45
BAB 1 PERMINTAAN AKAN JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA KASUS PEMBUKA Kasus Worldcom Auditor internalnya menemukan indikasi kecurangan (pencatatan aset yang tak ada bukti transaksinya) Berusaha menggali informasi lebih lanjut walaupun dihalangi oleh CEO Akhirnya menemukan bahwa perusahaan menggelembungkan aset 11 M. Dikeluarkan UU Sarbanes-Oxley Persyaratan section 404Auditor eksternal harus mengeluarkan laporan efektifitas IC. Kesimpulan Kasus Pengendalian Internal PENTING!!! Peran auditor dalam mendeteksi kecurangan Auditing (audit) Pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan . Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. SIFAT AUDIT 1) Informasi dan Kriteria yang telah ditetapkan Untuk melakukan audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut, yang dapat dan memang memiliki banyak bentuk. Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada informasi yang sedang diaudit. Untuk audit atas laporan keuangan historis menggunakan kriteria yang berlaku biasanya yaitu standar akuntansi keuangan yang berlaku. 2) Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti

RMK AUDIT 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RMK AUDIT 1

BAB 1

PERMINTAAN AKAN JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA

KASUS PEMBUKA

Kasus Worldcom

Auditor internalnya menemukan indikasi kecurangan (pencatatan aset yang tak ada

bukti transaksinya)

Berusaha menggali informasi lebih lanjut walaupun dihalangi oleh CEO

Akhirnya menemukan bahwa perusahaan menggelembungkan aset 11 M.

Dikeluarkan UU Sarbanes-Oxley Persyaratan section 404Auditor eksternal harus

mengeluarkan laporan efektifitas IC.

Kesimpulan Kasus

Pengendalian Internal PENTING!!!

Peran auditor dalam mendeteksi kecurangan

Auditing (audit)

Pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan

melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

SIFAT AUDIT

1) Informasi dan Kriteria yang telah ditetapkan

Untuk melakukan audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat

diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor

untuk mengevaluasi informasi tersebut, yang dapat dan memang memiliki banyak

bentuk. Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada

informasi yang sedang diaudit. Untuk audit atas laporan keuangan historis

menggunakan kriteria yang berlaku biasanya yaitu standar akuntansi

keuangan yang berlaku.

2) Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti

Bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan

apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah

ditetapkan. Auditor harus memperoleh bukti yang berkualitas (memadai) dan jumlah

yang mencukupi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria yang berlaku.

Page 2: RMK AUDIT 1

3) Kompeten dan Independen

KOMPETEN dimaksud dengan auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami

criteria yang digunakan dan mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan

dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti

tersebut.

INDEPENDEN tidak memihak, walau dibayar fee tapi tetep independen.

4) Pelaporan Laporan Audit

Menyampaikan temuan-temuan audit.

Memberi Tahu Tingkat Derajat Kesesuaian Dengan Kriteria Yang Berlaku.

Pada intinya Audit Laporan Keuangan Tujuannya untuk menilai WAJAR/TIDAK

Lapkeu

PERBEDAAN AKUNTANSI DAN AUDIT

AKUNTANSI berusaha memastikan bahwa peristiwa-peristiwa ekonomi dari

entitas yang bersangkutan dicatat secara tepat waktu dengan biaya yang

wajar.

Sedangkan AUDIT berfokus pada penentuan apakah informasi yang dicatat

itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi

selama periode akuntansi dan sesuai dengan Standar yang Berlaku.

Terjadi KERANCUAN…”Banyak yang berpikir kalau auditing adalah bagian dari

akuntansi”, karena memang kebanyakan auditor adalah akuntan, tp TIDAK DEMIKIAN

Auditing ≠ Akuntansi!!!

Auditing memang berkaitan dengan akuntansi, TAPI bukan bagian

akuntansi

Hubungan antara auditing dan akuntansi SANGAT DEKAT, seperti Mitra Bisnis,

tapi bukan anak atau orang tua

Akuntansi pengumpulan, pengelompokan, pengikhtisaran dan

pengkomunikasian data keuangan

Kompeten

+Independe

n

Mengumpulkan& Evalusi Bukti

Informasi

Kriteria

Derajat

Kesesuaian

Laporan

Audit

Page 3: RMK AUDIT 1

Auditing TIDAK MELAKUKAN yang dilakukan akuntansi, auditing

mempertimbangkan peristiwa ekonomi, tetapi tidak berurusan dengan

pengukuran dan pengkomunikasian

Auditing bersifat ANALITIKAL, Tidak bersifat menyusun atau membangun

(seperti akuntansi), KRITIKAL, INVESTIGATIF

Mautz dan Sharaf akuntansi & auditing seperti pekerjaan penulis buku dan

editor buku.

ASPEK EKONOMI DALAM PERMINTAAN JASA AUDIT

Kebutuhan auditing??

Misal ada Bank pengen ngasih kredit ke Perusahaan, Nah salah satu hal penting yang

perlu ditelaah Bank adalah terkait dengan RISIKO INFORMASIpenting kaitannya ma

auditing, diharapkan mampu mengurangi risiko informasi (dengan memberikan opini

terhadap lapkeu perusahaan).

Penyebab Risiko Informasi:

Jauhnya informasi

Bias dan motif si penyedia

Data yang sangat banyak

Transaksi pertukaran yang kompleks

Mengurangi Risiko Informasi:

Pemakai memverifikasi informasi

Pemakai berbagi risiko informasi dengan manajemen

Laporan keuangan diaudit

JASA ASSURANCE

Jasa assurance adalah jasa profesional yang MENINGKATKAN KUALITAS

INFORMASI bagi para pengambil keputusan.

Contoh selain KAP: jasa peringkat televisi, customers report tentang mutu produk

Salah satu kategori jasa assurance adalah Jasa Atestasi adalah jenis jasa

assurance di mana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu

asersi yang disiapkan pihak lain. Jenis jasa atestasi adalah sebagai berikut ini:

1) Audit atas laporan keuangan historis

auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang

apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai

dengan Standar Akuntansi.

Page 4: RMK AUDIT 1

Hubungan antara auditor, klien dan pemakai eksternal

2) Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan

Auditor harus memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal

atas pelaporan keuangan suatu perusahaan.

3) Telaah (review) laporan keuangan historis

Sama seperti audit atas laporan keuangan historis. Tetapi akuntan public hanya

memberikan tingkat kepastian yang moderat atau sedang atau lebih sedikit

bukti yang diperlukan.

4) Jasa atestasi mengenai teknologi informasi

Jasa ini dilakukan hanya untuk perusahaan yang bersinggungan dengan teknologi

internet dan perdagangan elektronik (e-commerce). Jasa atestasi yang diberikan

adalah Jasa WebTrust, yang memberikan lisensi kepada situs tersebut berkaitan

dengan criteria praktik bisnis, integritas transaksi, serta proses informasi, dan Jasa

SysTrust, yang mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam berbagai bidang

seperti pengamanan dan integritas data.

5) Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan

Misal: Atestasi mengenai informasi dalam prakiraan lapkeu klien yang digunakan untuk

memperoleh pembiayaan.

Jasa Assurance Lainnya

Berbeda dengan jasa atestasi karena akuntan public tidak diharapkan mengeluarkan

laporan tertulis, dan kepastian itu tidak mengenai reliabilitas asesi pihak lain

tentang ketaatan pada criteria tertentu. Penugasan jasa Assurance lainnya berfokus

pada peningkatan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Contohnya adalah

audit lingkungan, sertifikasi ISO 9000, penilaian risiko kecurangan, tindakan legal dan lain-

lain.

Auditor

Klien

Pemaka

i Ekstena

l

KliK Klien menugaskan auditor

Audit Auditor Mengeluarkan laporan yang diandalkan pemakai

Page 5: RMK AUDIT 1

Jasa-Jasa Non-Assurance yang diberikan Akuntan Publik

Jasa di luar lingkup jasa assurance adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pajak, dan

konsultasi manajemen.

