18
rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang 234 BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya perancangan Taman Pintar di Taman Senaputra mengambil tema dasar Arsitektur Perilaku. Pada hasil rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur Perilaku yang lebih spesifik yang belum keluar pada tahap analisis dan konsep. Pada tema besar Arsitektur Perilaku terdapat 4 konsep yang memiliki penerapannya masing-masing ke dalam rancangan. Konsep tersebut berupa setting behavior, ruang personal, persepsi, dan teritorial. Konsep dari tema Arsitektur Perilaku yang akan diterapkan ke dalam rancangan Taman Pintar adalah konsep Persepsi. Persepsi dapat diartikan sebagai interpretasi seseorang terhadap sesuatu yakni ruang. Penerapan konsep persepsi ke dalam rancangan Taman Pintar ini diharapkan anak-anak dapat memperoleh pembelajaran baru untuk pengembangan bakat dan minat anak. Selain itu Anak-anak dapat mengekspresikan dirinya dengan hadirnya alat-alat peraga yang disediakan di Taman Pintar. Konsep Persepsi yang digunakan adalah persepsi jarak, tekstur, pergerakan, cahaya dan warna. Persepsi jarak dan tekstur diterapkan pada bangunan peraga minat dan bakat. Persepsi pergerkan diterapkan pada bangunan peraga IPTEK. Persepsi cahaya diterapkan pada bangunan Exhibition. Persepsi warna diterapkan pada bangunan taman baca. Aspek-aspek tersebut diharapkan

rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

234

BAB VI

KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN

Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang

publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota

Malang. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya perancangan Taman

Pintar di Taman Senaputra mengambil tema dasar Arsitektur Perilaku. Pada hasil

rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

Perilaku yang lebih spesifik yang belum keluar pada tahap analisis dan konsep.

Pada tema besar Arsitektur Perilaku terdapat 4 konsep yang memiliki

penerapannya masing-masing ke dalam rancangan. Konsep tersebut berupa setting

behavior, ruang personal, persepsi, dan teritorial. Konsep dari tema Arsitektur

Perilaku yang akan diterapkan ke dalam rancangan Taman Pintar adalah konsep

Persepsi. Persepsi dapat diartikan sebagai interpretasi seseorang terhadap sesuatu

yakni ruang. Penerapan konsep persepsi ke dalam rancangan Taman Pintar ini

diharapkan anak-anak dapat memperoleh pembelajaran baru untuk pengembangan

bakat dan minat anak. Selain itu Anak-anak dapat mengekspresikan dirinya

dengan hadirnya alat-alat peraga yang disediakan di Taman Pintar.

Konsep Persepsi yang digunakan adalah persepsi jarak, tekstur,

pergerakan, cahaya dan warna. Persepsi jarak dan tekstur diterapkan pada

bangunan peraga minat dan bakat. Persepsi pergerkan diterapkan pada bangunan

peraga IPTEK. Persepsi cahaya diterapkan pada bangunan Exhibition. Persepsi

warna diterapkan pada bangunan taman baca. Aspek-aspek tersebut diharapkan

Page 2: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

235

dapat membentuk karakteristik anak yang diterapkan ke dalam rancangan tapak,

ruang, maupun bangunan. Berikut gambaran konsep persepsi yang diterapkan ke

dalam rancangan dalam gambar 6.1.

Gambar 6.1 Skematik KonsepSumber: hasil rancangan2012

Page 3: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

236

6.1 Penerapan Konsep Pada Tapak

Penerapan konsep pada tatanan massa diwujudkan pada bentuk dan

pola tatanan massa berdasarkan kondisi tapak. Kondisi eksisting tapak

pada Taman Senaputra adalah berkontur, sehingga pola serta bentukan

massa menyesuaikan dengan bentukan tapak dan kontur yang ada. Hal ini

sebagai perwujudan dari integrasi keislaman yakni mengenai penghindaran

kemudharatan. Dari kondisi yang ada di tapak tidak sepenuhnya diratakan,

namun diolah kembali sehingga menjadi komposisi baru yang disesuaikan

dengan kebutuhan pada kawasan. Bentukan massa yang asimetris

dihadirkan karena mengikuti pola bentukan tapak. Selain itu grid yang

digunakan dalam pembentukan pola massa yakni grid dengan sudut siku

90 derajat dan grid berdasarkan bentuk tapak.

