Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
i
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1 A
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memuat visi, misi, tujuan, Sasaran strategi, kebijakan, program, dan kegiatan Pengadilan Negeri Pekanbaru, sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya pada tahun 2020-2024.
Penyusunan Renstra Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada pedoman Renstra dalam Permen PPN/Kepala Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) 2020-2024. Secara substansi Renstra Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2020- 2024 disusun berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap I l l periode 2020-2024, serta mengacu pada rencana dan kebijakan Mahkamah Agung.
Penyusunan Reviu Renstra 2020-2024 ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam perencanaan yang efektif dan terarah, pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada hasil (result oriented) dan proses penyusunan laporan, pengendalian serta evaluasi kegiatan guna meningkatkan produktivitas dan akuntabilitas kinerja seluruh pejabat dan staf di lingkungan Pengadilan Negeri Pekanbaru secara berkesinambungan.
Pekanbaru, 29 Januari 2021 KETUA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU
\
SAUT MA�I TU��. SH. MH NIP. 196610191992121001
ii
ii
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum 1
1.2 Potensi dan Permasalahan 5
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1 Visi & Misi 11
2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis 11
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
3.1 Arah kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung 15
3.2 Arah kebijakan dan Strategi Pengadilan Negeri 18
Pekanbaru
3.3 Kerangka Regulasi 21
3.4 Kerangka Kelembagaan 24
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 27
BAB V PENUTUP 34
Lampiran :
Matrik Reviu Renstra Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2020-2024
SK Penyusunan Reviu Renstra 2020-2024
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 KONDISI UMUM
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun
2020-2024 merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra tersebut
merupakan dokumen perencanaan selama lima tahun (2020-2024) yang memuat
visi, misi, tujuan, sasaran strategi, kebijakan serta program dan kegiatan
Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya. Renstra Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Renstra
M ahkamah Agung RI dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-
2024.
Pengadilan Negeri Pekanbaru selaku salah satu kekuasaan Kehakiman di
lingkungan Peradilan Umum mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana
disebutkan dalam Undang – Undang Nomor 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dalam pasal 51
yang menyatakan :
Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang mengadili perkara perdata
dan perkara pidana di tingkat pertama.
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat
tentang hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.
Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-undang.
Pengadilan Negeri Pekanbaru memiliki fungsi sebagai berikut :
Fungsi Peradilan (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004)
a. Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang menjadi
kewenangan Pengadilan Negeri dalam tingkat pertama.
b. Mengajukan berkas perkara yang mengajukan upaya hukum ke tingkat
Banding, kasasi dan Peninjauan Kembali (PK).
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
2
c. Melaksanakan putusan (eksekusi) terhadap putusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Fungsi Pengawasan
yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan tingkah
laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita
Pengganti, dan melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di
tingkat Pengadilan Negeri, serta menjaga agar peradilan diselenggarakan
dengan seksama dan sewajarnya.
Fungsi Pembinaan
yakni memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk, serta teguran dan
peringatan kepada pejabat struktural dan fungsional serta jajaran staf
Pengadilan Negeri Pekanbaru yang berada dibawah binaannya, baik
mengenai administrasi teknis peradilan maupun administrasi umum dan
pembangunan.
Fungsi Nasehat
a. Pengadilan Negeri dapat memberi nasehat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada lembaga pemerintah daerah
dan lembaga lain yang meminta (undang-Undang No. 5 tahun 2004).
Fungsi Mediator, sebelum memutus suatu perkara perdata yang diajukan
oleh para Pihak, maka harus dilakukan upaya mediasi untuk mendamaikan
para pihak. (Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 01 Tahun 2008)
Fungsi Administratif
Pengadilan Negeri menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan
kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok
teknis peradilan dan administrasi peradilan.
Fungsi lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili dan memutus
perkara berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2004 dan No. 5 tahun
2004, Pengadilan Negeri dapat diserahi tugas dan kewenangan lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
3
Pengadilan Negeri Pekanbaru berusaha mewujudkan “Cetak Biru Mahkamah
Agung 2010-2035”, sesuai dengan Visi Mahkamah Agung “Terwujudnya Badan
Peradilan Indonesia Yang Agung”. maka Pengadilan Negeri Pekanbaru mempunyai
visi dan misi yang kemudian dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsinya, antara lain
sebagai berikut :
1. Penyelesaian Perkara
Penyelesaian perkara pada Pengadilan Negeri Pekanbaru yakni paling lambat 5
bulan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2014 tentang
penyelesaian perkara, yaitu penyelesaian perkara tingkat pertama paling lambat 5
bulan.
2. Manajemen Perkara.
Modernisasi manajemen perkara pada pengadilan tingkat pertama telah diwujudkan
dengan dibangunnya case management system di semua lingkungan peradilan.
Penyempurnaan manajemen perkara dilakukan dengan pemberlakukan template dan
standarisasi penomoran perkara yang ditetapkan dengan SK KMA Nomor
44/KMA/SK/III/2014 tanggal 20 Maret 2014. Dokumen template hasil
standarisasi tersebut diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen perkara,
dimana pada lingkungan peradilan umum menggunakan Sistem Informasi
Penelusuran Perkara (SIPP) yang dibangun oleh Mahkamah Agung RI.
3. Keterbukaan Informasi
Pengadilan Negeri Pekanbaru terus melakukan pembenahan terhadap pengelolaan
keterbukaan informasi pengadilan dengan berpedoman pada Surat Keputusan
Ketua Mahkamah Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011, tentang Pedoman Pelayanan
Informasi di Pengadilan. Kebijakan mengenai keterbukaan informasi yang
dilaksanakan pada tahun 2016 tersebut meliputi : peningkatan publikasi putusan pada
Direktori Putusan Mahkamah Agung RI http://putusan3.mahkamahagung.go.id,
peningkatan publikasi informasi perkara melalui aplikasi Sistem Informasi Penelusuran
Perkara (SIPP) www.sipp.pn-pekanbaru.go.id, peningkatan pengelolaan website
www.pn.pekanbaru.go.id, dan peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP).
