Upload
vuongthuy
View
227
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA
Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
2014
1www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
KATA PENGANTAR
Peningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat
yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.
PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis
peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kota mitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program
ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand
side) di sektor pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Pada tahun ketiga Program
Kinerja menambah 4 kabupaten/kota lagi di Provinsi Papua yang bekerja khusus di sektor kesehatan.
Di bidang Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), Program KINERJA mendorong pemerintah daerah
agar menyediakan dana yang cukup bagi sekolah-sekolah agar dapat menyelenggarakan kegiatannya
untuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional
pendidikan (SNP). Di hampir semua daerah dana yang diperoleh sekolah dari pemerintah pusat melalui
program Bantuan Opersional Sekolah (BOS) tidak mencukupi dan masih ada kesenjangan pembiayaan
operasional. KINERJA juga mendorong munculnya kebijakan di tingkat kabupaten/kota agar proses penghitungan
kesenjangan pembiayaan sekolah yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan dapat diadopsi dan
disebarluaskan ke daerah-daerah lainnya.
Mengingat praktik-praktik penghitungan BOSP yang dilaksanakan KINERJA bersama pemerintah daerah mitra
merupakan pendekatan yang relatif baru dengan intervensi sisi penyedia layanan dan pengguna layanan
secara bersamaan, maka untuk lebih memudahkan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan
dalam menerapkannya maka diperlukan sebuah modul yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelatihan,
pendampingan, dan pelaksanaannya.
Diharapkan modul ini dapat membantu pemerintah daerah yang ingin memperkenalkan dan menerapkan
BOSP dengan pendekatan KINERJA di daerahnya. Untuk membantu pemerintah daerah dalam proses dan
teknis penerapan pendekatan ini, modul ini juga memuat daftar organisasi yang selama ini membantu KINERJA
dan kabupaten/kota mitra dalam penerapan BOSP.
Jakarta, Januari 2014
2 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 2RINGKASAN EKSEKUTIF 3Tujuan dan Keberhasilan KINERJA 3Rekomendasi kepada para Pimpinan Daerah 5Rekomendasi kepada para Calon OMP 5Rekomendasi kepada para Penyedia Pelatihan 6
BAB 1 PENDEKATAN KINERJA 7Pendekatan Umum Proyek KINERJA 7Prinsip-prinsip Tata Kelola Sektor Pendidikan 8Prinsip dalam Tata Kelola BOSP 9
BAB 2 PENGALAMAN KINERJA DALAM TATA KELOLA BOSP 10Situasi yang dihadapi di daerah 10Bagaimana KINERJA memulai inisiatif 11Proses kerja 12
BAB 3 MENGATASI TANTANGAN DAN MENCAPAI SUKSES 15Tantangan 15Keberhasilan Program 15
BAB 4 REKOMENDASI UNTUK REPLIKASI 19Rekomendasi kepada daerah lain yang ingin untuk replikasi pendekatan BOSP 19Rekomendasi untuk OMP 20Rekomendasi untuk Para Penyedia Latihan 20DAFTAR LAMPIRAN 23
3www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Tujuan dan Keberhasilan KINERJA
1. Tujuan Umum Program KINERJA
KINERJA merupakan program yang bertujuan membantu pemerintah daerah meningkatkan tata kelola dalam
penyediaan layanan publik di Indonesia. Program KINERJA bekerja di sedikit daerah, hanya di enam dari lima
ratusan daerah di Indonesia. Program ini sebagai contoh praktik yang baik diharapkan dapat diterapkan dan
disempurnakan lagi di daerah-daerah lain. Oleh karena itu, dokumen ini ditujukan kepada para pengambil
keputusan yang berminat menerapkan dan menyempurnakan pendekatan KINERJA di daerah mereka. Buku
ini dari “Seri Pembelajaran USAID-KINERJA” menguraikan pembelajaran dari KINERJA dalam penerapan
BOSP di mana prinsip, pelajaran dan rekomendasi di angkat untuk memfasilitasi daerah lain yang ingin
mengadopsi pendekatan-pendekatan kinerja dalam melaksanakan program BOSP.
KINERJA bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik yang difokuskan pada tiga sektor, yakni pendidikan
dasar, kesehatan dasar, dan iklim usaha. Di sektor pendidikan KINERJA memusatkan perhatian pada tiga
paket, yakni tata kelola distribusi guru proporsional (DGP), penghitungan dan tata kelola biaya operasional
satuan pendidikan (BOSP), dan manajemen berbasis sekolah (MBS). Paket DGP dan BOSP lebih ditujukan
pada tata kelola di tingkat SKPD. Sedangkan MBS lebih diarahkan pada tingkat sekolah demi peningkatan
pelayanan sekolah melalui perencanaan yang berorientasi berbasis data, evaluasi diri sekolah, dan hasil survei
pengaduan. Ketiga paket tersebut dilaksanakan dengan pendekatan transparansi, akuntabilitas, partisipatif,
dan responsif.
Di sektor kesehatan KINERJA memusatkan perhatian pada kesehatan ibu dan anak (KIA), terutama persalinan
aman dan ASI eksklusif. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari paket kesehatan yang mencakup
perbaikan akuntabilitas puskesmas dengan cara melibatkan forum multi-pemangku kepentingan dalam
perencanaan dan penganggaran partisipatif, melaksanakan survei pengaduan, membuat janji perbaikan
pelayanan antara warga negara dan pemerintah dan meningkatkan manajemen puskesmas untuk memastikan
pelayanan publik yang diberikan berkualitas tinggi. Di Papua, paket kesehatan fokus pada tata kelola
penguatan sistem kesehatan untuk KIA, HIV/AIDS, dan Tubercolusis (TB).
