Upload
lydang
View
231
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 13 Pages pp. 118- 130
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 118
REVITALISASI KAWASAN PUSAT KOTA LAMA
PEUNAYONG UNTUK MEWUJUDKAN LINGKUNGAN
YANG BERKLANJUTAN
Muftiadi1, Mirza Irwansyah2, Azmeri3
1) Jurusan Manajemen Prasarana Perkotaan, Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Kopelma Darussalam, Banda Aceh 23111
Email : [email protected]
Abstract : Because of the history and uniqueness of its ancient buildings, Ahmad Yani road
corridors and RA.Kartini road corridors are the conservation area located in the old downtown
area Peunayon Banda Aceh. Over time, the condition of the region has decreased due to the
degradation of the vitality of the region, especially in the physical and non-physical conditions of
the region. Necessary steps to restore the vitality of regional revitalization. Method of the research
is quantitative and qualitative descriptive. To achieve the purpose of the study, performed the
analysis of the identification of the characteristics, causes a decrease in vitality and degree of
damage to the building area of the old downtown Peunayong. The end of result provides direction
to the revitalization to the old building shop preservation and enhancement of the identity of the
old downtown area of Peunayong. The results of this study generate referrals preservation by
means of conservation 75%, 12% of restoration and 2% of rehabilitation. The results of this study
provide direction to the improvement and preservation of the Government in order to accelerate
the revitalization of the old downtown area Peunayong before experiencing increasingly severe
degradation.
Keywords : Peunayong, heritage, degradation, revitalization.
Abstrak : Kerena sejarah dan keunikan bangunan kunonya, koridor jalan A. Yani dan koridor
jalan RA.Kartini merupakan kawasan konservasi yang berada dalam kawasan pusat kota lama
Peunayong Banda Aceh. Seiring dengan berjalannya waktu kondisi kawasan ini mengalami
penurunan vitalitas kawasan akibat degradasi terutama pada kondisi fisik dan non-fisik kawasan.
Diperlukan langkah revitalisasi untuk mengembalikan vitalitas kawasan. Metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan analisa
identifikasi karakteristik, faktor penyebab penurunan vitalitas dan tingkat kerusakan bangunan
dikawasan pusat kota lama Peunayong. Proses analisa terakhir memberikan arahan revitalisasi
terhadap pelestarian bangunan pertokoan lama dan peningkatan identitas kawasan pusat kota lama
Peunayong. Hasil penelitian ini menghasilkan arahan pelestarian dengan cara konsrvasi 75%,
restorasi 12% dan rehabilitasi 2%. Diharapkan Pemerintah melakukan percepatan revitalisasi
kawasan pusat kota lama Peunayong sebelum mengalami degradasi yang semakin parah.
Kata Kunci : Peunayong, heritage, degradasi, revitalisasi
PENDAHULUAN
Keberadaan bangsa Cina di Aceh su-dah
ada sejak abad ke 13 yang diawali de-ngan
hubungan saling percaya dibidang per-
dagangan sampai abad ke 17. Kemu-dian
tepatnya tahu 1874 pasukan Belanda berhasil
merebut Kuta Raja, kemudian Pemerintah
Kolonial Belanda mengambil langkah-langkah
untuk mem-fungsikan kota Banda Aceh yang
telah hancur akibat peperangan (Ismuha,1998).
Langkah perta-ma adalah pembangun struktur
fisik berupa tata ruang kota seperti pasar, dll. Di
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
119 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Kota Banda Aceh ketika itu terdapat dua pasar
utama, yaitu satu ter-letak di pusat kota dekat
masjid raya dan satu lainnya terletak di ujung
utara kota (Peunayong). Peuna-yong saat itu
dihuni oleh warga Cina dari Su-ku Khe, Tio
Chiu, Kong Hu, Hokkian-, dan sub etnis
lainnya. Pada masa pen-jajahan Belanda
Peunayong didisain se-bagai Chinezen Kamp
atau Pecinan. (Sutrisna, 2008).
