Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ii
RINCIAN REVISI No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 1 Bab I Pendahuluan
1.1. Kondisi Umum Latar belakang terdapat dalam bab 2
- Data Capaian tahun sebelumnya
belum ada terdapat dalam bab 2 hal 12
- Data dan Informasi terkait pengambilan keputusan
belum ada terdapat dalam bab 2 hal 16
- Dasar Hukum dasar hukum hal 10
- Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi
terdapat dalam bab 2 hal 1
1.2. Potensi dan Permasalahan
landasan filosofis pendidikan nasional
terdapat dalam bab 2 hal 8
- Isu-isu Strategis terdapat dalam bab 1 .4 - Masukan publik terdapat dalam bab 2 hal 9
- Analisis permasalahan, potensi, kelemahan, peluang serta tantangan jangka menengah
terdapat dalam bab 2 hal 14
2 Bab II Visi, Misi dan Tujuan
2.1. Visi (SMART)_
Menjadi lembaga penjaminan mutu pendidikan dasar, pendidikan menengah yang berstandar nasional dan berwawasan global yang berkontribusi nyata pada peningkatan mutu pendidikan di Provinsi D.I.Yogyakarta
Mewujudkan lembaga penjaminan mutu pendidikan yang berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
Memperjelas fokus arah dan tujuan lembaga
iii
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 2.2. Misi (SMART) 1. Memfasilitasi
sumberdaya satuan pendidikan dalam melaksanakan penjaminan mutu untuk mencapai standar nasional pendidikan 2. Melakukan pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah 3. Mengembangkan dan mengelola sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah 4. Melakukan Supervisi Mutu Pendidikan di satuan pendidikan dasar dan menengah 5. Mengembangkan kerjasama dalam pengembangan mutu pendidikan dasar dan menengah 6. Memfasilitasi peningkatan tata kelola dan kinerja lembaga
1. Melaksanakan tata kelola lembaga secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. 2. Memberikan layanan penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan. {Misi ke-1 mendukung misi kemdikbud no. 5 (mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektifitas birokrasi dan pelibatan publik), misi ini juga mendukung misi Ditjen Dikdasmen no. 4 (meningkatkan tata kelola serta meningkatkan efektifitas birokrasi dan pelibatan publik).; • Misi ke-2 mendukung misi kemdikbud no. 1 (Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat) dan no.3 (Mewujudkan pembelajaran yang bermutu) dan Misi Ditjen Dikdasmen no. 1 (Mewujudkan pelaku pendidikan dasar dan menengah yang kuat), no. 3 (meningkatkan standar pendidikan menuju pendidikan dasar dan menengah yang bermutu)}
• Menyesuaikan dengan perubahan visi; •
2.3. Tujuan (SMART)
1. Terlaksananya Fasilitasi dan supervise peningkatan mutu, pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam rangka pencapaian SNP 2. Terlaksananya pemetaan mutu pada pendidikan dasar dan menengah dalam rangka pencapaian SNP 3. Terwujudnya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan penjaminan mutu pendidikan
1. Peningkatan Sistem TMata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel 2. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 3. Penguatan pemetaan mutu dan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP 4. Peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitas dan kerjasama .
Menyesuaikan dengan perubahan misi
iv
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 2.4. Sasaran
Strategis 1. Sekolah pada pendidikan dasar dan menengah yang di Fasilitasi dan disupervisi peningkatan mutu dalam rangka pencapaian SNP di Propinsi2. Sekolah pada pendidikan dasar dan menengah yang di petakan mutu dalam rangka pencapaian SNP di Propinsi3. Dukungan layanan manajemen penjaminan mutu pendidikan di
1. Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan. 2. Mengelola sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 3. Mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah 4. Menguatkan pelaksanaan pemetaan mutu pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP 5. Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP6. Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan 7. Melakukan kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Menyesuaikan dengan tujuan
2.5 IKSS Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) LPMP sekurang-kurangnya 75 Serapan anggaran sesuai kurva normal (toleransi 10%) dengan daya serap > 90%
Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) LPMP sekurang-kurangnya 75 Serapan anggaran sesuai kurva normal (toleransi 10%) dengan daya serap > 90% Skor LKE WBK Sekurang-kurangnya 75 Tercapainya opini WTP atas laporan keuangan.
Ter-update-nya berita kegiatan penjaminan mutu di Laman LPMP setiap minggu
Ter-update-nya Sistem Informasi yang sudah tersedia sebanyak 3 buah
Jumlah Satuan Pendidikan yang terpetakan mutu pendidikannya Jumlah Satuan Pendidikan yang meningkat capaian SNPnya
Presentase satuan pendidikan yang terpetakan mutu pendidikannya sejumlah 100% Jumlah Satuan Pendidikan yang meningkat capaian SNP-nya
v
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Jumlah Satuan
Pendidikan yang disupervisi berdasar 8 SNP
Satuan Pendidikan yang disupervisi berdasar 8 SNP sejumlah 100 sekolah
Presentase satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 13 sejumlah 100%
Terlaksananya kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di 5 kabupaten/kota
3 Bab III Arah Kebijakan dan Strategi
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional (SINGKAT)
visi Misi LPMP Diambil dari nawacita yang sesuai dengan kebijakan kemdikbud yaitu : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Melakukan revolusi karakter bangsa. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
tambahan ada di bab IV
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi K/L
tata nilai LPMP BAB IV
3.2.1 Arah Kebijakan Kemendikbud-Dikdasmen (SINGKAT)
BAB IV DITAMBAHKAN ARAH KEBJAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 12 TAHUN 2018
Penataan bab IV
3.2.2. Arah Kebijakan LPMP
Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 bab IV
Penataan ulang Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 dan arah kebijakan disesuaikan sasaran kegiatan dalam permendikbud 12 tahun 2018.
Penataan BAB IV (disesuaikan dengan urutan tujuan strategis yang sudah dikerjakan pada bab II review renstra)
4 Bab IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
BAB IV : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PROGRAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI PROVINSI D. I. YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019
Tidak Sesuai Dengan PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENSTRA K/L) 2015-2019
Disesuaikan sisematikanya deng Pedoman Penyusunan dan Penlaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga
vi
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 5 Bab V Penutup Bab V Program dan
Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta Tahun 2015-2019
Tidak Sesuai Dengan PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENSTRA K/L) 2015-2019
Disesuaikan sisematikanya deng Pedoman Penyusunan dan Penlaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga
Lampiran
Matrik Kinerja
Matrik Pendanaan
vii
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi
D. I. Yogyakarta tahun 2015--2019 disusun berdasarkan Undang-Undang (UU) No.
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005--2025, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, Permenndikbud No. 14 tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan sebagaimana telah diubah
dalam Permendikbud No.6 tahun 2017.
Renstra LPMP D. I. Yogyakarta disusun melalui berbagai tahapan, termasuk
interaksi dengan para pemangku kepentingan pendidikan di pusat dan di daerah.
Perumusan Renstra dimaksudkan untuk menjadi pedoman dan arah proses
pembaharuan yang dilakukan LPMP D.I. Yogyakarta agar terlaksana secara lebih terstruktur, lebih terukur dan tepat sasaran. Penyusunan Rencana Strategis LPMP D.I
Yogyakarta Tahun 2015-2019 ini telah melalui beberapa proses dan tahapan. Dalam
perumusan Renstra, tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan atau perbaikan
dalam jangka waktu lima tahun yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan dan
kebijakan yang berlaku. Oleh sebab itu Renstra LPMP D.I. Yogyakarta tahun 2015-
2019 perlu direviu untuk menyesuaikan dengan adanya perubahan regulasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan..
Proses reviu melibatkan partisipasi jajaran di LPMP D.I Yogyakarta, baik dari
struktural maupun pegawainya, serta mempertimbangkan seluruh capaian kinerja
LPMP D.I. Yogyakarta hingga saat ini. Renstra ini telah mencoba mengakomodasi
tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diturunkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, memelihara kesinambungan
dan keberlanjutan program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan
masyarakat, serta mengantisipasi masa depan. Penyederhanaan, keefektifan dan
efisiensi juga menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunannya.
viii
Akhir kata, Reviu Renstra ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan
dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengambilan keputusan
operasional dalam pencapaian sasaran, tujuan, dan visi yang telah ditetapkan LPMP
D.I. Yogyakarta, dan semoga Reviu RENSTRA ini benar-benar bermanfaat dalam
mendukung visi LPMP D.I. Yogyakarta. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya dan bekerja keras sehingga reviu, perubahan, dan
penyempurnaan Renstra LPMP D.I Yogyakarta Tahun 2015- 2019 terlaksana. Naskah
ini masih berupa rancangan yang memerlukan kritik dan saran untuk penyempurnaan.
Semoga ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa menyertai kita semua agar
menjadi insan yang cerdas komprehensif, kompetitif, dan bermartabat. Yogyakarta, November 2018
Kepala LPMP D.I. Yogyakarta
Dr. Sarjilah, M.Pd.
NIP. 196504131993032003
ix
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar vii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Kondisi Umum ………………………………………………….
B. Data Capaian Tahun Sebelumnya……………………………
C. Data Informasi terkait Pengambilan Keputusan…………..
D. Dasar Hukum…………………………………………………….
E. Struktur Organisasi dan Tugas fungsi……………………...
F. Potensi dan Permasalahan……………………………………
1
4
6
8
9
10
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I. YOGYAKARTA.
17
A. Visi LPMP D.I. Yogyakarta…………………………………….
B. Misi LPMP D.I. Yogyakarta…………………………………....
C. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta…………………….
D. Sasaran Strategis LPMP D.I. Yogyakarta………………….
17
18
19
23
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 28
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional……………………...
B. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Dikdasmen…………..
C. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP D.I. Yogyakarta……...