Di sektor iklim usaha yang baik KINERJA memusatkan perhatian pada perbaikan perizinan usaha dibawah
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan cara membuat kebijakan berbasis bukti dan meningkatkan dialog
pemerintah dan swasta serta menguatkan pengawasan dari masyarakat publik. Beberapa contoh bantuan iklim
usaha yang baik adalah pembentukan PTSP di kabupaten/kota, studi partisipatif mendalam, fasilitasi dialog
pemerintah dan swasta, dan bantuan teknis untuk menyusun rancangan peraturan baru.
4 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
2. Lokasi Program KINERJA
KINERJA bekerja di 24 kabupaten/kota di 5 provinsi, yakni:
1. Provinsi Aceh: Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Bener Meriah, Simeulue, danKota Banda Aceh.
2. Provinsi Jawa Timur: Kabupaten Bondowoso, Jember, Probolinggo. Tulungagung, dan Kota Probolinggo.
3. Provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Barru, Bulukumba, Luwu, Luwu Utara, dan Kota Makassar.
4. Provinsi Kalimantan Barat: Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, Melawi, Sambas, dan Sekadau
5. Provinsi Papua: Jayapura, Jayawijaya, Mimika, dan Kota Jayapura.
Berdasarkan pilihannya sendiri, tiga daerah menerima bantuan KINERJA untuk menyusun BOSP, yakni
Kabupaten Bululumba, Kota Banda Aceh, dan Kabupaten Simeulue.
3. Keberhasilan Program BOSP
Pada tahun ini KINERJA bersama organisasi mitra pelaksana dan MSF mendorong pemerintah daerah untuk
menggunakan formula yang memperhitungkan besar kecilnya sekolah dalam menentukan alokasi dana
penunjuang pendidikan. Hasil-hasil yang telah dicapai adalah sebagai berikut:
• Ketigakabupaten/kotamitraKINERJAtelahmenyelesaikanpenghitunganBOSPsecaratransparandan
partisipatif dengan melibatkan forum multi stakeholder.
• KabupatenBulukumbasudahmengalokasiBOSDAsesuaihasilpenghitunganBOSPsejaktahun2012dan
berlanjut hingga tahun 2014 ini.
• KabupatenSimeuluesudahmulaimengalokasidanatambahansejak2011walaupunbelummenutup
secara penuh kesenjangan pembiayaan sekolah. Namun pemerintah daerah sudah berkomitmen untuk
memenuhi seluruh kebutuhan pembiayaan sekolah di tingkat SD dan SMP pada 2014.
Kita tahu anggaran di daerah tidak besar. Jadi BOSP telah memberikan kita arahan meskipun kita akui bahwa masih ada kekurangan dalam pemenuhannya,
tapi paling tidak pencapaiannya sudah luar biasa”
Ras Manudin Rahamin, Ketua Komisi D, DPRK Simeulue, Aceh
5www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
• SamahalnyadenganKabupatenSimeulue,pemerintahKotaBandaAcehjugasudahmulaimengalokasi
dana tambahan sejak 2011.
“Program BOSP merupakan hal yang sangat penting sehingga kita mengetahui dengan pasti berapa dana yang sesungguhnya dibutuhkan setiap sekolah.
Dari situ kita bisa merencanakan pemenuhannya kalau belum cukup dari dana BOS.”
Zulfata, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan SDM, Bappeda Kabupaten Simeulue, Aceh
Rekomendasi kepada para Pimpinan Daerah
Program BOSP yang dilaksanakan Pemerintah Daerah bersama Forum Multi Stakeholder dengan dukungan
dari KINERJA menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan telah membawa hasil dan perubahan,
sebagaimana disampaikan di atas. Rekomendasi pertama KINERJA kepada pimpinan daerah lain, khususnya
daerah dengan anggaran terbatas dan/atau kesenjangan diantara sekolah yang maju dan sekolah yang
ketinggalan, adalah untuk belajar dari pengalaman KINERJA, dan dari pengalaman itu menghitung BOSP dan
mengintegrasikan hasilnya dalam penyusunan APBD.
Berdasarkan pengalaman tersebut, ada beberapa rekomendasi lain untuk Pemerintah Daerah, yakni (a)
diperlukan komitmen yang tinggi dari Bupati/Walikota, DPRD dan Dinas Pendidikan untuk melaksanakan
program BOSP, (b) setiap kebijakan hendaknya berorientasi pada pelayanan publik, (c) melibatkan masyarakat
atau forum-forum multi stakeholder dalam penyelengaraan tata kelola BOSP, (d) mendayagunakan staf dan
struktur organisasi yang ada tanpa perlu membentuk unit organisasi baru, (e) berkoordinasi dengan instansi-
instansi pemerintah daerah terkait, (f) menetapkan indikator KINERJA dan pengukuruan keberhasilan program,
dan (g) mengadopsi pendekatan KINERJA dan menggunakan bahan-bahan yang telah dibuat oleh KINERJA.
