengan

kulit

Inspeksi: perut

datar, warna

sama dengan

kulit

Palpasi: perut

terasa lemas,

Palpasi: perut

terasa lemas,

Palpasi: perut

terasa lemas,

Palpasi: perut

terasa lemas,

Page 29: Revisi Dari Roby Nce Zahro

tidak terdapat

nyeri tekan,

tidak teraba

massa, hepar

tidak teraba

tidak terdapat

nyeri tekan,

tidak teraba

massa, hepar

tidak teraba

tidak terdapat

nyeri tekan,

tidak teraba

massa, hepar

tidak teraba

tidak terdapat

nyeri tekan,

tidak teraba

massa, hepar

tidak teraba

Perkusi:

timpani

Perkusi:

timpani

Perkusi:

timpani

Perkusi:

timpani

GENETALIA DAN

ANUS

Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

EKSTREMITAS

Ekstremitas atas dan

bawah

Bahu simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan, dapat

mengangkat

dan menahan

beban dengan

baik, reflek

brachioradialis

normal kiri

dan kanan,

reflex patella

normal kiri

dan kanan,

kekuatan otot:

Bahu simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan, dapat

mengangkat

dan menahan

beban dengan

baik, reflek

brachioradialis

normal kiri

dan kanan,

reflex patella

normal kiri

dan kanan,

kekuatan otot:

Bahu simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan, dapat

mengangkat

dan menahan

beban dengan

baik, reflek

brachioradialis

normal kiri

dan kanan,

reflex patella

normal kiri

dan kanan,

kekuatan otot:

Bahu simetris,

warna sama

dengan kulit,

tidak terdapat

tonjolan, dapat

mengangkat

dan menahan

beban dengan

baik, reflek

brachioradialis

normal kiri

dan kanan,

reflex patella

normal kiri

dan kanan,

kekuatan otot:

555 555 555 555 555 555 555 555

555 555 555 555 555 555 555 555

Page 30: Revisi Dari Roby Nce Zahro

Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik:

Ibu A

Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, memiliki postur tubuh simetris.

Dapat berjalan tanpa bantuan dan berbicara dengan lancar langsung tanggap. Terlihat

ada bekas luka pada kaki sebelah kanan.

Bp. S

Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, memiliki postur tubuh simetris.

Dapat berjalan tanpa bantuan dan berbicara dengan lancar langsung tanggap tetapi

mulutnya tidak simetris ketika berbicara. Fungsi penglihatan mulai menurun.

An. A

Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, memiliki postur tubuh simetris.

Dapat berjalan tanpa bantuan dan berbicara dengan lancar langsung tanggap dan tidak

ada kelainan pada organ tubuh. Terlihat ada bercak putih pada kaki kanan dan kiri.

An. H

Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, memiliki postur tubuh simetris.

Dapat berjalan tanpa bantuan dan berbicara dengan lancar langsung tanggap, dan

tidak ada kelainan pada organ tubuh. Pada dahi sebelah kiri ada luka akibat bermain

dengan teman.

VIII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

Keluarga berharap mahasiswa dapat membantu menyelasikan masalah

kesehatan yang dikeluhkan oleh Bp. S dan Ibu A. Bp. S berharap adanya

Page 31: Revisi Dari Roby Nce Zahro

perbaikan fungsi penglihatan dari Bp. S dan Ibu A berharap penyakitnya dapat

sembuh dengan bantuan dari Mahasiswa.

Page 32: Revisi Dari Roby Nce Zahro

2. Analisa Data

No. Data Masalah Penyebab

1 Data Subyektif:

Keluarga Bp. S

mengatakan bahwa

keluarganya masih

memiliki kebiasaan

untuk mencuci dan

mandi di sungai

Bp. S mengatakan

bahwa dia mengetahui

risiko mandi dan

mencuci di sungai dan

keluarga Bp. S juga

sudah memiliki fasilitas

untuk mandi dan

mencuci di rumahnya,

namun keluarga Bp. S

tetap melakukan

aktivitas di sungai

dikarenakan dari

penuturannya bahwa air

di sungai itu bersih

Bp. S mengatakan

mengetahui risiko dari

perilaku merokoknya,

tetapi Bp. S tetap

Manajemen Kesehatan

tidak Efektif pada

keluarga Bp. S dalam

hal perilaku

disfungsional keluarga

Kurangnya

pemahaman dan

kesadaran keluarga

terhadap praktik

perilaku kesehatan

dasar;

Persepsi yang salah

terhadap air sungai

yang dianggap bersih;

Perilaku membuang

sampah yang tidak

tepat;

Page 33: Revisi Dari Roby Nce Zahro

menjadi perokok aktif

Keluarga Bp. S

mengatakan bahwa

keluarga memiliki

kebiasaan membuang

sampah di bukit dekat

rumah

Data Objektif

Bp. S menunjukkan

perilaku disfungsional

yaitu merokok.

