Upload
febrianzainiyatulfirdaus
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
1/17
KONSTRUKSI EPISTEMOLOGI PENGEMBANGAN ILMU
(SAINS) DALAM ISLAM
Tugas Mata Kuliah: Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu: Dr. H. Roibin, M.H.I
Bahjatul Wafiroh NIM 1!""1#
Mufi$ah NIM 1!"""#
PAS%ASAR&ANA UNI'ERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAIM
MALANG
"1
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
2/17
BAB I
PENDAULUAN
A* Latar B+la,a-.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin berisikan ajaranajaran !an
pan!uanpan!uan "ang holistik "ang harus !ipegang teguh oleh pemelukn"a
untuk kebahagiaan !unia maupun akhirat. #jaran Islam "ang meliputi ajaran
tentang iman !an juga amal, su!ah semestin"a !ipahami !an !imengerti melalui
pen$arian ilmu !an bukan han"a !iterima apa a!an"a tanpa memahami lebih
!alam. Karena Tuhan memberikan kelebihan kepa!a manusia berupa akal sebagai
alat berfikir !an sekaligus !engann"a seorang manusia !apat menentukan !an
menemukan kebenaran. %amun !emikian seperti "ang !ikatakan oleh #l&ha'ali
bah(a akal ti!ak !apat menemukan kebenaran !engan sen!irin"a, oleh karena itu
harus a!a "ang )mengarahkann"a* untuk menemukan kebenaran. Di sinilah ilmu
itu menja!i perlu !an penting. Dengan !emikian ilmu merupakan bagian !ari
agama karena ilmu memiliki peran sebagai alat atau sarana untuk memahami
tujuan agama, "akni kebahagiaan !unia akhirat.
+pistemologi sebagai salah satu aspek filsafat "ang berkenaan !engan
pengetahuan atau ilmu, sarana !an bagaimana ali!itas pengetahuan itu !iukur,
menja!i sangat urgen untuk !ikaji. Dengan alasan tersebut berikut kami sajikan
makalah !engan ju!ul Ko-/tru,/i E0i/t+olo.i/ P+-.+2a-.a- Ilu (Sai-/)
$ala I/la !engan beberapa pembahasan sebagai berikut-
a. Ilmu !alam perspektif Islam !an arat
b. #gama !alam pemba$aan nalar Islam !an arat
$. Problem epistemologis penegmbangan ilmu !alam Islam
!. Reformulasi kerangka epistemologi logika ilmu
BAB II
/
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
3/17
PEMBAASAN
A. Ilu Dala P+r/0+,tif I/la $a- Barat
Konsep ilmu !alam perspektif Islam berbe!a !engan pemahaman barat,
science. Pengertian Ilmu !alam Islam lebih luas (ila"ah jelajahn"a, "aitu segala
ilmu "ang memba(a !ampak nilai guna, baik pengetahuan empiris maupun non
empiris, (uju! material maupun (uju! spiritual 0rohani12
3eperti kata 4aitun, ilmu !alam perspektif Islam !i$irikan !engan empat
karakteristik, "akni:2. 5bjektif, artin"a, bah(a ilmu ti!ak !iarahkan kepa!a kemauan ha(a
nafsu, subjektiitas, bias, fanatisme, !an seterusn"a. Dalam hal ini al
6ur*an ban"ak men"ebutn"ebut peran ha(a nafsu !alam me"esatkan
manusia, misaln"a !alam 6.3 Al-Kahfi: 27:87 9Dan bagaimana kamu
!apat sabar atas segala sesuatu, "ang kamu belum mempun"ai
pengetahuan "ang $ukup tentang hal itu-
/. Keren!ahan hati, maksu!n"a a!alah menjauhkan !ari sikap arogansi
intelektual manusia, karena bagaimanapun kemampuan intelektual
manusia itu terbatas. 3ebagaimana firman #llah: 9Dan !iatas semua orang
"ang berilmu a!a 4at "ang Maha Mengetahui 063. Yusuf: 76 1.
;. Kemanfaatan, "aitu ilmu "ang berguna baik !ari aspek empiris
maupunnonempiris !alam aspek a
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
4/17
I!ealn"a kehi!upan !an prilaku umat Islam merupakan per(uju!an !ari
keagungan !an kebenaran ajaran Islam. %amun !alam ken"ataann"a ter!apat
jurang "ang lebar antara ke!uan"a. 5leh karena itu kita ti!ak bisa menilai Islam
!ari kehi!upan !an prestasi para penganutn"a. Demikian pula ketika kita hen!ak
melihat bagaimana pan!angan Islam tentang ilmu, ti!ak $ukup han"a !engan
menilai prestasi umat Islam, apalagi umat Islam saat ini se!ang terjajah se$ara
keilmuan. Kita harus merujuk langsung ke !ua sumber utaman"a Islam, "akni al
6ur*an !an alHa!is.
