11

Click here to load reader

ringkasan 7 halaman

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ringkasan 7 halaman

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan dengan sesama anggota

masyarakat lain pemakai bahasa itu. Kalimat yang benar haruslah memenuhi

persyaratan gramatikal yang artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat); memerhatikan ejaan yang disempurnakan, serta

cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang demikian

disebut kalimat efektif yang berarti kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan

atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima

dan dipahami oleh pendengar (penbaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan

apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis (Badudu, 1995).

Dilihat dari segi bentuk dan proses terjadinya, kalimat membentuk suatu

struktur atau pola yang terdiri dari atas unsur-unsur yang teratur. Kalimat efektif

memiliki dua persyaratan untuk menyusun kalimat efektif yaitu, 1) Syarat awal

dan 2) Syarat utama. Syarat awal meliputi dua hal yaitu :

1) Pemilihan Kata (Diksi)

Diksi membahas penggunaan kata, terutama pada soal kebenaran, kejelasan,

dan keefektifan.

Untuk menyusun kalimat efektif, dipilih kata yang memenuhi isoformisme,

yaitu kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau adanya

kesamaan struktur kognitif (Putrayasa, 2005).

Contohnya : Keluarga Ida Gede seminggu yang lalu ngaben.

Kalimat di atas hanya bisa dipahami oleh mereka yang mempunyai

pengalaman yang sama dengan penulisnya. Selain pemilihan kata-kata yang

isoformisme, hal yang harus diperhatikan yaitu:

A. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon

B. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi

C. Pemakaian Kata Umum dan Kata Khusus

D. Pemakaian Kata-kata atau Istilah Asing

E. Pemakaian Kata Abstrak dan Konkret

F. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian

G. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan, dan Slang

H. Bahasa Prokem

Page 2: ringkasan 7 halaman

2). Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi

ujaran dan bagaimana hubungan antara lambing-lambang itu (pemisahan dan

penggabungannya dalam suatu bahasa).

Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah :

a Penulisan Huruf

Dalam bahasa Indonesia yang disempurnakan, penulisan huruf

menyangkut dua masalah yaitu

1. Penulisan Huruf Besar atau Kapital

Kaidah penulisan huruf kapital adalah sebagai berikut.

(a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa

petikan langsung.

(b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,

termasuk kata ganti-Nya.

(c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan

bahasa.

(d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam

nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata

partikel.

2. penulisan huruf miring.

(a) Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat

kabar.

(b) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,

bagian kata, atau kelompok kata.

(c) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau

ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali disesuaikan

ejaannya.

b Penulisan Kata

Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan

pada turunan, imbuhan (awalan, sisipan atau akhiran) ditulis serangkai

dengan kata dasarnya. Jika gabungan kata, hanya mendapat awalan atau

Page 3: ringkasan 7 halaman

akhiran saja, awalan atau akhiran itu di tulis serangkaian dengan kata yang

bersangkutan saja. Jika gabungan kata seklaigus mendapat awalan dan

akhiran, bentuk kata turunannya itu harus dituliskan serangkaian.

c Penggunaan Tanda Baca

Pemakaian tanda baca dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan mencakup pengaturan :

1. tanda titik;

2. tanda koma;

3. tanda titik koma;

4. tanda titik dua;

5. tanda hubung;

6. tanda tanya;

7. tanda seru;

8. tanda kurung;

9. tanda garis miring;

10. tanda kurung siku;

11. tanda petik ganda;

12. tanda pisah;

13. Tanda elipsis;

14. Tanda petik tunggal;

15. Tanda ulang;

16. Tanda penyingkat.

Syarat utama kalimat efektif mencakup dua hal, antara lain :

1. struktur kalimat efektif

a. Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat antara lain Unsur wajib

adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat yaitu unsur subjek dan

predikat dan unsur takwajib adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada.

b. Struktur Kalimat Paralel

Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah

penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan

serial. Sementara itu, Sugono (2003) mengatakan bahwa, struktur paralel dapat

dilihat dari segi kesejajaran satuan dalam kalimat. Unsur pembentuk kalimat

seperti objek, dan sebagainya dapat disebut satuan. Contohnya:

Saya akan membeli roti, mentega, dan kacang.

S P O

Kesejajaran dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Kesejajaran Bentuk

b. Kesejajaran Makna

c. Kesejajaran Dalam Perincian Pilihan

Page 4: ringkasan 7 halaman

c. Struktur Kalimat Periodik

kalimat periodic yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih dahulu

dikemukakan kemudian muncul bagian intinya.Misalnya:

Oleh mahasiswa kemari jenazahnya yang busuk dikuburkan (O-K-S-P).

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

Kalimat Efektif mempunyai empat cirri yaitu :

1. Kesatuan (Unity)

Dalam penulisan sebuah kalimat, klaimat harus memiliki subjek

dan predicat. Contohnya :

Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.

2. Kehematan (Economy)

Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Untuk penghematan kata-

kata, hal-hak berikut perlu diperhatikan.

a mengulang subjek kalimat

- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai

memasuki ruangan.

Kalimat-kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan kata

mereka, sehingga menjadi:

- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki

ruangan.

b hiponim dihindarkan

- Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhum

ibu mereka.

Kalimat tersebut diperbaiki dengan menghilangkan kata warna,

sehingga menjadi:

- Kuning dan ungu adalah warna kesayangan almarhum ibu mereka.

c Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’

Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dapat dipakai untuk

menunjukkan arah, asal, sedangkan daripada berfungsi untuk

membandingkan sesuatu benda atau hal lainnya.

Contohnya: Pak Wawan berangkat dari bandung pukul 7.30.