Seiring dengan berjalannya waktu ka-
wasan pusat kota lama Peunayong Banda Aceh
mengalami penurunan kondisi fisik akibat
bertambahnya usia bangunan-ba-ngunan tua.
Kerusakan ini semakin me-ningkat ketika
tsunami melanda kota Banda Aceh pada tanggal
26 Desember 2004.
Kawasan pusat kota lama Peunayong
ditetapka dalam RTRW Kota Banda Aceh tahun
1998 – 2029 sebagai kawasan wisata heritage.
Saat ini kawasan tersebut sedang mengalami
degradasi akibat gempa bumi, faktor usia
bangunan yang sudah menga-lami penuaan,
juga yang diaki-batkan oleh pembangunan dan
renovasi yang tidak mengikuti bentuk asli
bangunan tua yang telah ada. apabila tidak
segera menjadi perhatian Pemerintah kota
Banda Aceh, maka bukanlah tidak mungkin
kawasan pusat kota lama Peunayong yang
menjadi kawasan heritage akan hilang sebelum
tahun 2029.
Penelitian ini dibatasi oleh lingkup
tinjauan dan kajian meliputi:
Aspek fisik dan non-fisik kawasan pusat
kota lama Peunayong, sedangkang aspek fisik
hanya mengarah kepada iden-tifikasi karakter,
penyebab kerusakan, ting-kat kerusakan
bangunan, status kepe-mili-kan, fungsi
bangunan pertokoan lama ya-ng ada dikawasan
pusat kota lama Peuna-yong. Untuk aspek non-
fisik akan dibatasi pada pembahasan tentang
kondisi sosial, dan budaya yang dapat
memperkuat identi-tas kawasan pusat kota lama
Peunayong.
Tujuan penelitian adalah :
Mengidentifikasi lingkungan di kawa-san
pusat kota lama Peunayong sebagai kawasan
heritage.
Mengidentifikasi komponen fisik dan
non-fisik yang mengalami penurunan vitalitas
pada kawasan pusat kota lama Peunayong.
Menyusun strategi revitalisasi kawa-san
pusat kota lama Peunayong untuk mewujudkan
lingkungan yang berkelanjutan
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Definisi Revitalisasi
(Danisworo, 2002). Revitalisasi ada-lah
upaya untuk memvitalkan kembali suatu
kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah
vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami
kemunduran atau degradasi. Skala revitalisasi
ada tingkatan makro dan mikro. Proses
revitalisasi sebuah kawasan mencakup
perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek
sosial. Pendekatan revitalisasi harus mam-pu
mengenali dan memanfaatkan.
Faktor-faktor penyebab penurunan vi-talitas
suatu kawasan perkotaan.
Menurut Zuziak (1993), menurunnya vi-
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 120
talitas pada kawasan kota lama disebabkan oleh
menurunnya populasi pada kawasan, beru-
bahnya struktur demo-grafi masyarakat dan
menurunnya kondisi fisik banguanan.
Menurut Susianti ( 2003), penyebab
penurunan vitalitas kawasan disebabkan oleh
ketidak mampuan kawasan tersebut bersaing
dengan kawasan lain secara eko-nomi, tidak
adanya atau hilangnya kekha-san yang
memberikan daya tarik, kondisi sosial budaya
yang tidak menunjang ka-wasan dan tidak
sesuainya kegiatan yang ada di kawasan dan
fungsinya.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum.
diantaranya :
a. Ekonomi kawasan tidak stabil
b. Pertumbuhan ekonomi yang menurun
c. Produktivitas ekonomi menurun
d. Menurunnya nilai property
e. Menurunnya pelayanan sarana dan pra-
sarana
f. Kerusakan ekologi kawasan
g. Kerusakan amenitas kawasan
h. Hilangnya tradisi lokal
i. Berpindahnya penduduk ke luar kawa-
san ( residential flight)
j. Berpindahnya kegiatan usaha ke luar
kawasan (business flight)
k. Hilangnya peran terpusat kawasan
Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Vita-
litas Suatu Kawasan
Aspek institusional:
Ross (1995). Minimnya dana yang
disedia-kan untuk pelestarian, lemahnya proses
implementasi kebijakan dan pengawasan dan
minimnya orientasi pemerintah pada
pelestarian.
METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan-tahapan yang dilakukan da-lam
penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu
bentuk diagram alir
Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
121 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi studi ini dilakukan di pusat kota
lama Peunayong Kota Banda Aceh dengan
batasan lokasi pada koridor jalan -A. Yani dan
koridor jalan RA.Kartini kelu-rahan Peunayong
kecamatan Kuta Alam -Banda.
Gambar 3.3 Peta Lokasi Studi
Keterangan Peta : [1]. Peta Prov-Aceh, [2]. Peta
Kota Banda Aceh, [3]. Peta ecamatan Kuta
Alam, [4]Lokas studi.
Skala pengukuran yang digunakan dalam
menganalisis persepsi masyarakat, sosia-lisai
Pemerintah terhadap pelestarian, dan sumber
dana pelestarian adalah menggu-nakan skala
Liker. Skala yang digunakan untuk masing-
masing skor diperlihatkan -pada tabel dibawah
ini.
Tabel 3.1 Skala Penilaian terhadap pertanyaan
negatif
No Alternative jawaban Skor
1 Tahu 1
2 Netral 2
3 Tudak Tahu 3
1
2
3 4
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 122
Tabel 3.2 Skala Penilaian terhadap pertanyaan
posistif.
no Alternative jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Guna memudahkan penilaian rata-rata
jawaban responden, maka dibuat inter-val dan
banyak kelas interval.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi karakter fisik bangunan
pertokoan dikawasan pusat kota lama
Peunayong.
Total jumlah bangunan di koridor -Jalan
A.Yani dan koridor Jalan RA. Kartini 154 unit
bangunan pertokoan, terbagi atas 57 unit
bangunan pertokan lama dan 97 -unit bangunan
baru.
Tabel 4.1 Jumlah Bangunan pertokoan lama
Ke 57 unit bangunan pertokoan lama
dibagi kedalam dua tipe bedasarkan bentuk
styale arsitekturnya. Tipe-A dengan ciri ba-
ngunan arsitektur Tionghoa-Eropa, Tipe-B
dengan ciri bangunan arsitektur Kolonial.
Tabel 4.2 Jumlah Bangunan Pertokoan Lama
berdasarkan Tipe.
Hasil identifikasi bentuk fasad bangunan
pertokoan lama terdapat 4 (empat) karakter
facade dari bangunan Tipe-A dan 1 (satu)
karakter fasad dari bangunan Tipe-B.
Tabel 4.3 Jumlah karakter fasad bangunan
pertokoan lama
Hasil dari identifikasi dapat dilihat pada
gambar 4.4 dan gambar 4.5. Seda-ngkan
kedudukan bangunan bedasarkan -karakter
fasad dapat dilhat pada gambar -4.6.
Gambar 4.4 Foto Karakter Fasade
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
123 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Gambar 4.5 Tampak Karakter Fasade
Karakter non-fisik bangunan pertokoan
lama dikawasan pusat kota lama -
Peunayong.
Parameter karakter non-fisik bangu-nan
pada kawasan pusat kota lama Peuna-yong
adalah, status kepemilikan bangunan, status
perolehan kepemilikan bangunan, -dan
komposisi fungsi bangunan. Status penggunaan
bangunan ditemukan tidak ha-nya pemilik
bangunan, akan tetapi juga pe-nyewa bangunan
sebanyak 60%, dari 60% total penyewa
bangunan tersebut tersebar 37% dikoridor jalan
A.Yani sedangkan 23% pengguna penyewa
berada dikoridor jalan RA.Kartini.
Tabel 4.4 Total Komposisi Status Kepemilikan
Bangunan Pertokoan Lama.
51% bangunan pertokoan lama difungsikan
sebagai tempat tinggal dan usaha, 45% sebagai
tempat usaha dan 4% sebagai tempat tinggal.
Tabel 4.5 Total Komposisi Fungsi Bangunan
Pertokoaan Lama
Identifikasi komponen kawasan pusat kota
lama Peunayong yang penurunan vitalitas.