28
29
31
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 38
A. Target Kinerja……………………………………………………
B. Matrik Pentahapan Kinerja……………………………………
C. Kerangka Pendanaan…………………………………………..
D. Sistem Pemantauan dan Evaluasi…………………………...
38
40
41
42
BAB V PENUTUP 45
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Daftar Program/Kegiatan Penjaminan Mutu yang telah dilaksanakan oleh LPMP DIY
5
Tabel 1.2 Sebaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan Prov D.I. Yogyakarta 6
Tabel 1.3. Sebaran PTK Pendidikan Menengah di Prov. DI.Yogyakarta 6
Tabel 1. 4 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Status Sekolah 7
Tabel 1. 5 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Jenjang Sekolah 7
Tabel.1.6 Capaian Standar Nasional Pendidikan Propinsi D.I.Yogyakarta 2014 8
Tabel 2.1. Misi LPMP D.I. Yogyakarta 18
Tabel 2.2. Tujuan Strategis Dirjen Dikdasmen 19
Tabel 2.3. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta 19
Tabel 2.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Program Ditjen Dikdasmen untuk mencapai tujuan strategis T3 dan T4
23
Tabel 2.5. Sasaran Strategis Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP
24
Tabel 2.6. Sasaran Strategis Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP
25
Tabel 2.7. Sasaran Strategis Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan
25
Tabel 2.8. Sasaran Strategis Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel Peningkatan Tata Kelola Lembaga
26
Tabel 2.9. Sasaran Strategis Pengembangan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
26
Tabel 2.10. Fungsi LPMP melakukan kerjasama peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah
27
Tabel 3.1 Program, Kegiatan dan Penanggungjawab 34
Tabel 4.1. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Supervisi dan Fasilitasi 40
Tabel 4.2. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Pemetaan Mutu Pendidikan 41
Tabel 4.3. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP D.I Yogyakarta 2015-2019 (ribu-an)
42
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Tahapan Pengembangan Kapasitas Mutu Sekolah 3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi LPMP D.I. Yogyakarta 9
Gambar 1.3. Pembangunan Pendidikan Komprehensif 14
Gambar 3.1 Tema Pembangunan Pendidikan 2005 – 2025 29
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Mutu atau kualitas telah menjadi isu penting dalam kehidupan dan persaingan
global dewasa ini. Demikian juga dengan kualitas pendidikan yang akan menentukan
kualitas sumber daya manusia dan perkembangan suatu bangsa. Kesadaran akan
pentingnya pendidikan bermutu dalam kelangsungan kehidupan bangsa telah
membawa semua pihak yang terlibat mengambil peran serta aktif demi peningkatan mutu pendidikan. Dari sisi pemerintah, upaya-upaya nyata yang dilakukan,
diantaranya, adalah dengan menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan; yaitu
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Penilaian Pendidikan; dan Standar Pembiayaan untuk dijadikan acuan bagi sekolah dalam pencapaian mutunya. Dan untuk mengawal pelaksanaannya, LPMP
(Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) menjadi salah satu bagian dari penjaminan
mutu sekolah yang di pundaknya dibebankan tugas dan fungsi sebagaimana yang
tercantum dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang Pasal 1 (24) menyatakan bahwa:
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP
adalah unit pelaksana teknis Kementerian yang berkedudukan di provinsi dan
bertugas untuk membantu pemerintah daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan,
arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan.
Penjaminan mutu merupakan suatu sistem dalam pengelolaan mutu, yang didalamnya terdapat prosedur pengelolaan suatu organisasi yang bersifat
komprehensif dan terintegrasi. Tujuan utama dari sistem pengelolaan mutu adalah
untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam proses dengan cara mengupayakan
agar setiap langkah yang dilaksanakan diawasi sejak permulaan. Dengan sistem pengelolaan mutu diharapkan mutu keluaran bisa dijamin.
2
Dalam penerapannya, penjaminan mutu dimulai dengan penetapan standar,
prosedur dan input suatu sistem, sementara keluaran dari proses penjaminan mutu
tersebut adalah konsistensi antara standar, prosedur dalam proses dengan standar,
prosedur dalam input yang telah ditetapkan sebelumnya. Derajat konsistensi antara
berbagai standar kualitas yang dijanjikan dalam input dengan pelaksanaan dalam proses merupakan umpan balik dalam mencapai sasaran penjaminan mutu yaitu
meningkatnya mutu, produktifitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan
peningkatan kualitas kerja.
Dengan telah ditetapkannya 8 Standar Nasional Pendidikan, sejalan dengan
tugas pokok dan fungsinya, LPMP D.I. Yogyakarta melakukan pengembangan dan
pengimplementasian model penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan
sebagai suatu alternatif pemecahan permasalahan di lapangan yang; melalui suatu
kegiatan pemetaan; ditemukan bahwa: (1) Belum ada keseragaman pemahaman konsep penjaminan mutu pada 8 Standar Nasional Pendidikan pada masing-masing
sekolah, (2) Belum ada prosedur mutu serta dokumentasi mutu pada pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan di sekolah.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) di satuan pendidikan didasarkan
pada Permendikbud nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Dasar dan Menengah. Di dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan
unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur
segala kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah yang
saling berinteraksi secara sistematis, terencana dan berkelanjutan. Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas:Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI)-Dikdasmen, dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)-
Dikdasmen.
SPMI-Dikdasmen memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas (1) memetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan;(2) membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam
rencana kerja sekolah; (3) melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan
satuan pendidikan dan proses pembelajaran;(4) melakukan monitoring dan evaluasi
proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan; dan (5) menyusun
strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Sedangkan
3
SPME-Dikdasmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) memiliki siklus
kegiatan yang terdiri atas: (1) memetakan mutu pendidikan di tingkat satuan
pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan; (2) membuat perencanaan
peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan;(3) memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan; (4)
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan
mutu;(5) mengevaluasi dan menetapkan Standar Nasional Pendidikan dan menyusun
strategi peningkatan mutu; dan (6) melakukan akreditasi satuan pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Sekolah dengan berbagai jenis dan ragam potensi menpunyai cara tersendiri
dalam bagaimana melakukan penjaminan mutu dalam penyelenggaraan satuan
pendidikannya. Atas jenis ragam potensi tersebut maka sekolah perlu didorong untuk
memenuhi standar mutu berdasarkan 8 SNP dengan cara mengembangkan sistem
penjaminan mutu secara internal. Keberlanjutan penjaminan mutu pada tingkat satuan
pendidikan di perlukan dalam rangka untuk meningkatkan mutu sekolah dengan
ditandai adanya perkembangan budaya mutu dari tahun ke tahun. Tahapan
pengembangan budaya tersebut dapat dikemukakan, sebagai berikut:
Gambar 1.1 Tahapan Pengembangan Kapasitas Mutu Sekolah
4
B. Data Capaian tahun sebelumnya
SPMP-Dikdasmen berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan
empirik. Basis data sekolah dapat diperoleh dari sajian data dan informasi yang telah
dikembangkan oleh Kemendikbud yang meliputi hasil pendidikan, isi pendidikan,
proses pendidikan, penilaian pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan; dan pengelolaan pendidikan.
Disamping itu sekolah dapat memanfaatakn data-data lain yang akurat dan valid.
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan instrumen pemetaan mutu SPMI yang
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan sebagai salah satu program akseleratif
dalam peningkatan kualitas pengelolaan dan layanan pendidikan Dalam rangka pengembangan SPMI diperlukan sekolah yang telah mencoba sistem tersebut.
Sekolah-sekolah yang menjadi piloting pelaksanaan SPMI disebut sebagai sekolah
model. Pembinaan, bimbingan, arahan dan supervisi dari berbagai pemanggku
kepentingan dapat memproyeksikan sekolah model menjadi sekolah rujukan, dimana
akan menjadi sentral basis pelaksanaan SPMI dan dapat menjadi percontohan
sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) memiliki keterbatasan ruang dan
waktu dalam membina sekolah-sekolah di seluruh wilayah Propinsi D.I.Yogyakarta
agar menjadi sekolah yang berpenjaminan mutu pendidikan dalam memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Salah satu
strategi pembinaan mutu pendidikan di sekolah, BPSDMPK-PMP bersama LPMP
sejak tahun 2013 mengembangkan Sekolah Model Berpenjaminan Mutu (SMBM) di
beberapa Kabupaten/Kota. Sekolah model berpenjaminan mutu pendidikan ini
diharapkan dapat menjadi inkubator praktik pengembangan mutu pendidikan dalam
memenuhi delapan SNP. Sekolah model yang akan dikembangkan berkeunggulan
mutu berbasis standar nasional pendidikan melalui: (1) praktek pengembangan model
akademik yang inovatif, (2) praktek pengembangan karakter peserta didik yang unggul, (3) praktek kepemimpinan dan manajerial sekolah yang bermutu, dan (4)
implementasi sistem penjaminan mutu pendidikan berbasis 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yang memberikan dampak pengiring (nurturant effect)
peningkatan mutu pendidikan bagi sekolah lainnya di Kabupaten/Kota. Kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh LPMP DIY hingga tahun 2014 dan menjadi
5
basis dasar program dan kegiatan dalam Renstra selanjutnya disajikan dalam tabel
1.1.
