24
Ringkasan Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) Umum Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena laporan keuangan merupakan representasi keadaaan keuangan perusahaan yang akan menentukan langkah perusahaan selanjutnya.laporan keuangan yang sehat akan meyakinkan investor untuk menanamkan investasinya pada perusahaan kita. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Kebebasan dalam memilih metode ini, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam kaitannya dengan akuntansi dan laporan

Ringkasan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan

  • Upload
    alfikoo

  • View
    245

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ringkasan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan

Citation preview

Ringkasan Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) UmumLaporan KeuanganLaporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Laporan keuangan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena laporan keuangan merupakan representasi keadaaan keuangan perusahaan yang akan menentukan langkah perusahaan selanjutnya.laporan keuangan yang sehat akan meyakinkan investor untuk menanamkan investasinya pada perusahaan kita.Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Kebebasan dalam memilih metode ini, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam kaitannya dengan akuntansi dan laporan keuangannya. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan melalui pernyataan tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi megantisipasi semua kerugian (Watts, 2003). Karena laporan keuangan adalah dasar bagi kebanyakan upaya analistis tentang suatu usaha, pertama-tama kita harus mengerti sifat, cakupan, dan batasannya sebelum kita menggunakan data dan observasi yang diturunkan dari laporan itu untuk penilaian analisis kita. Laporan keuangan yang dibuat berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim, mencerminkan efek keputusan yang dibuat manajemen pada masa lalu maupun sekarang. Namun hal itu mengandung kemenduaan (ambiguity) yang besar. Laporan keuangan yang didasarkan pada prinsip akuntansi keuangan yang berusaha mencatat secara konsisten dan wajar setiap transaksi bisnis dengan menggunakan sistem biaya historis pada waktu transaksi terjadi dan prinsip penandingan pendapatan dengan biaya melalui akrual dan alokasi.prinsip-prinsip ini karena sifat dasarnya membuat laporan keuangan terbuka untuk beberapa interpretasi khusunya dari segi dampak ekonomi.Tujuan Laporan KeuanganLaporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: Aset; Liabilitas; Ekuitas; Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan Arus kas.Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Komponen Laporan Keuangan LengkapLaporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: Laporan posisi keuangan pada akhir periode; Laporan laba rugi komprehensif selama periode Laporan perubahan ekuitas selama periode; Laporan arus kas selama periode; Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan tingkat keutamaan yang sama.Karakteristik Umum Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAKLaporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Kelangsungan UsahaDalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.

Dasar AkrualEntitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Materialitas dan AgregasiEntitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak diperlukan untuk memberikan suatu pengungkapan khusus yang diminta oleh suatu PSAK jika informasi tersebut tidak material.

Saling HapusEntitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK. Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa.Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.

Frekuensi PelaporanEntitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:a. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; danb. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.

Informasi KomparatifInformasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

Konsistensi PenyajianPenyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:a. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; ataub. Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

Laporan Posisi KeuanganInformasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:a. Aset tetapb. Properti investasic. Aset tidak berwujudd. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h) dan (i))e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;f. Aset biolojikg. Persediaan;h. Piutang dagang dan piutang lainnyai. Kas dan setara kasj. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58k. Utang dagang dan terutang lainnyal. Kewajiban diestimasi liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l))m. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58p. Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; danq. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas. Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasfikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (laibilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (laibilitas jangka pendek). Pernyataan ini tidak mengatur susunan atau format penyajian pos-pos. Paragraf 52 menjelaskan daftar pos-pos yang berbeda berdasarkan sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian terpisah di dalam laporan posisi keuangan. Sebagai tambahan:a. Suatu pos disajikan terpisah jika ukuran, sifat atau fungsi dari pos tersebut atau agregasi pos-pos yang sama menyebabkan penyajian terpisah menjadi relevan untuk memahami laporan posisi keuangan entitasb. Penjelasan yang digunakan dan urutan dari pos-pos atau agregasi pos-pos yang sama dapat diubah sesuai dengan sifat entitas dan transaksinya, untuk memberikan informasi yang relevan dalam memahami posisi keuangan entitas. Misalnya, institusi keuangan mungkin mengubah penjelasan di atas dalam rangka memberikan informasi yang relevan mengenai operasi institusi keuangan.

Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka PanjangEntitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan paragraf 64-74, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas. Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan laibilitas yang menggabungkan jumlah yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan:a. Tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan; danb. Lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan

Aset LancarEntitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:a. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normalb. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;c. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; ataud. Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

Laibilitas Jangka PendekSuatu laibilitas diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek jika:a. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;b. Entitas memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; ataud. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian libilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.Entitas mengklasifikasi laibilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai laibilitas jangka panjang. Namun, entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka panjang bila pemberi pinjaman menyetujui pada akhir periode pelaporan untuk memberikan tenggang waktu pembayaran yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan, selama periode dimana entitas dapat memperbaiki pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian dan pemberi pinjaman tidak dapat meminta percepatan pembayaran segera.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan KeuanganEntitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan, sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas. Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, tergantung pada persyaratan SAK serta ukuran, sifat, dan fungsi dari jumlah dari masing-masing pos yang bersangkutan. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diuraikan pada paragraf 56 untuk menentukan dasar bagi subklasifikasi. Pengungkapan dapat berbeda untuk setiap pos, misalnya:a. Pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16b. Piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang,piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnyac. Persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan, ke dalam kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadid. Liabilitas diestimasi dipisahkan menjadi laibilitas diestimasi untuk imbalan kerja dan laibilitas diestimasi lainnya; dane. Ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal disetor, tambahan modal disetor dan cadangan.Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:a. Untuk setiap jenis sahamb. Jumlah saham modal dasarc. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak disetor penuhd. Nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominale. Rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;f. Hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;g. Saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau entitas asosiasi; danh. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau trust, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 77 (a), yang memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.

