38
PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI Jalan Polisi Militer Nomor 3, Telepon / Fax. 0380 – 822641 KUPANG 85111 DOKUMEN LELANG PEKERJAAN PENGEBORAN AIR TANAH DI POLTEKES, KECAMATAN OESAPA SELATAN, KOTA KUPANG BAB I INSTRUKSI KEPADA PESERTA A. INSTRUKSI UMUM PASAL 1 : LINGKUNGAN PELELANGAN Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Tmur yang diwakili oleh Dinas Pertambangan dan Energi dalam Tahun Anggaran 2006 akan melaksanakan Pelelangan Umum Pekerjaan Pengeboran Air Tanah yang berlokasi di Poltekes , KecamatanOesapa Selatan, kota kupang. Peserta Lelang/Tender yang akan ditunjuk sebagai pemenang lelang harus menyelesaikan pekerjaan tersebut diatas dengan jangka waktu pelaksanaan 70 (Tujuh Puluh) hari kalender, sejak dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK). PASAL 2 : SUMBER DANA Dana untuk paket pekerjaan tersebut diatas bersumber dari Daftar Anggaran Satuan Kerja (DASK) Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2006 PASAL 3 : DEFENISI-DEFENISI Kecuali ditentukan lain, kata-kata tersebut di bawah ini mempunyai arti sebagaii berikut :

RKS Sumur Bor.doc

Embed Size (px)

Citation preview

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Jalan Polisi Militer Nomor 3, Telepon / Fax. 0380 822641 KUPANG 85111

DOKUMEN LELANG PEKERJAAN PENGEBORAN AIR TANAH DI POLTEKES, KECAMATAN OESAPA SELATAN, KOTA KUPANG

BAB I

INSTRUKSI KEPADA PESERTA

A. INSTRUKSI UMUM

PASAL 1 : LINGKUNGAN PELELANGAN

Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Tmur yang diwakili oleh Dinas Pertambangan dan Energi dalam Tahun Anggaran 2006 akan melaksanakan Pelelangan Umum Pekerjaan Pengeboran Air Tanah yang berlokasi di Poltekes , KecamatanOesapa Selatan, kota kupang.

Peserta Lelang/Tender yang akan ditunjuk sebagai pemenang lelang harus menyelesaikan pekerjaan tersebut diatas dengan jangka waktu pelaksanaan 70 (Tujuh Puluh) hari kalender, sejak dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK).

PASAL 2 : SUMBER DANA

Dana untuk paket pekerjaan tersebut diatas bersumber dari Daftar Anggaran Satuan Kerja (DASK) Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2006

PASAL 3 : DEFENISI-DEFENISI

Kecuali ditentukan lain, kata-kata tersebut di bawah ini mempunyai arti sebagaii berikut :

BOUWHEER (PEMBERI PEKERJAAN/TUGAS) adalah Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Timur

PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG DAN JASA adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Timur

PANITIA LELANG/TENDER adalah Pegawai Negeri Sipil yang telah memiliki Sertifikat Keahlian dalam pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang berkompeten untuk melaksanakan tugas pelelangan pekerjaan kepada Rekanan yang diundang. Berdasarkan penilaian, Panitia dapat mengusulkan calon pemenang Lelang/Tender pekerjaan ini.REKANAN adalah Perusahaan yang telah memiliki Sertifikat yang masih berlaku dari Asosiasi Jasa Pelaksana Konstruksi dengan Kualifikasi K, Klasifikasi Bidang Tata Lingkungan dan Sub Bidang Pengeboran Airtanah (TP 004), memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku, telah mendaftar, diundang Panitia dan mengambil Dokumen Pelelangan untuk paket pekerjaan tersebut diatas.

KONTRAK Adalah dokumen persetujuan yang telah disepakati antara Pemberi Pekerjaan/Tugas dengan Rekanan yang diatur secara tertulis dalam bentuk tertentu dan meliputi semua ketentuan-ketentuan yang tersirat didalamnya.

PASAL 4 : SISTIM PELELANGAN

Sistim Pelelangan pekerjaan ini dilaksanakan dengan sistim Pelelangan terbuka/ umum dengan proses Pasca Kualifikasi.PASAL 5 : LOKASI PEKERJAAN

Pekerjaan Pengeboran Airtanah yang diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini berlokasi di Poltekes, Kecamatan Oesapa Selatan, Kota KupangPASAL 6 : RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Pengeboran Air Tanah, sesuai uraian pada Bab IV. Dilaksanakan sampai mendapat air dan dapat dikonsumsi dengan bukti hasil analisis Laboratorium. Hasil akhir pekerjaan diharuskan sempurna dan berfungsi dengan baik serta dipelihara oleh Rekanan sampai 60 ( enam Puluh ) hari kalender setelah serah terima pekerjaan kepada Bouwheer (Pemberi Pekerjaan/Tugas).

B. INSTRUKSI KHUSUS

PASAL 7 : SYARAT-SYARAT PESERTA LELANG/TENDER

7.1 Peserta Lelang/Tender kegiatan Pengeboran Airtanah ini adalah Perusahaan dengan Kualifikasi K.

7.2 Perusahaan yang mengikuti kegiatan diatas adalah perusahaan dengan Klasifikasi Bidang Tata Lingkungan, Sub Bidang Pengeboran Airtanah (TP 004)

7.3 Memiliki Peralatan Pengeboran dengan menunjukan bukti kepemilikan dan foto peralatan yang masih berfungsi dengan baik atau menyewa Peralatan Pengeboran dibuktikan dengan bukti sewa diatas kertas bermeterai Rp 6.000,- (Enam Ribu Rupiah) yang ditandatangani oleh pemilik dan penyewa.

PASAL 8 : PENDAFTARAN DAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING).

8.1 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Lelang dimulai :

Hari :

Tanggal : 2006

Jam : 09.00 12.00 WITA.

Tempat: Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi NTT.

Jalan Polisi Militer Nomor 3 Kupang.

8.2. Pada saat pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang harus menyerah-kan fotocopy dan menunjukan aslinya : Akte pendirian perusahaan yang melakukan usaha diBidang Tata Lingkungan Sub Bidang Pengeboran Airtanah, SPT tahun 2005, NPWP dan Surat Kuasa bermeterai Rp.6000,- apabila yang mendaftar bukan Diretur/Direktris perusahaan, serta berkas-berkas yang tersirat pada Pasal 7

8.3 Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

Hari :

Tanggal : 2006

Jam : 08.30 09.30 WITA.

Tempat: Aula Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi NTT.

Jalan Polisi Militer Nomor 3 Kupang.

8.4. Peserta Lelang bila perlu mengadakan peninjauan lokasi guna meneliti keadaan tempat serta mencari data sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan dokumen penawaran dengan biaya perusahaan sendiri.

8.5. Tanya jawab dan penjelasan masalah pekerjaan hanya dapat diberikan pada waktu Aanwijzing, setelah itu tidak diadakan penjelasan lagi.

8.6. Penjelasan lain ataupun perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan dalam dokumen ini akan dimuat dalam Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) dan merupakan lampiran dokumen yang bersifat mengikat.

8.7. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) beserta lampirannya ditandatangani oleh seluruh atau sekurang-kurangnya (tiga per empat) jumlah Panitia serta turut ditandatangani oleh 2 (dua) Wakil Rekanan Peserta Lelang.

BAB II

SYARAT SYARAT ADMINISTRASI

PASAL 9 : SYARAT-SYARAT PENGAJUAN DOKUMEN PENAWARAN .

Rekanan yang mengajukan Dokumen Penawaran adalah Rekanan yang diundang oleh Panitia Lelang/Tender untuk mengikuti Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

Ketentuan-ketentuan dalam Pengajuan Dokumen Penawaran adalah sebagai berikut :

9.1. Pembuatan dan Penyusunan Dokumen Penawaran

9.1.1. Ukuran Kertas Surat Penawaran dan Lampiran-lampiran yang akan dipakai sebagai lampiran kontrak dibuat diatas kertas jenis HVS folio.

9.1.2 Surat Penawaran dibuat seperti contoh terlampir, masing-masing diatas kertas Kop Perusahaan:

9.1.2.1 Asli Surat Penawaran dengan materai Rp. 6.000,- (Enam Ribu Rupiah), dicantumkan tanggal, cap Perusahaan dan harus ditandatangani oleh penawar sendiri/Pemimpin Perusahaan (Contoh terlampir).

