25
RIMBA KEPUNGAN SIALANG ARI ARDITYA NUGRAHA XII IPA 6

Rimba Kepungan Sialang

Embed Size (px)

Citation preview

RIMBA KEPUNGAN SIALANG

RIMBA KEPUNGAN SIALANGARI ARDITYA NUGRAHAXII IPA 6HUTAN DAN KEHIDUPANHutan adalah satu kumpulan ekosistem yang stabil dan mencakup wilayah yang cukup luas.

KEGUNAAN HUTANHutan atau yang disebut juga dengan Rimba digunakan untuk tempat penyiksaan orang yang tidak disukai raja. Sehingga hutan atau rimba digambarkan sebagai tempat yang menakutkan.MELAYU KUNOSEJARAH JAWAZAMAN MODERNKEGUNAAN HUTANHutan atau rimba digunakan tempat menguji kemampuan kesatria. Kemudian apabila ksatria memiliki jasa, akan diberi sebidang tanah untuk dibabad.MELAYU KUNOSEJARAH JAWAZAMAN MODERNKEGUNAAN HUTANpandangan hutan sebagai tempat yang menakutkan mulai berkurang sedikit demi sedikit. Malahan hutan sudah mulai banyak di eksploitasi untuk digunakan sebagai bahan komersial. Berdasarkan data, pada tahun 1960. riau memiliki 6,5 juta hektar hutan. Tetapi sekarang riau hanya tinggal memiliki 1,8 2 juta hektar hutan. Hal ini dikarnakan tinggi tingkat penebangan hutan Di provinsi Riau.MELAYU KUNOSEJARAH JAWAZAMAN MODERNMASYARAKAT PETALANGANArti kata talang yang berarti daerah dusun kecil dekat hutan atau ladang, atau orang yang dianggap rendah seperti budak

Sistem pemakaian hutan tanah di PetalanganDalam masyarakat melayu, pemakaian Hutan dan Hasil Hutan harus mendapat izin dari Pennghulu Negeri atau Pembesar Adat seperti Datuk.Jika seorang atau suatu pihak telah mendapat izin mengambil hasil hutan seperti kayu, dia dianjurkan membayar semacam pajak yang disebut dengan Pancung Alas. Pancung Alas adalah Pajak bagi orang yang mengambil (Memancung) kayu diHutan (Alas).Tanah Ulayat adalah suatu kawasan atau hutan tanah yang telah ditentukan untuk suatu pihak untuk menguasai dan mengolah tanah tersebut. Satu Tanah ulayat dipimpin oleh Batin. Batin adalah Pemimpin beberapa suku yang sukunya sendiri adalah suku dominan.

PEMBAGIAN TANAH ULAYATRimba peladanganRimba SimpananRimba kepungan sialang Adalah hutan tanah yang tidak memberikan penghasilan apa-apa, sehingga dijadikan oleh penduduk tempat berladangTanah yang telah diizinkan dibuka harus dikerjakan selambat-lambatnya dalam satu tahunUntuk mendapatkan tanah pertanian atau lahan itu batin tidak memungut apa-apaTanah yang akan dijadikan kebun juga harus seizin yang dibenarkan oleh batinBelukar bekas ladang seseorang yang ladangnya diteruskan, tidak boleh diambil orang lainDalam pemakaian tanah tersebut batin dan pembantunya memberikan pedoman, yaituPEMBAGIAN TANAH ULAYATRimba peladanganRimba SimpananRimba kepungan sialangAdalah hutan rimba yang menghasilkan berbagai rupa, misalnya rotan, dammar, getah sondeh, jelutung dan berbagai jenis kayu seperti seminai, tembusu, meranti, kulim, medang, punak, mentangur kuras dan sebagainya Sebagai pimpinan atau cadangan, hasilnya boleh di ambil, asal menurut ketentuan adat yang berlaku:Tebas tidak merusak, tebang tidak membinasakanRimba di tebang diganti rimba, pohon di tebang diganti pohonPEMBAGIAN TANAH ULAYATRimba peladanganRimba SimpananRimba kepungan sialangmerupakan suatu hutan yang di dalamnya terdapat pohon sialang serta berbagai jenis pohon buah-buahan lainnya (yang lazim tumbuh dihutan) misalnya durian, cempedak duku, langsat, tampoi, tayas, redan, berangan dan sebagainyaRimba kepungan sialang disediakan pertama-tama untuk tempat lebah bersarang. Hasilnya akan diambil dan dibagi-bagikan menurut kelaziman atau tradisiJenis kayu sialang

