31
MAKALAH TATA LETAK PABRIK DAN PEMINDAHAN BAHAN “MERENCANAKAN KETERKAITAN KEGIATAN DAN PELAYANAN PRODUKSI DAN BANGUNAN PABRIK“ Disusun Oleh: Ari Wardani (12043) Ilham Terry Oktavianto (12055) Igan Hasuna Alfiandra (12091) Tri Indah Purwanti (12207) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN

revisi MAKALAH KELOMPOK 8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

MAKALAH TATA LETAK PABRIK DAN PEMINDAHAN BAHAN

“MERENCANAKAN KETERKAITAN KEGIATAN DAN

PELAYANAN PRODUKSI DAN BANGUNAN PABRIK“

Disusun Oleh:

Ari Wardani (12043)

Ilham Terry Oktavianto (12055)

Igan Hasuna Alfiandra (12091)

Tri Indah Purwanti (12207)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 2: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya

makalah Merencanakan Keterkaitan Kegiatan Dan Pelayanan Produksi Dan Bangunan Pabrik ini

mampu diselesaikan. Penyusunan buku ini tidak lepas dari berbagai dukungan. Oleh karena itu,

kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prihati Sih Nugraheni, S.Pi., M.P. , selaku dosen pengampu mata kuliah Tata

Letak dan Penanganan Bahan

2. Teman-teman seangkatan yang selalu berjuang bersama dan selalu memberikan

dukungan dalam penyusunan makalah ini.

Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas kuliah Tata Letak dan

Penanganan Bahan.

Kami sadar masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami

menerima secara terbuka bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukkan bagi

penyempurnaan buku ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 19 September 2012

Tim Penulis

Page 3: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sebuah pepatah berbunyi “Failing To Plan Means Planning To Fail”. Pepatah itu

mengisyaratkan bahwa apabila kita gagal dalam menyusun perencanaan, itu sama saja dengan

merencanakan suatu kegagalan. Ini berarti, sebelum gagal, perencanaan harus dibuat. Begitu pula

dalam merencanakan kegiatan usaha sebuah pabrik. Ketika kita ingin membangun sebuah pabrik

usaha, maka kita perlu merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Tugas utama dalam

merencanakan kegiatan adalah mengenali berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian

mengenali kegiatan pelayanan dan kegiatan tambahan yang diperlukan untuk mendukung

kegiatan utama dalam kegiatan usaha. Setiap usaha memerlukan sejumlah pelayanan pendukung,

yang berhubungan dengan fungsi utama fasilitas masing-masing.

Menentukan keterkaitan sejumlah kegiatan yang melayani kegiatan produksi memerlukan

pembahasan lebih lanjut mengenai beberapa kegiatan pelayanan yang mempengaruhi kegiatan

produksi. Perencanaan sebuah kegiatan yang baik memerlukan keterkaitan antar kegiatan yang

baik. Sehingga selain merencanakan kegiatan produksi, juga perlu mengenali sifat-sifat kegiatan

pelayanan dan merancang kegiatan-kegiatan pelayanan yang mempengaruhi kegiatan produksi.

Hal ini juga berkaitan dengan perencanaan ukuran pabrik dan jumlah karyawan yang dibutuhkan

kelak yang akan mempengaruhi bentuk serta tata letak bangunan pabrik.

I.2 Tujuan

1. Mengetahui dan mengenali keterkaitan kegiatan-kegiatan pada pabrik.

2. Mengetahui dan mengenali kegiatan pelayanan produksi dan bangunan pabrik.

Page 4: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Merencanakan Keterkaitan Kegiatan

Pada perencanaan tata letak suatu pabrik, tidak hanya merencanakan aliran bahan baku,

barang, maupun unsur-unsur lain yang melewati fasilitas-fasilitas di dalam pabrik, penempatan

kegiatan pelayanan atau tambahan di sekitar penyusunan peralatan dan pusat kerja juga perlu

direncanakan.

A. Jenis-jenis Kegaitan

Pekerjaan pertama dalam merencanakan keterkaitan kegiatan adalah mengenali kegiatan

pelayanan tersebut, untuk meyakinkan bahwa tidak ada kegiatan penting yang terlewatkan.

Kemudian juga melihat lokasi kegiatan di dalam maupun pola aliran, harus memperhitungkan

hubungan-keluar, yaitu dengan lingkungan fasilitas dan sifat-sifatnya.

