5
Ringkasan Batik adalah salah satu warisan budaya asli bangsa indonesia yang telah diakui oleh badan dunia UNESCO. Oleh sebab itu keberadaannya wajib kita lestarikan. Semakin lama batik mulai banyak digemari oleh setiap kalangan karena motifnya yang beranekaragam dan makna yang terkandung dalam setiap motifnya. Tingkat kebutuhan akan batik semakin meningkat. Hal ini mendorong banyak pengusaha mendirikan industri pembuatan batik. Dalam proses pembuatan batik yang paling banyak menimbulkan pencemaran adalah proses basa, yaitu pengerjaan batik dalam larutan zat kimia dengan air sebagai mediumnya dan sebagai bahan pembantu yang terdiri dari kanji, minyak, lilin, soda (NaOH), deterjen, dan lain-lain. Berdasarkan survey pendahuluan bak-bak pengendap air limbahnya sebelum air limbah tersebut dibuang langsung ke badan air. Namun demikian pada bak-bak pengendap air limbah tersebut belum cukup mengatasi pencemaran yang ditimbulkan. Hal ini terbukti dengan adanya pemeriksaan awal warna air limbah batik sebesar 266 Pt-Co. Ada beberapa metoda yang dapat digunakan pada proses pengolahan limbah diantaranya metoda koagulasi, filtrasi elektrodekolorasi, dan absorpsi. Pada kajian ini metode absorpsi menggunakan karbon aktif dari cangkang biji karet dipilih sebagai salah satu metoda pengolahan limbah karena ekonomis dan bahan kimia yang tidak menimbulkan alergi atau ramah lingkungan. Produksi tanaman karet di Indonesia meningkat cukup signifikan. Pada tahun 2000 produksi karet indonesia sebesar 1,501 juta ton, dan pada tahun 2005 produksi karet sebesar 2,271 juta ton...(Budi, 2008). Dari perkebunan karet tersebut akan menghasilkan cangkang serta biji karet yang sangat banyak. Cangkang tersebut dapat digunakan sebagai pengganti tempurung kelapa untuk dijadikan sebagai karbon aktif. Karbon aktif dapat digunakan dalam berbagai jenis industri

Ring Kasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rwa

Citation preview

RingkasanBatik adalah salah satu warisan budaya asli bangsa indonesia yang telah diakui oleh badan dunia UNESCO. Oleh sebab itu keberadaannya wajib kita lestarikan. Semakin lama batik mulai banyak digemari oleh setiap kalangan karena motifnya yang beranekaragam dan makna yang terkandung dalam setiap motifnya.Tingkat kebutuhan akan batik semakin meningkat. Hal ini mendorong banyak pengusaha mendirikan industri pembuatan batik. Dalam proses pembuatan batik yang paling banyak menimbulkan pencemaran adalah proses basa, yaitu pengerjaan batik dalam larutan zat kimia dengan air sebagai mediumnya dan sebagai bahan pembantu yang terdiri dari kanji, minyak, lilin, soda (NaOH), deterjen, dan lain-lain.Berdasarkan survey pendahuluan bak-bak pengendap air limbahnya sebelum air limbah tersebut dibuang langsung ke badan air. Namun demikian pada bak-bak pengendap air limbah tersebut belum cukup mengatasi pencemaran yang ditimbulkan. Hal ini terbukti dengan adanya pemeriksaan awal warna air limbah batik sebesar 266 Pt-Co. Ada beberapa metoda yang dapat digunakan pada proses pengolahan limbah diantaranya metoda koagulasi, filtrasi elektrodekolorasi, dan absorpsi. Pada kajian ini metode absorpsi menggunakan karbon aktif dari cangkang biji karet dipilih sebagai salah satu metoda pengolahan limbah karena ekonomis dan bahan kimia yang tidak menimbulkan alergi atau ramah lingkungan. Produksi tanaman karet di Indonesia meningkat cukup signifikan. Pada tahun 2000 produksi karet indonesia sebesar 1,501 juta ton, dan pada tahun 2005 produksi karet sebesar 2,271 juta ton...(Budi, 2008). Dari perkebunan karet tersebut akan menghasilkan cangkang serta biji karet yang sangat banyak. Cangkang tersebut dapat digunakan sebagai pengganti tempurung kelapa untuk dijadikan sebagai karbon aktif. Karbon aktif dapat digunakan dalam berbagai jenis industri sebagai adsorben diantaranya untuk penanggulangan limbah batik di Indonesia.

1. PENDAHULUAN1.1. LatarBelakangDalam proses pembuatan batik yang paling banyakmenimbulkanpencemaranadalah proses basah, yaitupekerjaan batik dalamlarutanzatkimiadengan air sebagaimediumnyadansebagaibahanpembantu yang terdiridari kanji, minyak, lilin, soda (NaOH), deterjendan lain-lain. Berdasarkan survey pendahuluanbak-bakpengendap air limbahnyasebelum air limbahtersebutdibuanglangsungkebadan air.Namundemikianpadabak-bakpengendap air limbahtersebutbelumcukupmengatasipencemaran yang ditimbulkan.Hal initerbuktidenganadanyahasilpemeriksaanawalwarna air limbah batik sebesar 266 Pt-Co.

