108
CONTOH RENCANA MUTU KONTRAK (RMK) . PT / CV .................................................................. .................................................................. 1

Rmk Fisik Dcp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rencana Mutu Kontrak

Citation preview

Page 1: Rmk Fisik Dcp

CONTOHRENCANA MUTU KONTRAK

(RMK).

PT / CV....................................................................................................................................

1

Page 2: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

LEMBAR PENGESAHANPERSETUJUAN

URAIAN DISUSUN OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH

NAMA

JABATAN

TANDA TANGAN

TANGGAL

RENCANA MUTU KONTRAKKEGIATAN ……………………….

UNIT PENERIMA1 4

2 5

3 6

STATUS DOKUMEN1

STATUS

TANGGAL :

1 Diisi sesuai status dokumen (asli/terkendali/tidak terkendali)

2

Page 3: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

SEJARAH DOKUMEN

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

3

Page 4: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

DAFTAR ISI

1. Umum ...............................................................................2. Informasi Kegiatan ...............................................................................3. Sasaran Mutu Kegiatan ...............................................................................4. Persyaratan Teknis dan Administrasi .........................................................5. Struktur Organisasi ...............................................................................6. Tugas , Tanggung Jawab dan Wewenang ...................................................7. Kebutuhan sumber Daya Manusia dan

Sumber Daya Lain ..............................................................................8. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan .................................................................9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ................................................................10. Jadwal Personil .............................................................................11. Jadwal Penggunaan Prasarana dan Sarana .................................................12. Rencana & metode verifikasi , validasi , monitoring

Evaluasi , inspeksi dan pengujian & kriteria penerimaan ...............................13. Daftar Kriteria Penerimaan .............................................................................14. Daftar Dokumen SMM ............................................................................15. Daftar Induk Rekaman .............................................................................16. Lampiran .............................................................................

4

Page 5: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

1. LATAR BELAKANG

PT / CV .........yang bergerak dalam bidang Kontruksi berkewajiban untuk melaksanakan Paket ......... yang berpedoman pada kaedah – kaedah Tepat Biaya , Tepat Waktu , Tepat Mutu dan Tepat Manfaat sesuai dengan Dukumen Kontrak yang telah disepakati sebelumnya.

Di tahun 2010 ini PT/CV ...... akan terus meningkatkan kinerja Perusahaan dan Sumber daya manusia yang Kompeten dan sanggup bekerja secara Profesional untuk menampilkan Jaminan Mutu kepada Pengguna Jasa Kontruksi yang merupakan persyaratan mutlak.

Pengguna jasa Kontruksi semakin menuntut mutu pelayanan yang tinggi , mutu produk , kecepatan dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan kegiatan

PT / CV ......... telah merencanakan cara memenuhi persyaratan yang meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan mutu dimulai dari sejak penawaran hingga tahap penyelesaian pekerjaan / serah terima pekerjaan dan memonitoring , mengidentifikasi , memahami dan mengelola kegiatan sebagai satu sistem yang berperan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien bagi semua pihak.

Setiap keputusan yang dilakukan oleh PT/CV ..... berdasarkan fakta dan informasi yang akurat sehingga hubungan antara Pengguna jasa dan Penyedia jasa saling menguntungkan dan menghasilkan keuntungan semua pihak , seperti peningkatan mutu , stabilitas , dan konsisten.

5

Page 6: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

2. Informasi Kegiatan

Informasi Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :Nama Kegiatan : Paket .............................................Lokasi Kegiatan : .......................................................Jangka waktu pelaksanaan kegiatan : 120 hari kalender sejak ditetapkan SPMKPembiayaan : Sumber : APBN Murni Tahun Anggaran 2010.Besaran : Rp ….. ( Terbilang )MAK : ……………Nama Pengguna Jasa : SNVT /PPK………..Alamat : ……………………………….Nama Penyedia Jasa : PT. ………Alamat : ………………………………….Sistem Kontrak :

Uraian Ruang Lingkup Kegiatan

Peningkatan Struktur Jalan Kolektor (11.84 KM) Peningkatan Jalan …………… (6.82 KM)Lokasi : …………STA …+…. – STA … + ….