9.1.2.2 Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal, penawar yang bersangkutan berhalangan, dan dikuasakan kepada orang lain yang namanya tidak tercantum dalam Akte Pendirian Perusahaan atau Perubahannya, maka Penawar harus melampirkan Copy Akte Kuasa yang dibuat dihadapan Notaris atau bermeterai secukupnya. Jika yang menandatangani Penawaran bukan Pemimpin Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Direktur/Direktris sesuai Akte Kuasa maka Dokumen Penawaran dinyatakan tidak sah.

9.1.3 Lampiran Dokumen Penawaran terdiri dari :

9.1.3.1 Data Administrasi :

Data Administrasi terdiri dari :

9.1.3.1.1 Foto Copy Akte Notaris Pendirian Perusahaan yang melakukan usaha di Bidang.... Sub Bidang Pengeboran Airtanah dan Perubahan-perubahannya yang disahkan oleh Pejabat Berwenang.

9.1.3.1.2 Foto Copy Sertifikat dari Asosiasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bidang Tata Lingkungan Sub bidang Pengeboran Airtanah (TP 004) yang masih berlaku dengan Kualifikasi K.

9.1.3.1.3 Foto copy kepemilikan Alat Bor beserta foto alat yang masih berfungsi baik atau foto copy sewa Alat Bor diatas kertas bermeterai 6.000,- (Enam Ribu Rupiah) yang ditandatangani oleh penyewa dan pemilik dan masih berlaku.

9.1.3.1.4 Foto Copy SITU/Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang masih berlaku.

9.1.3.1.5 Foto Copy NPWP.

9.1.3.1.6 Melampirkan Bukti Pelunasan Pajak Tahun terakhir (SPT/PPH) serta memiliki laporan bulanan PPH Pasal 25 atau Pasal 21/23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu

9.1.3.1.7 Surat Keterangan Nasabah dari Bank NTT.

9.1.3.1.8 Surat Keterangan Kinerja yang baik dan tidak masuk dalam Daftar Sangsi atau Daftar Hitam Rekanan dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi atau Lembaga Pemerintah yang berwenang lainnya.

9.1.3.1.9 Neraca Perusahaan Terakhir dibuat tanggal 31 Desember 2005

9.1.3.1.10 Surat Jaminan Penawaran 1%-3% dari Nilai Penawaran untuk pekerjaan yang dilelangkan sesuai RKS ini yang dikeluarkan oleh Bank Pemerintah atau Lembaga Keuangan lainnya yang Sah. Copy-an dimasukkan ke dalam Dokumen Penawaran, sedangkan ASLI-nya diserahkan ke Panitia Pelelangan pada saat Pembukaan Penawaran.

9.1.3.1.11 Surat Pernyataan Direktur/Direktris Perusahaan yang menyetakan bukan PNS/TNI/POLRI (bermeterai Rp 6.000,-).

9.1.3.1.12 Surat Pernyataan Tunduk dan Taat pada semua Ketentuan dan Peraturan yang berlaku dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Bouwheer (Pemberi Pekerjaan/Tugas) untuk mengikuti pelelalangan (bermeterai Rp 6.000,-).

9.1.3.1.13 Surat Pernyataan Bersedia dimasukkan dalam Daftar Hitam, apabila mengundurkan diri sebelum berakhirnya batas waktu Penawaran (bermeterai Rp.6.000,-).

9.1.3.1.14 Surat Pernyataan Sanggup melaksanakan Kegiatan Pengeboran Airtanah (bermeterai Rp.6.000,-).9.1.3.2 Data Teknis :

Data Teknis terdiri dari :

9.1.3.2.1 Daftar Tenaga Ahli/Teknis Perusahaan dilengkapi dengan foto copy Ijazah/sertifikat (Aslinya ditunjukan kepada Panitia Lelang/Tender) dan yang berpengalaman lebihkurang 2 tahun di bidang pekerjaan Pengeboran Airtanah

9.1.3.2.2 Daftar Pengalaman Kerja Perusahaan dengan melampirkan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Bukti Pelunasan Pajak Pekerjaan yang pernah dilakukan Bidang Tata Lingkungan dan Sub Bidang Pengeboran Airtanah.

9.1.3.2.3 Daftar Peralatan dan Perlengkapan Perusahaan, khususnya Alat Pengeboran Airtanah beserta foto peralatan yang masih berfungsai dengan baik.9.1.3.3 Data Harga Penawaran :

Data Harga Penawaran terdiri dari :

9.1.3.3.1 Surat Penawaran yang memuat Harga Penawaran dan dicantumkan tanggal, ditandatangani, cap perusahaan, serta bermaterai Rp. 6.000,- (Enam Ribu Rupiah) .

9.1.3.3.2 Rencana Anggaran Biaya/RAB (contoh terlampir), termasuk pajak-pajak penjualan, pajak penghasilan, dan pajak-pajak lainnya sesuai ketentuan yang dikenakan Pemerintah menjadi tanggungan Rekanan.

9.1.3.3.3 Harga Satuan Bahan dan Upah.

9.1.3.3.4 Analisa Harga Satuan.9.1.4 Dokumen Penawaran yang terdiri dari Data Administrasi, Data Teknis dan Data Harga Penawaran disusun dan dijilid dalam 3 (Tiga) Buku dengan urut-urutan sebagai berikut :

9.1.4.1 Data Administrasi terdiri dari point 9.1.3.1.1 s/d 9.1.3.1.14 yang disusun secara berurutan.

9.1.4.2 Data Teknis terdiri dari point 9.1.3.2.1 s/d 9.1.3.2.3 yang disusun secara berurutan.9.1.4.3 Data Harga Penawaran terdiri dari point 9.1.3.3.1 s/d 9.1.3.3.4 yang disusun secara berurutan.9.1.4.4 Semua Dokumen baik Data Administrasi, Data Teknis dan Data Harga Penawaran dijilid menjadi SATU, dengan ketentuan dibuat satu Asli dan dua foto copy dari Aslinya.

Dalam hal penjilidan antara Data Administrasi, Data Teknis dan Data Penawaran Harga harus diberi tanda pembatas.

9.2. Cara Penyampaian Dokumen Penawaran.

9.2.1. Penawaran yang diajukan oleh Penawar berupa Dokumen Penawaran yang terdiri dari semua Dokumen yang dimaksud dalam Pasal 10 diatas.

9.2.2 Penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan SISTIM SATU SAMPUL.

Persyaratan Administrasi, Teknis dan Data Penawaran yang telah dijilid dan diberi tanda pembatas dimasukkan dalam satu Sampul tertutup yang tidak tembus pandang dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan dilak pada lima titik belakang sampul, yakni: Empat Titik diujung dan satu titik ditengah sampul (lihat contoh sampul).

9.2.3 Pada bagian kanan bawah Sampul Penutup ditulis / diketik :

Kepada:

Yang Terhormat,

Panitia Lelang/Tender Pekerjaan Pengeboran Airtanah

Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Timur

Jalan Polisi Militer Nomor 3 Kupang.

9.2.4 Pada bagian kiri atas Sampul Penutup ditulis / diketik :

Pekerjaan:Pengeboran Airtanah

Lokasi:Desa......, Kecamatan......., Kabupaten.......

Contoh Sampul Penutup :

Tampak Belakang

Tampak Depan

9.2.5 Selain yang ditentukan seperti gambar diatas, tidak diperkenankan membuat tanda-tanda lain pada sampul penawaran. Jika terdapat tanda-tanda lain selain tanda yang telah ditentukan, maka dinyatakan gugur.9.2.6 Jadwal Pemasukan Dokumen Penawaran pada Kotak Penawaran yang disediakan oleh Panitia Lelang/Tender pada:

Hari

:

Tanggal: 2006

J a m:08.00 - 10.00 WITA

Tempat:Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi NTT.

Jalan Polisi Militer Nomor 3 Kupang.

9.2.7 Dokumen Penawaran disampaikan langsung oleh Peserta Lelang pada waktu yang telah ditentukan dan sekaligus dimasukan kedalam kotak penawaran yang terkunci dan disegel, yang disiapkan oleh Panitia Lelang/Tender.