B. Pemilihan Pusat Kegiatan

Dalam memilih pusat kegiatan, sifat utama yang harus diperhitungkan adalah :

1. Apakah terjadi kegiatan tunggal, kegiatan khusus, atau sekelompok kegiatan

tertentu?

2. Apakah kegiatan menuntut sejumlah luas tertentu?

3. Apakah kegiatan tersebut banyak dilewati aliran?

Pengkajian tentang peta organisasi akan menolong untuk mengenali pusat-pusat kegiatan,

seperti mewawancarai petugas-petugas, kemudian melakukan kajian sendiri agar lebih mengenal

keadaan yang terjadi.

C. Jenis-jenis Keterkaitan

Jenis-jenis keterkaitan pada beberapa kegiatan harus dikenali terlebih dahulu. Umumnya

adalah :

1. Antara dua kegiatan produksi

2. Antara suatu kegiatan produksi, pelayanan, atau kegiatan tambahan

3. Antara dua kegiatan pelayanan

Page 5: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterkaitan

Dalam merencanakan keterkaitan kegiatan ada sejumlah faktor yang harus

dipertimbangkan. Diantaranya adalah :

1. Tuntutan khusus dari kegiatan tertentu

2. Sifat/karakteristik bangunan, misalnya: tipe, tinggi, lokasi tiang, dan lain-lain.

3. Keadaan bangunan, misalnya: lokasi, topografi, ukuran, dan lain-lain.

4. Fasilitas luar, misalnya: parkir, alat angkut, dan lain-lain.

5. Perluasan, misalnya: ruang tambahan, lantai tambahan, peralatan permanen, dan

lain-lain.

E. Derajat Keterkaitan Kegiatan

Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada satu tempat, telah

ditetapkan satu pengelompokan derajat kedekatan yang diikuti dengan tanda atau sandi bagi tiap

kedekatan tersebut. Dan terkadang juga ditunjang dengan warna-warna bagi tiap-tiap sandi.

Semuanya telah ditetapkan Richard Mutcher, yaitu :

A = Mutlak perlu kegiatan-kegiatan tersebut berhampiran satu sama lain ( Merah )

E = Sangat penting kegiatan-kegiatan tersebut berdekatan ( Jingga )

I = Penting bahwa kegiatan-kegiatan tersebut berdekatan ( Hijau )

O = Biasa, dimana saja tidak masalah ( Biru )

U = Tidak perlu adanya keterkaitan geografis apapun ( Tak Berwarna )

X = Tidak diinginkan – kegiatan yang bersangkutan berdekatan ( Coklat )

Juga harus dikenali bahwa apa saja dituntut derajat pemisahan yaitu kegiatan yang

sebaiknya dipisahkan dengan alasan kotor, bising, asap, debu, bau, getaran, resiko kesehatan,

keselamatan, gangguan.

F. Peta Keterkaitan Kegiatan

Peta keterkaitan kegiatan adalah teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara

setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Peta ini berguna dalam :

1. Penyusunan urutan bagi pendahuluan bagi satu peta.

2. Lokasi nisbi dari pusat kerja atau departemen dari satu kantor

3. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan

Page 6: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

4. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan

5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam satu fasilitas produksi

6. Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta alasannya

7. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.

Kenyataannya peta ini serupa dengan tabel jarak sebuah peta jalan; jaraknya digantikan

dengan huruf sandi kualitatif, dan angka menunjukkan alasan bagi huruf sandi tadi. Sandi

keterkaitan menunjukkan keterkaitan suatu kegiatan dengan yang lainnya dan seberapa penting

setiap kedekatan hubungan yang ada. Huruf-huruf diletakkan pada bagian atas kotak. Kadang-

kadang digunakan juga warna untuk menunjukkan derajat kedekatannya, sedangkan angka-angka

sandi dimasukkan di bawah kotak yang menunjukkan alasan yang mendukung setiap kedekatan

hubungan. Berikut contoh peta keterkaitan kegiatan.

Page 7: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

Gambar 2.1 Contoh Peta Keterkaitan Kegiatan

Page 8: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

G. Membentuk Peta Keterkaitan Kegiatan

Proses perencanaan keterkaitan kegiatan dapat berjalan sebagai berikut:

1. Kenali semua kegiatan pelayanan penting atau kegiatan tambahan yang

diperlukan dalam mendukung fungsi produktif utama suatu perusahaan.