Rekomendasi kepada para Calon OMP
Organisasi-organisasi mitra pelaksana KINERJA telah banyak membantu pemerintah daerah dan forum
multi stakeholder dalam melaksanakan program BOSP. Ke depan ada beberapa rekomendasi yang bisa
dipertimbangkan oleh OMP dalam upaya melanjutkan perannya, yakni (a) selalu mengintegrasikan aspek tata
kelola (governance) dalam setiap kegiatan penguatan dan pendampingan dengan melibatkan masyarakat atau
6 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
forum-forum multi stakeholder, (b) tetap berorientasi pada hasil, tidak sekadar memenuhi jadwal kegiatan dan
jumlah peserta, (c) bertindak sebagai advisor yang berperan lebih pada memberi stimulus daripada sebagai
pegawai yang melaksanakan program, dan (d) menggunakan modul-modul yang dikekmbangkan KINERJA
untuk penguatan kapasitas OMP sendiri maupun penguatan pemerintah daerah dan forum multi stakeholder.
Rekomendasi kepada para Penyedia Pelatihan
Penyedia pelatihan bisa berupa lembaga-lembaga pendidikan seperti universitas, lembaga swasta khusus
pelatihan dan Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pemerintah yang secara periodik menyelenggarakan
latihan untuk pegawai negeri sipil (PNS). Direkomendasi agar lembaga-lembaga tersebut memasukkan
pendekatan-pendekatan KINERJA dalam Kurikulum Diklat yang meliputi antara lain (a) tata kelola yang
melibatkan masyarakat sebagai pengguna layanan publik, (b) lebih berorientasi pada peningkatan ketrampilan
dan tidak sekadar peningkatan pengetahuan dan pemahaman, (c) mengadopsi sebagian modul yang
dikembangkan KINERJA.
7www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
BAB 1 PENDEKATAN KINERJA
Pendekatan Umum Proyek KINERJA
KINERJA bekerja untuk menguatkan sisi penyediaan dan permintaan pelayanan publik yang lebih baik di
bidang kesehatan, pendidikan dan iklim usaha yang baik.
KINERJA bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi kesenjangan penyediaan pelayanan publik
di bidang kesehatan, pendidikan, dan iklim usaha yang baik.
Melalui insentif yang lebih baik, inovasi yang lebih luas, dan lebih banyak jenis replikasi, pemerintah daerah
di Indonesia diharapkan mampu menyediakan layanan yang lebih murah dan lebih baik serta lebih responsif
terhadap kebutuhan dan permintaan warga negara/pengguna layanan.
Salah satu aspek kunci pendekatan KINERJA adalah keterlibatan masyarakat, organisasi masyarakat sipil
(LSM), dan media lokal untuk mendorong pelayanan publik yang lebih baik dan pemberian bantuan teknis
kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
KINERJA berkerjasama organisasi mitra pelaksana (OMP) yang juga menerima pelatihan peningkatan
kapasitas dari KINERJA. Beberapa contoh strategi untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan
masyarakat adalah:
1. Mendukung pelaksanaan kebijakan berdasarkan kondisi empiris melalui analisa bantuan, seperti Analisa
Anggaran Daerah dan Analisa Bantuan Operasional Satuan Pendidikan;
2. Membentuk forum multi-pemangku kepentingan untuk menciptakan kemitraan antara pemerintah dan
masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran yang partisipastif;
3. Melibatkan masyarakat untuk mengawasi penyediaan pelayanan publik melalui mekanisme penanganan
pengaduan dan janji perbaikan pelayanan; serta
4. Mendukung pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID), media lokal, dan jurnalis warga untuk
menyediakan akses terhadap informasi publik dan meningkatkan permintaan terhadap penyediaan
pelayanan publik yang lebih baik.
8 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
Intervensi program KINERJA berada di tiga area, yakni:
1. Meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan. Menguatkan pengguna layanan yang lebih baik;
2. Meningkatkan praktik inovasi yang sudah ada dan mendukung pemerintah daerah untuk menguji dan
mengadopsi pendekatan penyediaan pelayanan pendidikan yang menjanjikan;
3. Memperluas inovasi yang sudah dianggap berhasil di tingkat nasional dan mendukung organisasi di
Indonesia untuk menyediakan dan menyebarluaskan pelayanan yang lebih baik kepada pemerintah daerah.
Dengan bekerja di sisi penyedia dan dan pengguna layanan, maka pendekatan yang digunakan KINERJA
dalam melaksanakan program-programnya adalah transparansi, akuntablitas, partisipatif, dan responsif.
Prinsip-prinsip Tata Kelola Sektor Pendidikan
KINERJA percaya bahwa landasan bagi masa depan Indonesia adalah di bidang pendidikan. Empat pilar
pendidikan adalah; (a) pendanaan (b) ketersediaan guru (c) manajemen sekolah yang efektif dan (d)
peningkatan standar pendidikan. Program KINERJA mendukung setiap pilar tersebut.
Di sektor pendidikan, KINERJA melaksanakan program-program BOSP, DGP (Distribusi Guru Proporsional),
dan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) di 17 kabupaten/kota di empat provinsi (Aceh, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan). Program sektor pendidikan ini dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
umum sebagai berikut:
• Keikutsertaaninstansi-instansiterkait.Program-programdisektorpendidikantidaksemata-mata
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, melainkan menyangkut beberapa instansi pemerintah daerah
lainnya seperti Bappeda, Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Bagian Keuangan, Bagian Hukum, dan
Badan Kepegawaian Daerah. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program-program sektor pendidikan,
keterlibatan instansi-instansi tersebut sangat penting.
