Upload
juju-junengsih
View
207
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH TATA LETAK PABRIK DAN PEMINDAHAN BAHAN
“MERENCANAKAN KETERKAITAN KEGIATAN DAN
PELAYANAN PRODUKSI DAN BANGUNAN PABRIK“
Disusun Oleh:
Ari Wardani (12043)
Ilham Terry Oktavianto (12055)
Igan Hasuna Alfiandra (12091)
Tri Indah Purwanti (12207)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
makalah Merencanakan Keterkaitan Kegiatan Dan Pelayanan Produksi Dan Bangunan Pabrik ini
mampu diselesaikan. Penyusunan buku ini tidak lepas dari berbagai dukungan. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prihati Sih Nugraheni, S.Pi., M.P. , selaku dosen pengampu mata kuliah Tata
Letak dan Penanganan Bahan
2. Teman-teman seangkatan yang selalu berjuang bersama dan selalu memberikan
dukungan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas kuliah Tata Letak dan
Penanganan Bahan.
Kami sadar masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
menerima secara terbuka bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukkan bagi
penyempurnaan buku ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 19 September 2012
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sebuah pepatah berbunyi “Failing To Plan Means Planning To Fail”. Pepatah itu
mengisyaratkan bahwa apabila kita gagal dalam menyusun perencanaan, itu sama saja dengan
merencanakan suatu kegagalan. Ini berarti, sebelum gagal, perencanaan harus dibuat. Begitu pula
dalam merencanakan kegiatan usaha sebuah pabrik. Ketika kita ingin membangun sebuah pabrik
usaha, maka kita perlu merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Tugas utama dalam
merencanakan kegiatan adalah mengenali berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian
mengenali kegiatan pelayanan dan kegiatan tambahan yang diperlukan untuk mendukung
kegiatan utama dalam kegiatan usaha. Setiap usaha memerlukan sejumlah pelayanan pendukung,
yang berhubungan dengan fungsi utama fasilitas masing-masing.
Menentukan keterkaitan sejumlah kegiatan yang melayani kegiatan produksi memerlukan
pembahasan lebih lanjut mengenai beberapa kegiatan pelayanan yang mempengaruhi kegiatan
produksi. Perencanaan sebuah kegiatan yang baik memerlukan keterkaitan antar kegiatan yang
baik. Sehingga selain merencanakan kegiatan produksi, juga perlu mengenali sifat-sifat kegiatan
pelayanan dan merancang kegiatan-kegiatan pelayanan yang mempengaruhi kegiatan produksi.
Hal ini juga berkaitan dengan perencanaan ukuran pabrik dan jumlah karyawan yang dibutuhkan
kelak yang akan mempengaruhi bentuk serta tata letak bangunan pabrik.
I.2 Tujuan
1. Mengetahui dan mengenali keterkaitan kegiatan-kegiatan pada pabrik.
2. Mengetahui dan mengenali kegiatan pelayanan produksi dan bangunan pabrik.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Merencanakan Keterkaitan Kegiatan
Pada perencanaan tata letak suatu pabrik, tidak hanya merencanakan aliran bahan baku,
barang, maupun unsur-unsur lain yang melewati fasilitas-fasilitas di dalam pabrik, penempatan
kegiatan pelayanan atau tambahan di sekitar penyusunan peralatan dan pusat kerja juga perlu
direncanakan.
A. Jenis-jenis Kegaitan
Pekerjaan pertama dalam merencanakan keterkaitan kegiatan adalah mengenali kegiatan
pelayanan tersebut, untuk meyakinkan bahwa tidak ada kegiatan penting yang terlewatkan.
Kemudian juga melihat lokasi kegiatan di dalam maupun pola aliran, harus memperhitungkan
hubungan-keluar, yaitu dengan lingkungan fasilitas dan sifat-sifatnya.
B. Pemilihan Pusat Kegiatan
Dalam memilih pusat kegiatan, sifat utama yang harus diperhitungkan adalah :
1. Apakah terjadi kegiatan tunggal, kegiatan khusus, atau sekelompok kegiatan
tertentu?