Tujuan utama jasa Assurancemeningkatkan mutu informasi

Tujuan utama jasa konsultasi (non assurance)memberikan rekomendasi

pada manajemen

Meskipun mutu informasi seringkali menjadi criteria penting dalam konsultasi

manajemen, tapi biasanya bukan merupakan tujuan utama

JENIS-JENIS AUDIT

Jenis Audit Pengertian Contoh Informasi Kriteria Bukti-Bukti yang tersedia

AUDIT OPERASIONAL

Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas prosedur dan metode operasi dari beberapa bagian dari suatu perusahaan.Hasilnyadiharapkan dapat digunakan untuk pengembangan operasional perusahaan tersebut.

Mengevaluasi apakah pemrosesan gaji yang terkomputerisasi untuk anak perusahaan H telah beroperasi secara efektif dan efisien

Jumlah catatan gaji yang diproses dalam 1 bulan, biaya departemen dan jumlah kesalahan yang terjadi

Standar perusahaan untuk efisiensi dan efektivitas departemen penggajian

Laporan kesalahan, catatan gaji, dan biaya pemrosesan gaji.

AUDIT KETAATAN (Compliance Audit)

Menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan yang ditetapkan

Menentukan apakah persyaratan bank untuk perpanjangan pinjaman telah dipenuhi

Catatan perusahaan

Ketentuan perjanjian peminjaman

Lapkeu dan perhitungan oleh auditor

AUDIT LAPKEU

Menentukan wajar tidaknya lapkeu

Audit tahunan atas lapkeu PT CherryBee

Laporan keuangan PT CherryBee

Standar Akuntansi Keuangan yang

Dokumen, catatan dan sumber

Page 6: RMK AUDIT 1

Berlaku buktidari luar

JENIS-JENIS AUDITOR

Certifiedpublic accounting firm (CPA) atau akuntan publik

bertanggungjawab untuk mengaudit laporan keuangan dari perusahaan go public baik

perusahaan yang besar, kecil ataupun perusahaan nirlaba.

Government accountability office auditor (GAO) atau Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

auditor yang merupakan bagian dari instansi pemerintahan dimana mereka

bertugas untuk mengaudit segala pengeluaran dan pemasukan pemerintah. Auditor ini

harus bersertifikasi akuntan publik.

Internal Revenue agents (IRS)

bertanggungjawab untuk menyelenggarakan peraturan pajak seperti apa yang telah

ditetapkan oleh kongres dan telah diinterpretasikan oleh pengadilan.

Internal auditor

dipekerjakan oleh perusahaan untuk mengaudit manajemen. Auditor internal memiliki

tanggungjawab yang berbeda tergantung pada kebijakan pemilik perusahaan.

CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT(CPA)

CPA diatur oleh Undang-Undang yang telah disahkan oleh departement yang berwenang di negara

tersebut.

Untuk menjadi CPA , tiga ketentuan yang harus dibuat:

Keperluan pendidikan

Sertifikat CPA bisa di dapat oleh mahasiswa atau lulusan jurusan akuntansi yang telah

menempuh batas minimum SKS yang telah ditentukan.

Standar Pelatihan CPA

Ada beberapa tes yang perlu dilewati, diantaranya adalah tes basis komputer, simulasi

konsep, dan sebagainya

Keperluan pengalaman

Memiliki minimal pengalaman kerja di bidang auditing selama 2 tahun.

BAB 2 PROFESI AKUNTAN PUBLIK (CPA)

Page 7: RMK AUDIT 1

BAPEPAM-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) adalah

badan pemerintah pusat yang membantu menyediakan informasi yang andal

bagi investor untuk membantu keputusan investasi. BAPEPAM-LK sangat berperan

dalam penetapan Standar Akuntansi dan persyaratan pengungkapan bagi

laporan keuangan, karena kewenangannya menetapkan persyaratan pelaporan yang

dianggap perlu demi wajarnya pengungkapan kepada investor serta menetapkan aturan

bagi setiap akuntan public.

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) bertugas menetapkan persyaratan

(Standar dan Aturan) profesional bagi para CPA, melakukan riset dan

mempublikasikan bahan-bahan mengenai berbagai topic yang berkaitan dengan

akuntansi, audit, jasa atestasi dan assurance, serta jasa konsutasi manajemen.

Fungsi lain IAPI adalah menyusun dan memberi nilai dalam ujian sertifikasi akuntan

public serta melakukan banyak fungsi pendidikan dan fungsi-fungsi lain bagi para akuntan

public.

STANDAR AUDIT YANG BERLAKU UMUM

Pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya.

BAB 3 LAPORAN AUDIT

LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN/WTP (UNQUALIFIED)

Standar Audit yang Berlaku

Umum

STANDAR LAPORAN

Pelaporan Hasil

STANDAR LAPANGAN

Pekerjaan lapangan pelaksanaan aktivitas

STANDAR UMUM

Kualitas Pribadi

Pelatihan dan Kecakapan teknis memadai

Sikap mental independenKecermatan profesional

Perencanaan dan pengawasan yang memadai

Memahami entitas dan lingkungannya termasuk IC

Bukti yang cukup dan tepat

Apakah laporan tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

Keadaan bila standar akuntansi tidak dipatuhi secara konsisten

Kecukupan pengungkapan informasi

Pengungkapan opini atas lapkeu

Page 8: RMK AUDIT 1

Bagian dari Laporan Audit WTP (7 bagian) :

1) Judul laporan Dapat berupa kata-kata “Laporan Auditor Independen”.

Adanya kewajiban mencantumkan kata independen.

2) Alamat laporan audit Umumnya ditujukan kepada pemegang saham atau dewan direksi perusahaan

Contohnya: “u.p. Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi”

3) Paragraf pendahuluan Menunjukkan 3 hal:

a. Pernyataan bahwa KAP telah melakukan audit.

b. Menyatakan lapkeu yang telah diaudit (beserta periode akuntansinya)

c. Menyatakan lapkeu adalah tanggung jawab manajemen serta tanggung jawab auditor adalah

menyatakan opini atas lapkeu berdasarkan audit.

4) Paragraf ruang lingkup Pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor dalam proses audit.

Auditor melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang berlaku

Menyatakan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa lapkeu telah

bebas salah saji material

Membahas bukti audit yang dikumpulkan dan menyatakan bahwa auditor yakin bahwa bukti audit yang

dikumpulkan sudah memadai guna penyatakan pendapat.

5) Paragraf opini Menyatakan kesimpulan auditor atau pendapat auditor berasarkan hasil audit.

6) Nama KAP Dituliskan adalah nama kantor akuntan publik.

7) Tanggal laporan audit Tanggal ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan.

Keadaan yang menyebabkan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa

pengecualian:

Pembatasan lingkup audit

Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Auditor tidak independen

Page 9: RMK AUDIT 1

STANDAR LAPORAN AUDIT DENGAN PARAGRAF PENJELAS ATAU MODIFIKASI

PERKATAAN

Laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan

memenuhi kriteria proses auditing yang lengkap dengan hasil yang memuaskan pada

laporan keuangan tetapi auditor merasa perlu memberikan sejumlah informasi

tambahan.

Semua lapkeu sudah tercakup, Standar umum sudah diikuti sepenuhnya dalam penugasan, Bukti yang cukup telah dikumpulkan dan Standar lapangan terpenuhi, Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, Tidak terdapat situasi yang memerlukan

Penyebab

Kurang konsisten dalam melaksanakan

standar audit

Keraguan mengenai going concern

Auditor menyetujui suatu penyimpangan

standar akuntansi

Penekanan pada suatu hal/masalah

Laporan yang melibatkan auditor lain

Page 10: RMK AUDIT 1

Kurang konsisten dalam menerapkan standar keuangan

Jika material, Auditor harus memodifikasi laporannya dengan menambahkan

paragraf penjelas setelah paragraf opini, yang membahas sifat perubahan

tersebut dan mengarahkan pembaca pada catatan kaki yang berkaitan.

Auditor harus dapat membedakan Perubahan yang mempengaruhi

KONSISTENSI pelaporan dengan perubahan yang mempengaruhi

KOMPARABILITAS tapi tidak mempengaruhi konsistensi.