Dari hasil observasi diperoleh beberapa
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 124
data penyebab menurunya vitalitas kawasan
pusat kota lama Peunayong, di-antaranya
adalah :
Pertama, terjadinya penurunan kon-disi
fisik bangunan. Secara visual jelas ter-lihat
dikoridor jalan A. Yani dan koridor jalan
RA.Kartini banyak bangunan perto-koan lama
yang sudah mengalami kerusa-kan akibat
penuwaan karena faktor usia ba-ngunan, ini
terbukti dengan sedikitnya -jumlah bangunan
pertokoan lama yang ter-sisa dan didominasi
oleh bangunan-bangu-nan pertokoan baru,
adapun data dari 154 total unit bangunan
pertokoan yang ada di kedua koridor jalan
tersebut hanya 57 unit (37%) bangunan
pertokan lama yang ter-sisa dalam kondisi rusak
dan 97 unit -(63%) bangunan pertokoan baru
hasil re-novasi dan pembangunan baru.
Kedua, hilangnya kekhasan yang –
memberikan daya tarik kawasan. Permasa-lahah
ini dapat diidentifikasi dengan meli-hat
komponen fisik dan komponen non-fisik.
Hilangnya kekhasan kawasan dilihat dari
komponen fisik dari data 154 total unit
bangunan pertokoan yang ada di kedua koridor
jalan, hanya tersisa 57 unit (37%) bangunan
pertokan lama dalam kondisi rusak. Kekhasan
kawasan hilang karena vi-sual kawasan tidak
lagi didominasi oleh bangunan-bangunan lama
yang memiliki nilai arsitektur dan
kesejarahannya, Kondisi ini mengurangi
kekhasan visual kawasan yang merupakan
kawasan wisata heritage.
Hilangnya kekhasan kawasan dilihat dari
komponen non-fisik kawasan yaitu ti-dak
terlihatnya kekhasan kawasan pusat kota lama
Peunayong sebagai kawasan Pecinan.
Ketiga, lemahnya implementasi kebi-
jakan dan pengawasan dari Pemerintah.
Ke empat, minimnya dana pelestarian.
Bedasarkan hasil wawancara dengan peng-guna
bangunan pertokoan lama, selama ini mereka
melakukan perawatan bangunan dengan
menggunakan dana pribadi.
Indentifikasi penyebab penurunan kua-litas
bangunan pertokoan lama dikawa-san pusat
kota lama Peunayong.
Penyebab pertama adalah status kepe-
milikan bangunan didominasi oleh penggu-
na penyewa 60% dari total jumlah 57 unit
bangunan. Kondisi ini mengakibatkan para
pe-nyewa tidak melakukan perbaikan atau
usaha pelestarian terhadap bangunan
pertokoan lama.
Penyebab ke dua adalah faktor usia
bangunan. Rata-rata usia bangunan sudah
diatas 50 tahun. Dengan kondisi ini banyak
bangunan mengalami kerusakan.
Penyebab ketiga adalah faktor penda-
naan.Tidak adanya dana pelestarian berupa
intensif dari Pemerintah.
Penyebab ke empat adalah faktor so-
sialisasi. Hasil kuesioner dari 57 responden
dari pengguna pertokoan lama dan 60 res-
ponden dari Pengguna bangunan pertokoan
sekitar kawasan studi. secara keseluruhan
berpendapat tidak tahu tentang adanya so-
sialisasi dari Pemerintah ter-hadap pelesta-
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
125 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
rian bangunan dikawasan pusat kota lama
Peunayong.
Identifikasi tingkat kerusakan pada ba-
ngunan pertokoan lama.
Pengamatan terhadap tingkat degra-dasi
yang terjadi pada bangunan pertokoan lama,
diperlukan parameter peni-laian un-tuk
memperjelas perbedaan tingkatan keru-sakan
pada masing-masing bangunan.
Bedasarkan data yang diperoleh to-tal
kerusakan bangunan pada kawasan pu-sat kota
lama Peunayong terbagi menjadi 63% pada
koridor jalan A.Yani dan 37% pada koridor
jalan Kartini, lihat Tabel 4.7.