2. Apakah kegiatan menuntut sejumlah luas tertentu?
3. Apakah kegiatan tersebut banyak dilewati aliran?
Pengkajian tentang peta organisasi akan menolong untuk mengenali pusat-pusat kegiatan,
seperti mewawancarai petugas-petugas, kemudian melakukan kajian sendiri agar lebih mengenal
keadaan yang terjadi.
C. Jenis-jenis Keterkaitan
Jenis-jenis keterkaitan pada beberapa kegiatan harus dikenali terlebih dahulu. Umumnya
adalah :
1. Antara dua kegiatan produksi
2. Antara suatu kegiatan produksi, pelayanan, atau kegiatan tambahan
3. Antara dua kegiatan pelayanan
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterkaitan
Dalam merencanakan keterkaitan kegiatan ada sejumlah faktor yang harus
dipertimbangkan. Diantaranya adalah :
1. Tuntutan khusus dari kegiatan tertentu
2. Sifat/karakteristik bangunan, misalnya: tipe, tinggi, lokasi tiang, dan lain-lain.
3. Keadaan bangunan, misalnya: lokasi, topografi, ukuran, dan lain-lain.
4. Fasilitas luar, misalnya: parkir, alat angkut, dan lain-lain.
5. Perluasan, misalnya: ruang tambahan, lantai tambahan, peralatan permanen, dan
lain-lain.
E. Derajat Keterkaitan Kegiatan
Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada satu tempat, telah
ditetapkan satu pengelompokan derajat kedekatan yang diikuti dengan tanda atau sandi bagi tiap
kedekatan tersebut. Dan terkadang juga ditunjang dengan warna-warna bagi tiap-tiap sandi.
Semuanya telah ditetapkan Richard Mutcher, yaitu :
A = Mutlak perlu kegiatan-kegiatan tersebut berhampiran satu sama lain ( Merah )
E = Sangat penting kegiatan-kegiatan tersebut berdekatan ( Jingga )
I = Penting bahwa kegiatan-kegiatan tersebut berdekatan ( Hijau )
O = Biasa, dimana saja tidak masalah ( Biru )
U = Tidak perlu adanya keterkaitan geografis apapun ( Tak Berwarna )
X = Tidak diinginkan – kegiatan yang bersangkutan berdekatan ( Coklat )
Juga harus dikenali bahwa apa saja dituntut derajat pemisahan yaitu kegiatan yang
sebaiknya dipisahkan dengan alasan kotor, bising, asap, debu, bau, getaran, resiko kesehatan,
keselamatan, gangguan.
F. Peta Keterkaitan Kegiatan
Peta keterkaitan kegiatan adalah teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara
setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Peta ini berguna dalam :
1. Penyusunan urutan bagi pendahuluan bagi satu peta.
2. Lokasi nisbi dari pusat kerja atau departemen dari satu kantor
3. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan
4. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan
5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam satu fasilitas produksi
6. Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta alasannya
7. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.
Kenyataannya peta ini serupa dengan tabel jarak sebuah peta jalan; jaraknya digantikan
dengan huruf sandi kualitatif, dan angka menunjukkan alasan bagi huruf sandi tadi. Sandi
keterkaitan menunjukkan keterkaitan suatu kegiatan dengan yang lainnya dan seberapa penting
setiap kedekatan hubungan yang ada. Huruf-huruf diletakkan pada bagian atas kotak. Kadang-
kadang digunakan juga warna untuk menunjukkan derajat kedekatannya, sedangkan angka-angka
sandi dimasukkan di bawah kotak yang menunjukkan alasan yang mendukung setiap kedekatan
hubungan. Berikut contoh peta keterkaitan kegiatan.
Gambar 2.1 Contoh Peta Keterkaitan Kegiatan
G. Membentuk Peta Keterkaitan Kegiatan
Proses perencanaan keterkaitan kegiatan dapat berjalan sebagai berikut:
1. Kenali semua kegiatan pelayanan penting atau kegiatan tambahan yang
diperlukan dalam mendukung fungsi produktif utama suatu perusahaan.
2. Bagilah dalam kelompok-kelompok, (a) produksi; (b) pelayanan (administrasi,
produksi, kepegawaian, pabrik).