Contoh perubahan yang mempengaruhi konsistensi:

1. Perubahan prinsip akuntansi (LIFO jadi FIFO)

2. Perubahan entitas pelaporan (penambahan perusahaan baru dalam lapkeu

konsolidasi)

3. Koreksi kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akuntansi

Contoh perubahan yang memperngaruhi komparabilitas:

1. Perubahan estimasi (penuruanan masa manfaat aset)

2. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi (kesalahan matematis

tahun sebelumnya)

3. Variasi format penyusunan lapkeu

4. Perubahan yang terjadi akibat transaksi/peristiwa yang sangat berbeda (usaha

dalam RnD baru)

Pos-pos yang material mempengaruhi komparabilitas biasanya diungkapkan

dalam catatan kaki

Keraguan mengenai going concern

Faktor-faktor yang menimbulkannya:

1. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan

2. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban ketika jatuh tempo

3. Kehilangan pelanggan utama

4. Pengadilan, perundang-undangan yang membahayakan kelangsungan operasi

perusahaan

Auditor menyetujui penyimpangan estándar akuntansi

Mungkin tidak memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat

tidak wajar, tetapi untuk menjustifikasi pendapat wajar tanpa pengecualian

auditor harus yakin dan harus menyatakan serta menjelaskan dalam 1

atau beberapa paragraf terpisah pada laporan audit, bahwa dengan menaati

prinsip akuntansi akan menimbulkan hasil yang menyesatkan pada situasi tersebut.

Page 11: RMK AUDIT 1

Penekanan pada suatu masalah

Contoh:

1. Ada transaksi dengan pihak terkait bernilai besar

2. Peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca

3. Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan kaki

Laporan Keuangan yang melibatkan auditor lain

Ada 3 alternatif:

1. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit

Pendapat WTP diberikan kecuali ada situasi lain yang mengharuskan ada

penyimpangan.

Auditor lain mengaudit bagian yang tidak material dari lapkeu

Auditor utama mereview secara mendalam atas pekerjaan auditor lain

2. Memberikan referensi dalam laporan (laporan dengan modifikasi kata-

kata)

Merupakan laporan/pendapat bersama

Laporan bersama WTP tepat diterbitkan jika tidak praktis mereview pekerjaan

auditor lain atau jika proporsi lapkeu yang diaudit auditor lain material

Tidak menambahkan paragraf terpisah yang membahas mengenai pembagian

tanggung jawab, tapi membahasnya dalam paragraf pendahuluan dan mengacu

pada auditor lain dalam paragraf ruang lingkup serta pendapat

3. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian

Tergantung pada materialitas

Jika auditor utama tidak ingin memikul tanggung jawab apapun atau pekerjaan

auditor lain

PENYIMPANGAN DARI LAPORAN WTP

Ada tiga jenis laporan audit selain laporan wajar tanpa pengecualian yaitu:

1. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified opinion)

adanya keterbatasan ruang lingkup audit, atau tidak ditaatinya prinsip

akuntansi yang berlaku.

Bila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan

dengan wajar.

Harus menggunakan kata “keculi untuk (except for)” dalam paragraph

pendapat

2. Pendapat Tidak Wajar (Adverse)

Page 12: RMK AUDIT 1

pendapat ini akan diberikan jika auditor merasa yakin bahwa keseluruhan

laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji material atau

menyesatkan sehingga tidak berhasil menunjukkan posisi keuangan atau hasil

operasi perusahaan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

3. Penolakan Untuk Memberikan Pendapat (Disclaimer)

diberikan apabila auditor tidak berhasil untuk meyakinkan dirinya sendiri

bahwa keseluruhan laporan keuangan yang diperiksanya tersaji secara

wajar.

Karena pembatasan ruang lingkup dan tidak independen

Hanya dapat terjadi jika auditor kurang memiliki pengetahuan atas lapkeu

Kondisinya sangat material

MATERIALITAS

suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika pengetahuan

atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan

keuangan yang rasional.

Level materialitasSignifikansi dengan keputusan-

keputusan pemakaiTipe opini

1.tidak material Keputusan biasanya tidak terpengaruh WTP

2.material

Keputusan biasanya terpengaruh jika

informasi dimaksud penting terhadap

keputusan yang akan diambil. Laporan

keuangan keseluruhan dianggap

disajikan secara wajar

pendapat wajar

dengan

pengecualian

3.sangat material

kebanyakan atau semua keputusan

pemakai yang didasarkan pada laporan

keuangan akan nampak signifikan

dipengaruhi

pernyataan tidak

memberikan

pendapat atau

pendapat tidak

wajar

PROSES KEPUTUSAN AUDITOR DALAM LAPORAN AUDIT

Langkah-langkah tersebut terdiri dari :

Menentukan apakah ada kondisi yang ada memerlukan laporan pengecualian

Memutuskan materialitas untuk masing-masing kondisi

Page 13: RMK AUDIT 1

Memutuskan jenis laporan yang sesuai untuk masing-masing kondisi, memberi

tingkatan materialitas.

Membuat laporan audit

Page 14: RMK AUDIT 1

LAPORAN AUDIT UNTUK SETIAP KONDISI YANG MEMERLUKAN PENYIMPANGAN DARI LAPORAN WTP PADA TINGKAT MATERIALITAS YANG BERBEDA

Kondisi yang memerlukan Laporan WTP dengan Modifikasi Kata atau

paragraph penjelas

Tingkat Materialitas

Tidak Material MaterialPrinsip-prinsip akuntansi tidak diterapkan

secara konsistenWTP WTP paragraph

penjelasKeraguan going concern WTP WTP paragraph

penjelasPenyimpangan yang dibenarkan dari

standar akuntansiWTP WTP paragraph

penjelasPenekanan pada masalah WTP WTP paragraph

penjelasPenggunaan Auditor Lain WTP WTP modifikasi kata

Kondisi yang memerlukan Laporan WTP dengan Modifikasi Kata atau paragraph penjelas

Tingkat MaterialitasTidak

MaterialMaterial, Tetapi

Tidak Mempengaruhi Lapkeu secara keseluruhan

Sangat material, sehingga

kewajaran secara keseluruhan diragukan

Ruang lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi lain

WTP Pengecualian ruang lingkup, paragraph

tambahan, dan pendapat wajar

dengan pengecualian

(kecuali untuk)

Menolak memberikan

pendapat

Lapkeu tidak disajikan sesuai standar akuntansi

WTP Paragraf tambahan dan pendapat wajar

dengan pengecualian

(kecuali untuk)

Tidak wajar

Auditor tidak independen Menolak memberikan pendapat tanpa melihat materialitas

Page 15: RMK AUDIT 1

JUMLAH PARAGRAF, MODIFIKASI KATA-KATA DALAM PARAGRAF DAN LOKASI PARAGRAF TAMBAHAN

Jenis Laporan Jumlah paragraf Kata-Kata Standar Paragraf yang Dimodifikasi

Lokasi Paragraf Tambahan

WTP 3 No NoWTP dengan

paragraph penjelas4 No Sesudah pendapat

WTP bersama auditor lain

3 Ketiga paragraf No

Wajar dengan pengecualian-hanya

pendapat

4 Hanya pendapat Sebelum pendapat

Wajar dengan pengecualian-ruang

lingkup dan pendapat

4 Ruang lingkup dan pendapat

Sebelum pendapat

Menolak memberikan

pendapat

3 Paragraf pendahuluan dan

pendapat dimodifikasi,

paragraph ruang lingkup dihilangkan

Sebelum pendapat

Pendapat tidak wajar 4 Hanya pendapat Sebelum pendapat

BAB 4 ETIKA PROFESIONAL

APAKAH ETIKA ITU?Etika serangkaian prinsip atau nilai moral.

Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis:

1. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan.

2. Orang itu memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri.

DILEMA ETIKA

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang di mana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku

yang tepat.

Contoh sederhana, apabila seseorang menemukan cincin berlian, di mana seseorang harus menentukan apakah

mencari pemilik cincin tersebut atau akan menyimpannya.

Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi dilema etika dalam karier mereka. Auditor

menghadapi klien yang mengancam akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat

wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilema etika bila pendapat wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat.

Page 16: RMK AUDIT 1

Ada cara-cara alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi harus berhati-hati untuk menghindari metode

merasionalkan perilaku tidak etis.

Berikut ini adalah metode-metode rasionalisasi yang sering digunakan, yang dengan mudah dapat

mengakibatkan tindakan tidak etis:

a. Setiap orang melakukannyab. Jika sah menurut hukum, hal itu etisc. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya.

Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi suatu pendekatan yang relative sederhana

untuk menyelesaikan dilema etika:

a. Memperoleh fakta yang relevanb. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebutc. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut dan bagaimana setiap

orang atau kelompok itu terpengaruhi.d. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan dilema

tersebute. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatiff. Memutuskan tindaka yang tepat.

Kebutuhan Khusus akan Perilaku Etis dalam Profesi

Alasan utama mengharapkan tingkat tingkat perilaku profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah

kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang

individu yang menyediakan jasa tersebut. Bagi akuntan publik, kepercayaan klien da pemakai laporan keuangan

eksternal atas kualitas audit dan jasa lainnya sangatlah penting.jika para pemakai jasa tidak lagi mempunyai

kepercayaan terhadap para akuntan, maka kemampuan profesional untuk melayani klien serta masyarakat secara

efektif akan hilang.

IndependensiIndependensi adalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias.

Ada dua independensi yang harus dimiliki oleh seorang auditor:

1. Independensi dalam fakta, ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap tidak bias

sepanjang audit atau berarti bahwa auditor benar-benar mempunyai keahlian dan kemampuan secara

teknis untuk melakukan pekerjaan audit.

2. Independensi dalam penampilan, ada bila antara auditor dengan klien benar-benar tidak mempunyai

hubungan khusus kecuali karena pekerjaan audit tersebut.

BAB 5 KEWAJIBAN HUKUM

Page 17: RMK AUDIT 1

Membedakan Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Risiko Bisnis

Banyak profesional akuntansi dan hukum yakin bahwa penyebab utama tuntutan hukum kepada kantor akuntan

publik adalah kurangnya pemahaman para pemakai laporan keuangan atas dua konsep:

1) Perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit

2) Perbedaan antara kegagalan audit dengan risiko audit

Kegagalan bisnis terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu mengembalikan pinjamannya atau memenuhi

harapan para investor karena keadaan ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan bisnis yang buruk, atau

persaingan yang tak terduga dalam industri itu.

Kegagalan audit terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit tidak benar karena gagal memenuhi

persyaratan standar audit.

Contohnya adalah kantor yang ,enugaskan asisten yang tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas audit

tertentu, di mana mereka gagal menemukan salah saji yang material dalam catatan klien yang seharusnya dapat

ditemukan oleh auditor yang memenuhi syarat.

Risiko audit merupakan kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan, setelah melaksanakan audit yang

memadai, bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar, sedangkan dalam kenyataan mengandung

salah saji yang material.

Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban

Seorang akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek pekerjaan akuntansi publiknya, termasuk auditing,

perpajakan, jasa bantuan manajemen, dan jasa mengisi SPT pajak klien dengan benar, akuntan publik itu dapat

dituntut untuk membayar denda dan bunga yang harus dibayar oleh klien ditambah fee penyiapan SPT pajak.

Sumber kewajiban hukum auditor : kewajiban kepada klien, dan kewajiban kriminal

A. Kewajiban kepada Klien

Tuntutannya sangat bervariasi, meliputi klaim seperti kegagalan menyelesaikan penugasan nonaudit pada

tanggal yang telah disepakati, menarik diri dari audit secara tidak semestinya, kegagalan untuk

menemukan penggelapan (pencurian aktiva), dan melanggar persyaratan kerahasiaan bagi para akuntan

publik. Biasanya, nilai tuntutan ini relatif kecil, dan tidak ada publisitas untuk tuntutan jenis ini.

B. Kewajiban Kriminal

Akuntan publik dapat disalahkan karena tindakan kriminal menurut hukum. Seorang auditor adapat

dihukum karena menyerahkan laporan keuangan yang palsu milik klien atau hal-hal lain yang melangggar

Kode Perilaku Profesional.

Page 18: RMK AUDIT 1

C. Respons Profesi terhadap Kewajiban Hukum

AICPA dan profesi secara keseluruhan dapat melakukan sejumlah hal untuk mengurangi risiko para

praktisi terkena tuntutan hukum:

1) Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang tidak terpuji.

2) Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dengan lebih

baik.

3) Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing.

D. Melindungi Akuntan Publik Individual dari Kewajiban Hukum

Seorang auditor yang berpraktik juga dapat pula mengambil tindakan tertentu untuk meminimalkan

kewajibannya. Beberapa tindakan yang umum itu adalah sebagai berikut:

1) Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas

2) Mempekerjakan personil yang kompeten dan melatih serta mengawasi mereka secara layak

3) Mengikuti standar profesi

4) Mempertahankan independensi

5) Memahami bisnis klien

6) Melaksanakan audit yang bermutu

7) Mendokumentasikan pekerjaan secara layak

8) Mendapatkan surat penugasan dan surat representasi

9) Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia

10) Mengadakan asuransi yang memadai

BAB 6 TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT

Langkah-langkah Mengembangkan Tujuan Audit

1) Memahami tujuan dan tanggung jawab audit

Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen

merupakan pemberian opini atas kewajaran di mana laporan tersebut telah

disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan,

hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

Tanggung jawab Manajemen adalah menerapkan kebijakan akuntansi yang

memadai, menjaga kecukupan pengendalian internal dan menyajikan laporan

keuangan yang wajar.

Tanggung jawab Auditor adalah mendeteksi kesalahan penyajian yang

sifatnya material dalam laporan keuangan. Ketika auditor juga melaporkan

Page 19: RMK AUDIT 1

efektivitas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan, maka auditor juga

bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dalam

pengendalian internal terhadap laporan keuangan.

2) Membagi laporan keuangan dalam siklus-siklus

Pembagian dilakukan dengan pengelompokkan audit dengan tetap menjaga

jenis atau kelompok transaksi dan saldo akun yang terkait erat ke dalam

kelompok yang sama. Pembagian ini membuat pengauditan menjadi mudah untuk

dilakukan dan membantu dalam menetapkan tugas-tugas kepada anggota dalam tim

audit. Logikanya adalah bahwa pendekatan ini menghubungkan bagaimana transaksi-

transaksi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar dan laporan

keuangan.

3) Menetapkan Tujuan Pengauditan

Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen

mengenai kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan

dalam laporan keuangan.

Asersi ManajemenTentang Transaksi

Tujuan Umum AuditTerkait Transaksi

Tujuan Khusus Audit Terkait Transaksi

Keterjadian – yang telah dicatat benar2 terjadi dan terkait dengan entitas tsb

Keterjadian Penjualan yg dicatat adalah untuk pengiriman kepada konsumen yang bukan fiktif

Kelengkapan –semua yg seharusnya dicatat telah dicatat

Kelengkapan Transaksi penjualan yang ada telah dicatat

Akurasi –jumlah dan data telah dicatat dgn tepat

Akurasi Penjualan yang dicatat adalah untuk sejumlah

Kas Umum

Siklus akuisisi modal

dan pelunasanSiklus Pembelian

dan pembayaran

Siklus Penggajian

dan Kepegawaian

Siklus Persedian

dan pergudangan

Siklus penjualan

dan penagihan

Page 20: RMK AUDIT 1

barang dikirim dan telah dicatat dan ditagih dengan benar

Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran – yg dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama dgn tepat dan telah diikhtisarkan dgn tepat

Transaksi penjualan telah dimasukkan ke dalam arsip utama dengan benar dan telah diikhtisarkan dengan benar

Klasifikasi – dicatat diakun yang tepat

Klasifikasi Transaksi penjualan telah diklasifikasi dengan benar

Pisah Batas – dicatat pada periode pembukuan yg benar

Penetapan Waktu -- dicatat pd tanggal yg benar

Transaksi Penjualan dicatat pada tanggal yg benar

Asersi ManajemenTentang Saldo Akun

Tujuan Umum AuditTerkait Saldo Akun

Tujuan Khusus Audit Terkait Saldo Akun

Keberadaan – jumlah yg dicatat memang benar-benar ada.

Keberadaan Semua persedian yg tercatat ada pada tanggal neraca.

Kelengkapan Kelengkapan Semua persedian yang ada sudah dihitung dan dimasukkan dalam ringkasan persedian

Penilaian dan Alokasi – telah dimasukkan dalam LK dgn jumlah yg tepat serta setiap hasil penilaian penyesuaian telah dicatat dengan tepat

Akurasi Jumlah persedian dicatatan perpetual dgn digudang telah sama.