Selain itu pola tatanan massa terbentuk berdasarkan zonasi fungsi

bangunan. Tatanan massa disesuaikan mulai dari fungsi primer, sekunder

hingga fungsi penunjang. Pola tatanan massa berdasarkan zonasi fungsi

bangunan ini juga berkaitan dengan integrasi keislaman, yakni nilai

kemanfaatan. Dimana ruang-ruang yang dihadirkan menjadi tepat guna,

yakni sebagai tempat untuk pembelajaran, mencerdaskan serta menambah

ilmu pengetahuan bagi pengunjung khusunya anak-anak. Oleh karenanya

pola penataan massa bangunan diatur sesuai dengan fungsi yang paling

utama, sehingga diharapkan pengunjung dapat memasuki bangunan utama

yang ada di kawasan. Dengan mengarahkan pengunjung mulai dari fungsi-

fungsi utama bangunan yang dihadirkan diharapkan tidak akan terlewatkan

Page 4: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

237

oleh pengunjung. Berikut gambaran tatanan massa Taman Pintar yang

terlihat pada gambar 6.2.

Gambar 6.2 Pola Tatanan MassaSumber: hasil rancangan2012

Page 5: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

238

Dari gambar 6.2 dapat dilihat fugsi primer yang dihadirkan

terwujud pada bangunan utama, yakni bangunan peraga minat dan bakat,

peraga IPTEK, taman baca, dan exhibition. Untuk fungsi sekunder

terwujud pada area bermain anak, karena diharapkan pada Taman Pintar

ini selain anak memperoleh pembelajaran, anak juga dapat bermain di

dalamnya. Fungsi penunjang yang dihadirkan terwujud pada bangunan

area outbond, kolam renang, food court, toko souvenir, musholla dan

kantor pengelola.

Dengan hadirnya pola tatanan massa berdasarkan zonasi fungsi

ruang juga dapat membentuk karakteristik anak sesuai dengan penerapan

konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak

cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga anak dapat terus

mengembangkan pola berfikirnya ketika berada di kawasan Taman Pintar.

6.2 Penerapan Konsep Pada Interior Bangunan

Pada ruang-ruang yang ada di Taman Pintar menggunakan

penerapan konsep persepsi jarak, tekstur, pergerakan, cahaya, dan warna.

Pada ruang peraga minat dan bakat konsep persepsi yang diterapkan

adalah persepsi jarak dan tekstur. Persepsi jarak disni diterapkan pada

penempatan kolom-kolom pembatas di dalam ruang, seolah-olah kolom

tersebut mengarahkan pengunjung untuk menuju ke ruang berikutnya.

Jarak yang digunakan antara 1 sampai 1,5 meter. Persepi tekstur

diterapkan pada lantai, yakni mulai dari tekstur yang paling kasar hingga

Page 6: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

239

tekstur yang hanya dilihat secara visual saja. Penerapan persepsi tekstur ini

juga sebagai penyatu antar satu ruang dengan ruang yang lain. Pada

masing-masing ruang juga diterapkan persepsi jarak dan tekstur, yakni

yang terdapat pada lantai, dinding, dan plafon.

Pada area loby dihadirkan suasana ruang yang ceria dan terang,

sehingga anak tidak merasa bosan dan jenuh ketika berada di dalam ruang.

Pada area polisi terdapat sebuah penjara yang menyerupai aslinya. Dengan

kesan ruang yang sempit dan plafon yang rendah, sehingga berdampak

akan memberikan ketakutan tersendiri bagi penghuni ruang. Hal ini dapat

dijadikan sebagai pembelajaran bagi anak untuk tidak melakukan

kejahatan yang nantinya akan dapat dimasukkan ke dalam penjara. Pada

area pemadam kebakaran terdapat sebuah replika bangunan, dimana

bangunan tersebut akan terbakar dan anak-anak belajar memadamkan

bangunan tersebut seperti yang terlihat pada gambar 6.3 di bawah ini:

Page 7: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

240

Gambar 6.3 Penerapan persepsi pada ruangSumber: hasil rancangan2012

Page 8: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

241

Gambar di atas juga menjelaskan tentang penerapan persepsi jarak

dan tekstur juga membentuk karakteristik anak yang memiliki rasa ingin

tahu yang besar sehingga ruang-ruang yang dihadirkan tidak hanya

sekedar tempat bermain anak juga memberi penambahan ilmu bagi anak.

Selain itu anak merupakan masa belajar yang paling potensial sehingga

ruang yang dihadirkan dapat membantu proses belajar anak. Pada area

polisi dan pemadam kebakaran dapat membentuk karakteristik anak untuk

dapat menjalin interaksi sosial dengan saling bekerja sama dan saling

membantu.