No Uraian Sat Vol Harga (Rp)

1.2 Mobilisasi Ls 1,00  

2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 5.428,00  

2.2 Pasangan Batu dengan Mortar M3 3.280,00  

2.3(3)Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang Dia Dalam 70-100 CM M'

196,00  

3.1(1) Galian Biasa M3 2.052,00  

3.1(2) Galian Batu M3 2.188,00  

3.2(1) Timbunan Biasa dari Selain Galian Sumber Bahan M3 1.334,00  

3.2(2) Timbunan Pilihan M3 1.227,60  

4.2(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 2.046,00  

5.1(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 4.603,50  

6.1(1) Lapis Resap Pengikat Ltr 30.690,00  

6.1(2) Lapis Perekat Ltr 4.603,50  

6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) M2 30.69  6

Page 7: Rmk Fisik Dcp

0,00

6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) M3 1.534,00  

7.9 Pasangan Batu M3 2895,26  

8.1(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A utk Pek. Minor M3 272,00  

8.4(1) Marka Jalan Termoplastik M2 720,00  

9.1 Mandor Jam 90,00  

9.2 Pekerja Biasa Jam 120,00  

9.3 Tukang Kayu, Tukang Batu, dsb Jam 60,00  

9.4 Dump Truck, Kapasitas 3-4 M3 Jam 90,00  

9.5 Truk Bak Datar 3-4 Ton Jam 90,00  

9.8 Motor Grader Min 100 PK Jam 90,00  

9.9 Loader Roda Karet 1.0-1.6 M3 Jam 90,00  

9.11 Alat Penggali (Excavator) 80-140 PK Jam 90,00  

         

  Jumlah 15.000.000.000,00

7

Page 8: Rmk Fisik Dcp

Perkerasan Aspal LamaAC – WC (t = 4 cm)

AC – BC (t = 5 cm)

Perkerasan Aspal Lama

AC – WC (t = 4 cm)

AC – BC (t = 5 cm)

100

Lebar Perkerasan Jalan

4,50 m

CAP CAP

-2% -2%

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

TIPICAL PEKERJAAAN

8

Page 9: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

0,3

B

B 0,3

1

11

1

9

Page 10: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

NO URAIAN PEKERJAAN METODA PELAKSANAAN

1. MOBILISASI Cakupan kegiatan mobilisasi didalam pelaksanaan proyek menurut jenis dan volume yang sesuai dengan yang diusulkan di dalam penawaran. Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan Program Mobilisasi dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.Periode mobilisasi harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung dari tanggal mulai kerja.

10

Page 11: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

2. GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR

Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detil yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar.Pelaksanaan Pekerjaan :1) Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yangakan dibentuk lagi atau digali atau yang dilapisi, dan lokasi semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar atau detil pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. 2) Pelaksanaan Pekerjaan Selokana) Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.b) Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pelapisan selokan dengan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini.c) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.3) Perlindungan Terhadap Saluran Air Lamaa) Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan dalam Kontrak ini, tidak boleh diganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.b) Bilamana penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindarkan, maka setelah pekerjaan ini selesai Kontraktor harus menimbun kembali seluruh galian sampai permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan.c) Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan pondasi atau akibat galian lainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai.4) Relokasi Saluran Aira) Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dalam Kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu aliran air pada ketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.b) Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelandaian dasar saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupun padabangunan di sekitarnya.

