53
Riset Keperawatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin menguat, demikian juga terhadap keperawatan dengan kondisi klien dan keluarga yang semakin kritis terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama bidang keperawatan. Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan. Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang dimilikinya. Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Sebagai

Riset Keperawatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Riset Keperawatan

Riset Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin menguat,

demikian juga terhadap keperawatan dengan kondisi klien dan keluarga yang semakin

kritis terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama bidang keperawatan.

Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter

(bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan

kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan,

terutama ilmu keperawatan.

Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan

keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang

dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.

Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada

yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu

keperawatan yang dimilikinya.

Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain

mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan

zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari

luar dan dalam.

Sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu

keperawatan adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan

tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara terus menerus ada dan selalu

memerlukan jawaban.

Akhir-akhir ini ilmu ini menunjukkan perkembangannya dengan terbentuknya pola

pembagian kelompok, yang terdiri dari:

1. Ilmu keperawatan dasar

1. Konsep dasar keperawatan

2. Keperawatan profesional

Page 2: Riset Keperawatan

3. Komunikasi keperawatan

4. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan

5. Kebutuhan dasar manusia

6. Pendidikan keperawatan

7. Pengantar riset keperawatan

8. Dokumentasi keperawatan

2. Ilmu keperawatan klinik

1. Keperawatan anak

2. Keperawatan maternitas

3. Keperawatan medikal bedah

4. Keperawatan jiwa

5. Keperawatan gawat darurat

3. Ilmu keperawatan komunitas

1. Keperawatan komunitas

2. Keperawatan keluarga

3. Keperawatan gerontik

4. Ilmu penunjang

1. Imu humaniora

2. Ilmu alam dasar

3. Ilmu perilaku

4. Ilmu sosial

5. Ilmu biomedik

6. Ilmu kesehatan masyarakat

Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas profesional,

maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan masalah baru dalam

keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya, ilmu

keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan sehingga diharapkan perawat dapat

Page 3: Riset Keperawatan

melakukan penelitian, selain itu dilihat juga adanya pusat penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi teknologi keperawatan

serta adanya pengembangan model pemberian asuhan keperawatan.

Untuk menjadi ilmuwan dalam bidang ilmu keperawatan, sangat diperlukan berbagai

persyaratan antara lain prosedur ilmiah atau kegiatan ilmiahnya diakui oleh para ilmuwan

lainnya, metode ilmiahnya dapat dipergunakan oleh ilmuwan lainnya dalam bidang ilmu

yang sejenis, pendidikan formal yang ditempuh diakui secara akademis, memiliki

kejujuran ilmiah sehingga tidak akan mengklaim hasil temuan orang lain dianggap

miliknya, dan harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Tentu saja, ilmu keperawatan adalah impian sejak kecil bagi banyak orang. Apabila Anda

memutuskan untuk mengubahnya menjadi karir, Anda dapat memperkirakan untuk

menemui orang-orang yang berada dalam masa yang paling sulit atau malah paling

menyenangkan dalam hidup mereka. Jelaslah, ilmu ini adalah karir yang serba bisa dan

sangat bermanfaat.

B.RUMUSAN MASALAH

Mengacu pada latar belakang yang telah diajukan diatas ,maka rumusan masalah adalah

bagaimana riset dan perkembangan keperawatan.

C.TUJUAN

Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan

keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat

teratasi.Untuk mencapai kebutuhan secara umum,dalam proses keperawatan terdapat

beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan dari proses

keperawatan,diantaranya:pertama,dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan;kedua,dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada

pada manusia setelah dilakukan identifikasi;ketiga,dapat menentukan rencana tindakan

yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan;keempat,dapat melaksanakan tindakan

keperawatan setelah direncanakan;kelima,dapat mengetahui perkembangan pasien dari

berbagai tindakan yg telah dilakukan,untuk menentukan tingkat keberhasilan.serta

menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien,pelayanan yang diberikan pada

kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif,mempunyai pertimbangan otoritas

dalam segala tindakannya serta mengetahui apa yang lebih baik untuk klien dari pada

Page 4: Riset Keperawatan

klien sendiri, adanya perkumpulan profesi,standar pendidikan,adanya izin atau ujian

masuk dalam jenjang karier atau profesi,serta adanya batasan dalam profesi,mempunyai

status dan kekuatan dalam bidang keahlainnya dan pengetahuan yang telah dianggap

khusus dan dalam pelayanan tidak dipebolehkan mengadakan advertensi atau mencari

klien.Pada tahun 1979 Flaherty MJ menyatakan karakteristik suatu profesi

sesungguhnya adalah adanya pendidikan khusus,kode etik,pengusaan

keahlian/keterampilan,keanggotaan dalm organisasi profesi serta adanya

pertanggungjawaban untuk tindakan,sedangkan tahun 1985 Miller menyatakan cirri

suatu profesi adalah adanya badan pengetahuan yang diperoleh di Universitas serta

orientasi pada ilmu pengetahuan,kompetensi dengan landasan teoritik yang

jelas,keterampilan dan kompetensi merupakan batasan dari keahliannya .Menurut

Shortridge tahun 1985 suatu ciri profesi yang utama adalah adanya kode etik yang

berfungsi sebagai dasar dalam pelaksanaan standar,tanggungjawab tugas ,berorientasi

pada pelayanan dan berdasarkan ilmu pengetahuan serta mempunyai otonomi dalam

kewenangan dan tanggungjawab dalam bidang keprofesian.

BAB II

LANDASAN MATERI

Dasar-Dasar Riset Keperawatan

Page 5: Riset Keperawatan

Ilmu keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of knowledge

yang khas sehingga akan selalu berkembang. Perkembangan ilmu keperawatan menjadi

tanggungjawab semua stakeholder keperawatan, diantaranya adalah para professional

keperawatan, pendidik keperawatan, dan mahasiswa keperawatan. Salah satu bagian

penting dalam proses pengembangan ilmu keperawatan adalah dengan adanya riset

keperawatan.

Secara garis besar, riset keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan dengan

metode tertentu untuk menemukan, menganalisa, memecahkan, dan mendokumentasikan

masalah keperawatan. Ada 2 nilai strategis mengapa riset keperawatan itu penting bagi

ilmu keperawatan, yaitu:

Pertama, riset keperawatan akan memberikan kontribusi yang positif terhadap

perkembangan dan kemajuan ilmu keperawatan;

Kedua, riset keperawatan jika dikelola dengan prinsip proaktif, profesional, dan

proporsional akan memberikan keuntungan dalam bentuk pertambahan nilai (revenue

generating) bagi ilmu keperawatan.

Riset keperawatan merupakan salah satu bentuk karya ilmiah, sehingga untuk dapat

menguasainya, pemahaman tentang dasar-dasar pembuatan karya ilmiah sangat

diharuskan. Di dalam karya ilmiah, ada 3 aspek filosofis yang harus dipahami, yaitu:

Pertama, aspek ontologis. Aspek ini meliputi objek yang akan dibicarakan dalam suatu

karya ilmiah, atau dengan kata lain aspek ontologis adalah objek kajian yang biasanya

berupa tema atau masalah yang akan dibahas. Sebuah kerangka pemikiran latar belakang

yang jelas, logis, runtut, dan alur pemikiran yang konsisten sangat diperlukan supaya

objek kajian yang akan dibahas mudah dipahami;

Kedua, aspek epistemologis. Aspek ini terkait dengan metode pemecahan masalah, baik

secara teoritis maupun secara empiris sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara

rasional empiris.

Ketiga, aspek aksiologis. Aspek ini berkaitan dengan kontribusi atau nilai pemecahan

masalah yang ditemukan dalam judul atau tema kajian. Umumnya, aspek aksiologis tidak

tidak harus dimunculkan dalam bab tersendiri, namun biasanya dapat ditemukan dalam

tujuan penelitian dan manfaat penelitian, yang terdiri dari nilai pengembangan akademis,

kebijakan, dan pelaksanaan teknis.