2. Bagilah dalam kelompok-kelompok, (a) produksi; (b) pelayanan (administrasi,

produksi, kepegawaian, pabrik).

3. Himpun data tentang aliran data bahan barang, informasi, kepegawaian dsb.

4. Tentukan faktor-faktor atau sub-faktor apa saja yang menentukan keterkaitan,

(a) barang (hanya produksi); (b) peralatan; (c) aliran informasi; (d) keterkaitan

pegawai; (e) keterkaitan fisik.

5. Siapkan formulir yang sama dengan gambar 8-1

6. Masukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri bawah. Urutannya

tidak mengikat, meski bisa juga diurut menurut urutan logis.

7. Masukkan derajat kedekatan yang diinginkan (diminta)

8. Angka sandi di bawah menunjukkan alasan.

9. Tinjau kembali peta keterkaitan kegiatan.

LEMBAR KERJA UNTUK DIAGRAM KETERKAITAN KEGIATANKegiatan Derajat Kedekatan

A E I O U X1. Penerimaan dan Pengiriman 2 - 5 3, 4, 8 6, 7 -2. Gudang 1,5 - - 3, 4, 8 6, 7 -3. Ruang dan rak peralatan 4,5 - - 1, 2 6, 7, 8 -4. Perawatan 3,5 - - 1, 2, 8 6, 7 -5. Produksi 2, 3, 4 6, 7, 8 1 - - -6. Ruang pakaian 5 7 1, 2, 3, 4 87. Kantin - 5 6 8 1, 2, 3, 48. Kantor 5 1, 2, 4, 7 3 69.10.11.12.13.14.

Gambar 2.2 Lembar kerja untuk diagram diagram keterkaitan kegiatan

Page 9: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

H. Diagram Keterkaitan Kegiatan

Diagram keterkaitan kegiatan adalah dasar perencanaan antara pola aliran barang dan

lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi. Diagram keterkaitan kegiatan

dalam kenyataan merupakan diagram balok yang menunjukkan pendekatan keterkaitan kegiatan,

yang menunjukkan kegiatan sebagai satu model kegiatan tunggal.

Keterangan diagram:

1. Daftarlah semua kegiatan dalam kolom kiri.

2. Masukkan nomor kegiatan dari peta keterkaitan kegiatan pada setiap kolom.

3. Lanjutkan prosedur untuk setiap baris pada lembar kerja.

4. Masukkan nama-nama kegiatan yang telah ditentukan dengan menggunakan

formulir.

5. Alihkan angka-angka dari kolom pada lembar kerja ke sudut-sudut model

kegiatan tadi dengan menggunakan formulir.

6. Pindahkan model kegiatan dari formulir.

7. Susun model ke dalam sebuah diagram keterkaitan kegiatan, pasangkan yang A

lebih dulu kemudian yang E.

8. Salin susunan akhir.

9. Gambarkan pola aliran sementara.

Teknik lainnya dikembangkan oleh Richard Muther, menggunakan kombinasi garis,

lambang dan warna , dan menghasilkan satu diagram. Disini lambang- lambang adalah lambang-

lambang proses konvensional, dan angka garis antara lambang-lambang menunjukkan

pentingnya kedekatan.

Page 10: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

Gambar 2.3. Diagram (bagan) keterkaitan kegiatan suatu pabrik

Page 11: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

Gambar 2.4 Diagram Keterkaitan kegiatan yang dikembangkan Muhler

II.2 Pelayanan Produksi dan Bangunan Pabrik

Elemen dasar suatu pabrik adalah individu-individu satuan kerja yang merupakan

kombinasi dari mesin, peralatan, perlengkapan, dan karyawan yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan. Stasiun-stasiun kerja ini akan membentuk kesinambungan dan

terbentuk kelompok stasiun kerja yang disebut dengan departemen (Wignjosoebroto, 2009).

Dalam suatu kegiatan usaha, kegiatan produksi perlu didukung dengan berbagai kegiatan

pelayanan dan kegiatan tambahan lainnya. Kegiatan pelayanan dan tambahan ini dipengaruhi

oleh ukuran pabrik yang berhubungan dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan, sehingga

kegiatan pelayanan dan tambahan ini bersifat relatif sesuai dengan kebutuhan pabrik. Namun,

kegiatan pelayanan dan tambahan ini harus diperhitungkan dalam penentuan fasilitas total.