9.2.8 Apabila Penawaran disampaikan melalui Pos, sampul penutup yang berisi Dokumen Penawaran dimasukan lagi kedalam sampul luar dengan mencantumkan alamat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa yang mengadakan Pekerjaan ini. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta yang bersangkutan untuk mengambil kembali Dokumen Penawarannya. Pengembalian Dokumen Penawaran disertai dengan bukti serah terima.

9.2.9 Peserta Lelang yang terlambat memasukan Sampul Penawaran pada kotak penawaran sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dianggap mengundurkan diri dan tidak diperkenankan mengikuti pelelangan dan Panitia Lelang/Tender memberitahukan kepada Peserta yang bersangkutan untuk mengambil kembali Dokumen Penawarannya. Pengembalian Dokumen Penawaran disertai dengan bukti serah terima.

9.2.10 Sebagaimana yang dimaksud dalam point 10.2.9, bagi Peserta Lelang/Rekanan tersebut akan dikenakan sanksi tidak diperkenankan mengikuti Pelelangan selama 2 (dua) tahun pada instansi Pemberi Pekerjaan/Tugas.9.3. Pembukaan Kotak Penawaran dan Dokumen Penawaran.

9.3.1. Prosedur Pembukaan Kotak Penawaran adalah sebagai berikut :

9.3.1.1. Setelah batas waktu pemasukan Dokumen Penawaran kedalam kotak penawaran seperti yang ditentukan diatas berakhir, dan dinyatakan tutup maka Kotak Penawaran yang masih ditutup dan disegel diperlihatkan kehadapan Peserta Lelang untuk selanjutnya kotak penawaran dibuka.

9.3.1.2. Kotak Penawaran dibuka pada Acara Pembukaan Penawaran yang dihadiri oleh Direktur/Direktris atau Wakil Perusahaan yang dibuktikan dengan Surat Kuasa diatas Kop Perusahaan Asli dan bermeterai Rp. 6.000,-

9.3.1.3. Terdapat Saksi-saksi yang diminta dari Peserta Lelang maksimal 2 (dua) orang yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh para Peserta Lelang.

9.3.1.4. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Timur telah memberikan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) kepada Panitia Lelang.

9.3.1.5. Apabila Peserta Lelang tidak hadir, maka Panitia Lelang/Tender menunda pembukaan kotak penawaran sampai batas waktu yang ditentukan oleh Panitia yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) Jam.

9.3.1.6. Sampai batas waktu yang ditentukan Peserta Lelang tidak hadir, acara pembukaan Kotak Penawaran/tempat pemasukan Dokumen Penawaran tetap dilakukan dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi yang ditunjuk secara tertulis oleh Panitia.

9.3.1.7 Jadwal Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada :

Hari:

Tanggal: ............. 2006

J a m:09.00 10.00 WITA

Tempat:Aula Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi NTT, Jalan Polisi Militer Nomor 3 Kupang.

9.3.2. Prosedur Pembukaan Dokumen Penawaran adalah sebagai berikut :

9.3.2.1. Setelah Kotak Penawaran dibuka, Panitia Lelang/Tender akan menghitung jumlah Sampul Penawaran yang masuk di hadapan Peserta Lelang.

9.3.2.2. Pembukaan Dokumen Penawaran / Pelelangan hanya dapat dilakukan apabila ketentuan pada point 9.3.1 (data administrasi, data teknis, dan data harga penawaran) telah lengkap serta jumlah Dokumen Penawaran yang masuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau terdapat paling sedikit 3 (Tiga) buah Sampul Penawaran, apabila kurang dari 3 (Tiga) buah Sampul Penawaran, maka Kotak Penawaran dinyatakan batal dan lelang dinyatakan gagal. Untuk itu dibuatkan Berita Acara dan dilaporkan kepada Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa.

9.3.2.3 Pembukaan Dokumen Penawaran/pelelangan dilakukan apabila jumlah Sampul Penawaran yang masuk telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau terdapat 3 (Tiga) buah Sampul Penawaran dengan urutan-urutan sebagai berikut :

a. Setelah jumlah yang ditentukan memenuhi syarat, selanjutnya Panitia Lelang/Tender akan memperlihatkan terlebih dahulu Sampul Penawaran kepada Peserta Lelang sekaligus mencocokan dengan ketentuan yang berlaku dalam Dokumen Pelelangan. Apabila Sampul Penawaran tidak sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Lelang dinyatakan gugur.

b. Panitia Lelang/Tender membuka Sampul Penawaran dihadapan Peserta Lelang sekaligus mengecek dokumen yang terdiri dari Data Administrasi, Data Teknis dan Data Harga Penawaran.

c. Panitia Lelang/Tender bersama Peserta Lelang memeriksa kelengkapan persyaratan Administrasi sesuai yang disyaratkan dalam Dokumen Pelelangan. Apabila terdapat ketidaksesuaian atau ketidaklengkapan Data Administrasi sesuai ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Dokumen Lelang, maka Penawaran tersebut dinyatakan gugur atau tidak memenuhi syarat Administrasi dan tidak diikutsertakan dalam Evaluasi Teknis dan Harga Penawaran.

d. Evaluasi Teknis dan Harga Penawaran dilakukan terhadap penawaran-penawaran yang memenuhi syarat Administrasi.

e. Kelengkapan Data Administrasi, Data Teknis dan Data Harga Penawaran dari setiap penawaran yang masuk akan dimuat dalam suatu Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran dan Pemeriksaan Penawaran. Tabel yang merupakan Lampiran Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran dan Pemeriksaan penawaran ditandatangani oleh seluruh Panitia atau sekurang-kurangnya jumlah panitia yang hadir serta turut ditandatangani oleh 2 (dua) orang peserta lelang yang hadir dan 2 (dua) orang saksi yang telah ditentukan oleh Peserta Lelang.

9.4. Surat-Surat Penawaran Yang Tidak Sah.

Surat Penawaran dianggap Tidak Sah apabila :

9.4.1 Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya tidak dijilid dan tidak dimasukan ke dalam sampul yang telah ditentukan.

9.4.2 Pada sampul amplop penawaran tercantum nama Peserta Lelang atau terdapat tanda-tanda di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.

9.4.3 Tidak lengkapnya syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam Point 9.1.3.1 s/d 9.1.3.3 (data administrasi, data teknis, dan data harga penawaran).

9.4.4 Tidak jelasnya Jumlah Harga Penawaran, baik dalam angka maupun dalam huruf.

9.4.5 Jumlah Harga Penawaran yang tercantum dalam angka tidak sesuai dengan yang tercantum di dalam huruf.

9.4.6 Surat Penawaran tidak diketik diatas kertas kop perusahaan, tidak bermeterai dan bertanggal serta bercap.

9.4.7 Surat Penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur/Direktris atau Penerima Kuasa dari Direktur/Direktris yang namanya tercantum dalam Akte Perusahaan atau Akte Perubahannya sebagai Persero yang dibuktikan dengan Kuasa Direktur/Direktris dari Notaris.

9.4.8 Jangka waktu pelaksanaan dan masa berlaku penawaran tidak dicantumkan dalam Surat Penawaran.

9.4.9 Surat Penawaran dikirim/dititipkan lewat Panitia atau Pejabat lain.

9.4.10 Jaminan penawaran yang dikeluarkan bukan untuk pelelangan pekerjaan yang bersangkutan atau nilai jaminan penawaran kurang dari ketentuan dalam Dokumen Pelelangan.

9.4.11 Syarat-syarat Penawaran yang diajukan tidak sesuai/berbeda dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

9.5. Penetapan Motode Evaluasi Penawaran.

9.5.1 Kriteria dan Tata Cara Evaluasi Penawaran

a. Panitia Lelang/tender akan mengadakan Evaluasi dan Pemeriksaan terhadap setiap Dokumen Penawaran yang dinyatakan lengkap dan sah.

b. Dalam Evaluasi Penawaran berpedoman pada kriteria dan Tata Cara Evaluasi yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan. Klarifikasi hanya dapat dilakukan terhadap hal-hal yang kurang jelas dalam suatu penawaran dan penawar hanya diminta untuk menjelaskan hal-hal yang menurut Panitia Lelang kurang jelas, namun tidak akan mengubah substansi Penawaran dan calon Rekanan tidak diperbolehkan menambah atau mengurangi atau mengubah kelengkapan penawaran secara kuantitatif.

c. Rekanan tidak diperbolehkan menarik kembali Penawaran yang telah dimasukan pada Panitia Lelang/tender.

d. Panitia Lelang/Tender akan melakukan koreksi aritmatik, memeriksa kelengkapan Dokumen Penawaran dan melakukan evaluasi terhadap penawaran yang telah dibuka.