Tabel 4.6 Parameter Penilaian Ting-kat Kerusakan Bangunan Pertokoan Lama dan indikator
penyebab kerusakan.
Tabel 4.7 Tingkat Kerusakan Bangunan
Persepsi masyarakat terhadap rencana revi-
talisasi pusat kota lama Peunayong.
Hasil pengisian kuesioner didapat respon
masyarakat yang mewakili secara keseluruhan
(168 responden) berpendapat sangat setuju
kawa-san pusat kota lama Peunayong dilaku-
kan revitalisasi.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 126
Arahan perbaikan dan pelestarian ba-
ngunan pertokoan lama bedasarkan tingkat
kerusakan.
Bangunan yang mengalami degradasi
bedasarkan tingkat keusakan akan diarah-kan
dengan beberapa konsep arahan pelestarian.
Tabel 4.8 Jenis arahan perbaikan dan pelestarian
bangunan pertokoan lama dikawasan
pusat kota lama Peunayong .
Hasil analisa memperlihatkan jumlah
bangunan yang akan dikonservasi beda-sarkan
tingkat kerusakan I dan 2 adalah 76% (43unit),
sedangkan bangunan yang direstorasi sebanyak
21% (12 unit) dan bangunan yang disarankan
direha-bilitasi adalah sebanyak 3% (2 unit).
Tabel 4.9 Arahan perbaikan dan peles-tarian
berdasarkan tingkat kerusakan
Tingkat kerusakan bangunan façade
bangunan diperlihatkan pada Gambar -4.5a,
4.5b dan 4.5c.
Gambar 4.5a Kriteria tingkat kerusakan
bangunan.
Gambar 4.5b Kriteria tingkat kerusakan
bangunan.
Gambar 4.5c Kriteria tingkat kerusakan
bangunan.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
127 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Hasil pengisian kuesioner didapat respon
masyarakat yang mewakili secara keseluruhan
(168 responden) berpendapat sangat setuju
apabila Pemerintah memberikan intensif untuk
usaha pelestarian bagi pemilik bangunan
pertokoan lama Peu-nayong dari sumber pajak
tahunan bangu-nan yang mengalami kerusakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian berdasarkan pengo-lahan
data dan pembahasan yang dilakukan pada
lokasi studi dapat disimpulkan bebe-rapa hal
yang merupakan hasil studi.
1. Hasil identifkasi di koridor jalan -A.Yani
dan koridor jalan RA. Kartini masih
tersisa beberapa mangunan per-tokoan
lama yang memiiki nilai sejarah dan
keunikan maupun keindahan arsi-tektur
bangunan kunonya. Keunikan ni-lai
sejarah dapat dilihat dari usia bangu-nan
yang sudah ratusan tahun, begitu pulan
dengan keunikan arsitektur ba-ngunannya
dapat dilihat dari kebera-gaman bentuk
olahan fasad bangunan kuno itu sendiri
yang memperkaya nilai kawasan pusat
kota lama Peunayong sebagai kawasan
heritage yang ada di-kota Banda Aceh.
Khusus untuk bangu-nan kuno saat ini
perlu per-hatian dan usaha pelestarian
dari Pemerintah Dae-rah karena
jumlahnya yang semakin sedikit
dikhawatirkan semakin lama jumlahnya
akan semakin berkurang.
Status kepemilikan bangunan per-tokoan
lama dikawasan pusat kota lama
Peunayong antara lain adalah milik pri-
badi, dan status sewa. Dari kedua status
tersebut kepemiplikan bangunan dido-
minasi oleh status sewa lebih dari lima
puluh persen. Sedangkan untuk fungsi
bangunan pertokoan lama lima puluh
persennya digunakan untuk tempat usa-
ha an tempat tingal.