Kegiatan pelayan dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu melayani:

a. Produksi – kegiatan yang utamanya melayani fungsi produksi

b. Bangunan pabrik – melayani kebutuhan fasilitas fisik seperti bangunan,

perlengkapan, peralatan

c. Administrasi – fungsi yang melayani seluruh pabrik, mencakup sebagian besar

daerah perkantoran umum dan kegiatan yang berkaitan dengannya

d. Pegawai – dibutuhkan terutama untuk melayani atau menangani keperluan manusia

Page 12: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

A. Pelayanan Produksi

1. Penerimaan

Penerimaan berhubungan dengan kegiatan mendapatkan semua bahan atau barang dan

perlengkapan yang datang di fasilitas dan di gudang yang sesuai serta mengirimkannya.

Kegiatan ini meliputi tanggung jawab berikut:

a. Menurunkan barang dari alat angkutan

b. Membongkar peti kemas pengiriman

c. Mengenali dan memilah barang

d. Memeriksa faktur penerimaan terhadap dokumen pengiriman

e. Mencatat faktur penerimaan

f. Menandai/ mencatat kekurangan, kerusakan, dan sebagainya

g. Memelihara pencatatan yang memadai

h. Mengirimkan bahan/barang ke tempat pemakaian

Penerimaan sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan penerimaan, yang biasanya di

bawah Departemen Pengendalian Mutu atau Departemen Pemeriksaan, yang bertanggung jawab

melakukan pemeriksaan semua peralatan dan barang yang masuk. Pemeriksaan penerimaan

umunya membutuhkan ruangan untuk:

a. Secara rapi menyimpan barang yang menunggu diperiksa

b. Menyimpan, menangani, dan tempat kerja untuk operasi inspeksi

c. Menyimpan sementara barang yang sedang diperiksa, menunggu pengiriman ke

tempat pemakaian atau ke gudang

Pengembangan Kebutuhan Penerimaan

Perencanaan kegiatan penerimaan membutuhkan sejumlah besar faktor, seperti barang

yang diterima, ruang, karakteristik banguanan, tata letak ruang, peralatan, lokasi, serta operasi.

Tata cara penanganan bahan baru dapat ditentukan dengan tepat bila sifat-sifat fisik semua

barang yang diterima telah dikenali. Sebagai bantuan dalam pengumpulan atau perkiraan data

pada kegiatan penerimaan dapat digunakan formulir penerimaan. Setelah data terkumpul,

kemudian data tersebut ditata sehingga dapat menyusun informasi yang dapat membantu dalam

menentukan beban kerja, metode dan peralatan pembongkar muatan, kebutuhan galangan,

pemeriksaan penerimaan yang dibutuhkan, fasilitas penyimpanan sementara, metode peralatan

pengangkut, serta ruang untuk kegiatan penerimaan.

Page 13: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

Kantor Penerimaan

Kantor penerimaan bergantung pada luasnya kegiatan penerimaan, kantor penerimaan

dapat terdiri atas meja sampai ke perlengkapan kantor yang lengkap yang ditentukan oleh junlah

orang yang diperlukan untuk memelihara pencatatan dan kertas kerja lainnya.

Lokasi Kegiatan Penerimaan

Penerimaan merupakan awal mula dari seluruh pola aliran barang. Penerimaan harus

diletakkan dengan baik terhadap fasilitas angkutan luar, seperti jalan raya, jalur kereta api, atau

jalan air. Fasilitas angkutan inilah yang menentukan lokasi penerimaan pada saat kita akan

membangun sebuah gedung baru. Lokasi penerimaan seringkali ditempatkan berdekatan dengan

lokasi pengiriman. Hali ini disebabkan lokasi fasilitas yang ada, dan pemakaian pekerja yang

efektif pada pabrik kecil.