3. Himpun data tentang aliran data bahan barang, informasi, kepegawaian dsb.
4. Tentukan faktor-faktor atau sub-faktor apa saja yang menentukan keterkaitan,
(a) barang (hanya produksi); (b) peralatan; (c) aliran informasi; (d) keterkaitan
pegawai; (e) keterkaitan fisik.
5. Siapkan formulir yang sama dengan gambar 8-1
6. Masukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri bawah. Urutannya
tidak mengikat, meski bisa juga diurut menurut urutan logis.
7. Masukkan derajat kedekatan yang diinginkan (diminta)
8. Angka sandi di bawah menunjukkan alasan.
9. Tinjau kembali peta keterkaitan kegiatan.
LEMBAR KERJA UNTUK DIAGRAM KETERKAITAN KEGIATANKegiatan Derajat Kedekatan
A E I O U X1. Penerimaan dan Pengiriman 2 - 5 3, 4, 8 6, 7 -2. Gudang 1,5 - - 3, 4, 8 6, 7 -3. Ruang dan rak peralatan 4,5 - - 1, 2 6, 7, 8 -4. Perawatan 3,5 - - 1, 2, 8 6, 7 -5. Produksi 2, 3, 4 6, 7, 8 1 - - -6. Ruang pakaian 5 7 1, 2, 3, 4 87. Kantin - 5 6 8 1, 2, 3, 48. Kantor 5 1, 2, 4, 7 3 69.10.11.12.13.14.
Gambar 2.2 Lembar kerja untuk diagram diagram keterkaitan kegiatan
H. Diagram Keterkaitan Kegiatan
Diagram keterkaitan kegiatan adalah dasar perencanaan antara pola aliran barang dan
lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi. Diagram keterkaitan kegiatan
dalam kenyataan merupakan diagram balok yang menunjukkan pendekatan keterkaitan kegiatan,
yang menunjukkan kegiatan sebagai satu model kegiatan tunggal.
Keterangan diagram:
1. Daftarlah semua kegiatan dalam kolom kiri.
2. Masukkan nomor kegiatan dari peta keterkaitan kegiatan pada setiap kolom.
3. Lanjutkan prosedur untuk setiap baris pada lembar kerja.
4. Masukkan nama-nama kegiatan yang telah ditentukan dengan menggunakan
formulir.
5. Alihkan angka-angka dari kolom pada lembar kerja ke sudut-sudut model
kegiatan tadi dengan menggunakan formulir.
6. Pindahkan model kegiatan dari formulir.
7. Susun model ke dalam sebuah diagram keterkaitan kegiatan, pasangkan yang A
lebih dulu kemudian yang E.
8. Salin susunan akhir.
9. Gambarkan pola aliran sementara.
Teknik lainnya dikembangkan oleh Richard Muther, menggunakan kombinasi garis,
lambang dan warna , dan menghasilkan satu diagram. Disini lambang- lambang adalah lambang-
lambang proses konvensional, dan angka garis antara lambang-lambang menunjukkan
pentingnya kedekatan.
Gambar 2.3. Diagram (bagan) keterkaitan kegiatan suatu pabrik
Gambar 2.4 Diagram Keterkaitan kegiatan yang dikembangkan Muhler
II.2 Pelayanan Produksi dan Bangunan Pabrik
Elemen dasar suatu pabrik adalah individu-individu satuan kerja yang merupakan
kombinasi dari mesin, peralatan, perlengkapan, dan karyawan yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Stasiun-stasiun kerja ini akan membentuk kesinambungan dan
terbentuk kelompok stasiun kerja yang disebut dengan departemen (Wignjosoebroto, 2009).
Dalam suatu kegiatan usaha, kegiatan produksi perlu didukung dengan berbagai kegiatan
pelayanan dan kegiatan tambahan lainnya. Kegiatan pelayanan dan tambahan ini dipengaruhi
oleh ukuran pabrik yang berhubungan dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan, sehingga
kegiatan pelayanan dan tambahan ini bersifat relatif sesuai dengan kebutuhan pabrik. Namun,
kegiatan pelayanan dan tambahan ini harus diperhitungkan dalam penentuan fasilitas total.