• Keikutsertaanforummultistakeholder.Darisisipenggunapelayanan,keterlibatanmasyarakatsangat
diperlukan karena masyarakat mempunyai kewajiban untuk ikutserta dalam penyelengaraan pendidikan
sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan. Dengan keterlibatan masyarakat, program-
program sektor pendidikan dapat dilaksanakan secara tranparan dan akuntabel.
• Berkelanjutan.Semuapendekatanprogramsektorpendidikanharusdapatberlangsungterussecara
berkesinambungan. Hal ini hanya dapat terlaksana ketika manfaat program-program pendidikan dapat
dirasakan oleh masyarakat dan pelaksanaannya terus dikawal, tidak saja oleh pemerintah daerah tetapi
juga oleh masyarakat melalui forum-forum multi stakeholder.
9www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
Prinsip dalam Tata Kelola BOSP
Selain prinsip-prinsip umum tata kelola pendidikan di atas, tata kelola BOSP dilaksanakan dengan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan dan monitoring alokasi dana ke sekolah diperlukan agar pelaksanaan program BOSP dapat
tepat sasaran dan dapat terus disempurnakan.
2. Penghitungan BOSP berdasarkan kebutuhan sekolah, bukan hanya apa yang diinginkan kepala sekolah
atau guru serta menampung aspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat.
3. Penghitungan BOSP menggunakan data yang valid dan mutakhir. Untuk itu manajemen data di Dinas
Pendidikan dan sekolah menjadi persyaratan utama.
4. Memuat capaian SPP, SPM dan SNP sehingga pembiayaan sekolah lebih diarahkan pada peningkatan
pelayanan publik, pemenuhan standar pelayanan minimal, dan pencapaian mutu pendidikan yang lebih
tinggi.
5. Didasarkan pada regulasi daerah (Peraturan Bupati/Walikota). Hal ini diperlukan untuk menjamin program
BOSP dapat berlangsung terus secara berkesinambungan.
6. Penanganan setiap pengaduan masyarakat agar pengaduan dengan aspek keuangan sekolah menjadi
sumber perbaikan alokasi dana.
7. Keberlanjutan program setiap tahunnya untuk memenuhi kesenjangan pembiayaan sekolah yang
berpotensi meningkat sesuai kebutuhan pencapaian standar.
10 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
Situasi yang dihadapi di daerah
Banyak daerah yang meluncurkan program pendidikan gratis tanpa mengetahui dengan pasti jumlah dana
yang dibutuhkan sekolah untuk menyelenggarakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pencapaian
standar pelayanan minimal yang diamanatkan oleh peraturan perundangan. Itulah sebabnya diperkirakan
sekitar 70% sekolah belum mencapai standar pelayanan minimal tersebut.
Bagi sekolah-sekolah yang dana operasionalnya tidak
mencukupi, pernyataan sekolah gratis menyulitkan dalam
upaya memperoleh dukungan dana dari sumber-sumber lain.
Masyarakat beranggapan bahwa dengan program sekolah gratis
pemerintah (pusat maupun daerah) telah mampu memenuhi
seluruh kebutuhan pembiayaan sekolah.
Pada kenyataannya tidaklah demikian. Sebagai contoh,
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meluncurkan program
pendidikan gratis dengan mengalokasi dana sebesar Rp48.000
per siswa per tahun untuk sekolah dasar. Padahal jumlah itu
belum mampu menutup kesenjangan pembiayaan sekolah, yang
dari hasil penghitungan biaya operasional satuan pendidikan,
membutuhkan total biaya Rp837.000 per siswa per tahun.
Setelah dikurangi dana dari BOS (Rp580.000) dan pemerintah provinsi, masih ada kesenjangan sebesar
Rp209.222.
Dengan demikian, pengitungan BOSP menjadi besar manfaatnya.
BAB 2 PENGALAMAN KINERJA DALAM TATA KELOLA BOSP
11www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
Bagaimana KINERJA memulai inisiatif
1. Komitmen Kepala Daerah, DPRD, dan Stakeholders
Kabupaten/kota mitra KINERJA memulai inisiatif untuk melaksanakan program BOSP dengan diskusi intensif
dengan KINERJA. Beberapa daerahakui pentingnya manfaat dari penghitungan BOSP yang lebih sistematis
dan menyepakati pelaksanaan program kerjasama melalui penandatanganan kesepakatan (memorandum of
understanding) antara Bupati/Walikota dengan KINERJA.
Diskusi-diskusi juga dilaksanakan dengan DPRD, khususnya dengan Komisi yang membidangi pendidikan dan
anggaran. Diskusi ini sangat penting untuk mencapai kesepahaman antara pihak eksekutif bidang pendidikan
dan legislatif bidang pendidikan supaya ada champion di dua belah pihak untuk menterjemahkan penghitungan
BOSP menjadi program dan anggaran sekolah yang adil dan cukup dalam APBD.
Selain dengan para penyelenggara negara, diskusi juga dilaksanakan dengan tokoh-tokoh masyarakat,
khususnya pemimpin lembaga-lembaga non pemerintah. Keterlibatan masyarakat dalam penghitungan BOSP
dan dalam promosi BOSP yang lebih adil dan cukup menjadi landasan sehingga tata kelola BOSP dapat
dilaksanakan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel.
Pengalaman KINERJA menunjukkan bahwa program ini hanya dapat dilaksanakan karena ada komitmen
yang kuat dari pembuat kebijakan, terutama Kepala Daerah dan Kepala Dinas Pendidikan serta instansi terkait
lainnya termasuk DPRD dan masyarakat.
