Upload
murtiningsih90
View
80
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Sistem Pengendalian Manajemen
CHAPTER 3
Kelompok C Page 0
S411308026 MurtiningsihS411308027 Nurasri Retno NS411308029 Rihardhiny Nariswari P.S411308034 Sitti Mukarromah
Chapter 5 : Pusat Tanggung Jawab : Pusat Pendapatan
dan Biaya
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2014
TIM PRESENTER C
Sistem Pengendalian Manajemen
CHAPTER 5
PUSAT TANGGUNG JAWAB : PUSAT PENDAPATAN DAN BIAYA
Ringkasan Mata Kuliah
Bab 4 sampai bab 7 membahas konteks temnpat berlangsungnya
proses pengendalian. Adapun karakteristik organisasi yang mempengaruhi
proses pengendalian akan dijelaskan, dengan berfokus pada berbagai jenis
pusat tanggung jawab, teknik yang penting untuk pengendaliannya, dan ukuran
yang diperlukan unruk evaluasi kinerja para manajer yang bertanggung jawab
atas pusat-pusat tersebut. Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem
pengendalian dan pemberian tanggung jawab kepada subunit organisasi yang
harus mencerminkan strategi organisasi. Bah-bab ini meninjau pertimbangan
yang terlibat dalam memberikan tanggung jawab finansial (sehubungan dengan
biaya, pendapatan, laba, dan aktiva) pada subunit organisasi.
Bab 4 mulai dengan mendeskripsikan hakikat dari pusat tanggung
jawab pada umumnya dan kriteria efisiensi dan efektivitas yang relevan dalam
mengukur kinerja para manajernya. Kemudian, Bab 4 akan menjelaskan
'definisi dan dua jenis pusat tanggung jawab: pusat pendapatan (dijelaskan
secara singkat) dan pusat biaya (dibahas secara panjang lebar). Pusat biaya
dapat dibagi menjadi dna kategori: pusat biaya teknik (engineered expense
centers) dan pusat biaya kebijakan (discretionary expense centerq. Selanjutnya
akan dibahas tiga dari jenis yang paling umum dari pusat biaya kebijakan:
pusat adrninistrasi dan pendukung, pusat riset dan pengembangan, serta pusat
pemasaran.
A. PUSAT TANGGUNG JAWAB
Dalam suatu organisasi, semua yang dilakukan karyawan harus dapat
dipertanggungjawabkan, yang semuanya itu bermuara pada pusat tanggung
jawab, yaitu organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Perusahaan pada dasarnya
merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing
diwakili oleh sebuah kotak dalam bagan organisasi. Selanjutnya pusat-pusat
tanggung jawab tersebut membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan terendah
Kelompok C Page 1
Sistem Pengendalian Manajemen
adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift),dan unit
organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang memiliki beberapa unit
organisasi yang lebih kecil, menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki.
Dari sudut pandang manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara
keseluruhan merupakan pusat tanggung jawab, meskipun istilah ini biasanya
berkenaan dengan unit-unit dalam perusahaan.
1. Sifat Pusat Tanggung Jawab
Adanya pusat tanggung jawab berguna mewujudkan satu atau
lebih maksud, yang disebut dengan cita-cita. Secara keseluruhan, perusahaan
memiliki cita-cita, dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi
untuk mencapai cita-cita tersebut. Berbagai pusat tanggung jawab dalam
perusahaan berlungsi untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena
setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat tanggung jawab, maka jika
setiap pusat tanggung jawab telah memenuhi tujuannya, cita-cita
organisasi tersebut juga telah tercapai.
Input Output
Sumber daya yang Barang atau Jasa
digunakan, diukur
dari biayanya Modal
Gambar diatas ini menggambarkan cara kerja setiap pusat tanggung
jawab. Dalam hal ini, pusat tanggung jawab menerima masukan, dalam
bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa. Dengan menggunakan modal
kerja kapital (seperti, persediaan piutang), peralatan, dan aktiva lainnya,
pusat tanggung jawab melaksanakan fungsi. fungsi tertentu, dengan tujuan
akhir untuk mengubah input menjadi output, baik yang berwujud (seperti,
barang) atau tidak berwujud (seperti, jasa). Dalam sebuah pabrik, biasanya
output berbenruk barang. Dalam unit-unit staf, seperti sumber daya manusia,
Kelompok C Page 2
Pekerjaan
Sistem Pengendalian Manajemen
transportasi, teknik, pencatatan, dan administrasi, maka outputnya berbentuk
jasa.
Pusat tanggung jawab yang menghasilkan output berupa produk-
produk (seperti, barang dan jasa) kemudian bisa menyerahkan hasil atau
produk terse but ke pusat tanggung jawab yang lain, di mana output tersebut
kemudian menjadi input. Atau, pusat tanggurig jawab melemparkannya ke
pasar, sebagai output organisasi secara keseluruhan. Pendapatan yang
dihasilkan adalah jumlah yang diperoleh dari proses penyediaan output.
2. Hubungan Antara Input dan Output
Suatu manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan
yang optimal antara input dan output. Pada beberapa pusat tanggung jawab,
hubungan itu bersifat timbal balik dan langsung. Misalnya, di departemen
produksi, input bahan baku men jadi bagian fisik dari barang jadi. Di
departemen ini, pengendalian fokus pada penggunaan input minimum yang
dibutuhkan untuk memproduksi output yang diperlukan menurut spesifikasi
dan standar mutu yang benar, tepat waktu, dan sesuai dengan jumlah yang
diminta.
Dalam sejumlah situasi, ternyata input tidak secara langsung
berkaitan dengan output yang dihasilkan. Sejumlah pengeluaran yang
digunakan untuk biaya periklanan adalah input yang ditujukan untuk
meningkatkan hasil penjualan. Namun karena penjualan juga dipengaruhi
sejumlah faktor lain selain iklan, maka kaitan antara meningkatnya biaya
iklan dengan meningkatnya penjualan jarang dapat ditunjukkan. Lagi pula,
kepurusan manajemen untuk meningkatkan pengeluaran iklan lebih
didasarkan pada penilaian daripada berdasarkan data. Dalam departemen
penelitian dan pengembangan, hubungan antara input dan output bahkan lebih
kabur lagi; hasil dari departemen ini yang dilakukan pada masa sekarang
barangkali tidak dapat diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimal
yang harus dibelanjakan oleh suatu perusahaan untuk departemen ini tidak
bisa ditentukan.
Kelompok C Page 3
Sistem Pengendalian Manajemen
3. Mengukur Input dan Output
Sebagian besar input yang digunakan oleh pusat tanggung jawab
dapat dinyatakan dalam ukuran-ukuran risiko. Ukuran ini mencakup jam
kerja, liter minyak, rim, kertas, dan kwh listrik. Dalam system pengendalian
manajemen, satuan kuantitas tersebut kemudian diterjemahkan ke satuan
moneter; uang merupakan penyebut umum yang memungkinkan nilai dan
berbagai sumber daya untuk digabungkan dan dikombinasikan. Nilai uang
dari input tertentu biasanya dihitung dengan mengalikan kuantitas fisik
dengan harga per unit (yaitu, jumlah jam kerja dikalikan dengan tarif per
jamnya). Jumlah moneter yang dihasilkan dari perhirungan tersebut disebut
sebagai "biaya". Dengan cara ini biasanya input dari pusat tanggung jawab
dinyatakan. Biaya adalah suatu ukuran moneter dan jumlah sumber daya yang
digunakan oleh suatu pusat tanggung jawab.
Input adalah sumber daya yang dipergunakan oleh pusat tanggung
jawab. Namun, dalam kasus rumah sakit dan sekolah, pasien-pasien di rumah
sakit atau pelajar di sebuah sekolah bukanlah input. Dalam hal ini, lebih
tepatnya, input adalah sumber daya yang digunakan oleh sebuah rumah sakit
atau sebuah sekolah untuk mencapai tujuannya dalam merawat pasien-pasien
atau dalam mendidik para. pelajar.