11

Page 12: Rmk Fisik Dcp

3. PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan "apron" (lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan lubang sulingan (weep holes), termasuk penyediaan dan pemasangan cetakan lubang sulingan atau pipa.Pelaksanaan Pekerjaan :1) Penyiapan Formasi atau Pondasia) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.1 Selokan dan Saluran Air.b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1Galian.c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan bilamana disyaratkan, sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4, Drainase Porous.2) Penyiapan Batua) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan.b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.3) Pemasangan Lapisan Batua) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5.(4) dari Spesifikasi ini.e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.4) Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktura) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan,harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.b) Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat,

12

Page 13: Rmk Fisik Dcp

pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Seksi 7.9 dari Spesifikasi ini.c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.d) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Seksi 3.2 Timbunan atau Seksi 2.4 Drainase Porous.

4. GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG DIA 70-100 CM

Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan gorong-gorong pipa beton bertulang, termasuk tembok kepala, struktur lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan perlindungan terhadap penggerusan, sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.b) Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete lined drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup,pada lokasi yang disetujui seperti dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi dapat mengakibatkan ketidakstabilan lereng.Pelaksanaan Pekejaan :1) Persiapan Tempat Kerjaa) Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1 dari Spesifikasi ini, dan yang khususnya dengan Pasal 3.1.2.(3), Galian untuk Struktur dan Pipa.b) Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini dan yang khususnya dengan Pasal 2.4.3.(2), Pemasangan Bahan Landasan.2) Penempatan Gorong-gorong Pipa Betona) Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus diletakkan di bagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur sambungan dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya.b) Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, maka sisi dalam dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus diberi adukan yang sama.c) Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan di sekeliling sambungan.d) Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong beton harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan mendetil dalam Seksi 3.2, Timbunan, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk Timbunan Pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta yang tidak mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.e) Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm di atas puncak pipa dan, kecuali kalau bukan suatu galian parit, maka jarak sumbu pipa ke masing-masing sisi minimum satu setengah kali diameter. Penimbunan kembali pada celah-celah di bawah setengah bagian bawah pipa harus mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan sebagaimana mestinya.f) Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih dekat 1,5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling sedikit 60 cm di atas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam batas ketentuan tersebut di atas asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa. Meskipun demikian dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang di atas, Kontraktor harus bertanggung jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat kegiatan tersebut.g) Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang

13

Page 14: Rmk Fisik Dcp

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana tinggi timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau Spesifikasi dari pabrik pembuatnya untuk ukuran dan kelas pipa tertentu.3) Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan Keluarnya Aira) Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka landasan kolam golak dan pekerjaan perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.2. Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar (mortared stonework) digunakan untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan struktur lainnya yang tidak memikul beban struktur yang berarti.b) Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang tinggi, atau struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong, harus dibuat dengan menggunakan Pasangan Batu (stone masonry) dan bukan Pasangan Batu Dengan Mortar (mortared stonework), bahkan jika beban yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan Beton Bertulang. Bahan yang akan digunakan haruslah seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan mempertimbangkan mutu dan bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut, dan juga ketrampilan tukang batu yang dipekerjakan oleh Kontraktor.4) Perpanjangan Gorong-gorong Lamaa) Bila perpanjangan gorong-gorong lama memerlukan pembongkaran tembok kepala lama, atau tembok sayap atau bagian lainnya, maka bagian-bagian tersebut harus dibongkar dengan hati-hati seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.15, sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa atau bagian struktur lainnya yang tidak dibongkar. Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kerusakan yang tidak perlu terjadi pada bagian gorong-gorong yang ditetapkan untuk tidak dibongkar, maka bagian yang rusak tersebut harus diganti atas biaya Kontraktor.b) Bilamana gorong-gorong lama dan perpanjangannya mempunyai rancangan yang berbeda, atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan, sambungan yang standar tidak mungkin dilakukan, maka suatu sambungan (collar) beton harus dibuat untuk membentuk sambungan (connection) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.c) Semua gorong-gorong lama, juga gorong-gorong yang akan diganti atau diperpanjang dalam Kontrak ini, harus dibersihkan dari semua sampah dan kotoran, dan harus dijaga dalam kondisi bersih dan operasional selama Periode Kontrak.