Page 6: Riset Keperawatan

Untuk membedakan riset keperawatan dengan karya ilmiah yang lain, perlu diketahui

jenis-jenis karya ilmiah. Ada 2 jenis karya ilmiah, yaitu:

Pertama, karya ilmiah yang dipublikasikan. Publikasi ini umumnya dilakukan dalam

pertemuan-pertemuan ilmiah atau melalui media seperti buku, jurnal, monografi,

prosiding. Karya ilmiah yang dipublikasikan diantaranya adalah artikel ilmiah, makalah,

jurnal, poster hasil penelitian, dan buku.

Kedua, karya ilmiah yang tidak dipublikasikan. Tidak dipublikasikan artinya hanya

dapat ditemukan dalam kalangan-kalangan tertentu, misalnya hanya didokumentasikan di

perpustakaan. Karya ilmiah jenis ini seperti penelitian baik oleh dosen atau mahasiswa,

laporan kegiatan mahasiswa, atau tugas akhir mahasiswa.

Kita bisa melakukan riset keperawatan dengan baik jika memiliki 2 hal, yaitu:

Pertama, penguasaan terhadap pokok-pokok metode riset keperawatan;

Kedua, pemahaman terhadap alur penelitian.

Kedua hal diatas dapat kita miliki dengan cara belajar dan berbagi dengan siapapun.

I

PENTINGNYA RISET KEPERAWATAN

Pada masa lalu, keperawatan dilakukan berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga

keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah. Pandangan ini telah

menempatkan keperawatan hanya sebagai pelengkap atau bagian dari disiplin kesehatan

lain dengan ketidakpastian tentang keperawatan sebagai suatu disiplin yang unik.

Sementara sebagai profesi, keperawatan harus memiliki ilmu dan kiat yang

dipersyaratkan untuk dapat secara otonom mengendalikan mutu pendidikan dan praktik

keperawatan.

Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin

keperawatan. Karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Page 7: Riset Keperawatan

keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan

sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan tubuh ilmu

pengetahuan keperawatan (body of knowledge). Mutu pelayanan dan asuhan keperawatan

sangat tergantung pada upaya kegiatan riset keperawatan yang selalu berinteraksi dengan

pengembangan teori dan ilmu pengetahuan keperawatan yang diterapkan dalam praktik

keperawatan.

Riset keperawatan adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali dan empiris

dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset keperawatan

didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan yang ada dan

menghasilkan pengetahuan baru yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi

praktik keperawatan (Burns & Grove, 1995).

Dengan demikian, tujuan utama riset keperawatan adalah untuk mengemgangkan

pengetahuan ilmiah yang mennjadi landasan praktik keperawatan, karena keperawatan

bertanggung gugat kepada masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik

untuk meningkatkan mutu asuhan tersebut. Landasan riset yang mantap akan

memberikan fakta (evidence) tentang tindakan keperawatan yang efektif dalam

meningkatkan hasil asuhan pada pasien. Riset keperawatan yang merupakan penelitian

terapan sangat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang selanjutnya

dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.

Riset keperawatan juga sangat berguna untuk mengevaluasi mutu layanan dan

asuhan keperawatan, khususnya dalam suatu program pengendalian/peningkatan mutu

yang menjamin mutu pelayanan/asuhan. Buku ajar ini akan diawali dengan uraian singkat

tentang hubungan antara riset, praktik dan teori; tahapan riset keperawatan secara ringkas

dan dilanjutkan dengan menguraikan secara terinci mengenai tahap penyusunan proposal

penelitian, pelaksanaan hingga interpretasi hasil dan penulisan laporan termasuk naskah

publikasi. Mengingat cukup luasnya pokok bahasan riset keperawatan, maka buku ajar ini

akan ditulis dalam beberapa volume. Dalam volume pertama pembahasan dibatasi pada

kajian tentang alasan pentingnya melakukan riset keperawatan, hubungan antara riset,

praktik dan teori; tahapan awal riset keperawatan yaitu rumusan masalah dan maksud

penelitian, tinjauan kepustakaan/literatur yang relevan, menyusun kerangka kerja

teori/konsep penelitian serta merumuskan tujuan, pertanyaan dan hipotesa penelitian.

Page 8: Riset Keperawatan

II

KETERKAITAN ANTARA RISET KAPERAWATAN DENGAN DUNIA

KEPERAWATAN

Riset keperawatan tidak dapat dilepasakan dari elemen keperawatan lain secara

menyeluruh. Konsep-konsep yang terkait dengan riset keperawatan digambarkan dalam

satu rentang dari dunia empirik yang konkrit sampai filosofi keperawatan yang bersifat

sangat abstrak, dan sebaliknya.

 

Page 9: Riset Keperawatan

Gambar 2-1. Keterkaitan riset keperawatan dengan dunia keperawatan (sumber Burns &

Grove, 1993)

Pada gambar terlihat komponen keperawatan dalam rentang yang meliputi

pemikiran dari konkrit hingga abstrak atau sebaliknya, dunia empirik (praktik

keperawatan), uji realitas (riset), proses berfikir abstrak, ilmu, teori, pengetahuan dan

fisolofi. Pemikiran tentang keperawatan berkembang sepanjang rentang dari konkrit

keabstrak yang menunjukkan bahwa pemikiran tentang keperawatan dapat berkembang

baik dari konkrit keabstrak maupun dari abstrak ke konkrit. Pemikiran yang konkrit

(concrete thinking) berorientasi pada sesuatu yang dapat disentuh atau peristiwa yang

dapat diamati dan dialami dalam kehidupan nyata. Jadi fokus pemikiran konkrit adalah

kejadian langsung yang dibatasi oleh waktu dan ruang. Penyelesaian masalah dianggap

sesuatu yang penting hanya jika dapat memberikan pengaruh secara langsung.

Pemikiran abstrak menurut Burns & Grove (1993) berorientasi pada

pengembangan ide tanpa penerapan atau hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung

mencari arti, pola, hubungan dan implikasi yang bersifat filosofis. Tiga proses berpikir

yang penting adalah introspeksi, intuisi dan pembenaran. Proses berpikir ini digunakan

dalam praktik keperawatan, mengembangkan danmengevaluasi teori, mengkritik dan

Page 10: Riset Keperawatan

menggunakan teemuan ilmiah, merencanakan dan mengimplementasikan penelitian dan

membangun ilmu pengetahuan (body of knowledge).

Berbeda dengan pemikiran konkrit, pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu

dan ruang, dalam kata lain bebas waktu dan ruang. Seringkali pemikir abstrak disebut

pemimpi dan dianggap pemikirannya tidak menyelesaikan masalah secara langsung,

tetapi sebenarnya pemikiran mereka sangat diperlukan untuk mengembangkan teori dan

penelitian. Riset keperawatan membuthkan kedua keterampilan tersebut, pemikiran

abstrak diperlukan untuk mengidentifikasi masalah yang layak diteliti, merancang

penelitian dan mengintrepretasikan temuan, sedangkan pemikiran konkrit diperlukan

untuk merencanakan dan mengimplementasikan langkah-langkah pengumpulan data dan

analisis data.

Ilmu dan teori adalah dua hal yang berbeda tetapi merupakan konsep yang

tergantung dan terkait dengan proses berpikir abstrak. Ilmu adalah tubuh ilmu

pengetahuan (body of knowledge) yang terdiri dari temuan penelitian dan teori yang telah

diuji untuk suatu disiplin. Jadi, ilmu terdiri dari suatu proses (metode ilmiah) dan produk

(kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan). Ilmu keperawatan secara bertahap berkembang

melalui metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan teori adalah suatu cara

untuk menjelaskan beberapa elemen dari dunia empirik. Teori dikembangkan dan diuji

melalui penelitian dan setelah diuji, berkembang menjadi bagian dari ilmu. Bagian yang

paling abstrak adalah filosofi yang berfungsi memberikan arti bagi dunia keperawatan

dan struktur yang memungkinkan terjadinya suatu proses berpikir, mengetahui dan

melakukan. Filosofi keperawatan, antara lain perspektif holistik dan pentingnya kualitas

hidup sangat berpengaruh dalam penelitian yang dilakukan dan pengetahuan yang

dikembangkan pada suatu disiplin.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian keperawatan tidak dapat

dipisahkan dari komponen keperawatan lainnya tetapi saling mempengaruhi sehingga

memungkinkan berkenbangnya ilmu pengetahuan keperawatan. Untuk lebih jelasnya

pada bagian berikut ini akan diuraikan tentang hubungan antara teori, praktik dan riset

keperawatan.

