Upload
nur-anita-okaya
View
7.206
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE DI KALANGAN PELAJAROLVY MUTIARA HASELLA
Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPAUniversitas Lambung mangkurat
Abstrak Zaman sekarang ini, para pelajar sangat familiar dengan yang namanya smartphone, baik itu BlackBerry, Android, dan lainnya. Sebagian besar pelajar, pelajar Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas menggunakan smartphone sebagai alat komunikasi mereka. Bahkan banyak juga pelajar yang menggunakan lebih dari satu telepon seluler. Para pelajar cenderung menggunakan smartphone karena banyak alasan, seperti hanya ingin mengikuti trend, ataupun untuk menjadi aktif di media social seperti facebook, twitter, instagram, path, dan sebagainya. Dengan menggunakan smartphone, para pelajar dapat aktif di media social dengan mudah karena smartphone memiliki banyak fitur yang memfasilitasi para penggunanya untuk terhubung dengan internet lebih mudah, kapan saja, siapa saja, dan di mana saja. Smartphone tidak lagi digunakan sebagai alat komunikasi saja tetapi juga merupakan kebutuhan social dan pekerjaan. Beberapa aplikasi memfasilitasi pelajar untuk belajar bahasa inggris, seperti kamus, tata bahasainggris, dan sebagainya.
Kata Kunci: Smartphone
I. PENDAHULUAN
Zaman sekarang ini, para pelajar sangat familiar
dengan smartphone. Sebagian besar pelajar, baik itu pelajar
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah
Menengah Atas menggunakan smartphone sebagai alat
komunikasi mereka. Bahkan,beberapa pelajar menggunakan
lebih dari satu telepon seluler. Para pelajar cenderung
menggunakan smartphone karena banyak alasan, seperti
hanya ingin mengikuti trend, atau untuk menjadi lebih aktif di
media social seperti facebook, twitter, instagram,path, dan
sebagainya. Dengan menggunakan smartphone, para pelajar
dapat aktif di media social dengan mudah karena smartphone
memiliki banyak fitur yang memfasilitasi para penggunanya
untuk terhubung dengan internet lebih mudah, kapan saja, dan
di mana saja.
Smartphone adalah telepon yang memiliki kemampuan
seperti komputer, biasanya memiliki layar yan besar dan
system operasinya mampu menjalankan tujuan aplikasi-
aplikasi yang umum. Menurut Backer, smartphone adalah
telepon yang menyatukan kemampuan-kemampuan terdepan,
ini merupakan bentuk kemampuan dari Wireless Mobile
Device (WMD) yang dapat berfungsi seperti sebuah computer
dengan menawarkan fitur-fitur seperti Personal Digital
Asistant (PDA), akses internet, email, dan Global Positioning
System (GPS). Smartphone juga memiliki fungsi-fungsi
seperti kamera, video, MP3 Player, seperti telepon biasa.
Dengan kata lain, smartphone dapat dikategorikan sebagai
mini-komputer yang memiliki banyak fungsi.
Smartphone tidak lagi digunakan sebagai alat
komunikasi saja tetapi juga merupakan kebutuhan social dan
pekerjaan. Beberapa aplikasi memfasilitasi pelajar untuk
belajar bahasa Inggris, seperti kamus, tata bahasa Inggris, dan
sebagainya. Smartphone tentu saja memiliki dampak positif
dan negatif pada para pelajar. Ketika sesuatu memiliki efek
terhadap seseorang, itu dapat dikatakan sebagai dampak.
Sekarang ini, dapat dilihat bahwa penggunaan smartphone
telah mempengaruhi hidup masyarakat, termasuk para pelajar.
Oleh karena smartphone telah menjadi fenomena saat ini
sebagian besar pelajar menggunaka smartphone.
II. RINGKASAN
A. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu pengamatan yang
melibatkan suatu ciri tertentu, berupa perhitungan, angka atau
kuantitas. Penelitian kuantitatif ini didasarkan pada
perhitungan persentase, rata-rata, chi kuadrat, dan juga
perhitungan statistik lainnya [1].
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan [2].
B. Perumusan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif
Rumusan masalah beda dengan masalah. Jika masalah
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Terdapat kaitan erat antara masalah dan
rumusan masalah karena setiap rumusan masalah penelitian
didasarkan pada masalah [3].
Perumusan masalah biasanya menyertakan ruang lingkup
untuk membatasi masalah yang akan dicari pemecahannya.
Masalah yang akan dicari pemecahannya dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya (research question) yang tegas dan jelas.
Perumusan masalah ini berguna untuk memberikan petunjuk
agar dapat mencari jawaban permasalahan tersebut secara
empiris [3].
C. Variabel
Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek atau
sering juga sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang akan diteliti. Masalah sebaiknya mencerminkan
hubungan dua variabel atau lebih, karena pada prakteknya
peneliti akan mengkaji pengaruh antara variabel tertentu
terhadap variabel lainnya.Variabel adalah sesuatu yang bisa
kita ukur baik berupa pendapat, kepuasan, kinerja, dan lain
sebagainya yang sifatnya berubah-ubah [3].
Variabel itu, ada bermacam-macam. Variabel dapat dibagi
atas dua bagian yaitu:
1) Variabel bebas (Independent Variable): Biasa disebut
dengan variabel prediksi atau variabel yang sebenarnaya.
2) Variable terikat (Dependent Variable): Disebut juga
dengan variabel luaran atau variabel yang bukan sebenarnya.
Ditinjau dari sifatnya variabel dapat dibedakan menjadi
variabel kualitatif dan kuantitatif.
1) Variabel kualitatif: menunjukkan sifat kualitas dari obyek
yang menghasilkan data kualitatif melalui pengamatan. Dalam
menganalisis data kualitatif (yang berasal dari data kualitatif
ini), bila mana akan menggunakan metode statistika maka
data kualitatif tersebut harus dikuantitatifkan melalui cara
pemberian skor (skoring).
2) Variabel kuantitatif: menunjukkan sifat kuantitas, akan
menghasilkan data kuantitatif melalui cara pencacahan, atau
pengukuran, atau pemeriksaan laboratorium dan lain-lain,
yang bisa berupa data diskrit atau kontinyu dengan skala ukur
interval dan rasio.
Macam-macam data variabel:
1) Berdasarkan katagori (Categorical)
Binary/dichotomous yaitu variabel yang mempunyai dua
nilai kategori yang saling berlawanan. Contohnya murid
dan bukan murid, laki dan perempuan, dan sebagainya
Nominal/non-ordered polytomous. Misalnya, untuk
jenis kelamin laki-laki dengan kode (1) dan perempuan (2)
2) Ordinal: biasanya data ini diambil dari suatu penentuan
skala pada suatu individu. Contoh: Skala Likert yang
mengukur tingkat kepuasan mulai dari skala satu sangat puas
hingga skala lima sangat tidak puas (1=Sangat puas, 2=Puas,
4=Kurang puas, 5= Tidak puas, 6=sangat tidak puas).
3) Ukuran-Ukuran (Metric Variables)
Interval merupakan angka kuantitatif namun tidak
memiliki nilai nol mutlak.
Rasio hanya berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai
nol mutlak [3].
D. Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan atau
desain penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut
diperoleh melalui pengamatan, percobaan maupun
pengukuran gejala yang diteliti. Data-data yang dikumpulkan
merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti [3].
Pada dasarnya, data dapat dikelompokkan pada berbagai
macam jenis dan bagian.
1) Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari obyek
penelitian atau merupakan data yang berasal dari sumber asli
atau pertama. Pencarian data primer bisa dilakukan dengan
cara wawancara atau interview langsung dengan responden,
melalaui telepon, email dan sebagainya.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara
langsung dari objek penelitian, melainkan data yang berasal
dari sumber yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data
sekunder dapat kita kumpulkan dari perpustakaan,
perusahaan-perusahaan, dan sebagainya.
2) Jenis Data Berdasarkan Sumber Data
Data Internal
Menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi
secara internal. Misal: data keuangan, dan data pegawai.
Data Eksternal
Menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar
organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu
produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan.
3) Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya
Data Kuantitatif
Data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya
adalah tinggi badan, dan berat badan.
Data Kualitatif
Data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna. Contoh: anggapan para ahli terhadap
bencana alam yang terjadi di Indonesia.
4) Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
Data Diskrit
Data yang nilainya adalah bilangan asli. Contoh nilai mata
uang rupiah.
Data Kontinyu
Data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau
berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya
penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira.
5) Jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
Data Cross Section
Data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contoh: laporan
keuangan per 31 Desember 2006.
Data Time Series (Berkala)
Data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh: data
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika dari
tahun 2005 sampai 2006 [3].
E. Metode Observasi
Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mengetahui
perilaku masyarakat secara detail. Ada beberapa keunggulan
observasi jika dilakukan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian, antara lain adalah sebagai berikut:
1) Perilaku nonverbal: Observasi dianggap unggul dalam
penelitian survey, eksperimen, atau studi dokumen.