2. Dilihat dari kondisi kawasan pusat kota
lama Peunayong saat ini yang su-dah
mengalami degradasi pada bangu-nan
pertokoan lama dan kaburnya iden-titas
kawasan sehingga berdampak ke-pada
terjadinya penurunan vitalitas atau
kualitas fisik bangunan, hilangnya ke-
khasan yang memberikan daya tarik ka-
wasan, juga lemahnya implementasi ke-
bijakan dan pengawasan dari Pemerin-
tah, hal ini dapat dilihat dengan ma-sih
adanya pembangunan bangunan baru dan
renovasi tidak mengikti bentuk aslinya.
Penurunan vitalitas atau kualitas fi-sik
bangunan pertokoan lama disebab-kan
beberapa faktor diantaranya [1]. Faktor
usia bangunan, [2]. Faktor kepe-milikan
bangunan, kepemilikan bangu-nan
pertokoan lama sebanyak 60% pe-nyewa,
[3]. Kurangnya Sosialisasi kebi-jakan
terhadap rencana memba-ngunan dan
renovasi dikawasan heri-tage Peunayong
dan [4]. Faktor pendanaan. Tidak adanya
dana pelestarian akan mengancam
keutuhaan fisik bangunan yang sudah
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 128
dimakan usia. Kepemilikan bangunan
didominasi oleh penyewa bangunan
mengakibatkan mereka enggan
mengeluarkan dana perbaikan bangunan.
Dari total 154 unit bangunan perto-koan
lama dikawasan pusat kota lama
Peunayong kerusakan terjadi 37% atau
sebayak 57 unit yang terdiri dari bebe-
rapa tingkat kerusakan. Kondisi ini me-
merlukan langkah pelestarian untuk
menghambat kerusakan yang berkelan-
jutan.
Penurunan vitalitas non-fisik bangu-nan
dapat dilihat dari menurunnya nilai
identitas kawasan. Penurunan terlihat
dengan tidak adanya gapura atau pintu
masuk ke kawasan, tidak ditemukan pe-
nggunaan aksara Cina pada papan nama
toko dan jalan membuat identitas kaw-
asan menjadi kabur. Budaya dan kese-
nian Cina juga jarang dipelihatkan sehi-
ngga identitas kawasan pusat kota lama
Peunayong sebagai kawasan Pecinan
seakin tidak terlihat.
Tidak adanya peraturan daerah atau
Perda, kondisi politik dan pemberlakuan
syariat Islam merupakan indikasi
mengapa tidak terlihatnya aksara–ak-sara
Cina pada kawasan pusat kota lama
Peunayong selama ini.
3. Masyarakat kota Banda Aceh pada
umumnya dan masyarakat Peunayong
khu-susnya menyatakan sangat setuju
dengan rencana revitalisasi kawasan
pusat kota Lama Peunayong. Dengan
revitalisasi kawasan pusat kota lama
Peunayong akan terhindar dari hilang-
nya kawasan heritage yang ada dikota
Banda Aceh. Sehingga sejarah dan keu-
nikan bangunan yang ada dikawasan
pusat kota lama Peunayong dapat diwa-
riskan untuk kenerasi yang akan datang.
Arahan bentuk pelestarian dalam -rangka
revitalisasi kawasan pusat kota lama
Peunayong terhadap bangunan pertokoan
lama adalah dengan cara [a]. Konservasi,
[b]. Restorasi dan [c]. Rehabilitasi.
Konservasi dilakukan pa-da bangunan
pertokoan lama yang me-ngalami
kerusakan ringan dan sedang, dimana
elemen fasad bangunan belum ada yang
rusak dan perubahan bentuk, sedangkan
bangunan yang direstorasi adalah
bangunan hasil renovasi, dimana banyak
elemen fasad bangunan yang sudah
diganti, dan rehabilitasi dilaku-kan
terhadap bangunan yang menga-lami
rusak berat, dimana sebahagian bangunan
sudah runtuh atau rusak berat sehingg
tidak dapat difungsikan lagi.
Aspek sosial budaya tidak bisa dipi-
sahkan dalam membentuk karakter se-
buah kawasan. Untuk meningkatkan
identitas dan karakter kawasan pusat kota
lama Peunayong sebagai kawasan wisata
heritage perlu dimunculkan arte-fak
budaya Cina yang sedang ber-kem-bang
baik itu perayaan hari besar dan kesenian.