Page 11: Riset Keperawatan

III

HUBUNGAN TEORI, PRAKTIK DAN RISET KEPERAWATAN

Sebagaimana yang telah di jelaskan terdahulu, teori merupakan serangkaian

pernyataan teruji yang menguraikan, menjelaskan, memprediksikan dan mengendalikan

fenomena tertentu (meleis, 1985; dan Walker & Avant, 1995). Fenomena adalah

kejadian yang ditemui atau diamati dalam praktik keperawatan. Teori mengarah praktik

dengan memberikan pernyataa yang dapat memprediksi dan mengendalikan fenomena

yang menjadi kepedulian perawat dan memberikan landasan dalam pembuatan

keputusan.

Sebaliknya, praktik keperawatan sering memberikan suatu penghayatan tentang

fenomena dan mengungkapkan kesenjangan yang terdapat dalam teori. Praktik

keperawatan dapat memberikan ide, pengamatan dan substansi, yang diperlukan ilmuan

keperawatan untuk merumuskan pernyataan hubungan (relational statement) yang

memungkinkan berkembangnya suatu teori baru atau memvaliditasi dari bangunan teori

yang sudah ada.

Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan

memvaliditasi kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi dan

mengendalikan fenomena. Melalui riset perawat dapat menetapkan apakah suatu teori

mampu untuk melakukan suatu kegiatan tersebut sehingga bermanfaat dalam membuat

keputusan. Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset tidak hannya mempengaruhi

pengembangan teori, tetapi teori juga mempengaruhi desain riset dengan menentukan

variable yang perlu diteliti tentang masalah tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang

dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik untuk diintegrasikan dalam prkatik

keperawatan, Dapat disimpulkan bahwa hubungan teori praktik-riset yang telah

dijelaskan tersebut bersifat timbal balik dan saling

Page 12: Riset Keperawatan

mempengaruhi (lihat gambar

3-1). Untuk lebih jelasnya perliu secara ringkas diuraikan tentang karakteristik dan

prioritas riset keperawatan yang di bahas pada bagian IV.

 

Gambar 3-1.

Komponen

pengembangan

disiplin keperawatan

IV

KARAKTERISTIK DAN PRIORITAS RISET KEPERAWATAN

Krakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996), adalah :

1.      Riset keperawatan harus berfokus pada variable yang dapat meningkatkan asuhan

keperawatan pada klien.

2.      Riset keperawatan mempunyai potensi untuk mengkontribusi pada pengembangan teori

dan kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.

3.      Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat mempunyai akses

dan kendali terhadap fenomena yang diteliti.

Page 13: Riset Keperawatan

4.      Perawat yang tertarik terhadap penelitian harus mempunyai keingintahuan dan

pertanyaan yang perlu dijawab secara ilmiah.

Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :

1.      Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri sendiri bagi

tiap kelompok usia, sosial, kultural.

2.      Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan masalah

kesehatan dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan produktifi

tas.

3.      Meminimalkan dampak negatif dari teknologi kesehatan yang baru terhadap kemampuan

adaptip individu dan keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan akut dan

kronik.

4.      Memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diperlukan bagi kelompokyang berisiko

seperti lanjut usia (lansia), anak-anak dengan masalah kesehatan kongienital (bawaan

lahir), individu dengan latar belakang sosial kultural yang berbeda, individu dengan

ganguan jiwa, dan masyarakat miskin, dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan

efektif.

5.      Mengklasidikasikan fenomena praktik keperawatan.

6.      Memastikan prinsip etik sebagai pegangan dalam melakukan riset keperawatan.

7.      Mengembangkan instrumentuntuk mengukur hasil intevensi keperawatan.

8.      Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara holistik

dalam konteks keluarga dan gaya hidup.

9.      Mendesain dan mengevaluasi model alternatif pelayanan kesehatan dan sistem

pemberian pelayanan kesehatan sehingga perawat mampu meningkatkan mutu dan

menghemat biaya yang dike;urakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

10.  Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan pengetahuan yang

luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik keperawatan.

11.  Mengindentifikasi dan menganalisis faktor-faktor historis dan kotemporer yang

mempengaruhi bentuk keterlibatan keperawatan profesional dalam mengembangkan

kesehatan nasional.

Page 14: Riset Keperawatan

V

METODE RISET KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset

kuantitatif dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia keperawatan hanya dikenal metode

riset kuantitatif yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan

data numerik. Metode riset kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993) digunakan

untuk menguraikan variable, memeriksa hubungan antara variable dan menentukan

interaksi sebab dan akibat antara variabel. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa riset

kuantitatif melibatkan pengumpulan informasi numerik yang sistematik, biasanya dalam

kondisi terkendali dan analisa informasi atau data menggunakan prosedur statistik.

Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam

pengumpulan naratif bersifat subjektif menggunakan posedur dengan pengendalian yang

ketat. Jika riset kualitatif lebih sering menggunakan pendekatan deduktif, logik, dan ciri

pengalaman manusia yang dapat diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan

aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan yang holistik (Polit &

Hungler, 1995). Perbandingan kedua metode riset kuantitatif dab kualitatif di sajikan pa

da tabel 5-1.

Tabel 5-1. Peerbandingan antara riset kuantitatif dengan riset kualitatif

Aspek Riset Kuantitatif Riset Kualitatif

Fokus Fokus pada sejumlah kecil dari

konsep yang spesfik. Ringkas

dan sempit

Mencoba untuk lebih memahami secara

menyeluruh suatu fenomena daripada

memfokuskan pada konsep spesifik

komplek dan luas.

Konsep

awal

Mulai dengan ide awal tentang

bagaimana suatu konsep saling

terikat.

Mempunyai sedikit ide awal; lebih

menekankan pada pentingnya

penafsiran orang lain tentang suatu

kejadian atau lingkungan sekitar

daripada penafsiran peneliti.

Page 15: Riset Keperawatan

Metode Menggunakan prosedur

terstruktur dan instrumen formal

untuk mengumpulkan data.

Mengumpulkan informasi tanpa

instrumen terstruktur dan formal.

Objek

versus

subjektif

Menekankan pada objektifitas

dalam pengumpulan dan analisis

informasi.

Menekankan pada data subjektif

sebagai cara untuk memahami dan

menafsirkan pengalaman manusia.

Analisis Menganalisis informasi numerik

dengan prosedur statik.

Elemen dasar: angka

Menganalisi informasi naratif

berdasarkan keterampilan individual

peneliti.

Elemen dasar : Kata

Penalaran

(Reasoning)

Mengunakan logistik dan

dedukatif

Menggunakan dealitik dan induktif

Dasar

pengetahuan

Meneliti hubungan sebab-

akibat.

Meneliti pengertian/pemahaman dan

discovery.

Manfaat

utama

Terutama untuk uji teori. Terutama untuk mengembangkan teori.

Metode riset kuantitatif dan kualitatif berfungsi saling melengkapi karena kedua

metode ini menghasilkan jenis pengetahuan yang berbeda dan berguna untuk praktik

keperawatan. Empat jenis riset kuantitatif adalah deskriptif, kolerasi, kuansi eksperimen.

Sedangkan enam jenis riset kualitatif menurut Burns & Grove ( 1993) adalah

fenomenologik (phenomenological), grounded theory, etnografik (ethnographic), historis

(historical), filosofis (philosophik iquiry), dan critical sosial theory.