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
4
4. Penanganan Pengaduan
Implementasi Aplikasi SIWAS MARI sesuai Peraturan Mahkamah Agung No.9 Tahun
2016. Berpedoman pada Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor : 9 Tahun 2016, tanggal 24 Agustus 2006, tentang Pedoman Penanganan
Pengaduan (Whistleblowing System) Di Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan yang
berada di bawahnya.
5. Peningkatan Pelayanan Publik
Pengadilan Negeri Pekanbaru melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
pelayanan publik demi mewujudkan visi badan peradilan yang agung. Salah
satuanya adalah mengikuti program Akreditasi Penjaminan Mutu Badan
Peradilan Umum dan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani.
Akreditasi Penjaminan Mutu yang dibentuk Ditjen Badilum ini dimaksudkan
untuk menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat pada saat ini dan untuk
mewujudkan Performa/Kinerja Peradilan Indonesia yang Unggul (Indonesian
Court Performance Excellent/ICPE). Adapun kriteria penilaian yang digunakan
meliputi tujuh area yaitu:
1) Kepemimpinan (leadership);
2) Perencanaan Strategis (strategic planning);
3) Fokus Pelanggan (customer focus);
4) Sistem Dokumentasi (document system);
5) Manajemen Sumber Daya (resource management);
6) Manajemen Proses (process management); dan
7) Hasil Kinerja.
Sedangkan Zona Integritas (ZI) merupakan predikat yang diberikan kepada
instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk
mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal
pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Adapun kriteria
penilaian yang digunakan meliputi enam area yaitu:
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
5
1) Manajemen Perubahan;
2) Penataan Tatalaksana;
3) Penataan Manajemen SDM;
4) Penguatan Akuntabilitas Kinerja;
5) Penguatan Pengawasan; dan
6) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Pada Tahun 2020 Pengadilan Negeri Pekanbaru mendapatkan nilai Akreditasi A
Excellent pada Surveillance Akreditasi Penjaminan Mutu yang diselenggarakan
oleh Ditjen Badilum. Dalam Pembangunan Zona Integritas PN Pekanbaru berhasil
mendapatkan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) tahun 2019 dari
KemenPAN RB dan Agustus tahun 2020 Pengadilan Negeri Pekanbaru
mendapatkan Juara Harapan Pertama Lomba Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) yang diselenggarakan oleh Ditjen Badilum kategori Pengadilan Negeri
Kelas 1 A.
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Negeri Pekanbaru
masih dihadapkan pada beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk
meningkatkan kinerja Pengadilan. Berikut ini identifikasi potensi dan
permasalahan di Pengadilan Negeri Pekanbaru ditinjau dari beberapa aspek :
1. Penyelesaian Perkara
Pengadilan Negeri Pekanbaru selalu meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat khususnya para pencari keadilan, salah satunya adalah
kebijakan Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung
No 2 Tahun 2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat
Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan, yang
mengatur Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling
lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.
Undang-Undang RI No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial (PHI) Pasal 103 yang berbunyi bahwa Majelis Hakim
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
6
wajib memberikan putusan penyelesaian Penyelisihan Hubungan Industrial
dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari kerja terhitung sejak
sidang pertama.
Kebijakan tersebut, dijadikan acuan untuk membuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Pekanbaru
adalah maksimal 5 bulan. Kecuali untuk perkara Perdata khusus (PHI).
Dalam pelaksanaannya setiap tahunnya penyelesaian perkara di
Pengadilan Negeri Pekanbaru mengalami peningkatan dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya, namun pelaksanaan tersebut belum sepenuhnya
berjalan efektif karena masih terdapat perkara yang penyelesaiannya
lebih dari 5 (lima) bulan dikarenakan adanya panggilan para pihak yang
tidak diketahui alamatnya (panggilan koran/umum). Dan penyelesaian
perkara PHI lebih dari 50 (lima puluh) hari kerja terhitung sejak sidang
pertama dikarenakan para pihaknya banyak yang berada diluar kota
sehingga panggilan dilakukan melalui delegasi selain itu karena covid-19
ada para pihak yang meminta kepada Majelis Hakim untuk melakukan
pengunduran sidang karena dilakukan PSBB pada daerah setempat.
2. Akses terhadap pengadilan
Kurangnya pemahaman pencari keadilan dan pengguna pengadilan
mengenai prosedur beracara di pengadilan merupakan salah satu masalah
yang terus berusaha dipecahkan oleh Mahkamah Agung dan lembaga
peradilan di bawahnya.
Penguatan akses terhadap pengadilan merupakan salah satu komitmen
yang ingin diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI dengan tujuan :
a) Memberi kemudahan akses informasi kepada pencari keadilan; dan
b) Meringankan beban biaya berperkara untuk masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
Upaya peningkatan akses pengadilan terhadap masyarakat miskin sesuai
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
7
Pedoman Pemberian Bantuan Hukum yang menyebutkan empat bentuk
mekanisme pemberian bantuan masyarakat miskin yaitu:
1) Penyediaan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan,
2) Pemberian bantuan jasa advokat,
3) Pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, dan
4) Pelaksanaan sidang keliling dan penyediaan tempat sidang diluar kantor
pengadilan (zitting plaats).
Pengadilan Negeri Pekanbaru masih memiliki kendalan dalam hal fasilitas
pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, karena keterbatasan
anggaran yang disediakan.
Dalam hal memberikan akses informasi kepada pencari keadilan,
Pengadilan Negeri Pekanbaru telah menggunakan sarana meja informasi
maupun teknologi informasi untuk mengakses berbagai informasi pada
website pengadilan hingga putusan pengadilan pada Direktori Putusan
Mahkamah Agung. Pedoman pelayanan informasi diatur dalam SK Ketua
Mahkamah Agung No. 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan
informasi pengadilan. Namun pemberian akses informasi tersebut masih
mendapat keluhan dari publik karena sarana informasi tersebut belum
menjamin sepenuhnya transparansi di pengadilan.