9.5.2 Sistem Evaluasi PenawaranSistem Evaluasi Penawaran yang dilakukan adalah Sistem Nilai (Merit Point System). Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif da kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pemeriksaan kelengkapan dan penelitian kebenaran substansi isi dokumen yang diajukan, apakah memenuhi syarat atau tidak. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah pemeriksaan terhadap substansi syarat teknis dan harga dengan memberikan nilai angka terhadap unsur teknis dan harga.

9.5.2.1 Evaluasi Administrasi

a. Evaluasi Administrasi dilakukan terhadap Dokumen Penawaran yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.

b. Evaluasi Administrasi dilakukan terhadap Dokumen Penawaran yang masuk dan evaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat Administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pelelangan (tidak dikurangi atau ditambah). c. Evaluasi Administrasi menghasilkan 2 (dua) kesimpulan yaitu Memenuhi Syarat Administrasi dan Tidak Memenuhi Syarat Administrasi.

d. Berdasarkan hasil evaluasi administrasi yang memenuhi syarat, selanjutnya dapat dilanjutkan dengan Evaluasi Teknis dan Harga. Apabila dalam Evaluasi Administrasi kelengkapan tidak memenuhi syarat Administrasi sesuai yang dipersyaratkan dalam Dokumen ini, maka tidak dapat dilanjutkan dengan Evaluasi Teknis dan Harga.9.5.2.2 Evaluasi Teknis dan Harga

Evaluasi Teknis

a. Evaluasi Teknis dilakukan terhadap Penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan/lulus Administrasi.

b. Sistem nilai menggunakan pendekatan/metode kuantitatif terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi syarat Administrasi dengan memberikan nilai (skor) terhadap unsur-unsur Teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Dokumen Pelelangan.

c. Panitia selanjutnya mengadakan evaluasi dan menghitung nilai terhadap unsur-unsur teknis menggunakan prosedur dan ketentuan dalam dokumen ini sebagai berikut :

Penilaian Spesifikasi Teknis Nilai = 70

Tenaga Inti / Ahli Nilai = 25

SMU = 4

SMK (STM)= 5

Diploma-3 = 6

Sarjana = 10

Pengalaman Kerja = 15

0-4 tahun= 5

5-10 tahun= 10

Peralatan Pengeboran = 30

Milik sendiri= 20

Sewa

= 10

Nilai Ambang Lulus ( Passing Grade ) untuk Syarat Teknis adalah Maksimum = 70 (tujuh puluh).

d. Faktor-faktor yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Lelang ( tidak dikurangi atau ditambah).

e. Hasil Evaluasi Teknis yaitu : Memenuhi Syarat Teknis (Lulus) atau tidak memenuhi syarat teknis (Gugur).

Evaluasi Harga

a. Evaluasi Harga hanya dilakukan terhadap Penawaran yang dinyatakan lulus / memenuhi persyaratan Administrasi dan Teknis.b. Berdasarkan Hasil Evaluasi Harga, Panitia / Pejabat Pengadaan membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari urutan penawaran terendah yang memperoleh nilai diatas atau sama dengan nilai ambang batas lulus (Pasing Grade). Nilai Ambang Lulus (Passing Grade) untuk Harga Penawaran adalah Maksimum = 30 (tiga puluh).

PASAL 10 : PENETAPAN CALON PEMENANG

Panitia Lelang akan menetapkan Pemenang Lelang Pekerjaan berdasarkan Hasil Evaluasi Teknis dan Harga berdasarkan sistem Nilai (Merit Point System) dengan bobot dan rumus sebagai berikut :

10.1 Bobot Syarat Teknis (BT) dan Bobot Penawaran (BP) masing-masing sebesar 70 dan 30

10.2 Nilai Teknis (NT) = NUT x BT dimana :

T

NUT= Nilai Usulan Teknis Perusahaan yang bersangkutan

T= Total Skor Nilai Teknis (70)

BT= Bobot Teknis (70)10.3 Nilai Penawaran (NP) = HP x BP di mana :

HPS

HP= Harga Penawaran dari Perusahaan

HPS= Harga Perhitungan Sendiri

BP= Bobot Penawaran (30)

10.4 Total Nilai akhir perusahaan yang bersangkutan adalah : Nilai Teknis + Nilai Harga Penawaran

10.5 Berdasarkan point 10.1-10.3 tersebut diatas Panitia Lelang/Tender dapat menetapkan dan mengusulkan calon Pemenang Lelang kepada Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa.10.6 Sebagai acuan untuk meneliti harga penawaran, Panitia Lelang/Tender menggunakan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) sebagaimana diatur dalam petunjuk Umum Bab II pasal 7 angka 3 huruf d, PEPRES No 32 Tahun 2005.

10.7 Hasil evaluasi tersebut akan dimuat dalam suatu Berita Acara.

Sebagai acuan Panitia untuk meneliti Dokumen Penawaran adalah Perubahan Petunjuk Teknis Pelaksanaan KEPRES Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instansi Pemerintah dan aturan pelaksanaan, serta Perpres Nomor : 32 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua dari KEPRES Nomor 80 Tahun 2003.

PASAL 11 : BERITA ACARA HASIL PELELANGAN ( BAHP).

11.1. Panitia Lelang membuat kesimpulan dari hasil Evaluasi Administrasi, Teknis dan Harga Penawaran serta kualifikasi dituangkan dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan, termasuk cara penilaian, rumus-rumus yang digunakan sampai dengan penetapan urutan pemenangnya berupa daftar peserta pelelangan yang dimulai dari harga penawaran terendah. BAHP ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota panitia pengadaan atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota panitia.

11.2. BAHP bersifat RAHASIA sampai dengan saat penandatanganan kontrak.

11.3. BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Nama semua Peserta Lelang dan Harga Penawaran/Harga Penawaran terkoreksi, dari masing-masing Peserta Lelang.

b. Metode Evaluasi yang digunakan.

c. Unsur-unsur yang dipergunakan.

d. Rumus-rumus yang dipergunakan

e. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal pelaksanaan pelelangan.

f. Tanggal dibuatnya Berita Acara serta jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi.

Penetapan urutan dari 1 (satu) calon pemenang dan 2 (dua) cadangan. Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, maka pelelangan dinyatakan gagal, dan harus diadakan pelelangan ulang. Apabila Peserta Lelang yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga), maka Penyedia Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa tetap diusulkan sebagai calon Pemenang Lelang.

PASAL 12 : KRITERIA PEMENANG.

Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa akan menunjuk Pemenang Lelang dari Peserta Lelang yang penawarannya memenuhi syarat Administrasi, syarat Teknis dan Harga Penawaran serta memperoleh nilai tertinggi sesuai dengan ketentuan Dokumen Lelang.

PASAL 13 : WEWENANG PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG DAN JASA UNTUK MENERIMA DAN MENOLAK PENAWARAN.

Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa mempunyai wewenang untuk menerima atau menolak setiap penawaran dan membatalkan proses lelang serta menolak semua penawaran sewaktu-waktu sebelum penetapan Pemenang Lelang tanpa tuntutan dari Peserta Lelang atau yang bersangkutan tanpa keharusan memberikan alasan apapun kepada Peserta Lelang, apabila dipandang seluruh penawaran tidak menghasilkan kompetisi yang efektif atau seluruh penawaran tidak cukup tanggap terhadap Dokumen Lelang.

PASAL 14 : PENETAPAN PEMENANG LELANG.

14.1. Panitia Pelelangan mengusulkan calon Pemenang Lelang yang terbaik dan menguntungkan bagi negara dalam arti :

a. Penawaran memenuhi syarat Administrasi, Teknis yang ditentukan dalam Dokumen Lelang.

b. Perhitungan Harga yang ditawarkan adalah responsif dan dapat dipertanggungjawabkan

c. Perusahaan yang berpengalaman dalam Bidang Tata Lingkungan dan Sub bidang Pengeboran Airtanah.

d. Memiliki tenaga ahli/berpengalaman (minimal 2 tahun) dalam hal Pengeboran Airtanah.