Kegiatan pelayan dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu melayani:
a. Produksi – kegiatan yang utamanya melayani fungsi produksi
b. Bangunan pabrik – melayani kebutuhan fasilitas fisik seperti bangunan,
perlengkapan, peralatan
c. Administrasi – fungsi yang melayani seluruh pabrik, mencakup sebagian besar
daerah perkantoran umum dan kegiatan yang berkaitan dengannya
d. Pegawai – dibutuhkan terutama untuk melayani atau menangani keperluan manusia
A. Pelayanan Produksi
1. Penerimaan
Penerimaan berhubungan dengan kegiatan mendapatkan semua bahan atau barang dan
perlengkapan yang datang di fasilitas dan di gudang yang sesuai serta mengirimkannya.
Kegiatan ini meliputi tanggung jawab berikut:
a. Menurunkan barang dari alat angkutan
b. Membongkar peti kemas pengiriman
c. Mengenali dan memilah barang
d. Memeriksa faktur penerimaan terhadap dokumen pengiriman
e. Mencatat faktur penerimaan
f. Menandai/ mencatat kekurangan, kerusakan, dan sebagainya
g. Memelihara pencatatan yang memadai
h. Mengirimkan bahan/barang ke tempat pemakaian
Penerimaan sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan penerimaan, yang biasanya di
bawah Departemen Pengendalian Mutu atau Departemen Pemeriksaan, yang bertanggung jawab
melakukan pemeriksaan semua peralatan dan barang yang masuk. Pemeriksaan penerimaan
umunya membutuhkan ruangan untuk:
a. Secara rapi menyimpan barang yang menunggu diperiksa
b. Menyimpan, menangani, dan tempat kerja untuk operasi inspeksi
c. Menyimpan sementara barang yang sedang diperiksa, menunggu pengiriman ke
tempat pemakaian atau ke gudang
Pengembangan Kebutuhan Penerimaan
Perencanaan kegiatan penerimaan membutuhkan sejumlah besar faktor, seperti barang
yang diterima, ruang, karakteristik banguanan, tata letak ruang, peralatan, lokasi, serta operasi.
Tata cara penanganan bahan baru dapat ditentukan dengan tepat bila sifat-sifat fisik semua
barang yang diterima telah dikenali. Sebagai bantuan dalam pengumpulan atau perkiraan data
pada kegiatan penerimaan dapat digunakan formulir penerimaan. Setelah data terkumpul,
kemudian data tersebut ditata sehingga dapat menyusun informasi yang dapat membantu dalam
menentukan beban kerja, metode dan peralatan pembongkar muatan, kebutuhan galangan,
pemeriksaan penerimaan yang dibutuhkan, fasilitas penyimpanan sementara, metode peralatan
pengangkut, serta ruang untuk kegiatan penerimaan.
Kantor Penerimaan
Kantor penerimaan bergantung pada luasnya kegiatan penerimaan, kantor penerimaan
dapat terdiri atas meja sampai ke perlengkapan kantor yang lengkap yang ditentukan oleh junlah
orang yang diperlukan untuk memelihara pencatatan dan kertas kerja lainnya.
Lokasi Kegiatan Penerimaan
Penerimaan merupakan awal mula dari seluruh pola aliran barang. Penerimaan harus
diletakkan dengan baik terhadap fasilitas angkutan luar, seperti jalan raya, jalur kereta api, atau
jalan air. Fasilitas angkutan inilah yang menentukan lokasi penerimaan pada saat kita akan
membangun sebuah gedung baru. Lokasi penerimaan seringkali ditempatkan berdekatan dengan
lokasi pengiriman. Hali ini disebabkan lokasi fasilitas yang ada, dan pemakaian pekerja yang
efektif pada pabrik kecil.