5. GALIAN BIASA Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus,untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.Pelaksanaan Pekerjaan :a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan

14

Page 15: Rmk Fisik Dcp

elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan tanah yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.c) Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.2) Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm, Selokan dan Talud.Ketentuan dalam Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan dalam Seksi ini.

6. GALIAN BATU Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan batu dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan olume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netomaksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda).Pelaksanaan Pekerjaan :a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,termasuk batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.d) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang

15

Page 16: Rmk Fisik Dcp

cermat dalam pelaksanaannya.e) Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang diuraikan oleh Direksi Pekerjaan.f) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang,baik terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.

7. TIMBUNAN BIASA DARI SELAIN GALIAN SUMBER BAHAN

Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.Pelaksanaan Pekerjaan :Bahan :a)Terdiri dari bahan galian tanah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dalam Pasal 3.1.1.(1) dari Spesifikasi ini.b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi.Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).Penghamparan dan Pemadatan Timbunan :1) Penyiapan Tempat Kerjaa) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.1.1.(11) dan 3.1.2.(2) dari Spesifikasi ini.b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.c) Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.2) Penghamparan Timbunana) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan

16

Page 17: Rmk Fisik Dcp

memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(3).Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dandrainase porous dilaksanakan.d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity ataupasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnyabilamana diperlukan.3) Pemadatan Timbunana) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuaidengan SNI 03-1742-1989.c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.d) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.e) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.f) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan

17

Page 18: Rmk Fisik Dcp

struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.g) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang.h) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.4) Penyiapan Tanah Dasar Pada TimbunanKetentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan harus berlaku.

8. TIMBUNAN PILIHAN Lokasi Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah factor yang kritis.Pelaksanaan Pekerjaan :Bahan :a)Terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh DireksiPekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.b) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.Penghamparan dan Pemadatan Timbunan :1) Penyiapan Tempat Kerjaa) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.1.1.(11) dan 3.1.2.(2) dari Spesifikasi ini.b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.

18

Page 19: Rmk Fisik Dcp

c) Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.2) Penghamparan Timbunana) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(3).Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dandrainase porous dilaksanakan.d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity ataupasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnyabilamana diperlukan.3) Pemadatan Timbunana) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuaidengan SNI 03-1742-1989.c) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.d) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau

19

Page 20: Rmk Fisik Dcp

drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.e) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.f) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang.g) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.h) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.4) Penyiapan Tanah Dasar Pada TimbunanKetentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan harus berlaku.

20

Page 21: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

9. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A dan B

Pekerjaan ini terdiri dari pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan bahu jalan pada tanah dasar yang telah disiapkan atau permukaan lainnya yang disetujui dan pelaburan (sealing) jika diperlukan, untuk pelaksanaan bahu jalan baru ataupeningkatan bahu jalan sesuai dengan garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Terdapat dua kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A dan Kelas B. Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk suatu lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis Pondasi Agregat Kelas B boleh digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal. Bahan :1)Sumber BahanBahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.2)Fraksi Agregat KasarAgregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.Untuk Lapis Pondasi Agregat kelas B agregat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari 50 % berat agregat kasar ini harus mempunyai paling sedikit satu bidang pecah.3)Fraksi Agregat HalusAgregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus lainnya.4) Sifat-sifat Bahan Yang DisyaratkanSeluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam Tabel 9(1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 9(2).Tabel 9(1). Gradasi Lapis Pondasi Agregat

Ukuran Ayakan % Berat Yang LolosASTM (mm) Kelas A Kelas B2” 50 1001½” 37,5 100 88-951” 25 79-85 70-85⅜” 9,5 44-58 30-65No. 4 4,75 29-44 23-55No. 10 2 17-30 15-40No. 40 0,425 7-17 8-20No. 200 0,075 2-8 2-8

Tabel 9(2). Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat

Sifat-sifat Kelas A Kelas BAbrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-

0 - 40 % 0 - 40 %

21

Page 22: Rmk Fisik Dcp

1990)Indek Plastisitas (SNI-03-1966-1990)

0-6 0-10

Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200

Maks. 25 -

Batas Cair (SNI 03-1967-1990)

0-25 0-35

Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03)

0-5% 0-5%

CBR (SNI 03-1744-1989) Min. 90% Min. 60%

5)Pencampuran Bahan Untuk Lapis Pondasi AgregatPencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.