Pada ruang profesi dokter, penerapan konsep persepsi tekstur

terdapat pada dinding yakni mulai dari tekstur yang dapat diraba hingga

tekstur yang hanya bisa terliat secara visual. Selain itu juga penempatan

kolom-kolom pembatas yang seolah-olah mengarahkan pengunjung. Tidak

jauh berbeda dengan ruang siaran, penerapan konsep persepsi tekstur pada

dinding,sehingga secara tidak langsung anak juga dapat mengenali jenis

material yang digunakan. Pada ruang menari dan berakting persepsi

tekstur diterapkan pada lantai, yang menggunakan tekstur batu alam yang

dapat diraba hingga tekstur batu alam yang hanya bisa dilihat secara

visual, seperti yang terlihat pada gambar 6.4 dibawah ini:

Page 9: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

242

Gambar 6.4 Penerapan persepsi pada ruangSumber: hasil rancangan2012

Page 10: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

243

Dar gambar 6.4 diatas dapat dilihat pula karakteristik anak yang

terbentuk dari suasana ruang yang dihadirkan. Pada ruang dokter suasana

ruang dihadirkan dengan kesan yang bersih, menyegarkan dan terang.

Suasana tersebut memberikan dampak psikis yang baik bagi anak,

sehingga tidak membuat rasa takut kepada anak ketika memasuki ruang

dokter. Tidak jauh berbeda dengan suasana ruang siaran dan berakting.

Suasana ruang yang dihadirkan dapat menjadi pembelajaran bagi anak

untuk pengembangan minat dan bakat anak. Anak memiliki daya imajinasi

yang tinggi sehingga anak dapat mengembangkan bakat melalui ruang-

ruang peraga yang dihadirkan.

Konsep persepsi pergerakan diterapkan pada bangunan peraga

IPTEK, dimana pergerakan terlihat dari susunan ruang di dalamnya.

Ruang yang dihadirkan seolah-olah mengalami pergerakan, mulai dari

pergerakan sempit ke pergerakan yang semakin melebar. Konsep persepsi

cahaya diterapkan pada exhibition, dimana cahaya-cahaya tersebut

dimasukkan ke dalam ruangan dengan bentukan bingkai bukaan. Konsep

persepsi warna diterapkan ke dalam taman baca. Warna-warna yang

digunakan adalah warna-warna yang cerah yang dapat membangkitkan

semangat anak ketika berada di dalam ruang. Warna kuning, hijau, merah

merupakan warna-warna yang digunakan baik dalam elemen dinding,

plafon, serta perabot yang ada di dalam ruang. Dapat dilihat pada gambar

6.5 di bawah ini:

Page 11: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

244

Gambar 6.5 Penerapan persepsi pada ruangSumber: hasil rancangan2012

Page 12: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

245

Pada gambar 6.5 di atas juga dapat dilihat karakteristik anak yang

terbentuk dari ruang-ruang yang dihadirkan. Penerapan persepsi cahaya

pada exhibition membentuk karakteristik anak akan rasa ingin tahu yang

besar, selain itu juga dapat memperoleh pembelajaran baru bagi anak

mengenai cahaya. Penerapan persepsi pergerakan membentuk karakteristik

anak kaya akan fantasi sehingga anak dapat mengembangkan potensi diri

yang dimiliki. Penerapan persepsi cahaya dapat membantu anak mengatasi

kejenuhan ketika di dalam ruang, selain itu anak dapat belajar mengenai

warna.

Pada kawasan Taman Pintar, selain terdapat ruang-ruang utama

yang berfungsi sebagai tempat bermain dan belajar juga terdapat beberapa

ruang penunjang. Ruang-ruang tersebut dihadirkan untuk menunjang

kegiatan bermain dan belajar di Taman Pintar. Ruang-ruang tersebut

adalah kolam renang, area outbond, playground, food court, toko souvenir,

kantor pengelola, dan musholla, seperti yang terlihat pada gambar 6.5.

6.3 Penerapan Konsep Pada Eksterior Bangunan

Pada eksterior bangunan taman pintar ini menerapkan konsep

persepsi jarak, tekstur, pergerakan, dan warna. Persepsi pergerakan

diterapkan pada bentukan atap, fasad bangunan, serta kolom selasar.

Persepsi jarak diterapkan pada fasad dan area playground. Persepsi tekstur

dan warna diterapkan pada fasad bangunan serta lantai pada kawasan,

seperti yang terlihat pada gambar 6.6 di bawah ini:

Page 13: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

246

Gambar 6.6 Penerapan persepsi pada bentukSumber: hasil rancangan2012

Page 14: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

247

Gambar di atas menjelaskan penerapan konsep persepsi pada

bentuk bangunan. Bentuk bangunan yang dihadirkan akan dapat

membentuk karakteristik anak. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar,

sehingga bentukan-bentukan yang dimunculkan dalam rancangan dapat

dijadikan sebagai pembelajaran pengenalan bentuk. Selain itu anak

memiliki daya kosentrasi pendek, sehingga bentukan yang dihadirkan

bentukan yang memiliki pergerakan tidak monoton dan dengan lapisan

tekstur dan warna yang menarik. Dengan demikian anak tidak merasa

bosan ketika berada di kawasan Taman Pintar.