Pengetahuan dan penguasaan tentang tahapan atau langkah proses kegiatan riset

sangat diperlukan perawat untuk dapat melakukan riset melalui suatu pengalaman belajar

dengan melakukan tiap tahap riset secara sistematis.

Page 16: Riset Keperawatan

IV

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RISET

Proses riset kegiatan dilakukan berdasarkan metodologi riset ilniah dengan

muatan substansi ilmu pengetahuan keperawatan, yang terdiri atas tahapan (1)

merumuskan masalah dan maksud riset; (2) tinjauan kepustakaan; (3) menyusun

kerangka kerja teori/konsep; (4) merumuskan tujuan, pernyataan, dan hipotesa ; (5)

menguraikan defenisi variabel riset; (6) membuat asumsi secara eksplisit;

(7)mengindentifikasi keterbatasan riset; (8) memilih desain riset; (9)

mengindentifikasikan popilasi dan sampel; (10) memilih metoda pengukuran dan

menyiapkan instrumen; (11) menyusun rencana pengumpulan dan analisis data; (12)

implementasi rencana riset; (13) mengkomunikasikan temuan riset.

Merumuskan masalah dan maksud riset . Masalah riset adalah situasi yang

membutuhkan penyelesaian masalah, peningkatan atau perubahan dan perbedaan yang

terdapat antara keadaan yang sebenarnya dengan yang seharusnya. Maksud riset

diterapkan didalam masalah

Tinjauan kepustakaan. Tinjauaan kepustakaan dilakukan untukmendapatkan

gambaran tentang apa yang diketahui mengenai situasi tertentu dan kesenjangan

pengetahuan yang terdapat dalam situasi tersebut.

Menyusun kerangka kerja teori/konsep. Kerangka kerja teori/konsep adalah

struktur logik dan abstrak yang bermakna dalam menuntun pengembangan studi dan

memungkinkan peneliti untuk mengkaitkan temuan dengan tubuh pengetahuan

keperawatan.

Merumuskan tujuan, pertanyaan, dan hipotesa. Tujuan, pertanyaan dan hipotesa

riset dirumuskan untuk menjembatani kesenjangan antara masalh riset yang dinyatakan

secara abstrak dengan maksud dan deseain studi, rencana pengumpulan data serta analisis

masalah.

Menguraikan definisi variabel riset. Variabel adalah konsep dari berbagai tingkat

keabstrakan yang diukur, dimanipulasi, atau dikendalikan dalam studi. Variabel

dioperasionalkan dengan mengindentifikasi defenisi konsepsual dan operasional.

Page 17: Riset Keperawatan

Membuat asumsi secara eksplisit. Asumsi adalah pernyataan yang dianggap

benar, walaupun pernyataan ini belum diuji secara ilmiah. Asumsi mempengaruhi logik

suatu studi.

Mengindentifikasi keterbatasan riset. Keterbatasan studi baik yang bersifat

teoritis maupun metodologis dapat mengurangi kemampuan untuk menyimpulkan suatu

temuan.

Memilih desain riset. Jenis desain riset mengarahkan pemilihan populasi,

prosedur pemilihan sampel, metode pengukuran dan rencana pengumpulan dan analisis

data.

Mengindentifikasikan populasi dan sampel. Populasi adalah semua elemen yang

memenuhi kriteria tertentu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih

untuk studi tertentu dan anggota sampel disebut subjek.

Memilih metode pengukuran dan menyiapkan instrumen. Pengukuran adalah

proses pemberian angka kepada objek, kejadian atau situasi sesuai peraturan/petunjuk.

Komponen pengukuran berupa instrumen yang dipilih atau disusun untuk mengkaji

variabel tertentu dalam studi.

Menyusun rencana pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data yaitu

kegiatan sistematik untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan maksud riset atau

tujuan spesifik, pertanyaan atau hipotesa studi. Perencanaan analisis masalah juga

mencangkup pemilihan uji statik yang sesuai untuk menganalisis data.

Implementasi rencana riset. Pada riset tertentu implementasi rencana termasuk uji

coba instrumen.

Mengkomunikasikan teman riset. Riset dikomunikasikan dengan mendisemisikan

laporan riset pada antara lain, masyarakat keperawatan, profesi kesehatan lain atau

bahkan jasa pelayanan kesehatan.

VII

MERUMUSKAN MASALAH DAN MAKSUD PENELITIAN

Merumuskan masalah dan maksud penelitian merupakan langkah awal dalam

proses penelitian. Seringkali penelitian mengalami masalah untuk mengindentifikasikan

Page 18: Riset Keperawatan

suatu masalah. Penelitian tidak mungkin dilakukan tanpa merumuskan masalah terlebih

dahulu, oleh karena itu peneliti perlu memahami dan menyatakan dengan jelas dan tepat

dengan menggunakan istilah yang sesuai ketika merumuskan masalah dalam proposal

penelitian disusunnya.

Menurut Burns dan Grove (1996), masalah penelitian adalah suatu situasi yang

membutuhkan solusi, penigkatan dan perubahan atau kesenjangan antara kenyataan dan

seharusnya. Slanjutnya subakir (1995) menyatakan bahwa setiap kejadian, setiap

fenomena yang membangkitkan perhatian, menimbulkan pernyataan yang saat ini belum

ada jawabannya, atau masih bisa dipertentangkan, dapat merupakan latar belakang

masalah penelitian.

Sumber utama penelitian keperawatan menurut Burns dan Grove (1996), meliputi

masalah praktik keperawatan, peneliti dan interaksi sejawat, tinjauan literatur, teori .

PERKEMBANGAN PROSES KEPERAWATAN

Pelaksanaan proses keperawatan sebagai alat bagi perawata dalam melaksanakan

tugas, wewenang dan tanggung jawab pada pasien, mengalami beberapa perubahan

dalam perkembangannya, yang diawali adanya tindakan keperawatan yang berdasarkan

instruksi medis bukan lagi berdasarkan metode ilmiah keperawatan (melelui proses

keperawatan).

Page 19: Riset Keperawatan

Dalam perkembangannya terdapat beberapa pendapat dari para ahli di antaranya:

1.      Florance Nigtingale menjelaskan keperawatan merupakan profesi yang dalam

melaksanakan beberapa tindakn kepada pasien harus dipisahkan dari medis. Perawat

dalam menentukan atau melaksanakan fungsinya sebagai perawat harus mengatur,

menyesuaikan lingkungan yang tidak adekuat yang diharapkan membantu klien menjadi

baik dalam memenuhi kebutuhannya.

2.      Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan

dalammenentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan,

dimana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah

klien.

3.      Johnson menjelaskan proses keperawatan merupakan sesuatu dalam mengkaji, mencapai

keputusan, melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk memecahkan masalah

serta mengevaluasi.

4.      Wiedenbach pada tahun 1963 menjelaskan proses keperawatan sebagai alat untuk

memecahkan masalah klien, keluarga. Perawatan dilakukan melalui tiga tahap

diantaranya tahap observasi, tahap bantuan pertolongan dan tahap validasi.

5.      Yura H. Dan Walsh pada tahun 1983 denjelaskan dalam melakukan proses keperawatan

harus melalui empat tahap yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan

dan tahap evaluasi. Pendapat ini sama disampaikan pada tahun 1967 dari para ahli di

fakultas keperawatan universitas katolik di Amerika.

6.      Knowles pada tahun 1967 menyampaikan proses keperawatan dapat dilakukan dengan

menggunakan 5 D’s diantaranya discover (menemukan), delve (mengkaji), decide

(memutuskan), do (mengerjakan), dan diskriminate (melakukan pemisahan). Pada tahun

yang sama dari Western InterstateCommision On Higher Education (WICHE) membagi

proses keperawatan menjadi beberapa tahap diantaranya persepsi, komunikasi, intervensi

dan evaluasi.

7.      Orem menyampaikan keperawatan sebagai kegiatan yang dilakukan melalui beberapa

pertimbangan dengan mnggunakan beberapa tahapan dalam asuhan keperawatan yaitu

menentukan diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan,

menganalisis dan mengintrepasikan dengan membuat keputusan, merencanakan

perawatan, mengusahakan dalm pengturan dan pengontrolan, mengatasi masalah

Page 20: Riset Keperawatan

keterbatasan dan mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan

diri.