Satu hal yang lebih mudah untuk mengukur biaya input daripada
menghitung nilai output. Sebagai contoh, pendapatan per tahun barangkali
merupakan alar ukur penting atas output suatu organisasi yang berorientasi
pada laba. Akan tetapi angka itu tidak menyatakan seluruh kinerja organisasi
selama tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan sumber daya
manusia, periklanan, dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi
output di tahun yang bersangkutan. Tidak mungkin untuk mengukur secara
akurat nilai dari pekerjaan yang dilakukan oleh bagian hubungan
masyarakat, bagian pengendalian mutu atau staf hukum perusahaan. Dalam
organisasi-organisasi nirlaba, barangkali juga tidak ada tolok ukur atas output
secara kuantitatif. Bahkan sebagian besar organisasi tidak berupaya untuk
mengukur output dari masing-masing pusat tanggung jawab. Namun
Kelompok C Page 4
Sistem Pengendalian Manajemen
sebagian yang lain menggunakan perkiraan atau menggunakan angka-
angka pengganti (surrogate numbers), dengan mengetahui keterbatasannya.
4. Efisiensi dan Efektifitas
Konsep input,output, dan biaya dapat digunakan untuk menjelaskan
makna dari efisiensi dan efektivitas. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua
kriteria kinerja pusat untuk menilai tanggung jawab. Kedua istilah ini
hampir selalu digunakan dalam suatu perbandingan dan bukan dalam makna
absolut. Biasanya tidak dinyatakan bahwa suatu pusat tanggung jawab,
katakanlah Pusat Tanggung Jawab A, 80% efisien; tetapi lebih tepat jika
dikatakan bahwa pusat tanggung jawab tersebut lebih (atau kurang) efisien
dibandingkan dengan para pesaingnya, lebih (atau kuran&)
efisien .sekarang ini dibandingkan dengan masa lalu, lebih (atau kuran&)
efisien dibandingkan dengan anggarannya, atau lebih (atau kurang) efisien
dibandingkan dengan Pusat TanggungJawab B.
Istilah efisiensi dapat diartikan sebagai rasio output terhadap input,
atau jumlah output per unit input. Sebagai contoh, pusat Tanggung jawab A
lebih efisien daripada Pusat Tanggung Jawab B. Hal ini dapat dijelaskan: (1)
jika Pusat tanggung Jawab A menggunakan jumlah sumber daya yang lebih
sedikit daripada Pusat Tanggung Jawab B,tetapi memproduksi jumlah output
yang sarna, atau (2) menggunakan jumlah sumber daya yang sama tetapi
memproduksi jumlah output yang lebih besar.
Hal ini perlu dicatat bahwa kriteria pertama tidak mengharuskan
agar output dikuantitatifkan; tetapi adalah perlu untuk menilai bahwa output
dan kedua unit tersebut hampir sama. Jika demikian halnya, dengan
mengasumsikan bahwa kedua pusat tanggung jawab tersebut menjalankan
pekerjaan mereka dengan memuaskan dan besarnya masing-masing
pekerjaan tersebut bisa dibandingkan, maka unit dengan input yang lebih
rendah (yaitu, biaya yang lebih rendah) adalah yang lebih efisien. Narnun,
dalarn kriteria kedua di mana input adalah sama, dengan output berbeda,
maka dibutuhkan beberapa tolok ukur output kuantitatif sehingga
merupakan perhitungan yang Iebih sulit.
Kelompok C Page 5
Sistem Pengendalian Manajemen
Banyak pusat tanggung jawab mengukur efisiensi dengan cara
membandingkan biaya aktual dengan standar, di mana biaya-biaya tersebut
harus dinyatakan dalam output yang diukur. Meskipun metode ini dapat
digunakan, metode ini mempunyai dua kelemahan utama: (1) biaya yang
tercatat bukanlah tolok ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan,
dan (2) standar pada hakikatnya merupakan perkiraan ten tang apa yang
idealnya harus tercapai dalam kondisi yang ada.
Bila dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oIeh hubungan
antara input dan output, efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output
yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dan tujuannya. Semakin
besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah
unit tersebut. Karena baik tujuan maupun input sangatlah sukar
dikuantifikasi, efektivitas cenderung dinyatakan dalarn istilah-istilah yang
subjektif dan nonanalitis seperti, "Kinerja Kampus A adalah yang terbaik,
tetapi Kampus B telah agak menurun dalam tahun-tahun terakhir."
Efisiensi dan efektivitas berkaitan satu sama lain; setiap pusat
tttnggung jawab harus efektif dan efisien dimana, organisasi harus mencapai
tujuannya dengan cara yang optimal. Dalam suatu pusat Tanggung Jawab,
bila ia menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya,
mungkin ia akan efisien. Akan tetapi jika output yang dihasilkannya gagal
dalam memberikan kontribusi yang memadai pada pencapaian cita – cita
organisasi, maka pusat tanggung jawab tersebut tidaklah efektif. Dalam suatu
departemen kredit, jika departemen ini menangani pekerjaan dokumen yang
berkaitan dengan penunggakan rekening pada biaya yang rendah per unitnya,
maka departemen tersebut bersifat efisien. Namun jika, pada saat bersamaan,
departemen tersebut gagal dalam menagih, maka departemen tersebut
tidaklah efektif.
Setiap perusahaan yang berorientasi pada laba, tujuan utamanya
adalah memperoleh laba yang memuaskan. Laba merupakan tolok ukur yang
penting atas efektivitas. Lebih lanjut lagi, karena laba merupakan selisih
antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga
merupakan ukuran efisiensi. Dengan demikian, laba mengukur baik
Kelompok C Page 6
Sistem Pengendalian Manajemen
efektivitas maupun efisiensi. Ketika ukuran secara menyeluruh itu ada, tidak
perlu untuk mengukur relatif pentingnya efektivitas versus efisiensi. Akan
tetapi, ketika ukuran tersebut tidak ada, adalah perlu dan bermanfaat untuk
mengklasifikasikan ukuran kinerja sebagai ukuran yang berkaitan dengan
efektivitas dan yang berkaitan dengan efisiensi. Namun, situasi ini memiliki
masalah dalam menyeimbangkan kedua jenis ukuran tersebut. Sebagai
contoh, bagaimana seseorang membandingkan antara seorang perfeksionis,
yang barangkali efektif tetapi tidak efisien, dengan seorang manajer yang
hemat dengan menggunakan lebih sedikit input namun memproduksi output
yang kurang dari optimal?
5. Jenis – Jenis Pusat Tanggung Jawab
Pusat tanggung jawab digolongkan menjadi empat jenis menurut
sifat input dan atau output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian:
pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Karakteristik-
karakteristik dari empat jenis pusat tanggung jawab ditunjukkan dalam
gambar dibawah ini. Di pusat pendapatan, output diukur secara moneter, di
pusat biaya, input yang diukur; di pusat laba, baik pendapatan (ouput)
maupun beban (input) diukur; dan di pusat investasi, kaitan antara laba dan
mvestasi diukur
Kelompok C Page 7
Sistem Pengendalian Manajemen
Masing-masing pusat tanggung jawab tersebut membutuhkan
perencanaan dan sistern pengendalian yang berbeda. Bagian lain dari bab ini
akan meninjau dengan ringkas perencanaan dan teknik-teknik pengendalian
yang digunakan di pusat pendapatan. Selanjutnya, bab ini juga akan
mendiskusikan secara lebih luas mengenai teknik-teknik yang digunakan
dalam pusat biaya.