Selama ini keluarga Bp.

S tidak pernah

mengalami penyakit

kulit terkait kebiasannya

tersebut, tetapi sudah

ada beberapa keluarga

yang sudah pernah

terserang penyakit kulit

2 Data Subjektif

Ibu A mengatakan belum

mengetahui bahwa

penyakit DM merupakan

penyakit keturunan

Ibu A mengatakan bahwa

dia hanya mengetahui

DM hanya sebatas bahwa

DM adalah kencing

Penatalaksanaan

program terapeutik

keluarga khususnya

Ibu A tidak efektif

dalam hal diit, terapi

insulin dan perawatan

kaki.

Ketidakmampuan

keluarga memberi

perawatan pada

anggota keluarga

yang memiliki

masalah kesehatan;

Ketidaktahuan

anggota keluarga

terhadap keluhan

Page 34: Revisi Dari Roby Nce Zahro

manis dan tidak boleh

mengkonsumsi gula

berlebih

Ibu A tidak mengetahui

penyebab keringat di

malam hari dan nyeri di

kakinya pada malam hari.

Data Objektif

Ibu A sudah biasa untuk

menyuntikkan insulin

untuk mengatasi

penyakitnya

Ibu A mengalami

Nocturia

Ibu A menyuntikkan

insulin pada pagi dan

malam hari atau hanya

malam hari. Dosis yang

disuntikkan sebanyak 4

unit/injeksi

Ibu A mengetahui cara

menyuntik insulin bukan

dari tenaga medis,

melainkan dari

saudaranya yang juga

menderita DM. Ibu A

belum mengetahui secara

tepat tentang terapi

yang dirasakan oleh

anggota keluarga

yang sakit;

Ketidaktahuan

keluarga mengenai

program terapeutik

yang tepat dan sesuai

program;

Page 35: Revisi Dari Roby Nce Zahro

insulin.

Ibu A beberapa kali

terlihat masih

mengkonsumsi jajanan

pasar yang manis dari

tetangganya

3 Data Subjektif

Bp. S mengatakan bahwa

sudah 3 tahun ini

mengalami gangguan

penglihatan.

Bp. S mengatakan

awalnya matanya sering

terkena keringat saat

bekerja. Matanya terasa

perih dan lama-kelamaan

terjadi penurunan

penglihatan

Data Objektif

Bp. S saat ini bekerja

sebagai kuli bangunan.

Sebelumnya Bp. S

bekerja sebagai tukang

becak di daerah P.

Pekerjaan sebagai tukang

becak sudah

ditinggalkannya karena

terjadi penurunan fungsi

Gangguan persepsi

sensori (penglihatan)

pada Bp. S

Perubahan ketajaman

sensori (penglihatan);

perubahan dalam

kebiasaan merespon

stimulus

Page 36: Revisi Dari Roby Nce Zahro

penglihatan pada Bp. S

sehingga Bp. S

memutuskan untuk

mencari pekerjaan lain

Visus 5/6 8%

Memakai Kacamata

dari hasil diagnosa medis

yang di dapatkan paa

pemeriksaan Bp. S di poli

mata tahun 2009 adalah

katarak.

4 Data Subjektif

Bp. S mengatakan hal

yang berhubungan

dengan penyakit Ibu A

yang sekarang keluarga

Bp. S justru lebih percaya

kepada tenaga medis.

Ketika terkendala oleh

keadaan ekonomi mereka

membawa anggota

keluarga yang sakit ke

penasehat kerohanian

(kyai) untuk

mendapatkan

kesembuhan.

Menurut keluarga Bp. S

kendala utamanya adalah

Perilaku pencarian

pelayanan kesehatan

Pada keluarga Bapak S

tidak efektif

ekonomi keluarga;

keluarga kurang

merasakan masalah

yang terjadi dalam

keluarga.

Page 37: Revisi Dari Roby Nce Zahro

ekonomi keluarga.

Meskipun keluarga Bp. S

sudah menggunakan

JAMKESMAS tapi

mereka masih tetap saja

mengeluarkan uang untuk

memperoleh obat.

Sehingga Ibu A

memperoleh obat dari

apotik tanpa harus

kontrol ke dokter.

