4
Riset Kelompok 5 Berbicara mengenai pemasaran oleh KAP, kita harus memahami terlebih dahulu definisi dari pemasaran dan KAP itu sendiri. Pemasaran merupakan proses perencanaan dan  pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual dan organisasional (American Marketing Association, 1985). Dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi distribusi barang atau jasa dari  perusahaan kepada konsumen. Sedangkan, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu  bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan  perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.  Pada tahun 2000 aturan tentang iklan bagi KAP mengalami pelonggaran. Aturan etika Profesi yang disahkan dalam rapat anggota KAP-IAI tanggal 6 Juni 2000 di Bandung merupakan aturan Etika pertama yang dimiliki IAI kompartemen. Aturan tersebut terdapat dalam ketentuan No. 502 yang berbunyi: “Anggota dalam menjalankan praktik akuntan  publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi  pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra  profesi”. Iklan bagi profesi akuntan merupakan hal baru dalam lingkungan profesi akuntan sejak dikeluarkannya aturan Etika Profesi No. 502 tahun 2000. Menurut Jon Hoesodo, yang membuat KAP di Indonesia belum mau beriklan mungkin karena situasi dan kondisi di Indonesia yang berbeda karena KAP di Indonesia masih menganggap sistem marketing langsung kepada klien lebih efektif dibanding beriklan (Prabowo, 2001) Marts et. Al. (1989: 113) menyatakan bahwa advertensi jasa akuntan publik efektif jika advertensi tersebut mengungkapkan jenis jasa yang ditawarkan dan menggunakan ahli  pemasaran. Saran lain dikemukakan oleh Allen dan Arnold (1991: 33), mereka menyarankan  bahwa akuntan publik se harusnya mengembangkan sebuah pr ogram advertensi yang disebut “advertise”, yang terdiri dari 9 langkah yaitu menganalisis pasar, mendefinisikan tujuan advertensi, isu-isu kunci diverbalkan, menetapkan tingkat pengeluaran uang, mengkaji ulang alternatif media, menentukan media yang akan digunakan, membuat pesan-pesan yang akan disampaikan, mulai melakukan advertensi dan mengevaluasi hasil. Pada perkembangannya kemudian setelah ketentuan 502 tersebut diterbitkan ada banyak Kantor Akuntan Publik yang melakukan kegiatan pemasaran. Dalam banyak kasus kegiatan  pemasaran ini dilakukan Kantor Akuntan Publik melalui media online, buku telepon, dan

RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jsk

Citation preview

Page 1: RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

7/18/2019 RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

http://slidepdf.com/reader/full/riset-kelompok-5-finalmuhamad-hadi-santosodocx 1/4

Riset Kelompok 5

Berbicara mengenai pemasaran oleh KAP, kita harus memahami terlebih dahulu definisi

dari pemasaran dan KAP itu sendiri. Pemasaran merupakan proses perencanaan dan

 pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual dan organisasional

(American Marketing Association, 1985). Dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan

semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi distribusi barang atau jasa dari

 perusahaan kepada konsumen. Sedangkan, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu

 bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan

 perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik 

akuntan publik. 

Pada tahun 2000 aturan tentang iklan bagi KAP mengalami pelonggaran. Aturan etika

Profesi yang disahkan dalam rapat anggota KAP-IAI tanggal 6 Juni 2000 di Bandung

merupakan aturan Etika pertama yang dimiliki IAI kompartemen. Aturan tersebut terdapat

dalam ketentuan No. 502 yang berbunyi: “Anggota dalam menjalankan praktik akuntan

 publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi

 pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi”. 