Pen"ebutan kata ilmu "ang berulangulang !alam al6ur*an menunjukankepa!a kita bah(a ilmu merupakan salah satu konsep kun$i !alam Islam sekaligus
menunjukkan betapa besar perhatian Islam terha!ap ilmu. erikut kita petik
beberapa a"at #l 6ur*an "ang berisi !orongan kepa!a umat Islam untuk
menguasai ilmu: 9Katakanlah : 9 3amakah orangorang "ang berilmu !engan
orangorang "ang ti!ak berilmu- Han"a orangorang "ang mengerti "ang !apat
memikirkan 063. ;?:?1.
3elain !alam #l 6ur*an, !orongan men$ari ilmu kita !apatkan !alam
serangkaian ha!ist %abi sa( sebagai berikut: arang siapa (afat se!ang
mengembangkan ilmu untuk menghi!upkan Islam, maka !ia lebih berhak !ari
"ang lainB Para ulama itu a!alah pe(aris nabiB Pa!a hari
4
Cujun 3. 3uriasumantri, Filsafat Ilmu $e%uah "en&antar "opuler! Cakarta: Pustaka 3inarHarapan. /@@2. Hlm 2@;
>
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
5/17
pa"a pelurusan kekeliruan epistemologi barat !apat !ilakukan !engan
memanfaatkan aksiologi. #ksiologi mempun"ai ban"ak !efinisi, salah satu
!iantaran"a !ikemukakan oleh ramel bah(a aksiologi ter!iri !ari tiga bagian
"aitu moral $on!u$t, estheti$ eEpression !an sosiopoliti$al life. #ksiologi harus
membatasi kenetralan tanpa batas terha!ap ilmu pengetahuan, !alam arti bah(a
kenetralan ilmu pengetahuan han"a sebatas metafisik keilmuan, se!angkan !alam
penggunaann"a haruslah berlan!askan pa!a nilainilai moral.
3ebagaimana pen!apat umum, bah(a filsafat a!alah pengetahuan tentang
kebijaksanaan, prinsipprinsip men$ari kebenaran, atau berpikir rasionallogis,
men!alam !an bebas ti!ak terikat !engan tra!isi !an !ogma agama untuk
memperoleh kebenaran. Ilmu a!alah bagian !ari pengetahuan. Ilmu berusaha
memahami alam sebagaimana a!an"a, !an hasil kegiatan keilmuan merupakan
alat untuk meramalkan !an mengen!alikan gejalagejala alam. Pengetahuan
keilmuan merupakan sari penjelasan mengenai alam "ang bersifat subjektif !an
berusaha memberikan makna sepenuhn"a mengenai objek "ang !iungkapn"a.
Karena pengetahuan ilmiah merupakan a higher leel of kno(le!ge !alam
perangkatperangkat kita seharihari, maka filsafat ilmu ti!ak !apat !ipisahkan
!ari filsafat pengetahuan. 5bjek bagi ke!ua $abang ilmu itu seringsering
tumpang tin!ih 0koento Gibisono, 2?77:A1
ara memperoleh !an men"usun tubuh pengetahuann"a ber!asarkan:
"ertama, kerangka pemikiran "ang bersifat logis !engan argumentasi "ang
bersifat konsisten !engan pengetahuan sebelumn"a "ang telah berhasil !isusun.
Kedua, menjabarkan hipotesis "ang merupakan !e!ukasi !ari kerangka pemikiran
tersebut. Keti&a, melakukan erifikasi terha!ap hipotesis tersebut untuk menguji
kebenaran pern"ataann"a se$ara fa$tual.8
Pemikiran para filsuf pa!a !asarn"a ti!ak lepas !ari orientasi ini: rasio
!an in!ra. Dari rasio kemu!ian melahirkan rasionalisme "ang berpijak pa!a !asar
ontologik i!ealisme atau spiritualisme. Dan !ari in!ra lalu melahirkan empirisme
"ang berpijak pa!a !asar ontologik materialisme.A
5 Cujun 3. 3uriasumantri, Filsafat Ilmu'. hlm /;/6 M. 4ainu!!in, M#. Filsafat Ilmu', hlm. ;7
7
H. #li #n(ar =usuf, Islam dan $ains (odern $entuhan Islam terhadap )er%a&ai Disiplin Ilmu! an!ung: . Pustaka 3etia, /@@8, hlm. /2//.