2. Gudang
Masalah penyimpanan menembus ke seluruh perusahaan, sejak penerimaan melewati
produksi sampai pengiriman. Untuk perncanaan, persoalan penyimpanan menyeluruh dapat
dipecah ke dalam kategori-kategor berikut:
a. Penerimaan – selama proses penerimaan dan sebelum penyaluran.
b. Gudang – penyimpanan bahan baku dan barang yang dibeli jadi sampai
diperlukan pada produksi. Gudang juga sering disebut dengan ruang persediaan,
gudang bahan baku, atau nama khusus setempat sesuai dengan jenis barang yang
disimpan
c. Perlengkapan – barang bukan produktif yang digunakan untk mendukung fungsi
produktif. Seringkali berada pada lokasi yang berbeda, di dekat tempat
pemakaiannya; perlengkapan produksi harus dekat kegiatan produksi;
perlangkapan perawatan mungkin dalam daerah bengkel perawatan; dan
perlengkapan kantor dekat dengan perkantoran. Pada perusahaan kecil, seluruh
barang dapat saja berada pada satu gudang.
d. Ditengah proses – barang setengah jadi dan sedang menunggu operasi
selanjutnya. Pada penyimpanan di tengah proses biasanya disimpan dalam satu
atau dua lokasi :
- sejumlah kecil, biasanya disimpan di antara tempat kerja atau antara mesin,
atau dekat ke tempat kerja
- sejumlah besar yang disimpan untuk periode yang agak panjang, seringkali
disimpan dalam tempat yang teralokasi dalam jarak yang agak jauh sampai
barang tadi diperlukan untuk menjamin pengendalian menyeluruh yang lebih
baik pada produk setengah jadi
e. Komponen jadi – yang sedang menunggu perakitan ( dapat juga disimpan pada
daerah di tengah proses atau daerah perakitan ). Konsep penyimpanan pada titik
pemakaian, menempatkan barang yang digunakan pada satu daerah khusus dalam
lokasi, ketimbang pada lokasi penyimpanan yang berjarak jauh.
f. Sisa – bahan, bagian, produkm dan sebagainya yang akan diproses kembali
menjadi bentuk yang berguna
g. Buangan, sekrap, dan sebagainya – penumpukkan, pemilihan, dan penyaluran
barang yang tidak berguna lagi. Biasanya bahan ini dikumpulkan, dipilah, dan
mungkin dijual kepada seseorang yang menggunakan sekrap dan bahan buangan
sebagai bahan utamanya.
h. Macam-macam – peralatan, perlengkapan, peti kemas, dan sebagainya yang tidak
berguna untuk digunakan kembali pada masa datang
i. Produk jadi
3. Perencanaan Gudang
Dalam mempertimbangkan prosedur perencanaan, semua gudang akan dikelompokkan
sebagai gudang saja, karena pengumpulan data, analisis dan proses perancangan sama untuk
semua kategori. Tujuan umum dari metode penyimpanan barang adalah:
a. Penggunaan volume bangunan yang maksimum
b. Penggunaan waktu, buruh, dan perlengkapan yang efisien
c. Kemudahan pencapaian bahan
d. Pengangkutan barang yang cepat dan mudah
e. Identifikasi barang yang baik
f. Pemeliharaan barang yang maksimum
g. Penampilan yang rapi dan tersusun
Pengembangan Kebutuhan Gudang
Faktor-faktor untuk pertimbangan dalam mengembangkan kebutuhan gudang dapat
dilihat pada tabel 2.1. Semua faktor ini mempunyai andil penting pada kebutuhan ruangan
gudang sesungguhnya.
Gudang Luar
Kadang-kadang barang atau bahan dapat disimpan di luar bangunan. Alasan utama
penyimpanan di luar adalah:
- Biaya bangunan yang rendah atau bahkan tidak ada
- Perlapisan atau pembungkusan protektif dapat memberikan perlindungan yang layak
- Beberapa jenis bahan tidak memerlukan perlindungan cuaca
- Kemampuan kendaraan untuk penggunaan di luar.
Tanpa memperhatikan bahan yang disimpan di luar, sebagian besar perencanaan harus
dikerjakan serupa dengan gudang dalam. Faktor yang berbeda untuk pertimbangan adalah
permukaaan tanah, jalan masuk lokasi, dan jumlah pelindung yang dibutuhkan. Salah satu
keanekaragaman yang menarik pada gudang luar adalah tatanan yang dapat diperbesar
(dipompa) yang ditunjukkan pada gambar 2.5, yang didukung oleh tekanan udara dari sebuah
kipas angin, dengan dasar yang ditahan di tempat oleh pasir dalam satu ruas berbentuk tabung di
sekitar ujung lantai.
