39
TAHUN ANGGARAN 2014 PEKERJAAN PEMBANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KECAMATAN TOSARI-KABUPATEN PASURUAN

Rks Plengsengan Kec.tosari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rks Plengsengan Kec.tosari

Citation preview

Page 1: Rks Plengsengan Kec.tosari

TAHUN ANGGARAN 2014

PEKERJAANPEMBANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR

KECAMATAN TOSARI-KABUPATEN PASURUAN

Page 2: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

PERSYARATAN TEKNIS

A. PEKERJAAN SIPIL

PASAL 1 URAIAN UMUM

1.1. PEKERJAANa. Pekerjaan ini adalah Pembangunan Plengsengan Depan Kantor Kecamatan

Tosari Kabupaten Pasuruanb. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,

tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.

c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAANDalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksib. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedungc. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang

Persyaratan Teknis Bangunan Gedungd. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang

Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang

Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

f.Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan

g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.

h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)i. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)j. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)k. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)l. SK SNI T-15-1991-03m. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)n. Algemenee Voorwarden (AV)

1.3. DOKUMEN KONTRAKa. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :

Surat Perjanjian Pekerjaan Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Agenda yang disampaikan oleh Konsultan PENGAWAS selama

masa pelaksanaan.

a. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu

2

Page 3: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan PENGAWAS.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,

maka gambar detail yang diikuti.2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran

dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan PENGAWAS lebih dahulu.

3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan PENGAWAS.

4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.

5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

b. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidak sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan PENGAWAS tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

PASAL 2 LINGKUP PEKERJAAN

2.1. KETERANGAN UMUMPembangunan Plengsengan Depan Kantor Kecamatan Tosari ini secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar yang terdiri dari:a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :

Penyediaan air dan daya kerja Pembersihan lokasi kerja Dll.

b. Pekerjaan Sipil dan Struktur, meliputi : Pekerjaan Kolom Struktur Pekerjaan Balok Beton

c. Pekerjaan Arsitektur, meliputi : Pekerjaan Pondasi Batu Kali Plengsengan (plestran dan acian) dll

d. Pekerjaan lain-lainPekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS

2.2. SARANA DAN CARA KERJAa. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau

tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.

b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.

3

Page 4: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.

d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.

e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen pekerjaan dilaksanakan.

f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan PENGAWAS dan Konsultan Perencana sebelum elemen pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan.

g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas : Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam

pelaksanaannya. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-

gambar perubahan ( As Build Drawing ).h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh

persetujuan Konsultan PENGAWAS setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.

j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor,bila : Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa

pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.

Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya, yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, gedung sebelah dan terdekat dengan pembangunan dan lain sebagainya).

k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.3. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAANa. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual

pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik pRaisedasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.

b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan PENGAWAS.

c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.

4

Page 5: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

2.4. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHANa. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan

kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.

b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan PENGAWAS yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan PENGAWAS tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan PENGAWAS ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan PENGAWAS memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan PENGAWAS berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.

e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang. Air

Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.

Semen Portland (PC)Semen Portland yang digunakan adalah jenis atau type satu harus satu merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.

Pasir (Ps)Pasir yang digunakan adalah pasir Lumajang atau Mojokerto, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim

disebut pasir urug.2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian

terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang

3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium.

5

Page 6: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

Batu Pecah (Split)Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

Batu BataBatu Bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang disebutkan di dalam gambar harus menggunakan batu bata merah yang memenuhi syarat standar sebagai berikut :Berukuran standar dan berwarna merah bata tua sebagai hasil pembakaran yang sempurna atau matang. Pembakaran yang dimaksud adalah pembakaran dengan menggunakan kayu.Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek dengan tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak merugikan.Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga pengkristilannya dapat mengakibatkan lebih dri 40% permukaan bata tebal oleh bercak-bercak putih.Maksimum pecah 5%. Bata merah direkomendasikan memakai bata merah press mesin.

PASAL 3 SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

3.1. SITUASI/LOKASIa. Lokasi proyek adalah pada lahan yang sudah diberikan oleh pemberi tugas

yaitu pada Pembangunan Plengsengan Depan Kantor Kecamatan Tosari. Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.

b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

3.2. AIR DAN DAYAa. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang

dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :* Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi

persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.

* Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor apabila diperlukan harus menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

3.3. SALURAN PEMBUANGANKontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan PENGAWAS.

6

Page 7: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAINKontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.

3.5. PEMBERSIHAN HALAMANa. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya

pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan atau bekas pekerjaan konstruksi sebelumnya, harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi kerja kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

3.6. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)a. Peil 0,00 Bangunan adalah mengambil acuan dari lantai dasar gedung

kecamatan. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, plat lantai, balok dan ring balok, atap beton, rangka atap, finishing facade dan lain-lain harus mengambil patokan dari peil 0,00 tersebut.

3.7. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum

3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.

b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan PENGAWAS.

c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.

3.8. PENGUKURANa. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan / atau yang ditentukan Konsultan PENGAWAS dan termasuk penyediaan team ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.

b. Prosedur Umum1. Data Standar Pengukuran

Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan Kontraktor.Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Konsultan PENGAWAS.

2. Persyaratan Pengukuran

7

Page 8: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan PENGAWAS.Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah sebagai berikut : Kerangka Horizontal (Poligon) :

Salah pentutup sudut = 10 n(n = banyak titik / sudut) Salah relatif 1 /10000

Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm)(D = total jarak terpendek) Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

c. Patok / Bench Mark1. Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun

patok – patok yang dibuatnya.2. Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus

dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Konsultan PENGAWAS. Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

3. Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :

Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat / awet. Patok di tanah harus dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.

5. Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm panjang 300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm di atas permukaan tanah dengan paku ditengahnya sebagai tanda, atau dengan cara lain yang ditentukan oleh Konsultan PENGAWAS.

d. Tim Pengukur dan Peralatan

8

a b C d e fTanah Lunak

: 100 90 15 20 45 2.5 cm

Tanah Kerak

: 70 50 15 15 15 2.5 cm

Lapisan Batu

c

d

Tanah Dasar dipadatkanKepadatan Tanah 90- e

b

f

10

a

Page 9: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan PENGAWAS, dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan PENGAWAS, Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan PENGAWAS.

e. Pelaksanaan Pekerjaan1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran

Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut :

Pemeriksaan melintang Ketinggian patok Lokasi pengukuran Konstruksi pengukuran Potongan melintang

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran.Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Konsultan PENGAWAS.

f. Pemeriksaan KetepatanSemua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa Konsultan PENGAWAS pada waktu – waktu tertenu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Konsultan PENGAWAS selama pemeriksaan pengukuran lapangan.Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :

Kesalahan sudut menyilang e1 = 1’ nKesalahan garis menyilang e2 = (L2 + D2)L = perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatanD = perbedaan antara titik keberangkatan timur dan titik keberangkatan barat

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya.Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas selama pemeriksaan.Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan PENGAWAS tidak membebaskan Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

PASAL 4. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

4.1. Pekerjaan Galian.

a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, pemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

9

Page 10: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

b. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.

c. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari halaman. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab Pemborong atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas

4.6. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan

a. Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Manajer Konstruksi sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Manajer Konstruksi akan segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.

b. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 5. PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI (PLAT DEKKER)

1. Ketentuan Umum

a. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard yang berlaku, yaitu:a). Tata-cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung (SNI 03-2847-

2002).b). Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI, 1982),c). Standard Industri Indonesia (SII),d). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.e). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI

1726-2002) f). American Society of Testing Material (ASTM).

b Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Konsultan Pengawas.

c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

d. Kontraktor wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam pekerjaan ini.

e. Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan menggunakan kembali.

2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di

dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.

c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

10

Page 11: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

3. Bahan-bahan

a. S e m e n i. Untuk pekerjaan struktur bawah, termasuk diantaranya plat basement, plat ground

floor, dinding penahan tanah dan semua struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah, semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe IV, atau tipe lainnya yang tahan terhadap sulfat dengan disertai hasil pengujian laboratorium. Semen harus disimpan sedemikian rupa untuk mencegah terjanyi kerusakan.

ii. Untuk pekerjaan struktur atas, yaitu struktur yang tidak berhubungan secara langsung dengan tanah semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa hengga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain. Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi pekerjan.

b. Agregat Kasar Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :

i. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23 "Specification for Concrete Aggregates".

ii. Atas persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas, agregat yang tidak memenuhi persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat tersebut dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya memenuhi syarat.

iii. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi syarat - syarat berikut :� seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton. � sepertiga dari tebal pelat.� 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang tulangan.Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.

c. A i rAir yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini: i. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya

menurut tujuan pemakaiannya.ii. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya, yang

dapat dilihat secara visual.iii. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.iv. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-

asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.

v. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari 10 %.

d. Baja Tulangan Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini.

i. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.

ii. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .iii. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform

(BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.