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
6/17
Kebenaran "ang !iperoleh empirisme bersifat korespon!ensi, hasil
hubungan antara subjek !an objek melalui pengalaman, sehingga mu!ah
!ibuktikan !an !iuji. Kebenaran !i!apat !ari pengalaman melalui proses in!uktif,
!ari suatu ben!a lalu !itarik kesimpulann"a. 3e!angkan penganut positiisme
ilmu pengatahuan han"a mengakui satu kebenaran, "aitu kebenaran in!ra(i, "ang
teramati !an "ang terukur, "ang !apat !iulang !an !ibuktikan oleh siapapun. Di
luar itu ti!ak !iakui sebagai kebenaran.
Dalam konsep barat, Ilmu itu ber!iri !engan sen!irin"a, terpisah !ari seni
!an agama.Karena ilmu, seni !an agama merupakan bagian atau $abang
pengetahuan 0!ibe!akan antara ilmu !an pengatahuan1.Ilmu atau science
merupakan suatu perkataan "ang $ukup bermakna gan!a, "aitu mengan!ung lebih
!aripa!a satu arti.5lah karena itu, !alam memakai istilah tersebut seseorang harus
menegaskan atau sekurangkurangn"a men"a!ari arti mana "ang !igunakan untuk
men"ebut segenap pengetahuan ilmiahsebagai suatu kebulatan.Ca!i !alam arti
"ang pertama ini a!alah ilmu menurut umumn"a.7
Ter!apat berma$amma$am pengertian ilmu menurut ilmu(an barat.
=ang salah satun"a "akni pengertian ilmu menurut +la' "akni: Ilmu itu sifatn"a
menginternasional.Menurut %orman ampbell bah(a ilmu a!alah suatu
kumpulan pengetahuan "ang berguna !an praktis serta sebagai suatu meto!e
untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu !alam bentuk inilah "ang memainkan suatu
bagian begitu besar !alam penghan$uran perang !an sebagaimana !ituntut, harus
memainkan suatu bagian sama besarn"a !alam pemulihan per!amaian. Ilmu !apat
berbuat untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Pen!apat MarE !an HilliE se$ara
tepat menegaskan bah(a ilmu a!alah rangkaian aktiitas manusia "ang rasional
!an kognitif !engan berbagai moto!e berupa aneka prose!ur !an tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan "ang sistematis mengenai gejala
gejala kealaman, kemas"arakatan, atau keorangan untuk tujuan men$apai
kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan
penerapan. 3e!angkan +rnan M$Mullin mengatakan bah(a ilmu a!alah aktiitas
manusia "akni perbuatan melakukan sesuatu "ang !ilakukan oleh manusia. Ilmu
8
Harun Ha!i Gijono, $ari $e*arah Filsafat )arat *ilid I dan II , 0=og"akarta: Kanisius,2??21. hlm. ;?
8
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
7/17
ti!ak han"a satu aktiitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktiitas
sehingga merupakan sebuah proses.Rangkaian aktiitas itu bersifat rasional,
kognitif,!an teologis.?
Dalam prespektif ilmu(an barat untuk memperoleh ilmu a!a tiga faham,
"aitu: +mpirisme 0$ara memperoleh ilmu melalui pengalaman !an pengin!raan1,
Rasionalisme 0$ara memperoleh ilmu bersumber !ari akal1, Fenomenalisme 0$ara
memperoleh ilmu melalui pengalaman "ang !ihubungkan !engan akal1 !an
Intuisionisme 0$ara memperoleh ilmu melalui instuisi sebagai la(an !ari
pengetahuan "ang nisbi "ang meliputi sebagian saja "ang !iberikan oleh analisis1
Pera!aban arat telah menja!ikan ilmu sebagai problematis.2@
Ilmu !alam Pera!aban arat telah mengangkat keraguan !an !ugaan ke
tahap meto!ologi !an ilmiah.Gesternisasi ilmu telah menja!ikan keraguan
sebagai alat epistemologi "ang sah !alam keilmuan, menolak (ah"u !an
keper$a"aan agama !alam ruang lingkup keilmuan !an menja!ikan spekulasi