Penghamparan dan Pemadatan :1)Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregata) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Seksi 8.1 dan 8.2 dari Spesifikasi ini.b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai dengan Seksi 3.3, 4.1, 4.2 atau 5.1 dari Spesifikasi ini, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat.Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.

2)Penghamparana) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan untuk pemadatan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

22

Page 23: Rmk Fisik Dcp

3)Pemadatana) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat.c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapistersebut terpadatkan secara merata.e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.

4)Pengujiana) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, namun harusmencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam Tabel 9(2) minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan, seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh DireksiPekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 03-1743-1989, metode D. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,mengunakan SNI 03-2827-1992. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.

23

Page 24: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

10. LAPIS RESAP PENGIKAT dan LAPIS PEREKAT

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal (misalnya Lapis Pondasi Agregat), sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan yang beraspal (seperti Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll).Bahan :1) Bahan Lapis Resap Pegikata) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari berikut ini :i) Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat(slow setting) yang memenuhi AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Umumnya hanya aspal emulsi yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa pengikat yang disetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan minyak bumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 50 % dan mempunyai penetrasi aspal tidak kurang dari 80/100. Aspal emulsi untuk Lapis Resap pengikat ini tidak boleh iencerkan di lapangan.ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis pondasi atas yang telah selesai. Kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30).b) Bilamana lalu lintas diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos ayakan ASTM 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).2) Bahan Lapis Perekata) Aspal emulsi jenis Rapid Setting yang memenuhi ketentuan AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi.b) Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan AASHTO M20, diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

Pelaksanaan Pekerjaan :1) Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspala) Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan harus diperbaiki menurut Seksi 8.1dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini.b) Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan baru atau bahu jalan

24

Page 25: Rmk Fisik Dcp

baru, perkerasan atau bahu itu harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya, menurut Seksi 4.1, 4.2, 5.1, 5.4,6.3, 6.4, atau 6.6 dari Spesifikasi ini yang sesuai dengan lokasi dan jenis permukaan yang baru tersebut.c) Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara menurut standar butir (a) dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.d) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.e) Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.f) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirkan dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan bagian yang telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapu.g) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan diterima.h) Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.2) Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspala) Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per meter persegi) dan percobaan tersebut akan diulangi, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah. Biasanya takaran pemakaian yang didapatkan akan berada dalam batas-batas sebagai berikut :Lapis Resap Pengikat :- 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi untuk LPA Kelas ALapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerimapelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai. Lihat Tabel 10(1) untuk jenis takaran pemakaian aspal.

Tabel 10.(1). Takaran pemakaian aspal lapis perekat

Jenis Aspal

Takaran (liter permeter persegi) pada

Permukaan baru atau aspal lama yg licin

Permukaan porous dan terekspos cuaca

Aspal cair 0.15 0.15 – 0.35

Aspal emulsi 0.20 0.20 – 0.50

Aspal emulsi yang diencerkan

0.40 0.40 – 1.00 *

Catatan : Takaran pemakaian yang berlebihan akan mengalir

pada bidang permukaan yang terjal, lereng melintang yang besar atau permukaan yang tidak rata.

b) Suhu penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 10(2), kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Suhu penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara interpolasi.

25

Page 26: Rmk Fisik Dcp

Tabel 10.(2). Suhu Penyemprotan

Jenis AspalRentang Suhu Penyemprotan

Aspal cair, 25 pph minyak tanah

110 ± 10 ºC

Aspal cair, 50 pph minyak tanah (MC-70)

70 ± 10 ºC

Aspal cair, 75 pph minyak tanah (MC-30)

45 ± 10 ºC

Aspal cair, 100 pph minyak tanah

30 ± 10 ºC

Aspal cair, lebih dari 100 pph minyak tanah

Tidak dipanaskan

Tidak dipanaskanAspal emulsi atau aspal emulsi yang diencerkan

Tidak dipanaskan

c)Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan, telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor.