Ibu A dulu sebelum anak

kedua meninggal pernah

periksa ke Rumah Sakit

dan kontrol kesehatan 1

bulan sekali untuk

mengontrol kadar gula

darah Ibu A. Namun,

setelah anak kedua

meninggal, Ibu A

menghentikan

pengobatannya karena

Ibu A mengatakan jika

dia terus melakukan

kontrol ke tenaga

kesehatan, banyak

larangan atau pantangan

yang dianjurkan oleh

Page 38: Revisi Dari Roby Nce Zahro

dokter sehingga Ibu A

merasa takut tidak dapat

menikmati hidupnya

Data Objektif

Meskipun Ibu A sudah

berusaha menjaga pola

hidupnya, tetapi saat

pengkajian tetap

ditemukan bahwa kadar

gula darah sewaktu Ibu A

melebihi normal

ada obat-obatan yang

dibeli oleh keluarga Bp. S

yang dibeli diapotik

Page 39: Revisi Dari Roby Nce Zahro

3. Prioritas Masalah

a. Manajemen Kesehatan tidak Efektif pada keluarga Bp. S dalam hal perilaku

disfungsional keluarga berhubungan dengan Kurangnya pemahaman dan

kesadaran keluarga terhadap praktik perilaku kesehatan dasar

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah:

Ancaman

2/3 X 1 2/3 Masalah merupakan

ancaman. Keluarga saat ini

masih melakukan kebiasaan

yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan.

Perilaku yang ditunjukkan

adalah merokok dan masih

melakukan aktivitas mandi

dan mencuci di sungai

Kemungkinan

masalah dapat

dirubah: mudah

2/2 X 2 2 Keluarga sebenarnya sudah

memiliki tempat untuk

mencuci dan mandi di

rumahnya. Sumber air yang

digunakan adalah sumur

Potensial masalah

dapat dicegah:

cukup

2/3 X 1 2/3 Keluarga Bp. S tidak selalu

memanfaatkan sungai untuk

keperluan mandi dan

mencucinya. Mereka

memanfaatkan sungai

ketika cuaca tidak

mendung.

Menonjolnya 1/2 X 1 1/2 Keluarga mengatakan ada

Page 40: Revisi Dari Roby Nce Zahro

masalah: masalah

dirasakan tetapi

tidak harus segera

ditangani

beberapa tetangga yang

terserang penyakit kulit

ketika malakukan aktivitas

di sungai. Keluarga

memang tidak pernah

terserang penyakit sejenis

tetapi dirasakan perlu untuk

merubah perilakunya.

Total skor 23/6

b. Penatalaksanaan program terapeutik keluarga khususnya Ibu A tidak efektif

dalam hal diit, terapi insulin dan perawatan kaki berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada keluarga yang memiliki

masalah kesehatan

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah:

Ancaman

2/3 X 1 2/3 Masalah merupakan

ancaman. Ibu A

mengatakan bahwa dia tahu

DM adalah kencing manis

dan harus menghindari

makanan yang mengandung

gula akan tetapi Ibu A

mengakatakan dia tidak

tahu bagaimana mengatur

diit yang benar sesuai

kebutuhan sehingga gula

darahnya terus naik.

Kemungkinan 2/2 X 2 2 Ibu A mengatakan sudah

Page 41: Revisi Dari Roby Nce Zahro

masalah dapat

diubah: mudah

mengurangi makanan yang

yang mengandung gula

akan tetapi setiap kali

makan, apapun yang

disajikan untuk makan

keluarga, Ibu A juga

memakannya. Ibu A juga

mengatakan tidak pernah

melakukan olah raga

khusus untuk DM.

Potensial masalah

dapat dicegah:

tinggi

3/3 X 1 1 Ibu A mengatakan tidak

pernah diberi pendidikan

secara mendetail tentang

penyakitnya, dia hanya tahu

bahwa DM tidak boleh

makan yang manis-manis.

Menonjolnya

masalah: masalah

dirasakan dan harus

segera ditangani

2/2 X 1 1 Ibu A mengatakan bahwa

dia ingin penyakitnya

sembuh dan tidak ingin

sakit berkelanjutan.

Total Skor 14/3

c. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) pada Bp. S berhubungan dengan

Perubahan ketajaman sensori (penglihatan); perubahan dalam kebiasaan

merespon stimulus

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah:

Aktual

3/3 X 1 1 Bp.S mengatakan bahwa

dia berpindah profesi

Page 42: Revisi Dari Roby Nce Zahro

sebagai kuli bangunan

karena penglihatannya

sudah mulai menurun akan

tetapi resiko ditempat kerja

juga mengancam karena

penglitananya agak kabur

meskipun sudah memakai

kaca mata.

Kemungkinan

masalah dapat

diubah: mudah

2/2 X 2 2 Bp. S sudah memeriksakan

masalahnya ke dokter akan

tetapi Bp. S tidak

melakukan pemeriksaan

lebih lanjut. Bp. S

mengatakan bersedia untuk

menjalani pengobatan

ataupun operasi untuk

matanya.