Industri batikdalam proses produksinyamenggunakanbeberapabahanpewarna, zatwarna yang biasadigunakanumumnyazatwarnasintetik, karenaharganyamurahdanmemberikanhasil yang lebihmemuaskan, tetapilimbah yang dihasilkanmasihberwarnadansulitterdegradasi, sehinggadapatmenggangguestetikamaupunpenetrasisinarmataharikedalambadan air yang padagilirannyaakanmenurunkankualitaslingkungan. Zatpewarnadapatditurunkanjumlahnyadalam air dengancarakombinasi proses elektrokimia, filtrasidanadsorbsidengankarbonaktif. Padakajianinimetodaadsorbsidengankarbonaktifdipilihsebagaisalahsatumetodapengolahanlimbahdansudahbanyakpenggunaannyakarenaekonomis, danbahankimia yang tidakmenimbulkanalergiatauramahlingkungan.

Arangaktifatauseringjugadisebutkarbonaktifadalahjeniskarbon yang memilikiluaspermukaan yang besar( 500 m2/g). Hal inidicapaidengan proses pengaktifankarbon, baiksevarakimiamaupunfisik. Pengaktifanjugabertujuanuntukmeningkatkankemampuanadsorpsikarbonaktif (Anonim 2011).Arangaktifdapatdigunakandalamberbagaijenis industry sebagaiadsorbendanuntukkegunaanlainnya.

Pembuatankarbonaktifbelumbanyakdilakukanpadahalpotensibahanbakubanyakdinegerikita. Tempurungkelapa, cangkangbijikaret, serbukgergaji, limbahpotongan-potongankayu, limbah industry CPO kelapasawit, sebagaibahanbakukarbonaktifsangatbesar, terlebihpotensipasar yang cukupmenjanjikan.

ProduksitanamankaretdiIndonesiasebesar 1,501 juta ton, danpadatahun 2005 produksikaret Indonesia sebesar 2,271 juta ton.Luas areal perkebunankaret di Sumatera Selatan hamper 1 jutahektar.Sekitar 900.000 ha adalahperkebunanrakyat, danselebihnyadikelolaolehperkebunanswasta.Saatini, 250.000 ha sedangdiremajakandengan rata-rata usianya 1 sampaidengan 3 tahun (Budi, 2008).

Dari perkebunankarettersebutakanmenghasilkancangkangsertabijikaret yang sangatbanyak. Cangkangtersebutdapatdigunakansebagaipenggantitempurungkelapauntukdijadikansebagaikarbonaktif.Menurutinformasi, bijikaretsebagianhanyadijadikanbibitdansebagian lain dibuangsedangkancangkangdaribijikarettersebutdianggapsebagailimbaholehsebagianpetani. Melihatkondisidilapanganbahwalimbahiniakanmeningkatdimasamendatangseiringdilakukannyapembukaanlahan-lahanbaruolehmasyarajatuntukperkebunankaret. Sehinggaperluadanya alternative carapenanggulanganlimbahtersebut. Dari berbagaiupayacarapenanggulanganlimbahinidapatdijadikankarbonaktif.

Karbonaktiftelahdiketahuimempunyaikemampuan yang sangatcepatdalammengadsorbsizatorganikmaupunanorganik.Zatorganik yang terkaitdalamlimbah batik adalahzatwarna, yang dalamhalinikarbonaktifdigunakanuntukmengadsorbsisebagianzatorganik yang telahterlarutdanmasihtersisadalam proses sebelumnya.

Denganpertimbangantersebut di atas, makapenurunanwarnamenjadititikpentingdalampembahasanpenelitianinidenganharapanakanmemberikangambarantentangpenurunanzatwarnadenganvariasiketebalan media karbonaktif.

Tujuanpercobaan :1. Menjelaskandanmendeskripsikanapa yang harusdilakukanterhadaplimbah industry pabrikdIndonesia2. Penjelasantentangkarbonaktifdaricangkangbijikaretsebagaisalahsatu alternative penganggulanganlimbah industry pabrik3. Memanfaatkandanmengolahcangkangbijikaret agar dapatmeningkatkannilaiekonomisdaricangkangtersebut.Manfaat1. Mengenalkantanamankaret2. Memberikansolusipadapermasalahan yang timbulpasca proses pengolahan batik khususnyamengenaipenanggulanganlimbah industry batik3. Pengenalanmengenaikarbonaktifdaricangkangbijikaretsebagaisolusipenanggulanganlimbah industry batik.Gagasan :