8.      Roy dalam melakukan perawatan sebaiknya menggunakan enam tahapan diantaranya:

mengkaji tingkah laku klien, mengkaji faktor yang mempengaruhinya, mengidentifikasi

masalah, merumuskan tujuan, melakukan intervensi keperawatan melakukan seleksi, dan

melakukan evaluasi. Dalam melakukan keperawatan, Roy menganjurkan adanya

penentuan diagnosis keperawatan.

9.      Pada tahun 1982 dari National Council of State Boards of Nursing mengemikakan bahwa

proses keperawatan dibagi menjdi lima tahap di antaranya tahap pengkajian, tahap

analisis (diagnosis), tahap perencanaan, tahap implementasi dan tahap evaluasi.

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA

Secara naluri dapat dikatakan bahwa keperawatan lahir bersamaan dengan

penciptaan manusia yaitu Adam dan Hawa.Keberadaannya tak pernah dipungkiri.Oleh

karena itu perkembnagan keperawatan,temasuk keperawatan yang kita ketahui saat

ini,tidak dapaat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembngan sruktur dan

kemajuan peradaban manusia.Kepercayaan terhadap animisme ,penyebaran agama-

agama besar duniaserta kondisi social ekonomi masyarakat,seperti terjadinya

perang,renaissanceserta gearakan reformasi luther turut mewarnai perkembangan

keperawatandi dunia.

Pada zaman purbakala(primitive cultures) manusia percaya bahwa apa yang ada di bumi

mempunyai suatu kekuatan spiritual/mistik yang dapat mempengaruhi kehidupan

manusia.kepercayaanini disebut animisme. Mereka menyakini bahwa sakitnya seseorang

disebabkan oleh kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib seperti batu-batu yang besar,

gunung-gunung tinggi, pohon-pohon besar , sungai-sungai yang besar, peran perawat

tidak berkembang.Mereka lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat

penyakit yang dialaminya karena dukun dianggap lebih mampu untuk mencari ,

mengetahui dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit.

Page 21: Riset Keperawatan

Fenomena ini terlihat pada sejarah bangsa mesir dan cina.Pada masa ini , bangsa

Mesir misalnya menyembnah dewa Isis , dewa yang diyakini mampu menyembuhkan

penyakit . Demikian pula di Cina . Masyarakat menganggap penyakit disebabkan oleh

syetan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain memegang orang

yang sakit .Kemajuan peradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama .

penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia sehingga

bedampak positif terhadap perkembangan keperawatan.Pada permulaan masehi,Agama

Kristen mulai berkembang .Pada masa ini,keperawatan mengalami kemajuan yang berarti

seiring dengan kepesatan perkembangan agama Kristen.Kemajuan ini terlihat jelas, pada

zaman pemerintahan Lord Constantine.Ia mendirikan xenodhoecim atau hospes dalam

bahasa latin yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama

bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan .

Kemajuna profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya

rumah sakit terkenal di Roma yang bernama Monastic Hospital .Rumah sakit ini

dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas perawatan berupa bangsal-bangsal perawatan untuk

merawat orang sakit serta bangsal-bangsal lain sebagai tempat merawat orang

cacat ,miskin dan yatim piatu.

Seperti halnya di Eropa,pada pertengahan abad VI masehi,keperawatan juga

berkembang di benua asia .tepatnya pada Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah seiring

dengan perkembangan Agama Islam . Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan

keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan

Agama Islam.Memasuki abad VII Masehi,agama islam tersebar keberbagai pelosok

Negara dari Afrika , Asia Tenggara sampai Asia Barat dan Eropa (Spanyol dan

Turki).Padamasa ini , di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu

pasti, ilmu kimia, hygiene, dan obat-obatan . Hal ini menyebabkan keperawatan juga

mengalami kemajuan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti pentingnya

menjaga kebersihan diri(personal hygiene), kebersihan makanan, air dan lingkungan

berkembang pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa ini

adalah Rafidah.

Pada permulaan abad XVI, stuktur dan orientasi masyarakat mengalami

perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi pada kekuasaan yaitu

Page 22: Riset Keperawatan

perang , eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Akibatnya banyak gereja

dan tempat ibadah yang di tutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde

keagamaan untuk merawat orang sakit . Kondisi ini berpengaruh terhadap perkembangan

keperawatan .

Disatu sisi, kenyatan ini berdampak negative. Penutupan gereja dan tempt ibadah

menyebebkan kekurangan tenaga perawat karena sebelumnya dilakukan oleh orde-orde

agama. Untuk memenuhi kebutuhan perawat, bekas wanita jalanan(wanita tuna susila)

atau wanita yang bertobat setelah melakukan kejahatan diterima bekerja sebagai

perawat.Dengan latar belakang inilah kemudian berkembang asumsi negative terhadap

perawat dan masyarakat beranggapan bahwa wanita terhormat tidak akan bekerja di luar

rumah . Akibat reputasi inilah , perawat di upah dengan gaji rendah dengan jam kerja

lama pada kondisi kerja yang buruk(Taylor.C.,dkk.,1989).

Disisi lain, adanya perang salib berdampak positif terhadap perkembangan

keperawatan. Untuk menolong korban perang dibutuhkan tenaga sukarela yang

dipekerjakan sebagai perawat.Meraka terdiri atas orde-orde agama,wanita-wanita yang

mengikuti suami ke medan perang turut merawat orang sakit jika di perlukan dan

tentara(pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat. Pengaruh perang salib terhadap

keperawatan adalah mulai dikenal konsep P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan),

keberadaan perawat mulai di butuhkan dalam ketentaraan dan timbul peluang kerja bagi

perawat di bidang social.

Peran rumah sakit terhadap perkembangan keperawatan tidak dapat diabaikan.

Setidaknya ada tiga rumah sakit yang berperan besar terhadap perkembangan

keperawatan pada masa ini(zaman pertengahan). Pertama, Hotel Dieu di Lion. Meskipun

pada awalnya pekerjaaan perawat dilakukan oleh para mantan wanita tuna susila(WTS)

yang telah bertobat, rumah sakit ini berperan besar dalam kemajuan keperawatan. Hal ini

disebabkan karena tak lama kemudian pekerjaan perawat digantikan oleh perawat yang

terdidik melalui pebdidikan keperawatan pada rumah sakititu juga. Menurut beberapa

literatul, peraturan-peraturan pada pendidikan keperawatan dirumah sakit ini hamper

sama dengan peraturan pendidikan perawat sekarang. Kedua, Hotel Dieu di Paris. Di

rumah sakit ini pekerjaan perawat dilakukan ole horde agama. Sesudah revolusi Perancis,

orde agama dihapuskan dan pekerjaan diganti oleh orang-orang bebas yang tidak terikat

Page 23: Riset Keperawatan

oleh agama. Pelopor perawat yang terkenal di rumah sakit ini adalah Genevieve Bouquet.

Ketiga, St. Thomas Hospital. Didiran pada tahun 1123 M. Dirumah sakit inilah Florence

Nightingale memulai karirnya memperbaharui keperawatan.

Pada pertengahan abad XVII dan memasuki abad XIX reformasi social

masyarakat merubah peran perawat dan wanita secara umum. Pada masa ini keperawatan

mulai banyak dipercaya orang dan contohnya adalah Florence Nightingale. Florence

Nightingale lahir pada tahun 1820 dari keluarga yang kaya dan terhormat. Ia tumbuh dan

berkembang di Inggris dan dengan pendidikan yang cukup. Meskipun ditentang keras

oleh keluarganya, ia diterima mengikuti kursus pendidikan perawat pada usia 31 tahun.