Gambar 2.5. Gudang Luar
Tabel 2.1. Faktor-faktor Pertimbangan dalam Perencanaan dan Rancangan Penyimpanan Bahan
Baku dan Produk Jadi
4. Gudang Produk Jadi
Gudang produk jadi berhubungan dengan penyimpanan yang rapi dan pengeluaran
produk jadi. Gudang ini bertanggung jawab atas:
- Penerimaan produk jadi dari produksi
- Menyimpan barang dengan aman dan rapi
- Pengambilan pesanan untuk pengiriman
- Pengepakan untuk pengiriman
- Menyimpan catatan yang tepat
Pengembangan Kebutuhan Gudang Produk Jadi
Umumnya, gudang produk jadi tidak melibatkan jenis barang sebanyak gudang bahan
baku atau komponen, karena beberapa komponen telah dirakit menjadi produk jadi. Titik awal
analisis gudang produk jadi adalah karakteristik fisik barang yang akan disimpan. Kenyataannya,
kebanyakan yang disebut tentang kegiatan penyimpanan menggunakan persis sama dengan
kegiatan penyimpanan di sini.
5. Pengiriman
Pengiriman berhubungan dengan pengaturan persediaan yang terpilih untuk memenuhi
pesanan, pengemasan barang, atau pengiriman, dan pemunggahannya ke atas alat angkut untuk
penyerahan. Fungsi pengiriman seringkali dilaksanakan seiring dengan kegiatan penerimaan
dan/atau kegiatan penyimpanan produk jadi. Ketiganya harus dipertimbangkan secara bersamaan
dalam proyek perencanaan tata letak. Dapat dikatakan bahwa kegiatan pengiriman kebalikan dari
kegiatan penerimaan. Berikut kemungkinan-kemungkian penyusunan tempat penerimaan dan
tempat penyimpanan dan pengiriman:
Gambar 2.6 Kemungkinan Penyusunan Tempat Penerimaan dan Tempat Penyimpanan dan
Pengiriman
Dapat dilihat pada Gambar 2.6 mengenai beberapa kemungkinan penyusunan tempat
penerimaan (R) dan tempat penyimpanan (S) dan pengiriman. Lokasi penerimaan dan
pengiriman bisa bersebelahan maupun bersebrangan, Hal ini dipengaruhi oleh kedekatannya
dengan fasilitas angkutan luar seperti jalan raya, rel kereta api, atau pelabuhan. Pada Gambar 2.6
tersebut dapat dilihat pengaruh jalan raya terhadap lokasi/ tempat penerimaan dan pengiriman.
Pada bagian atas dapat dilihat penyusunan lokasi penerimaan dan pengiriman jika jalan raya
pada satu sisi bangunan; pada bagian tengah dapat dilihat lokasi penerimaan dan pengiriman jika
jalan raya pada dua sisi bangunan yang bersebelahan; pada bagian yang bawah dapat dilihat
penempatan lokasi penerimaan dan pengiriman jika jalan raya pada dua sisi bangunan yang
berlawanan. Pengaruh jalan raya yang mempengaruhi penempatan lokasi penerimaan dan
pengiriman juga mempengaruhi pola aliran barangnya. Dapat dilihat pada Gambar 2.6 pola aliran
barang (produk) yang diwakili dengan anak panah. Pola aliran barang juga akan dipengaruhi oleh
jalan raya. Misalnya saja pada gambar paling kiri di bagian atas. Lokasi penerimaan dan
penyimpanan dan pengirimannya bersebrangan, maka bahan baku yang diterima dapat disimpan
dalam lokasi penyimpanannya (S) atau langsung diproduksi dengan tahap tertentu kemudian
masuk ke dalam lokasi penyimpanan yang kemudian siap untuk dikirim.
