10
Subyek Hukum dalam KUH Perdata Subyek hukum adalah segala sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum Dalam menjalankan perbuatan hukum, subyek hukum memiliki wewenang. Pertama, wewenang untuk mempunyai hak (rechtsbevoegdheid), dan Kedua, wewenang untuk melakukan ( menjalankan) perbuatan hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Subyek Hukum di bagi menjadi 2, yaitu: Manusia Secara yuridisnya ada 2 alasan yang menyebutkan manusia sbg subjek hukum yaitu : Manusia mempunyai hak-hak subyektif Kewenangan hukum berarti, kecakapan untuk menjadi subyek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban. Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kandungan (Pasal 2 KUH Perdata), namun tidak semua manusia mempunyai kewenangan dan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum. Orang yang cakap hukum adalah orang yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya dimuka hukum. Syarat-syarat Cakap Hukum : Seseorang yang sudah dewasa (berumur 21 tahun) (Pasal 330 KUHPerdata) Seseorang yang berusia dibawah 21 tahun tetapi pernah menikah (Pasal 330 KUHPerdata) Seseorang yang sedang tidak menjalani hukum Berjiwa sehat & berakal sehat Syarat-syarat tidak Cakap Hukum (Pasal 1330 KUHPerdata) Seseorang yang belum dewasa Sakit ingatan Kurang cerdas Orang yang ditaruh dibawah pengampuan Seorang wanita yang bersuami (Pasal 1330 KUH Perdata) -- (sekarang tidak berlaku, berdasarkan SEMA No.3 tahun 1963) Badan hukum

Revisi Materi Ajar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hukum bisnis

Citation preview

Subyek Hukum dalam KUHPerdata

Subyek hukum adalah segala sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum

Dalam menjalankan perbuatan hukum, subyek hukum memiliki wewenang.Pertama, wewenang untuk mempunyai hak (rechtsbevoegdheid), danKedua, wewenang untuk melakukan ( menjalankan) perbuatan hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Subyek Hukum di bagi menjadi 2, yaitu:ManusiaSecara yuridisnya ada 2 alasan yang menyebutkan manusia sbg subjek hukum yaitu :

Manusia mempunyai hak-hak subyektif

Kewenangan hukum berarti, kecakapan untuk menjadi subyek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban.

Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kandungan (Pasal 2 KUH Perdata), namun tidak semua manusia mempunyai kewenangan dan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum. Orang yang cakap hukum adalah orang yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya dimuka hukum.Syarat-syarat Cakap Hukum :

Seseorang yang sudah dewasa (berumur 21 tahun) (Pasal 330 KUHPerdata) Seseorang yang berusia dibawah 21 tahun tetapi pernah menikah (Pasal 330 KUHPerdata) Seseorang yang sedang tidak menjalani hukum

Berjiwa sehat & berakal sehat

Syarat-syarat tidak Cakap Hukum (Pasal 1330 KUHPerdata) Seseorang yang belum dewasa

Sakit ingatan

Kurang cerdas

Orang yang ditaruh dibawah pengampuan

Seorang wanita yang bersuami (Pasal 1330 KUH Perdata) -- (sekarang tidak berlaku, berdasarkan SEMA No.3 tahun 1963)Badan hukumBadan Hukum adalah badan/kumpulan manusia yang oleh hukum diberi status sebagai orang yang memiliki hak dan kewajiban. Badan hukum ialah suatu badan usaha yang berdasarkan hukum yang berlaku serta berdasarkan pada kenyataan persyaratan yang telah dipenuhinya telah diakui sebagai badan hukum, yakni badan usaha yang telah dianggap atau digolongkan berkedudukan sebagai subjek hukum sehingga mempunyai kedudukan yang sama dengan orang, meskipun dalam menggunakan hak dan melaksanakan kewajibannya harus dilakukan atau diwakilkan melalui para pengurusnya.

Contoh-contoh badan hukum: PT (Perseroan Terbatas), Yayasan, PN (Perusahaan Negara), Perjan (Perusahaan Jawatan), dan sebagainya.

*Badan hukum mempunyai syarat-syarat yang telah ditentukan oleh hukum :

Memilki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggotanya

Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban para anggotanya

*Badan hukum, menurut sifatnya, dibedakan dalam 2 bentuk, yaitu :

Badan Hukum Publik : yaitu badan hukum yang di dirikan oleh pemerintahContohnya : Provinsi, kotapraja, lembaga-lembaga dan bank-bank negara

Badan Hukum Privat : badan hukum yang didirikan oleh perivat (bukan pemerintah)Contohnya : Perhimpunan, Perseroan Terbatas, Firma, Koprasi, Yayasan.