B. PUSAT PENDAPATAN
Suatu output (yaitu, pendapatan) pada pusat pendapatan, diukur
secaramoneter, tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk
mengaitkan input (yaitu, beban atau maya) dengan output. (Jika beban
dihubungkan dengan pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat
laba.) Pusat pendapatan biasanya merupakan unit pemasaranlpenjualan yang
tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung
jawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan.
Penjualan atau pesanan aktual diukur terhadap anggaran dan kuota. Dalam hal
ini seorang manajer dianggap benanggung jawab atas beban yang terjadi
secara langsung di dalam unitnya, tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
Contoh. Pada tahun 1999, dua perusahaan, Servico dan lmpac Hotel
Group, bergabung membentuk Lodgian, Inc., salah satu dari pemilik dan
operator terbesar hotel-hotel di Amerika Serikat. Lodgian mereorganisasi diri
ke dalam enam wilayah, masing-masing dengan Wakil Presiden Wilayah,
seorang Manajer Operasi Regional, dan seorang Direktur Penjualan &
Pemasaran Wilayah. Fungsi-fungsi penjualan dan pemasaran merupakan pusat
pendapatan, dengan tujuan untuk memperbaiki pangsa pasar secara signifikan.
Pada lingkungan industri pusat layanan yang bersaing sangat ketat
pada tahun 1984, beberapa perusahaan berhasil membuat diferensiasi dengan
mengubah pusat layanan mereka (yang cenderung dianggap sebagai pusat
pengeluaran) menjadi pusat pendapatan. Arus pendapatan itu didapatkan dari
"layanan purnajual." Agen pusat layanan menanggapi kebutuhan dan
permintaan pelanggan yang menelepon, menyediakan layanan yang diperlukan,
dan kemudian menawarkan beberapa tipe produk dan layanan baru yang
Kelompok C Page 8
Sistem Pengendalian Manajemen
sekiranya akan memuaskan kebutuhan pelanggan. Untuk melakukan demikian,
perusahaan mengerjakan kembali proses sewa, memperluas pelatihan guna
mengarahkan penjualan, dan mengubah struktur insentif mereka dan
pembayaran tetap menjadi kombinasi antara pembayaran tetap dengan komisi
penjualan bagi agen-agen layanan mereka.
C. PUSAT BIAYA
Pusat biaya adalah pusat tanggung jawab yang secara moneter, namun
tidak mengukur outputnya. Pada umumnya, ada dua jenis pusat biaya, yaitu:
pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan. Istilah ini berkaitan dengan dua
jenis biaya: biaya teknik dan biaya kebijakan, Biaya teknik adalah biaya-biaya
yang jumlahnya secara "tepat" dan "memadai" dapat diestimasikan dengan
keandalan yang wajar. sebagai contoh, biaya pabrik untuk tenaga kerja
langsung, bahan baku langsung, komponen, perlengkapan, dan keperluan-
keperluan. Biaya kebijakan juga disebut dengan biaya yang dikelola) adalah
biaya yang tak tersedia estimasi tekniknya. Di pusat biaya kebijakan, biaya
biaya yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen atas jumlah
yang memadai dalam kondisi tertentu.
1. Pusat Biaya Teknik
Ciri-ciri pusat biaya teknik adalah sebagai berikut:
a. lnput-inputnya dapat diukur secara moneter.
b. Input-inputnya dapat diukur secara fisiko
c. Jumlah dolar optimum dan input yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu unit output dapat ditentukan.
Biasanya pusat biaya teknik ditemukan dalam operasi
manufaktur. Pergudangan, distribusi, pengiriman dengan truk, dan unit-
unit serupa dalam organisasi pemasaran dapat digolongkan ke dalam pusat
biaya teknik. Hal ini sebagaimana juga ditemukan pada pusat tanggung
jawab dalam departemen administrasi dan pendukung, misalnya, bagian
piutang, utang, dan pembayaran gaji di departemcn kontroler; catatan-
catatan mengenai pegawai dan kafetaria di bagian sumber daya manusia;
catatan-catatan mengenai pemegang saham di sekretariat perusahaan; dan
Kelompok C Page 9
Sistem Pengendalian Manajemen
pangkalan kendaraan milik perusahaan. Agar biaya standar dapat
dikembangkan, unit-unit tersebut menjalankan tugas yang repetitif, Pusat
biaya teknik ini biasanya ada dalam departemen yang merupakan pusat
biaya kebijakan.
Pusat biaya teknik mempunyal beberapa tugas penting lainnya
yang tidak diukur hanya dengan biaya saja. Di sini, para pengawas
bertanggung jawab atas mutu produk dan volume produksi serta efisiensi.
Oleh karena itu, jenis maupun volume produksinya ditentukan, dan standar
kualitasnya ditetapkan sebagai biaya produksi tidak ditekan dengan
mengorbankan mutu produk. Lebih lanjut lagi, para manajer dan pusat
biaya teknik juga bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas lain, sepeni
pelatihan dan pengembangan pegawai yang ridak berhubungan dengan
produksi sekarang. Adapun penilaian atas kinerja mereka juga harus
meliputi penilaian mengenai seberapa baiknya mereka menjalankan
tanggung jawab mereka.
Meskipun sedikit, ada pusat tanggung jawab yang seluruh pos-pos
biayanya merupakan biaya teknik. Bahkan, dalam departemen produksi
yang sangat terotomatisasi, penggunaan tenaga kerja tidak langsung dan
berbagai jenis jasa dapat bervariasi sesuai dengan kebijakan manajemen.
Dengan demikian, istilah pusat biaya teknik mengacu pada pusat tanggung
jawab di mana biaya-biaya teknik paling banyak ditemukan, walaupun hal
itu tidak berarti bahwa estimasi biaya teknik yang valid dapat dibuat untuk
masing-masing pos.
2. Pusat Biaya Kebijakan
Pusat biaya kebijakan meliputi unit-unit administratif dan
pendukung (seperti, akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan
masyarakat, sumber daya manusia), operasi penelitian dan pengembangan,
serta hampir semua aktivitas pemasaran. Dalam pusat biaya ini, output
tidak bisa diukur secara moneter.
Istilah kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen
mengenai biaya optimum bersifat mendadak dan sembarangan. Akan
tetapi istilah ini mencerminkan kepurusan pihak manajemen berkaitan
Kelompok C Page 10
Sistem Pengendalian Manajemen
dengan kebijakan - kebijakan tertentu: apakah akan menyamai atau
melampaw upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing
tingkat pelayanan yang harus diberikan perusahaan kepada para
konsumeni dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas
penelitian dan pengembangan, perencanaan keuangan, hubungan
masyarakat, serta aktivitas-aktivitas lainnya"
Sebuah perusahaan mungkin hanya memiliki sedikit staf di kantor
pusat, sementara perusahaan lain dengan ukuran yang sama dan di industri
yang sama mungkin memiliki jumlah staf 10 kali lebih banyak. Para
manajer senior di masing-masing perusahaan bisa saja yakin bahwa
keputusan mereka mengenai ukuran staf adalah tepat, tetapi tak ada cara
yang objektif untuk menilai mana yang benar. Kedua keputusan terse
but mungkin sarna-sarna baik dalam kondisi tersebut, di mana perbedaan
dalam ukuran mencerminkan perbedaan-perbedaan yang ada di kedua
perusahaan.
Selain itu, pandangan pihak manajemen mengenai tingkat biaya
kebijakan selalu bisa berubah-khususnya ketika manajemen baru
mengambil alih.
Contoh : Percy Barnevik, mantan CEO Asea Brown Boveri,
terkenal karena mengurangi jumlah staf perusahaan setelah menyelesaikan
akuisisi besar-besaran, Sebagai contoh, staf di kantor cabang AS,
Combustion Engineering, dikurangi dari 600 orang menjadi 100 orang
selama periode dua tabun, dan staf di kantor cabang Jerman dikurangi
dari 1.600 orang menjadi 100 orang dalam waktu tiga tahun.