14.2. Calon Pemenang Lelang harus sudah ditetapkan oleh Panitia Lelang selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak pembukaan penawaran.

14.3. Panitia Pelelangan membuat dan menyampaikan laporan kepada Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa untuk menetapkan Pemenang Lelang. Laporan tersebut disertai usulan calon pemenang dan penjelasan atau keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan.

14.4. Apabila Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa tidak sependapat dengan usulan Panitia Lelang/Tender, maka Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa membahas hal tersebut dengan Panitia Pelelangan untuk mengambil keputusan sebagai berikut :

a. Menyetujui usulan Panitia Pelelangan, atau

b. Menetapkan keputusan yang disepakati bersama untuk melakukan evaluasi ulang atau lelang ulang atau menetapkan pemenang lelang, dan dituangkan dalam berita acara yang memuat keberatan dan kesepakatan masing-masing pihak, atau

c. Bila akhirnya tidak tercapai kesepakatan, maka akan diputuskan oleh atasan Pengguna Anggaran dan bersifat final.

d. Usulan penetapan Pemenang Lelang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat :

Nama dan alamat Rekanan

Harga Penawaran setelah dikoreksi aritmatik

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

14.5. Pemenang Lelang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa berdasarkan usulan Panitia Pelelangan. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa segera menetapkan Pemenang Lelang dan mengeluarkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), serta menyampaikan kepada Panitia Pelelangan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak surat usulan penetapan Pemenang Lelang tersebut diterima oleh Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa.

14.6. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan Pemenang Lelang adalah :

a. Dokumen lelang beserta addendum (bila ada).

b. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP).

c. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).

d. Ringkasan proses pelelangan dan hasil pelelangan.

e. Dokumen Penawaran dari calon Pemenang Pelelangan dan cadangan calon pemenang yang telah diparaf Panitia Pelelangan dan 2 (dua) wakil Peserta Lelang.

f. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan Pemenang Lelang dan mengakibatkan penawaran/jaminan penawaran habis masa berlakuknya, maka dilakukan konfirmasi kepada seluruh Peserta Lelang untuk memperpanjang Surat Penawaran dan jaminan penawaran. Calon Pemenang Lelang dapat mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.

PASAL 15 : PENGUMUMAN PEMENANG LELANG.

15.1. Pemberi Pekerjaan/Tugas (Bouwheer) akan menetapkan Pemenang Lelang berdasarkan usulan calon pemenang dari Pantia Lelang/Tender. Penetapan calon Pemenang Lelang tembusannya akan disampaikan kepada instansi terkait, dan hasil penetapan tersebut akan diumumkan secara khusus oleh Panitia Lelang/Tender kepada Peserta Lelang.

15.2. Panitia Lelang/Tender akan mengumumkan atau memberitahukan kepada Peserta Lelang selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) diterima dari Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa.

PASAL 16 : SANGGAHAN PESERTA LELANG.

16.1. Peserta Lelang yang berkeberatan atas penetapan Pemenang Lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari setelah pengumuman Pemenang Lelang.

16.2. Sanggahan disampaikan kepada Pengguna anggaran/Pengguna Barang dan Jasa atau pejabat yang berwenang menetapkan Pemenang Lelang disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan kepada Panitia Pelelangan.

16.3. Sanggahan diajukan oleh Peserta Lelang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama apabila terjadi penyimpangan prosedur yang merugikan negara dan / atau masyarakat, meliputi :

a. Panitia / Pejabat Pelelangan dan atau pejabat yang berwenang menyalahgunakan wewenangnya ; dan / atau

b. Pelaksanaan pelelangan menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang / jasa dan / atau

c. Terjadi praktek KKN diantara Peserta Lelang dan / atau dengan Panitia Lelang/Tender, pejabat yang berwewenang ; dan / atau terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pelelangan tidak adil

d. Tidak transparan, dan tidak terjadi persaingan yang sehat.

16.4. Panitia / Pejabat Pelelangan wajib menyampaikan bahan-bahan, yang berkaitan dengan sanggahan Peserta Lelang yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan kepada pejabat yang berwenang untuk memberikan jawaban terhadap sanggahan tersebut.

16.5. Pejabat yang berwenang menetapkan Pemenang Lelang memberikan jawaban tertulis atas sanggahan tersebut selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja secara proporsional sesuai dengan masalahnya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Dokumen Lelang akibat kesalahan atau kelalaian Panitia Lelang, maka memerintahkan Panitia melakukan evaluasi ulang.

b. Apabila terbukti terjadi KKN antara pejabat, anggota Panitia Lelang dengan Peserta Lelang tertentu yang merugikan peserta lainnya, maka memberhentikan Pejabat/Anggota Panitia Lelang/Tender dari jabatannya dan mengugurkan penawaran Peserta Lelang yang terlibat KKN tersebut. Kemudian mengganti Panitia / Pejabat pelelangan dengan pejabat/ panitia lain untuk melakukan evaluasi ulang.

c. Peserta Lelang yang terlibat KKN dan rekayasa sebagaimana yang tersirat pada point 16.5.b dikenakan sanksi berupa pencairan jaminan penawaran dan dilarang mengikuti kegiatan pelelangan barang/jasa di Instansi Pemberi Pekerjaan/Tugas selama 2 tahun.

d. Apabila pelaksanaan lelang tidak sesuai dengan Prosedur yang ditetapkan dalam Dokumen Lelang, maka dilakukan pelelangan ulang dimulai dari pengumuman oleh Panitia Lelang baru.

16.6 Apabila Peserta Lelang yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas sanggahan dari Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa, maka Peserta Lelang tersebut dapat mengajukan sanggahan banding. Sedangkan proses pelelangan dapat dilanjutkan tanpa harus menunggu hasil keputusan tersebut.

17.6 Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap prosedur pelelangan. Sanggahan yang diajukan setelah jangka waktu sanggahan berakhir, maka sanggahan tersebut dinyatakan tidak berlaku.

PASAL 17 : PENUNJUKAN PEMENANG LELANG.

17.1. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan (Rekanan) yang dilelangkan, dengan ketentuan :

a. Diusulkan oleh Panitia Lelang/Tender sebagai calon Pemenang Lelang.

b. Tidak ada sanggahan dari Peserta Lelang

c. Sanggahan yang diterima dalam masa sanggahan ternyata tidak benar atau ternyata sanggahan diterima melewati masa sanggahan.

17.2. Apabila Pemenang Lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa mengundurkan diri, penetapan penyedia barang/jasa dapat dilakukan kepada calon Pemenang Lelang urutan kedua dan seterusnya (jika ada) sesuai dengan harga penawaran masing-masing, dengan ketentuan :

a. Penetapan Pemenang Lelang urutan kedua dan seterusnya tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dar Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa atau pejabat yang berwenang menetapkan Pemenang Lelang.

b. Masa penawaran calon Pemenang Lelang urutan kedua dan seterusnya masih berlaku atau sudah diperpanjang masanya.

c. Jaminan penawaran Pemenang Lelang urutan pertama dan /atau kedua apabila mengundurkan diri akan dicairkan dan disetorkan kepada Kas Negara / Daerah serta yang bersangkutan dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti kegiatan pelelangan barang/jasa di Instansi Pemberi Pekerjaan/Tugas selama 2 (dua) tahun.

17.3. Apabila calon Pemenang Lelang urutan ketiga (jika ada) mengundurkan diri dengan alasan tidak dapat menerima, jaminan penawaran peserta lelang yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan kepada Kas Negara / Daerah serta yang bersangkutan dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di Instansi Pemberi Pekerjaan/Tugas selama 2 (dua) tahun.

17.4. SPPBJ harus dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Pengumuman Penetapan Pemenang Lelang dan segera disampaikan kepada Pemenang Lelang.

PASAL 18 : PELELANGAN GAGAL DAN PELELANGAN ULANG.