Pecahnya perang Krim(Crimean War), dan penunjukan dirinya oleh Inggris untuk

menataasuhan keperawatan pada sebuah Rumah sakit Militer di Turki member peluang

baginya untuk meraih prestasi (kalish and kalish, 1986, dikutip dari Taylor.C., 1989). Hal

ini di sebabkan karena ia berhasil mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapi dan

berhasil menapis anggapan negative terhadap wanita dan meningkatkan status perawat.

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INGGRIS

Seusai perang Krim , Florence Nightingale kembali ke Inggris. Sejarah

perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting dipahami karena Inggris membuka

jalan bagi kemajuan dan perkembangan keperawatan dimana kepeloporan Florence

Ninghtingale diikuti oleh negeri-negeri lain.Pada tahun 1840 Inggris mengalami

perubahan besar dalam perawatan dimana sekolah-sekolah perawatan mulai

bermunculan, misalnya pendidikan perawat di London Hospital meskipun kurikulumnya

belum teratur. Pada tahun 1820 perkembangan keperawatan mengalami kemajuan paling

pesat berkat Florence mendirikan sekolah perawat modern. Konsep pendidikan inilah

yang mempengaruhi pendidikan keperawatandi dunia ini.

Konstibusi Florence Nightingale bagi perkembangan keperawatan adalah

menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan,

meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit,

mengindentifikasi kebutuhan personal pasien dan peran perawat untuk memenuhinya,

Page 24: Riset Keperawatan

menetapkan stadar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi

pasien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan dua komponen

keperawatan yaitu kesehatan dan penyakit, meyakinkan bahwa keperawatan berdiri

sendiri dan berbeda dengan profesi kedokteran, dan menekankan kebutuhsn pendidikan

berlanjut bagi perawat (Dolan, 1978, dikutip dari Taylor,C.1989).

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Tidakbanyak literature yang mengungkapkan perkembangan keperawatan di

Indonesia. Seperti hal perkembangan keperawatan didunia pada umumnya ,

perkembangan di Indonesia juga dipengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yaitu

penjajahan pemerintah colonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi pemerintahan

Indonesia setelah Indonesia merdeka. Perkembangan keperawatan di Indonesia, pada

hakekatnya di bedakan atas masa sebelum kemerdekaan dan masa sestelah kemerdekaan

yang dibagi atas orde lama dan era orde baru.

Pada masa pemerintahan colonial belanda perawat berasal dari penduduk pribumi

yang disebut velpleger dengan dibantu zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit.

Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospitaldi Jakarta yang didirikan tahun 1799

untuk memelihara kesehatan staf dan tentara belanda. Usaha pemerintah kolonial belanda

di bidang kesehatan pada masa ini antara lain: membentuk Dinas Kesehatan Tentara yang

dalam bahasa Belanda di sebut Militiary Gezondherds Dienst dan Dinas Kesehatan

Rakyat atau Burgerlijke Gezondherds dienst. Pendirian rumah sakit ini termasuk usaha

Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Semarang dan Surabaya, ternyata tidak

diikuti perkembangan profesi keperawatan yang berarti karena tujuannya semata-mata

untuk kepentingan tentara Belanda.

Berbeda dengan ketika VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggis Raffles(1812-

1816) sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya Kesehatan

adalah milik manusia ia melakukan berbagai upaya memperbaiki derajat kesehatan

penduduk pribumi. Antara lain mengadakan pencacaran umum, membenahi cara

Page 25: Riset Keperawatan

perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan

para tahanan.

Setelah pemerintah kolonial kembali ketangan belanda, usaha-usaha peningkatan

kesehatan penduduk mengalmi kemajuan. Di Jakarta, tahun 1819 didirikan beberapa

rumah sakit.Salah satu diantaranya adalah rumah sakit Stadsverband berlokasi di Glodok

Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakit ini dipindahkan di Saelmba dan sekarang

bernama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo(RSCM).Saat ini RSCM menjadi rumah

sakit pusat rujukan nasional dan pendidikan nasional. Dalam kurun waktu ini (1816-

1942), berdiri pula beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending

protestan.Misalnya; RS Persatuan gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS St.

Carolus Salemba-Jakarta Pusat, RS St. Boromeus di Bandung dan RS Elizabeth di

Semarang. Bersamaan dengan berdirinya rumah sakit di atas, didirikan sekolah perawat.

RS PGI Cikini tahun 1960 menyelenggarakan pendidikan juru rawat tahun 1912.

Kekalah tentara sekutu dan kedatangan jepang (1942-1945) menyebabkan

perkembangan keperawatan mengalami kemunduran. Bila renaissance berakibat buruk

pada perkembangan keperawatan di Inggris sehingga di sebut jaman kegelapan dunia

keperawatan di Inggris,maka penjajahan jepang meruapakan zaman kegelapan dunia

keperawatan di Indonesia. Pekerjaan perawat yang pada masa Belanda dan Inggris sudah

di kerjakan oleh perawat yang telah di didik, maka pada masa jepang tugas perawat

dilakukan oleh mereka yang tidak dididik, untuk menjadi perawat. Demikian pula

pimpinan rumah sakit yang sebelumnya orang-orang Belanda kemudian diambil alih oleh

orang-orang Jepang. Obat-obatan sangat kurang sehingga wabah penyakit timbul dimana-

mana. Demikian bahan-bahan balutan sangat kurang sehingga daun pisang dan pelepah

pisang di ganakan sebagai bahan balutan.

Pembangunan dibidang kesehatan dimulai tahun 1949. Rumah sakit dan balai

pengobatan mulai dibangun . Pada tahun 1952, sekolah perawat mulai didirikan. Yaitu

sekolah Guru perawatdan Sekolah perawat setingkat SMP. Pendidikan keperawatan

Profesional Mulai didirikan pada tahun 1962 dengan didirikannya Akademi Keperawatan

milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat Profesional pemula.

Hampir bersamaan dengan ini didirikan Akper milik Depkes di Ujung Pandang ,

Page 26: Riset Keperawatan

Bandung dan Palembang.Jumlah Akper terus bertambah dn saat ini(Desember 1996),

telah berjumlah 227 buah.

Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan

Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985 merupakan

momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio dari Fakultas

Ilmnu Keperawatan, institusi ini dipelopori oleh tokoh-tokoh keperawatan Indonesia

antara lain, Achir Yani S,Hamid,DN.Sc.,mendiang Dra. Christin S Ibrahim,MN,Phd.,

Tien Gartinah,MN, dan Dewi Irawaty, MA., di bantu beberapa pakar keperawatan dari

badan kesehatan Dunia (WHO). Tujuan pendirianya adalah menghasilkan sarjana

keperawatan sebagai perawat professional. Agar perawat dapat bermitra dengan dokter

dan perawat dapat bekerja secara ilmiah, tidak hanya berdasarkan intruksi dokter, tegas

Prof.Dr.Asri Rasyat, Dekan fakultas kedokteran Universitas Indonesia, tempat di

selenggarakannya PSIK pertama di Indonesia, ketika melantik lulusan PSIK angkatan

pertama,1988. Secara konseptual pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan bertujuan

menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat professional, memantapkan peran

dan fungsi perawat sebagai pendidik,pelaksana, pengelola peneliti dibidang keperawatan

serta menghasilkan tenaga keperawatan professional yang dapat mengimbangi kemajuan

dan ilmu pengetahuan terutama iptek dibidang kedokteran.

Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan(PSIK)tidak dapat dipisahkan dari

peran Konsorsium Ilmu kesehatan(CHS) di samping tokoh-tokoh keperawatan tersebut

diatas. Dalam hal ini peran Prof.Dr.Marifin Husein selaku ketua Konsorsium Ilmu

kesehatan. Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih membantu

pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Keperawatan(FIK-UI) yang merupakan

institusi pendidikan tinggi keperawatan professional pertama di Indonesia, setingkat

sarjana.

Saat ini melalui surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI tahun

1995,PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi fakultas ilmu

keperawatan universitas Indonesia(FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu keperawatan –

Page 27: Riset Keperawatan

UI, pada Universitas Padjajaran Bandung sejak beberapa tahun lalu didirikan pula

program studi ilmu keperawatan.