Potensial masalah

dapat dicegah:

tinggi

3/3 X 1 1 Bp. S menggunakan kaca

mata kemanapun dia pergi

dan kacamata tersebut

sedikit membantu

memperbaiki penglihatan

Bp. S. Berdasarkan

pemeriksaan tes snellen,

visunya 5/6 8%

Menonjolnya

masalah: masalah

dirasakan dan harus

2/2 X 1 1 Bp. S mengatakan dia ingin

melihat dengan normal agar

bisa bekerja terus untuk

Page 43: Revisi Dari Roby Nce Zahro

segera ditangani mencukupi keunagan

keluarganya.

Total Skor 5

d. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan pada keluarga Bapak S tidak efektif

berhubungan dengan ekonomi keluarga; keluarga kurang merasakan masalah

yang terjadi dalam keluarga.

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah:

Ancaman

2/3 X 1 2/3 Keluarga Bp. S mengatakan

bahwa sudah memeriksakan

Ibu A ke tenaga medis akan

tetapi biaya yang

dikeluarkan banyak

sedangkan keungan mereka

hanya bisa digunakan untuk

kehidupan sehari-hari

sehingga ketika ada

masalah mereka mencari

alternative lain seperti

membeli obat diapotik

tanpa harus ke tenaga

medis.

Kemungkinan

masalah dapat

dirubah: sebagian

1/2 X 2 ½ Keluarga Bp. S membeli

obat untuk Ibu A di apotek

dan ibu A rutin

mengkonsumsinya akan

tetapi gula darah Ibu A

tetap saja naik sehingga

Page 44: Revisi Dari Roby Nce Zahro

pada saat ibu A sakit pada

kakinya, Bp S justru

mengantarkannya ke kyai

karena keluarga tidak

memiliki biaya untuk pergi

ke pelayanan kesehatan

Potensial masalah

dapat dicegah:

cukup

2/3 X 1 2/3 Bp. S tidak meminta Ibu A

untuk melakukan control

lagi ke dokter dikarenakan

ekonomi yang mereka

miliki tidak cukup

meskipun memakai

JAMKESMAS

Menonjolnya

masalah: masalah

dirasakan tetapi

tidak harus segera

ditangani

1/2 X 1 ½ Bp. S mengatakan bingung

harus bagaimana. Bp S

menginginkan istrinya

sembuh akan tetapi biaya

yang mereka harus

tanggung dirasa berat

sedangkan untuk kebutuhan

sehari-hari saja pas-pasan

Total Skor 7/3

Page 45: Revisi Dari Roby Nce Zahro

NoDx Keperawatan

Keluarga

Tujuan Kriteria EvaluasiRencana Tindakan

Umum Khusus Kriteria Standart

1. Gangguan persepsi

sensori (penglihatan)

pada Bp.S dalam hal

perilaku

disfungsional

keluarga

berhubungan dengan

Perubahan ketajaman

sensori

(penglihatan);

perubahan dalam

kebiasaan merespon

stimulus

.

Setelah

dilakukan 5

kali

kunjungan

rumah,

diharapkan

persepsi

sensori

(penglihatan)

pada Bp.S

dapat

berfungsi

optimal

1.Setelah

dilakukan 1

Kali

kunjungan

selama 60

menit,

diharapkan

keluarga

mengetahui

konsep dasar

penyakit

Katarak

1.1

menjelaskan

pengertian

Katarak

Katarak adalah

penurunan progresif

kejernihan lensa

1.1.1 Diskusikan pengertian

katarak

1.1.2 Anjurkan keluarga

menjelaskan kembali

1.1.3 Beri pujian atas

kemampuan keluarga

1.2

menjelaskan

penyebab

Katarak

Salah satu penyebab

katarak yaitu

pajanan terhadap

sinar matahari

selama hidup dan

predisposisi

1.2.1 identifikasi bersama

penyebab katarak

1.2.2 anjurkan keluarga

menjelaskan kembali

1.2.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 46: Revisi Dari Roby Nce Zahro

herediter.

1.3

menjelaskan

tanda dan

gejala katarak

Tanda gejala katarak

yaitu penurunan

ketajaman

penglihatan secara

progresif,terjadi

kekaburan

penglihatan, silau,

dan hilangnya

persepsi warna.

1.3.1 identifikasi bersama

tanda dan gejala katarak

1.3.2 anjurkan keluarga untuk

menjelaskan kembali

1.3.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

1.4

menjelaskan

pencegahan

katarak

Cara pencegahan

penyakit katarak

yang dapat

dilakukan adalah

dengan menjaga

penyakit yang

memiliki hubungan

dengan katarak dan

sebaiknya

menghindari faktor

yang mempercepat

terbentuknya

1.4.1 identifikasi bersama

pencegahan katarak

1.4.2 anjurkan keluarga untuk

menjelaskan kembali

1.4.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 47: Revisi Dari Roby Nce Zahro

penyakit katarak.