18.1. Pelelangan mengalami kegagalan dan harus diulang apabila :

a. Peserta Lelang kurang dari 3 (tiga) Perusahaan.

b. Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Perusahaan.

c. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam Dokumen Lelang.

d. Tidak ada penawaran yang harga penawarannya dibawah atau sama dengan pagu dana.

e. Sanggahan dari Peserta Lelang atas kesalahan atas prosedur yang tercantum dalam Dokumen Lelang ternyata benar.

f. Sanggahan dari Peserta Lelang atas terjadinya KKN terhadap Calon Pemenang Lelang urutan pertama, kedua, ketiga ternyata benar.

g. Calon Pemenang Lelang urutan pertama, kedua dan ketiga mengundurkan diri atau tidak bersedia ditunjuk.

h. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan Dokumen Lelang atau prosedur yang berlaku.

18.2. Dalam hal pelelangan gagal, maka dilakukan pelelangan ulang dengan cara mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta lelang baru selain calon peserta yang telah masuk dalam daftar Calon Peserta Lelang. Bilamana dianggap perlu, Panitia Lelang/Tender melakukan lelang ulang dengan mengundang calon peserta lelang baru.

18.3. Bila pelelangan ulang ternyata gagal, maka Panitia Lelang/Tender melanjutkan proses pelelangan tersebut dengan cara pemilihan langsung atau penunjukan langsung dengan cara melakukan negosiasi teknis dan harga peserta yang memenuhi syarat sesuai dokumen lelang.

PASAL 19 : PERSELISIHAN.

19.1. Semua perselisihan dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan kontrak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

19.2. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka dapat melalui Tim Arbitrase yang dipilih/ditentukan berdasarkan kesepakatan oleh Penguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa dengan pihak Rekanan.

19.3. Tim Arbitrase harus mengambil tempat di Kupang dan harus sesuai dengan Peraturan Arbitrase Pemerintah Indonesia.

19.4. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka perselisihan tersebut dapat diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Kupang.PASAL 20 : SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN.

Kerjasama antara Pemberi Pekerjaan/Tugas dan Rekanan yang mendapatkan pekerjaan ini, akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) sebagai berikut :

20.1. Jenis Kontrak yang akan digunakan dalam pekerjaannya adalah Kontrak Lumpsum, yaitu Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti, tetap dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh Rekanan.

20.2. Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) akan dibuat selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Penunjukan Pemenang kepada Rekanan oleh Pemberi Pekerjaan/Tugas dan apabila selama 14 (empat belas) hari kerja Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) tersebut belum juga dibuat, maka pekerjaan dilapangan belum/tidak boleh dikerjakan.

20.3. Keterlambatan pekerjaan setelah ditandatanganinya Kontrak sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rekanan.

20.4. Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) dibuat dalam rangkap 15 (lima belas) yang dilampiri Dokumen Penawaran Rekanan, Berita Acara Rapat Panitia Lelang/tender, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), Bestek dan gambar-gambar serta lampiran-lampiran yang perlu.

20.5. Biaya yang timbul akibat pembuatan Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab rekanan.

PASAL 21 : KETENTUAN-KETENTUAN LAIN.

21.1. Pelaksana-pelaksana yang ditunjuk Rekanan harus orang yang ahli dan berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam bidang pekerjaannya.

21.2. Pemberi Pekerjaan/Tugas berhak membatalkan Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) dan mencabut pekerjaan dari Rekanan apabila ternyata Rekanan telah menyerahkan seluruh pekerjaan kepada Rekanan lain dengan cara menjual atau dengan cara lain.

21.3. Penggunaan Rekanan bawahan (Orde Aannemer) hanya diperkenankan apabila sepengetahuan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa, tetapi pertanggung jawaban penuh tetap ditangan Rekanan pertama (Main Contractor).

PASAL 22 : JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN.

22.1. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah Surat Penunjukan Pemenang Lelang dari Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa diterima oleh penyedia barang/jasa, maka pelaksanaan pekerjaan harus sudah dimulai.

23.2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai 100 % (Seratus Persen) ditentukan 60 (enam puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal Surat Perintah Kerja (SPK) diterima.

23.3. Pemborong wajib memperbaiki / menyempurnakan pekerjaan yang cacat / kurang rapi selama masa pemeliharaan. Masa pemeliharaan tersebut ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak penyerahan pertama berlangsung.

PASAL 23 : FORCE MAJOERE.

23.1. Pekerjaan terhenti dan tidak dapat dilanjutkan oleh Rekanan jika terjadinya force majoere. Yang dimaksud dengan Force Majoere adalah peristiwa-peristiwa sebagai berikut :

a. Bencana alam.

b. Perang.

c. Revolusi.

d. Mobilisasi Umum.

e. Pemogokan Umum.

f. Epidemi.

g. Perubahan Moneter.

h. Peristiwa/kejadian lain yang oleh Pemerintah dinyatakan Force Majoere.

23.2. Rekanan dalam waktu paling lambat 3 x 24 jam wajib melaporkan apabila terjadi Force Majoere dan mendapat pengesahan dari Panitia Lelang/Tender selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah tanggal pelaporan terjadinya Force Majoere.

23.3 Apabila akibat force majoere tersebut pekerjaan terpaksa dihentikan dan tidak dilanjutkan lagi, maka kepada Rekanan akan dibayarkan harga borongan sebesar prestasi pekerjaan yang telah dikerjakan dan telah diterima oleh Panitia Lelang/Tender

PASAL 24 : JAMINAN PENAWARAN DAN PELAKSANAAN.

24.1. Apabila besarnya penawaran yang diajukan melebihi Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) maka Peserta Lelang diwajibkan memberikan Jaminan Penawaran dari Bank Pemerintah atau Bank Swasta lainnya yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan sebesar 1%- 3% dari HPS.

24.2. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa

24.3. Jangka Waktu berlakunya Jaminan Penawaran selama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal pemasukan penawaran.

24.4. Apabila Pemenang Lelang telah diumumkan dan masa sanggahan telah selesai, Panitia Lelang/Tender segera mengembalikan Surat Jaminan Penawaran kepada Calon Pemenang Lelang yang tidak ditetapkan sebagai calon pemenang.

24.5. Besarnya Jaminan penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf.

24.6. Nama Peserta Lelang sama dengan nama yang tercantum dalam Surat Jaminan Penawaran.

24.7. Nama Paket Pekerjaan yang dijamin sama dengan Paket Pekerjaan yang dilelangkan.

24.8.Jaminan penawaran menjadi milik Negara, apabila Peserta Lelang mengundurkan diri setelah memasukkan Penawaran ke dalam kotak lelang.

24.9. Jaminan penawaran menjadi milik Negara, apabila pemenang yang ditunjuk menyatakan mengundurkan diri. Pemberi Pekerjaan/Tugas menunjuk pemenang kedua dengan ketentuan harga yang ditawarkan pemenang kedua tidak melebihi HPS/OE. Demikian seterusnya apabila Pemenang Kedua menolak penujukan, maka Pemenang Ketiga akan ditunjuk. Apabila Pemenang Ketiga pun menolak penunjukan dan mengundurkan diri, maka Panitia akan mengadakan pelelangan ulang.

24.10 Sebelum menandatangani Kontrak ,Pemborong yang ditunjuk diwajibkan memberikan Jaminan Pelaksanaan sebesar 5 % dari Nilai Kontrak. Pada saat Jaminan Pelaksanaan diterima, Jaminan Penawaran akan dikembalikan. Waktu berlakunya Jaminan Pelaksanaan selama waktu pelaksanaan pekerjaan.

24.11 Jaminan Pelaksanaan tersebut akan menjadi milik Negara, apabila Rekanan mengundurkan diri setelah ditunjuk untuk menandatangi kontrak.

24.12 Ketentuan ini juga berlaku bagi Pemenang Kedua dan Ketiga yang ditunjuk dan bersedia sebagai pengganti pemenang Pertama atau Kedua yang mengundurkan diri.

24.13 Apabila Rekanan dalam waktu yang telah ditetapkan tidak memulai pelaksanaan pekerjaan, maka Jaminan Pelaksanaannya menjadi milik Negara.

24.14 Rekanan akan menerima kembali Jaminan Pelaksanaanya setelah pekerjaan selesai 100 % (Seratus Persen) setelah penyerahan yang kedua/akhir sesuai dengan kontrak.

24.15 Tidak diperkenankan jaminan-jaminan lain, selain dari jaminan yang telah disebutkan diatas, kecuali untuk Jaminan Uang muka bila diperlukan.

PASAL 25 : SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN MASA PEMELIHARAAN.