11

Page 12: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

iv. Tulangan dengan Ø <13 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk tulangan dengan Ø > 13 mm memakai BJTD 40 (deform) bentuk ulir.

v. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja tulangan dimaksud.

vi. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan harus ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus :

d = 4.029 B , atau d = 12.47 Gdimana :

d = diameter nominal dalam mm,B = berat baja tulangan (N/mm)G = berat baja tulangan (kg/m)

vii. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut :DIAMETER TULANGAN

BAJA TULANGANTOLERANSI BERAT YANG DI IJINKAN

< 10 mm ± 7 %10 mm < <16 mm ± 6 %

16 mm < < 28 mm ± 5 % > 28 mm ± 4 %

viii. Persyaratan material baja tulangan Spesifikasi Baja tulangan menurut SNI 2847 – 2002 diatur sebagai berikut:1. ASTM A 615M (Specification for Deformed and Plain Billet-Steel Bars for

Concrete Reinforcement) fu/fy > 1,25 (actual measurement).2. ASTM A 706M (Specification for Low_alloy Steel Deformed and Plain Bars for

Concrete Reinforcement) ductile, (elongation) ≥ 14 %; fu/fy < 1,35 (actual measurement).

Tabel. Persyaratan Baja Tulangan (ASTM A 615M dan ASTM A 706M)

PersyaratanASTM A 706M

Grade 60Kuat tarik minimum, MPa 550 *)Kuat leleh minimum, MPa 420

Kuat leleh maksimum, MPa 540Perpanjangan minimum dalam 200mm, %

Diameter, mm 10 1415,20 14

25 1230 1235 12

45,55 10Catatan: *) kuat tarik aktual tidak kurang dari 1,25 kuat leleh aktual

e. Pembesian

1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan haras disertai surat keterangan Percobaan dari pabrik.

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja-tulangam harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard

12

Page 13: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat.dari baja. lunak.Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.

Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat :Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

2. Bahan-bahan / Produka) Tulangan

Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-39 (400 Mpa), sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh fy = 400 Mpa

b) Tulangan Anyaman (Wire mesh)Tulangan anyaman, mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.

c) Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanan atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).

d) Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.

1) Gunakan besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada gambar

2) Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang ridak direkomendasi.

3) Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal rumers dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.

4) Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.

5) Kawat PengikatDibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

3. Jaminan Mutu

Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai: Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dan semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.

4. Persiapan Pekerjaan/Peralatan Tulangan

Pembengkokan dan pembentukan.

13

Page 14: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.

Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan peratuaran yang disyaratkan. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan SNI-2847-2002 atau A.C.I. 315.

5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya

Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang mencantuPengawasan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumPemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di alas tanah harus pur, kotoran, karat dsb.

6. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan, dan Pemotongan Persiapan

a) PembersihanTulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.

b) Pemilihan/seleksi Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

f. Pemasangan Tulangan1. Umum

Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Kaordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.

2. PemasanganTulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.a) Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi

yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.

b) Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.

c) Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregai (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dieor.

d) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor, Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

e) Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada

14

Page 15: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

3. Toleransi pada Pemasangan Tulangana) Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mmb) Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mmc) Tulangan atas pada pelat dan balok :

- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm: ± 12 mm- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm- panjang batang : ± 50 mm

d) Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai SNI 2002

4. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI 2002.a) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang

merusak tulangan itu.b) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali

tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.c) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh

dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.

d) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila petnanasan dilajutkan oleh perencana.

e) Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.

f) Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 0 C yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja hams diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.

g) Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.

h) Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

i) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.

5. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.a) Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang

ditunjukkan dalang gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperii tercantum dalam ayat-ayat berikut.

b) Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

c) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.

d) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.

6. Panjang Penjangkaran dan panjang penyaluran.a) Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)

Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait

15

Page 16: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait

b) Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kaitPanjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

c) Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.

d) Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.

e) Standard PembengkokanSemua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.