Dalam waktu enam bulan setelah bergabung dengan IBM
sebagai pejabat eksekutif utama di tahun 1993, Louis V. Gerstner
membentuk 12 satuan tugas untuk mengkaji peluang pertumbuhan,
membentuk suatu struktur komite manajemen senior yang barn, mengubah
proses evaluasi atas teknologi baru, membentuk komite eksekutif barn
berjumlah 11 orang dan anggota dewan manajemen berjumlah 34 orang,
membawa seorang CFO dan seorang wakil presiden senior baru untuk
sumber daya manusia dan administrasi, memerintahkan pemberhentian
Kelompok C Page 11
Sistem Pengendalian Manajemen
35.000 orang dan pemotongan $1,75 miliai dalam beban overhead, dan
mengubah dasar kompensasi manajemen."
Pada suatu pusat biaya kebijakan, selisih .antara anggaran dan
biaya yang sesung guhnya bukanlah ukuran efisiensi. Hal tersebut pada
dasamya hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan
input yang sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output. Apabila
biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jurnlah anggaran, manajer sudah
"hidup sesuai dengan anggaran"; akan tetapi karena, anggaran tidak
dimaksudkan untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang optimum,
maka menjalankan usaha dalam batas-batas anggaran yang ada tidak
selalu berarti menun jukkan kinerja yang efisien.
3. Ciri-ciri Pengendalian Umum
a. Persiapan Anggaran
Suatu manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat
biaya kebijakan yang terpisah dan pusat biaya teknik. Selanjutnya,
manajemen menentukan apakah anggaran operasi yang diajukan bisa
mencerminkan biaya per unit dari pelaksanaan tugas secara efisien.
Perhatian utama manajemen bukanlah volumenya; karena hal tersebut
sebagian besar ditentukan oleh tindakan-tindakan yang diambil oleh
pusat tanggung jawab lainnya misalnya, kemampuan departemen
pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Pada hakikatnya, pihak
manajemen merumuskan anggaran pusat biaya kebijakan dengan
menentukan besamya pekerjaan yang harus diselesaikan.
Besamya pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat biaya
kebijakan terbagi ke dalam dua kategori umum: berkesinambungan
dan bersifat khusus. Pekerjaan yang berkesinambungan (continuing
work) dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun, seperti
pembuatan laporan keuangan oleh kontroler perusahaan. Sementara
pekerjaan khusus adalah proyek "satu langkah" sebagai contoh,
pengembangan dan penyusunan sistem pembuatan anggaran laba
dalam sebuah divisi baru.
Kelompok C Page 12
Sistem Pengendalian Manajemen
Sering kali, teknik yang digunakan dalam membuat anggaran
untuk pusat biaya kebijakan disebut sebagai manajemen berdasarkan
tujuan (management objective),yaitu suatu proses formal di mana
pembuat anggaran mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu dan menyarankan ukuran yang akan dipakai dalam evaluasi
kinerja.
Bagi pusat pengeluaran, fungsi perencanaan yang tak
direncanakan biasanya dijalankan dalam satu dii antara dua cara ini,
yaitu: penganggaran tambahan atau penilaian berbasis nol.
Anggaran lnkremental : Model anggaran inkremental
menggunakan tingkat biaya sekarang dari pusat biaya kebijakan
sebagai titik awalnya. Jumlah ini disesuaikan dengan tingkat inflasi,
perubahan-perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan
khusus, dan-jika datanya sudah tersedia-biaya dari berbagai pekerjaan
yang dapat dibandingkan dalam unit-unit yang sama,
Dalam pembuatan anggaran inkremental,terdapat dua
kekurangan. Pertama tingkat pengeluaran yang ada dari pusat biaya
kebijakan, diterima dan tidak dikaji ulang selama proses pembuatan
anggaran. Kedua, para manajer pusat biaya ini biasanya ingin
meningkatkan tingkat pelayanan dan dengan demikian cenderung
meminta tambahan sumber daya, yang- jika dibuat sebagai kasus
yang kuat biasanya akan disediakan. Kecenderungan ini ditunjukkan
oleh Hukum Kedua Parkinson (Parkinson's Second Law): Biaya-biaya
overhead cenderung untuk meningkar. Terhadap hal ini, ada bukti
yang mencukupi bahwa tidak sernua bentuk kenaikan ini dibutuhkan;
ketika suatu perusahaan menghadapi krisis atau ketika pihak
manajemen yang baru mengambil alih, maka biasanya biaya-biaya
overhead dikurangi secara drastis tanpa konsekuensi yang buruk.
Terlepas dari keterbatasan ini, sebagian besar pembuatan
anggaran dalam pus at biaya kebijakan adalah inkremental. Waktu
tidak mengizinkan untuk melakukan analisis yang lebih dalam lagi.
Kelompok C Page 13
Sistem Pengendalian Manajemen
Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero-Base Review) : Suatu
alternatif dalam pendekatan pembuatan anggaran adalah membuat
analisis menyeluruh dari setiap pusat biaya kebijakan pada jadwal
yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali
setiap lima tahun, Analisis ini sering disebut sebagai tinjauan
berdasarkan nol.
Berbeda dengan pembuatan anggaran inkremental, tinjauan
intensif ini mencoba untuk memastikan, dari nol, sumber-sumber
yang sebenarnya diburuhkan untuk melaksanakan setiap aktivitas
dalam setiap pusat biaya. Analisis yang mene rapkan dasar baru ini,
pada titik tinjauan atau anggaran tahunannya hanya berusaha untuk
mempertahankan agar biaya tetap sesuai dengan dasar sampai tinjauan
berikutnya dilaksanakan, yakni lima tahun kemudian. Analisis ini
dibarapkan biaya akan meningkat secara berangsur-angsur selama
periode tersebut dan hal ini masih ditoleransi.
Sering kali pertanyaan mendasar muncuI dalam analisis ini,
antara lain: (1) Haruskah fungsi-fungsi yang berada dalam penilaian
ini dilaksanakan? Apakah hal tersebut memberikan nilai tambah dari
sudut pandang konsumen?;(2) Berapa tingkat mutu yang sebaiknya
ditetapkan? Apakah kita melakukan terlalu banyak?; (3) Haruskah
fungsi-fungsi diterapkan dengan cara demikian: dan (4) Seberapa
besar biayanya?
Informasi dari sumber-sumber lainnya, termasuk unit-unit
serupa dalam perusahaan, asosiasi perdagangan dan hal-hal lain di luar
organisasi, serta perusahaan dalam industri lainnya yang memiliki
kinerja yang sangat baik (melalui benchmarking), sering kali berguna
untuk tujuan perbandingan. Dengan melakukan perbandingan
kemungkinan muncul pertanyaan : Jika perusahaan X dapat
melakukan pekerjaan senilai Y dolar, mengapa kita tidak?
Penting untuk diingat bahwa mencapai komparabilitas adalah
hal yang sulit. Ini sama halnya dengan menentukan hubungan yang
benar antara biaya dan output dalam situasi biaya kebijakan. Belum
Kelompok C Page 14
Sistem Pengendalian Manajemen
lagi permasalahan yang umum terjadi dalam mengadopsi nilai rata –
rata dari luar sebagai standar.
Lamanya waktu yang digunakan dalam melaksanakan
tinjauan berdasarkan nol biasanya menjadikan trauma bagi seorang
manajer yang akan meninjaunya (hal ini merupakan salah satu
penyebab mengapa jadwal penilaian menjadi jarang). Selain iru, para
manajer tidak hanya melakukan yang terbaik untuk membenarkan
tingkat pengeluaran sekarang, tetapi juga mungkin berusaha untuk
menghalangi seluruh pekerjaan, dengan alasan bahwa tinjauan
berdasarkan nol sebaiknya ditunda karena ada "bisnis yang lebih
penting". Apabila semua usaha ini gagal, mereka akan meragukan
hasil tinjauan dan menganggapnya tidak meyakinkan, sehingga status
quo tetap bertahan.