filosofis "ang terkait !engan kehi!upan sekular "ang memusatkan manusia
sebagai makhluk rasional sebagai basis keilmuan.#kibatn"a, pera!aban arat
telah menghasilkan ilmu pengetahuan !an nilainilai etika !an moral, "ang !iatur
oleh rasio manusia, terusmenerus berubah. 3"e! Muhamma! %a
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
8/17
manusia seutuhn"a, se!angkan komunisme mengabaikan ruhani manusia. Karena
agama a!alah fitrah, maka ia ti!ak boleh !an ti!ak perlu !ipaksakan, begitu juga
pasti petunjukn"a ti!ak a!a "ang bertentangan !engan jati !iri !a naluri manusia.2;
Menurut pan!angan Islam, agama a!alah sesuatu "ang memba(a
peraturan, "ang merupakan hukum "ang harus !ipatuhiB menguasai !iri seseorang
serta membuatn"a tun!uk !an patuh kepa!a Tuhan !engan menjalankan ajaran
din ituB memba(a ke(ajibanke(ajiban 0"ang bila ti!ak !ijalankan menja!i
hutang1, sekaligus ke(ajiban !ankepatuhan "ang memba(a paham pembalasan,
bah(a !engan menjalankann"a akan men!apat balasan baik, se!angkan
mengingkarin"a akan memperoleh balasan buruk.Dalam kalimat pengantar 3ejarah Pera!aban Islam terlengkap, Ri'em
#i'i! mengatakan bah(a agama !an manusia ibarat !ua sisi mata uang "ang
saling melengkapi. Ke!uan"a ti!ak bisa !ipisahkan. 3e!erhanan"a, manusia ti!ak
mungkin hi!up tanpa agama, !an agama pun ti!ak mungkin a!a tanpa manusia.2>
Pola pikir +ropa "ang a(aln"a bersan!ar pa!a !ogmatisme, !oktrin
agama !an hegemoni gereja, maka setelah a!an"a renaissan$e para!igma tersebut
berubah, !an memun$ulkan karakter pola pikir !i kalangan +ropa. "ertama
in!ii!ualisme ! "aitu menguatkan kepentingan priba!i atas kepentingan umum.
Kedua! 3ekularisme, "aitu sikap mengutamakan !unia !an menolak kungkungan
gereja, sehingga mun$ul sebuah ungkapan 9 "isah#an a&ama dan
ne&ara.2 Keti&a a!alah rasionalisme a!alah paham "ang men"atakan segala
kebenaran harus ber!asarkan pa!a akal sehat, ti!ak lagi ber!asarkan akan
ketetapan gereja !an ible. Rasionalisme ini !ipelopori oleh Rene Des$artes
02?828@1 "ang se$ara terangterangan menolak anggapan tentang kemukji'atan
agama. =ang memungkinkan a!alah proses intelegensi !an rasionalitas manusia
untuk memahami keja!iankeja!ian alam. Keempat! Materialisme, "aitu paham
"ang mengutamakan masalah keben!aan, serta penilaian kebenaran bersan!arkan
pa!a pan$a in!ra saja, !engan konsek(ensi logis agama "ang bersumber pa!a
!ogma (ah"u Tuhan tertolak. Kelima, $#eptitisme, "aitu ti!ak mu!ah
13 M. 6uraish 3hihab, +entera ,ati! an!ung: Mi'an, /@@>, hlm. /.14 Ri'em #i'i!, $e*arah "erada%an Islam Terlenap 0=og"akarta: Dia Press. /@21, $et. I,hlm. 15
Do"le Paul Cohnson, Teori $osiolo&i Klasi# dan (odern , Terj., Robert M.4. Ja(ang,0Cakarta: &rame!ia Pustaka tama, 2??>1, hlm. />//>;
7
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
9/17
memper$a"ai apa "ang !ilontarkan orang lain, termasuk agama sekalipun, tanpa
mengajukan pembuktian "ang kongkrit !an rasional.
Dari kelima karakter pola pikir pa!a 'aman renaissan$e !i atas, "ang
paling panjang !iskusin"a a!alah tentang sekularisasi "ang ingin memisahkan
agama !ari sains. #jaran renaissan$e ini kemu!ian meluas ke seluruh +ropa !an
menimbulkan tranformasi perubahan "ang merubah kea!aan +ropa menja!i $erah,
keluar !ari masa kegelapan. %amun sesungguhn"a apa "ang terja!i !ari aliran
paham !i atas sangat erat kaitann"a !engan meto!e berfikir, terutama "ang terkait
!engan epistemologi ilmu.