Tabel 1.1 Daftar Program/Kegiatan Penjaminan Mutu yang telah dilaksanakan oleh LPMP DIY
No Program/Kegiatan Sasaran Tahun 1 Pengembangan Model Penjaminan Mutu Pendidikan (piloting) 10 Sekolah 2008
40 Sekolah 2009 190 Sekolah 2010
2 Pengembangan Panduan Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan
1 Buku (edisi 1) 2009 1 Buku (edisi 2) 2014
3 Pengembangan Panduan Implementasi Standar Nasional Pendidikan
7 Buku 2009 1 Buku 2014
4 Pengembangan Panduan Audit Mutu Internal di Satuan Pendidikan 1 Buku 2014
5 Pengembangan Instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan 7 Instrumen 2008-2010
6 Pengembangan Instrumen Pengukuran Implementasi Penjaminan Mutu 1 Instrumen 2009-
2010 7 Pengembangan aplikasi pemetaan mutu berbasis web (online) 1 Software 2011 8
Pemetaan Mutu Pendidikan 10 Sekolah 2008 40 Sekolah 2009 190 Sekolah 2010
9 Pemetaan Kompetensi Kepala Sekolah
KS SMP/MTs 2010 KS SD/MI 2011
10
Evaluasi Diri Sekolah
190 Sekolah 2010 864 Sekolah 2011 1266 Sekolah 2012 112875 Sekolah 2013
11 Diklat Penjaminan Mutu Pendidikan 190 Sekolah 2009 12
Sosialisasi Model Penjaminan Mutu Pendidikan 864 Sekolah 2011 1266 Sekolah 2012
13 Pengembangan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan
5 Sekolah 2011 40 Sekolah 2012 20 Sekolah 2013
14 Pengembangan Sekolah Berbasis Standar Nasional Pendidikan
9 sekolah 2013 49 Sekolah 2014
15 Pelatihan Audit Mutu Internal
190 Sekolah 2010 49 Sek (98 org) 2014
16 Pemantauan Ujian Nasional
2008 - 2011, 2014
17 Kerjasama Pendampingan Sekolah dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo 2 sekolah 2009 Dinas Pendidikan Kab. Sleman 10 sekolah 2009
Dinas Pendidikan Provinsi D.I. Yogyakarta 20 Sekolah 2011
62 Sekolah 2012
6
C. Data dan Informasi terkait pengambilan keputusan
1. Sebaran Pendidik Berdasarkan Kab/Kota Provinsi D.I. Yogyakarta
Data pendidik dan tenaga kependidikan (pengawas, kepala sekolah, guru dan TU)
Provinsi D.I. Yogyakarta adalah sebanyak 61926 orang. Terdiri 49.933 guru dan
11.924 tenaga kependidikan. Secara umum, Kab. Sleman memiliki tenaga
pendidik terbanyak yaitu sebanyak 13.482, sedangkan Kab. Kulon Progo memiliki
tenaga pendidik paling sedikit yaitu 6.899 orang. Kab. Sleman mempunyai tenaga kependidikan terbanyak yaitu berturut-turut 3.137, sedangkan tenaga
kependidikan paling sedikit berada di Kab. kulonprogo yaitu 1.510 orang. Berikut
kami sajikan
Tabel 1.2 Sebaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan Prov D.I. Yogyakarta
Tabel 1.3. Sebaran PTK Pendidikan Menengah di Prov. DI.Yogyakarta
2. Data Sekolah: a. Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Status Sekolah
Satuan pendidikan jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di Prov. DIY yang berada
dalam naungan Kemendikbud adalah sebanyak 2971 sekolah yang terdiri dari
sekolah negeri dan sekolah swasta. Pada tabel 1.3 terlihat bahwa jumlah sekolah negeri di Provinsi DIY lebih banyak dibanding jumlah sekolah swasta, kecuali di kota
yogyakarta. Sekolah negeri paling banyak di Kab. Gunungkidul yaitu 527 sekolah
Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik TendikBantul 4683 945 2132 582 1044 352 1462 430 388 45 2119 259 11828 2613Sleman 5726 1079 2378 701 942 366 1602 499 463 62 2371 430 13482 3137GK 4430 832 1880 652 585 187 1220 384 163 39 1678 59 9956 2153KP 3252 579 1275 410 391 152 1071 322 117 22 793 25 6899 1510Kota 2528 690 1403 537 1286 582 1309 432 216 54 1026 216 7768 2511
20619 4125 9068 2882 4248 1639 6664 2067 1347 222 7987 989 49933 11924
JumlahKabupaten SD SMP SMA SMK SLB TK
Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik TendikBantul 4683 945 2132 582 1044 352 1462 430 9321 2309Sleman 5726 1079 2378 701 942 366 1602 499 10648 2645GK 4430 832 1880 652 585 187 1220 384 8115 2055KP 3252 579 1275 410 391 152 1071 322 5989 1463Kota 2528 690 1403 537 1286 582 1309 432 6526 2241
20619 4125 9068 2882 4248 1639 6664 2067 40599 10713
SD SMP SMA SMK JumlahKabupaten
7
dan paling sedikit di Kota Yogyakarta yaitu 129 sekolah. Sedang untuk sekolah
swasta terbanyak berada di Kab. Sleman (309 sekolah) dan paling sedikit di Kab.
Kulon Progo (157 sekolah).
Tabel 1. 4 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Status Sekolah
Status Bantul Sleman Gunungkidul Kulonprogo Kota Yogyakarta
Negeri 376 473 527 344 129
Swasta 222 309 246 157 188
b. Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Jenjang Sekolah
Jenjang satuan pendidikan yang paling banyak berdiri di Prov. D.I. Yogyakarta
adalah jenjang SD yaitu 2014 sekolah. Adapun satuan pendidikan yang paling
sedikit adalah jenjang SMA. Jenjang SD paling banyak berdiri di Kab. Gunungkidul
yaitu 554 sekolah, Jenjang SMP terbanyak di kab. Gunungkidul (142 sekolah), SMA terbanyak di sleman (59 sekolah) dan SMK terbanyak di Kab. Sleman (57 sekolah),
lebih jelasnya disajikan table 1.5.
Tabel 1. 5 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Jenjang Sekolah
Kabupaten SD SMP SMA SMK
Bantul 392 110 47 49
Sleman 533 133 59 57
Gunungkidul 554 142 31 46
Kulonprogo 366 79 20 36
Kota Yogyakarta 169 66 51 31
2014 530 208 219
3. Data Mutu Sekolah :
Berdasarkan data analisis EDS yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Badan PSDMPK dan PMP dengan menggunakan data EDS yang terintegrasi dengan
aplikasi PADAMU. Penghitungan capaian standar nasional ini hanya mencakup 6
standar selain standar sarana prasarana dan standar pembiayaan, dengan
8
menggunakan skor 10 untuk setiap standar yang sudah mencapai SNP, maka
capaian Standar Nasional Pendidikan di Propinsi D.I.Yogyakarta sebagaimana table
dibawah ini :
Tabel.1.6 Capaian Standar Nasional Pendidikan Propinsi D.I.Yogyakarta 2014
Jenjang STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR ISI
STANDAR PROSES
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PTK
STANDAR PENGELOLAAN
STANDAR PEMBIAYAAN
SD 5,44 6,64 6,29 7,36 4,68 7,42 6,17
SMP 5,1 7,59 6,07 7,36 4,66 7,28 6,22
SMA 5,31 7,54 5,99 7,51 4,72 7,3 6,27
SMK 4,68 6,92 5,53 6,99 4,43 7,13 5,81
D. Dasar Hukum
Landasan hukum Renstra LPMP D.I.Yogyakarta Kemdikbud Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; 7. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 9. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025; 10. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 14 tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan , dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
9
14. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
15. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah 16. Permendikbud no 6 Tahun 2018 tentang Standar Kepala Sekolah 17. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah 18. Permendiknas No. 25 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah 19. Permendiknas No. 26 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah 20. Permendiknas No.39 Tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan
pengawas satuan pendidikan. 21. Permendikbud No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan. 22. Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya 23. Permendikbud No. 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan. 24. Permendiknas No. 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019 25. Permendikbud No. 6 tahun 2017 tentang perubahan atas peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan atas permendikbud no. 14 tahun 2015 26. Permendikbud no 11 Tahun 2018 tentang organisasi tata kerja kemendikbud 27. Permendikbud no 12 tahun 2018 tentang rencana strategis kementerian
kemendikbud 2015-2019
E. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi
Bagan struktur organisasi LPMP D. I. Yogyakarta berdasarkan amanat Permendikbud
Nomor 37 Tahun 2012 yang diperbarui dengan Permendikbud Nomor 14 tahun 2015
tersebut dapat dipelajari dalam gambar 1.2
Gambar 1.2. Struktur Organisasi LPMP D.I. Yogyakarta
Kepala
Seksi PMS
Subbag Umum
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi FPMP Seksi SI
10
F. Potensi dan Permasalahan 1 Isu-isu Strategis
Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma universal yang perlu diperhatikan sebagai berikut. a. Pendidikan untuk Semua
"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnyadan demi kesejahteraan umat manusia" adalah amanat konstitusi.
Pendidikan harusdapat diakses oleh setiap orang dengan tidak dibatasi oleh usia,
tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik, mental, ekonomi, sosial, ataupun geografis.
b. Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak lahir
hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem terbuka yang
memungkinkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program secara lintas
satuan dan jalur pendidikan.
c. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan
Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang
sebaik-baiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat memberi kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya optimal.
Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang
mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh masyarakat.
d. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar
Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong
peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif
dan inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu
menyesuaikan diri dan merespons tantangan baru dengan baik.