Salah satu yang

dapat dilakukan

adalah

menggunakan

kacamata hitam

diluar ruangan untuk

menghindari sinar

ultraviolet. Selain

itu, ada baiknya juga

menghentikan

merokok.

1.5

menjelaskan

pengobatan

tentang katarak

Penderita dianjurkan

untuk memakai

kacamata. Apabila

tidak bisa, maka

dilakukan

pembedahan yang

terdiri dari

pengangkatan lensa

dan penggantian

lensa dengan lensa

1.5.1 diskusikan tentan

pengobatan katarak

1.5.2 jelaskan tahap-tahap

pembedahan katarak

1.5.3 jelaskan efektivitas

pengobatan katarak

1.5.4 anjurkan keluarga untuk

mengungkapkan kembali

1.5.5 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 48: Revisi Dari Roby Nce Zahro

buatan

2. Setelah

dilakukan 1

Kali

kunjungan

selama 60

menit,

diharapkan

keluarga Bp.

S mampu

mengetahui

dan

mengelola

lingkungan

yang aman

2.2 Memantau

adanya barang-

barang yang

membahayakan

di lingkungan

Lingkungan yang

aman akan

meminimalkan

risiko jatuh.

Lingkungan yang

aman harus bebas

dari barang-barang

dan hal-hal yang

membahayakan.

2.2.1 Identifikasi dan

diskusikan bersama

tentang lingkungan rumah

dan benda-benda yang

membahayakan di

lingkungan rumah.

2.2.2 modifikasi lingkungan

tempat tinggal dari

barang-barang yang yang

membahayakan klien.

2.2.3 orientasikan klien

terhadap lingkungan baru

hasil dari modifikasi.

2.3 memberi

informasi

kepada anggota

keluarga untuk

tidak

memindahkan

barang di

Oriantasi yang

sudah dihasilkan

sebelumnya harus

dipertahankan.

Keluarga harus

memahami kondisi

ini untuk

2.3.1 anjurkan keluarga untuk

mendukung program

modifikasi lingkungan

untuk klien

2.3.2 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 49: Revisi Dari Roby Nce Zahro

dalam rumah keselamatan klien

3.Setelah

dilakukan 1

kali

kunjungan

selama 60

menit,

diharapkan

keluarga Bp.

S mampu

memilih

pelayanan

kesehatan

untuk

penyembuha

n matanya

3.1 jelaskan

kembali cara

pengobatan

katarak

Penderita dianjurkan

untuk memakai

kacamata. Apabila

tidak bisa, maka

dilakukan

pembedahan yang

terdiri dari

pengangkatan lensa

dan penggantian

lensa dengan lensa

buatan

3.1.1 diskusikan dengan

keluarga tentang

pengobatan klien

3.1.2 jelaskan tahap-tahap

pembedahan katarak

3.1.3 jelaskan efektivitas

pengobatan katarak

3.1.4 anjurkan keluarga untuk

mengungkapkan kembali

3.1.5 beri pujian atas

kemampuan keluarga

3.2

menjelaskan

kegunaan kartu

jamkesmas

Jamkesmas

mempunyai fungsi

utama, yaitu untuk

memberi

3.2.1 Beri penjelasan kepada

keluarga tentang fungsi

jamkesmas

3.2.2 Identifikasi apa kendala

Page 50: Revisi Dari Roby Nce Zahro

pada keluarga perlindungan

kepada peserta

Jamkesmas dalam

bentuk pemeliharaan

kesehatan paripurna

dengan sistem

jaminan

kesehatanyang

terkendali, baik

mutu maupun

biayanya

penerapan jamkesmas

bagi keluarga

3.2.3 identifikasi solusi untuk

kendala tersebut

3.3

menggunakan

fasilitas

pelayanan

kesehatan

Kunjungan tidak

terencana kunjungan

keluarga ke fasilitas

kesehatan untuk

membawa anggota

keluarga berobat

atau periksa atau

konsultasi

3.3.1 motivasi klien untuk

menggunakan fasilitas

kesehatan dengan tujuan

pengobatan

3.3.2 Evaluasi penyalahgunaan

fasilitas kesehatan oleh

oleh keluarga.

3.3

menggunakan

pelayanan

Kunjungan tidak

terencana kunjungan

keluarga ke fasilitas

3.3.1 motivasi klien untuk

menggunakan fasilitas

kesehatan dengan tujuan

Page 51: Revisi Dari Roby Nce Zahro

fasilitas

kesehatan

kesehatan untuk

membawa anggota

keluarga berobat

atau periksa atau

konsultasi

pengobatan

3.3.2 Evaluasi penyalahgunaan

fasilitas kesehatan oleh

oleh keluarga.