Dengan epistemologi ilmu "ang !imulai !ari teori =unani !engan!e!uktifrasional, kemu!ian beralih ke in!uktifempirisisme, kemu!ian !atang
Kant !engan sintesisme antara rasio !an empiri$, !an !isusul !engan kritikkritik
oleh tokoh filsafat setelah itu. alhasil , pa!a era aba! 2A27 +ropa su!ah benar
benar mengalami masa pen$erahan !an kembali bergelut !engan sains !engan
segala retorika !an pertentangan antara pemikir satu !engan "ang lain, sampai
hari ini !i era postmo!ernisme.
er!asarkan fakta sejarah !i atas, maka bisa !iambil beberapa
kesimpulan latar belakar pen"ebab terja!ikan kemajuan bangsa +ropa a!alah
sebagai berikut:
2. Transfer besarbesaran ilmu pengetahuan !ari pera!abanpera!aban
terunggul, Roma(i !an Islam, baik melalui a!an"a perang salib, Dinasti
Turki tsmani !an atau juga a!an"a bu!a"a #n!alusia !i +ropa.
/. Pergeseran +pistemologi !alam meto!ologi ilmu pengetahuaan, "ang
a(aln"a hegemoni !okrinasi agama, !an rasionalis !e!uktif, menja!i
in!uktif, !engan menitik beratkan pa!a pengalaman in!ra sebagai !asar
ilmu pengetahuan, lalu sintesisme antara !e!uktif !an in!uktif, !an kritik
kritik filsafat setelah masa itu, terutama #ugus omte !engan teori
positiismen"a.
?
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
10/17
;. Masukn"a orang orang berk(alitas tinggi ke +ropa, hal ini !ikarenakan
jatuhn"a Kostantinopel men!orong orangorang $er!as =unani berimigrasi
besarbesaran ke Italia !an mampu me(arnai +ropa.28
3elama beraba!aba! kebu!a"aan intelektual mas"arakat +ropa !ibatasi
oleh hegemoni gereja "ang bisa !ikatakan ti!ak menghormati ilmu pengetahuan,
temuantemuan teori sains "ang !i$etuskan oleh para pemikir +ropa pun selalu
mengalami konfrontasi "ang sangat men"e!ihkan ketika berbe!a !engan ible
"ang !ianggap sebagai kebenaran "ang absolut, sehingga tokohtokoh seperti
operni$us, &alileo mengalami nasib "ang mengenaskan, !an menja!i fakta
sejarah "ang sangat tragis.
Dengan sejarah kelam tersebut mas"arakat +ropa mulai mempun"ai
kesa!aran untuk membangkitkan kembali kebu!a"aan intelektual "ang !ulu
pernah ja"a pa!a 'aman 3o$rates !engan $ara mempelajari kebu!a"aan
kebu!a"aan lain "ang pa!a (aktu itu telah mapan !an berkembang, seperti Islam
!inasti Turki !an #n!alusia 3pan"ol. Ilmuan +ropa mulai menerjemahkan kar"a
kar"a seperti Ibn Rus"! !an Ibn 3ina. Perubahan !ari nalar agama ke nalar sains
inilah "ang !isebut sebagai 'aman pen$erahan, 'aman renaissance "akni pa!a
a(al aba! 2A.2A
%* Pro2l+ E0i/t+olo.i/ P+-.+2a-.a- Ilu Dala I/la
pistemolo&i sering juga !isebut !engan teori pengetahuan 0theory of
#no/led&e1. 3e$ara etimologi, istilah epistemolo&y berasal !ari kata =unani
episteme, "ang artin"a pengetahuan, !an lo&os "ang artin"a ilmu atau teori. Ca!i
epistemologi !apat !i!efinisikan sebagai $abang filsafat "ang mempelajari asal
mula atau sumber, struktur, meto!e, !an sahn"a 0ali!itas1 pengetahuan.
Pengetahuan ilmiah alias ilmu !apat !iibaratkan sebagai alat bagi
manusia !alam meme$ahkan berbagai persoalan "ang !iha!apin"a. Peme$ahan
tersebut pa!a !asarn"a a!alah !engan meramalkan !an mengontrol gejala alam.
16 Ira M. Japi!us, $e*arah $osial 0mat Islam! agian ke!ua 0Cakarta: Raja &rafin!o
Persa!a, 2?7?1, hlm. >8?.17Ira M. Japi!us, $e*arah $osial 0mat', hlm >??
2@
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
11/17
5leh sebab itu, sering !ikatakan bah(a !engan ilmu manusia men$oba
memanipulasi !an menguasai alam.27
Pertan"aanpertan"aan men!asar "ang ingin !ija(ab melalui
epistemolo&i a!alah pertan"aanpertan"aan "ang berkenaan !enganB agaimana
proses "ang memungkinkan !itimban"a ilmu- agaimana prose!urn"a- Halhal
apa saja "ang harus !iperhatikan agar kita men!apatkan pengetahuan "ang benar-
#pa "ang !imaksu! !engan kebenaran itu sen!iri- #pakah kriterian"a- ara,
teknik, atau sarana apa "ang membantu kita !alam men!apatkan pengetahuan
berupa ilmu-
3e$ara sistematis, Harol! Titus !alam 3usanto menjelaskan tiga persoalan pokok !alam bi!ang epistemolog", "aitu sebagai berikut:
2. #pakah sumber pengetahuan itu- Dari manakah !atangn"a pengetahuan
"ang benar itu- Dan bagaimana $ara mengetahuin"a-
/. #pakah sifat !asar pengetahuan itu- #pa a!a !unia "ang benarbenar !i
luar pikiran kita- Dan jika a!a, apakah kita bisa mengetahuin"a-
;. #pakah pengetahuan itu benar 0ali!1- agaimana kita !apat membe!akan
"ang benar !ari "ang salah-2?