Hasil perkalian harga dengan kuantitas adalah benar dan rincian telah ditambahkan dengan benar

Klasifikasi Persedian telah diklasifikasi dengan benar

Hak dan Kewajiban Pisah Batas

Keterikatan Rincian –antra arsip utama, jumlah total saldo akun dan jumlah buku besar semua telah sesuai.

Nilai Terealisasikan – dicatat pada estimasi yang dapat terealisasi

Hak dan Kewajiban

Pisah batas pembelian di akhir tahun sudah benar.

Total persedian sama dengan jumlah total persedian di buku besar

Nilai persedian sudah diturunkan ketika terjadi penurunan atas nilai realisasi bersih.

Perusahaan memiliki hak

Page 21: RMK AUDIT 1

atas seluruh persedian yang ada di daftar

Asersi Manajemen Tentang Penyajian dan

Pengungkapan

Tujuan Umum AuditTerkait Penyajian dan

Pengungkapan

Tujuan Khusus Audit Terkait Penyajian dan

PengungkapanKeterjadian dan Hak dan

KewajibanKeterjadian dan Hak dan

KewajibanWesel bayar sebagaimana

dijelaskan dalam catatan kaki benar-benar ada dan merupakan kewajiban perusahaan

Kelengkapan Kelengkapan Semua pengungkapan yang diharuskan terkait dengan wesel bayar telah dimasukkan dalam catatan kaki laporan keuangan.

Penilaian dan alokasi Penilaian dan alokasi Catatan kaki pengungkapan terkait wesel bayar adalah akurat

Klasifikasi dan Pemahaman Klasifikasi dan Pemahaman

Wesel bayar diklasifikasikan dengan benar ke dalam kewajiban jangka pendek dan panjang serta dapat dipahami.

BAB 7 BUKTI AUDIT

Bukti Audit Dibandingkan dengan Bukti-bukti yang dibutuhkan profesi lainnya

Bukti adalah segala informasi yang digunakan auditor untuk menentukan

apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah

ditetapkan. Informasi dapat berbeda-beda. Dalam hal bahan bukti ini mampu

meyakinkan auditor apakah laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan standar

akuntansi –Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

Keputusan utama yang harus dihadapi oleh setiap auditor adalah untuk

menentukan ketepatan jenis dan jumlah bahan bukti yang dikumpulkan untuk

memenuhi ketentuan bahwa komponen laporan keuangan klien dan laporan keuangan

keseluruhan telah disajikan dengan wajar. TERDAPAT EMPAT JENIS KEPUTUSAN

MENGENAI BAHAN BUKTI, yaitu:

1) Prosedur Pengauditan yang mana akan digunakan

Page 22: RMK AUDIT 1

2) Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu

3) Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi

4) Kapan menjalankan prosedur tersebut

Keandalan Bukti

Dua penentu keandalan bahan bukti adalah ketepatan dan kecukupan, yang

diambil langsung dari standar ketiga pekerjaan lapangan.

Ketepatan bukti – Pengukuran terhadap kualitas bahan bukti yang berarti

bahan bukti tersebut relevan dan andal dalam memenuhi tujuan audit.

Ketepatan bukti terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Relevansi Bukti – bahan bukti harus terkait dengan atau relevan terhadap tujuan

audit

2) Keandalan Bukti – mengacu pada tingkat di mana bahan bukti

dapat dipercaya

a) Independensi Pemberi Informasi –bahan bukti dari pihak luar lebih andal

b) Efektivitas Pengendalian Internal Klien – jika SPI efektif, maka bahan bukti lebih

andal

c) Pengetahuan Langsung Auditor –bahan bukti yang didapat langsung lebih andal

d) Kualifikasi individu yang memberikan informasi – orang yg kompeten

dibidangnya bahan bukti menjadi lebih andal

e) Tingkat Objektivitas – bahan bukti objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan

bahan bukti yang memerlukan penilaian

Kecukupan – kuantitas bahan bukti yang didapatkan mencerminkan kecukupan.

Kecukupan bahan bukti umumnya diukur dengan:

1) Ukuran sampel yang dipilih oleh auditor

2) Pemilihan unsur populasi yang tepat

Jenis Bukti Audit

Terdapat DELAPAN KATEGORI UMUM BUKTI AUDIT, yaitu:

1) Pemeriksaan Fisik – pemeriksaan atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas

aset berwujud

2) Konfirmasi – jawaban lisan atau tertulis yang diterima dari pihak ketiga yang

independen untuk memverifikasi atas keakuratan informasi yang diminta auditor

3) Dokumentasi – pem eriksaan auditor atas dokumen-dokumen dan catatan klien

Page 23: RMK AUDIT 1

4) Prosedur analitis – Melakukan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah

saldo-saldo akun atau data lain yang muncul telah disajikan secara wajar dibandingkan

dengan perkiraan auditor

5) Tanya Jawab dengan Klien

6) Perhitungan Ulang – pengecekan ulang atas contoh-contoh perhitungan yang dilakukan

oleh klien

7) Pengerjaan Ulang (Rekontruksi) – pengujian kembali prosedur atau pengendalian

perusahaan

8) Pengamatan (Observasi) – penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas-aktivitas

klien

Dokumentasi Audit

DOKUMENTASI AUDIT ialah catatan utama atas prosedur audit yang diterapkan,

bukti yang didapatkan dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor dalam suatu

kontrak kerja. Kepemilikan dokumen audit merupakan milik auditor. Tujuan

dokumentasi audit, yaitu:

1) Sebuah dasar perencanaan audit

2) Sebuah catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil-hasil pengujian yang dilakukan

3) Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat

4) Sebuah dasar untuk penelaahan oleh supervisor dan partner

MATERI DAN SUSUNAN ARSIP-ARSIP AUDIT terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Arsip Permanen – data historis atau data yang sifatnya terus menerus terkait

dengan pengauditan periode berjalan. Contoh: Akta Pendirian perusahaan,

Peraturan, Kebijakan akuntansi

2) Arsip Periode Berjalan – semua dokumentasi audit yang dapat diterapkan

pada tahun pengauditan. Contoh: Program audit, informasi umum, neraca saldo

Kertas Kerja, Penyesuaian dan Reklasifikasi Ayat Jurnal, dan daftar pendukung

(perincian yang disiapkan klien atau auditor untuk mendukung jumlah yang khusus

pada laporan keuangan.

Dampak E-Commerce terhadap Bukti Audit dan Dokumentasi Audit

Makin banyak yang disajikan dan disimpan dalan bentuk elektronik. Para auditor harus

mempertimbangkan ketersedian bukti elektronik pada permulaan audit dan

merencanakan pengumpulan buktinya bagaimana. Selain itu, ada bukti yang hanya

Page 24: RMK AUDIT 1

bisa dinilai dengan formulir yang dibaca oleh mesin, sehingga auditor harus

menggunakan computer untuk membacanya.

Auditor juga menggunakan teknolgi untuk mengalihkan dokumentasi berbasis

kertas yang tradisional menjadi data elektronik untuk mengatur dan

menganalisis dokumentasi audit.

BAB 8 PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

Terdapat TIGA ALASAN UTAMA mengapa auditor harus melakukan PERENCANAAN

yang tepat, yaitu:

1) Untuk menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau

2) Mencegah kesalahpahaman dengan klien

3) Meminimalkan kewajiban hukum dan menjaga reputasi dalam komunitas bisnisnya

Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk) – sebuah ukuran

seberapa besar auditor menerima kemungkinan adanya salah saji dalam laporan

keuangan dapat setelah pengauditan selesai dilaksanakan dan opini wajar tanpa

pengecualian telah diterbitkan.

Risiko bawaan (Inherent Risk) – sebuah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan

adanya salah saji material dalam saldo akun sebelum mempertimbangkan efektivitas

pengendalian internal.

MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AWAL AUDIT

Perencanaan awal audit melibatkan empat hal, yaitu:

a) Penerimaan Klien dan Keberlanjutan

Tanggung jawab hukum dan profesional mengharuskan KAP selektif dalam memilih

klien. Untuk klien baru, KAP harus melakukan penyelidikan (investigasi) terhadap calon

kliennya baik menguji kemungkinan posisi keuangan calon kliennya dalam komunitas

bisnisnya, stabilitas keuangan dan hubungan dengan KAP sebelumnya.