Pada akhir tahun 1980-an dan 1990-an, banyak perusahaan
melaksanakan tinjauan berdasarkan nol tersebut, biasanya sebagai
reaksi terhadap penurunan laba. Usaha ini bisa disebut sebagai
downsizing, atau, secara eufimisme, disebut sebagai rightsizing atau
restructuring, atau process reengineering.
Contoh. Aetna, perusahaan asuransi yang sangat besar,
memulai program restrukturisasi pada tahun 1990. Perusahaan
tersebut mereorganisasi tiga divisinya menjadi 15 pusat laba dan
mengurangi jumlah pekerja sampai dengan 10%, sehingga diperoleh
penghematan sebesar $156 juta.
Adapun Nissan Motor Co., yang dipimpin oleh Carlos Ghosn,
menyelesaikan program restrukturisasi terbesar dalam sejarahnya pada
tahun 2002. Restrukturisasi tersebut mencakup penjualan bisnis selain
bisnis inti, mengubah hubungan dengan para, pemasok,
merampingkan lintas pemegang saham di perusahaan mitra,
menentukan target kinerja yang tinngi dan menghilangkan praktik
tradisional dari mempekerjakan pegawai seumur hidup dan promosi
berdsarkan senioritas. Restrukturisasi ini membawa perubahan yang
Kelompok C Page 15
Sistem Pengendalian Manajemen
cepat di Nissan dan mendorong imitasi dari perusahaan-perusahaan
Jepang1ainnya.
Setelah krisis ekonomi Asia pada akhir tahun 1990-an,
perusahaan Agribisnis Thailand, Charoen Pokphand Group,
memutuskan untuk melepaskan sahamnya dalam bidang suku cadang
mobil dan elektronik, kemudian memilih untuk fokus pada bisnis
intinya dalam bidang pertanian. Perusahaan memberikan nilai
tambah pada bidang agribisnis dan menggerakkan nilai jaringannya,
meluncurkan jaringan restoran Thai Fast Food, Bua Baan, yang hanya
menyajikan makanan olahan CP.
Sebelum memutuskan untuk merekrut Zander sebagai CEO,
Motorola memutuskan untuk melepaskan divisi chipnya, yang secara
umum memberikan pendapatan sekitar 5 jura dolar per tahun.
Keputusan itu didasarkan pada fakta bahwa divisi chip rentan terhadap
siklus gejolak dan ledakan yang tidak sesuai dengan portofolio
perusahaan, yang terutama berkaitan dengan telepon seluler,
perlengkapan infrastruktur, sistem radio panggil yang sangat sukses,
perlengkapan elektronik mobil dan divisi TV kabel.
Pada bulan Desember 2004, IBM memutuskan untuk menjual
divisi PC kepada Lenovo Group Limited, sebuah merek temama di
Cina dan Asia. Perubahan itu menciptakan bisnis PC terbesar ketiga di
dunia dan mengisyaratkan keluamya IBM dari bisnis bermargin
rendah. Transaksinya bernilai 1,75 miliar dolar dan IBM juga
mengakuisisi saham sebesar 18% di Lenovo. Lenovo mendapatkan
manfaat dari nilai merk IBM dan jaringan distribusi global yang
dimilikinya, yang membantunya untuk meningkatkan penjualannya ke
seluruh dunia. Lenovo juga akan menjadi penyedia PC kepada IBM,
yang memungkinkan IBM untuk melanjutkan penawarannya dalam
solusi komputer secara menyeluruh kepada para pelanggannya."
b. Variasi Biaya
Tidak seperti di pusat biaya teknik yang sangat dipengaruhi
oleh perubahan volume jangka pendek, biaya dalam pusat biaya
Kelompok C Page 16
Sistem Pengendalian Manajemen
kebijakan cukup terlindungi dari fluktuasi jangka pendek. Adanya
perbedaan ini berawal dari fakta bahwa dalam membuat anggaran
untuk pusat biaya kebijakan, para manajer cenderung untuk
menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan volume
penjualan yang diantisipasi misalnya,mengizinkan untuk menambah
tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk
mengurangi tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
Selama ini masalah tenaga kerja dan segala biaya yang berhubungan
dengan tenaga kerja merupakan pos terbesar dan pusat biaya
kebijakan. Oleh karena itu, anggaran tahunan untuk pusat biaya
tersebut akan cenderung untuk memiliki prosentase yang tetap dari
anggaran volume penjualan.
Lebih lanjut lagi, setelah seorang manajer pusat tambahan
tenaga kerja atau merencanakan untuk melakukan penghentian
sementan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui, adalah tidak
ekonomis bagi mereka untuk menyesuaikan tenaga kerja terbadap
fluktuasi jangka pendek. Dalam hal ini, perekrutan dan pelatihan
tenaga kerja untuk keburuhan jangka pendek sangatlah mahal, dan
terkadang pemberhentian tenaga kerja secara temporer sangat melukai
perasaan yang bersangkutan.
c. Jenis Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan dalam pusat biaya kebijakan berbeda
dengan pusat biaya teknik. Di pusat biaya teknik, sasarannya adalah
menjadi kompetitif dalam biaya dengan can menentukan standar dan
mengukur biaya aktual terhadap standar tersebut. Sebaliknya, tujuan
utarna dari pusat biaya kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya
dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam
perencanaan, bersama-sama mendiskusikan langkah apa yang akan
diambil, dan tingkat usaha yang bagaimana yang tepat untuk masing-
masing. Dengan demjkian, pengendali keuangan dalam pusat hiaya
kebijakan, menjadi hal pokok yang dibahas pada tahap perencanaan
sebelum biaya tersebut terjadi.
Kelompok C Page 17
Sistem Pengendalian Manajemen
d. Pengukuran Kinerja
Tugas utama seorang manajer pusat biaya kebijakan adalah
untuk mencapai output yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah
yang "sesuai dengan anggaran" untuk mengerjakan hal ini dianggap
memuaskan; jumlah yang melebihi anggaran merupakan alasan untuk
prihatin, sementara jumlah yang kurang dari anggaran akan
mengindikasikan bahwa pekerjaan yang direncanakan belum selesai
di1aksanakan. Dalam pusat hiaya kebijakan, sebagai lawan dan pusat
biaya teknik, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat untuk
mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Bila manajer tidak membedakan kedua jenis pusat tanggung
jawab tersebut, maka manajemen perusahaan mungkin akan salah
memperlakukan laporan kinerja pusat biaya kebijakan sebagai
indicator atas efisiensi ,unit tersebut. Oleh karena itu, laporan tersebut
dapat memotivasi pusat biaya untuk membuat keputusan agar
membelanja kan kurang dari jumlah yang dianggarkan, di mana hal
ini akhirnya akan menurunkan output. Untuk alasan ini, kurang
bijaksana untuk memberikan penghargaan kepada para eksekutif yang
membelanjakan lebih sedikit dari jumlah anggaran.
Manajer dapat melaksanakan pengendalian atas pengeluaran
dengan mengharuskan adanya persetujuan dari para atasan sebelum
anggaran dilampaui. Terkadang, persentase tertentu dari kelebihan
(katakanlah 5%) dapat diizinkan tanpa perlu persetujuan tambahan.
Penting diperhatikan bahwa paragraf sebelumnya sangat
berkaitan dengan pengendalian keuangan. Pengendalian secara
menyeluruh terhadap pusat biaya kebijakan dicapai dengan mengukur
kinerja nonfinansial. Sebagai contoh, indikasi atas kualitas pelayanan
terbaik untuk beberapa pusat biaya kebijakan mungkin berupa opini
dari para penggunanya.
D. PUSAT ADMINISTRASI DAN PENDUKUNG
Kelompok C Page 18
Sistem Pengendalian Manajemen
Pusat administrasi terdiri atas manajemen senior korporat dan
manajemen unit bisnis, serta para manajer unit-unit pendukung. Pusat
pendukung merupakan unit unit yang menyediakan layanan kepada pusat
tanggung jawab.