Komitmen ini ditunjukkan dengan penerbitan Peraturan Bupati/Walikota tentang Dana Bantuan Operasional
Sekolah (di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Simelue disebut dengan Dana Penunjang Pendidikan) berikut
petunjuk teknis serta alokasi dana yang dimuat dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran
di tingkat kabupaten/kota (APBD) dan Dinas Pendidikan, yakni Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Naskah akademis Peraturan Walikota Banda
Aceh dilampirkan.
2. Pengaturan Pekerjaan
Di tingkat kabupaten/kota KINERJA memulai programnya dengan merekrut tenaga spesialis di bidang
pelayanan publik yang disebut dengan LPSS (Local Public Service Specialist). Tugas utamanya adalah
mengkoordinir program bersama pemerintah daerah, forum multi stakeholder (MSF), dan organisasi mitra
pelaksana (OMP). Selain itu spesialis juga bertanggungjawab atas penjaminan mutu pelaksanaan program.
12 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
Program BOSP dilfasiltasi oleh OMP yang bekerja secara penuh dalam melaksanakan lokakarya-lokakarya
dan pendampingan untuk pemerintah daerah dan forum multi stakeholder. Untuk program BOSP, KINERJA
bekerjasama dengan dua OMP, yakni:
• LembagaPelatihandanKonsultasiInovasiPendidikan(LPKIPI)yangbekerjadiKabupatenBulukumba,
Sulawesi Selatan.
• GERAKyangbekerjadiKotaBandaAcehdanKabupatenSimeulue,Aceh.
OMP selalu berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah melalui suatu Tim Teknis yang terdiri dari unsur-
unsur Bappeda, Dinas Pendidikan, Bagian Organisasi, Bagian Keuangan, Badan Kepegawaian Daerah, dan
lembaga-lembaga non pemerintah. Tim Teknis ini dibentuk secara resmi dan berdasarkan Surat Keputusan
Bupati/Walikota.
3. Penyusunan rencana kerja
Setelah Surat Keputusan Bupati/Walikota diterbitkan, maka Tim Teknis menyusun rencana kerja berikut
jadwal pelaksanaan untuk masing-masing tahapan. Jadwal rencana kerja harus sesuai atau mengikuti jadwal
perencanaan dan penganggaran daerah.
Proses kerja
1. Peran masing-masing stakeholder
Pada prinsipnya semua stakeholder bekerjasama dalam pelaksanaan program BOSP di semua tahapan,
namun masing-masing stakeholder mempunyai peran khusus. OMP berperan melaksanakan lokakarya-
lokakarya yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penghitungan BOSP dan pendampingan
dalam penghitungan. Tim Teknis berperan melakukan penghitungan BOSP dan menyusun rekomendasi
teknis yang disampaikan kepada pengambilan keputusan. Bupati/Walikota berperan dalam menindaklanjuti
rekomendasi teknis dengan menerbitkan berikut petunjuk teknisnya. Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian
Daerah berperan dalam melaksanakan alokasi dana ke sekolah sesuai dengan hasil penghitungan dan
rekomendasi teknis serta berpedoman pada Peraturan Bupati/Walikota dan petunjuk teknisnya.
Selain terlibat dalam Tim Teknis yang melakukan proses penghitungan dan penyusunan rekomendasi
teknis, forum multi stakeholder berperan dalam pengawasan pelaksanaan alokasi dana ke sekolah-sekolah.
13www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
Pengawasan dilakukan melalui monitoring dan pengaduan-pengaduan yang kemudian ditindaklanjuti dengan
analisis dan laporan kepada para pengambil kebijakan.
2. Pelaksanaan rencana kerja
Program BOSP dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
● Penghitungan BOSP. Penghitungan didasarkan pada kebutuhan operasional sekolah yang dikaitkan
dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar pelayanan minimal (SPM) dan
standar nasional pendidikan (SNP).
● Analisis kesenjangan. Analisis kesenjangan ini merupakan kekurangan pembiayaan operasional
sekolah berdasarkan selisih hasil penghitungan biaya operasional dan dana bantuan operasional
sekolah (BOS) yang diterima dari Pemerintah Pusat.
● Rekomendasi teknis. Isi rekomendasi teknis yang paling utama adalah mengusulkan agar
Pemerintah Daerah menutup kekurangan pembiayaan operasional sekolah dengan menganggarkan
dan mengalokasikan dana tambahan ke sekolah-sekolah. Disamping itu diusulkan juga tentang
mekanisme pengalokasian dana, termasuk monitoring dan evaluasinya.
● Uji publik. Hasil penghitungan BOSP dan rekomendasi didiskusikan dengan berbagai pihak, termasuk
masyarakat dan DPRD. Hal ini dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan memahami dan
memberi masukan untuk pengambil kebijakan dalam penerapan bantuan operasional sekolah yang
bersumber dari pemerintah daerah (BOSDA).
● Regulasi. Setelah semua pihak yang berkepentingan memahami dan menyetujui hasil penghitungan
dan rekomendasi BOSP, maka Bupati/Walikota menerbitkan Peraturan tentang BOSDA yang
diikuti oleh petunjuk teknis pelaksanaannya.
● Perencanaan dan penganggaran. Untuk bisa dilaksanakan, hasil penghitungan dan rekomendasi
dimasukkan ke dalam perencanaan dan penganggaran daerah, baik di tingkat kabupaten/kota maupun
satuan kerja parangkat daerah (SKPD), yang dalam hal ini Dinas Pendidikan (Renja, RKA, DPA).