Jebih lanjut suatu pengetahuan itu termasuk ilmu atau pengetahuan
ilmiah jika pengetahuan tersebut !an juga $ara memperolehn"a telah memenuhi
s"arats"arat tertentu. 3"arats"arat tersebut menurut onn" R. setia(an a!alah:
2. Dasar pembenaran "ang mengharuskan seluruh kerja ilmiah !iarahkan
untuk memperoleh !erajat kepastian setinggi mungkin pa!a penegatahuan
"ang !iuji.
/. 3emantik !an sistematis. #rtin"a ter!apat a!an"a sistem !alam susunan
suatu pengetahuan ilmiah 0pro!uk1 !an !alam $ara memperoleh
pengetahuan ilmiah tersebut 0proses, meto!e1.
;. ersifat intersubjektif, "akni pengetahuan "ang telah !iperoleh seorang
subjek harus mengalami erifikasi oleh subjeksubjek lain supa"a
pengetahuan itu lebih terjamin keabsahan atau 9kebenarann"a.
Pengetahuan pa!a hakikatn"a merupakan segenap apa "ang kita ketahui
tentang objek tertentu, termasuk !i !alamn"a a!alah ilmu. Dengan !emikian ilmu
merupakan bagian !ari pengetahuan "ang !iketahui manusia !isamping berbagai
18Cujun 3. 3uriasumantri, Filsafat IlmuL hlm. 2@819
3usanto, Filsafat Ilmu $uatu Ka*ian dalam Dimensi 1ntolo&is! pistemolo&is! dan A#siolo&is , 0Cakarta: umi #ksara, /@221 $et. I, hlm. 2@/2@;
22
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
12/17
pengetahuan lainn"a, seperti seni !an agama. 3ebab se$ara ontologis ilmu
membatasi !iri pa!a pengkajian objek "ang bera!a !alam lingkup pengalaman
manusia, se!nagkan agama memasuki pula !aerah jelajah "ang bersifat
trans$en!ental "ang bera!a !i luar pengalaman manusia tersebut. 3e!angkan sisi
lain pengetahuan men$oba men!eskripsikan sebuah gejala !engan sepenuhpenuh
maknan"a, sementara ilmu men$oba mengembangkan sebuah mo!el se!erhana
mengenai !unia empiris !engan mengabstraksikan realitas menja!i beberapa
ariabel "ang terikat !alam sebuah hubungan "ang bersifat rasional. Ilmu
men$oba men$arikan penjelasan mengenai alam "ang bersifat umum !an
impersonal, sementara seni tetap bersifat in!ii!ual !an personal, !enagn
memusatkan perhatiaan"a pa!a pengalaman hi!up perorangan./@
3e$ara garis besar pengetahuan !ibagi menja!i tiga kategori umum,
"aitu:
2. Pengetahuan tentang "ang baik !an "ang buruk 0"ang !isebut juga !engan
etika atau agama1
/. Pengetahuan tentang "ang in!ah !an "ang jelek 0"ang !isebut !engan
estetika atau seni1
;. Pengetahuan tentang "ang benar !an "ang salah 0!isebut !engan logika
atau ilmu1
#l6ur*an sebagai representatif !ari agama Islam merupakan sumnber
ilmu pengetahuan "ang ti!ak akan pernah kering atau lekang oleh (aktu karena ia
merupakan (ah"u "ang !iturunkan kepa!a nabi terakhir, Muhamma! 3#G, "ang
hal ini berarti ia bersifat shalih li #ulli 2aman /a ma#an. 3umber mutlak !ari
pengetahuan !an perilaku mutlak "ang men"angkut keabsahan a!alah #l6ur*an
!an as3unah./2
3eperti telah !iketahui bah(a epistemologi !alam tra!isi arat
bersumber !ari !ua pangkal pan!angann"a, "aitu rasionalisme !an empirisme
"ang merupakan pilar utama meto!e keilmuan !an pa!a gilirann"a kajian
epistemologi tersebut !apat membuka perspektif baru !alam ilmu pengetahuan
"ang multi!imensional. Dari sini timbul pertan"aan sehubungan !engan masalah
20
Cujun !alam M. 'ainu!!in, Filsafat ilmu "erspe#tif "emi#iran Islam! hal. /21M. 'ainu!!in, Filsafat ilmuL hal. 8
2/
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
13/17
ini bagaimana !engan Islam- #pakah Islam $en!erung pa!a posisi rasionalisme
atau empirisme-
Menurut #min #b!ullah, epistemolog" !alam Islam lebih melihat pa!a
a!an"a ke$en!erungan para pemikir Muslim "ang i!ealis !an rasionalis.