Didaerah petalangan pangkalan kuras paling kurang ada 3 jenis kayu yang bisa tergolong pada kayu sialang, yaitu:1. Sulur batang2. Rumah kelunang3. Cempedak airJenis kayu sialang mempunyai ciri-ciri:1.Daunnya halus kecil2.Batangnya licin3.Batangnya berkelopak-kelopak4.Dahannya Lampai5.Tumbuh di daerah bukit

Ciri-Ciri Pohon Sialang Keluang(Uma Kalong) :

Daunnya lebar Batang tidak bersisik ( tidak berkelopak kelopak )Dahannya pendek tidak bersuku suku Tumbuh biasanya dilereng bukit atau dirona rona yang tidak berair Ciri-Ciri Pohon Kayu Sialang Suluk Belukar :

Daunya halusBatangnya licin, putih dan bergetahDahannya pendek, tapi tidak bersikuTumbuh ditepi sungai, rawang atau daerah bencah.

Ciri Ciri Pohon Kayu Sialang Cempedak Air

Daunnya halus kecil ( oniek daunnyo)Batangnya licinBatang berkelopak- kelopak ( inilah yang disebut sulur)Dahannya lampaiTumbuh didaerah bukit

Cara Memelihara Pohon SialangJika sampai ada orang yang menebang sialang-sialang tersebut, maka dia diberi sanksi adat, yaitu denda seekor kambing, 20 gantung beras. Kejadian ini memberi petunjuk bahwa seluruh lapangan kehidupan menjadi batu ujian perihal apa yang telah dilarang dan apa yang boleh oleh adat. Jika seseorang telah menjumpai sebatang kayu sialang, maka dia boleh membersihkan pohon itu sekelilingnya agar tumbuh lebih subur lagi. Pangkal pohon kalau disiram hendaknya dengan air intan yaitu air yang telah direndam intan didalamnya. Air intan itu diharapkan member symbol sebagai air yang bercahaya. Air itu disiramkan kearah atas pohon, jadi disiramkan dari atas bawah keatas. Dengan air intan itu diharapkan menjadi daya tarik lebah untuk bersarang dipohon sialang ini. Karena diibaratkan kayu itu telah bercahaya, sedangkan lebah menyukai sesuatu yang bercahaya. Dalam pandangan batin lebah juga telah dipandang sebagai putri yang disebut lalat putih Sri Majnun.Peranan dan Hasil Rimba Kepungan SialangHutan kepungan sialang menjadi sumber bahan makanan bagi penduduk atau suku yang mengelolanya. Penduduk yang berladang disekitar rimba tersebut mudah memperoleh sumber makanan tambahan terutama selama menunggu ladang.Lebah bersarang di musim:Musim bunga jagungMusim bunga padiSelepas menuaiMusim menebas dan menebang belukar tanah peladangan

Dari perkiraan kasar, tiap pohon sialang bisa memberikan hasil madu seharga Rp. 25.000,00 sampai Rp. 100.000,00 setiap musim. Jika tuhan tidak menentukan lain, dalam setahun sebatang sialang bisa memberikan penghasilan antara 100 ribu sampai 400 ribu rupiah.

Masalah yang terjadi Di Rimba Kepungan SialangPihak kepala desa merasa berkuasa akan hutan tanah dilingkungan desanya, tetapi ternyata beberapa hutan tanah itu merupakan hak ulayat suatu persukuan yang berada di desa lain. Ini terjadi karena pemekaran desa telah mengubah peta tanah ulayat bekas kekuasaan batin masa dulu.Pihak pemerintah tampaknya juga tidak mengkaji dengan seksama bagaimana sistem penguasaan dan pengelolaan hutan tanah didaerah hutan rimba Pangkalan Kuras itu bahkan juga besar kemungkinan terjadi hal yang sama di daerah lain.Gangguan terhadap rimba kepungan sialang, mulai terasa cukup serius semenjak tahun 1981, beberapa benturan diam-diam anatar pihak yang menebang kayu di rimba itu dengan para pemuka adat suku yang masih merasa berhak. Kemerosotan dari rimba kepungan sialang makin jelas dengan menurunnya hasil madu lebah, hal ini di duga keras hubungannya dengan penebangan hutan . Rusaknya rimba kepungan sialang dilihat juga dari sudut pertambahan penduduk.

Menumbai

Dalam pengertian luas menumbai boleh dikatakan sebagai kegiatan budaya mengambil madu lebah. Dalam arti sempit, menumbai merepakan penggunaan mantera dan pantun-pantun sebagai pengucapan yang halus dalam upaya menggoda lebah untuk dapat mengambil madunya. Kayu sialang telah dipercayakan sebagai kayu sakti. Kayu ini dianggap mempunyai penghuni yang gaib disebut mambang kayu, jembalang bahkan orang bunian. Sedangkan penghuni lahiriah ada yang berupa ular, kala dan lipan. Karena penghuni tersebut lebah sialang dipercaya ,memilih pohon itu tempat bersarang.

Memanjat Pohon SialangOrang Petalangan di pangkalan kuras mempergunakan kayu-kayu kecil yang dibuat hampir seperti tigai/tangga diikatkan pada pohon sialang itu yang disebut semangkat.Untuk mengatasi serangan lebah, dilakukan 2 tindakan dan tindakan yang nyata. Pertama dengan cara memanjat pohon sialang pada malam hari, kedua mempergunakan tunam.Organisasi MenumbaiJuragan tua adalah orang yang bertindak sebagai penanggung jawab semua pekerjaan. Juragan pembantu bertugas membantu juragan tua. Dia bertugas memanjat pohon sialang, mengambil madu lebah. Tukang sambut berada di bawah pohon sialangPembagian Madu LebahPembagian bisa dikategorikan atas dua cara:Apakah sialang itu merupakan kepunyaan suatu suku dan juragan termasuk kedalam suku yang diberi hak dalam mengelolanya.Apakah pihak juragan berada di luar suku yang mengelola sialang tersebut.Beberapa sarang lebah yang diistimewakan diberikan kepada pihak juragan. Adapun sarang lebah yang khas itu ialah:Sarang dipangkal dahan joambangSarang tutup bubungSarang yang sungsang(kepala sarang menghadap kebawah)

Keterangan :Untuk juragan tua dan juragan mudaUntuk warga suku yang mengelola rimba kepungan sialangUntuk kepala suku/batin, tukang sambut, para tamu yang dihormatisambut,Untuk warga suku yang mengelola rimba kepungan sialangUntuk para juraganUntuk kepala suku dan batin, tukang sambut, para tamu yang di pandang patut.

Cara pembagian madu dalam perbandingan kasara. 40%b. 40%c. 20%d. 60%e. 20%f. 20%Organisasi menumbai

Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat petalangan dengan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa orang:1.Juragan tuo adalah orang yang bertanggung jawab dalam semua pekerjaan. Tugasnya memantrai sialang dan menjaga keselamatan semua juragan pembantu yang bertugas sebagai tukang panjat.jika ada gangguan yang bersifat magis, ia akan berusaha menangkisnya. Juragan tuo boleh ikut memanjat, tapi boleh juga tinggal dibawah saja, sambil mengamat semua kegiatan.2.Juragan muda (pembantu)Bertugas membantu juragan tua. yaitu memanjat pohon sialang, mengambil madu lebah. Jika juragan tua sudah terang hanya satu orang, maka juragan muda boleh lebih dari satu orang. Jumlah itu bergantung kepada banyak sedikitnya sarang lebah yang akan diambil madunya.

3.Tukang sambut Berada dibawah pohon sialang. Jumlahnya boleh juga beberapa orang, sesuai dengan banyaknya sarang lebah yang akan diturunkan. Tukang sambut mempunyai kewajiban menyambut semua madu lebah yang diumbaikan (diturunkan) dari atas pohon sialang oleh para juragan muda. Madu diturunkan kebawah dengan menggunakan alat yang disebut timbo timbo itu bisa dibuat dari kayu kulit, tetapi bisa juga dipakai ember sekarang ini. Setiap madu yang diturunkan disalinkan oleh tukang sambut dalam kaleng. Sarang madu diperas begitu rupa, sehingga yang tersimpan tinggal madu saja. 4.Para pembantu yang lain