1. Pengecoran dan Pemadatan Betona). Persiapan

1) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan pengecoran.

2) Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan beton, dan benda-benda yang ditanakonsultan pengawasan atau di cor harus telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta perlengkapan pengangkutan.

3) Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaan bagi maksud penyempurnaan.Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.

4) Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.

5) Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.

6) Penutup BetonBila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan SKSNI 1991.

7) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

16

Page 17: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata.

b). Pengangkutan.Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committe 304 dan ASTM C94-98.1) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat

pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).

2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.

3) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara mekanis.Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.

c). Pengecoran1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee

304, ASTMC 94-98.2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan

akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.

3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.

4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.

5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.

6) Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.

7) Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

d). Penghentian/Kemacetan PekerjaanPenghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi Lapangan.

17

Page 18: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

e). Siar Pelaksanaan1) Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa

sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

2) Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.

3) Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.

4) Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan serpihan beton yang rapuh.

5) Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.

f). Perawatan Beton1) Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab

6.6. dan ACI 301-89 , SNI 20022) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang

belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.

3) Masa Perawatan dan Cara Perawatan. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai

dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.

Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.

Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.

Bahan Campuran Perawatan.Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75, SNI-2002

g). Toleransi pelaksanaan.Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1; PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347, SNI-20021) Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.

Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan

18

Page 19: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan di antara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.

Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm dalam 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10 mm dalam 1 m.

h). Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti yang dicantukonsultan pengawasan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengadakan pengaliran dari aliran.

i). Cacat pada Beton (Defective Work)Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sepeti berikut :1) Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)2) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan

atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.3) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang

direncanakan.4) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.5) Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang

tercantum dalam dokumen kontrak .6) Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan

akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.

7) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

8) Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.

9) Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan memuaskan.

10) Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.

11) Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi Lapangan.

12) Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan

19

Page 20: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.

j). Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)1) Selama pengadukan

Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah campuran air.

2) Selama pengecoran dan pemeliharaan. Umum

Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.

Dalam Cuaca PanasAdakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang berlebihan.

Kelebihan Perubahan SuhuLindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.

Perlindungan Bahan-bahan Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.

k). Pekerjaan Penyambungan Beton1) Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan

semprotan udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.2) Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton

lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.

3) Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

4) Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

5) Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.

l). Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes)Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti terlihat pada gambar dan perincian disini.1) Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)

Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place concrete surfaces) yang tampak pada penyelesaian struktur, baik dicat maupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar yang diselesaikan dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan harus mempunyai penyelesaian halus.

Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian dari serat tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah semua ukuran (clean out pockets, and areas of surface voids of any size)".

Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders, harus dipotong kembali dan lubang-lubang dirapikan. Semua tambalan

20

Page 21: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

bila diijinkan (pengisian dari cetakan yang diikat dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.

Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan dengan tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.

2) Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete) Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi lapisan

termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur.

Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaannya.

3) Penambalan BetonSiapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila bahan perekat masih basah.Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.

m). Beton Massa (Mass Concrete)1) Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan

ACI 207.3R-79 Revised 1985.2) Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda

dari perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

3) Bahan-bahan. Semen

Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang tahan terhadap sulfat.

AgregatUkuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

Bahan Tambahan (Admixture) PozzolanicBahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM C 618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete).

Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi khusus. Kecuali yang tercantum dalam catatan, suatu retarder type air

21

Page 22: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

entraining dan bahan "pereduce" air (water reducing agent) atau harus digunakan retarder type water reducing agent. Bagaimanapun, bahan tambahan apapun yang akan dipakai, boleh dipakai bila dengan persetujuan/ijin dari Direksi Lapangan.

Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan yang mempunyai suhu serendah mungkin.

4) Proporsi/Perbandingan Campuran. Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimukonsultan

pengawasan jumlah semen tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh Direksi Lapangan.

Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28

hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau disetujui oleh Direksi Lapangan.

5) Penulangan Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari

bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal

C.4. tentang pembesian.

6) Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi

terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain.

Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses perawatan beton maka temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton harus diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.

Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka perawatan beton harus sedemikian sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur tersebut. Perhatian dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.

Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa sehingga bagian dalam dan luar beton atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas dibuka permukaan tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.