1. Permasalahan dalam Pengendalian
Suatu permasalahan yang timbul dalam pengendalian manajemen
salah satunya pengendalian atas beban administratif. Pengendalian ini cukup
sulit dikarenakan (1) masalah-masalah yang ada dalam pengukuran output,
dan (2) banyaknya ketidaksesuaian antara cita-cita staf departemen dan
cita-cita perusahaan secara keseluruhan.
a. Kesulitan dalam Pengukuran Output
Pekerjaan vara staf, seperti perhitungan gaji, adalah begitu
rutin sehingga unit-unit tersebut, pada kenyataannya, merupakan pusat
biaya teknik. Akan tetapi, dalam pekerjaan lainnya, output utamanya
adalah saran dan layanan, yang merupakan fungsi yang tidak mungkin
dikuantifikasi, maupun dievaluasi. Karena output tidak clapat diukur,
tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai tolok ukur
untuk pengukuran kinerja keuangan. Dengan demikian, varians
anggaran tidak dapat diinterprestasikan sebagai gambaran dari kinerja
yang efisien atau tidak efisien. Staff kkeuangan yang diberi izin untuk “
membangun system manajemen berdasarkan aktivitas”, misalnya,
perbandingan antara biaya actual terhadap biaya yang dianggarkan,
tidak akan mengindikasikan apakah penugasan tersebut telah
dilaksanakan secara efektif atau tidak, tanpa memperdulikan beban
yang dikeluarkan.
b. Tidak Adanya Keselarasan Cita-cita
Pada waktunya, para manajer administrasi berusaha keras
untuk mencapai keunggulan fungsional. Secara sekilas, keinginan
tersebut akan tampak selaras dengan cita-cita perusahaan. Akan tetapi
pada kenyataannya, hal tersebut sebagian besar bergantung pada
bagaimana seseorang mendefmisikan keunggulan. Para staf mungkin
Kelompok C Page 19
Sistem Pengendalian Manajemen
ingin mengembangkan sistem, program atau fungsi yang "ideal", namun
sesuatu yang ideal tersebut mungkin terlalu mahal relatif terhadap
tambahan laba yang mungkin akan dihasilkan dari kesempurnaan
tersebut. Staf yang sempurna, misalnya, tidak akan menyetujui
perjanjian yang mengandung cacat meskipun kecil, tetapi biaya untuk
memelihara staf yang cukup besar untuk menjamin tingkat kepastian
ini mungkin melebihi potensi kerugian dari cacat kecil. Seburuk-
buruknya, usaha untuk mencapai "keunggulan" akan mengarah pada
pembangunan suatu kerajaan" atau "melindungi posisi seseorang" tanpa
memperhatikan kesejahteraan perusahaan.
Rumitnya kedua masalah tersebut-kesulitan dalam mengukur
output dan kurangnya kesdarasan cita-cita akan langsung berdampak
pada ukuran dan kesejahteraan perusahaan. Pada skala bisnis kecil dan
menengah, manajemen tingkat atas memiliki hubungan yang erat
dengan unit stafnya dan dapat menentukan melalui observasi apa yang
mereka kerjakan, dan apakah unit tersebut berimbang dengan biayanya.
Dalam bisnis dengan laba kecil, tanpa memandang ukurannya, beban
kebijakan selalu dikendalikan secara ketat. Akan tetapi, dalam bisnis
yang besar, manajemen senior tidak dapat mengetahui, maupun
mengevaluasi, aktivitas dari semua stafnya: dan jika perusahaan
tersebut cukup menguntungkan, ada godaan untuk menyetujui
permintaan staf untuk selalu menambah anggaran.
Sering kali pusat pendukung membebankan pusat tanggung
jaw3ab lain atas layanan yang disediakan. Sebagai contoh, departemen
manajemen informasl akan membebankan departemen lain atas layanan
komputerisasi. Pusat pendukung ini bukan pusat yang menguntungkan.
2. Penyusunan Anggaran
Pengajuan anggaran kepada pusat administratif maupun pusat
pendukung biasanya terdiri dari suatu daftar pos-pos beban, dengan usulan
anggaran dibandingkan dengan seluruh beban aktual pada tahun berjalan.
Beberapa perusahaan meminta penyajian yang lebih terperinci, yang
mencakup sebagian atau semua komponen di bawah ini:
Kelompok C Page 20
Sistem Pengendalian Manajemen
a. Komponen yang membahas biaya pokok dari suatu pusat administratif
atau pendukung tersebut-termasuk biaya untuk "tetap berada dalam
bisnis (being in business)" ditambah biaya-biaya untuk aktivitas-
aktivitas yang seeara intrinsik diperlukan untuk mana keputusan
manajemen tidak diperlukan.
b. Komponen yang membahas aktiviras kebijakan dari pusat administratif
atau pendukung tersebut, termasuk deskripsi dari tujuan biaya dan
perkiraan biaya dari setiap tujuan.
c. Komponen yang menjelaskan semua pengajuan penambahan dalam
anggaran di luar inflasi.
Komponen tambahan tersebut sangat berguna hanya jika anggaran
bernilai besar dan atau manajemen ingin untuk menentukan tingkat yang
sesuai untuk aktivitas pusat. Dalam kondisi lainnya, jumlah rincian:
bergantung pada penting tidaknya pengeluaran tersebut dan keinginan
manajemen.
E. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
1. Permasalahan dalam Pengendalian
Permasalahan dalam pengendalian terhadap pusat penelitian dan
pengembangan menyajikan kesulitan tersendiri. Hal ini terutama,
kesulitan dalam menghubungkan hasil yang diperoleh dengan input dan
kurangnya keselarasan cita-cita.
a. Kesulitan dalam Menghubungkan Hasil yang diperoleh dengan Input
Sangat sulit untuk mengukur kuantitas dan hasil aktivitas
penelitian dan pengembangan. Bersama dengan aktivitas administrasi,
aktivitas penelitian dan pengembangan biasanya mempunyai hasil
setengah berwujud dalam bentuk paten, produk produk baru,
ataupun proses baru. Akan tetapi, kaitan antara output dan input
sangat sukar untuk dinilai per tahun karena “produk” akhir dari
penelitian pengembangan bisa melibatkan usaha selama bertahun-
tahun. Oleh karena itu, input yang dicantumkan dalam anggaran
tahunan bisa jadi tidak memiliki kaitan apapun dengan output. Selain
Kelompok C Page 21
Sistem Pengendalian Manajemen
itu, meskipun hubungan itu bisa dirancang, tetapi tidaklah mungkin
untuk membuat perkiraan yang bisa diandalkan mengenai output
tersebut. Dan bahkan ketika evaluasi tersebut dapat dilakukan, sifat
teknis dari litbang bisa saja menggagalkan usaha manajemen untuk
mengukur efisiensi. Suartu upaya yang cemerlang mungkin bisa
mengatasi khambatan – hambatan yang tak teratasi, sementara upaya –
upaya yang bersifat pas- pasan, mungkin jika beruntung, menghasilkan
sumber keuntungan.
b. Tidak Adanya Keselarasan Tujuan
Keselarasan cita-cita di pusat litbang memiliki kemiripan
masalah dengan yang terjadi di pusat administratif. Manajer penelitian
pada hakikatnya ingin membangun organisasi penelitian yang terbaik,
meskipun barangkali lebih mahal dari apa yang bisa didanai oleh
perusahaan. Masalah yang lain adalah babwa orang-orang yang bekerja
di bidang penelitian sering tidak mempunyai pengetahuan yang
memadai (atau tertarik) mengenai bisnis untuk menentukan arah
kebijakan dalam sektor penelitian secara optimal.