3. Aspek Proses Peradilan
Dalam rangka terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung, salah
satu elemen pendukung adalah mediasi sebagai instrumen untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan sekaligus implementasi
asas penyelenggaraan peradilan yang sederhana, cepat, dan berbiaya
ringan. Penyelesaian perkara melalui mediasi diatur dalam peraturan
Mahkamah Agung Perma Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 3 Februari 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan Surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI Nomor 108/KMA/SK/VI/2016 tanggal 17 Juni 2016
tentang Tata Kelola Mediasi di Pengadilan. Perma ini mewajibkan
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
8
ditempuhnya proses mediasi sebelum pemeriksaan pokok perkara perdata
dengan mediator terdiri dari Hakim-Hakim Pengadilan Negeri tersebut yang
tidak menangani perkaranya dan pihak lain yang memiliki Sertifikat
Mediator. Dengan adanya Perma ini diharapkan dapat meningkatkan akses
terhadap keadilan bagi masyarakat melalui penyelesaian sengketa, sebagai
salah satu alternative penyelesaian sengketa yang saling menguntungkan
kedua belah pihak melalui mediasi di Pengadilan. Tetapi dalam
pelaksanaannya masih banyak mediasi yang belum berhasil di tingkat
Pengadilan karena tidak tercapainya kesepakatan oleh para pihak
sehingga perkara tersebut dilanjutkan ke proses hukum selanjutnya
Penyelesaian perkara melalui diversi diatur dalam Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam
Sistem Peradilan Pidana Anak. Sesungguhnya, diversi dapat juga
digambarkan sebagai suatu sistem dimana fasilitator mengatur proses
penyelesaian pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai penyelesaian yang
memuaskan sebagai keadilan restoratif. Saat ini seluruh pengadilan hingga
tingkat daerah terus menyiapkan sarana dan prasarana untuk merespon dan
mendukung implementasi UU Sistem Peradilan Pidana Anak tersebut. Tidak
ada pilihan lain, semua pihak harus konsentrasi dan serius dalam
mempersiapkan SDM, sarana dan prasarana untuk mendukung Sistem
Peradilan Pidana Anak terutama Fasilitator, Hakim Peradilan Anak dan
Pengadilan sebagai benteng terakhir dalam proses penyelesaian anak
berhadapan hukum di Pengadilan.
Dalam pelaksanaannya pada tahun 2020 tidak tercapai kesepakatan diversi
oleh para pihak di tingkat Pengadilan sehingga Hakim melanjutkan
pemeriksaan perkara sesuai dengan hukum acara peradilan pidana Anak.
Minimnya capaian titik temu diantara pihak yang berperkara, baik perkara
yang melalui jalur diversi maupun mediasi, sehingga perkara tersebut
dilanjutkan ke proses hukum selanjutnya. Para pihak masih enggan
menggunakan jalur tersebut sebagai salah satu alternative solusi dalam
penyelesaian sengketa.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
9
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan
Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dapat diukur dari jumlah putusan
yang dilaksanakan oleh para pihak. Kepatuhan terhadap putusan perkara
perdata dilakukan oleh para pihak secara sukarela, apabila pihak tidak
melaksanakan putusan pengadilan, maka pihak yang menang dapat
mengajukan permohonan eksekusi. Permohonan eksekusi muncul akibat
ketidakpatuhan salah satu pihak terhadap putusan pengadilan. Semakin
sedikit permohonan eksekusi maka kepatuhan terhadap putusan pengadilan
semakin tinggi. Semakin tinggi persentase permohonan eksekusi yang
ditindaklanjuti oleh Pengadilan maka semakin bagus kinerja pengadilan.
Dalam hal ini masih terdapat para pihak yang mengajukan permohonan
eksekusi ke Pengadilan Negeri. Karena disebabkan masih adanya salah satu
pihak yang tidak patuh terhadap Putusan Pengadilan Negeri.
Table Potensi dan Permasalahan
Potensi Permasalahan
1. Penyelesaian
Perkara
1. Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun
2014 Tentang Penyelesaian Perkara di
Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat
Banding pada 4 (Empat) Lingkungan
Peradilan
2. Undang-Undang RI No.2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial (PHI) Pasal 103 yang
berbunyi bahwa Majelis Hakim wajib
memberikan Putusan penyelesaian
Penyelisihan Hubungan Industrial dalam
waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh)
hari kerja terhitung sejak sidang pertama.
3. Standar Operasional Penyelesaian Perkara
Pengadilan Negeri Pekanbaru
-
-
Masih terdapat perkara yang
penyelesaiannya lebih dari 5
(lima) bulan dikarenakan
panggilan para pihak yang tidak
diketahui alamatnya (panggilan
koran/umum).
Masih terdapat penyelesaian
perkara PHI lebih dari 50 (lima
puluh) hari kerja terhitung sejak
sidang pertama dikarenakan para
pihaknya banyak yang diluar kota
sehingga panggilan dilakukan
melalui delegasi.
Dikarenakan covid-19 ada para
pihak (khusus perkara PHI) yang
meminta kepada Majelis Hakim
untuk melakukan pengunduran
sidang karena dilakukan PSBB
pada daerah setempat.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
10
2. Akses
terhadap
pengadilan
1. Akses pengadilan terhadap masyarakat
miskin: Posbakum, Pembebasan biaya
perkara dan perkara prodeo.
2. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)
Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemberian Bantuan Hukum
-
Keterbatasan anggaran pada
perkara prodeo.
3. Aspek Proses
Peradilan
1. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1
Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan.
2. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4
Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana
Anak.
Para pihak masih enggan
menggunakan jalur mediasi dan
diversi sebagai salah satu
alternative solusi dalam
penyelesaian sengketa.
4. Meningkatnya
Kepatuhan
Terhadap
Putusan
Pengadilan
Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dapat
diukur dari jumlah isi putusan yang
dilaksanakan tanpa adanya eksekusi.
Permohonan eksekusi muncul akibat
ketidakpatuhan salah satu pihak.