3.3 bantu

keluarga

memilih

pengobatan

yang tepat

Pengobatan dapat

ditawarkan kepada

keluarga untuk

mengatasi masalah

klien.

3.3.1 dampingi klien untuk

menggunakan fasilitas

kesehatan dengan tujuan

pengobatan

4. Setelah

dilakukan

1 kali

kunjungan

selama 30

menit,

diharapkan

keluarga

Bp. S

mampu

mengambil

4.1 cara

perawatan

mata penderita

katarak

Secara medis untuk

mengobati katarak

adalah dengan

operasi dengan cara

lapisan mata

diangkat dan diganti

dengan lensa mata

yang baru ( buatan /

lensa intraokuler ).

Namun operasi

tersebut tidak

4.1.1 Jelaskan tentang

perawatan mata klien

4.1.2 anjurkan klien untuk

mengungkapkan kembali

4.1.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 52: Revisi Dari Roby Nce Zahro

keputusan

untuk

melakukan

perawatan

mata

menjamin 100 %

sembuh. Adapula

operasi dengan

menggunakan sinar

laser. Semua cara

pengobatan atau

langkah dengan

operasi semua

bergantung pada

kemampuan

ekonomi pasien itu

sendiri, karena

operasi mata katarak

ini membutuhkan

biaya yang cukup

banyak dan mahal.

Selain itu pasien

yang telah

melakukan operasi

mata katarak, harus

menggunakan

kacamata pelindung

Page 53: Revisi Dari Roby Nce Zahro

mata diganti dengan

menggunakan

kacamata hitam dari

plastik setelah 2-3

selesai operasi,

kacamata tersebut

dikenakan ketika

anda hendak tidur.

Masa perawatan

untuk pemulihan

kembali mata pasca

operasi

membutuhkan waktu

paling lama 1 – 1,5

bulan dan paling

singkat adalah 1

minggu.

NoDx Keperawatan

Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan

Umum Khusus Kriteria Standart

2 Penatalaksanaan

program terapeutik

Setelah

dilakukan 2

1. Setelah

dilakukan 1

1.1 menjelaskan

pengertian DM

Diabetes melitus

adalah gangguan

1.1.1 Diskusikan dengan

keluarga tentang

Page 54: Revisi Dari Roby Nce Zahro

keluarga khususnya

Ibu A tidak efektif

dalam hal diit, terapi

insulin dan

perawatan kaki

berhubungan dengan

ketidakmampuan

kelurga mengenal

dan mengetahui

penyakitnya.

kali

kunjungan

rumah,

program

terapeutik Ibu

A dapat

efektif

Kali kunjungan

selama 30

menit,

diharapkan

keluarga

mengetahui

konsep dasar

penyakit DM

metabolik kronik

yang tidak dapat

disembuhkan, tetapi

dapat dikontrol

yang

dikarakteristikan

dengan ketidak ade

kuatan penggunaan

insulin (Barbara

Engram; 1999, 532)

pengertian penyakit DM

1.1.2 Anjurkan keluarga untuk

mengungkapkan kembali

1.1.3 Beri pujian atas

kemampuan keluarga

1.2 menjelaskan

penyebab

terjadinya DM

Insulin Dependent

Diabetes Mellitus

(IDDM ) atau

Diabetes Melitus

Tergantung Insulin

( DMTI ) di

sebabkan oleh

destruksi sel beta

pulau lengerhands

akibat proses

autoimun.

Sedangkan Non

1.2.1 identifikasi bersama

keluarga penyebab DM

1.2.2 gali faktor risiko yang

ada pada keluarga

1.2.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 55: Revisi Dari Roby Nce Zahro

Insulin Dependent

Diabetes Melitus

( NIDDM ) atau

Diabetes Melitus

Tidak Tergantung

Insulin ( DMTTI )

disebabkan

kegagalan relatif sel

beta dan resistensi

insulin.

1.3 menjelaskan

tanda dan gejala

DM

1.3.1 Keluhan

Klasik: “Trias P”

(Poliuria,

poolidipsi, polifagi)

1.3.2 Penurunan

BB dan rasa lemah

1.3.1 Diskusikan dengan

keluarga tanda dan gejala

DM

1.3.2 beri penjelasanan

mekanisme terjadinya

gejala

1.3.3 identifikasi bersama

keluarga tanda dan gejala

yang ada pada penderita

1.3.4 beri pujian atas

kemampuan keluarga

1.4 menjelaskan A. Komplikasi akut 1.4.1 Galih pengetahuan

Page 56: Revisi Dari Roby Nce Zahro

komplikasi DM dapat berupa :

1.Hipoglikemia

2.Keto Asidosis

Diabetika (KAD)

3.Koma Lakto

Asidosis.