2. Rangkaian Kesatuan Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh organisasi litbang
merupakan satu kesaruan rangkaian, di mana penelitian dasar merupakan
titik awal, sementara itu pengujian produk merupakan titik akhir.
Penelitian dasar memiliki dua ciri: (1) tidak terencana, dimana pihak
manajemen hanya membuat keputusan secara umum mengenai bagian
yang harus dieksplorasi; dan (2) sering kali ada tenggang waktu yang
lama antara dimulainya penelitian dan pengenalan produk barn yang
berhasil.
Contoh. Di sektor bioteknologi sudah hampir 26 tahun berlalu
sejak Watson dan Crick mendefinisikan struktur molekul DNA, pada
tahun 1958, hingga produk pertama yang dihasilkan dari pekerjaan
tersebut mulai diluncurkan. Dan memakan waktu hampir 24 tahun (sejak
Kelompok C Page 22
Sistem Pengendalian Manajemen
tahun 1936 hingga 1960) untuk upaya-upaya penelitian dasar agar dapat
menghasilkan pengenalan sebuah mesin fotokopi oleh Xerox Corporation
dengan sukses.
Sistem pengendalian keuangan memiliki sedikit nilai dalam
mengelola aktivitas aktivitas penelitian dasar, maka prosedur-prosedur
alternative sering diterapkan. Pada beberapa perusahaan, penelitian dasar
dimasukkan sebagai jumlah total dari program penelitian dan
anggarannya. Di perusahaan lain, tidak ada dana khusus untuk penelitian-
penelitian dasar semacam itu, tetapi ada saling pengertian bahwa para
ilmuwan dan insinyur dapat menggunakan sebagian waktu mereka (15%
atau satu hari dalam seminggu) untuk mengeksplorasi semua
kemungkinan yang dianggap paling menarik, hanya dengan kesepakatan
informal dengan para pengawas mereka.
Contoh. Penemuan superkonduktivitas "hangat" pada tahun
1986 yang merupakan salah satu terobosan penting pada dasawarsa
tersebut, merupakan hasil kerja dua orang ilmuwan di laboratorium
penelitian IBM di Zurich, yang bekerja "dengan waktu kerja yang mereka
susun sendiri". Manajemen senior IBM di Armonk, New York, bahkan
tidak mengetahui bahwa penelitian-penelitian tersebut sedang dijalankan.
Para ilmuwan di Perusahaan IBM diizinkan.bahkan diharapkan
untuk menghabiskan 15% waktu mereka guna mengerjakan proyek-
proyek yang mereka pilih sendiri, dan tidak perlu merninta persetujuan
atasan mereka terlebih dahulu.'?
Dalam proyek-proyek yang melibatkan pengujian produk
perkiraan waktu dan kebutuhan keuangan adalah hal yang mungkin-
mungkin tidak setepat untuk aktivitas produksi, tetapi dengan akurasi
yang memadai untuk memungkinkan perbandingan antara jumlah yang
dianggarkan dan jumlah aktual yang terpakai secara wajar.
Pada waktu proyek bergerak dalam satu rangkaian kesatuan-dari
penelitian dasar menuju penelitian terapan, ke pengembangan, ke rekayasa
produksi, dan ke pengujian-maka jumlah uang yang dihabiskan akan
meningkat secara substansial. Oleh karena itu, jika proyek mulai tampak
Kelompok C Page 23
Sistem Pengendalian Manajemen
menuju pada akhir yang tidak akan menguntungkan (sebagaimana
diperkirakan bahwa sekitar 90% kasus/ proyek dianggap tidak
menguntungkan), maka aktivitas tersebut harus segera dihentikan. Pada
tahap tahap awal, sulit untuk membuat keputusan-keputusan itu, karena
para sponsor proyek biasanya menguraikan kemajuan kerja mereka dalam
konteks yang meng untungkan. Namun di sejumlah kasus, kegagalan baru
bisa diketahui setelah produk dilempar ke pasar.
Contoh setelah 10 tahun melakukan penelitian dan
pengembangan dengan menghabiskan berpuluh-puluh juta dolar, Polaroid
Corporation memperkenalkan kamera film instan, Polavision, dengan
sambutan hanmgat pada pertemuan para pemegang saham di tahun
1977. "Sebuah seni baru sedang lahir, kata Dr. Edwin, pimpinan Polaroid
pada masa itu. Tetapi kamera video dengan cepat mulai mendominasi
pasaran dan pada tahun 1981 Polavisionpun diberhentikan, tanpa pernah
menghasilkan laba apapun.
3. Program Litbang
Cara ilmiah untuk menentukan skala optimum dari anggaran
litbang sukar ditemukan. Biasanya perusahaan sekadar menggunakan
persentase dari penghasilan rata rata sebagai dasar pengukuran (angka
rata-rata dan bukannya persentase dari pendapatan tertentu di tahun
tertentu karena skala operasi litbang tidak seharusnya dipengaruhi oleh
pergerakan pendapatan jangka pendek). Persentase tertentu yang
digunakan sebagian ditentukan oleh perbandingan dengan pengeluaran
litbang perusahaan saingan dan sebagian lagi oleh riwayat pengeluaran
litbang perusahaan itu sendiri. Bergantung pada situasi, faktor-faktor
lainnya juga ikut memainkan peranan. Misalnya adalah manajemen
senior mungkin menyetujui kenaikan anggaran yang cepat dan besar-
besaran jika terlihat telah (akan) ada terobosan baru yang signifikan.
Perencanaan program litbang terdiri dari serangkaian program
ditambah kelonggaran untuk pekerjaan yang tidak direncanakan
(sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya); hal tersebut biasanya
ditinjau setiap tahunnya oleh manajemen senior. Sering kali tinjauan ini
Kelompok C Page 24
Sistem Pengendalian Manajemen
dilakukan oleh komite penelitian yang terdiri dari CEO, direktur
penelitian serta para manajer produksi dan pemasaran (pihak yang
terakhir ini dilibatkan karena merekalah yang akan menggunakan
output dari proyek proyek penelitian yang sukses). Komite ini selain
membuat keputusan yang luas mengenai proyek-proyek yang akan
dikerjakan, juga mengenai proyek mana yang akan diperluas, mana yang
akan dipangkas, maupun dihentikan. Tentu saja, keputusan keputusan ini
bersifat subjektif, namun berada pada batas-batas kebijakan yang sudah
ditetapkan atas total pengeluaran penelitian. Dengan demikian, program
penelitian ditenrukan bukan dengan cara menghitung selurub jumlah dari
proyek yang disetujui, namun dengan cara membagi "kue penelitian"
menjadi irisan-irisan yang tampaknya paling bernilai.
4. Anggaran Tahunan
Suatu perusahaan yang telah memutuskan suatu program lit bang
berjangka panjang dan telah menjalankan program ini dengan sistem
persetujuan proyek, maka upaya untuk menyusun anggaran litbang per
tahun akan menjadi persoalan yang sederhana dengan melibatkan
"kalenderisasi" atas pengeluaran yang diperkirakan selama periode
anggaran. Jika anggaran disusun sesuai dengan rencana strategis
perusahaan (sebagaimana seharusnya), maka persetujuan atas proyek
merupakan, sesuatu yang rutinsemata-mata membantu dalam pereneanaan
kas dan pegawai. Penyusunan anggaran akan memungkinkan manajemen
untuk melihat proyek litbang tersebut dengan sebuah pertanyaan:
"Dengan apa yang kita ketahui sekarang ini, apakah ini erupakan cara
yang terbaik untuk menggunakan sumber daya yang kita miliki pada
tahun depan?" Tujuan proses penyusunan anggaran tahunan juga
menjamin agar biaya aktual tidak melebihi jumlah yang dianggarkan
tanpa sepengetahuan pihak manajemen. Varians yang penting dari
anggaran harus disetujui oleh pihak manajemen sebelum terjadi.
