Upload
ario-wahyu
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
good
Citation preview
5/20/2018 Ring Kasan
1/3
RINGKASAN
HANGGARA DWIYUDHA NUGRAHA. 105040200111081. Kajian Potensi
Produktivitas Ubikayu (Manihot esculenta Crant.) di Kabupaten Pati.
dibawah bimbingan Dr. Ir. Agung Nugroho, MS. dan Dr. Ir. Agus Suryanto,MS.
Secara historis komoditas ubikayu mendapat anggapan negatif sehingga
hanya hal negatif yang kita tangkap dari ubikayu, misalnya: (1) Ubikayu adalah
tanaman yang toleran terhadap tekanan lingkungan sehingga ditanam dan
dibudidayakan pada agroekosistem sub-optimal, (2) Sebagai bahan pangan pokok,
ubikayu dikonsumsi pada masa paceklik ketika bahan pangan pokok beras sudah
tidak tersedia di dalam keluarga. Oleh karena itu ketika ketahanan pangan telah
mantab ubikayu menjadi tidak penting. Dengan status inferior tersebut maka
permintaan akan ubikayu sebagai bahan makanan pokok terus menurun.
Pengolahan dan pemanfaatan menjadi bahan pangan yang lebih mewahdiharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap ubikayu, (3) Ubikayu
sangat boros hara. Ketika dipanen, hara terangkut bersama umbi sehingga terjadi
pengurasan hara dari lahan bekas tanaman ubikayu. Oleh karena itu, tanaman ini
dianggap menguruskan tanah sehingga pengembangannya dibatasi. Persoalan
kemudian bukan dicari bagaimana memperbaiki kesuburan tanah, namun malah
menambah stigma negatif bagi pengembangan ubikayu, (4) Di bidang industri,
pengolahan ubikayu dinilai tidak bersih, dalam arti merusak lingkungan sehingga
pengembangannya juga dibatasi.
Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah penghasil ubikayu terbesar
di Jawa Tengah. Pada tahun 2011 kabupaten Pati berada pada peringkat ke dua
setelah kabupaten Wonogiri, dengan produksi total 538.337 ton (BPS Jateng,2012). Di Kabupaten Pati, Ubikayu merupakan salah satu produk unggulan. Salah
satunya sentra produksinya berada di desa Mojoagung, kecamatan Trangkil,
kabupaten Pati. Tanaman pokok yang paling banyak dibudidayakan di desa
Mojoagung adalah Tebu dan Ubikayu. Dari kedua komoditas tersebut dilakukan
crop rotation untuk mengatasi masalah kejenuhan tanah dan situasi harga pasar.
Kompetisi dengan komoditas tebu yang semakin tinggi, ketersediaan lahan yang
semakin terbatas dengan harga sewa Rp. 20.000.000 ha-1tahun-1, serta kebutuhan
tapioka dan ubikayu yang terus meningkat merupakan tantangan bagi petani
bagaimana caranya harus meningkatkan hasil produksi dengan kondisi tersebut.
Ketika produksi menurun, para produsen tapioka mendatangkan ubikayu dariberbagai kota untuk memenuhi permintaan konsumen antara lain : Malang,
Batang, Trenggalek, Blitar, dan kota lain yang menghasilkan ubikayu dalam
jumlah besar. Selain itu, dari pihak pemerintah daerah menganggap ubikayu
komoditas yang terpinggirkan karena ubikayu menyebabkan erosi dan berbagai
permasalahan lain. Produktivitas bruto ubikayu adalah 45 ton ha-1 dan
produktivitas netto sebesar 30 ton ha-1, dengan asumsi 150 kg dihitung 100 kg
oleh pabrik. Selain itu harga netto ubikayu per 1 kg sebesar Rp. 1.150.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari
permasalahan dan variasi teknik budidaya serta potensi tanaman ubikayu
(Manihot esculentaCrant.) di Kabupaten Pati.
5/20/2018 Ring Kasan
2/3
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d Mei 2014 di tiga wilayah
Kabupaten Pati yang ditentukan berdasarkan ketinggian tempat dan sentra
budidaya ubikayu. Penelitian ini menggunakan metode survei penjelasan
(explanatory research) melalui kuisioner dengan jawaban petani sebagai data
empiris untuk menguji hipotesis dan penjelasan hubungan beberapa variabel yangada. Jumlah responden ditentukan dengan metode Slovin. Analisis yang
digunakan ialah analisis deskriptif dan kuantitatif. Untuk analisis kuantitatif
diantaranya Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Uji R2 , uji F, uji t,
dan analisis R/C Ratio.
Dari hasil penelitian diperoleh sebuah persamaan regresi yang dapat
digunakan untuk memprediksi produktivitas ubikayu di Kabupaten Pati.
Persamaan tersebut adalah Y = 25,524 + 2,643X10,112X2+ 0,297X3+ 3,648X4
+ 0,614X5.Nilai konstanta sebesar 25,524 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
perubahan pada jarak tanam, sudut tanam, pemupukan, panjang stek, dan
kedalaman tanam maka hasil panen per hektarnya sebesar 25,524 ton. Koefisien
regresi pada X1adalah 2,643 menunjukkan bahwa penambahan jumlah populasidengan cara merapatkan jarak tanam akan menyebabkan produktivitas ubikayu
mengalami peningkatan sebesar 2,643 ton. Kemudian pada koefisien regresi X 2
adalah 0,112 menunjukkan bahwa semakin miring sudut tanam akan memberikan
dampak penurunan produktivitas ubikayu sebesar 0,112 ton. Selanjutnya koefisien
regresi X3 memiliki nilai sebesar 0,297 yang menunjukkan bahwa kombinasi
penggunaan pupuk memberikan pengaruh meningkatnya produktivitas ubikayu
sebesar 0,297 ton. Pada koefisien regresi X4 memiliki nilai sebesar 3,648
menunjukkan bahwa penggunaan panjang stek yang tepat akan memberikan
peningkatan produktivitas ubikayu sebesar 3,648 ton. Dan pada koefisien X5
adalah 0,614 menunjukkan bahwa penggunaan kedalaman tanam yang tepatmemberikan peningkatan produktivitas ubikayu sebesar 0,614 ton.
5/20/2018 Ring Kasan
3/3