2) Metode survey yang lebih unggul: Metode ini lebih unggul
terutama dalam hal kemampuannya mengamati pendapat
orang akan suatu masalah. Hubungan sosial antar anggota
masyarakat di suatu tempat bisa diamati dengan observasi
3) Lingkungan alami: perilaku yang terjadi di masyarakat itu
benar-benar bersifat alami, tidak artifisial dan hasil rekayasa
tertentu.
Sementara itu observasi juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Kurang terkendali (lack of control): variabel-variabel lain
yang secara sengaja tidak dijadikan target penelitian, atau bisa
juga berupa variabel tersembunyi yang hanya masyarakat
tersebut yang ‘boleh’ tahu hanya sedikit saja yang bisa
diketahui oleh peneliti. Padahal variabel-variabel tersebut lah
yang mungkin lebih banyak pengaruhnya.
2) Sulit dikuantifikasikan: Pengukuran pada studi observasi
biasanya hanya didasarkan kepada persepsi kualitatif peneliti
dan bukannya didasarkan kepada kuantitas
3) Peneliti memberi skor terhadap pendapat yang diberikan.
4) Ukuran sampel kecil: Biasanya studi observasi
menggunakan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan
dengan pada studi survey [3].
F. Analisa Data Kuantitatif
Berikut adalah metode statistika yang umum digunakan dalam
penelitian kuantitatif:
1) Distribusi frekuensi
Distribusi frekuensi merupakan suatu distribusi atau tabel
frekuensi yang mengelompokkan data yang belum
terkelompokkan (ungroup data) ke dalam beberapa kelas,
sehingga menjadi data yang terkelompokkan (group data)3.
Distribusi frekuensi biasanya digunakan untuk memberikan
informasi yang menggambarkan keseluruhan sampel atau
populasi yang diteliti. Berdasarkan dari sifat datanya,
distribusi frekuensi diklasifikasikan menjadi dua yaitu
katagorikal dan numerik. Jika pengelompokkan klasifikasi
frekuensinya didasarkan pada keterangan yang bersifat
kualitatif seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lain
sebagainya, maka disebut dengan distribusi frekuensi
katagorikal.
JENIS KELAMIN JUMLAH PESERTA
PRIA 20
WANITA 30
JUMLAH 50
Gambar 2.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin
2) Cross-Tabulations
Cross-tabulation adalah sebuah teknik visual yang
memungkinkan peneliti menguji relasi antar variabel. Cross
tabulation ini juga berfungsi untuk memeberikan gambaran
tentang data yang dikumpulkan selama penelitian.
3) Korelasi
Korelasi merupakan suatu metode yang menggambarkan
hubungan diantara satu variabel dengan variabel lainnya.
Korelasi bertujuan mengukur kekuatan hubungan (asosiasi)
linier diantara dua variabel. Sebagai contoh kita ingin melihat
bagaimana hubungan antara lamanya waktu belajar dengan
nilai ujian yang didapatkan.
4) Regresi
Analisis regresi merupakan proses membuat fungsi atau
model matematis yang dapat digunakan untuk memprediksi
atau menentukan satu variabel dari variabel lainnya.
Analisis regresi sederhana biasanya melibatkan dua variabel
yaitu variabel terikat (dependent variable) yang merupakan
variabel yang akan diprediksi (y) serta variabel bebas
(explanatory variable atau independent variable) merupakan
variabel yang tidak dapat dimanipulasi. Persamaan garis
regresi sederhana bisa dirumuskan dengan formula sebagai
berikut: y = b0+ b1X y
dimana :
b0 = intercept sampel
b1 = slope sampel
Keduanya dicari dengan analisis kuadrat terkecil (least square
analysis) yang merupakan suatu proses dimana model regresi
dicari yang menghasilkan jumlah error kuadrat terkecil.
Analisis regresi berganda (multiple regression model)
merupakan analisis regresi yang mengkaji hubungan non
linear dan model regresi dengan lebih dari satu variabel bebas
atau analisis regresi dengan dua atau lebih variabel bebas atau
dengan sedikitnya satu prediktor non linear. Model regresi
berganda probabilistik dapat dirumuskan dengan formula
sebagai berikut:
y= β0+ β1X1+ β2X2 + β3X3 + ... + βkXk
Dimana:
k = banyaknya variabel bebas
β0 = konstanta regresi
βi = koefisien regresi parsial untuk variabel independen I;
menunjukkan bertambahnya y apabila variabel independen I
meningkat 1 unit dan variabel independen lainnya tidak
berubah.