2. Gudang

Masalah penyimpanan menembus ke seluruh perusahaan, sejak penerimaan melewati

produksi sampai pengiriman. Untuk perncanaan, persoalan penyimpanan menyeluruh dapat

dipecah ke dalam kategori-kategor berikut:

a. Penerimaan – selama proses penerimaan dan sebelum penyaluran.

b. Gudang – penyimpanan bahan baku dan barang yang dibeli jadi sampai

diperlukan pada produksi. Gudang juga sering disebut dengan ruang persediaan,

gudang bahan baku, atau nama khusus setempat sesuai dengan jenis barang yang

disimpan

c. Perlengkapan – barang bukan produktif yang digunakan untk mendukung fungsi

produktif. Seringkali berada pada lokasi yang berbeda, di dekat tempat

pemakaiannya; perlengkapan produksi harus dekat kegiatan produksi;

perlangkapan perawatan mungkin dalam daerah bengkel perawatan; dan

perlengkapan kantor dekat dengan perkantoran. Pada perusahaan kecil, seluruh

barang dapat saja berada pada satu gudang.

Page 14: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

d. Ditengah proses – barang setengah jadi dan sedang menunggu operasi

selanjutnya. Pada penyimpanan di tengah proses biasanya disimpan dalam satu

atau dua lokasi :

- sejumlah kecil, biasanya disimpan di antara tempat kerja atau antara mesin,

atau dekat ke tempat kerja

- sejumlah besar yang disimpan untuk periode yang agak panjang, seringkali

disimpan dalam tempat yang teralokasi dalam jarak yang agak jauh sampai

barang tadi diperlukan untuk menjamin pengendalian menyeluruh yang lebih

baik pada produk setengah jadi

e. Komponen jadi – yang sedang menunggu perakitan ( dapat juga disimpan pada

daerah di tengah proses atau daerah perakitan ). Konsep penyimpanan pada titik

pemakaian, menempatkan barang yang digunakan pada satu daerah khusus dalam

lokasi, ketimbang pada lokasi penyimpanan yang berjarak jauh.

f. Sisa – bahan, bagian, produkm dan sebagainya yang akan diproses kembali

menjadi bentuk yang berguna

g. Buangan, sekrap, dan sebagainya – penumpukkan, pemilihan, dan penyaluran

barang yang tidak berguna lagi. Biasanya bahan ini dikumpulkan, dipilah, dan

mungkin dijual kepada seseorang yang menggunakan sekrap dan bahan buangan

sebagai bahan utamanya.

h. Macam-macam – peralatan, perlengkapan, peti kemas, dan sebagainya yang tidak

berguna untuk digunakan kembali pada masa datang

i. Produk jadi

3. Perencanaan Gudang

Dalam mempertimbangkan prosedur perencanaan, semua gudang akan dikelompokkan

sebagai gudang saja, karena pengumpulan data, analisis dan proses perancangan sama untuk

semua kategori. Tujuan umum dari metode penyimpanan barang adalah:

a. Penggunaan volume bangunan yang maksimum

b. Penggunaan waktu, buruh, dan perlengkapan yang efisien

c. Kemudahan pencapaian bahan

d. Pengangkutan barang yang cepat dan mudah

Page 15: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

e. Identifikasi barang yang baik

f. Pemeliharaan barang yang maksimum

g. Penampilan yang rapi dan tersusun

Pengembangan Kebutuhan Gudang

Faktor-faktor untuk pertimbangan dalam mengembangkan kebutuhan gudang dapat

dilihat pada tabel 2.1. Semua faktor ini mempunyai andil penting pada kebutuhan ruangan

gudang sesungguhnya.

Gudang Luar

Kadang-kadang barang atau bahan dapat disimpan di luar bangunan. Alasan utama

penyimpanan di luar adalah:

- Biaya bangunan yang rendah atau bahkan tidak ada

- Perlapisan atau pembungkusan protektif dapat memberikan perlindungan yang layak

- Beberapa jenis bahan tidak memerlukan perlindungan cuaca

- Kemampuan kendaraan untuk penggunaan di luar.

Tanpa memperhatikan bahan yang disimpan di luar, sebagian besar perencanaan harus

dikerjakan serupa dengan gudang dalam. Faktor yang berbeda untuk pertimbangan adalah

permukaaan tanah, jalan masuk lokasi, dan jumlah pelindung yang dibutuhkan. Salah satu

keanekaragaman yang menarik pada gudang luar adalah tatanan yang dapat diperbesar

(dipompa) yang ditunjukkan pada gambar 2.5, yang didukung oleh tekanan udara dari sebuah

kipas angin, dengan dasar yang ditahan di tempat oleh pasir dalam satu ruas berbentuk tabung di

sekitar ujung lantai.