Sampai sekarang (akhir juli 1997), FIK-UI telah memiliki 46 orang dosen yang

terdiri atas S1 sebanyak 30 orang, S2 sebanyak 14 orang dan S3 sebanyak 2 orang. Dan

sampai saat ini meluluskan 460 orang sarjana keperawatan. Dalam rangka pengembangan

staf edukatif, FIK-UI sedang mengirimkan beberapa staf dosen untuk mengikuti

pendidikan program doctoral didalam maupun diluar negri dan beberapa dosen mengikuti

pendidikan program magister bidang keperawatan pada Universitas terkenal diluar negeri

seperti pada Royal Melbourne Institute of Technology untuk program Critical Care

Nursing dan pada The Flinders University of South Australia untuk program Master of

Nursing. (Sumber Bagian Akademik FIK-UI,Juli 1997).

Menurut Dra. Junaiti Sahar, Skp, M.App.Sc., Pembantu dekan II FIK-UI, dalam

waktu dekat ini akan didirikan enam PSIK baru yaitu pada Universitas Airlangga,

Universitas Diponegoro,Universitas Gajah Mada,Univesitas Hasanudin,Universitas

Andalas dan Universitas Sumatera utara. Dngan demikian di Indonesia sampai tahun

2000, diperkirakan terdapat delapan pendidikan tinggi keperawatan setingkat sarjana.

Pada tahun 1998, di FIK-UI akan di buka program Magister Keperawatan dan

keperawatan dasar (hasil wawancara pertelepon,29 Juli 1997).

Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan

Ketika ada pertanyaan, apakah keperawatan merupakan suatu profesi?, maka

salah satu pertimbangan kita untuk menjawab pertanyaan ini adalah meneliti ada atau

tidaknya organisasi profesi. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki organisasi

profesi yang sangat bermanfaat dalam menetapkan standar praktek, pelayanan dan

pendidikan keperawatan, membuat legislasi dan membahas berbagai fenomena yang

terjadi atau berhubungan dengan profesi keperawatan.

Organisasi profesi adalah organisasi yang terdiri dari para praktisi yang

menetapkan diri sebagai ahli yang mampu dan bergabung bersama melaksanakan fungsi

sosial yangtidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, serta merupakan asosiasi yang bersifat

sukarela. Organisasi profesi bertujuan untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang

kokoh diantara anggotanya, peningkatan mutu dan kesejahteraan anggotanya disertai

Page 28: Riset Keperawatan

peningkatan mutu pelayanan, serta terjalinnya hubungan kerjasama yang baik dengan

organisasi profesi lain(Internasional Council of Nurse dikutip dari report on The

Regulation of Nursing,1985). Dibawah ini diuraikan profil beberapa organisasi

keperawatan.

Internasional Council of Nurse merupakan organisasi profesional wanita

pertama di dunia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 dimotori oleh

Mrs.Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan perawat nasional di seluruh

dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat dari seluruh

dunia, member kesempatan bertemu bagi perawat di selurh dunia untuk membicarakan

berbagai masalah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar

dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan dank

ode etik profesi keperawatan.

Kode etik keperawatan menurut ICN(1973) menegaskan bahwa keperawatan

menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi manusia. Keperawtan tidak dibatasi

oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, aliran politik, agama

dan status sosial(Taylor.C.,dkk.1989). ICN mengadakan kongres setiap empat tahun

sekali.Kongres pertama diadakan di London 1900. Dan kongres terakhir, pada akhir

tahun 1996 di adakan di Bandar Sri Begawan,Brunai Darussalam.

American Nurses Association adalah organisasi profesi perawat (registered

nurses) di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri dari

organisasi perawat dari Negara-negara bagian. ANA berperan dalam menetapkan standar

praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan , serta menampilkan profil keperawatan professional dengan pemberlakuan

legislasi keperawatan.

Canadian Nurses Association adalah asosiasi perawat nasional (registered

nurses) di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan ANA yaitu membuat standar

praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar praktek keperawatan, dan

meningkatkan kesejahteraan perawat. CAN juga berperan aktif peningkatan mutu

pendidikan keperawatan, pemberian ijin bagi praktek keperawatan mandiri.

National League for Nursing(NLN) adalah suatu organisasi terbuka untuk semua

orang yang berkaitan dengan keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten

Page 29: Riset Keperawatan

perawat(pekarya) dan agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan membantu

pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan

keperawatan.

British Nurses Association adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan

pada tahun 1887 oleh Mrs. Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan

kesatuan seluruh perawat di Inggris dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap

profesi keperawatan.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI) adalah perhimpunan seluruh

perawat di Indonesia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1974. Sebagai fusi dari beberapa

organisasi keperawatan yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali perubahan

bentuk dan nama organisasi. Embrio PPNI adalah perkumpulan kaum Verpleger

Boemibatera(PKVB) tahun 1921. Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati

masyarakat berkenan dengan tugas mulia yang dilakukan dalam merawat orang sakit.

KECENDERUNGAN DAN ARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI

INDONESIA

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang termasuk bidang

kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap

pelaksanaan hak asasi manusia mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan

pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang

berkulitas.

Seiring dengan fenomena ini terjadi pergeseran-pergeseran serta transformasi

dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan. Sifat pelayanan keperawatan mengalami

perubahan dari pelayanan facasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada

pelayanan professional yang berpijak pada pengusaan iptek keperawatan.Juga terjadi

fragmentasi / spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.

Fokus peran dan fungsi perawatpun bergeser dari penekanan pada aspek kuratif

kepada peran yang lebih berfokus pada prefentif dan promortif tanpa meningkalkan peran

kueratif dan rehabilitative. Kenyataan ini merupaka jawaban atas tuntutan masyarakat

Page 30: Riset Keperawatan

terhadap pelayanan berkualitas, disamping sebagai konsekuensi terhadap kecenderungan

perubahan pola penyakit infeksi kepada penyakit degenerative.

Kondisi rill ini menuntu upaya kongkrit yang optimal dalam memantapkan profesi

keperawatan. Upaya dimaksud adalah profesionalisasi keperawatan. Profesionalisasi

adalah suatu proses dimana suatu pekerjaan dihadapkan pada suatu control khsusu yang

disebut profesi(Aydenolotte,1988 dalam Chaska,1990 dikutip dari Yeni Rustina,1996).

Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan

penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan.

Selain itu diperlukan upaya antisipasi organisasi profesi menyongsong era globalisasi.

Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan

Sehubungan dengan adanya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan

yang professional. Adanya pergeseran system pelayanan dan pendidikaan keperawatan

serta usaha memantapkan keperawatan sebagai profesi, maka pembenahan system

pendidikan keperawatan mutlak dilakukan. Perawat yang bermutu dengan kemampuan

professional diharapkan mampu bersaingdalam skla nasinal maupun internasional.

Oleh karena itu, pengembangan pendidikan keperawatanprofesional dengan

landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan serta

kerangka konsep pendidikan. Pengembangan pendidikan terutama berpedoman pada

kebijakan pendidikan tinggi, khususnya UU No. 2 tahun 1989 dan PP No. 30 tahun 1990

serta undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992. Pegembangan pendidikan

keperawatan professional diselengarakan dalam berbagai jenjang dan jenis sesuai

kebutuhan masyarakat (Pokja Keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1994)

         Wawasan keilmuan

Ilmu keperawatan sebagai bagian integral ilmu kesehatan mencakupilmu biomedik,

imu sosial, ilmu perilaku, ilmu keperawatan dasar dan ilmu keperawatan klinik. Wawasan

ilmu keperawatan meliputi ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia, bentuk upaya pemenuhan tersebut dengan memanfaatkan

berbagai sumber yang tersedia. Objek studi ilmu keperawatan adalah penyimpangan tidak

terpenuhinya kebutuhan bio-psiko-sosiokultural-spiritual sepanjang siklus hidup manusia

mulai dari tingkat individu sampai tingkat masyarakat.