4.Koma

Hiperosmolar Non

Ketotik

B. Komplikasi

kronis :

1.Makroangiopati

2. Mikroangiopati

3. Neuropati

keluarga mengenai

komplikasi DM

1.4.2 beri penjelasanan

mekanisme terjadinya

komplikasi

1.4.3 identifikasi bersama

keluarga tanda dan gejala

yang ada pada penderita

1.4.4 beri pujian atas

kemampuan keluarga

1.5 menjelaskan

diit pada

penderita DM

Diit menggunakan

prinsip 3J yaitu,

jumlah kalori,

jadwal makan, dan

jenis makanan.

Intervensi gizi yang

efektif (Downwer,

Modifikasi Perilaku

1.5.1 Identifikasi bersama

keluarga tentang pola

kebutuhan diit pada

pasien DM

1.5.2 beri penjelasanan tentang

pola kebutuhan diit yang

Page 57: Revisi Dari Roby Nce Zahro

2001) :

1) kontrol

glukosa darah,

lipid darah, A1C,

kontrol tekanan

darah, kontrol

berat badan

2) Memicu

pegurangan

penggunaan

obat-obatan

3) frekuensi

hipoglikemia

<<<

4) Hospitalisas

i <<<

pembiayaan <<<

5) Kualitas

hidup pasien >>>

seharusnya diberikan

pada pasien DM

1.5.3 Anjurkan keluarga

mengungkapkan kembali

1.5.4 Tunjukkan gambar dan

food model pada keluarga

untuk memperjelas

penjelasan yang

diberikan

1.5.5 Susun jadwal menu pola

diit seimbang bersama

pasien dan keluarga

1.5.6 Pantau kepatuhan

keluarga dalam

menyusun jadwal

1.5.7 Beri pujian atas

kemampuan keluarga

1.6 menjelaskan

pencegahan dan

1.6.1 Pencegahan

Beberapa

1.6.1 Galih pengetahuan

keluarga mengenai cara

Page 58: Revisi Dari Roby Nce Zahro

pengobatan DM pencegahan pada

penyakit Diabetes

Mellitus, yaitu :

1. Pencegahan

Primer

2. Pencegahan

Sekunder

3. Pencegahan

Tersier

1.6.2 Pengobatan

Pengobatan (Terapi

Farmakologis)

1. OHO:

1) Insulin

secretagogeus

2) Insulin

sensitizer

3) Incretin-

Enhancers:

DPP-4

inhibitor

2. Fixed dose

pencegahan dan

pengobatan pada DM

1.6.2 beri penjelasanan tentang

cara mencegah dan

melakukan pengobatan

poada pasien dengan

penyakit DM

1.6.3 identifikasi bersama

keluarga pencegahan dan

pengobatan DM

1.6.4 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 59: Revisi Dari Roby Nce Zahro

combination

types, Insulin,

pada keadaan-

keadaan tertentu.

2. Setalah

dilakukan 2 kali

kunjungan

rumah selama

30 menit,

keluarga

mampu

melakukan

perawatan kaki

pada ibu A

2.1 menjelaskan

pengertian

perawatan kaki

DM

Perawatan pada

kaki klien untuk

memberikan rasa

nyaman dan

mencegah

terjadinya infeksi

pada kaki

2.1.1 Galih pengetahuan

keluarga mengenai cara

perawatan kaki pada

pasien DM

2.1.2 identifikasi bersama

keluarga tentang

kebiasaan perawatan

kaki yang selama ini

diterapkan pada pasien

DM

2.1.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

2.2 menjelaskan

Tujuan

perawatan Kaki

DM

1. memperbaiki

aliran darah tungkai

bawah, pergelangan

kaki, telapak kai,

2.2.1 Diskusikan dengan

keluarga tentang tujuan

dilakukan perawatan kaki

pada pasien DM

Page 60: Revisi Dari Roby Nce Zahro

dan jari-jari kaki 2.2.2 Tanyakan kembali pada

keluarga tentang tujuan

dilakukan perawatan kaki

pada pasien DM

2.2.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

menjawab dengan tepat

2.3 menjelaskan

indikasi dan

kontraindikasi

perawatan DM

Indikasi: pada klien

DM, klien dengan

dermatitis kontak

yang sudah

membaik

2.3.1 Diskusikan dengan

keluarga tentang indikasi

dan kontra indikasi

dilakukan perawatan kaki

pada pasien DM

2.3.2 Tanyakan kembali pada

keluarga tentang indikasi

dan kontra indikasi

dilakukan perawatan kaki

pada pasien DM

2.3.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

menjawab dengan tepat

2.4

mendemonstrasi

Perawatan kaki

pada penderita DM

Coaching :