● Pelaksanaan. Sesuai dengan perencanaan dan penganggaran yang telah ditentukan, maka dana
bantuan operasional didistribusikan ke sekolah-sekolah yang dilaksanakan secara transparan dan
sesuai dengan petunjuk teknis.
● Pelaporan, monitoring, dan evaluasi. Untuk menjamin distribusi dana ke sekolah-sekolah
dilaksanakan sesuai peraturan, maka pelaporan yang akuntabel dilakukan secara teratur sehingga
program ini dapat mencapai tujuannya. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara teratur sehingga
perbaikan-perbaikan penyelenggaraan distribusi dan penggunaan dana bantuan sekolah dapat
dilaksanakan.
14 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
3. Proses perubahan dan perkembangan manfaat dari cara kerja
Sekurang-kurangnya ada tiga perubahan yang segera tampak sebagai hasil pelaksanaan program BOSP
dengan pendekatan KINERJA:
● Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam daya tanggap terhadap kebutuhan pembiayaan
sekolah, ketrampilan penghitungan dan kesenjangan pembiayaan operasional sekolah.
● Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan program BOSP. Forum-forum multi
stakeholder di Kabupaten Bulukumba dan Kota Banda Aceh telah menunjukkan keterlibatan dan
berperansecarasignifikandalamsetiaptahapanprogram.
● Peningkatankemampuanfinansialsekolahdalammelaksanakankegiatan-kegiatannya,khususnya
pembelajaran untuk secara bertahap mencapai standar pelayanan publik (SPP), SPM dan SNP.
Pengalaman di Kabupaten Bulukumba menunjukkan bahwa program BOSP terus berlanjut walaupun
masa pendampingan KINERJA sudah berakhir. Hal ini dimungkinkan karena komitmen Pemerintah Daerah
dan DPRD sangat tinggi serta adanya forum multi-stakeholder yang aktif mendampingi dan mengawasi
program tersebut.
15www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
BAB 3 MENGATASI TANTANGAN DAN MENCAPAI SUKSES
Tantangan
Pengalaman KINERJA menunjukkan bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program BOSP, yakni antara lain:
● Kadangkala pelaksanaan program ini membutuhkan perubahan perencanaan daerah yang tidak mudah
dilakukan. Perubahan tersebut disebabkan proses akhir penghitungan BOSP dan rekomendasi teknisnya
tidak sesuai dengan siklus perencanaan dan penganggaran daerah.
● Keterbatasan anggaran yang tersedia dan prioritas pemenuhan kebutuhan sektor lain menyebabkan
program BOSP tidak dapat segera dilaksanakan.
● Kapasitas para pegawai yang menangani program BOSP masih kurang sehingga proses penghitungan,
penyusunan rekomendasi teknis, dan pengintegrasian ke dalam perencanaan dan penganggaran menjadi
terhambat. Namun secara bertahap tantangan ini dapat diatasi melalui lokakarya dan pendampingan yang
intensif.
● Kapasitas personil sebagian organisasi mitra pelaksana masih kurang sehingga pada awal pelaksanaan
program proses pendampingan kepada pemerintah daerah dan multi stakeholder belum seperti yang
diharapkan. Tantangan ini diatasai melalui bimbingan teknis oleh Tim KINERJA.
● Pergantian pejabat pemerintah daerah yang menyebabkan perubahan komitmen dari pejabat baru.
Tantangan ini dapat diatasi dengan penjelasan tentang program sehingga pejabat baru dapat memahami
dan memberi dukungan terhadap pelaksanaan program.
Keberhasilan Program
1. Contoh keberhasilan Program BOSP di Kabupaten Bulukumba
Program BOSP di Kabupaten Bulukumba dapat dijadikan contoh keberhasilan Program BOSP dengan
pendekatan KINERJA. Kabupaten ini menghadapi masalah serius dalam hal kualitas layanan pendidikan di
sekolah-sekolah yang salah satunya disebabkan karena terbatasnya dana operasional sehingga sekolah
tidak dapat mencapai standar pelayanan dan standar pelayanan. Dana yang diterima dari Program BOS
16 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
yang bersumber dari APBN tidak mencukupi sehingga pemerintah daerah perlu menutup kekurangan dana
operasional tersebut.
a) Upaya mengatasi kekurangan Biaya Operasional Sekolah
Dalam rangka untuk mengatasi tantangan kekurangan dana operasional sekolah, pemerintah Kabupaten
Bulukumba bekerja sama dengan LSM Forum Pendidikan Bulukumba dan LPKIPI sebagai OMP, melakukan
penghitungan biaya operasional sekolah per murid per tahun. Berdasarkan analisis LPKIPI, forum multi-
stakeholder yang terdiri dari pejabat pemerintah dan anggota masyarakat memimpin upaya
advokasi untuk mengeluarkan Peraturan Bupati untuk memastikan Program BOSP dilaksanakan secara efektif.