Page 31: Riset Keperawatan

         Orientasi pendidikan

Pendidikan keperawatan berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Hal ini berarti kurikulum pendidikan dan pengalaman belajar diupayakan

dengan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala

sumber yang memungkinkan pengusaan iptek.

         Kerangka konsep

Sebagai pendidikan professional, pendidikan keperawatan harus dilandasi dengan

kerangka konsep yang kokoh yang memiliki karakteristik pendidikan akademik-

profesional yaitu pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, penyelesaian

masalah secara ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku professional, belajar aktif

mandiri serta pendidikan dilingkungan masyarakat.

Kecenderungan Perkembangan Pelayanan Keperawatan

Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu memberikan dampak pada

sistem pelayanan keperawatan. Oleh karena itu terjadi pergeseran dalam pelayanan

keperawatan.

Pertama, perubahan sifat pelayanan dari facosional menjadi professional. Dalam hal

ini terjadi pergeseran orientasi pelayanan keperawatan dari pelayanan yang hanya

didasarkan keterampilan semata menjadi pelayanan yang didasari ilmu pengetahuan dan

teknologi keperawatan.

Kedua, terjadi pergeseran fokus asuhan keperawatan dari peran kuratif yang

didominasi dokter menjadi peran preventif dan promotif yang mandiri tanpa melupakan

peran kuratif dan rehabilitasi. Hal ini sejalan dengan kecenderungan perubahan pola

penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeratif.

Ketiga, Kecenderungan terjadi fragmentasi pelayanan keperawatan. Fragmentasi atau

spesialisasi pelayanan keperawatan berkembang menjadi bidang pelayanan keperawatan

medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan kebidanan, keperawatan jiwa,

keperawatan komunitas dan keperawatan usia lanjut.

Untuk itu diperluka metodologi dalam pemberian asuhan keperawatan agar pelayanan

keperawatan efesien, efektif serta berkualitas. Metode ini adalah proses keperawatan

Page 32: Riset Keperawatan

sebagai bentuk pendekatan ilmiah yang terdiri dari pengkajian,diagnose keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Disamping itu pelayanan keperawatann harus dilandasi penguasaan iptek serta kiat

keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan dengan berorientasi pada wawasan

ilmu keperawatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena

itu dibutuhkan sumber daya manusia dibidang keperawatan yang berkualitas.

Peran Organisasi Profesi

Organisasi profesi dimaksud adalah PPNI. Sebagai organisasi profesi PPNI

berperan dalam pembinaan anggota profesi, pengembangan iptek keperawatan serta

menjamin pelayanan keperawatan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan

pendirian PPNI adalah menciptakan persatuan dan kesatuan sesame perawat, peningkatan

kulitas dan kesejahteran perawat serta menjalin kerjasama dengan profesi lain.

Peran PPNI sebagai organisasi profesi keperawatan

Pertama, peran pembinaan anggota profesi. Preran ini dilakukan dengan cara

menentukan kualifikasi anggota, menetapkan legislasi dan kode etik, serta

mengembangkan karir dan kesejahteraan anggota(Kelly,1981). Kualifikasi anggota

profesi didasarkan pada keahlian, otonomi dan komitmen terhadap profesi serta

tanggungjawab terhadap masyarakat(Strause, 1963). Legislasi adalah suatu ketetapan

atau ketentuan hokum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan

erat dengan tindakan(Licberman, 1970).

Legislasi berperan sebagai dasar hokum untuk melindungi masyrakat dan anggota

profesi dari praktek keperawatan yang tidak berkualitas. Sedangkan kode etik berperan

sebagai pedoman tentang baik buruknya suatu tindakan yang berhubungan dengan

praktek.

Pengembangan karir merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan bakat dan

kemampuan sesuai dengan prestai kerja. Kesejahteraan anggota berupa imbalan jasa yang

proposional, lingkungan kerja yang kondusif serta adanya peluang untuk

mengembangkan diri.

Page 33: Riset Keperawatan

Kedua, peran dalam mengembangkan iptek keperawatan. Peran ini dilakukan melalui

penelitian yang meningkatkan profesionalisme keperawatan.

Ketiga, peran dalam menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dapat

dipertanggungjawabkan. Peran ini meliputi perumusan standar, registrasi dan pemberian

lisensi bagi profesi. Standar dalam pelayanan merupakan peraturan yang menjadi patokan

boleh tidaknya dilakukan praktek. Sedangkan standar dalam pendidikan berguna sebagai

alat akreditasi mutu pendidikan. Registrasi merupakan pencacatan secara resmi nama

seseorang berdasarkan hasil penelitian dari aspek profesi dan hokum yang

memungkinkannya melakukan praktek keprofesian yang dilakukan oleh anggota profesi

setelah memperoleh sertifikasi tentang kemampuan dan keahliannya. Sedangkan lisensi

adalah pemberian ijin resmi untuk melakukan praktek bagi seseorang yang telah terdaftar

sebagai anggota profesi.

Masalah yang dihadapi oleh PPNI

Selain masalah pelayanan dan pendidikan keperawatan seperti yang telah diurain

diatas,terdapat beberapa masalah lain yang tak kalah pentingnya yang dihadapi oleh

PPNI. Pertama, rendahnya penguasaan iptek keperawatan karena kemampuan dan

kualitas tenaga keperawatan masih terbatas. Hal ini disebabkan oleh beregamnya latar

belakang pendidikan perawat serta belum ada kualifikasi tenaga keperawatan yang secara

jelas terutama dari segi peran dan fungsi perawat.

Akibatnya, tidak sedikit perawat yang memiliki persepsi dan pola piker yang berbeda

tentang berbagai fenomena dalam profesi keperawatan termasuk pentingnya pengusaan

iptek keperawatan. Lebih jauh kondisi membuat sebagian perawat enggan berbenah diri

dan bahkan cenderung menolak perubahan.Kedua, belum diberlakukannya legislasi,

registrasi dan lisensi serta praktek mandiri dalam keperawatan.

Ketiga, adanya fenomena nurses migration karena faktor ekonomi dan sosial serta

implikasi dari iklim perdagangan bebas. Migrasi perawat dapat terjadi tiga bentuk yaitu

perpindahan perawat dari suatu rumah sakit ke rumah sakit lain didalam negeri.

Pengiriman perawa Indonesia bekerja diluar negeri serta masuknya perawat asing di

Indonesia.

Page 34: Riset Keperawatan

Antisipasi PPNI menyongsong era globalisasi

Antisipasi PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyrakat akan pelayanan

keperawatan yang berkualitas dan membenahi berbagai fenomena diatas adalah dengan

melakukan berbagai upaya antara lain:

Pertama, membenahi system pendidikan keperawatan yang berorientasi pada

kebutuhan masyarakat(community oriented nursing education serta pelayanan kesehatan

utama dengan landasan yang kokoh yang meliputi wawasan keilmuan, orientasi

pendidikan dan kerangka konsep pendidikan keperawatan professional yang berfokus

pada pengusaan iptek keperawatan.

Kedua, membenahi system pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan selalu

berusaha memberikan asuhan keperawatan yang professional yaitu dengan mengunakan

pendekatan proses keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam rangka

menopang keterlaksanaan asuhan keperawatan professional diperlukan sumber daya

manusia yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pengembangan kemampuan tenaga

keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif.

Ketiga, membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk

mengoptimalkan peran dan fungsinya. Mengantisipasi era globalisasi, PPNI

bertanggungjawab terhadap kemajuan dan eksitensi profesi keperawatan yaitu

terselenggaranya pendidikan atau pelayanan keperawatan yang berkualitas serta

memperhatikan kesejahteraan anggota organisasi profesi.

Oleh karena itu perlu realisasikan pemberlakuan standar pelayanan profesi dan

pendidikan keperawatan, legislasi, registrasi, dan lisensi bagi anggota profesi serta

mewujudkan praktek keperawatan mandiri. Hal ini sangat penting artinya dalam

menyongsong era globalisasi terutama dalam mengantisipasi fenomena nurses migration.

Page 35: Riset Keperawatan