*Ada 4 teori yang digunakan sbg syarat badan hukum untuk menjadi subjek hukum:

Teori Fictie adalah badan hukum itu semata-mata buatan negara saja.

Teori Kekayaan Bertujuan adalah hanya manusia saja yang dapat menjadi subjek hukum.

Teori Pemilikan adalah hak dan kewajiban badan hukum itu pada hakikatnya adalah hak kewajiban anggota bersama-sama.

Teori Organ adalah suatu jelmaan yang sungguh-sungguh ada dalam pergaulan hukum.

Batasan Usia Subyek Hukum

Menurut Undang Perkawinan No. 1/1974 dan KUHPerdata, seseorang dianggap dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau sudah (pernah) menikah. Di mata hukum, batas usia dewasa seseorang menjadi penting, karena hal tersebut berkaitan dengan boleh/tidaknya orang tersebut melakukan perbuatan hukum, ataupun diperlakukan sebagai subjek hukum. Artinya, sejak seseorang mengalami usia dewasanya, dia berhak untuk membuat perjanjian dengan orang lain, melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya menjual/membeli harta tetap atas namanya sendiri, semuanya tanpa bantuan dari orang tuanya selaku wali ayah atau wali ibunya dan sudah bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.Untuk melakukan tindakan pendirian suatu PT/CV/FIRMA/YAYASAN, jika salah seorang pendirinya adalah seseorang yang belum berusia 21th, harus diwakili oleh salah satu orang tuanya.

Namun, sejak tanggal 6 Oktober 2004 dengan diundangkannya UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, terdapat pergeseran dalam menentukan usia dewasa. Dalam pasal 39 ayat (1) dapat disimpulkan bahwa sejak diterbitkannya UU no. 30/2004 tersebut, maka setiap orang yang sudah berusia 18th atau sudah menikah, dianggap sudah dewasa, dan berhak untuk bertindak selaku subjek hukum.

OBJEK HUKUMObjek hukum ialah segala sesuatu yang menjadi sasaran pengaturan hukum dimana segala hak dan kewajiban serta kekuasan subjek hukum berkaitan di dalamnya (biasa disebut dengan benda). Misalkan benda-benda ekonomi, yaitu benda-benda yang untuk dapat diperoleh manusia memerlukan pengorbanan dahulu sebelumnya.

Menurut Pasal 503 KUHPerdata, Benda dibagi menjadi 2 yaitu:

Benda Berwujud : Benda ini adalah sebagaimana keseharian, misalnya; Rumah, Mobil dan Emas.

Benda Tidak Berwujud : Benda ini lebih bersifat abstrak namun memiliki nilai, seperti; Hak dan Nama Baik.

Pembagian Benda menurut Pasal 503 ini biasanya dalam perhubungan hukum menyangkut Ganti Rugi.

Akan tetapi, menurut Pasal 504 KUHPerdata, Benda juga dibagi 2 yaitu:

Benda Tidak Bergerak : Benda Tidak Bergerak adalah benda yang tidak dapat dipindahkan, misalnya; Tanah, Pabrik atau Gedung.

Benda Bergerak : Benda ini adalah benda yang dapat dipindahkan, seperti; kendaraan bermotor.

Pembagian Benda menurut pasal 504 ini biasanya dalam perhubungan hukum menyangkut masalah Jaminan (Agunan).SUMBER-SUMBER TATA HUKUM DI INDONESIA:

Undang-Undang Dasar 1945 Ketetapan MPR / Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan pelaksana lainnya / Peraturan Menteri, Instruksi Menteri Convention (Konvensi Ketatanegaraan) TraktatBerdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia adalah : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ; Peraturan Pemerintah ; Peraturan Presiden ; Peraturan Daerah.Kelembagaan Negara Berdasarkan UUD 19451. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)2. Presiden dan Wakil Presiden3. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)6. Mahkamah Agung (MA)Yang dimaksud dengan UUD 1945 ialah Konstitusi Republik Indonesia yang pertama dan terdiri dari :a. Pembukaan, meliputi 4 alineab. Batang Tubuh atau Isi UUD 1945 meliputi: 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Aturan Tambahanc. Penjelasan resmi UUD 1945

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENURUT UUD 1945Adapun UUD 1945 RI antara lain memuat Bab III yang berjudul :Kekuasaan Pemerintahan Negara.Bab III ini terdiri dari 12 pasal, yaitu pasal 4 sampai dengan pasal 15.Kemudian terdapat Bab V yang hanya mempunyai 1 pasal tentangKementerian Negara.Selanjutnya ada Bab VII dari pasal 19 sampai 22 tentang DPR. Kemudian ada Bab IX tentangKekuasaan Kehakimanterdiri dari 2 pasal yaitu pasal 24 dan 25.

Dari bab-bab diatas ternyata UUD 1945tidak membedakandengan tegas tugas antara kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif, dan kekuasaan yidikatif seperti Montesquieu dengan Trias Politicanya.

Malahan Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara meliputi kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif, termasuk hak-hak prerogatif. Selanjutnya kekuasaan legislatif diatur juga dalam Bab VII mengenai DPR, sedangkan kekuasaan eksekutif juga pada Bab V mengenai Kementerian Negara.

Dasar-dasar Perjanjian

Dasar-dasar perjanjiandiatur dalam KUHPerdata, yang sedikitnya ada 5 dasar yang perlu mendapat perhatian dalam membuat perjanjian: dasarkebebasan berkontrak(freedom of contract), dasarkonsensualisme(concsensualism), dasarkepastian hukum(pacta sunt servanda), dasaritikad baik(good faith) dan dasarkepribadian(personality).

Dasar Kebebasan berkontrak (freedom of contract)Setiap orang dapat secara bebas membuat perjanjian selama memenuhi syarat sahnya perjanjian dan tidak melanggar hukum, kesusilaan, serta ketertiban umum.Menurut Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai hukum bagi mereka yang membuatnya. ""Semua perjanjian ..."berarti perjanjian apapun, diantara siapapun.Tapi kebebasan itu tetap ada batasnya, yaitu selama kebebasan itu tetap berada di dalam batas-batas persyaratannya, serta tidak melanggar hukum, kesusilaan, dan ketertiban umum.Dasar Kepastian Hukum (Pacta sunt Servanda)Jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian, misalnya salah satu pihak ingkar janji (wanprestasi), maka hakim dengan keputusannya dapat memaksa agar pihak yang melanggar itu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai perjanjian - bahkan hakim dapat memerintahkan pihak yang lain membayar ganti rugi.Putusan pengadilan itu merupakan jaminan bahwa hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian memiliki kepastian hukum - secara pasti memiliki perlindungan hukum.

Dasar Konsensualisme (concensualism)Dasar konsensualisme berarti kesepakatan (consensus), yaitu pada dasarnya perjanjian sudah lahir sejak detik tercapainya kesepakatan.Perjanjian telah mengikat begitu kata sepakat dinyatakan dan diucapkan, sehingga sebenarnya tidak perlu lagi formalitas tertentu.Pengecualian terhadap prinsip ini adalah dalam hal hukum memberikan Persyaratan formalitas tertentu terhadap suatu perjanjian, misalkan Persyaratan harus tertulis - contoh, jual beli tanah merupakan kesepakatan yang harus dibuat secara tertulis dengan akta otentik Notaris.

Dasar itikad baik (good faith / tegoeder trouw)Itikad baik berarti kondisi batin para pihak dalam membuat dan melaksanakan perjanjian harus jujur, terbuka, dan saling percaya.Kondisi batin para pihak itu tidak bisa dicemari oleh maksud-maksud untuk melakukan tipu daya atau menutup-nutupi kondisi sebenarnya.

Dasar Kepribadian (personality)Dasar kepribadian berarti isi perjanjian hanya mengikat para pihak secara personal - tidak mengikat pihak-pihak lain yang tidak memberikan kesepakatannya.Seseorang hanya dapat mewakili dirinya sendiri dan tidak dapat mewakili orang lain dalam membuat perjanjian.Perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku untuk mereka yang membuatnya.Pengertian dan Syarat-syarat Perjanjian

PERJANJIANmerupakan suatu perbuatan, yaituperbuatan hukum, perbuatan yang mempunyaiakibat hukum. Perjanjian juga bisa dibilang sebagai perbuatan untuk memperoleh seperangkathakdankewajiban, yaitu akibat-akibat hukum yang merupakan konsekwensinya. Perbuatan hukum dalam perjanjian merupakan perbuatan-perbuatan untuk melaksanakansesuatu, yaitu memperoleh seperangkat hak dan kewajiban yang disebutprestasi, meliputi perbuatan: Menyerahkan sesuatu, misalnya melakukan pembayaran harga barang dalam perjanjian jual beli barang.

Melakukan sesuatu, misalnya menyelesaikan pembangunan jembatan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan. Tidak melakukan sesuatu, misalnya tidak bekerja di tempat lain selain perusahaan tempatnya bekerja dalam perjanjian kerja.

Perjanjian melibatkan sedikitnya dua pihak yang saling memberikan kesepakatan mereka.

Selain orang-perorangan(manusia secara biologis), para pihak dalam perjanjian bisa juga terdiri daribadan hukum. Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan hukum yang dapat menjadi salah satu pihak atau keduanya dalam perjanjin. Kedua-duanya merupakan subyek hukum, yaitu pihak-pihak yang dapat melakukan perbuatan hukum, pihak-pihak yang mengemban hak dan kewajiban. Suatu badan hukum segala perbuatan hukumnya akan mengikat badan hukum itu sebagai sebuah entitas legal (legal entity).Meskipun perbuatan badan hukum itu diwakili pemimpinnya misalnya Direktur dalam Perseroan Terbatas namun perbuatan itu tidak mengikat pemimpin badan hukum itu secara perorangan, melainkan mewakili perusahaan sebagailegal entity.

Tujuan perjanjianlayaknya membuat undang-undang, yaitu mengatur hubungan hukum dan melahirkan seperangkat hak dan kewajiban. Bedanya, undang-undang mengatur masyarakat secara umum, sedangkan perjanjian hanya mengikat pihak-pihak yang memberikan kesepakatannya. Perjanjian, bertujuan mengatur hubungan-hubungan hukum namun sifatnya privat, yaitu hanya para pihak yang menandatangani perjanjian itu saja yang terikat. Jika dalam pelaksanaannya menimbulkan sengketa, perjanjian itu dapat dihadirkan sebagai alat bukti di pengadilan guna menyelesaikan sengketa. Perjanjian membuktikan bahwa hubungan hukum para pihak merupakan sebuah fakta hukum, yang dengan fakta itu kesalahpahaman dalam sengketa dapat diluruskan bagaimana seharusnya hubungan itu dilaksanakan dan siapa yang melanggar.Syarat Sahnya PerjanjianSyarat sahnya perjanjian adalah syarat-syarat agar perjanjian itu sah dan punya kekuatan mengikat secara hukum. Tidak terpenuhinya syarat perjanjian akan membuat perjanjian itu menjadi tidak sah. Menurut pasal 1320 KUHPerdata, syarat sahnya perjanjian terdiri dari: Syarat Subyektif (Mengenai subyek atau para pihak) Kata Sepakat Cakap.

Perjanjian yang tidak sah karena tidak terpenuhinya salah satu syarat subyektif akan mengakibatkan perjanjian itudapat dimintakan pembatalan(canceling) oleh salah satu pihak. Maksudnya, salah satu pihak dapat menuntut pembatalan itu kepada hakim melalui pengadilan Syarat Obyektif (Mengenai obyek perjanjian) Suatu Hal Tertentu Suatu Sebab Yang Halal Sebaliknya, apabila tidak sahnya perjanjian itu disebabkan karena tidak terpenuhinya syarat obyektif maka perjanjian tersebutbatal demi hukum(nul and void), yaitu secara hukum sejak awal dianggap tidak pernah ada perjanjian.

Tidak terpenuhinya syarat-syarat subyektif dan obyektif di atas dapat menyebabkan perjanjian menjadi tidak sah. Selain syarat sahnya perjanjian, suatu perjanjian juga baru akan mengikat para pihak jika dalam pembuatan dan pelaksanaannya memenuhiasas-asas perjanjian.

Perbedaan Badan Hukum dan Badan Usaha

Tidak semua bentuk usaha berbadan hukum. Yang masuk kategoriBadan Hukumadalah : PT, YAYASAN, KOPERASI, BUMN dan bentuk badan usaha lain yang anggaran dasarnya disahkan oleh Menteri dan ***mumkan dalam berita Negara. NV atau Namlooze Venotschap adalah nama lama dari Perseroan Terbatas yang sekarang istilahnya tidak dipergunakan lagi, sedangkan UD, PD, Firma dan CV bukanlah badan hukum.

Jika bentuk badan hukum bisa bertindak, dalam artian dapat melakukan penuntutan dan dituntut, dan memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan para pemegang sahamnya dan kekayaan para pendirinya, maka bentuk usaha hanya merupakan suatu wadah dari usaha pendiriannya atau usaha bersama diantara para pendirinya (jika terdiri dari beberapa orang seperti Firma dan CV) sehingga jika terjadi gugatan dari pihak ketiga, para pendiri/persero?pemilik harus bertanggung jawab atau menanggung sampai dengan harta pribadinya.

Diluar badan usaha danBadan Hukumterdapat usaha yang tidak berbentuk badan usaha yaitu usaha perorangan yang dilaksanakan tanpa membentuk jenis usaha tertentu, misalnya usaha catering tanpa membentuk CV atau UD. Akan tetapi, jika usaha perorangan tersebut memiliki bentuk Usaha Dagang atau Perusahaan Dagang berarti dengan sendirinya orang tersebut telah menyatakan dirinya menurut bentuk usaha tersebut meskipun tanggung jawabnya tetap samaApa perbedaan Usaha Orang Pribadi, Firma, CV, dan PT..?

Dari sisi:1. kepemilikan dan permodalan2. tanggungjawab pemilik dan pengelola3. konsekuensi perpajakan

Mahkamah konstitusi memiliki salah astu kewenangan judicial review, yaitu untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar. Oleh sebab itu, Putusan Mahkamah Konstitusi memiliki keberlakuan yang setara dengan undang-undang yang diujinya, karena putusan MK bersifat lex spesialis derogate legi generali, yaitu mengesampingkan aturan-aturan yang terdapat pada undang-undang yang diuji yang diputuskan tidak sesuai dengan UUD 1945 , dan memberlakukan putusan MK.Bezit (Kedudukan Berkuasa) diatur dalam Buku II KUH Perdata mulai dari pasal 529 pasal 569. Menurut pasal 529 KUH Perdata, yang dimaksud dengan Bezit adalah keadaan memegang atau menikmati sesuatu benda dimana seseorang menguasainya, baik sendiri ataupun dengan perantaraan orang lain, seolah olah itu adalah kepunyaannya sendiri.

Vrijwaring adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan pihak tergugat untuk menarik pihak ketiga dalam perkara perdata guna menjamin kepentingan tergugat dalam menghadapi gugatan penggugat, ciri-ciri:

1. Merupakan penggabungan tuntutan.

2. Salah satu pihak yang bersengketa (tergugat) menarik pihak ketiga ke dalam sengketa.

3. Keikutsertaan pihak ketiga, timbul karena dipaksa dan bukan karena kehendaknya.

Levering (Penyerahan); diatur di dalam pasal 612 KUH Perdata, pasal 620 KUH Perdata.HAK PERDATAHak perdata itu dibagi dua, yaitu:

1. Hak mutlak/absolute terdiri atas:

a. Hak kepribadian misalnya: hak atas namanya, kehormatannya, hidup, kemerdekaan.b. Hak yang terletak dalam hukum keluarga yaitu hak yang timbul karena adanya hubungan antara suami istri, hubungan antara orang tua dan anak.c. Hak mutlak atas sesuatu benda yang biasa disebut dengan hak kebendaan

2. Hak relatif/hak nisbi/hak persoonjilk yaitu suatu hak yang memberikan suatu tuntutan/penagihan terhadap seseorang danhak itu hanya dapat dipertahankan terhadap orang tertentu saja.Hak kebendaan adalah hak mutlak atas sesuatu benda di mana hak itu memberikan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.Jadi dengan demikian apa perbedaan antara hak kebendaan dan hak perorangan itu?

Perbedaannya adalah:a. - Hak mutlak dapat dipertahankan terhadap siapapun juga yang melanggarnya. Hak perorangan hanya dipertahankan terhadap orang tertentu saja.

b. - Hak kebendaan memberikan kekuasaan mutlak atas sesuatu benda Hak perorangan memberikan suatu tuntutan/penagihan terhadap seseorang.c. - Hak kebendaan mempunyai zaaksgevolg/droit de suit, yaitu hak kebendaan tersebut selalu mengikuti terus di manapun benda itu berada atau di tangan siapapun benda itu berada. Hak perorangan tidak mempunyai droit de suit karena hak tersebut hanya dapat dilakukan terhadap seorang tertentu saja. Dengan adanya pemindahan barang tersebut maka hak perorangan lenyap karena hak penagihan lenyap.