Campuran beton yang direncanakan utuk adukan beton yang dibuat harus berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.

Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai instruksi Direksi Lapangan.

Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna dapat menetukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.

n). Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan (Protection from Mechanical and Construction Injury).Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik, tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang berlebihan.

22

Page 23: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

o). Percobaan Beton1) Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.

Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh "kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton, selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Direksi Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan contoh benda uji silinder tersebut.

2) Percobaan Laboratorium.Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.

3) Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut : Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-

805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.

Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.

Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-318-99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.

p). Penyimpangan Maksimum dari Pekerjaan Struktur yang DiijinkanKecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification for Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.

PASAL 6. PEMASANGAN PIPA DAN LAIN-LAIN DALAM BETON

1. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SK-SNI T-15-1991-03.

2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.

4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Pemborong harus mengkonsultasikan hal ini dengan Konsultan Menajemen Konstruksi

5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas

6. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pencoran dilaksanakan.

23

Page 24: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

7. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pencoran beton dilakukan.

8. Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian / peralatan tersebut sebelum pencoran beton dilaksanakan.

9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi beton, harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pencoran beton.

PASAL 8. CACAT-CACAT PEKERJAAN

1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.

2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas

3. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Pemborong.

PASAL 9. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI PLENGSENGAN

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan Pondasi meliputi : pondasi batu kali pada saluran/plengsengan, dan pada bagian-bagian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kerja.

2. Umum

a. Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.

b. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.

c. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm, disiram dan diratakan.

3. Bahan

Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.

4. Adukan

a. Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 5 pasir.

b. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 PC : 3 pasir, setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan pondasi ke bawah.

c. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga/tidak padat.

5. Variasi dari Kedalaman Pondasi

Variasi pada kedalaman pondasi dapat diizinkan atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, bila kondisi pada suatu bagian membutuhkan perubahan tersebut. Tanpa izin tertulis dariKonsultan Pengawasmaka perubahan kedalaman atau lebar pondasi tidak diperbolehkan.

24

Page 25: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

B. PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN TANAH

I.1. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING)a. Tanah halaman proyek dibentuk (levelling) menurut rencana pengerukan dan

pengurugan (cut and fill) bila diperlukan sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.

b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan berasal dari hasil galian, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris.

c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.

d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan proyek.

I.2. GALIAN TANAHa. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi batu kali, foot plat, saluran-

saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.

b. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

I.3. URUGAN TANAHa. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi

dan untuk pembentukan tanah. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.

b. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengan air, sedang tanah yang terlalu basah harus dihampar agar cepat kering.

c. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Konsultan PENGAWAS.

I.4. BENDA-BENDA YANG DITEMUKANa. Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung,

terutama pada saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.b. Jika diketemukan tulang belulang atau bekas kuburan pada saat pekerjaan

tanah berlangsung, Kontraktor harus memberikan perlindungan secukupnya sampai Pemberi Tugas atau wakilnya mengadakan peninjauan. Hal-hal yang menyangkut pemindahannya dilaksanakan oleh Kontraktor dengan petunjuk tertulis dari Konsultan PENGAWAS dan Pemberi Tugas.

I.5. URUGAN PASIRa. Urugan pasir dilaksanakan untuk lubang galian pondasi sebelum dikerjakan

lantai kerja, saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.

b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).

25

Page 26: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

PASAL 2 PEKERJAAN PLESTERAN

3.1. KETERANGANKecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok, kecuali disebutkan lain.

3.2. BAHANKomposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :a. 1 pc : 5 pasir untuk setrikan pondasi batu kali saluran

Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan).

3.3. PELAKSANAANa. Plesteran setrikan Plengsengan Batu Kali

Tebal plesteran setrikan Plengsengan minimum 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja dan batang perata panjang 2 m dengan bahan hollow aluminium yang kuat dan lurus. Untuk mempermudah dan mendapatkan hasil plesteran yang rata pada bidang yang luas, maka terlebih dahulu harus dibuat kepalaan sebagai acuan ketebalan dan kerataan plesteran. Sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus dan lurus.Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7 (tujuh) hari terus menerus.

26

Page 27: Rks Plengsengan Kec.tosari

RKS TEKNISPEMB ANGUNAN PLENGSENGAN DEPAN KANTOR KEC.TOSARI

PASAL 16. PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.

27