Page 5: ringkasan 7 halaman

3. Penekanan (Emphasis)

Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada

kalimat, antara lain yaitu:

1) pemindahan letak frase

2) mengulang kata yang sama

Disamping dilakukan dengan dua hal yang disebutkan tadi,

penekanan dapat juga dilakukan dengan intonasi, partikel, kata keterangan,

kontras makna, pemindahan unsur, dan bentuk pasif (Chaer, 2000).

4. kevariasian (Variety)

Ciri kevariasian akan diperoleh jika kaliimat yangf satu

dibandingkan dengan kalimat yang lain. kemungkinan variasi kalimat

tersebut antara lain variasi dalam pembukaan kalimat, variasi dalam pola

kalimat, variasi dalam jenis kalimat, variasi bentuk aktif-pasif.

Disamping harus memenuhi persyaratan diksi atau pemilihan kata yang

tepat dan struktur yang baik, klaimat efektif juga harus memiliki daya nalar

(logika) yang baik.

Chaer (2000)mengatakan, bahwa kesalahan logika di dalam kalimat antara

lain karena kesalahan dalam:

1. Menarik Kesimpulan Umum

Kesimpulan umum adalah kesimpulan yang dibuat berdasarkan

fakta-fakta khusus. Contohnya: Ayam bertelur, itik bertelur, angsa

bertelur, merpati bertelur. Berdasarkan fakta tersebut dapat kita tarik

kesimpulan umum bahwa angsa adalah binatang yang bertelur.

2. Kesimpulan Khusus

Kesimpulan khusus adalah kesimpulan yang ditarik berdasarkan

suatu pernyataan umum dan khusus. Pernyataan yang bersifat umum (PU)

disebut premis mayor dan pernyataan bersifat khusus (PK) disebut premis

minor. Misalnya:

PU : Semua dokter tulisannya jelek.

PK : Ayah saya seorang dokter.

Jadi: Ayah saya tulisannya jelek.

Kesimpulan ini sah, logis, dan benar.

Page 6: ringkasan 7 halaman

3. Persamaan (Analogi)

Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan

menyampaikan atau memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta

khusus lainnya. Kesimpulan berdasarkan analogi ini seringkali

menyesatkan karena kedua fakta khusus yang diperbandingkan atau tidak

ada relevansinya.

4. Alasan (Argumentasi)

Alasan atau argumentasi adalah sesuatu yang diberikan untuk

membenarkan atau menguatkan suatu pendapat atau pendirian.

Contohnya : Lalu lintas di ibu kota sering kali macet karena banyak

pengemudi yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas.

Alasan banyak pengemudi tidak mematuhi peraturan lalu lintas,

yang diberikan untuk memperkuat pernyataan bahwa lalu lintas di ibu kota

seringkali macet bisa diterima.

Agar kalimat yang disusun dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara,

secara garis besar, ada tiga factor pendukung keefektifan kalimat yang harus

diperhatikan, yaitu :

1. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan

sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa Indonesia Indonesia

yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah

yang berlaku. Jadi bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang

penggunaannya sesuai pemakaiannya dan sesuai kaidah yang berlaku.

2. Bahasa Baku

Kaidah bahasa baku tersebut paling lengkap diperikan jika dibandingkan

dengan ragam bahasa lain. Ragam itu tidak hanya ditelaah dan diperikan,

tetapi juga diajarkan di sekolah. Fungsi dari ragam itu adalah sebagai tolok

ukur dalam menghasilkan nama bahasa baku atau bahasa standar baginya.

Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar

masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan

norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam baku mempunyai sifat-sifat

yaitu: kemantapan dinamis, cendikia, dan seragam.

Page 7: ringkasan 7 halaman

Selain itu adapun faktor penyebab ketidakefektifan kalimat yaitu :

1. Kontaminasi atau Kerancuan

Rancu artinya kacau, jadi kerancuan artinya kekacauan. Yang dirancukan

ialah susunan, perserangkaian, dan penggabungan.

2. Pleonasme

Pleonasme berarti pemakaian kata-kata yang berlebihan.

3. Ambiguitas atau Keambiguan

Kalimat ambigu adalah kalimat yang memiliki arti ganda

4. Ketidakjelasan Unsur Inti Kalimat

Kelengkapan unsur kalimat itu sekurang-kurangnya harus memenuhi dua

hal yaitu, subjek dan predikat.

5. Kemubaziran Preposisi dan Kata

Pemakaian kata depan (preposisi) yang tidak perlu.

6. Kesalahan Nalar

Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis.

7. Ketidaktepatan Bentuk Kata

Seperti kita ketehaui, bahwa awalan pe- tidak mendapat bunyi apabila

dilekatkan pada kata dasar berkonsonan /l/ atau /r/.

8. Ketidaktepatan Makna Kata

Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaiannya pun mungkin

tidak akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan dan salah tafsir.

9. Pengaruh Bahasa Daerah

Bahasa daerah yang belum berterima dalam bahasa Indonesia inilah yang

dapat menjadikan kalimat tersebut tidak efektif.

10. Pengaruh Bahasa Asing

Pengaruh sisi lain bahasa asing dapat mengganggu kaidah tata bahasa

Indonesia sehingga menimbulkan ketidakefektifan kalimat.

Kata baku adalah kata-kata yang menjadi acuan dalam pemakaian bahasa

karena kata baku tersebut sesuai dengan kaidah yang berlaku, pedoman ejaan

yang ditetapkan, serta memiliki karakteristik cendakian, kemantapan dinamis, dan

seragam. Sedangkan kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak memenuhi

karakteristik tersebut.