X2 dapat berupa X12 (suku non linear dari x1)
5) Uji t (t-test)
Analisa t-test digunakan apabila kita ingin mengevaluasi
perbedaan antara efek. Analisa t-test (uji t) biasanya
digunakan untuk membandingkan dua kelompok dengan
menggunakan mean kelompok sebagai dasar perbandingan.
Uji t akan mengindikasikan apakah perbedaan antara kedua
kelompok tersebut signifikan secara statistik atau tidak.
Contohnya jika diambil tinggi badan mahasiswa Fasilkom
yang terbagi atas 10 orang mahasiswa putri dan 10 orang
mahasiswa putra, maka varians tinggi badan mahasiswa putra
dan putri harus dianggap sama.
6) Uji F (F-test)
Uji f berguna untuk menguji apakah populasi tempat sampel
diambil memiliki korelasi nol atau adanya relasi yang
signifikan antara variabel independent dengan variabel
dependent.
7) Uji z ( z test)
Uji z merupakan salah satu bentuk dari uji kenormalan dengan
besar sampel lebih dari 30. Kita bisa mengetahui atau
menghitung estimasi standar deviasi dari populasi dengan
melihat rata-rata sampelnya. Berikut ini merupakan
perhitungan statistik uji z :
Z =
8) Analisis Validitas
Untuk melakukan analisis validitas dapat digunakan metode
pearson product moment dengan syarat sampel yang diambil
bersifat normal (> 30) sedangkan bila sampel yang diambil
kecil (< 30) maka dapat digunakan metode spearman rank
correlation.
9) Analisis Reliabilitas
Untuk melakukan analisis reliabilitas dapat digunakan metode
Cronbach's Alpha. Jika koefisien yang didapat < 0.60, maka
instrumen penelitian tersebut reliable [3].
III. PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dampak tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah. Jenis desain dari riset yang saya lakukan
adalah penelitian studi kasus (case studies research).
Alasannya yaitu karena penelitian ini memusatkan perhatian
pada suatu kasus tertentu dengan menggunakan individu atau
kelompok sebagai bahan studinya. Kasus di sini adalah
dampak penggunaan smartphone di kalangan pelajar, baik
pelajar Sekolah Menengah Pertama maupun pelajar Sekolah
Menengah Atas.
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian ialah
pelajar Sekolah Menengah Pertama dan pelajar Sekolah
menengah Atas. Sampel yang terlibat dalam riset ini hanya
sebagian pelajar yang mewakili Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas yang menggunakan smartphone.
Peneliti memilih sampel ini karena meskipun subjek yang
diteliti relatif luas, namun variabel-variabel dan fokus yang
diteliti cukup sempit dimensinya. Metode sampel yang
digunakan yaitu metode pemilihan sampel non probabilitas
dengan teknik purposive sampling. Metode ini mengambil
sampel secara tidak acak untuk tujuan dan maksud tertentu
saja karena penelitian ini hanya memerlukan subjek yang
menggunakan smartphone tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang
dilakukan secara mendalam terhadap suatu organisme
(individu), gejala tertentu dengan subjek yang sempit. Data
yang terlibat pada penelitian antara pengguna, dan data hasil
wawancara informal. Tujuan penggunaan data yaitu untuk
mengetahui dampak penggunaan smartphone di kalangan
pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas.
Referensi
Anggita. N. Dampak Penggunaan BlackBerry.2013.http://anggita-nurlyn.blogspot.com/2013/05/dampak-penggunaan-blacberry-di.html?m=1 (diakses tanggal 18 Oktober 2013)
Choirunnisa. Dampak dan Pengaruh Bagi Pengguna Smartphone. 2012.http://chochoirunnisa.wordpress.com/2012/12/14/dampak-dan-pengaruh-bagi-pengguna-smartphone/(diakses tanggal 18 Oktober 2013
Forum keadilan. Pengguna Smartphone dapat menimbulkan dampak negative. 2012.http://forumkeadilan.com/read/2012/10/31/pengguna-smartphone-dapat-menimbulkan-dampak-negatif/(diakses tanggal 18 Oktober 2013)
Wulan. T. Pengaruh Smartphone. 2013.http://wulantarigan.blogspot.com/2013/04/karya-ilmiah-pengaruh-smartphone.html?m=1(diakses tanggal 18 Oktober 2013)