Untuk Klien lama, KAP diwajibkan melakukan evaluasi klien-klien yang sudah ada

setiap tahunnya. Konflik-konflik sebelumnya mengenai ruang lingkup audit, jenis opini

yang dikeluarkan, imbal jasa dan lain-lain.

b) Mengidentifikasi Alasan Klien untuk Melakukan Audit

Page 25: RMK AUDIT 1

Mengetahui alasan utama klien dapat mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima

sehingga kemungkinan akan mengumpulkan bukti yang lebih banyak dapat

dikendalikan.

c) Mendapatkan Kesepahaman dengan Klien

Pemahaman yang jelas atas kondisi kontrak kerja yang akan dijalankan harus dimiliki

klien dan KAP mengharuskan auditor untuk mendokumentasikan kesepakatan mereka

dengan klien dalam perjanjian kontrak kerja.

d) Menyusun Strategi Audit secata Keseluruhan

Setelah memahami alasan klien untuk melakukan audit, auditor harus menyusun

strategi pengauditan awal. Strategi ini harus mempertimbangkan keberadaan klien,

jumlah lokasi-lokasi klien dan pengendalian internal. Selain itu dalam hal penugasan,

auditor harus melakukan:

a) Memilih staf untuk Kontrak Kerja

b) Mengevaluasi Kebutuhan akan Para Ahli dari Pihak Luar – jika dalam kontrak

terdapat penugasan di luar kompetensi auditor.

MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN

Sifat bisnis dan industry memengaruhi risiko bisnis klien (Risiko di mana klien gagal

memenuhi tujuannya) dan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Terdapat

beberapa aspek dari pendekatan untuk memahami bisnis dan industri klien, yaitu:

1) Industri dan Lingkungan Eksternal

Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik atas industri

klien dan lingkungan eksternal, yaitu:

a) Risiko terkait dengan industri tertentu dapat memengaruhi penilaian auditor atas

risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima

b) Umumnya terdapat Risiko bawaan di beberapa industry

c) Terdapat ketentuan akuntansi yang khusus di mana auditor harus memiliki

pemahaman tersebut.

2) Operasi dan Proses Bisnis

Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan,

pelanggan, dan pemasok utama, sumber pendanaan, dan informasi mengenai

pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dapat meningkatkan risiko.

CARA YANG DILAKUAKAN adalah mengunjungi pabrik dan kantor, dan

identifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.

Page 26: RMK AUDIT 1

3) Manajemen dan Tata Kelola Perusahaan

Auditor harus menilai filosofis manajemen dan gaya kepemimpinannya serta

kemampuannya untuk mengidentifikasi dan menghadapi risiko. Hal ini dapat

dilakukan dengan memahami akta pendirian dan peraturan-peraturan perusahaan,

kode etik, dan notulensi rapat.

4) Tujuan dan Strategi

Strategi merupakan pendekatan yang dilakukan oleh suatu entitas untuk mencapai

tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien terkait dengan (1)

keandalan laporan keuangan dan (2) Efektivitas dan efisiensi operasional

perusahaan untuk menilai risiko bisnis klien dan risiko bawaan dalam laporan

keuangan. Auditor juga harus memahami tujuan klien terkait (3) kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan seperti mengenali istilah-istilah dalam kontrak dan

kewajiban hukum lainnya.

5) Pengukuran dan Kinerja

Risiko bawaan dalam salah saji laporan keuangan dapat meningkat jika klien telah

menetapkan seperangkat tujuan yang tidak masuk akal atau jika sistem pengukuran

kinerja memicu pembukuan yang agresif.

MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN

Risiko bisnis klien dapat muncul dari setiap faktor yang memengaruhi klien dan

lingkungannya. Manajemen merupakan sumber utama untuk melakukan identifikasi

bisnis klien. Manajemen harus melakukan evaluasi menyeluruh atas risiko bisnis yang

relevan yang dapat memengaruhi laporan keuangan per kuartal dan per tahun.

MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS AWAL

Auditor melakukan prosedur analitis awal agar dapat memahami dengan lebih baik bisnis

klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur yang digunakan adalah

membandingkan rasio-rasio klien dengan industry atau competitor yang dijadikan acuan

untuk memberikan indikasi kinerja perusahaan.

Dalam mengidentifikasi bagian-bagian risiko spesifik, auditor kemungkinan akan

mengutamakan rasio aktivitas likuiditas perusahaan klien.

Prosedur Analitis

Prosedur Analitis merupakan evaluasi atas laporan keuangan yang disusun

dengan mempelajari kemungkinan hubungan-hubungan antara data keuangan

Page 27: RMK AUDIT 1

dan nonkeuangan… yang melibatkan perbandingan antara jumlah yang tercatat

dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur Analitis berikut

dapat dilakukan pada setiap fase selama sebuah penugasan kerja berlangsung.

1) Fase Perencanaan – untuk membantu menentukan sifat, keluasan dan waktu dalam

prosedur pengauditan.

2) Selama fase Pengujian audit sebagai pengujian substantive – untuk mendukung

saldo-saldo akun

3) Fase penyelesaian audit – penelaahan akhir atas salah saji material atau masalah

keuangan dan membantu auditor dalam mengambil “pandangan objektif” akhir atas

laporan keuangan yang telah diaudit.

BAB 9 MATERIALITAS DAN RISIKO

Frase mendapatkan tingkat keyakinan yang memadai dimaksudkan untuk

menginformasikan kepada para pengguna laporan bahwa auditor tidak

memberikan jaminan atau keyakinan absolute atas penyajian yang wajar dalam

laporan keuangan. Sedangkan bebas dari salah saji material dimaksudkan untuk

menginformasikan para pengguna laporan keuangan bahwa tanggung jawab

auditor terbatas hanya pada informasi keuangan yang material.

Materialitas merupakan besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji

informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat

mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang

yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya

penghilangan atau salah saji tersebut.

Auditor bertanggung jawab untuk menentukan apakah terdapat salah saji material dalam

laporan keuangan. Jika auditor menemukan suatu salah saji material tetapi jika klien

menolak koreksi salah saji tersebut maka opini dengan pengecualian atau tidak wajar

dapat diterbitkan.

Langkah-Langkah Penerapan Materialitas

MENETAPKAN PERTIMBANGAN MATERIALITAS AWAL

Auditor diharuskan untuk memutuskan jumlah gabungan salah saji dalam laporan

keuangan yang akan mereka anggap material di awal pengauditan bersamaan dengan

ketika mereka mengembangkan strategi audit secara keseluruhan untuk membantu

Page 28: RMK AUDIT 1

merencanakan pengumpulan bukti-bukti audit yang tepat. FAKTOR YANG

MEMENGARUHI MATERIALITAS , yaitu:

1) Materialitas merupakan konsep relatif

2) Dibutuhkan Dasar untuk mengevaluasi Materialitas

3) Faktor kualitatif – Contoh: kecurangan lebih penting daripada kesalahan tidak

disengaja, masalah kewajiban kontraktual.

MENGALOKASIKAN PERTIMBANGAN MATERIALITAS AWAL KE SETIAP BAGIAN (SALAH SAJI

YANG DAPAT DITERIMA)

Pengalokasian pertimbangan materialitas awal ke setiap bagian maksudnya adalah

pengumpulan bukti audit per bagian lebih baik daripada laporan keuangan keseluruhan.

Sebagian besar praktisi mengalokasikan materilitas pada akun-akun neraca daripada

akun-akun laba rugi karena sebagian besar salah saji dalam laporan rugi memiliki

pengaruh yang sama pada neraca karena adanya sistem pencatatan berganda. Auditor

menghadapi tiga kesulitan utama berikut dalam mengalokasikan materialitas ke

dalam akun-akun neraca, yaitu:

1) Auditor memperkirakan akun-akun tertentu memiliki salah saji yang lebih banyak

dibandingkan dengan akun-akun lainnya

2) Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan

3) Biaya audit relative memengaruhi alokasi tersebut.