Iklan bagi profesi akuntan merupakan hal baru dalam lingkungan profesi akuntan sejak dikeluarkannya aturan Etika Profesi No. 502 tahun 2000. Menurut Jon Hoesodo, yang

membuat KAP di Indonesia belum mau beriklan mungkin karena situasi dan kondisi di

Indonesia yang berbeda karena KAP di Indonesia masih menganggap sistem marketing

langsung kepada klien lebih efektif dibanding beriklan (Prabowo, 2001)

Marts et. Al. (1989: 113) menyatakan bahwa advertensi jasa akuntan publik efektif jika

advertensi tersebut mengungkapkan jenis jasa yang ditawarkan dan menggunakan ahli

 pemasaran. Saran lain dikemukakan oleh Allen dan Arnold (1991: 33), mereka menyarankan

 bahwa akuntan publik seharusnya mengembangkan sebuah program advertensi yang disebut

“advertise”, yang terdiri dari 9 langkah yaitu menganalisis pasar, mendefinisikan tujuan

advertensi, isu-isu kunci diverbalkan, menetapkan tingkat pengeluaran uang, mengkaji ulang

alternatif media, menentukan media yang akan digunakan, membuat pesan-pesan yang akan

disampaikan, mulai melakukan advertensi dan mengevaluasi hasil.

Pada perkembangannya kemudian setelah ketentuan 502 tersebut diterbitkan ada banyak 

Kantor Akuntan Publik yang melakukan kegiatan pemasaran. Dalam banyak kasus kegiatan

 pemasaran ini dilakukan Kantor Akuntan Publik melalui media online, buku telepon, dan

Page 2: RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

7/18/2019 RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

http://slidepdf.com/reader/full/riset-kelompok-5-finalmuhamad-hadi-santosodocx 2/4

 papan reklame, bahkan, kegiatan open requitment yang dilakukan oleh beberapa KAP besar 

dengan masuk ke perguruan-perguruan tinggi ternama dapat memiliki muatan advertising jika

merujuk mengenai kegiatan pemasaran.

Peraturan no.502 ini bukan tanpa kontroversi, ada pendapat yang berbeda di kalangan

akuntan mengenai penetapan aturan ini. Hadori misalnya sebgaimana yang dikutip dari

(http://fahmirozak.multiply.com/journal/item/13) mengatakan :

” Dengan beriklan dan berpromosi, bukan tidak mungkin KAP-KAP kecil bakal dilirik 

 perusahaan besar. Hanya saja, menurut mereka, KAP kecil ditantang untuk 

meningkatkan profesionalismenya seperti mengikuti perkembangan ekonomi, politik,

dan sosial.” 

 Namun ada juga yang tak setuju jika KAP diizinkan mencari klien lewat iklan atau

mempromosikan kantornya. Salah satunya adalah Henry B.L. Toruan, yang berpendapat

 bahwa, seorang akuntan bekerja didasarkan kredibilitas, bukan oleh jenis jasa yang bisa

diberikan.

" Iklan itu cara menarik konsumen agar suka sama kita kan? Sementara di standar 

 profesi akuntan tidak ada faktor suka-sukaan," kata Henry.

Karena itu, menurut Henry, perubahan kode etik yang baru ini telah mengubah jasa akuntan

 publik menjadi jasa konsultan.

" Kalau kita beriklan, pasti akan menawarkan barang nomor satu. Untuk jasa

akuntan, yang bagus itu opini unqualified. Jadi, sepertinya beriklan itu berdampak 

tidak baik,"  katanya.

Periklanan merupakan suatu cara guna memperkenalkan produk usaha kita kepada

masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan tuntutan perkembangan lingkungan bisnis, berbagai

 perbaikan dan penyempurnaan Standar Akuntansi Keuangan, Standar Profesional Akuntan

Publik maupun Kode Etik Akuntan Indonesia terus dilakukan. Salah satunya pernyataan

Etika Profesi Nomor 4 tahun 1994 tentang pelarangan advertensi jasa akuntan publik, telah

direvisi dengan aturan Etika Profesi nomor 502 tahun 2000 yang memperbolehkan KAP

melakukan promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Pelonggaran Kode Etik ini menimbulkan permasalahan apakah akuntan publik harus

 beriklan atau tidak, informasi apa yang seharusnya dimuat jika mereka beriklan dan media

apa yang sebaiknya digunakan (Hite dan Fraser, 1988). Apakah konsumen akan beranggapan

 bahwa advertensi oleh akuntan tidak etis dan harus dihindari ataukah sebaliknya, konsumen

akan menghargai informasi dalam advertensi dan memilih akuntan yang menawarkan

keunggulannya.

Page 3: RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

7/18/2019 RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

http://slidepdf.com/reader/full/riset-kelompok-5-finalmuhamad-hadi-santosodocx 3/4

Secara umum iklan merupakan cara penyampaian pesan melalui media tertentu seperti

majalah, surat kabar, radio, televisi, dan surat yang bertujuan untuk mempengaruhi orang

untuk membeli suatu produk atau jasa, atau untuk menghasilkan reaksi tertentu. Iklan bagi

suatu KAP bisa menjadi media yang efektif untuk menyediakan informasi bagi calon klien

mengenai jasa yang tersedia (Cooper et. al., 1990).

Iklan dalam kode etik akuntan Sebagian besar kaum profesional menganggap advertensi

sebagai aktivitas yang tabu sebab mereka berpendapat bahwa advertensi merupakan aktivitas

yang tidak profesional. Advertensi dipersepsikan dapat menurunkan kualitas jasa profesi.

 Namun sebagian professional berpendapat bahwa advertensi yang baik justru akan

meningkatkan rasa tanggungjawab sehingga kualitas jasa profesi tetap terjaga.

Lingkup khusus yaitu profesi akuntan publik, akuntan terikat pada kode etik yang

merupakan etika yang telah disepakati bersama oleh anggota suatu profesi. Kode etik ini

 berhubungan dengan kebebasan disiplin pribadi dan integritas moral dan profesi. Namun,

kelonggaran di bidang pemasaran bagi akuntan ini dipengaruhi oleh sikap dari akuntan publik 

sendiri. Artinya, meskipun seorang akuntan sudah diberi kelonggaran untuk beriklan namun

kemungkinan ia lebih memilih untuk tetap menggunakan cara-cara lamanya dalam beriklan.

Dalam hal ini Akuntan Publik harus mempromosikan dirinya sesuai yang diterapkan

dalam Aturan Etika Profesi IAI-KAP. Akuntan Publik harus mengiklankan dirinya guna

masyarakat tahu akan profesinya dan menggunakan jasanya. Menurut riset yang sudah-sudah,

 bahwa para akuntan merespon positif terhadap advertensi jasanya. Namun ada juga yang

 beranggapan bahwa dalam melakukan promosi usahanya akan membutuhkan dana yang tidak 

sedikit, alhasil periklanan tetap dilakukan namun mencari media iklan yang lebih murah

 biayanya. Tetapi sebaliknya dengan sikap akuntan non publik mereka besikap positif 

terhadap semua aspek dan menerimanya. Namun secara garis besar mereka menanggapinya

secara positif bahwa jasa konsultasi tersebut sebaiknya diiklankan.

Menurut aturan etika profesi nomor 502 tahun 2000 bagi sebuah KAP iklan yang tidak 

diperbolehkan ialah:

1.  Iklan yang berisikan janji yang muluk-muluk.

2.  Iklan yang menggambarkan seolah-olah dapat mempengaruhi keputusan pejabat

 pengadilan, instansi pengatur, atau badan/ instansi lain yang serupa.

3.  Iklan yang membuat pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang dapat dibuktikan

kebenarannya.

Page 4: RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

7/18/2019 RISET KELOMPOK 5 FINAL_Muhamad Hadi Santoso.docx

http://slidepdf.com/reader/full/riset-kelompok-5-finalmuhamad-hadi-santosodocx 4/4

4.  Iklan yang memuat perbandingan dengan akuntan lainnya yang tidak didasarkan pada

fakta yang dapat diversifikasi.

5.  Iklan yang memuat pernyataan bahwa jasa professional spesifik sedang atau akan

diberikan upah tertentu, dan calon klien tidak diberitahu mengenai kemungkinan ini.

6.  Iklan yang membuat pernyataan yang dapat mengakibatkan orang lain tertipu atau salah

menafsirkan.

7.  Iklan yang menawarkan jasa secara tertulis, kecuali atas permintaan calon klien yang

 bersangkutan.

8.  Iklan yang memiliki staf pemasaran yang khusus mencari klien secara door to door.