erpa!un"a kajian metafisika !an epistemolog" !alam Islam "ang i!ealholistik
memiliki kelemahan, "aitu kurang tajam !alam melakukan kajian !alam halhal
tertentu, karena !ominasi kalam !an sufisme "ang terlalu kuat, sehingga
epistemolog" ti!ak bisa berkembang se$ara alami. 3elama ini ruang lingkup
filsafat Islam lebih menitikberatkan pa!a aspek ontologism !an aksiologis
ketimbang epistemologis. Dan epistemologis "ang !ibangunn"a a!alah
epistemolog" Platonisme "ang rasioanilistik normatif seperti "ang nampak !alam
!ominasi kalam !an sufisme, !aripa!a empirismehistoris #ristoteles. Hal ini
menurut #min !ianggap mere!uksi keutuhan ajaran #l6ur*an.//
3ebagaiman !irumuskan 3ar!ar bah(a epistemologi Islam memilki
3embilan $iri !asar:
2. er!asarkan pe!oman "ang mutlak
/. ersifat aktif
;. 5bjektiitas !ipan!ang sebagai persoalan umum, bukan priba!i
>. 3ebagian besar bersifat !e!uktif
. Mema!u penegtahuan !engan nilainilai Islam
8. ersifat inklusif, terbuka
A. erusaha men"usun pengalaman subjektif !an men!orong pen$arian akan
pengalamanpengalaman tersebut untuk memperoleh komitmen nilai
7. Mema!ukan !engan konsepkonsep lain
?. Mengan!ung nilai.
Dengan !emikian, jika epistemolog" Islam !ianggap ti!ak berkembang
bukan lantaran !ominasi kalam !an sufisme. Karena justru epistemolog" Islam
lahir !ari pemikiran kalam !an sufisme tersebut. 3e$ara umum pemikirpemikir
mu*ta'ilah !ianggap sebagai golongan resionalirasionalis Islam pertama,
men"usul kemu!ian golongan isma*ili""ah 0s"i*ah1 !an para sufi seperti
3"uhra(ar!i, #l&ha'ali, Ibn 3ab*in, !an Ibn #rabi.
saha koergensi antara pemikiran Plato !an #ristoteles juga merupakan
kerja para filsuf Muslim. 5leh sebab itu filsafat Islam berkembang menja!i
!oktrin baru !engan (atakn"a "ang in!epen!en !an eklektik. Para filsuf muslim
22M. 'ainu!!in, Filsafat ilmu "erspe#tif "emi#iran Islam! hal. 88
2;
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
14/17
0sejak #lKIn!i sampai Ibn Rus"!1 selalu berusaha merekonsiliasi !ua pan!angan
"ang ekstrem untuk kemu!ian menja!ikann"a ber(atak religious.
#!alah ti!ak benar jika epistemologi Islam ti!ak men!apat perhatian.
+pistemolog" !alam pemikiran Islam bersifat holisti$ !an eklektik 0rasional,
empiris, intuitif !an ber!asarkan (ah"u1. 5leh sebab itu jika filsafat Islam lebih
menekankan pa!a aspek aksiologis, itu sangat beralasan, karena ilmu !an buahn"a
0amal !an teknologi1 harus !ibangun ber!asarkan nilaimoral "ang soli! sehingga
keha!iran teknologi tak akan !estruktif bagi umat manusia tapi sebalikn"a
mensejahterakan. 3elain juga berpijak pa!a aspek ontologis karena ia merupakan
lapangan pen"eli!ikan kefilsafatan "ang paling kuno. 3ejak !ini alam pikiran
arat su!ah menunjukkan mun$uln"a perenungan ontologis !an para filsuf
muslim selalu mengha!apin"a./;
D* R+forula/i K+ra-.,a E0i/t+olo.i/ Lo.i,a Ilu
Penalaran merupakan suatu proses berpikir "ang membuahkan
pengetahuan. #gar pengetahuan "ang !ihasilkan penalaran itu mempun"ai !asar
kebenaran maka proses berpikir itu harus !ilakukan suatu $ara tertentu. 3uatu
penarikan kesimpulan baru !ianggap sahih atau ali! jika proses penarikan
kesimpulan !ilakukan menurut $ara tertentu tersebut. ara penarikan kesimpulan
tersebut !isebut !engan logika, !imana logika se$ra luas !a!ap !iartikan sebagai
pengkajian untuk perpikir se$ara sahih.
Ter!apat !ua jenis $ara penarikan kesimpulan "akni logika in!uktif !an
logika !e!uktif.
In!uksi merupakan $ara berpikir !imana !itarik suatu kesimpulan "ang
bersifat umum !ari berbagai kasus "ang bersifat in!ii!ual. Penalaran se$ara
in!uktif !imulai !engan mengemukakan pern"ataanpern"ataan "ang mempun"ai
ruang lingkup "ang khas !an terbatas !alam men"usun argumentasi !iakhiri
!engan pern"ataan "ang bersifat umum.
De!uksi a!alah $ara berpikir !ari pern"ataan "ang bersifat umum !itarik
kesimpulan "ang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan se$ara !e!uktif biasan"a
menggunakan pola "ang !isebut silogismus "akni pola "ang !isususn !ari !ua
buah pern"ataan !an sebuah kesimpulan./>
23
M. 'ainu!!in, Filsafat ilmu' hal. ??2@224Cujun 3. 3uriasumantri, Filsafat Ilmu $e%uah' hlm. >8
2>
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
15/17
3eperti telah !ijelaskan !i atas bah(a Islam lebih $en!erung
menggunakan kerangka berpikir !e!uktif namun juga berupa"a mema!ukann"a
!engan pola pikir in!uktif. Meskipun !emikian perkembangan pemikiran kritis
!alam Islam masih sangat minim jika !iban!ingkan !engan apa "ang !unia arat
lakukan. 5leh sebab itu jika umat Islam ti!ak ingin tertinggal maju !engan !unia
arat, maka su!ah saatn"a untuk menghi!upkan kembali (arisan intelektual
Islam "ang selama ini terabaikan, !an jika perlu men!efinisikan kembali
0re!efinisi1 ilmu !engan !asar epistemolog" "ang !i!eriasi oleh (ah"u Tuhan.
Karena seperti kata #min, selama ini ruang lingkup filsafat Islam lebih
menge!epankan aspek ontologis !an aksiologis !aripa!a epistemologis. allahu
a3lam %ishsho/a%.
2
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
16/17
BAB III
KESIMPULAN
2. Konsep ilmu !alam perspektif Islam berbe!a !engan pemahaman barat,
science. Dalam Islam, ilmu harus bersifat objektif, ren!ah hati,
menga!ung kemnafaatan, !an a*e# ./. Menurut pan!angan Islam, agama a!alah sesuatu "ang memba(a
peraturan, "ang merupakan hukum "ang harus !ipatuhiB menguasai !iri
seseorang !an berkonsek(ensi memba(a ke(ajibanke(ajiban 0"ang bila
ti!ak !ijalankan menja!i hutang1 "ang !i sisi lain juga merupakan sumber
ilmu sekaligus kajian. 3e!ang !alam nalar arat, agama berlaku !ogmatif,
meskipun kemu!ian berkembang !alam berbagai ma$am pola pan!ang.
;. +pistemologi !alam Islam $en!erung i!ealis !an rasionalis. erpa!un"a
kajian metafisika !an epistemolog" !alam Islam "ang i!ealholistik
memiliki kelemahan, "aitu kurang tajam !alam melakukan kajian !alam
halhal tertentu, karena !ominasi kalam !an sufisme "ang terlalu kuat,
sehingga epistemolog" ti!ak bisa berkembang se$ara alami. Meskipun !i
saat "ang sama sebenarn"a epistemologi Islam lahir !ari ahli kalam !an
para sufi.
>. Perlun"a reitalisasi atau reformulasi epistemolog" !alam filsafat Islam
agar (arisan inteletual Islam tetap terjaga !an ti!ak terja!i #e*umudan
!alam perkembangan kajian filsafat Islam khususn"a, !an kajian
pemikiran keIslaman pa!a umumn"a.
28
8/18/2019 Revisi FILSAFAT ILMU REVISI SIAP.doc
17/17
DA4TAR PUSTAKA
#i'i!, Ri'em, $e*arah "erada%an Islam Terlenap! =og"akarta: Dia Press,
/@2, $et I
#l#ttas, 3"e! Muhamma! %a