MEMPERKIRAKAN SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKANNYA DENGAN PENILAIAN AWAL

Pada langkah ini, auditor membuat proyeksi langsung salah saji yang diketahui dari

sampel ke populasi dan kemudian menambahkan estimasi untuk sampling error. Salah

saji dalam suatu akun dapat berbentuk satu dari dua jenis ini, yaitu:

1) Salah saji yang diketahui – salah saji di mana auditor dapat menentukan jumlah

salah saji dalam akun tersebut. Contoh kapitalisasi Aset yang disewa mungkin

merupakan kegiatan sewa operasi.

2) Salah saji yang mungkin , dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Muncul karena perbedan antara penilaian manajemen dan penilaian auditor –

perbedaan estimasi

b. Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel yang diambil dari

populasi

RISIKO

Page 29: RMK AUDIT 1

Jenis-jenis risiko audit terbagi menjadi 4, yaitu:

1) Risiko Deteksi yang Direncanakan

Merupakan risiko di mana bukti audit untuk suatu bagian tidak mampu mendeteksi

salah saji yang melebihi salah saji yang dapat diterima

2) Risiko Audit yang dapat Diterima

Ialah pengukuran tingkat kesedian auditor untuk menerima kemungkinan adanya salah

saji dalam laporan keuangan setelah audit telah selesai dijalankan dan opini wajar

tanpa pengecualian telah diterbitkan.

3) Risiko Bawaan

Ialah pengukuran penilaian auditor atas kemungkinan terdapatnya salah saji material

(baik kecurangan maupun kesalahan) dalam sebuah bagian pengauditan sebelum

mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal klien.

4) Risiko Pengendalian

Ialah pengukuran penilaian auditor mengenai apakah salah saji melebihi jumlah yang

dapat diterima di suatu bagian pengauditan akan dapat dicegah atau dideteksi dengan

tepat waktu oleh pengendalian internal klien.

MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA

Penilaian awal auditor untuk menetapkan risiko audit yang dapat diterima

adalah menerapkan risiko kontrak dan menggunakan risiko kontrak tersebut

untuk memodifikasi yang dapat diterima. Risiko Kontrak kerja adalah risiko di mana

auditor atau KAP akan mendapatkan masalah setelah audit diselesaikan, meskipun

laporan keuangan sudah benar. Contoh jika klien mengumumkan kebangkrutan setelah

audit telah selesai dilakukan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Risiko Audit

Terdapat tiga faktor yang memengaruhi risiko audit yang dapat diterima, yaitu:

1) Tingkat Ketergantungan Pengguna Eksternal Laporan Keuangan

Ketika pengguna eksternal sangat mengandalkan laporan keuangan, maka sangat

tepat untuk menurunkan risiko audit yang dapat diterima. Tetapi masalah besar dapat

terjadi jika salah saji yang signifikan tetap tidak terdeteksi dalam laporan keuangan.

Terdapat indicator yang baik untuk menilai tingkat ketergantungan para pengguna

Page 30: RMK AUDIT 1

terhadap laporan keuangan, yaitu: (1) Ukuran Klien, (2) Distribusi Kepemilikan, dan (3)

Sifat dan jumlah liabilitas.

2) Kemungkinan bahwa klien akan mendapatkan kesulitan keuangan setelah laporan

audit diterbitkan

Terdapat beberapa indicator yang baik atas meningkatnya kemungkinan kegagalan

keuangan, yaitu: (1) posisi keuangan, (2) Laba (rugi) di tahun-tahun sebelumnya, (3)

Metode pertumbuhan pembiayaan, (4) sifat kegiatan operasi klien, dan (5) kompetensi

manajemen.

3) Integritas manajemen

Meliputi investigasi terhadap calon klien baru dan evaluasi terhadap klien laman.

MENILAI RISIKO BAWAAN

Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama berikut ketika menilai

risiko pengendalian, yaitu:

1) Sifat bisnis klien

2) Hasil pengauditan sebelumnya

3) Kontrak kerja yang pertama atau kontrak kerja yang berulang

4) Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa

5) Transaksi-transaksi yang tidak rutin

6) Penilaian yang diperlukan untuk mencatat saldo-saldo akun dan transaksi-transaksi

dengan benar

7) Membuat populasi

8) Faktor-faktor yang terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan

9) Faktor-faktor yang terkait dengan penyalahgunaan aset.

BAB 10 PENGENDALIAN INTERNAL DAN RISIKO PENGENDALIAN

Tujuan pengendalian internal

Manajemen biasanya memiliki tiga tujuan umum berikut dalam merancang sistem

pengendalian internal, yaitu:

1) Keandalan laporan keuangan

2) Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi

3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

Tanggung Jawab Manajemen Dan Auditor Dalam Pengendalian Internal

Page 31: RMK AUDIT 1

Manajemen – terdapat dua konsep penting yang mendasari merancang dan

menerapkan pengendalian internal, yaitu:

1) Keyakinan yang Memadai – harus member keyakinan yang memadai, bukan absolute.

2) Keterbatasan-Keterbatasan Bawaan – memedulikan kehati-hatian dalam merancang

dan menerapkan pengendalian internal

Auditor – pada umumnya sangat menekankan pada pengandalan melalui, yaitu:

1) Pengendalian terhadap keandalan laporan keuangan

2) Pengendalian terhadap kelompok-kelompok transaksi

Komponen Pengendalian Internal COSO

1) Lingkungan Pengendalian

Terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang menggambarkan

keseluruhan sikap manajemen, direksi, dan pemilik dari suatu entitas atas

pengendalian internal dan pentingnya pengendalian internal tersebut

terhadap entitas. Auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian

internal yang sangat penting, yaitu: (1) integritas dan nilai etika, (2) komitmen

terhadap kompetensi, (3) Partisipasi dewan direksi dan komisaris atau komite audit, (4)

filosofi manajemen dan gaya operasi, (5) Struktur Organisasi, dan (6) Kebijakan dan

Praktik SDM.

2) Penilaian Risiko

Merupakan identifikasi dan analisis manajemen terhadap risiko-risiko yang

relevan terhadap penyusunan laporan keuangan sesuai dengan PABU.

3) Aktivitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur, selain yang telah dimasukkan dalam

keempat komponen lainnya, yang membantu untuk meyakinkan bahwa

tindakan-tindakan yang penting telah dilakukan untuk mengatasi risiko-risiko

dalam mencapai tujuan organisasi.

AKTIVITAS PENGENDALIAN terdiri dari:

a) Pemisahan tugas yang memadai

b) Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas

c) Dokumentasi dan catatan yang memadai

d) Pengendalian fisik atas aset dan catatan-catatan

e) Pengecekan terhadap pekerjaan secara independen

4) Informasi dan Komunikasi

Page 32: RMK AUDIT 1

Tujuan dari sistem dan komunikasi akuntansi suatu entitas adalah untuk memulai,

mencatat, memproses dan melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu

entitas dan untuk menjaga akuntabilitas aset-aset yang terkait.

5) Pengawasan

Berkaitan dengan penilaian yang berjalan atau penilaian berkala atas kualitas

pengendalian internal oleh manajemen untuk menentukan bahwa

pengendalian dijalankan sesuai dengan tujuannya dan dimodifikasi jika

diperlukan jika terjadi perubahan kondisi.

PENGUJIAN PENGENDALIAN

Auditor kemungkinan akan menggunakan empat jenis prosedur untuk mendukung

efektivitas pelaksanaan pengendalian internal, yaitu:

1) Melakukan tanya jawab dengan personel klien yang tepat

2) Menguji dokumen, catatan dan laporan

3) Mengamati aktivitas terkait pengendalian

4) Mengerjakan ulang prosedur klien

BAB 11 DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PROSES AUDIT

Penggunaan TI dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambah prosedur

pengendalian baru yang dilakukan oleh computer dan dengan mengganti pengendalian

baru yang biasa dilakukan secara manual yang rentan kesalahan manusia. Perubahan

yang terjadi, yaitu:

1) Pengendalian computer menggantikan pengendalian manual

2) Menyediakan informasi dengan kualitas yang lebih tinggi

MENILAI RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI

Risiko-risiko khusus terkait dengan sistem TI, yaitu:

1) Risiko terhadap perangkat keras (hardware) dan data

Meskipun TI memiliki keunggulan dalam pemrosesan secara signifikan, tetapi juga

dapat menciptakan risiko-risiko, yaitu:

a) Ketergantungan terhadap kemampuan kerja perangkat keras dan lunak

b) Kesalahan sistemik dan kesalahan acak

c) Akses yang tidak diotorisasi

d) Kehilangan data

Page 33: RMK AUDIT 1

2) Berkurangnya jejak audit

Salah saji mungkin tidak dapat dideteksi dengan meningkatnya penggunaan TI karena

(1) hilangnya jejak audit yang nyata, dan juga (2) berkurangnya keterlibatan manusia

serta (3) kurangnya otorisasi tradisional.