Laporan Laba Rugi KomprehensifEntitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode:a. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, ataub. Dalam bentuk dua laporan: laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode:a. pendapatan;b. biaya keuangan;c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;d. beban pajak;e. suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;f. laba rugi;g. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));h. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dani. total laba rugi komprehensif.

Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai alokasi laba rugi untuk periode:a. laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada: kepentingan non-pengendali; dan pemilik entitas indukb. total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada: kepentingan non-pengendali; dan pemilik entitas induk

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan sub jumlah lain dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas. Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Laba Rugi Selama PeriodeEntitas mengakui seluruh pos-pos pendapatan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain. Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos tertentu di luar laba rugi dalam periode berjalan. PSAK 25 menentukan dua kondisi tersebut: koreksi kesalahan dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. SAK lainnya mensyaratkan atau memperkenankan suatu komponen pendapatan komprehensif lain yang memenuhi definisi pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dikeluarkan dari laba rugi (lihat paragraf 5).

Pendapatan Komprehensif Lain Selama PeriodeEntitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan. Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain: jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait dengan komponen tersebut.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau Catatan atas Laporan KeuanganKetika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:(a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan tersebut;(b) restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi;(c) pelepasan aset tetap;(d) pelepasan investasi;(e) operasi yang dihentikan;(f) penyelesaian litigasi; dan(g) pembalikan laibilitas diestimasi lain.Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan. Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis pada paragraf 97 pada laporan laba rugi komprehensif atau pada laporan laba rugi terpisah (jika disajikan). Beban disubklasifikasikan menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang dapat berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat memprediksi. Analisis ini diberikan dalam satu dari dua bentuk. Bentuk pertama analisis ini adalah metode "sifat beban". Entitas mengabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (misalnya, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.

Bentuk kedua analisis ini adalah metode "fungsi beban" atau "biaya penjualan" dan mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif. Sekurang-kurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan metode ini secara terpisah dari beban-beban lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban.

Laporan Perubahan EkuitasEntitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: (a) total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;(b) untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25;(c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: laba rugi; masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnyasebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen per saham.

Laporan Arus KasInformasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2 mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.Catatan atas Laporan Keuangan StrukturCatatan atas laporan keuangan:(a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115 122;(b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan(c) memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya:(a) pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK (lihat par 14);(b) ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan (lihat par 115);(c) informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masingmasing pos; dan(d) pengungkapan lainnya, termasuk: liabilitas kontijensi (lihat PSAK 57) dan komitmen kontraktual yang belum diakui; dan pengungkapan informasi nonkeuangan, seperti tujuan manajemen risiko keuangan dan kebijakan entitas. (lihat PSAK 31).

Entitas dapat menyajikan catatan atas laporan keuangan yang memberikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu sebagai bagian yang terpisah dalam laporan keuangan.

Pengungkapan Kebijakan AkuntansiEntitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan;(b) kebijakan akuntansi lainnya yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.Hal yang penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna mengenai dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya perolehan kini, nilai realisasi neto, nilai wajar atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali) karena dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan memengaruhi analisis pengguna secara signifikan. Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran dalam laporan keuangan, misalnya ketika suatu kelompok aset direvaluasi, maka hal tersebut adalah memadai dengan memberikan suatu indikasi untuk setiap kelompok aset dan laibilitas yang mana setiap dasar pengukuran diterapkan. Dalam memutuskan apakah kebijakan akuntansi tertentu diungkapkan, manajemen mempertimbangkan apakah pengungkapan tersebut akan membantu pengguna untuk memahami bagaimana transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya tercermin laporan kinerja keuangan dan posisi keuangan yang dilaporkan. Pengungkapan kebijakan akuntansi tertentu bermanfaat bagi pengguna terutama ketika kebijakan akuntansi tersebut dipilih dari beberapa alternatif yang diperkenankan dalam SAK. Misalnya pengungkapan apakah venture mengakui bagian partisipasinya dalam entitas yang dikendalikan secara bersama dengan menggunakan konsolidasi proporsional atau metode ekuitas (lihat PSAK 12). Beberapa SAK secara khusus mensyaratkan pengungkapan kebijakan akuntansi tertentu, termasuk pilihan yang dibuat oleh manajemen di antara kebijakan akuntansi berbeda yang diperkenankan. Misalnya, PSAK 16 (Revisi 2007) mensyaratkan pengungkapan dasar pengukuran yang digunakan untuk mengelompokkan aset tetap.Suatu kebijakan akuntansi mungkin menjadi signifikan karena sifat kegiatan operasi entitas meskipun jumlah pada periode berjalan dan periode sebelumnya tidak material. Entitas juga dapat mengungkapkan setiap kebijakan akuntansi yang tidak secara khusus disyaratkan oleh SAK tetapi entitas memilih dan menerapkannya sesuai dengan PSAK 25.Entitas mengungkapkan, dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau catatan atas laporan keuangan lainnya, pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam estimasi (lihat paragraf 123)) yang telah dibuat manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen membuat berbagai pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam estimasi) yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Misalnya, manajemen membuat pertimbangan dalammenentukan :(a) apakah aset keuangan merupakan investasi yang dikategorikan sebagai "dimiliki hingga jatuh tempo";(b) kapan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan aset keuangan dan aset sewa akan dialihkan kepada entitas lain;(c) apakah secara substansi penjualan produk tertentu merupakan perjanjian pembiayaan dan dengan demikan tidak meningkatkan pendapatan; dan(d) apakah substansi hubungan antara entitas dan entitas bertujuan khusus menunjukkan bahwa entitas tersebut mengendalikan entitas bertujuan khusus.