25.1. Rekanan harus menyerahkan pekerjaan untuk pertama kalinya selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal diterbitkannya Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) setelah pekerjaan fisik mencapai 100 % (Seratus Persen) selesai dan mendapatkan air dan layak dikonsumsi dibuktikan dengan hasil Laboratorium dan menyerahkan pekerjaan tersebut untuk kedua kalinya dalam keadaan baik, utuh dan sempurna setelah 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal penyerahan pekerjaan pertama.

25.2. Baik Penyerahan Pertama maupun Penyerahan Kedua dibuat Berita Acara yang disaksikan oleh Panitia Lelang/Tender, Perencana dan Pengelola Teknis atau Pejabat lain yang ditunjuk.

25.3. Apabila terjadi kelalaian oleh Pihak Rekanan yang merugikan Negara/ pihak lain, maka perhitungan denda dan lain-lain sebagainya akan dibebankan pada pihak Rekanan. Hal ini akan diatur lebih lanjut dalam Kontrak.

25.4. Penyerahan Pekerjaan dari Rekanan kepada pihak Pemberi Pekerjaan/Tugas dilakukan setelah Pekerjaan selesai dan mendapatkan air dan layak dikonsumsi dibuktikan dengan hasil Laboratorium sesuai ketetuan dalam kontrak dan berfungsi dengan lancar, baik, benar dan telah ada Berita Acara Pengujian dari Panitia Pemeriksa Barang dan Jasa.

25.5. Masa Pemeliharaan Pekerjaan ditentukan selama 30 (tiga puluh) hari kalender.

PASAL 26 : SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN.

26.1. Pembayaran dari jumlah harga borongan dibayarkan kepada Rekanan oleh Pemberi Pekerjaan/Tugas melalui Biro Keuangan Setda Propinsi Nusa Tenggara Timur

26.2. Kepada Pemenang Lelang dapat diberikan uang muka sebesar 30% (Tiga puluh Persen) dari Nilai Kontrak dan pembayarannya dilakukan setelah Rekanan menyerahkan Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh Bank Umum atau Perusahaan Asuransi Kerugian yang telah memiliki Program Asuransi Surety Bond. Nilai Surat Jaminan Uang Muka tersebut sekurang-kurangnya sama dengan Uang Muka yang diberikan.

26.3. Uang Muka dimaksud sepenuhnya dipergunakan bagi pelaksanaan Pekerjaan Pengeboran Airtanah di Desa...., Kecamatan....., Kabupaten... sebagaimana dimaksud dalam Dokumen Lelang ini.

26.4. Pembayaran dilakukan atas dasar penagihan Rekanan setelah pekerjaan fisik selesai 100 % (Seratus Persen) dikerjakan, yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pengeboran Airtanah Pertama.

26.5. Retensi sebesar 5 % (lima Persen) dibayarkan kepada Rekanan setelah masa pemeliharaan selesai dan dinyatakan dalam Berita Acara Masa Pemeliharaan dan Berita Acara Serah Terima Kedua.

PASAL 27 : DENDA/SANKSI/CLAIM.

27.1. Denda-denda.

a. Bila jangka waktu pelaksanaan pengadaan melampaui waktu yang telah ditentukan dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh Pemberi Pekerjaan/Tugas, maka Rekanan dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari harga borongan untuk tiap hari keterlambatan.

b. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan baik dengan sengaja maupun tidak sengaja menyimpang dari uraian dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, setelah mendapat 3 (tiga) kali teguran tetulis dari Pemberi Pekerjaan/Tugas, maka Rekanan dikenakan denda sebesar 1/000 dari harga borongan untuk setiap kali kelalaian, dengan catatan bahwa Rekanan harus tetap memperbaiki kelalaian tersebut.

c. Pemberi Pekerjaan/Tugas dalam hal ini Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Timur mempunyai wewenang menunjuk Pihak Ketiga untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang ada, apabila pekerjaan belum dapat dielesaikan seluruhnya oleh pemborong dan telah dikenakan denda akibat keterlambatan.

27.2. Sanksi-Sanksi.

Rekanan wajib menyelesaikan seluruh kekurangan pekerjaan akibat pelaksanaan yang tidak sempurna selama masa pemeliharaan terhitung mulai penyerahan pertama pekerjaan. Bila Rekanan lalai, maka Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa berhak menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan kekurangan yang ada dan atas beban Rekanan.

27.3. Claim-claim.

Claim kenaikan harga upah dan bahan tidak diperkenankan, kecuali ada Peraturan pemerintah yang mengatur masalah tersebut.

PASAL 28 : PAJAK-PAJAK, BIAYA JASA DAN SEBAGAINYA.

Pajak-pajak, biaya jasa dan lain sebagainya yang saat ini berlaku atau yang dikenakan pada waktu yang akan datang yang timbul akibat perbuatan kontrak ini adalah menjadi tanggung jawab Rekanan.

PASAL 29 : PEKERJAAN TAMBAH KURANG.

29.1.Pekerjaan tambah kurang hanya boleh dikerjakan dan dianggap sah apabila ada ijin dan persetujuan tertulis dari Pemberi Pekerjaan/Tugas. Bila syarat-syarat tidak ada, maka segala akibatnya harus ditanggung sendiri oleh Rekanan.

29.2. Bila terdapat pekerjaan tambah kurang, maka yang dipakai sebagai dasar perhitungan adalah harga-harga pada waktu penawaran. Apabila biaya pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum didalam daftar harga satuan pekerjaan yang merupakan lampiran surat penawaran, maka Rekanan harus mengajukan penawaran dan pekerjaan tambah kurang tersebut secara tertulis dan selanjutnya akan dipertimbangkan oleh Pemberi Pekerjaan/Tugas bersama Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Jasa

29.3. Adanya pekerjaan tambah kurang, tidak boleh dijadikan alasan bagi Rekanan untuk memperpanjang masa pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 30 : KECELAKAAN DAN ASURANSI.

30.1. Untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PK) para pekerja, Rekanan wajib menyediakan Kotak (PK) dengan isinya yang lengkap dan selalu berada ditempat pekerjaan serta siap digunakan setiap saat.

30.2. Rekanan wajib mengasuransikan tenaga kerjanya sesuai dengan ketentuan Peraturan mengenai Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) yang berlaku dengan membayar sebesar 0,5 % dari real cost ke PT. ASTEK (Persero) dan segala macam biaya Asuransi lainnya ditanggung oleh Rekanan.

PASAL 31 : RESIKO DAN KEAMANAN.

31.1. Segala resiko kebakaran, pencurian dan lain-lain yang terjadi ditempat pekerjaan atas segala bahan, alat-alat dan lain-lain menjadi tanggung jawab Rekanan sepenuhnya.

31.2. Rekanan harus mengadakan penjagaan dan pengamanan terhadap barang-barang miliknya di tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

BAB III

SYARAT SYARAT TEKNIS PASAL 32 : PELAKSANAAN PEMBORAN

32.1. Pekerjaan Pelaksanaan Pengeboran dan Penyelesaiannya

Tahapan Pelaksanaan Pengeboran, seperti yang diuraikan pada Pasal 33 adalah sebagai berikut:

A. Pengeboran yang dilaksanakan adalah Pengeboran dengan sistem Direct Circulation Mud Flush dengan mempergunakan mineral bentonit sebagai media lumpur dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut :

Pengeboran untuk pemasangan temporary surface casing mempergunakan mata bor diameter 10 inch serta memperkuat lubang anulus dengan seal dari lempung atau karung goni; rata rata per site temporary surface casing dipasang sampai dengan kedalaman 3 meter.

Pengeboran pilot hole diameter 6 inci

Pengambilan Cutting ( Conto batuan ) harus dilakukan dengan baik agar dapat di deskripsi dengan mudah.

Diupayakan agar dapat terdeksi setiap ada pergantian lapisan batuan selama pemboran berlangsung,misalnya dengan mengamati tekanan, air sirkulasi, kekentalan lumpur dan faktor lainnya yang berkaitan dengan masalah Cutting.