3) Kebutuhan akan pengalaman di bidang TI dan pemisahan tugas-tugas TI

Sistem TI mengurangi (1) pemisahan tugas dan (2) menciptakan suatu kebutuhan

tambahan akan pengalaman di bidang TI.

Pengendalian Internal Khusus untuk TI

Pengendalian Internal Khusus untuk TI terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

1) Pengendalian Umum

Auditor mengevaluasi pengendalian umum (semua aspek dalam fungsi TI) untuk

perusahaan secara keseluruhan meliputi:

a. Pengaturan Fungsi TI – Anggapan direksi dan manajemen senior memengaruhi

pentingnya TI

b. Pemisahan tugas-tugas Ti – Pemisahaan fungsi-fungsi pada tiap aktivitas

c. Pengembangan Sistem – membeli dan mengembangkan perangkat lunak serta uji

coba

d. Pengamanan fisik dan online terhadap akses pada perangkat lunak, keras, dan data

terkait

e. Rencana cadangan dan kontijensi – perencanaan untuk gangguan yang tidak pasti

yang akan mempengaruhi TI perusahaan

f. Pengendalian perangkat keras – pengendalian untuk mendeteksi dan melaporkan

kerusakannya

2) Pengendalian Aplikasi

Auditor harus mengevaluasi pengendalian aplikasi (untuk memproses transaksi-

transaksi) untuk setiap kelompok transaksi atau akun. Pengendalian aplikasi hanya

dapat menjadi efektif jika pengendalian umumnya efektif. Pengendalian aplikasi

terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Pengendalian Input

Dirancang untuk menyakinkan bahwa informasi yang dimasukkan ke dalam

computer adalah sah, akurat dan lengkap.

b. Pengendalian Proses

Page 34: RMK AUDIT 1

Pengendalian proses dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan ketika

pemrosesan data transaksi

c. Pengendalian Output

Pengendalian output lebih menekankan pada pendeteksian kesalahan setelah

pemrosesan selesai dilakukan daripada mencegah kesalahan atau mengkaji

keandalan data oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengetahuan

mengenai output.

Dampak TI dalam Proses Audit

1) Pengaruh PU terhadap Risiko Pengendalian

Auditor harus mengevaluasi efektivitas PU sebelum mengevaluasi pengendalian

aplikasi, meliputi:

a. Pengaruh PU terhadap Aplikasi Sistem secara Keseluruhan

PU tidak efektif menghasilkan potensi salah saji material pada seluruh aplikasi

sistem.

b. Pengaruh PU terhadap Perubahan Perangkat Lunak

Perubahan perangkat lunak mempengaruhi kepercayaan terhadap pengendalian

otomatis.

c. Mendapatkan Pemahaman Atas Pengendalian Umum Klien

Pemahaman dapat dilakukan dengan (1) melakukan wawancara dengan personel TI

dan para pengguna utama, (2) Memeriksa dokumentasi sistem, dan (3) Mengkaji

hasil perincian kuesioner yang diisi oleh para staf TI.

2) Dampak dari Pengendalian TI terhadap Risiko Pengendalian dan Pengujian Substantif

Pengendalian umum memengaruhi tujuan audit dalam beberapa siklus, jika

pengendalian umum tidak efektif, kemampuan auditor untuk mengandalkan

pengendalian aplikasi untuk mengurangi risiko pengendalian dalam semua siklus akan

menurun.

3) Pengauditan dalam lingkungan TI yang tidak terlalu Kompleks

Pada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil seringkali mengaudit di sekitar computer

(auditor tidak menggunakan pengendalian otomatis) ketika pengendalian umum

kurang efektif dibandingkan dengan lingkungan TI yang lebih kompleks. Pemahaman

atas pengendalian internal dan pengujian-pengujian dengan cara yang sama seperti

pengauditan secara manual.

4) Pengauditan dalam lingkungan TI yang terlalu Kompleks

Page 35: RMK AUDIT 1

Ketika organisasi memperluas penggunaan TI-nya, pengendalian internal seringkali

dimasukkan ke dalam aplikasi-aplikasi yang hanya tersedia secara elektronik atau

biasa disebut pengauditan melalui computer. Pendekatan tersebut dilakukan dengan:

a. Pendekatan Pengujian Data

Auditor memproses pengujian data mereka sendiri dengan menggunakan sistem

computer klien dan program aplikasi untuk menentukan apakah pengendalian

otomatis sudah memproses data yang diuji dengan tepat. Pertimbangan utama

pengujian data adalah:

Pengujian data harus memasukkan semua kondisi yang ingin diuji oleh auditor

Program aplikasi yang diuji oleh harus sesuai dengan aplikasi yang digunakan

oleh klien.

Data yang diuji harus dihapuskan dari catatan klien

b. Simulasi Paralel

Auditor menggunakan perangkat lunak yang dikendalikan auditor untuk melakukan

operasi yang sama dengan yang dikerjakan oleh klien, dengan menggunakan arsip

data yang sama untuk menentukan efektivitas pengendalian otomatis dan untuk

mendapatkan bukti mengenai saldo secara elektronik

c. Pendekatan Modul Audit yang Melekat

Auditor memasukkan sebuah modul audit dalam sistem aplikasi klien untuk

mengidentifikasi jenis transaksi khusus. Contoh meminta modul terkait transaksi

pembelian dari data elektronik klien.

BAB 12 KESELURUHAN PERENCANAAN DAN PROGRAM AUDIT

Jenis-Jenis Pengujian

1) Pengujian Pengendalian

Pemahaman auditor terhadap pengendalian internal digunakan untuk

mengukur risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait transaksi

untuk mendapatkan pemahaman apakah pengendalian sudah diterapkan.

Pengujian pengendalian, baik secara manual maupun otomatis, dapat mencakup jenis

bukti berikut ini, yaitu:

a) Melakukan tanya jawab

b) Memeriksa dokumen, catatan dan laporan

c) Mengamati aktivitas terkait pengendalian

Page 36: RMK AUDIT 1

d) Mengerjakan ulang prosedur-prosedur klien

2) Pengujian Substantif Transaksi

Merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji rupiah (sering

kali disebut salah saji moneter) yang secara langsung berpengaruh pada

ketepatan saldo laporan keuangan. Pengujian substantive transaksi digunakan

untuk menentukan apakah keenam tujuan audit terkati transaksi telah terpenuhi untuk

setiap kelompok transaksi.

3) Prosedur Analitis

Prosedur analitis melibatkan perbandingan-perbandingan jumlah yang

tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan

utama dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah untuk:

a) Menandai adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan

b) Memberi bukti substantive

4) Pengujian Terinci Saldo

Memfokuskan pada saldoo akhir buku besar baik untuk akun-akun nerasa

maupun laba rugi. Penekanan utama sebagian besar pengujian atas perincian

saldo adalah pada neraca.

EMPAT FASE UNTUK KESELURUHAN PROSES AUDIT

1) Merencanakan dan Merancang Sebuah Pendekatan Audit

2) Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi

3) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci Saldo

4) Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Suatu Laporan Audit

Fase ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

a) Melakukan Pengujian Tambahan Untuk Tujuan Penyajian dan

Pengungkapan – auditor melakukan prosedur terkait dengan kewajiban

kontijensi dan kejadian-kejadian setelah tanggal neraca.

b) Pengumpulan Bukti Akhir , terdiri dari:

Melakukan Prosedur analitis akhir

Mengevaluasi asumsi keberlangsungan usaha (going concern)

Mendapatkan surat representasi klien

Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk meyakinkan bahwa informasi

yang disajikan konsisten dengan laporan keuangan

c) Menerbitkan Laporan Audit

Page 37: RMK AUDIT 1

d) Komunikasi dengan Komite audit dan Manajemen – mengkomunikasikan

setiap kekurangan dalam pengendalian internal yang signifikan.