Melalui serangkaian diskusi dan negosiasi intensif antara wakil-wakil pemerintah dan masyarakat , peraturan
tersebut disahkan sehingga menjadi kebijakan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekurangan
biaya operasional untuk sekolah. Implementasi peraturan bupati ini dipantau oleh forum multi-stakeholder dan
mereka bangga melaporkan bahwa peraturan itu akhirnya dilaksanakan dan telah berjalan selama 3 tahun.
b) Pendekatan KINERJA
Pendekatan KINERJA mengedepankan keterlibatan dari dua sisi, yakni sisi penyedia layanan (pemerintah
daerah) dan sisi pengguna layanan (murid, orangtua). Di sisi penyedia layanan, pendekatan ini bertujuan untuk
memperkuat pemerintah daerah dalam hal:
● Meningkatkan perhatian pada dampak kekurangan biaya opersional sekolah untuk peningkatan
layanan pendidikan berkualitas
● Meningatkan kemampuan penghitungan biaya operasional yang dibutuhkan sekolah dalam rangka
secara bertahap memenuhi standar pelayanannya
● Secara efektif menerapkan kebijakan biaya operasional sekolah dalam siklus perencanaan dan
penganggaran daerah
Di sisi pengguna layanan, pendekatan ini memperkuat masyarakat, khususnya orangtua murid, sehingga
mereka akan:
● Memahami hak-hak mereka terhadap layanan pendidikan yang berkualitas
● Secara aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan daerah yang
mempengaruhi masyarakat
17www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
● Melakukan peran pengawasan dan tahan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan
kebijakan biaya operasional sekolah secara efektif dan secara berkesinambungan
Selain itu, pendekatan KINERJA juga menggunakan media massa, termasuk media massa alternatif
(jurnalisme warga) sehingga tersedia peluang bagi partisipasi masyarakat. Pendekatan terbuka ini didorong
atas dasar kesadaran perlunya tindakan mendesak dan menyoroti kebaikan bersama yang menjadi tujuan
kebijakan pemerintah daerah. Di masa lalu, alokasi dana ke sekolah adalah hak pemerintah, namun
Kabupaten Bulukumba melibatkan masyarakat untuk melaksanakan alokasi.
c) Strategi program
Secara kronologis strategi untuk memperkenalkan dan keberhasilan pelaksanaan Program BOSP adalah
sebagai berikut :
1). Penguatan organisasi masyarakat sipil
Pemerintah Kabupaten Bulukumba memperkuat organisasi masyarakat sipil dengan melibatkan
mereka dalam analisis, perencanaan, pengawasan, dan evaluasi . Selain itu, organisasi pemerintah
dan masyarakat sipil bekerjasama selama dialog café demokrasi dan dirujuk bersama-sama di media
cetak.
2). Pembentukan dan penguatan forum multi-stakeholder (MSF)
Pemerintah setempat juga diakui dan didukung oleh Forum Pendidikan Bulukumba melibatkan
anggota masyarakat, pekerja pembangunan desa, anggota dewan pendidikan, dan wartawan. Forum
ini melakukan kampanye advokasi khusus pada kebijakan tata kelola BOSP.
3). Pembentukan Tim Teknis
Pemerintah Kabupaten Bulukumba membentuk tim teknis yang melibatkan beberapa SKPD terkait,
termasuk Dinas Pendidikan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Bagian Pendidikan dan
Pelatihan, Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah, BagianHukum, Bagian Organisasi, dan
ForumPendidikanBulukumbauntukmenghitung,menganalisis,danmemverifikasibiayaoperasional
sekolah, dan untuk menyusun Peraturan Bupati dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan.
4). Advokasi kebijakan oleh Tim Teknis
Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba bekerjasama dengan forum multi-stakeholder
menyebarluaskan Peraturan Bupati melalui diskusi-diskusi dan koran lokal.
5). Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan oleh MSF
Menyusul penerbitan Peraturan Bupati forum multi-stakeholder dan jurnalisme warga memantau
pelaksanaan alokasi dana ke sekolah-sekolah.
18 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
d) Hasil-hasil Program BOSP
Hasil nyata yang memberikan kontribusi terhadap keberhasilan inisiatif dapat diringkas sebagai berikut :
● Peraturan Bupati No.19 Tahun 2013 tentang Penghitungan BOSP
● Menerapkan prosedur alokasi biaya opersional ke sekolah-sekolah
● Pembentukan Tim Teknis dan Tim Implementasi oleh pemerintah daerah
● Pembentukan Forum Multi Stakeholder (Forum Pendidikan Bulukumba)
● Alokasi dana untuk biaya operasional ke sekolah-sekolah
2. Program pengungkit
Program BOSP yang diperkenalkan oleh KINERJA dan dilaksanakan oleh tiga pemerintah daerah telah
menunjukkan hasil-hasil yang baik. Keberhasilan ini tidak hanya ditunjukkan dengan pelaksanaan alokasi
dana untuk biaya operasional ke sekolah-sekolah dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, tetapi juga
keterlibatan masyarakat dalam setiap proses program, dari inisiasi, perencanaan hingga pelaksanaannya.
Keterlibatan masyarakat seperti ini merupakan bentuk nyata keterbukaan dan akuntabilitas publik yang
dimandatkan oleh peraturan perundangan.
Keberhasilan Program BOSP ini dapat dijadikan pengungkit untuk program-program lainnya, tidak hanya di
sektor pendidikan, tetapi juga sektor-sektor lainnya dan di instansi-instansi lainnya.Masih banyak program-
program pendidikan yang dapat dilaksanakan dengan pendekatan ini, seperti pengangkatan dan distribusi
guru, pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah, dan pengadaan sarana pembelajaran. Demikian juga
di sektor-sektor lain seperti kesehatan, pekerjaan umum, dan kependudukan. Program-program ini dapat
dilaksanakan apabila pemerintah daerah dan masyarakat mempunyai kepedulian dan kemauan untuk secara
bersama-sama melaksanakannya.