11
e. Pendidikan Membentuk Karakter
Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan
kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara lain, bercirikan kejujuran,
berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup.
f. Sekolah yang Menyenangkan
Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan suatu ekosistem. Suatu
tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia
dengan lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun
orang tua siswa.
g. Zonasi sekolah
2 Pergeseran Paradigma Pendidikan Nasional
Beberapa pergeseran diterapkan dalam pembangunan pendidikan 2010-2014 adalah:
Perubahan wajib belajar menjadi hak Belajar
Kesetaraan Dalam Pendidikan
Pendidikan Komprehensif
Perubahan fungsi sekolah negeri menjadi sekolah publik
Perubahan dasar perencanaan pendidikan yang berdasarkan suplai menjadi berdasarkan kebutuhan
a. Perubahan Wajib Belajar Menjadi Hak Belajar
Bab IV Bagian Kesatu Pasal 5 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Selanjutnya Pasal 11
ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan
layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Ketentuan tersebut
kemudian dipertegas dalam Pasal 34 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah
dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada
12
jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pasal 34 ayat 3 menyebutkan
bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Oleh
karena itu paradigma wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun digeser
menjadi hak belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang menjamin kepastian bagi semua warga negara untuk memperoleh pendidikan minimal sampai lulus
SMP. Dengan pergeseran paradigma tersebut, pemerintah wajib menyediakan
sarana prasarana dan pendanaan demi terselenggaranya pendidikan bagi seluruh
warga negara.
b. Kesetaraan Dalam Pendidikan
Di antara masyarakat Indonesia yang bersifat umum, ada sejumlah siswa yang
memerlukan perhatian sangat khusus dengan layanan yang khusus pula.
Kekhususannya itu bisa jadi karena masalah yang sifatnya fisik, geografis, atau
sosial. Bab IV Bagian Kesatu Pasal 6 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan
setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat. Selanjutnya Pasal 6 juga menyatakan bahwa: warga negara di
daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak
memperoleh pendidikan layanan khusus, dan warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus, dan warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. c. Pendidikan Komprehensif
Pendidikan komprehensif atau pendidikan holistik adalah pendidikan yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan, budi pekerti, kreativitas, dan inovasi dalam
suatu kesatuan. Pendidikan komprehensif adalah pendidikan yang mampu
mengeksplorasi seluruh potensi peserta didik. Potensi tersebut dapat berupa
potensi kekuatan batin, karakter, intelektual, dan fisik. Potensi tersebut dapat
diintegrasikan menjadi kekuatan peserta didik melalui pendidikan komprehensif.
Dalam pendidikan komprehensif terkandung pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter bangsa yang harus ditanamkan sejak pendidikan usia dini
13
hingga pendidikan tinggi. Sementera itu makin tinggi tingkat pendidikan peserta
didik, mulai ditanamkan pendi-dikan kewirausahaan (entrepreneurship).
Gambaran pendidikan komprehensif disajikan pada Gambar 1.3.
d. Perubahan Fungsi Sekolah Negeri Menjadi Sekolah Publik
Pemerintah membangun sekolah dalam rangka upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti amanat konstitusi. Oleh karena itu seyogyanya sekolah yang
dibangun pemerintah dan kemudian menjadi ”sekolah negeri” harus berubah
fungsi, karena investasi Pemerintah tersebut adalah investasi untuk publik.
Sekolah-sekolah negeri ke depan harus bergeser menjadi sekolah publik. Bila sebelumnya sekolah negeri hanya dipakai siswa untuk aktivitas belajar dari siswa
sekolah tersebut, ke depan fungsi dan pemanfaatan sekolah negeri harus
ditingkatkan, tidak hanya untuk siswa dari sekolah itu, tetapi pada saat tidak
digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
anggota masyarakat dengan ketentuan yang terkendali. Dengan demikian
sekolah-sekolah negeri dapat dimanfaatkan seluas-luasnya. e. Pergeseran fungsi sekolah dari sisi pasokan menjadi sisi kebutuhan
Sekolah yang tadinya berdasarkan sisi pasokan (supply oriented) bergeser
menjadi berdasarkan kebutuhan (demand oriented). Dalam hal ini pemerintah dan
penyelenggara pendidikan harus memberikan layanan kebutuhan siswa,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua. Dengan demikian terjadi pergeseran orientasi yaitu ingin memberikan keterjaminan dalam layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Pergeseran fungsi ini diawali dari
pendidikan anak usia dini sampai dengan pendidikan tinggi tentang pendidikan
kewirausahaan seperti pada pada gambar 1.3.
14
Gambar 1.3 Pembangunan Pendidikan Komprehensif
3 Analisis permasalahan, potensi, kelemahan, peluang serta tantangan
jangka menengah
a. Permasalahan 1) Belum meratanya kompetensi sumber daya PTK di satuan pendidikan 2) Penyebaran guru yang belum merata
3) Kekurangan guru karena guru memasuki masa pensiun
4) Moratorium penerimaan guru PNS b. Potensi
1) Kompentensi guru baik dibuktikan dengan nilai kelulusan UKG terbanyak
nasional. 2) Satuan pendidikan mudah dijangkau secara geografis
3) Sarana prasarana sekolah memenuhi standar sarana prasarana. c. Kelemahan
1) Adanya ketidaksesuaian antara latar belakang bidang keilmuan pendidik dengan bidang yang diajarkan (mismatch) sekitar 15-25 % guru mengajar
tidak sesuai dengan kualifikasinya. 2) Kenyataannya di beberapa daerah belum semua satuan pendidikan
memiliki tenaga kependidikan yang memadai seperti pustakawan, tenaga
laboratorium, kepala sekolah yang berlisensi kepala sekolah dan
pengawas yang berlisensi pengawas. Rata-rata sekolah dasar belum
memiliki tenaga administrasi.
PAUD
PD
PT
PM
PendidikanKARAKTER
BANGSA
PendidikanKEWIRAUSAHAAN
CER
DA
S
KO
MPE
TITI
F
-Social Enterprenuer-Business Enterpr.-Gov’t Enterpreneur
8
PAUD: Pendidikan Anak Usia DiniPD: Pendidikan DasarPM: Pendidikan MenengahPT: Pendidikan Tinggi
15
3) Permasalahan lainnya yang menyangkut tenaga pendidik dan
kependidikan adalah persebarannya yang tidak merata dan lebih banyak
terkonsentrasi di perkotaan.
4) Bantuan, bimbingan dan pelayanan teknis ke sekolah lebih banyak
diakses sekolah perkotaan. 5) Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai sarana penyedia bahan ajar dan sebagai penunjang proses
belajar mengajar baik oleh guru maupun siswa, terutama di sekolah pada
daerah perdesaan.
6) Belum terlaksananya evaluasi kinerja terhadap guru yang telah bersertifikat dan memperoleh tunjangan profesi sehingga belum diketahui
sejauhmana pengaruh pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja
guru.
7) Belum adanya data peta pendidik dan tenaga kependidikan di setiap
jenjang satuan pendidikan secara akurat setiap waktu.
8) Belum adanya peta mutu satuan pendidikan yang akurat. 9) Kurikulum 2013 baru sampai tahap pengetahuan dan belum sampai tahap
pemahaman dan implementasi.
10) Pendampingan penjaminan mutu ditingkat sekolah belum menjangkau
seluruh sekolah di propinsi. d. Peluang
1) Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) membuka peluang terhadap proses pembelajaran untuk peningkatan kompetensi PTK,
sehingga mengefisiensikan pembiayaan.
2) Besarnya komitmen masyarakat dan dunia usaha dalam mendukung
pembangunan pendidikan antara lain melalui Corporate Social
Responsibility (CSR), sehingga memberi peluang bagi PTK untuk
mendapatkan peningkatan kompetensi lebih lanjut.
3) Kuatnya dukungan lembaga legislatif dan pemerintah terhadap
pembangunan pendidikan, khususnya peningkatan kualifikasi dan
sertifikasi guru.
4) Kuatnya dukungan masyarakat terhadap satuan pendidikan melalui
keterlibatan orangtua/wali dalam Dewan Sekolah.
16
5) Meningkatnya minat masyarakat untuk memasuki LPTK, sehingga input
calon mahasiswa yang memiliki potensi menjadi lebih besar yang
berdampak pada kualitas lulusan LPTK tersebut
6) Adanya kepercayaan dari pihak luar untuk menerapkan penjaminan mutu
dengan melalui evaluasi diri sekolah. 7) Luas wilayah Provinsi D.I.Yogyakarta yang kecil memungkinkan LPMP
untuk menjangkau satuan pendidikan dan PTK secara langsung dengan
program kegiatannya. e. Tantangan
1) Penyedian guru yang tidak merata distribusinya, sementara itu menjadi kewenangan Kab/Kota untuk distribusi dan pengadaan guru.
2) Manajemen pengelolaan guru yang belum efektif dan efisien terutama di
pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
3) Belum semua sekolah paham dan mampu dalam melaksanakan kurikulum
2013.
4) Belum berkembangnya organisasi profesi guru yang mampu membina profesionalitas guru dan tenaga kependidikan di Indonesia.
5) Belum adanya kepercayaan dari masyarakat secara menyeluruh terhadap
sistem penjaminan mutu yang dilakukan saat ini.
6) Belum adanya pengembangan sistem penilaian kinerja bagi guru dan
tenaga kependidikan yang baik.
7) Belum berkembangnya budaya mutu dalam ekositem pendidikan. 8) Belum berjalannya Manajemen pengelolaan mutu pendidikan di
lingkungan pemerintah daerah.
9) Adanya keinginan masyarakat untuk mempertahankan Provinsi D.I. Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota budaya.
17
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I. YOGYAKARTA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia
tahun 2015-2019 ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh
dengan menekankan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang
berbasis pada SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK.
RPJMN tersebut menjadi landasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
menetapkan visinya yakni terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan
kebudayaan yang berkarakter dengan berlandasakan gotong royong.
A. Visi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Pendidikan
Dasar dan Menengah dan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, maka visi LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2019
disesuaikan sebagai berikut:
Makna dari Visi LPMP D.I. Yogyakarta “Menjadi lembaga penjaminan mutu
pendidikan yang berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan
menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta” adalah : menjadi lembaga yang memiliki
mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa
seluruh proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu serta
Visi LPMP D. I. Yogyakarta 2019 :
Menjadi lembaga penjaminan mutu pendidikan yang berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
18
mampu memberikan kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui pemberian layanan
prima dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada
satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam berbagai upaya
penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan
(Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 Pasal 1 ayat 8).
B. Misi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta
Untuk mencapai Visi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 2019, ditetapkan
2 (dua) Misi sebagai berikut:
Tabel 2.1. Misi LPMP D.I. Yogyakarta
KODE MISI M1 Melaksanakan tata kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akun
tabel.
M2 Memberikan layanan penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan.
Misi Renstra Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 2015—2019 dapat
dimaknai sebagai berikut:
1. Melaksanakan tata kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akun tabel
adalah mewujudkan birokrasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang
menjadi teladan dalam pengelolaan perencanaan, keuangan, kepegawaian,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan yang bersih,
efektif, dan efisien. Misi ini mendukung misi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan kelima yaitu mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan
efektivitas birokrasi dan pelibatan publik serta mendukung misi Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah keenam yaitu meningkatkan tata
kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.
2. Memberikan layanan penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah dalam memenuhi atau melampaui standar nasional
pendidikan adalah memberikan layanan pemetaan mutu pendidikan, supervisi,
dan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan
19
pendidikan menengah dalam mencapai 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Misi ini mendukung misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ketiga yaitu
mewujudkan pembelajaran yang bermutu serta mendukung misi Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ketiga yaitu meningkatkan standar
pendidikan menuju pendidikan dasar dan menengah yang bermutu.
C. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta
Rumusan tentang tujuan strategis adalah untuk menggambarkan ukuran-
ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Penetapan tujuan strategis dan
sasaran strategis LPMP D.I. Yogyakarta didasarkan dan digunakan untuk menopang
uraian tujuan strategis dan sasaran program Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen). Dibawah ini dipaparkan tujuan strategis dan sasaran program Ditjen
Dikdasmen.
Tabel 2.2. Tujuan Strategis Dirjen Dikdasmen
KODE TUJUAN STRATEGIS DITJEN DIKDASMEN T1 Penguatan Peran Siswa dalam Ekosistem Pendidikan T2 Peningkatan Akses Dikdasmen dan Anak Berkebutuhan Khusus T3 Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter T4 Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel
Tujuan strategis Ditjen Dikdasmen yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi LPMP D.I. Yogyakarta tahun 2015-2019 adalah T3 dan T4, oleh karenanya
LPMP D.I. Yogyakarta merumuskan tujuan strategis sebagai berikut:
Tabel 2.3. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta
KODE TUJUAN STRATEGIS TS1 Menguatkan pelaksanaan pemetaan mutu pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dalam pencapaian SNP TS2 Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
pencapaian SNP TS3 Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui
fasilitasi satuan pendidikan TS4 Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam
urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan.
TS5 Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
TS6 Melakukan kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
20
Penjelasan dari masing-masing tujuan strategis yang akan dicapai dalam periode
2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Strategis 1 (TS1): Menguatkan pelaksanaan pemetaan mutu pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu
kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang
mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan Sebagai langkah awal
rangkaian kegiatan penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan,
setiap satuan pendidikan harus mampu melakukan pemetaan mutu, yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Tujuan pemetaan adalah setiap
satuan pendidikan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-
masing berkaitan dengan pencapaian Standar Nasional Pendidikan, sehingga
dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mencapai dan bahkan melampaui
Standar Nasional Pendidikan. Pemetaan ini diharapkan dapat berfungsi ganda
sebagai acuan dalam melakukan evaluasi diri di tingkat sekolah serta sekaligus
memetakan mutu pendidikan pada tingkat pusat maupun daerah. Hasil dari peta
mutu tahun berjalan dan tahun sebelumnya dilakukan penghitungan indeks
efektifitasnya agar diketahui capaian mutu pendidikan dasar dan menengah
meningkat atau menurun setiap tahunnya. 2. Tujuan Strategis 2 (TS2): Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP Supervisi pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang dimaksud adalah
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan berupa pemberian bantuan teknis
dan bimbingan untuk membantu satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dalam melakukan pekerjaan secara efektif untuk mencapai Standar
Nasional Pendidikan. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi
lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang
disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya)
untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki, berdasarkan hasil dari
pemetaan mutu pendidikan.
21
3. Tujuan Strategis 3 (TS3): Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan Hasil pemetaan mutu juga digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
fasilitasi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan
pendidikan dasar dan menengah dalam ekosistem pendidikan. Fasilitasi yang
dimaksud adalah proses mempermudah, melayani, memperlancar sesuatu
kegiatan untuk mencapai tujuan. Meningkatkan kapasitas pendidik, tenaga
kependidikan dan satuan pendidikan untuk mencapai SNP dengan cara
mentransfer pengetahuan dan ketrampilan.
4. Tujuan Strategis 4 (TS4): Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan. Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan,
ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan dilakukan untuk
memperkokoh dan mendukung seluruh kegiatan penjaminan mutu.
Peningkatan sistem tata kelola lembaga bertujuan untuk menjaga agar tingkat
pencapaian akuntabilitas pengelolaan kinerja dalam kategori baik, yaitu dengan
cara peningkatan efisiensi dan efektivitas, transparansi dan akuntabel dalam
mendukung pelaksanaan program kerja dan anggaran serta pengembangan
koordinasi dan kerjasama antar seksi/subbag.
Di samping itu, pembenahan tata kelola administrasi diharapkan dapat
memberikan layanan prima, mewujudkan tata kelola yang bersih, efektif dan
efisien, Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan transparansi dalam seluruh aspek
pengelolaan kebijakan berbasis data dan bukti lapangan.
5. Tujuan Strategis 5 (TS5): Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.
22
Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai
berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness),
dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh tiga
pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan
sampah (garbage).
Berdasarkan tugas dan fungsi penjaminan mutu pendidikan, LPMP melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi publik tentang mutu pendidikan
dasar dan menengah. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang menyatakan bahwa instansi
publik diamanatkan untuk menyediakan atau memberikan informasi publik melalui
media penyebaran informasi terkecuali jenis informasi yang mendapat
pengecualian undang-undang.
Sistem informasi yang dikembangkan dan dikelola LPMP dilakukan melalui
serangkaian kegiatan sehingga menghasilkan informasi mutu pendidikan dasar
dan menengah yang kredibel (dapat dipercaya) dan akuntabel (dapat
dipertanggungjawabkan).
6. Tujuan Strategis 6 (TS6): Melakukan kerjasama peningkatkan mutu
pendidikan dasar dan pendidikan menengah Kemitraan merupakan hubungan kerjasama berbagai pihak yang strategis,
berdasar prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling
menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan. Dalam kegiatan
penjaminan mutu pendidikan perlu dilakukan kemitraan dengan stakeholders
dunia pendidikan sebagai upaya perluasan dan percepatan pencapaian
penjaminan mutu di provinsi.
Kegiatan kemitraan dan kerjasama yang dilakukan tidak menutup kemungkinan
juga dilakukan bersama pihak swasta yang bergerak dalam memajukan
pendidikan dasar dan menengah. Peran LPMP dalam kemitraan dapat sebagai
narasumber, advisor ataupun pelaksana kegiatan.
23
D. Sasaran Strategis Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan D.I.Yogyakarta
Sasaran strategis LPMP D.I. Yogyakarta selalu menyesuaikan Tujuan
Strategis (T), Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Program (IKP) yang
dimiliki oleh Ditjen Dikdasmen. Tujuan Strategis dan Sasaran Program Ditjen
Dikdasmen yang ditopang oleh LPMP D.I. Yogyakarta adalah T3 dan T4. Uraian
sasaran program dan indikator kinerja program dalam T3 dan T4 yang disajikan
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Program Ditjen Dikdasmen untuk mencapai tujuan strategis T3 dan T4
KODE SASARAN PROGRAM KODE INDIKATOR KINERJA PROGRAM SP 3.5 Peningkatan kualitas
pembelajaran IKP 3.5.1 Jumlah SD/SDLB dan SMP/SMPLB yang dipersiapkan
berakreditasi minimal B
IKP 3.5.2 Rata-rata nilai sikap siswa SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK minimal baik (pendidikan karakter)
IKP 3.5.3 Jumlah perolehan medali tertimbang dari kompetisi internasional tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah
IKP 3.5.4 Persentase SD yang memiliki sarana dan prasarana sesuai SNP
IKP 3.5.5 Persentase SMP yang memiliki sarana dan prasarana sesuai SNP
IKP 3.5.6 Persentase SD yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
IKP 3.5.7 Persentase SMP yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
IKP 3.5.8 SM menerapkan program penyelarasan dengan dunia kerja SP 3.6 Tersedianya sekolah
menengah model/rujukan di setiap kabupaten/kota
IKP 3.6.1 Persentase Kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 sekolah menengah rujukan/model
IKP 3.6.2 Persentase SM yang memenuhi akreditasi minimal B SP 3.7 Meningkatnya kualitas satuan
pendidikan melalui peningkatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)
IKP 3.7.1 Persentase satuan pendidikan yang meningkat indeks efektivitasnya berdasarkan SNP
SP 3.8 Tata kelola Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah yang baik
IKP 3.8.1 Data Pendidikan Dasar dan Menengah akurat, berkelanjutan, dan terbarukan
IKP 3.8.2 Nilai minimal SAKIP Ditjen Dikdasmen sebesar 80 (sangat baik) pada tahun 2019
Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Program Ditjen Dikdasmen menjadi
acuan dalam menetapkan Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis (IKSS) LPMP D.I. Yogyakarta. Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan
strategis dalam peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah yang efektif,
24
efisien, transparan, dan akuntabel serta penguatan tata kelola, diperlukan sejumlah
Sasaran Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019.
Selanjutnya, ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) untuk mengukur
apakah sasaran strategis dapat mengkonfirmasi tujuan strategis yang akan dicapai
pada masa depan (tahun 2019). Sasaran strategis untuk tingkat ketercapaian
masing-masing tujuan adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya Tujuan Strategis 1 (TS1): Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:
Tabel 2.5. Sasaran Strategis Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP
Kode
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Tahun 2019
S.S.1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar dan Menengah melalui pemetaan mutu dan penghitungan indeks efektifitas
1. a. Persentase SD yang dipetakan mutunya sebanyak 100%
b. Persentase SD yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%
2. a. Persentase SMP yang dipetakan mutunya sebanyak 100%
b. Persentase SMP yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%
3. a. Persentase SMA yang dipetakan mutunya sebanyak 100%
b. Persentase SMA yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%
4. a. Persentase SMK yang dipetakan mutunya sebanyak 100%
b. Persentase SMK yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%
25
2. Terwujudnya Tujuan Strategis 2 (TS2): Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:
Tabel 2.6. Sasaran Strategis Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP
Kode
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS) Tahun 2019 S.S.2 Meningkatnya
penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui supervisi satuan pendidikan
1. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80% (IKK.3.5630.1.1)
2. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.2)
3. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.3)
4. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.4)
3. Tujuan Strategis 3 (TS3): Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:
Tabel 2.7. Sasaran Strategis Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan
Kode
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS) Tahun 2019
S.S.3 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui fasilitasi satuan pendidikan
1. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.1)
2. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.2)
3. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.3)
4. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.4)
26
4. Terwujudnya tujuan strategis 4 (TS4): Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:
Tabel 2.8. Sasaran Strategis Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel Peningkatan Tata Kelola Lembaga
Kode
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Tahun 2019
SS. 4 Terwujudnya Tata kelola LPMP DI Yogyakarta yang baik terkait pengelolaan akuntabilitas lembaga
Nilai minimal SAKIP LPMP D.I. Yogyakarta minimal 80 (IKP.3.8.2)
5. Terwujudnya Tujuan Strategis 5 (TS5): Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:
Tabel 2.9. Sasaran Strategis Pengembangan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah
Kode
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Tahun 2019
S.S.5 Terwujudnya Tata kelola LPMP DI Yogyakarta yang baik terkait penyediaan data yang akurat, berkelanjutan dan terbarukan
Data pendidikan dasar dan menengah yang akurat, berkelanjutan dan terbarukan hingga 95% (IKP.3.8.1)
6. Tujuan Strategis 6 (TS6): Melakukan kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah:
27
Tabel 2.10. Fungsi LPMP melakukan kerjasama peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah
1.
Kode Sasaran strategis
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
S.S.7 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan melalui pengembangan kerjasama
Kegiatan yang mendapatkan dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP D.I Yogyakarta
28
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Strategi dan arah kebijakan program penjaminan mutu pendidikan tahun 2015-
2019 dirumuskan berdasarkan pada visi, misi, tujuan strategis LPMP D. I. Yogyakarta,
serta mengacu pada RPJMN 2015--2019 dan hasil evaluasi pelaksanaan Renstra LPMP
D. I. Yogyakarta 2010-2014 sebagai baseline. Strategi dan arah kebijakan program
penjaminan mutu pendidikan tahun 2015--2019 disusun untuk memberikan arah dan
pedoman terkait dengan cara-cara yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran
strategis yang menggambarkan tujuan-tujuan strategis. Untuk mewujudkan strategi dan
arah kebijakan renstra LPMP perlu untuk memahami arah kebijakan nasional, maksud
dari misi kementerian yang ingin dicapai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
serta rencana strategis Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah sebagai unit utama LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta.
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menempatkan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan menjadi isu pokok dan agenda utama tiap
periode pemerintahan. Pembangunan pendidikan merupakan amanat konstitusi,
sehingga menjadi suatu kewajiban bagi pemerintah untuk melaksanakannya. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015—2019 telah menetapkan
sembilan agenda prioritas, yang dikenal sebagai Nawa Cita. Nawa cita sepenuhnya
berlandaskan ideologi Trisakti yang mencakup kedaulatan di bidang politik, berdikari di
bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Pembangunan bidang
pendidikan yang berkaittan dengan Nawa Cita memberikan perhatian untuk (1)
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (2) meningkatkan produktivitas rakyat
dan daya saing di pasar internasional; (3) melakukan revolusi karakter bangsa; (4)
memperteguh kebhnekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia. Pengaturan
operasional untuk mewujudkan Nawa Cita dan hak memperoleh pendidikan dijabarkan
dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahu 2003, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
29
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dan peraturan turunan lainnya.
B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Tema pendidikan jangka panjang mengacu pada Undang- Undang Nomor 17
tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun
2005 – 2025. Penyelarasan tema dan fokus pembangunan pendidikan tiap tahapnya
dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang
(RPPNJP) 2005 – 2025. Dalam perencanaan jangka menengah, masih dimungkinkan
adanya penyesuaian atau perbaikan tema sesuai dengan kondisi terkini melalui Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tiap periode pemerintahan serta
Rencana Strategis Kementerian. Tema-tema pembangunan pendidikan tiap tahun RPPNJP 2005 – 2025 disajikan dalam tabel di bawah ini:
Gambar 3.1. Tema Pembangunan Pendidikan 2005 – 2025
Prioritas dan program aksi bidang pendidikan dasar dan menengah yang didasarkan pada RPJMN ke-3 terdiri atas:
30
1. Peningkatan Akses Pendidikan.
Tantangan dalam pembangunan akses pendidikan adalah mempercepat
peningkatan taraf pendidikan seluruh masyarakat untuk memenuhi hak seluruh
penduduk usia sekolah dalam memperoleh layanan pendidikan dasar dan
menengah yang berkualitas, serta meningkatkan akses pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Merupakan kewajiban dan tugas dari Ditjen
Dikdasmen untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan layanan
pendidikan bagi penduduk usia sekolah pendidikan dasar dan menengah.
2. Peningkatan Mutu Pendidikan.
Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran pada semua jenjang pendidikan
difokuskan pada pembentukan karakter siswa, peserta pelatihan dan kursus, serta
orang dewasa. Peningkatan mutu pembelajaran pendidikan dasar dan menengah
didukung oleh semakin banyak pelibatan siswa di kelas secara interaktif, sehingga
mendorong kreativitas siswa, daya kritis dalam berpikir dan kemampuan analisis.
Ditargetkan adanya peningkatan hasil yang signifikan dalam hasil tes nasional dan
hasil tes internasional. Mengingat Indonesia sebagai negara maritime dan
kepulauan, pembentukan karakter bagi siswa menjadii hal yang utama dalam
rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peningkatan mutu pada pendidikan dasar dan menengah berkaitan erat dengan
pengembangan dan penerapan kurikulum secara baik. Evaluasi yang terus
menerus atas pelaksanaan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 diharapkan
menghasilkan kurikulum yang lebih baik dan diterapkan secara baik.
3. Menciptakan Tata Kelola.
Tantangan utama pembangunan tata kelola adalah menciptakan birokrasi yang
efektif yaitu meningkatkan integritas, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi
birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
publik. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang optimal untuk mendukung keberhasilan peningkatan
daya saing nasional sehingga dapat mendukung proses pembangunan nasional ke depan.
31
Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Tahun 2015 – 2019 diturunkan dari arah kebijakan dan strategi nasional. Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah mengemban tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP D.I. Yogyakarta.
Arah Kebijakan dan strategi yang akan ditempuh LPMP D.I. Yogyakarta digunakan
dalam rangka mencapai penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Penjelasan masing-masing arah kebijakan dan strategi untuk
mencapai Sasaran Strategis (SS) pada setiap Tujuan Strategis (T) ada dalam uraian
berikut ini. 1. Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP.
Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan pelatihan untuk petugas pemetaan mutu.
b. Memberikan bimbingan teknis ke sekolah yang akan dipetakan.
c. Pengumpulan Data Mutu satuan pendidikan melalui pengisian instrumen
Penjaminan Mutu Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
d. Mengkompilasi data peta mutu sekolah
e. Melakukan pengembangan, pengolahan dan analisis peta mutu.
f. Analisis Permasalahan Pendidikan berdasarkan 8 SNP jenjang pendidikan Dasar
dan Menengah
g. Perumusan Rencana Program Peningkatan Mutu Pendidikan berdasarkan 8 SNP
jenjang pendidikan Dasar dan Menengah
h. Mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil pemetaan mutu pendidikan.
i. Memberikan saran rekomendasi pengembangan mutu pendidikan ke pemerintah
daerah. 2. Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan
pendidikan menengah dalam pencapaian SNP
Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah sebagai berikut:
32
a. Melakukan layanan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan Sistem
Penjaminan mutu internal ke sekolah khususnya sekolah model dan sekolah imbas.
b. Pelatihan Fasilitator daerah yang memadai dan berkompeten melaksanakan Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) di Kab/kota
c. Memberikan bantuan pendanaan bagi sekolah model
d. Monitoring dan evaluasi sekolah model
e. Melakukan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan tim Penjaminan Mutu
Pendidikan Daerah dalam rangka membangun jejaring penjaminan mutu.
f. Mengembangkan kompetensi SDM lembaga dalam sistem penjaminan mutu.
3. Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan
Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah
sebagai berikut:
a. Pelatihan Kurikulum 2013 jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah
b. Memberikan bantuan pendanaan dalam implementasi Kurikulum 2013
c. Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013
d. Fasilitasi dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013
e. Fasilitasi dan pendampingan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
jenjang pendidikan dasar dan menengah
f. Monitoring dan evaluasi program Fasilitasi 4. Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:
Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah sebagai
berikut
a. Melakukan Peningkatan kompetensi, kualifikasi dan kapasitas staf LPMP Provinsi
D. I. Yogyakarta dengan harapan kinerja staf meningkat dengan kegiatan in house
training/outbond, bantuan pendidikan untuk melanjutkan studi, pengiriman staf
untuk mengikuti diklat, seminar, kursus di lembaga lain
33
b. Melengkapi, mengelola dan memelihara sarana dan prasarana lembaga dalam
rangka memenuhi kebutuhan alat bantu/pendukung kegiatan lembaga sehingga
kinerja staf dapat ditingkatkan.
c. Peningkatan kesejahteraan staf lembaga, berupa pencairan gaji, tunjangan, uang
lembur
d. Melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal lingkup lembaga, dengan kegiatan
berupa evaluasi diri dan pengembangan Prosedur Operasi Standar.
e. Melakukan perencanaan dan pengendalian program kerja lembaga, sebagai wujud
pencitraan lembaga yang akuntabel semua program kerja dan kegiatan lembaga
harus dikendalikan agar dapat terlaksana dengan baik sesuai yang telah disusun
dalam perencanaan.
f. Melaksanakan penyerapan aspirasi, saran dan kritikan dari pengguna jasa lembaga
dalam rangka memperoleh tingkat kepuasan pelanggan untuk perbaikan layanan
kepada publik.
g. Melakukan evaluasi pelaksanaan program dan daya serapan anggaran secara
berkala 5. Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah
sebagai berikut:
a. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan
menengah melalui aplikasi Dapodik yang terintegrasi dan pengembangan website
LPMP D.I. Yogyakarta.
b. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi mutu pendidikan
dasar dan menengah.
6. Terlaksananya kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan
Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah
sebagai berikut:
34
a. Sosialisasi program Penjaminan Mutu jenjang pendidikan dasar dan menengah ke
Dinas Pendidikan
b. Koordinasi dan sinkronisasi program penjaminan mutu jenjang pendidikan dasar
dan menengah dengan Dinas Pendidikan
c. Kerjasama dengan Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan program penjaminan
mutu pendidikan ke satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
d. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah, P4TK, LP2KS dan stake holders lain
yang terkait dengan pelaksanaan program penjaminan mutu pendidikan ke satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
Arah kebijakan LPMP D.I Yogyakarta selanjutnya dilaksanakan melalui program
dan dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan periode 2015—2019. Sejalan dengan pola
perencanaan pada periode 2015—2019, LPMP DIY telah menggunakan struktur
perencanaan dan anggaran yang terbaru. Penyesuaian dan penyempurnaan dilakukan
pada struktur kinerja yang mencakup Sasaran Strategis LPMP DIY dan Indikator Kinerja
Sasaran Strategis LPMP DIY, Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Program
(IKP), serta Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK).
Struktur Program dan kegiatan LPMP D.I. Yogyakarta yang bertanggung jawab
untuk mengelola kegiatan ditunjukkan pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1 Program, Kegiatan dan Penanggungjawab
KODE
PROGRAM/ KEGIATAN
PENANGGUNGJAWAB
1 Terlaksananya Sistem tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
1.1 Melakukan Peningkatan kompetensi, kualifikasi dan kapasitas staf LPMP Provinsi D. I. Yogyakarta
Subbagian Umum
1.2 Melengkapi, mengelola dan memelihara sarana dan prasarana lembaga dalam rangka memenuhi kebutuhan alat bantu/pendukung kegiatan lembaga
Subbagian Umum
35
KODE
PROGRAM/ KEGIATAN
PENANGGUNGJAWAB
1.3 Melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal lingkup lembaga, dengan kegiatan berupa evaluasi diri dan pengembangan Prosedur Operasi Standar
Subbagian Umum
1.4 Melakukan perencanaan dan pengendalian program kerja lembaga
Subbagian Umum
1.5 Melakukan evaluasi pelaksanaan program dan daya serapan anggaran
Subbagian Umum
2 Terlaksananya Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
2.1 Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah melalui aplikasi Dapodik yang terintegrasi dan pengembangan website LPMP D.I. Yogyakarta
Sistem Informasi (SI)
2.2 Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi mutu pendidikan dasar dan menengah
Sistem Informasi (SI)
3 Terlaksananya Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP.
3.1 Pelatihan bagi petugas pemetaan mutu Sistem Informasi (SI)
3.2 Bimbingan teknis ke sekolah yang akan dipetakan
Sistem Informasi (SI)
3.3 Pengumpulan Data Mutu satuan pendidikan melalui pengisian instrumen Penjaminan Mutu Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem Informasi (SI)
3.4 Kompilasi data peta mutu sekolah Sistem Informasi (SI)
3.5 Pengembangan, pengolahan dan analisis peta mutu
Sistem Informasi (SI)
3.6 Analisis Permasalahan Pendidikan berdasarkan 8 SNP jenjang pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem Informasi (SI); Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
36
KODE
PROGRAM/ KEGIATAN
PENANGGUNGJAWAB
3.7 Perumusan Rencana Program Peningkatan Mutu Pendidikan berdasarkan 8 SNP jenjang pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem Informasi (SI); Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
3.8 Publikasi dan Diseminasi hasil Pemetaan Mutu Pendidikan
Sistem Informasi (SI)
3.9 Memberikan saran rekomendasi pengembangan mutu pendidikan ke pemerintah daerah
Sistem Informasi (SI); Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
4 Terlaksananya supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP
4.1 Melakukan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan Sistem Penjaminan mutu internal ke sekolah khususnya sekolah model dan sekolah imbas.
Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
4.2 Pelatihan Fasilitator daerah yang memadai dan berkompeten melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) di Kab./kota
Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
4.3 Memberikan bantuan pendanaan bagi sekolah model
Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
4.4 Monitoring dan evaluasi sekolah model Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
4.5 Melakukan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah dalam rangka membangun jejaring penjaminan mutu.
Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
4.6 Mengembangkan kompetensi SDM lembaga dalam sistem penjaminan mutu.
Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)
4.7 Membangun kerjasama yang sinergi antara LPMP dan pemerintah daerah dalam pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS) dan Subbag Umum
5 Terlaksananya peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan
37
KODE
PROGRAM/ KEGIATAN
PENANGGUNGJAWAB
5.1 Pelatihan Kurikulum 2013 jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)
5.2 Memberikan bantuan pendanaan dalam implementasi Kurikulum 2013
Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)
5.3 Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013
Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)
5.4 Fasilitasi dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013
Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)
5.5 Fasilitasi dan pendampingan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) jenjang pendidikan dasar dan menengah
Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)
5.6 Monitoring dan evaluasi program Fasilitasi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)
6 Terlaksananya kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan pendidikan
4.1 Sosialisasi program Penjaminan Mutu jenjang pendidikan dasar dan menengah ke Dinas Pendidikan
Subbagian Umum.
4.2 Koordinasi dan sinkronisasi program penjaminan mutu jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan Dinas Pendidikan
Subbagian Umum.
4.3 Kerjasama dengan Dinas Pendidikan dalam pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Subbagian Umum; Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS).
4.4 Kerjasama dengan Pemerintah Daerah, P4TK, LP2KS dan stake holders lain yang terkait dengan pelaksanaan program penjaminan mutu pendidikan ke satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
Subbag Umum, Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP), Sistem Informasi (SI), Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS).
38
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja
Renstra merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan mutu keluaran (output) dan hasil (outcome) dalam pemanfaatan APBN. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program
dan kegiatan bagi setiap pimpinan unit kerja agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin akuntabel (accountable).
Penyusunan Renstra bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara
sasaran kementerian/lembaga, sasaran program, dan sasaran kegiatan dengan
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan
kembali penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja/Performance Based Budgeting
khususnya sejak diberlakukannya undang-undang tentang penganggaran dan keuangan.
Ketercapaian target Renstra dikukuhkan dengan dibuatnya perjanjian kinerja antara Kepala LPMP dengan Pimpinan dari unit utama pembinanya. Dimana dalam
dokumen perjanjian kinerja yang dibuat setiap awal tahun anggaran berisi target-target
kinerja yang akan dicapai pada tahun anggaran berjalan sebagai rencana kerja tahunan.
Penetapan target kinerja ditentukan setelah IKSS, IKP, dan IKK yang disusun
dan disepakati baik di tingkat kementerian maupun di tingkat Eselon I hingga ke unit
pelaksana teknis. Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang
akan dicapai oleh suatu unit kerja di dalam program dan kegiatan periode 2015—
2019. Oleh karena itu didalam menyusun dan menetapkan target kinerja mengacu dan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu:
1. Target kinerja harus dapat menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang
akan dicapai dari setiap indikator kinerja sasaran (IKSS, IKP, dan IKK);
39
2. Penetapan target dipilih karena relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan
berdasarkan pada baseline data yang jelas.
Setelah tersusunnya Renstra, setiap unit satuan kerja harus
menerjemahkannya ke dalam rencana tahunan yang terukur dengan menerapkan
prinsip penganggaran berbasis kinerja. Berikut ini adalah sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta:
1. Program/Kegiatan
Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan
2. Sasaran Kegiatan
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
3. Indikator Kinerja Kegiatan
a. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
b. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
c. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
d. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Terkait dengan fungsi LPMP D.I. Yogyakarta untuk melakukan pemetaan mutu
pendidikan, mengacu pada sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan dari
Setditjen Dikdasmen, yaitu:
1. Program/Kegiatan
Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan
2. Sasaran Kegiatan
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
3. Indikator Kinerja Kegiatan
a. Persentase SD yang telah dipetakan mutunya
b. Persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya
c. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya d. Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya.
40
e. Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya
f. Persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya
g. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya
h. Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya
B. Matriks Pentahapan Kinerja
Pentahapan kinerja LPMP D.I. Yogyakarta yang dirancang untuk program lima
tahun ke depan, 2015-2019, mengacu pada target unit utama pembina LPMP yaitu
Dirjen Dikdasmen Kemendikbud yang terangkum dalam Renstra Kemendikbud 2015-
2019. Berdasarkan target Program Pendidikan Dasar dan Menengah, maka disusunlah matrik pentahapan kinerja LPMP D.I Yogyakarta yang dsajikan dalam tabel-tabel di bawah ini:
1. Supervisi dan Fasilitasi
Tabel 4.1. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Supervisi dan Fasilitasi SASARAN KEGIATAN
KODE IKK SAT KOND. AWAL 2014
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
3.3650.1.1 % 0 16,8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.1 a % 0 16% 25.0% 35% 40% 0 3.3650.1.1 b sek 0 0 5 45 45 50 3.3650.1.2 % 0 16.8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.2 a % 0 16% 25.0% 35% 40% 0 3.3650.1.2 b sek 0 0 5 25 25 30 3.3650.1.3 % 0 16.8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.3 a % 0 16% 25.0% 100% 0 0 3.3650.1.3 b sek 0 0 5 15 15 20 3.3650.1.4 % 0 16.8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.4 a % 0 16 % 25.0% 100% 0 0 3.3650.1.4 b sek 0 0 5 15 15 20
KODE IKK IKK 3.3650.1.1 Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.1 a Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.1 b Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model 3.3650.1.2 Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.2 a Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.2 b Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model 3.3650.1.3 Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.3 a Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.3 b Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model 3.3650.1.4 Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.4 a Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.4 b Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model
41
2. Pemetaan Mutu Pendidikan
Tabel 4.2. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Pemetaan Mutu Pendidikan
SASARAN KEGIATAN
KODE IKK SAT KOND. AWAL 2014
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
3.3650.2.1 % 90.15% 100% 67.6% 100% 100% 100% 3.3650.2.2 % 0 0% 1.4% 80% 80% 95% 3.3650.2.3 % 71.48% 100% 62.0% 100% 100% 100% 3.3650.2.4 % 0 0% 0.3% 80% 80% 95% 3.3650.2.5 % 71.41% 100% 46.8% 100% 100% 100% 3.3650.2.6 % 0 0% 0.0% 75% 80% 95% 3.3650.2.7 % 59.60% 100% 59.7% 80% 90% 100% 3.3650.2.8 % 0 0% 0.3% 85% 85% 95%
KODE IKK IKK 3.3650.2.1 Persentase SD yang dipetakan mutunya 3.3650.2.2 Persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya 3.3650.2.3 Persentase SMP yang dipetakan mutunya 3.3650.2.4 Persentase SMP Yang meningkat indeks efektivitasnya 3.3650.2.5 Persentase SMA yang dipetakan mutunya 3.3650.2.6 Persentase SMA Yang meningkat indeks efektivitasnya 3.3650.2.7 Persentase SMK yang dipetakan mutunya 3.3650.2.8 Persentase SMK Yang meningkat indeks efektivitasnya
C. Kerangka Pendanaan
Perkiraan pendanaan pendidikan dalam kurun waktu 2015-2019 mengacu
pada amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas serta kebijakan Penjaminan Mutu
yang ada pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Renstra Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan DIY telah ditetapkan visi, misi dan tujuan
organisasi yang akan menentukan arah kebijakan dalam menyusun program sesuai
dengan tugas dan fungsi LPMP DIY.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama Tahun 2015 diperkirakan berkisar di
angka 4,73% an untuk beberapa tahun selanjutnya diperkirakan mencapai 6,5% per
tahun. Total pagu awal anggaran LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2016 adalah Rp.
36.683.508,- dan akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan kebutuhan
lembaga maupun bertambahnya sasaran program yang ingin dicapai. Sehingga
menurut perhitungan pertumbuhan ekonomi dan perubahan inflasi setiap tahun, maka dapat kami peroleh perkiraan kebutuhan anggaran seperti ditunjukkan pada tabel dan grafik berikut:
42
Tabel 4.3. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP D.I Yogyakarta 2015-2019 (ribu-an) Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pagu Anggaran 33.776.000 36.683.508 41.343.467 32.161.542 36.123.122
* dalam ribuan Rupiah
Perkiraan kebutuhan anggaran LPMP D.I. Yogyakarta selama periode 2015-
2019 adalah sebesar Rp. 180.087.639.000,-. Untuk mencapai sasaran Renstra LPMP D.I. Yogyakarta sangat diperlukan peran serta Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan
Kota, masyarakat, orang tua, dan dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pemenuhan pendanaan pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Sistem Pemantauan dan Evaluasi
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP)telah mewajibkan seluruh Kementerian dan Lembaga untuk
mengendalikan seluruh kegiatan dengan menyelenggarakan sistem pengendalian intern. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai
sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sistem pemantauan yang dilakukan LPMP
D.I. Yogyakarta merujuk pada salah satu unsur dalam penyelenggaraan SPIP, yaitu
pemantauan dan pengendalian intern. Sedangkan evaluasi atas pelaksanaan
program lembaga merujuk pada hasil audit dari institusi terkait, antara lain Inspektorat
Jenderal Kemendikbud serta hasil penilaian SAKIP dari institusi yang berwenang melakukan penilaian Sistem AKIP UPT, yaitu Biro Keuangan Kemendikbud.
1. Tujuan Pemantauan dan Evaluasi Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari implementasi Renstra LPMP DIY. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk
mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan
dalam Renstra LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2015-2019 dengan hasil yang dicapai pada tahun pencapaian Renstra.
2. Prinsip-Prinsip Pemantauan dan Evaluasi a. Organisasi menerapkan proses sistematik dalam menentukan “apa” dan
43
“bagaimana” melakukan pemantauan.
b. Pemantauan mempertimbangkan bagaimana keseluruhan pengendalian
intern mengelola risiko, bukan bagaimana setiap kegiatan pengendalian
beroperasi dalam sistem tertutup.
c. Pimpinan mempunyai peran penting dalam pemantauan pengendalian intern (khususnya pengendalian terkait dengan “tone of the top”) dan dalam rangka
memitigasi risiko dari “override” oleh pimpinan.
d. Pemahaman dasar atas desain dan efektivitas operasi suatu pengendalian
intern bermanfaat sebagai titik tolak yang baik dalam mengimplementasikan
prosedur pemantauan yang efektif dan efisien. e. Menetapkan apa yang harus dipantau dipengaruhi oleh:
1) Dampak dan probabilitas dari risiko;
2) Sifat dari pengendalian yang dirancang untuk mengelola atau memitigasi
risiko; dan
3) Informasi yang diperlukan untuk menyimpulkan apakah pengendalian yang
diterapkan telah efektif. f. Organisasi harus mempertimbangkan untuk menggunakan pemantauan
berkelanjutan, jika memungkinkan.
g. Pemantauan yang efektif mendasarkan pada informasi tentang pengendalian
yang berjalan atas elemen pengendalian operasi, berdasarkan evaluasi oleh
pihak yang kompeten dan independen.
h. Pimpinan harus menggunakan pertimbangan yang logis untuk melakukan pemantauan.
i. Pemantauan mencakup penggunaan informasi langsung dan tidak langsung.
Penggunaan informasi tidak langsung hanya untuk periode tertentu.
j. Kelemahan pengendalian yang diidentifikasi harus:
1) Dievaluasi dampaknya;
2) Dilaporkan; dan
3) Dipertimbangkan tindakan perbaikannya.
3. Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi
Implementasi pemantauan dan evaluasi yang direncanakan berjalan di lingkungan LPMP D.I. Yogyakarta meliputi:
44
a. Pemantauan dan pengendalian program triwulanan dalam bentuk Rapat
Manajemen; Pemeriksaan dalam kerangka pembinaan yang dilakukan
Inspektorat Jenderal Kemendikbud dalam program audit semester;
b. Evaluasi kinerja tahunan melalui Sistem AKIP yang dilakukan oleh Biro
Keuangan Kemendikbud; dan Evaluasi akhir masa Renstra yang disusun dalam suatu laporan kinerja yang
disampaikan kepada Unit Utama Pembina, yaitu Ditjen Dikdasmen Kemendikbud.
45
BAB V PENUTUP
Rencana strategis LPMP D.I. Yogyakarta tahun 2015-2019 merupakan
perencanaan dan arah bagi pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam
pembangunan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan. Renstra LPMP D.I.
Yogyakarta memuat visi, misi, kebijakan, tujuan strategis, sasaran program dan
indikator kinerja program bidang pendidikan dasar dan menengah yang dijabarkan dalam program dan kegiatan tahunan yaitu mulai tahun 2015 hingga tahun 2019.
Implementasi dari strategi dan arah kebijakan peningkatan penjaminan mutu
pendidikan tahun 2015 - 2019 dirumuskan berdasarkan pada Renstra Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dan hasil evaluasi pelaksanaan Renstra LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 –
2014. Pada periode tahun 2015-2019 kebijakan perencanaan program dan kegiatan
serta penganggaran berbasis kinerja di lingkungan LPMP D.I Yogyakarta diarahkan
pada :
1. Meningkatkan tata kelola administrasi LPMP
2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan
menengah
3. Pemetaan mutu satuan pendidikan dasar dan menengah dalam pencapaian Standar Nasional Pendidikan
4. Pelaksanaan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dalam pencapaian standar nasional pendidikan
5. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan
menengah dalam penjaminan mutu pendidikan
6. Meningkatkan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan
Seluruh kegiatan yang tertuang dalam Rencana Strategis LPMP D.I
Yogyakarta ini harus tetap terarah dan terencana dalam mencapai sasaran yang
telah ditetapkan dalam indikator kinerja serta efisien dalam pengelolaan pembiayaan dan realisasi anggaran.
46
Tantangan dan hambatan dalam realisasi Renstra LPMP D.I Yogyakarta
diantaranya adalah komitmen dalam mewujudkan Renstra dalam seluruh kegiatan LPMP D.I Yogyakarta.