5. Pengukuran Kinerja
Secara reguler, biasanya per bulan atau per kuartal, hampir
semua perusahaan membandingkan pengeluaran aktual dengan
Kelompok C Page 25
Sistem Pengendalian Manajemen
pengeluaran yang dianggarkan dari semua pusat tanggung jawab dan
seluruh proyek yang dijalankan. Perbandingan ini kemudian dirangkum
unruk dilaporkan kepada manajer. Dengan seprogresif mungkin, laporan
ini berguna membantu para manajer di pusat tanggung jawab dalam
merencanakan pengeluaran mereka dan untuk meyakinkan para atasan
mereka bahwa pengeluaran-pengeluaran tersebut masih. dalam batas-batas
yang disepakati.
Sebagian besar perusahaan, manajemen menerima dua jenis
laporan mengenai kegiatan-kegiatan litbang. Jenis laporan yang pertama
membandingkan prediksi terakhir mengenai total biaya dengan jumlah
yang disetujui untuk masing-masing proyek. Laporan tersebut dibuat
secara berkala bagi para eksekutif yang mengendalikan pengeluaran
untuk kegiatan penelitian, guna membantu mereka dalam memutuskan
apakah perlu ada perubahan dalam daftar proyek yang disepakati.
Jenis laporan keuangan yang kedua terdiri dari perbandingan
anura pengeluaran yang dianggarkan dengan pengeluaran aktual di
masing-masing pusat tanggung jawab. Tujuan laporan kedua ini adalah
untuk membantu para eksekutif penelitian untuk mengantisipasi
pengeluaran dan untuk memastikan bahwa komitmen pengeluaran tersebut
dipenuhi. Akan tetapi, kedua jenis pelaporan tersebut tidak memberikan
informasi mengenai efektivitas dan kegiatan penelitian kepada
manajemen. Informasi semacam itu disediakan secara resmi melalui
laporan perkembangan (progress report), yang menjadi salah satu dasar
bagi nanajemen untuk melakukan penilaian tentang efektivitas proyek
yang ada. Perangkat utama yang digunakan dalam mengevaluasi
efektivitas proyek adalah diskusi tatap muka.
F. PUSAT PEMASARAN
Sebagian vbesar perusahaan mengelompokkan dua jenis aktivitas
myang sangat berbeda dibawah pusat pemasaran, dengan pengendalian yang
berbeda satu sama lain. Satu kelompok aktivitas pemenuhan pesanan atau
pesanan logistik. Kelompok aktivitas lainnya berkaitan dengan upaya-upaya
Kelompok C Page 26
Sistem Pengendalian Manajemen
unruk mendapatkan pesanan dan tentu saja, berlangsung sebelum suatu
pesanan diterima. Hal tersebut merupakan aktiviras pemasaran yang
sesungguhnya dan kadang-kadang disebut aktivitas pemasaran, atau disebut
aktivitas pencarian pesanan.
1. Aktivitas Logistik
Sebagai salah satu. aktivitas di bawah pusat pemasaran, aktivitas
logistik adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam memindahkan
barang dari perusahaan ke pelanggan 'dan mengumpulkan piutang yang
jatuh tempo dari para. pelanggannya. Aktivitas-aktivitas ini mencakup
transportasi ke pusat distribusi, pergudangan, pengapalan dan pengiriman,
pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan
penagihan piutang. Pusat tanggung jawab yang menjalankan fungsi-fungsi
tersebut secara rnendasar serupa dengan pusat biaya di pabrik. Banyak
yang merupakan pusat biaya teknik yang dapat dikendalikan melalui
penerapan standar dan menyesuaikan anggaran untuk mencerminkan
biaya-biaya ini pada berbagai tingkatan volume.
Pada saat ini hampir di semua perusahaan, pekerjaan-pekerjaan
dokumen yang meliputi aktivitas-aktivitas logisrik dan penagihan piutang
bisa diruntaskan secara cepat dan dengan biaya rendah melalui Internet.
2. Aktivitas Pemasaran
Sebagai jenis aktivitas yang sesungguhnya di bawah pusat
pemasaran, aktivitas pemasaran adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh pesanan. Aktivitas – aktivitas ini
meliputi uji pemasaran; pembentukan; pelatihan, dan pengawasan
terhadap tenaga penjualan (Sales force); periklanan dan promosi
penjualan-yang seluruhnya memiliki karakteristik-karakteristik yang
menimbulkan permasalahan pengendalian manajemen.
Aktivitas ini dirnungkinkan untuk mengukur output organisasi
pemasaran. Akan tetapi aktivitas untuk mengevaluasi efektivitas upaya
pemasaran ternyata jauh lebih sulit. Hal ini disebabkan oleh perubahan
dalam faktor di luar kendali departemen pemasaran (seperti, kondisi
Kelompok C Page 27
Sistem Pengendalian Manajemen
ekonomi dan tindakan-tindakan para pesaing) menyebabkan melesetnya
asumsi-asumsi yang menjadi dasar dari anggaran penjualan.
Dalam kasus apa pun, pernenuhan komitmen anggaran untuk
behan pemasaran bukanlah kriteria utama dalam proses evaluasi, karena
dampak dari volume penjualan terhadap laba cenderung menutupi kinerja
biaya. Jika suaru kelompok pemasaran menjual sehanyak dua kali lipat
dari kuotanya, pihak manajemen tidak akan terlalu mempedulikan jika
kelompok tersebut melebihi biaya yang dianggarkan sehanyak 10% dalam
merealisasikan penjualan tersebut. Target penjualan, dan bukannya target
biaya, menjadi faktor yang penting.
Penerapan teknik-teknik pengendalian terhadap aktivitas-
aktivitas logistik secara umum tidak dapat diterapkan terhadap aktivitas-
aktivitas pemasaran. Kegagalan dalam melihat fakta ini dapat mengarah
pada keputusan-keputusan yang tidak tepat. Sebagai contoh, sering kali
terdapat korelasi yang wajar antara volume penjualan dan tingkat beban
promosi penjualan untuk iklan. Artinya adalah bahwa beban penjualan
bervariasi terhadap volume penjualan, tetapi kesimpulan yang demikian
adalah salah.Anggaran fleksibel yang disesuaikan terhadap perubahan
volume penjualan tidak dapat dipergunakan untuk mengendalikan biaya
penjualan yang terjadi sebelum penjualan terlaksana. Baik anggaran
periklanan maupun anggaran beban promosi penjualan sebaiknya tidak
disesuaikan untuk mengakomodasi peruhahan-perubahan volume
penjualan jangka pendek. Sebagaimana dirunjukkan sebelumnya, banyak
perusahaan menganggarkan beban pemasaran sehagai persentase dan
penjualan yang dianggarkan. Akan tetapi hal tersebut dilakukan bukan
karena volume penjualan mengakibatkan munculnya beban pemasaran,
hal ini lebih berdasarkan keyakinan bahwa semakin tinggi volume
penjualan, semakin banyak yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan itu
untuk periklanan.
Kesimpulannya, terdapat tiga jenis aktivitas dalam organisasi
pemasara dan sebagai konsekuensinya, terdapat tiga jenis ukuran aktivitas.
Pertama, ada aktivitas logistik, yang banyak dari biayanya merupakan
Kelompok C Page 28
Sistem Pengendalian Manajemen
beban teknik. Kedua, ada penciptaan pendapatan, yang biasanya
dievaluasi dengan cara membandingkan antara pendapatan dan kuantitas
fisik aktual yang dijual baik dengan pendapatan dan unit yang
dianggarkan. Ketiga, biaya pencarian pesanan yang merupakan beban
kebijakan karena tidak seorang pun tahu berapa persisnya Jumlah optimal
yang harus dikeluarkan. Sebagai konsekuensinya, ukuran efisiensi dan
efektivitas untuk biaya-biaya tersebut sangat subjektif.
Kelompok C Page 29