Setiap kedalaman tertentu,kelipatan kedalaman tertentu, harus dilakukan Flushing ( Pembilasan ) untuk mengeluarkan semua Cutting dari dalam lubang bor sehingga diperoleh lubang yang bersih, kecuali terjadi Caving atau runtuhnya lapisan batuan, Flushing ini juga berfungsi untuk mendeteksi kemungkinan adanya Cutting yang masih mengendap didasar lubang bor, disamping untuk mengetahui kemungkinan adanya ketidaklurusan lubang bor.

Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan(sesuai dengan kondisi lapangan dan petunjuk pengawas lapangan), pemboran dihentikan dan lubang dibersihkan dengan sirkulasi air bersih (terutama dengan water jetting) agar diperoleh lubang yang bersih dari Mud Cake (Gumpalan lumpur akibat bentonit) guna persiapan Logging Geofisik.

Untuk memastikan potensi airtanahnya sesuai logging, dilakukan Air Jetting (dengan tekanan tertentu sesuai kondisi lubang bor ).

Debit air secara kasar dihitung sehingga diperoleh gambaran potensinya.

Apabila debitnya sesuai dengan yang disyaratkan dalam perjanjian ini, lubang tersebut ditinjaklanjuti dengan Reaming ( pelebaran lubang bor) hingga kedalaman tertentu sesuai rencana kedalaman konstruksi sumur bor.

Konstruksi Casing dan Screen dilakukan sesuai dengan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan petunjuk pengawas pekerjaan.

Pemasukan Gravel Pack harus memenuhi Annular (Celah antara dinding lubang bor dengan pipa ) dengan merata. Untuk memandatkan isian Gravel dilakukan dengan memasukkan air kedalam annular; yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pengisian Gravel ini adalah keseragaman butirnya.

Sesudah konstruksi, sumur di Develope dengan Water Jetting maupun Air Jetting sampai air yang keluar dari sumur bor bersih dari Cutting ( terutama pasir halus).

B. Selanjutnya dilakukan uji pemompaan untuk menentukan debit sumur bor secara akurat. Berikut Langkah-langkah pumping test, yaitu:

Uji Penurunan Bertingkat ( Step Drawdown Test ) berlangsung selama 120 menit dan dilakukan sebanyak 3 ( Tiga ) Step Pemompaan. Debit pemompaan setiap step adalah tetap ( Continue ) dan penggantian ke step berikutnya dilakukan tanpa mematikan pompa.Setelah pompa dimatikan pada step drawdown test ini,dilanjutkan pengamatan air kambuh sampai TKA mendekati TKA sebelum dipompa.

Uji Debit Tetap ( Continue Test ) dilaksanakan selama 72 jam pemompaan terus menerus dengan debit konstan dan segera setelah waktu yang ditentukan selesai dan pompa dimatikan dilanjutkan pengamatan air kambuh kembali ( Recovery ).

Selama pelaksaan pemompaan/Pumping Test dilakukan pencatatan dan pengukuran TKA ( tinggi penurunan air akibat pemompaan ) dengan interval waktu yang sudah ditentukan, serta pengambilan sample air sebanyak masing masing 5 ( Lima ) liter untuk analisa laboratorium. Pelaksanaan tersebut di hadiri oleh Konsultan pengawas yang ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan/Tugas.

Setelah selesai kegiatan pumping test dan dinyatakan berhasil, baru dapat dilanjutkan dengan pembangunan fisik (seperti: rumah genzet, bak penampung)

32.2. Material / Bahan Pengeboran

Material/bahan yang diadakan dan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan yang telah di tentukan.

32.3. Dokumentasi dan Pelaporan

Dokumentasi

Untuk setiap tahapan / item pekerjaan harus diambil gambar / fotonya pada saat:

Mutual Check 0 %

Mutual Check 50 %

Mutual Check 100 %

Foto/gambar tersebut harus di susun dalam album dan diberi keterangan selengkap-lengkapnya serta harus diserahkan pada saat serah terima pekerjaan yang terdiri dari : Negatif Film dan 2 ( Dua ) set foto dalam album. Laporan

Laporan pelaksanaan pekerjaan harus dibuat setiap 2 ( Dua ) mingguan sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas pekerjaan di lapangan serta pada akhir pekerjaan laporan kegiatan wajib melampirkan data logging dan hasil tes Laboratorium kualitas air.

Laporan tersebut harus dijilid dalam 2 ( Dua ) rangkap dengan rincian :

a. 1 ( Satu ) buah Asli - untuk Pengguna Barang / Jasa

b. 1 ( satu ) buah rekaman / fotocopi - untuk rekanan / penyedia barang / jasaPASAL 33. PROSEDUR KESELURUHAN PEKERJAAN PENGEBORAN AIRTANAH DI DESA ....., KECAMATAN ......, KABUPATEN ........

NOUraian PekerjaanSatuanVolume

1Survey Geolistriktitik5

2Pemboran

a. Pemboran lubang Diameter 6

b. Pembesaran lubang Diameter 6 ke Dia 8

c. Pembesaran lubang Diameter 8 - Ke Dia 10Meter

Meter

Meter

80

80

80

3Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi air bersih sebelum loggingJam 10

4Pemasangan Pipa Sumur

a. Pipa Jambang Diameter 6

b. Pipa Naik Diameter 6

c. Pipa Isap Diameter 1,5

d. Pipa screen low Diameter 6

e. Pemasangan bottom CupMeter

Meter

Meter

Meter

buah30

35

70

15

1

5Pengisian Gravel PackM5

6Developmen Sumur

a. Weter JettingJam 10

7Uji Pemompaan meliputi

a. Uji Penurunan pompa bertingkat

b. Uji Pemulihan (recovery)Jam

Jam72

2

8Pemasang PompaUnit1

9Pemasangan Instalasi PipaSet1

10Pembuatan Bak Penampung, Penutup Bak Air (T = 1,5 m, L = 2 m, P = 2,5)Unit1

11Pembuatan Kran UmumUnit3

12Pembuatan Rumah Genzet (T = 2 m, L = 2 m, P = 2,5 m)Unit1

13Mobilisasi Pada Awal KontrakKali1

14Pengangkutan Material Pemboran dari Kupang ke Base CampKali1

15Pemindahan, Pemasangan dan Pembongkaran Alat BorKali1

16Sewa Base Camp LapanganKali1

17Mobilisasi pada Akhir Masa KontrakKali1

18Pengadaan Bahan Sumur Bor

a. Bentonit

b. Pipa Jambang Medium D Diameter 6

c. Pipa Naik Medium B Diameter 6

d. Pipa Isap Medium B Diameter 1,5

e. Screen Low Carbon Medium B Diameter 6

f. Groting Dia 6Zak

Meter

Meter

Meter

Meter

Meter10

30

35

70

15

6

19Pengadaan Mesin Pompa dan Instalasi Pendistribusian Air

a. Frofil Tenk 1100 liter

b. Pembuatan Tower (T = 4 m, L = 2, P = 2)

c. Pompa Submersible

d. Panel Kontrol dan Kabel SlikBuah

Unit

Unit

Unit1

1

1

1

20Instalasi Pipa

a. Pipa dari Pompa ke Bak Penampungan Air 1

b. Pipa dari Pompa ke Profil Tenk 1, Frofil Tenk ke Kran Umum c. Sambungan Pipa Water Mur dan Stop Kran Batang

Batang

Buah10

10

20

21Pengadaan Gravel Pack/Sudah DiayakM35

22Pengadaan Genset 7,5 KVA AutputUnit1

23Pengadaan Bahan Bakar dan Air PengeboranUnit1

24Analisa Kualitas AirLs1

PASAL. 34 : LAMPIRAN GAMBAR

Lampiran gambar pekerjaan pengeboran airtanah ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

PASAL 35 : LAIN LAIN.

Ketentuan-ketentuan yang belum tercantum dalam RKS ini dan dianggap perlu, akan ditentukan kemudian oleh Panitia Lelang/Tender.

Panitia Pwngadaan Barang/Jasa Pekerjaan Pengeboran Airtanah

Yoseph C. BastiaKetua

Konsultan PerencanaPT.CITRA NGADA PLAN ARCHITEK AND ENGINEERING CINSULTANFriso Oswaldus BesiKepala Perwakilan

Mengetahui / Menyetujui,

Kuasa Pengguna Anggaran

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab.TTU

Saijao DominikusNIP.170 009 144

Pekerjaan : ..

Lokasi : ..

Kepada,

Yang Terhormat,

..

.

_994567762.doc