6.4 Penerapan Konsep Pada Struktur

Penggunaan struktur pada Taman Pintar ini didasarkan pada nilai-

nilai penghindaran kemudharatan yaitu memberikan struktur yang aman

bagi anak serta tidak menggunakan struktur yang berlebihan. Material

yang aman bagi anak adalah material yang tidak membahayakan

keselamatan anak, melapisinya dengan bahan tertentu. Tidak memberikan

sudut-sudut lancip juga salah satu penghindaran kemudharatan bagi anak.

Struktur atap menggunakan rangka baja ringan, karena bentukan

atap yang memiliki modifikasi bentuk sehingga tidak memungkinkan

menggunakan rangka kayu. Penutup atap menggunakan steel deck yang

ditata sesuai bentukan atap masing-masing bangunan. Untuk mengurangi

panas yang ditimbulkan bahan penutup atap, terdapat rongga udara pada

Page 15: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

248

atap, sehingga penghawaan dapat tetap masuk ke dalam bangunan, seperti

yang terlihat pada gambar 6.7 di bawah ini:

Gambar 6.7 Penerapan persepsi pada strukturSumber: hasil rancangan2012

Page 16: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

249

Gambar 6.7 di atas menjelaskan struktur yang digunakan pada

Taman Pintar. Selain itu struktur pondasi menggunakan pondasi batu kali

dengan kedalaman kurang lebih 1 – 1.50 meter pemilihan pondasi ini

karena tinggi bangunan yang hanya 1-2 lantai dengan beban bangunan

berupa beban mati dan beban hidup yang masih dapat ditampung dengan

pondasi batu kali. Struktur dinding menggunakan batu bata untuk

memberikan perlindungan maksimal bagi pengguna khususnya ank-anak.

Dengan pemberian finishing yang disesuaikan tema ruang masing-masing.

6.5 Penerapan Konsep Pada Utilitas

1. Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB)

Penyediaan Air bersih didapat dari PDAM yang kemudian

didistribusikan ke seluruh kawasan. Penyediaan air bersih

menggunakan sistem tandon atas dan tandon bawah. Untuk

penyediaan air kolam renang menggunakan sistem filterisasi, dimana

setelah air yang digunakan di saring ulang ulang dan diisikan kembali

ke dalam kolam renang. Hal ini sebagai perwujudan nilai

penghilangan kemudharatan, dimana air yang dibuang tidak akan sia-

sia karena diolah untuk dipakai kembali.

2. Sistem Pembuangan Air Kotor (SPAK)

Sistem pembuangan air kotor menggunakan pengolahan air limbah

dan sumur resapan. Di dalam septic tank atau sumur kotoran, bahwa

Page 17: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

250

kotoran mengendap, sedang aimya dibuang ke dalam riol air limbah

yang ada. Kalau tidak ada riol ini, air kotor dari septic tank atau sumur

kotoran dialirkan ke suatu sumur peresapan melalui pipa yang

berlubang-lubang, berdiameter kira-kira 10 cm. Isi sumur peresapan

terdiri atas tiga lapis, tiap lapis 0,5 m tebalnya. Lapis terbawah adalah

pasir, di atasnya adalah selapis kerikil halus dan lapis teratas adalah

kerikil kasar, supaya tidak lekas menjadi rapat terisi butir-butir tanah.

Dinding sumur peresapan dilapisi ijuk, juga pada nermukaan sumur

peresapan dilapisi ijuk. Peresapan dibuat dengan jarak paling sedikit 2

meter dari septic tank. Air dari kamar mandi dan bak cuci boleh

dialirkan masuk ke dalam sumur peresapan.

3. Sistem Jaringan Listrik

Listrik yang digunakan berasal dari PLN, dimana terdapat gardu utama

dan gardu pembantu untuk mendistribusikan listrik ke seluruh

bangunan yang ada di kawasan. Perletakan gardu tersebut di tempat

yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak, sehingga tidak

membahayakan anak. Untuk di dalam bangunan terdapat area

kotroling yang di dalamnya terdapat pengaturan jaringan listrik. Area

ini diletakkan di dekat area hijau yang diberi batasan khusus untuk

mengantisipasi jangkauan anak-anak, seperti yang terlihat pada

gambar 6.8 di bawah ini:

Page 18: rh.sofiana.07660003. perancangan taman pintar di taman …etheses.uin-malang.ac.id/1222/11/07660003_Bab_6.pdf · konsep persepsi yang dihadirkan pada pola tatanan massa. Anak cenderung

rh.sofiana.07660003.perancangan taman pintar di taman senaputra kota malang

251

Gambar 6.8 Penerapan persepsi pada utilitasSumber: hasil rancangan2012