Pemakaian simbol-simbol -Cina pada
papan toko dan jalan juga merupakan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
129 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
upaya untuk memperkuat karakter
kawasan. Pembangunan pintu gerbang
sangat diperlukan sebagai pintu masuk ke
kawasan.
Untuk implementasi rencana tersebut
perlu dukungan dari Pemerintah lewat
Perda sehingga aturan yang jelas ter-
hadap batasan-batasan dalam mengap-
likasi kegiatan kesenian dan pengunan
aksara atau simbol-simbol Cina pada
kawasan pusat kota lama Peunayong
sehingga tidak menyalahi norma-nor-ma
dalam masyarakat Aceh.
Saran
Adapun saran setelah adanya pene-litian
ini adalah sebagai berikut :
1. Tindakan konservasi, restorasi dan re-
habilitasi terhadap bangunan pertokoan
lama dikawasan pusat kota lama Peu-
nayong perlu implementasi kebijakan dan
pengawasan yang ketat dari Peme-rintah
sehingga upaya pelestarian terha-dap
bangunan petokoan lama sesuai arahan.
2. Harapan kepada Pemerintah supaya da-
pat melakukan percepatan pembenahan
kawasan pusat kota lama Peunayong
sebelum mengalami degradasi yang se-
makin parah sehingga dapat mengaki-
batkan kerusakan visual kawasan atau
hilangnya aset heritage yang dimiliki
kota Banda Aceh.
3. Pemeberian intentif kepada pemilik
bangunan pertokoan lama untuk dana
pelestarian dengan pengotrolan yang
tepat.
4. Untuk keberhasilan rencana revitalisasi
kawasan pusat kota lama Peunayong,
supaya menjadi lebih indah dan bersih
perlu kajian revitalisasi pasar sayur dan
buah Peunayong.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Danisworo (2000). Revitalisasi Kawasan Kota
Sebuah Catatan dalam Pengembangan dan
Pemanfaatan Kawasan Kota, Jakarta: Urban
and Regional Deve-lopment Institute.
Dian, K. W, (2010). Peunayong Chin-atown Banda
Aceh Post-Earthquake and Tsunami as
Cultural Heritage District, © 2010, extRoad
Publication ISSN 2090-424X Journal of
Basic and Applied Scientific Research.
Fenny. M, N. (2013). Analisa Karakter Kam-pung
Pecinan Di Kawasan Perdagangan Dan Jasa
Peunayong Pusat Kota Banda Aceh. Jurnal
Ruang Volume 1 Tahun 2013
Sutrisna, D. (2008). Peunayong, Kampung Lama
Etnis Cina Di Kota Banda Aceh Balai
Arkeologi Medan.
Ismuha, H (1998). Perkembangan Kota Banda Aceh
Abad ke-16 Hingga Per-tengahan Abad ke-20
dalam Jurnal Ilmiah Teknorona No. 03, Vol I.
Tp, -hal.31–38
Khilda, W. (2007). Revitalisasi Kawasan Pe-cinan
Sebagai Pusaka Kota (URBAN HERITAGE)
Makassar. Program magis-ter Bidang
Keahlian Perancangan Kota FT- Sipil Dan
Perencanaan ITS.
Novita, D. (2010). Kajian pengelolaan ba-ngunan
pertokoan lama di kawasan Peunayoung kota
Banda Aceh, Tesis Program Magister Teknik
Sipil Jurusan Manajemen Prasarana
Perkotaan -Unsyiah.
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Banda
Tahun 2029, RTRW Kota Banda Aceh Tahun
2009-2029.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 130
Susiyanti, F. A. (2003). “ Strategi Perancangan dam
Meningkatkan Vitalitas Kawasan
Perdagangan Johar Semarang”. Ban-dung:
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota.
Usman. A, R. (2009). Etnis Cina Perantauan Di
Aceh. Penerbit OBOR- 2009.
Zuziak. K. Z, (1993) Revitalizing City Center:
Policy Options During the Period of
Transition. Krakow: International Cul-tural
Centre Cracow.