Merencanakan Kebutuhan Pengiriman
Beberapa faktor yang harus diperhitungkan di sini adalah:
- Sifat barang yang ditangani
- Penentuan beban kerja: (a) jumlah pengiriman tiap satuan waktu, (b) jumlah bilah tiap
pengiriman, (c) jumlah dan jadwal kedatangan alat angkut, (d) volume yang dibawa truk
dan kereta api
- Rancangan galangan dan peralatannya
- Ruang kantor untuk pemeliharaan catatan
- Metode pemindahan dan peralatan pengakutan
- Lokasi daerah pengiriman
Yang penting dalam perencanaan adalah:
1. Tempat untuk barang disimpan, menunggu pengepakan dan pengiriman
2. Tempat pengepakan itu sendiri
3. Ruang tambahan untuk truk atau kereta api, di samping yang dibutuhkan oleh penerimaan
Keterkaitan antara Penerimaan, Gudang Bahan, Gudang Produk Jadi, dan Pengiriman
Semua faktor harus dimasukkan ke dalam perhitungan, terutama lokasi fasilitas angkutan
luar. Faktor pentingnya lainnya adalah perluasan di masa datang. Kegiatan ini sebaiknya tidak
diletakkan pada bangunan yang mempunyai kemungkinan perluasan yang terhalang oleh tatanan
permanen seperti jalan, rel kereta api, atau barang tetap lainnya yang akan memakan biaya jika
dipindahkan.
Keterkaitan Penjaja dan Pelanggan dalam Pengiriman dan Penerimaan
Faktor penting yang perlu dipertimbangkan adalah kerja sama yang erat antara penjual
dan pelanggan. Hanya perusahaan dan bagian pembelian baiklah yang bekerja sama dengan erat
dengan penjual dan pelanggan dalam menentukkan cara pengemasan dan pengepakan serta peti
kemas yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
6. Ruang Perkakas dan Rak Perkakas
Ruang ini berfungsi untuk membuat dan memelihara perkakas – perkakas yang
digunakan pada proses produksi. Berkaitan dengan tata letaknya maka yang mnenjadi
pertimbangan adalah pemusatan dan penyebaran. Pemusatan merupakan peletakan semua
fasilitias pada satu daerah. Hal ini akan tepat bila diaplikasikan oleh perusahaan kecil.
Sedangkan pemusatan besar digunakan oleh perusaaan besar.
7. Kantor Penyelia Produksi
Kantor ini berungsi sebagai tempat merencanakan produksi. Kantor ini terdapat meja
mandor sampai sederetan kantor, mungkin pada berbagai lokasi sepanjang daerah produksi. Ada
pula kantor pre-fab yang mudah dipindah dan berbentuk balkon. Bentuk ini memiliki
keuntungan; pemanfaatan ruang di atas tempat produksi atau tempat lain dan pengamatan
terhadap daerah pengawasan lebih baik.
8. Kegiatan Pelayanan Lainnya
Fungsi lain yang membutuhkan ruang dalam pabrik adalah perawatan, yang akan
membutuhkan tempat yang sesuai untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan, baik untuk
perawatan peralatan produksi maupun untuk bangunan, seperti; perawatan pencegahan,
pekerjaan perbaikan, dan pengubahan. Pada perusahaan kecil ketiganya digabung sedangkan
pada perusahaan besar ketiganya terpisah.
9. Gudang Perlengkapan Pemindahan
Perlu tempat penyimpanan khusus peralatan pemindah pada perusahaan daripada
disimpan di gang. Barang semacam lift-truck, pallet tambahan, trailer, dan traktor disimpan dan
dirawat pada satu tempat terpusat.
B. Pelayanan Pabrik
Fasilitas Parkir
Parkir merupakan kebutuhan yang mulak meningkat. Tata letak parkir perlu diperhatikan.
Hal ini berhubungan dengan kecenderungan penempatan pabrik dan tempat tinggal di pinggiran
kota serta kebutuhan dorongan untuk pekerja.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Kegiatan produksi memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan pelayanan dan kegiatan tambahan yang memberikan dukungan sehingga terbentuk keterkaitan antar setiap kegiatan
2. Kegiatan pelayanan produksi dan pabrik sangat penting bagi operasi perusahaan yang efisien. Dengan mengenali kegiatan-kegiatan pelayanan produksi dapat memudahkan dalam menentukkan kebutuhan ruang secara efisien dan merencanakan pembagian tempat.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga. Penerbit ITB.
Bandung
Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Keempat. Guna
Widya. Surabaya