- Masih ada para pihak yang
mengajukan permohonan eksekusi
ke Pengadilan Negeri. Hal ini
disebabkan masih adanya salah
satu pihak yang tidak patuh
terhadap Putusan Pengadilan
Negeri.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
11
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. Visi dan Misi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan
Negeri Pekanbaru. Adapun Visi Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Visi
Mahkamah Agung Republik Indonesia adalah
“Terwujudnya Pengadilan Negeri Pekanbaru Yang Agung”
Visi ini ingin menjadikan Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai lembaga peradilan
yang dihormati, dan memiliki keluhuran dan kemulian dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya dalam memutus perkara.
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.
MISI :
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru .
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru .
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru .
2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu
sampai dengan lima tahun yaitu tahun 2020 sampai dengan 2024 dan tujuan
ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan Misi Pengadilan Negeri Pekanbaru .
Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah sebagai
berikut :
1) Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi.
Indikator kinerja untuk mengukur capaian tujuan ini adalah :
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
12
Indeks kepuasan pencari keadilan yang puas terhadap layanan Pengadilan Negeri.
2) Setiap pencari keadilan dapat menjangkau Badan Peradilan
Indikator kinerja untuk mengukur capaian tujuan ini adalah :
Untuk mencapai tujuan yang dapat diukur, Pengadilan Negeri Pekanbaru menggunakan 4
(empat) sasaran strategis sebagai berikut :
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :
a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan
b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan
c. Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan
d. Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan
e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu
f. Persentase perkara perdata khusus yang diselesaikan tepat waktu
g. Persentase perkara pidana yang diselesaikan tepat waktu
h. Persentase perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu
i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding
j. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
k. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK
l. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi
m. Index kepuasaan pencari peradilan
2. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :
a. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak
tepat waktu.
b. Persentase salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak
tepat waktu.
c. Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi
d. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang
diajukan secara lengkap dan tepat waktu
e. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
13
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan
Bantuan Hukum (Posbakum)
4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis , Pengadilan Negeri Pekanbaru menggunakan
program dan kegiatan sesuai program dan kegiatan Mahkamah Agung sebagai berikut :
1. Program : Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya MA.
Kegiatan : Penyelenggaraan operasional perkantoran dan non operasional satker daerah.
Program dan kegiatan ini untuk mendukung tercapainya :
Indikator Sasaran Strategis Pertama, yaitu :
a. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Banding
b. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi
c. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK)
d. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi
e. Index kepuasaan pencari peradilan
Indikator Sasaran Strategis Kedua, yaitu :
a. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi.
2. Program : Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung RI.
Kegiatan : Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Mahkamah Agung RI.
Program dan kegiatan ini untuk mendukung tercapainya indikator :
Indikator Sasaran Strategis Kedua, yaitu :
a. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah putus.
3. Program : Peningkatan manajemen peradilan umum.
Kegiatan : Peningkatan manajemen peradilan umum.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
14
Program dan kegiatan ini untuk mendukung tercapainya :
Indikator Sasaran Strategis Pertama, yaitu :
a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan
b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan
c. Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan
d. Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan
e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu
f. Persentase perkara perdata khusus yang diselesaikan tepat waktu
g. Persentase perkara pidana yang diselesaikan tepat waktu
h. Persentase perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu
Indikator Sasaran Strategis Kedua, yaitu :
a. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak
tepat waktu
b. Persentase salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak tepat
waktu
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang
diajukan secara lengkap dan tepat waktu
Indikator Sasaran Strategis Ketiga, yaitu :
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan
Hukum (Posbakum)
Indikator Sasaran Strategis Keempat, yaitu :
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi).
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
15
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG
Arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung tahun 2020-2024 ditetapkan
berdasarkan arah kebijakan dan strategi pemerintah. Keberhasilan
Mahkamah Agung terkait dengan percepatan penyelesaian perkara,
penyelesaian perkara secara sederhana, murah dan biaya ringan, pos bantuan
hukum, restorative justice dan sistem peradilan pidana terpadu sebagai
berikut:
Penyelesaian Perkara
Mahkamah Agung memegang peranan yang sangat penting dalam
mewujudkan kepastian hukum ditengah-tengah masyarakat,
keberlangsungan suatu negara akan sangat bergantung dari ada atau
tidaknya kepastian hukum, terwujudnya kepastian hukum menjadi tugas
utama Mahkamah Agung.
Capaian penyelesaian Mahkamah Agung diuraikan berdasarkan tingkatan
peradilan, yaitu penyelesaian perkara pada Pengdilan Tingkat Pertama,
Pengadilan Tingkat Banding dan Mahkamah Agung, beban perkara yang harus
diselesaikan terdiri dari sisa perkara tahun sebelumnya dan perkara yang diterima
pada tahun berjalan.
Proses berperkara yang sederhana, murah dan biaya ringan
Dalam rangka mewujudkan azas sederhana, murah dan biaya ringan,
Mahkamah Agung RI mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2
Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana pada
tanggal 7 Agustus 2015. penyelesaian perkara secara cepat dengan
beberapa ketentuan yang ada diantaranya, yaitu gugatan tersebut
merupakan gugatan dengan nilai materil maksimal Rp.200.000.000,- (dua
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
16
ratus juta rupiah), para pihak harus berada dalam domisili wilayah hukum
yang sama, waktu penyelesaian tidak boleh melebih 25 (dua lima) hari.
Disamping itu Mahkamah Agung (MA) telah meluncurkan aplikasi
administrasi perkara berbasis online ini merupakan implementasi
Peraturan MA No. 3 Tahun 2018 tentang Pedoman Administrasi Perkara di
Pengadilan Secara Elektronik yang mengatur mulai dari pengguna layanan
administrasi perkara, pendaftaran administrasi perkara, pemanggilan para
pihak, penerbitan salinan putusan, dan tata kelola administrasi,
pembayaran biaya perkara yang seluruhnya dilakukan secara
elektronik/online saat mengajukan permohonan/gugatan perkara perdata,
agama, tata usaha negara yang berlaku masing-masing lingkungan
peradilan.
Seiring dengan tuntutan proses peradilan yang sederhana, cepat dan
biaya ringan, Mahkamah Agung kini mengembangkan aplikasi e-Court ini
dengan fitur e-Litigasi, sehingga semua proses penyelesaian perkara dapat
dilakukan secara elektronik tanpa hadirnya para didepan pengadilan.
Aplikasi e-litigasi tidak hanya diberlakukan dalam pendaftaran perkara,
pembayaran panjar dan panggilan para pihak, tetapi diberlakukan juga
dalam pertukaran dokumen jawab-jinawab, pembuktian, dan penyampaian
putusan secara elektronik.
Pembebasan Biaya Perkara, Pos Bantuan Hukum, Sidang di
Luar Gedung Pengadilan dan Pelayanan Sidang Terpadu
Pembebasan Biaya Perkara adalah sebuah layanan dimana negara
menanggung biaya proses berperkara di pengadilan.
Pemberian layanan melalui Pos Bantuan Hukum bagi para pencari
keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu karena melalui program
ini masyarakat dapat memperoleh layanan hukum berupa pemberian
informasi, konsultasi dan advis hukum serta pembuatan dokumen hukum
yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
17
Pelayanan Sidang di Luar Gedung Pengadilan baik didalam maupun di
luar negeri jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Pemenuhan akses terhadap keadilan bagi Warga Negara Indonesia yang
bertempat tinggal di luar negeri juga dilakukan pada yurisdiksi KJRI.
Secara rutin, Pengadilan Agama Jakarta Pusat menyelenggarakan sidang di
luar negeri sejak tahun 2011. Pelaksanaan sidang di luar negeri
terselenggara atas kerjasama Mahkamah Agung dengan Kementerian Luar
Negeri, kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan SK KMA Nomor
084/KMA/SK/V/2011. Adapun jenis perkara yang disidangkan adalah
perkara isbat (penetapan) nikah dalam rangka memperoleh identitas
hukum.
Pelayanan Sidang Terpadu dilakukan Mahkamah Agung sebagai respon
atas tuntutan masyarakat terhadap identitas hukum anak anak yang belum
mempunyai atau kesulitan untuk mendapatkan akte kelahiran, Pelayanan
Sidang Terpadu dilaksanakan oleh pengadilan agama/Mahkamah Syar’iyah
untuk perkara pengesahan perkawinan dan isbat nikah.
Restoratif Justice
Sistem Hukum Pidana Indonesia memasuki babak baru, salah satu
bentuk pembaharuan yang ada dalam Hukum Pidana Indonesia adalah
pengaturan tentang hukum pidana dalam perspektif dan pencapaian
keadilan kepada perbaikan maupun pemulihan keadaan setelah peristiwa,
pada saat ini restorative justice pada umumnya menyangkut perkara
pidana anak dimana menempatkan anak pelaku kejahatan sebagai
korban. Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 4
Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak.
Poin penting PERMA tersebut bahwa Hakim wajib menyelesaikan
persoalan ABH dengan acara Diversi yang merupakan prosedur hukum yang
masih baru dalam sistem dan pembaharuan hukum pidana di Indonesia.
Disamping itu juga, PERMA ini memuat tata cara pelaksanaan diversi yang
menjadi pegangan hakim dalam penyelesaian pidana anak mengingat
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
18
belum ada regulasi yang memuat hukum acara khusus diversi Sistem
Peradilan Pidana Anak.
Sesungguhnya, diversi dapat juga digambarkan sebagai suatu sistem
dimana fasilitator mengatur proses penyelesaian pihak-pihak yang bertikai
untuk mencapai penyelesaian yang memuaskan sebagai keadilan restoratif.
Tradisi dan mekanisme musyawarah mufakat merupakan wujud nyata
dalam memperkuat hukum yang hidup dalam masyarakat sejak dulu.
Dengan demikian, inti dari keadilan restoratif adalah penyembuhan,
pembelajaran moral, partisipasi dan perhatian masyarakat, dialog, rasa
memaafkan, tanggungjawab dan membuat perubahan, yang semuanya itu
merupakan pedoman bagi proses restorasi dalam perspektif keadilan
restoratif. Saat ini seluruh pengadilan hingga tingkat daerah terus
menyiapkan sarana dan prasarana untuk merespon dan mendukung
implementasi UU Sistem Peradilan Pidana Anak tersebut. Tidak ada pilihan
lain, semua pihak harus konsentrasi dan serius dalam mempersiapkan SDM,
sarana dan prasarana untuk mendukung Sistem Peradilan Pidana Anak
terutama Fasilitator, Hakim Peradilan Anak dan Pengadilan sebagai
benteng terakhir dalam proses penyelesaian anak berhadapan hukum di
Pengadilan.
3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN NEGERI PEKANBARU
Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam mendukung kebijakan nasional dalam
mencapai sasaran pembangunan dibidang hukum menetapkan arah kebijakan dan
strategi mengacu pada arah kebijakan strategis Mahkamah Agung RI.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan yang ditetapkan, pada tahun 2020-
2024, Pengadilan Negeri Pekanbaru menetapkan empat sasaran strategis yang terdiri
dari:
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
2. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
19
Arah kebijakan untuk mewujudkan sasaran terwujudnya proses peradilan yang
pasti, transparan, dan akuntabel adalah :
1) Peningkatan transparansi peradilan dan publikasi informasi perkara
melalui aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP),
peningkatan pengelolaan website, dan peningkatan pelayanan meja
informasi di pengadilan berpedoman pada Surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011,
Tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan.
2) Penguatan produktifitas penyelesaian perkara dengan mereviu Standar
Operasional Prosedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan Tinggi
Pekanbaru mengacu pada Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun
2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan
Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan, yang mengatur
Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat
dalam waktu 5 (lima) bulan.
3) Peningkatan sumber daya hakim dalam hal hukum formil dan materiil,
untuk meningkatkan kualitas putusan yang dibuat oleh hakim akan dapat
memenuhi rasa keadilan masyarakat pencari keadilan.
4) Peningkatan fungsi pengawasan & penanganan pengaduan untuk
mengembalikan kepercayaan publik kepada pengadilan mengacu pada
Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Nomor
02/PB/MA/IX/201202/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim dan Keputusan KMA RI
Nomor 076/KMA/SK/VI/2009 tentang petunjuk pelaksanaan penanganan
pengaduan di lingkungan lembaga Peradilan.
5) Peningkatan pelayanan publik melalui program Akreditasi Penjaminan
Mutu Badan Peradilan Umum dan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi
(WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
6) Peningkatan kepuasan pencari keadilan.
Arah kebijakan untuk mewujudkan sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara adalah :
1) Peningkatan pengiriman salinan putusan kepada para pihak tepat waktu.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
20
2) Peningkatan perkara yang diselesaikan melalui mediasi.
3) Peningkatan permohonan banding, kasasi, dan PK yang diajukan secara
lengkap dan tepat waktu.
4) Peningkatan putusan perkara, yaitu menayangkan putusan secara cepat,
sehingga putusan dapat diakses secara online oleh masyarakat (One day
publish).
Arah kebijakan untuk mewujudkan sasaran meningkatnya akses peradilan bagi
masyarakat miskin dan terpinggirkan adalah :
1) Pembebasan Biaya Perkara adalah sebuah layanan dimana negara
menanggung biaya proses berperkara di pengadilan.
2) Pemberian layanan melalui Pos Bantuan Hukum bagi para pencari
keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu karena melalui
program ini masyarakat dapat memperoleh layanan hukum berupa
pemberian informasi, konsultasi dan advis hukum serta
pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan dalam proses
penyelesaian perkara.
Arah kebijakan untuk mewujudkan sasaran peningkatnya kepatuhan terhadap
putusan pengadilan adalah :
Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dapat diukur dari jumlah putusan yang
dilaksanakan oleh para pihak. Kepatuhan terhadap putusan perkara perdata
dilakukan oleh para pihak secara sukarela, apabila pihak tidak melaksanakan
putusan pengadilan, maka pihak yang menang dapat mengajukan permohonan
eksekusi. Permohonan eksekusi muncul akibat ketidakpatuhan salah satu pihak
terhadap putusan pengadilan. Semakin sedikit permohonan eksekusi maka
kepatuhan terhadap putusan pengadilan semakin tinggi. Semakin tinggi
persentase permohonan eksekusi yang ditindaklanjuti oleh Pengadilan maka
semakin bagus kinerja pengadilan.
RENSTRA TAHUN 2020 - 2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
21
1.3 KERANGKA REGULASI
Dalam melaksanakan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam
RPJM tahun 2020-2024 yang diamanatkan kepada setiap kementrian/lembaga
maka kementerian/lembaga dimaksud harus menetapkan kerangka regulasi yang
dijadikan sebagai instrument guna pencapaian sasaran kelembagaan. Pada
Pengadilan Negeri Pekanbaru kerangka regulasi merupakan perencanaan
pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur
perilaku dan penyelenggaran peradilan dalam rangka mencapai tujuan.
Perlunya dimasukkan kerangka regulasi dalam rencana strategi tahun 2020-2024
adalah :
a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai
kebutuhan pembangunan pengadilan.
b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian
prioritas pembangunan
c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan
pembentukan regulasi.
Isu Strategis Arah Kebijakan
2020-2024
Regulasi
Tahun 2020
Penanggung Jawab
1. Peningkatan Penyelesaian Perkara
1. Penyederhanaan
proses
berperkara.
2. Penguatan akses
pada keadilan.
3. Moderniasasi
manajemen
perkara.
4. Penataan ulang
organisasi
1. SK Ketua tentang
penunjukan
majelis hakim.
2. Penunjukan
majelis hakim
yang menangani
keberatan dalam
gugaan sederhana.
3. SK Koordinator
delegasi.
1. Hakim
2. Kepaniteraan
PN
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
22
manajemen
perkara.
4. SK susunan Hakim
mediator.
5. SK
Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu.
6. SK Ketua Tentang
Petugas Direktori
Putusan.
7. SK Ketua tentang
Penunjukan
protokoler
persidangan.
8. SK tentang Tim
Resume
Permohonan
Eksekusi.
9. SK Penunjukan Tim
Reformasi
Birokrasi.
10. SK tentang
Penanganan
bantuan delegasi.
2. Optimalisasi Manajemen Peradilan Umum
1. Peningkatan
penyelesaian
perkara
2. Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat
terhadap peradilan
3. Peningkatan
Kualitas SDM
1. Implementasi SK
KMA tentang
percepatan
penyelesaian
perkara.
2. Penambahan
volume Penanganan
Posbakum bagi
masyarakat kurang
mampu.
3. MOU dengan
lembaga bantuan
1. Hakim
2. Kepaniteraan
PN
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
23
Hukum/Advokat.
4. SK Standar
Pelayanan
Pengadilan.
5. Penunjukan Tim
Pemilihan Role
Model.
3. Peningkatan Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Optimalisasi
pemanfaatan
teknologi
informasi,
peningkatan
kualitas sumber
daya manunisa
1. SK Ketua tentang
Tim Pelaksana SIPP.
2. Penunjukan Admin
dan Operator SIPP.
3. Penunjukan
Pengelola SIKEP.
4. Tim Pengelola
Informasi dan
Dokumentasi.
1. Kesekretariat
an PN
4. Sarana dan prasarana
Peningkatan sarana
dan prasarana
pendukung kinerja
aparatur peradilan.
SK Ketua tentang
pemberlakuan
baner,papan
fisual,papan
pengumuman dan
media informasi
lainnya yang dipajang
di area gedung
Pengadilan.
1. Kesekretariat
an PN
2. Optimalisasi pengawasan
1. Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
2. Peningkatan
kualitas
pengawasan
1. SK Tim Audit
Internal sistem
Akreditasi
Penjamin Mutu.
2. Penunjukan Hakim
Pengawas Mediasi
3. Penunjukan Hakim
Pengawas Eksekusi.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
24
1.4 KERANGKA KELEMBAGAAN
Pengadilan Negeri Pekanbaru selaku salah satu kekuasaan Kehakiman di
lingkungan Peradilan Umum mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana
disebutkan dalam Undang – Undang Nomor 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dalam pasal 51
yang menyatakan :
Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang mengadili perkara perdata
dan perkara pidana di tingkat pertama.
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat
tentang hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.
Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-undang.
Pengadilan Negeri Pekanbaru memiliki fungsi sebagai berikut :
Fungsi Peradilan (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004)
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
25
d. Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang menjadi
kewenangan Pengadilan Negeri dalam tingkat pertama.
e. Mengajukan berkas perkara yang mengajukan upaya hukum ke tingkat
Banding, kasasi dan Peninjauan Kembali (PK).
f. Melaksanakan putusan (eksekusi) terhadap putusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Fungsi Pengawasan
yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan tingkah
laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita
Pengganti, dan melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di
tingkat Pengadilan Negeri, serta menjaga agar peradilan diselenggarakan
dengan seksama dan sewajarnya.
Fungsi Pembinaan
yakni memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk, serta teguran dan
peringatan kepada pejabat struktural dan fungsional serta jajaran staf
Pengadilan Negeri Pekanbaru yang berada dibawah binaannya, baik
mengenai administrasi teknis peradilan maupun administrasi umum dan
pembangunan.
Fungsi Nasehat
b. Pengadilan Negeri dapat memberi nasehat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada lembaga pemerintah daerah
dan lembaga lain yang meminta (undang-Undang No. 5 tahun 2004).
Fungsi Mediator, sebelum memutus suatu perkara perdata yang diajukan
oleh para Pihak, maka harus dilakukan upaya mediasi untuk mendamaikan
para pihak. (Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 01 Tahun 2008)
Fungsi Administratif
Pengadilan Negeri menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan
kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok
teknis peradilan dan administrasi peradilan.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
26
Fungsi lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili dan memutus
perkara berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2004 dan No. 5 tahun
2004, Pengadilan Negeri dapat diserahi tugas dan kewenangan lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
RENSTRA TAHUN 2020 - 2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
27
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Sasaran Target Strategis
Uraian Indikator
kinerja
2020
2021
2022
2023
2024
Program Kegiatan Indikator
Kegiatan
Target Anggaran
Terwujudnya
Proses
Peradilan
yang Pasti,
Transparan,
dan
Akuntabel
a. Persentase
sisa perkara
perdata
yang
diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
1.Program
Peningkata
n
Manajemen
Peradilan
Umum
2.Program
Peningkata
n Sarana
2.Peningkat
an
Manajemen
Peradilan
Umum
2.Pengadaa
n Sarana
dan
Prasarana
di
Lingkungan
1. Perkara
peradilan umum yang
diselesaikan ditingkat pertama
dan banding secara
tepat waktu
2. Jumlah pengadaan
peralatan/fasilitas kantor di
Lingkungan Mahkamah Agung
1. 938
Perkara
2. 12
layanan
1
525.100.000
16.456.977.000
b. Persentase
sisa perkara
perdata
khusus yang
diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
c. Persentase
sisa perkara
pidana yang
diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
28
dan
Prasarana
Aparatur
Pengadila
n Negeri
Pekanbaru
Pengadilan
Negeri
Pekanbaru
layanan
295.000.000
d. Persentase
sisa perkara
pidana
khusus yang
diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
e. Persentase
perkara
perdata
yang
diselesaikan
tepat waktu
77%
85%
85%
86%
86%
f. Persentase perkara perdata
khusus yang diselesaikan tepat waktu
25%
25%
26%
28%
30%
g. Persentase perkara
pidana yang diselesaikan
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
29
tepat waktu
99% 99% 99% 100
%
100
%
h. Persentase
perkara pidana khusus yang
diselesaikan tepat waktu
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
i. Persentase perkara yang
tidak mengajukan upaya hukum
banding
89%
90%
90%
91%
92%
j. Persentase perkara yang
tidak mengajukan upaya hukum
kasasi
94%
90%
90%
91%
92%
k. Persentase perkara yang
tidak mengajukan
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
30
upaya hukum peninjauan
kembali
99%
99%
99%
99%
99%
l. Persentase Perkara
Pidana Anak yang diselesaikan
dengan Diversi
3%
2%
2%
3%
3%
m. Index
kepuasaan pencari peradilan
90%
91%
91%
92%
92%
Peningkatan
Efektifitas
Pengelolaan
Penyelesaian
Perkara
a. Persentase
salinan
putusan
perkara
perdata yang
dikirim kepada
para pihak
tepat waktu
100
%
87%
87%
88%
89%
b. Persentase
salinan
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
31
putusan
perkara
pidana yang
dikirim kepada
para pihak
tepat waktu
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
c. Persentase
perkara yang
diselesaikan
melalui
mediasi
3%
2%
3%
3%
3%
d. Persentase
berkas perkara
yang
dimohonkan
Banding,
Kasasi, dan PK
yang diajukan
secara
lengkap dan
tepat waktu
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
32
e. Persentase
Putusan
perkara yang
menarik
perhatian
masyarakat
yang dapat
diakses secara
online dalam
waktu 1 hari
setelah putus
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
Meningkatnya
Akses
Peradilan
bagi
Masyarakat
Miskin dan
Terpinggirkan
a. Persentase
Perkara
Prodeo yang
diselesaikan
77%
70%
73%
76%
77%
b. Persentase
Pencari
Keadilan
Golongan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
33
Tertentu
yang
mendapat
Layanan
Bantuan
Hukum
(Posbakum)
Meningkatnya
Kepatuhan
Terhadap
Putusan
Pengadilan
Persentase
putusan perkara
perdata yang
ditindaklanjuti
(dieksekusi)
31% 28% 29% 30% 31%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
34
R
BAB V
PENUTUP
encana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2020-2024
adalah dokumen perencanaan yang disusun secara sistematis, terarah,
dan menyeluruh terhadap perubahan dengan mengacu kepada tugas
pokok dan fungsinya sebagai lembaga peradilan.
Renstra ini menggambarkan permasalahan, kelemahan, peluang tantangan,
sasaran, program, dan kebijakan yang akan dijalankan selama kurun waktu
tahun 2020-2024 dan telah direviu sejalan dengan perubahan kebijakan
Mahkamah Agung dalam hal Organsasi Dan Tata Laksana Peradilan Kepaniteraan
dan Kesekretariatan yang diharapkan mampu membawa arah Pengadilan Negeri
Pekanbaru untuk mencapai visi dan misinya.
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Pekanbaru dapat direviu kembali dan terus
disempurnakan dari waktu kewaktu. Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka
dari kemungkinan perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat membantu
pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan
terhadap kegiatan yang dikelola.
Pada akhirnya dengan Renstra ini diharapkan Pengadilan Negeri Pekanbaru
memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan
dan sasaran program selama lima tahun yaitu tahun 2020-2024.
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
35
LAMPIRAN
MATRIK RENSTRA
TAHUN 2020-2024
RENSTRA TAHUN 2020 - 2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
36
MATRIK REVIU RENCANA STRATEGIS TAHUN 2020 – 2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU
Visi : Terwujudnya Pengadilan Negeri Pekanbaru Yang Agung
Misi : 1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru.
2. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari Keadilan.
3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru.
4. Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru.
Tujuan
Target
Jangka
Menenga
h
Sasaran Target
Strategis
Uraian Indikator kinerja
Uraian Indikator kinerja 202
0
202
1
202
2
202
3
202
4
Program Kegiatan Indikator Kegiatan
Target
Anggaran
Pencari keadilan merasa
kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi
Persentase perkara yang Tidak
Mengajukan Upaya Hukum :
- Banding
- Kasasi - PK
80% Terwujudnya
Proses
Peradilan yang
Pasti,
Transparan,
dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
1.Program
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
2.Peningkat
an
Manajemen
Peradilan
Umum
3. Perkara peradilan umum
yang diselesaikan ditingkat pertama
dan banding secara
tepat waktu
1. 938
Perkar
a
525.100.000
b.Persentase sisa
perkara perdata khusus yang
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
37
diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
2.Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Pengadilan
Negeri
Pekanbaru
2.Pengadaa
n Sarana
dan
Prasarana
di
Lingkungan
Pengadilan
Negeri
Pekanbaru
4. Jumlah
pengadaan peralatan/fasilitas
kantor di Lingkungan
Mahkamah Agung
2. 12
layan
an
1
layan
an
16.456.977.0
00
295.000.000
c.Persentase sisa
perkara pidana yang diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
d.Persentase sisa
perkara pidana khusus yang diselesaikan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
e.Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat
waktu
77%
85%
85%
86%
86%
f.Persentase perkara perdata khusus yang
diselesaikan tepat waktu
25%
25%
26%
28%
30%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
38
g.Persentase perkara pidana yang diselesaikan tepat
waktu
99%
99%
99%
100
%
100
%
h.Persentase perkara pidana khusus yang
diselesaikan tepat waktu
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
i. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum banding
89%
90%
90%
91%
92%
j. Persentase
perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
94%
90%
90%
91%
92%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
39
a. Persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum peninjauan kembal
99%
99%
99%
99%
99%
b. Persentase Perkara Pidana
Anak yang diselesaikan dengan Diversi
3%
2%
2%
3%
3%
c. Index kepuasaan pencari peradilan
d.
90%
91%
91%
92%
92%
Peningkatan
Efektifitas
Pengelolaan
Penyelesaian
Perkara
a. Persentase salinan
putusan perkara
perdata yang
dikirim kepada
para pihak tepat
waktu
100
%
87%
87%
88%
89%
b. Persentase salinan
putusan perkara
100
100
100
100
100
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
40
pidana yang
dikirim kepada
para pihak tepat
waktu
%
%
%
%
%
c. Persentase perkara
yang diselesaikan
melalui mediasi
3%
2%
3%
3%
3%
d. Persentase berkas
perkara yang
dimohonkan
Banding, Kasasi,
dan PK yang
diajukan secara
lengkap dan tepat
waktu
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
e. Persentase
Putusan perkara
yang menarik
perhatian
masyarakat yang
dapat diakses
secara online
dalam waktu 1
hari setelah putus
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
41
Setiap pencari
keadilan dapat menjangkau
Badan Peradilan
Persentase Pencari
Keadilan Golongan Tertentu yang
Mendapat Layanan Bantuan
Hukum
100% Meningkatnya
Akses
Peradilan bagi
Masyarakat
Miskin dan
Terpinggirkan
a. Persentase
Perkara Prodeo
yang
diselesaikan
77%
70%
73%
76%
77%
b. Persentase
Pencari Keadilan
Golongan
Tertentu yang
mendapat
Layanan
Bantuan Hukum
(Posbakum)
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
Meningkatnya
Kepatuhan
Terhadap
Putusan
Pengadilan
Persentase putusan
perkara perdata yang
ditindaklanjuti
(dieksekusi)
31% 28% 29% 30% 31%
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
42
LAMPIRAN
SK TIM PENYUSUN RENSTRA
TAHUN 2020-2024
REVIU RENSTRA TAHUN 2020-2024
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU KELAS 1A
43
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU NOMOR : W4.U1/113/OT.01.10/I/2021
TENTANG
TIM PENYUSUNAN REVIU RENCANA STRATEGIS 2020-2024 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU
KETUA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menindaklanjuti surat Sekretaris
Mahkamah Agung Nomor : 1931A/SEK/OT.01.2/11/ 2020 tanggal 27 November 2020 perihal Penyampaian Dokumen SAKIP maka telah dilakukan reviu Indikator
Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Negeri Pekanbaru ;
b. Bahwa dalam rangka penyusunan Reviu Renstra
2020-2024 Pengadilan Negeri Pekanbaru, maka dipandang perlu dibentuk Tim Penyusunan Reviu
Renstra 2020-2024 Pengadilan Negeri Pekanbaru;
c. bahwa dengan pertimbangan point a dan b tersebut diatas, perlu diatur dengan diterbitkan Surat
Keputusan Tim Penyusunan Reviu Renstra 2020-2024 Pengadilan Negeri Pekanbaru, dengan susunan
sebagaimana terlampir;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung; 3. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum;
4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
5. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan
Kesekretariatan di Pengadilan;