2.4.1 Identifikasikanm

Page 61: Revisi Dari Roby Nce Zahro

kan perawatan

kaki DM

dilakukan 2 minggu

sekali atau sesuai

dengan keadaan

klien dengan

merendam kaki

pasien pada air

hangat yang

disediakan dengan

menambahkan

sabun atau

emollient angent,

kemudian

keringkan dan

lakukan perawatan

kaki dengan

memotong kuku

membersihkan sela-

sela jari kaki

kemudian mengelap

dengan handuk dan

trakhir berikan

lotion pada kaki

bersama keluarga tentang

pola perawatan kaki

yang dilakukan oleh

keluaga dengan pasien

DM selama ini

2.4.2 Beri penjelasan pada

keluarga tentang

kebersihan diri pasien

DM berkaitan dengan

pencegahan timbulnya

luka gangrene pada kaki

pasien dengan DM

2.4.3 Anjurkan keluarga

mengungkapkan kembali

2.4.4 Tunjukkan cara

perawatan kaki pada

pasien DM

2.4.5 Bimbing pasien dan

keluarga dalam

memenuhi pemenuhan

perawatan kaki pada

pasien DM

Page 62: Revisi Dari Roby Nce Zahro

pasien. 2.4.6 Berikan cara perawatan

luka pada kaki yang

muncul pada pasien DM

2.4.7 Pantau kepatuhan

perawatan kaki pada

pasien DM

2.4.8 Beri pujian atas

kemampuan keluarga

3. Setalah

dilakukan 2 kali

kunjungan

rumah selama

30 menit,

keluarga

mampu memilih

layanan

kesehatan yang

benar bagi Ibu

A dan mengenal

lingkungan

yang bisa

3.1 menjelaskan

pentingnya

menggunakan

layanan

kesehatan yang

benar untuk

penderita DM

Pelayanan

kesehatan sangat

penting bagi

penderita DM

karena penderita

DM harus terus

menjaga pola hidup

yang benar agar

gula darah terus

terkontrol

3.1.1 Gali pengetahuan

keluarga mengenai

pelayanan kesehatan

yang telah di capai

3.1.2 identifikasi bersama

keluarga tentang

pelayanan kesehatan

yang menguntungkan dan

tidak menguntungkan

3.1.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

Page 63: Revisi Dari Roby Nce Zahro

terjadi resiko

cedera pada Ibu

A

3.2 membantu

keluarga

memilih

layanan

kesehatan yang

benar untuk

penderita DM

Pelayanan

kesehatan yang

benar akan

membantu kelaurga

agar bisa

mengontrol gula

darah sehingga

tingkat kesehatan

salah satu anggota

keluarga yang sakit

dapat tecapai secara

optimal

3.2.1 Diskusikan dengan

keluarga tentang layanan

kesehatan yang dapat

dimanfaatkan oleh

keluarga

3.2.2 Tanyakan kembali pada

keluarga tentang layanan

kesehatan yang bisa

mereka manfaatkan

3.2.3 beri pujian atas

kemampuan keluarga

menjawab dengan tepat

Page 64: Revisi Dari Roby Nce Zahro

3.3 menjelaskan

kondisi

lingkungan

yang

membahayakan

Ibu A

Meletakkan barang-

barang yang tajam

dapat menimbulkan

resiko terjadinya

luka pada ibu A

sehingga luka akan

sukar untuk sembuh

3.3.1 identifikasikan dengan

keluarga tentang

penempatan barang-

barang yang tajam dalam

rumah

2.3. berikan penjelasan pada

keluarga pentingnya

meletakkan barang-

barang yang tajam pada

tempat yang aman

3 3.4 menjelaskan

pentingnya

memakai alas

kaki yang benar

bagi penderita

DM

Pemilihan alas kaki

yang tepat pada

penderita DM

sangatlah penting

hal ini

berhubungan

dengan resiko

injuri yang bisa

ditimbulkan.

Memakai alas

Coaching :

3.4.1 Identifikasikan

pemakaian alas kaki yang

bisanya dipakai oleh Ibu

A setiap hari

3.4.2 Beri penjelasan pada

keluarga tentang

pemilihan alas kaki yang

benar pada Ibu A

3.4.2 berikan reinforcement

Page 65: Revisi Dari Roby Nce Zahro

kaki akan

memperkecil

resiko terjadinya

luka pada kaki,

alas kaki harus

tertutup dan

jangan keras.

positif pada keluarga