Gambar 2.5. Gudang Luar

Page 16: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

Tabel 2.1. Faktor-faktor Pertimbangan dalam Perencanaan dan Rancangan Penyimpanan Bahan

Baku dan Produk Jadi

Page 17: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

4. Gudang Produk Jadi

Gudang produk jadi berhubungan dengan penyimpanan yang rapi dan pengeluaran

produk jadi. Gudang ini bertanggung jawab atas:

- Penerimaan produk jadi dari produksi

- Menyimpan barang dengan aman dan rapi

- Pengambilan pesanan untuk pengiriman

- Pengepakan untuk pengiriman

- Menyimpan catatan yang tepat

Pengembangan Kebutuhan Gudang Produk Jadi

Umumnya, gudang produk jadi tidak melibatkan jenis barang sebanyak gudang bahan

baku atau komponen, karena beberapa komponen telah dirakit menjadi produk jadi. Titik awal

analisis gudang produk jadi adalah karakteristik fisik barang yang akan disimpan. Kenyataannya,

kebanyakan yang disebut tentang kegiatan penyimpanan menggunakan persis sama dengan

kegiatan penyimpanan di sini.

5. Pengiriman

Pengiriman berhubungan dengan pengaturan persediaan yang terpilih untuk memenuhi

pesanan, pengemasan barang, atau pengiriman, dan pemunggahannya ke atas alat angkut untuk

penyerahan. Fungsi pengiriman seringkali dilaksanakan seiring dengan kegiatan penerimaan

dan/atau kegiatan penyimpanan produk jadi. Ketiganya harus dipertimbangkan secara bersamaan

dalam proyek perencanaan tata letak. Dapat dikatakan bahwa kegiatan pengiriman kebalikan dari

kegiatan penerimaan. Berikut kemungkinan-kemungkian penyusunan tempat penerimaan dan

tempat penyimpanan dan pengiriman:

Page 18: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

Gambar 2.6 Kemungkinan Penyusunan Tempat Penerimaan dan Tempat Penyimpanan dan

Pengiriman

Dapat dilihat pada Gambar 2.6 mengenai beberapa kemungkinan penyusunan tempat

penerimaan (R) dan tempat penyimpanan (S) dan pengiriman. Lokasi penerimaan dan

pengiriman bisa bersebelahan maupun bersebrangan, Hal ini dipengaruhi oleh kedekatannya

dengan fasilitas angkutan luar seperti jalan raya, rel kereta api, atau pelabuhan. Pada Gambar 2.6

tersebut dapat dilihat pengaruh jalan raya terhadap lokasi/ tempat penerimaan dan pengiriman.

Pada bagian atas dapat dilihat penyusunan lokasi penerimaan dan pengiriman jika jalan raya

pada satu sisi bangunan; pada bagian tengah dapat dilihat lokasi penerimaan dan pengiriman jika

jalan raya pada dua sisi bangunan yang bersebelahan; pada bagian yang bawah dapat dilihat

penempatan lokasi penerimaan dan pengiriman jika jalan raya pada dua sisi bangunan yang

berlawanan. Pengaruh jalan raya yang mempengaruhi penempatan lokasi penerimaan dan

pengiriman juga mempengaruhi pola aliran barangnya. Dapat dilihat pada Gambar 2.6 pola aliran

Page 19: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

barang (produk) yang diwakili dengan anak panah. Pola aliran barang juga akan dipengaruhi oleh

jalan raya. Misalnya saja pada gambar paling kiri di bagian atas. Lokasi penerimaan dan

penyimpanan dan pengirimannya bersebrangan, maka bahan baku yang diterima dapat disimpan

dalam lokasi penyimpanannya (S) atau langsung diproduksi dengan tahap tertentu kemudian

masuk ke dalam lokasi penyimpanan yang kemudian siap untuk dikirim.