19www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP)
BAB 4 REKOMENDASI UNTUK REPLIKASI
Program KINERJA untuk BOSP bekerja di sedikit daerah, hanya di tiga dari ratusan daerah di Indonesia.
Program ini hanyalah sebagai contoh praktik yang baik dan diharapkan dapat diterapkan di daerah-daerah lain.
Oleh karena itu, KINERJA berharap daerah-daerah lain dapat melihat manfaat bagi pemerintah daerah dan
masyarakat dari penghitungan BOSP secara lebih adil dan cukup, dan bersedia mereplikasi dan mengadopsi
pendekatan-pendekatan KINERJA dalam melaksanakan Program BOSP. Berikut ini adalah rekomendasi bagi
daerah-daerah lain, termasuk lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan untuk pegawai negeri sipil dan
organisasi-organisasi mitra pelaksananya.
Rekomendasi kepada daerah lain yang ingin untuk replikasi pendekatan BOSP
Berdasarkan pengalaman KINERJA, ada beberapa rekomendasi untuk Pemerintah Daerah lain yang akan
mereplikasi metoda dan pendekatan KINERJA untuk program BOSP.
a. Diperlukan komitmen yang tinggi dari Bupati/Walikota, DPRD dan Dinas Pendidikan untuk
melaksanakan program BOSP. Komitmen ini ditunjukkan dengan kabijakan formal dan pasti melalui
penerbitan peraturan, petunjuk teknis pelaksanaannya, dan memasukkan program ini ke dalam siklus
perencanaan dan penganggaran daerah.
b. Setiap kebijakan hendaknya berorientasi pada pelayanan publik. Hal ini didasarkan bahwa fungsi
utama pemerintah daerah adalah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk kepentingan masyarakat
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh peraturan
perundangan.
c. Melibatkan masyarakat atau forum-forum multi stakeholder dalam penyelengaraan tata kelola
BOSP. Oleh karena kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah adalah
untuk kepentingan masyarakat, maka sudah seharusnya masyarakat dilibatkan dalam penyusunan
kebijakan, perencanaan, dan pelaksanaannya.
d. Mendayagunakan staf dan struktur organisasi yang ada tanpa perlu membentuk unit organisasi baru.
Program ini tidak memerlukan struktur baru dalam organisasi pemerintah daerah maupun pegawai baru,
melainkan cukup dengan lebih mendayagunakan pegawai dalam struktur organisasi yang sudah ada.
e. Berkoordinasi dengan instansi-instansi pemerintah daerah terkait. Dalam pelaksanaannya, Program
20 www.kinerja.or.idTata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
BOSP memerlukan keterlibatan instansi-instansi lainnya, terutama Bappeda dan Bagian Keuangan.
Selain itu, DPRD juga diperlukan keterlibatannya karena institusi inilah yang memberi persetujuan
pada setiap program dan anggaran.
f. Menetapkan indikator KINERJA dan pengukuruan keberhasilan program. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui pencapaian program sehingga peningkatan program dari waktu ke waktu dapat dilakukan.
g. Mengadopsi pendekatan KINERJA dan menggunakan bahan-bahan yang telah dibuat oleh
KINERJA. Bahan-bahan tersebut antara lain berupa modul yang dapat digunakan untuk pelatihan,
pendampingan, dan acuan pelaksanaan program.
Rekomendasi untuk OMP
Rekomendasi untuk OMP yang akan membantu pemerintah daerah yang akan mereplikasi program BOSP
adalah:
a. Selalu mengintegrasikan aspek tata kelola (governance) dalam setiap kegiatan penguatan dan
pendampingan dengan melibatkan masyarakat atau forum-forum multi stakeholder.
b. Tetap berorientasi pada hasil, tidak sekadar memenuhi jadwal kegiatan dan jumlah peserta.
c. Bertindak sebagai advisor yang berperan lebih pada memberi stimulus daripada sebagai pegawai yang
melaksanakan program.
d. Menggunakan modul-modul yang dikekmbangkan KINERJA untuk penguatan kapasitas OMP sendiri
maupun penguatan pemerintah daerah dan forum multi stakeholder.
Rekomendasi untuk para Penyedia Latihan
Penyedia pelatihan bisa berupa lembaga-lembaga pendidikan seperti universitas, lembaga swasta khusus
pelatihan dan Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pemerintah yang secara periodik menyelenggarakan
latihan untuk pegawai negeri sipil (PNS). Direkomendasi agar lembaga-lembaga Diklat:
a. Memasukkan pendekatan-pendekatan KINERJA dalam kurikulum diklat yang meliputi antara lain tata
kelola yang melibatkan masyarakat sebagai pengguna layanan publik.
b. Lebih berorientasi pada peningkatan ketrampilan dan tidak sekadar peningkatan pengetahuan
dan pemahaman. Hal ini hanya dapat dicapai melalui kegiatan lanjutan setelah pelatihan, yakni
pendampingan secara terus menerus sampai para peserta pelatihan dapat benar-benar melaksanakan
hasil-hasil pelatihan.
c. Mengadopsi sebagian modul yang dikembangkan KINERJA. Lembaga Diklat mempunyai modul-modul
tersendiri, namun direkomendasikan agar memuat juga sebagian isi modul KINERJA, terutama dalam
hal tata kelola dan ‘governance’.
USAID - KINERJAGedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832Email: [email protected]
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS