36
BAB XI SISTEM PENGHARGAAN BAGI BIDAN (REWARD, SANKSI, DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN)

Reward Bidan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

meds

Citation preview

  • BAB XISISTEM PENGHARGAAN BAGI BIDAN (REWARD, SANKSI, DAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN)

  • PENGHARGAAN BAGI BIDANBidan berakibat positif bila:Melakukan tugasnya sesuai standar pelayanan kesehatanMenaati peraturan pemerintahMelaksanakan kode etik kebidananBerakibat negatif bila: mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri, pemerintah atau yayasan dan juga bagi orang lain, misalnya malpraktik.

  • REWARDReward dapat diberikan pada:Bidan pemerintahBidan PNS-kenaikan pangkat-mendapat kedudukan tertentu-berdasarkan prestasi: dukungan mental, bonus, bidan teladan, kesempatan meningkatkan jenjang pendidikan

    Bidan PTT atau kontrak-dukungan mental, bonus, kedudukan, bidan teladan,

  • REWARDBidan swasta-dukungan mental, bonus, kenaikan gaji, kenaikan kedudukan

    Dari organisasi: IBI-dukungan mental, bonus, kedudukan dalam IBI, bidan bintang (syarat: pengabdian >25 th dan pelayanan sesuai standar), prioritas menjadi PNS bagi bidan di daerah terpencil

  • HAK BIDANSetiap bidan yang telah menyelesaikan pendidikan berhak dan wajib menjadi anggota IBI pengatur hak, kewajiban, penghargaan dan sanksiHak bidan:Perlindungan hukumBekerja sesuai standar profesiMenolak keinginan pasien yang betentangan dengan UU atau kode etikPrivasi dan menuntut jika nama baik dicemarkanKesempatan meningkatkan diriKesempatan meningkatkan karir dan jabatanKompensasi kesejahteraan yang sesuai

  • WEWENANG BIDANMendekatkan pelayanan kegawatan obstetrik dan neonatalMelaksanakan tugas kewenangan sesuai standar, memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai bidan, mematuhi dan melaksanakan prosedur yang berlaku, bertanggung jawab atas pelayananPelayanan pranikah, prahamil, kehamilan, persalinan, nifas,menyusui, masa antar kehamilandll

  • HAK ANGGOTA IBIAnggota Biasa:Mengikuti kegiatan organisasiMengemukakan pendapat, saran, usulMemilih dan dipilihAnggota Luar Biasa:Mengikuti kegiatan organisasiMengemukakan pendapat, saran, usulAnggota KehormatanMengemukakan pendapat, saran, usul

  • SANKSI BAGI BIDANSanksi EtikSanksi TeguranTeguran lisanTertulis: ringan, sedang (diberi sanksi), berat (dicabut izin praktek, diberhentikan)Sanksi MoralDikucilkan dan tidak diterima di lingkungan seprofesinya maupun masyarakat

  • SANKSI BAGI BIDANSanksi KepegawaianBidan Pemerintah : teguran, tidak naik jabatan, tidak mendapat tunjangan, dipindahkan atau diturunkan jabatan, diberhentikanBidan Swasta: teguran, tidak naik jabatan, tidak mendapat tunjangan, dipindahkan atau diberhentikan

  • SANKSI BAGI BIDANSanksi MalpraktikCerobohcontoh: gagal melaksanakan tugas, melakukan tidak sesuai standar, menciderai klienLupacontoh: lupa mengambil tampon setelah episiotomi infeksiGagal komunikasicontoh: tidak melakukan informed consent

  • Contoh sanksi: pencabutan (sementara/permanen) SIPB atau denda.

    Contoh penyimpangan:Praktek aborsiTidak melakukan rujukan saat dibutuhkan SANKSI BAGI BIDAN

  • ALUR SANKSI BIDANKelalaian, kurang pengalaman, ekonomi, rutinitas, perubahan hub. bidan-pasienMalpraktikTidak memberi jaminan, informed consent, melengkapi RMEtikYuridisPidanaPengadilanIBIPengadilanIBI, MPA, MPEB

  • TUJUAN KODE ETIKMenjunjung tinggi martabat dan citra profesiMenjaga kesejahteraan para anggotaMeningkatkan pengabdian para anggotaMeningkatkan mutu profesi

  • PENETAPAN KODE ETIKDitetapkan oleh IBI melalui kongresPertama kali 1986 kongres nasional IBI X tahun 1988 Petunjuk pelaksanaannya : RAKERNAS IBI tahun 1991 disahkan di kongres nasional 1998

  • MPEB dan MPATugas:Merencanakan & melaksanakan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan pengurus pusatMelaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkalaMemberikan saran dan pertimbangan yang perluMembentuk tim teknis sesuai kebutuhan, tugas, dan tanggung jawab

  • MPEB dan MPAMajelis independenTugas: menangani, mengkaji, mendampingi anggota yang mengalami masalah MPEB secara internal : memberkan saran, pendapat, dan buah pikiran tentang masalah yang adaMPA tingkat pusat melaporkan pusat IBI & kongres nasional IBI, MPA provinsi melapor ke IBI provinsi

  • Anggota :Mantan pengurus IBIAnggota yang memiliki perhatian tinggi untuk mengkaji kode etikAnggota yang berminat bidang hukumMPEB dan MPA

  • Tujuan:Meningkatkan citra IBIMembentuk lembaga yang akan menilai ada tidaknya pelanggaran Kode Etik Bidan IndonesiaMeningkatkan kepercayaan diri anggota IBIMeningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bidanMPEB dan MPA

  • JABATAN FUNGSIONAL BIDANJabatan:Struktural diatur berjenjang dalam organisasiFungsional dihargai dari aspek fungsi dalam kehidupan masyarakat dan negaraFungsional: tunjangan fungsional, karir fungsional (pendidikan lanjut)

  • AUDIT MATERNAL PERINATALAnalisis sistematis dan kritis tentang kualitas pelayanan medis yang berisi:Kualitas hidup dan outcome untuk pasienProsedur untuk mendiagnosis dan mengobatiPenggunaan sumber-sumber dengan tujuan pelayanan yang diberikan oleh pasien

  • proses penelaahan bersama kasus kesakitan da kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terkait, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA di suatu wilayah (death and case follow-up)AUDIT MATERNAL PERINATAL

  • Dapat menentukanSebab dan faktor-faktor terkaitDimana dan mengapa gagal mencegah kematianJenis intervensi dan pembinaan yang diperlukanDalam fungsinya sebagai alat pemantauan dan evaluasi sistem rujukan dibutuhkan:Pengisian RM yang benarPelacakan secara otopsi verbal : wawancara pada orang yang mengerti riwayat penyakit perkiraan penyebab kematianAUDIT MATERNAL PERINATAL

  • Persyaratan:Audit Medik audit semua aktivitas medikSistematisKritis review oleh peergroupAUDIT MATERNAL PERINATAL

  • Kebijakan:UU No.23 th 1992 (tenkes wajib mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien) Kebijaksanaan Indonesia Sehat 2010 dan strategi Making Pregnancy Safer :Peningkatan mutu pelayanan KIA dilakukan terus menerus (program jaga mutu dan perluasan jangkauan)AUDIT MATERNAL PERINATAL

  • Kebijakan:Peningkatan fungsi kabupaten/kota sebagai unit efektif untuk meningkatkan pelayanan KIAPeningkatan kesinambungan pelayanan KIA antara tingkat pelayanan dasar-rujukan primerPeningkatan kemampuan kabupaten/kota dalam perencanaan program KIA mampu mengatasi masalah kesehatan setempatPeningkatan kemampuan manajerial dan ketrampilan pengelola dan pelaksana program KIAAUDIT MATERNAL PERINATAL

  • Strategi:Kabupaten/kota unit efektif peningkatan pelayanan KIADinas kesehatan kabupaten/kota koordinator fasilitator dalam upaya kendali mutuPembentukan tim AMP tingkat kabupaten/kotaPerencanaan program KIA berdasarkan hasil temuan dari audit berorientasi pemecahan masalah setempatPembinaan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota secara rutinAUDIT MATERNAL PERINATAL

  • Langkah kegiatan:Pembentukan tim AMPPenyebarluasan info pelaksanaan AMPMenyusun rencana kegiatan AMPOrientasi pengelola program KIA dan AMPPelaksanaan program AMPPenyusunan rencana tindak lanjut hasil auditPemantauan dan evaluasi

    AUDIT MATERNAL PERINATAL

  • KEGIATAN AMPTingkat Kabupaten/KotaMenjelaskan mengenai AMP di kabupaten/kotaMenyusun tim AMP setempat:Pelindung: bupati/walikota kepala daerahKetua:kadinkes ka/kotaWakil ketua:direktur RS kab/kotaSekretaris:Sp.OG dan Sp.A RSTim ahli:Sp.OG, Sp.A, dan dokter ahli lainnyaAnggota:kasubdin dan kasi program KIA; kasubdin dan kasi Yankes dasar dan rujukan: dokter umum bag kebidanan dan anak Rskab/kota; wakil dari unit pelayanan KIA lainnya untuk sumbangan pikiran (RS swasta, puskes, dll)

    Melaksanakan AMP berkalaMelaksanakan kegiatan AMP lintas batas kab/kota/propinsi

  • Tingkat Kabupaten/KotaMelaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakatiMelakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan auditMeningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan hasil auditKEGIATAN AMP

  • Tingkat PuskesmasMenyampaikan info mengenai AMP pada staf puskesmasMencatat kasus kesakitan/kematian ibu & perinatalMengikuti pertemuan AMPMelakukan otopsi verbal maks 7 hari setelah menerima laporan. Dilaporkan maks 1 bulan ke dinkes kab/kotaMelaksanakan kegiatan peningkatan pelayanan KIAMembahas kasus pertemuan AMP k/kotaMembahas hasil tindak lanjut AMP non-medis dengan RS terkaitKEGIATAN AMP

  • Tingkat PropinsiMenyebarkan pedoman AMPMenyamakan pikir dan merencanakan keg peningkatan pelayanan KIA bersama kab/kota yang akan difasilitasiMemantau & evaluasi pelaksanaan keg di kab/kotaMendukung kab/kota sesuai kebutuhanBekerjasama dengan sektor lain diluar kesehatan untuk kelancaran kegiatan tindak lanjut auditMemfasilitasi keg AMP lintas kab/kota/propinsiKEGIATAN AMP

  • Tingkat PusatFasilitasi pelaksanaan AMP kab/kotaPeningkatan kesinambungan pelayanan KIA di tingkat dasar dan rujukan primer KEGIATAN AMP

  • METODA AMPPertemuan teratur, durasi 2 jam. Lokasi: RS kab/kota, dipimpin kadinkes/direktur RS, moderator dokter ahli, presentan dokter/bidan RS kab/kota terkaitKasus dapat berasal dari kab/kota/puskes. Semua kasus ibu/perina meninggal diauditAudit bersifat mengkaji riwayat penangan kasus (timbul gejala pertama meninggal)Pertemuan bertujuan untuk menyelesaikan masalah bukan menyalahkan satu pihakTiap pertemuan dibuat daftar hadir, notulen, rencana tindak lanjutRS kab/kota dan puskes membuat laporan kasus bulanan

  • PENCATATAN AMPTingkat PuskesmasRM + form R (rujukan) + form OM dan OP (otopsi verbal maternal dan perinatal)

    RS Kabupaten/KotaForm MP (data maternal perinatal) + form MA (medical audit: kesimpulan audit)

  • PELAPORAN AMPBerjenjang:RS kab/kota dinkes (bulanan)Puskesmas dinkes kab/kotaDinkes kab/kota dinkes propinsi