Merencanakan Kebutuhan Pengiriman

Beberapa faktor yang harus diperhitungkan di sini adalah:

- Sifat barang yang ditangani

- Penentuan beban kerja: (a) jumlah pengiriman tiap satuan waktu, (b) jumlah bilah tiap

pengiriman, (c) jumlah dan jadwal kedatangan alat angkut, (d) volume yang dibawa truk

dan kereta api

- Rancangan galangan dan peralatannya

- Ruang kantor untuk pemeliharaan catatan

- Metode pemindahan dan peralatan pengakutan

- Lokasi daerah pengiriman

Yang penting dalam perencanaan adalah:

1. Tempat untuk barang disimpan, menunggu pengepakan dan pengiriman

2. Tempat pengepakan itu sendiri

3. Ruang tambahan untuk truk atau kereta api, di samping yang dibutuhkan oleh penerimaan

Keterkaitan antara Penerimaan, Gudang Bahan, Gudang Produk Jadi, dan Pengiriman

Semua faktor harus dimasukkan ke dalam perhitungan, terutama lokasi fasilitas angkutan

luar. Faktor pentingnya lainnya adalah perluasan di masa datang. Kegiatan ini sebaiknya tidak

diletakkan pada bangunan yang mempunyai kemungkinan perluasan yang terhalang oleh tatanan

permanen seperti jalan, rel kereta api, atau barang tetap lainnya yang akan memakan biaya jika

dipindahkan.

Keterkaitan Penjaja dan Pelanggan dalam Pengiriman dan Penerimaan

Faktor penting yang perlu dipertimbangkan adalah kerja sama yang erat antara penjual

dan pelanggan. Hanya perusahaan dan bagian pembelian baiklah yang bekerja sama dengan erat

Page 20: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

dengan penjual dan pelanggan dalam menentukkan cara pengemasan dan pengepakan serta peti

kemas yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

6. Ruang Perkakas dan Rak Perkakas

Ruang ini berfungsi untuk membuat dan memelihara perkakas – perkakas yang

digunakan pada proses produksi. Berkaitan dengan tata letaknya maka yang mnenjadi

pertimbangan adalah pemusatan dan penyebaran. Pemusatan merupakan peletakan semua

fasilitias pada satu daerah. Hal ini akan tepat bila diaplikasikan oleh perusahaan kecil.

Sedangkan pemusatan besar digunakan oleh perusaaan besar.

7. Kantor Penyelia Produksi

Kantor ini berungsi sebagai tempat merencanakan produksi. Kantor ini terdapat meja

mandor sampai sederetan kantor, mungkin pada berbagai lokasi sepanjang daerah produksi. Ada

pula kantor pre-fab yang mudah dipindah dan berbentuk balkon. Bentuk ini memiliki

keuntungan; pemanfaatan ruang di atas tempat produksi atau tempat lain dan pengamatan

terhadap daerah pengawasan lebih baik.

8. Kegiatan Pelayanan Lainnya

Fungsi lain yang membutuhkan ruang dalam pabrik adalah perawatan, yang akan

membutuhkan tempat yang sesuai untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan, baik untuk

perawatan peralatan produksi maupun untuk bangunan, seperti; perawatan pencegahan,

pekerjaan perbaikan, dan pengubahan. Pada perusahaan kecil ketiganya digabung sedangkan

pada perusahaan besar ketiganya terpisah.

9. Gudang Perlengkapan Pemindahan

Perlu tempat penyimpanan khusus peralatan pemindah pada perusahaan daripada

disimpan di gang. Barang semacam lift-truck, pallet tambahan, trailer, dan traktor disimpan dan

dirawat pada satu tempat terpusat.

Page 21: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

B. Pelayanan Pabrik

Fasilitas Parkir

Parkir merupakan kebutuhan yang mulak meningkat. Tata letak parkir perlu diperhatikan.

Hal ini berhubungan dengan kecenderungan penempatan pabrik dan tempat tinggal di pinggiran

kota serta kebutuhan dorongan untuk pekerja.

Page 22: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Kegiatan produksi memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan pelayanan dan kegiatan tambahan yang memberikan dukungan sehingga terbentuk keterkaitan antar setiap kegiatan

2. Kegiatan pelayanan produksi dan pabrik sangat penting bagi operasi perusahaan yang efisien. Dengan mengenali kegiatan-kegiatan pelayanan produksi dapat memudahkan dalam menentukkan kebutuhan ruang secara efisien dan merencanakan pembagian tempat.

Page 23: revisi MAKALAH KELOMPOK 8

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga. Penerbit ITB.

Bandung

Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Keempat. Guna

Widya. Surabaya