Pelaksanaan Penyemprotan :a) Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.b) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer). Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nosel harus disetel sesuai ketentuan grafik tersebut sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.c) Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang telah disemprot harus lebih besar dari pada lebar yang ditetapkan, hal ini dimaksudkan agar tepi permukaan yang ditetapkan tetap mendapat semprotan dari tiga nosel, sama seperti permukaan yang lain.d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan benar pada

26

Page 27: Rmk Fisik Dcp

sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang akan disemprot dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir.e) Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10 persen dari kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap (masuk angin) dalam sistem penyemprotan.f) Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus segera diukur dari volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat celup.g) Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan, harus dihitung sebagai volume bahan aspal yang telah dipakai dibagi luas bidang yang disemprot. Luas lintasan penyemprotan didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasan penyemprotan dengan jumlah nosel yang digunakan dan jarak antara nosel. Takaran pemakaian rata-rata yang dicapai harus sesuaidengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan menurut Pasal 6.1.4.(2).(a) dari Spesifikasi ini, dalam toleransi berikut ini :

Toleransi takaran pemakaian = ± ( 4 % dari takaran yg diperintahkan + 1 % dari volume tangki/luas yang disemprot)

Takaran pemakaian yang dicapai harus telah dihitung sebelum lintasan penyemprotan berikutnya dilaksanakan dan bila perlu diadakan penyesuaian untuk penyemprotan berikutnya .h) Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempurnaan peralatan semprot pada saat beroperasi.i) Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.j) Tempat-tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang menunjukkan adanya bahan aspal berlebihan harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) yang memenuhi Pasal 6.1.2.(1).(b) dari Spesifikasi ini sebelum penghamparan lapis berikutnya. Bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis Resap Pengikat.k) Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal harus dilabur kembali dengan bahan aspal yang sejenis secara manual dengan kadar yang hampir sama dengan kadar di sekitarnya.

27

Page 28: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

11. LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC) dan LASTON LAPIS AUS (AC-WC)

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata dan lapis aus campuran aspal yang terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.Ukuran maksimum agregat Laston Lapis Aus (AC-WC) adalah 19 mm dan ukuran maksimum agregat Laston Lapis Antara (AC-BC) adalah 25,4 mm.Tebal Lapisan dan Toleransi :a) Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau dengan benda uji "inti"(core) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti harus sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling sedikit harus diambil dua buah dalam arah melintang dari masing-masing penampang lajur yangdiperiksa. Jarak memanjang dari penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 200 m dan harus sedemikian rupa hingga jumlah total benda uji inti yang diambil dalam setiap ruas yang diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 6 (enam).Toleransi tebal lapisan ditunjukkan pada Tabel 11(1).

Tabel 11(1). Tebal Nominal Rancangan dan Toleransi

Jenis Campuran

Simbol Tebal Nominal Minimum (cm)

Toleransi Tebal (mm)

Laston Lapis Aus

AC-WC 4 ±3

Laston Lapis Antara

AC-BC 5 ±4

Bilamana tebal lapisan tidak memenuhi persyaratan toleransi maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda uji inti tambahan pada lokasi yang tidak memenuhi syarat ketebalan sebelum pembongkaran dan pelapisan kembali.b) Tebal aktual campuran aspal yang dihampar di setiap ruas dari pekerjaan, didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang diambil dari ruas tersebut.c) Tebal aktual campuran aspal yang dihampar, sebagaimana ditetapkan dalam butir b) di atas, harus sama atau lebih besar dari tebal nominal rancangan pada Tabel 11(1).Khusus untuk lapis aus harus sama dengan atau lebih besar dari tebal nominal rancangan yang ditentukan dalam Gambar Rencana.d) Bilamana campuran aspal yang dihampar lebih dari satu

28

Page 29: Rmk Fisik Dcp

lapis, seluruh tebal campuran aspal tidak boleh kurang dari toleransi masing-masing yang disyaratkan dalam Tabel 11(1) dan tebal nominal rancangan yang disyaratkan dalam Gambar Rencana.e) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran aspal yang dihampar harus dipantau dengan menimbang setiap muatan truk yang meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal. Untuk setiap ruas pekerjaan yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual bahan terhampar yang dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih lima persen dari berat yang dihitung dari ketebalan rata-rata dan kepadatan rata-rata benda uji inti (core), maka Direksi Pekerjaan harus mengambil tindakan untuk menyelidiki sebab terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui pembayaran bahan yang telah dihampar. Investigasi oleh Direksi Pekerjaan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :i) Memerintahkan Kontraktor untuk lebih sering mengambil atau lebih banyak mengambil atau mencari lokasi lain benda uji inti (core);ii) Memeriksa peneraan dan ketepatan timbangan serta peralatan dan prosedur pengujian di laboratoriumiii) Memperoleh hasil pengujian laboratorium yang independen danpemeriksaan kepadatan campuran aspal yang dicapai di lapangan.iv) Menetapkan suatu sistem perhitungan dan pencatatan truk secara terinci.Biaya untuk setiap penambahan atau meningkatnya frekwensi pengambilan benda uji inti (core), untuk survei geometrik tambahan ataupun pengujian laboratorium, untuk pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan untuk mencari penyebab dilampauinya toleransi berat harus ditanggung oleh Kontraktor sendiri.f)Perbedaan kerataan permukaan campuran yang telah selesai dikerjakan, harus memenuhi berikut ini :i) Kerataan MelintangBilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan tepat di atas permukaan jalan tidak boleh melampaui 5 mm untuk lapis aus dan lapis antara . Perbedaan setiap dua titik pada setiap penampang melintang tidak boleh melampaui 5 mm dari elevasi yang dihitung dari penampang melintang yangditunjukkan dalam Gambar Rencana.ii) Kerataan MemanjangSetiap ketidakrataan individu bila diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan sejajar dengan sumbu jalan tidak boleh melampaui 5 mm.Bahan :1) Agregat - Umuma) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar campuran aspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus perbandingan campuran, memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 11(2).

Tabel 11(2). Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston

Sifat-sifat Campuran Laston (AC)WC BC Base

Penyerapan aspal (%) Maks 1.2

Jumlah tumbukan per bidang

75 112(1)

Rongga dalam campuran (%) (3)

Min 3.5

29

Page 30: Rmk Fisik Dcp

Maks 5.5Rongga dalam Agregat (VMA) (%)

Min 15 14 13

Rongga terisi aspal (%)

Min 65 63 60

Stabilitas Marshall (kg)

Min 800 1500(1)

MaksPelelehan (mm) Min 3 5(1)

Marshall Quotient (kg/mm)

Min 250 300

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelahperendaman selama 24 jam, 60 ºC(4)

Min 75

Rongga dalam campuran (%) pada (2)Kepadatan membal (refusal)

Min 2.5

Catatan :1)Modifikasi Marshall2) Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), penumbuk bergetar (vibratoryhammer) disarankan digunakan untuk menghindari pecahnya butiran agregat dalamcampuran. Jika digunakan penumbukan manual jumlah tumbukan per bidang harus600 untuk cetakan berdiamater 6 in dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 in3) Berat jenis efektif agregat akan dihitung berdasarkan pengujian Berat JenisMaksimum Agregat (Gmm test, AASHTO T-209).4) Direksi Pekerjaan dapat menyetujui prosedur pengujian AASHTO T283 sebagaialternatif pengujian kepekaan kadar air. Pengondisian beku cair (freeze thawconditioning) tidak diperlukan. Standar minimum untuk diterimannya prosedur T283 harus 75% Kuat Tarik Sisa.

2) Agregat Kasara) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan No.8 (2,36 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 11(3).

Tabel 11(3) Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Standar NilaiKekekalan SNI 03-3407- Maks.12

30

Page 31: Rmk Fisik Dcp

bentuk agregat terhadap larutannatrium dan magnesium sulfat

1994 %

Abrasi dengan mesin Los Angeles

SNI 03-2417-1991

Maks. 40 %

Kelekatan agregat terhadap aspal

SNI 03-2439-1991

Min. 95 %

Angularitas SNI 03-6877-2002

95/90(*)

Partikel Pipih dan Lonjong(**)

ASTM D-4791 Maks. 10 %

Material lolos Saringan No.200

SNI 03-4142-1996

Maks. 1 %

\Catatan :(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih.(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1 : 5.

b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah dan disiapkan dalam ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan. Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama (teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10 %.c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel 11(3). Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah satu atau lebih. d) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.e) Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel 11(3) untuk partikel kepipihan dan kelonjongan dapat dinaikkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana agregat tersebut memenuhi semua ketentuan lainnya dan semua upaya yang dapat dipertanggungjawabkan telah dilakukan untuk memperoleh bentuk partikel agregat yang baik.

3) Agregat Halusa) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8 (2,36 mm).b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari agregat kasar.c) Pasir dapat digunakan dalam campuran aspal. Persentase maksimum yang disarankan untuk Laston (AC) adalah 15%.d) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu. Batu pecah halus harus diproduksi dari batu yang bersih. Bahan halus dari pemasok pemecah batu (crusher feed) harusdiayak dan ditempatkan tersendiri sebagai bahan yang tak terpakai (kulit batu) sebelum proses pemecahan kedua (secondary crushing).e) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan

31

Page 32: Rmk Fisik Dcp

harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapat dikontrol dengan baik.f) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 11(4).

Tabel 11(4) Ketentuan Agregat Halus

Pengujian Standar NilaiNilai Setara Pasir SNI 03-4428-

1997 Min.50 %

Material Lolos Saringan No. 200

SNI 03-4428-1997

Maks. 8 %

Angularitas SNI 03-6877-2002

Min. 45

4) Bahan Pengisi (Filler) Untuk Campuran Aspala) Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), semen portland, abu terbang, abu tanur semen atau bahan non plastis lainnya dari sumber yang disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki.b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya.c) Bilamana kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi sebagian, digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan maka proporsi maksimum yang diijinkan adalah 1,0 % dari berat total campuran aspal.

5) Gradasi Agregat GabunganGradasi agregat gabungan untuk campuran aspal, ditunjukkan dalam persen terhadap berat agregat, harus memenuhi batas-batas dan harus berada di luar Daerah Larangan (Restriction Zone) yang diberikan dalam Tabel 11(5). Gradasi agregat gabungan harus mempunyai jarak terhadap batas-batas toleransi yang diberikan dalam Tabel 11(5) dan terletak di luar Daerah Larangan.

Table. 11.(5) Gradasi Agregat untuk campuran aspal

Ukuran ayakan % Berat yang lolos Laston (AC)

ASTM (mm) WC BC1½" 37,51" 25 100¾" 19 100 90 – 100½" 12,5 90 – 100 Maks.90⅜" 9,5 Maks.90No.8 2,36 28 – 58 23 -29No.16 1,18No.30 0,6No.200 0,075 4 - 10 4 - 8DAERAH LARANGANNo.4 4,75 - -No.8 2,36 39,1 34,6No.16 1,18 25,6 - 31,6 22,3 – 28,3No.30 0,6 19,1 - 23,1 16,7 – 20,7No.50 0,3 15,5 13,7

6) Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspala) Bahan aspal yang dapat digunakan terdiri atas jenis Aspal

32

Page 33: Rmk Fisik Dcp

Keras Pen 60, Aspal Polimer, Aspal dimodifikasi dengan Asbuton dan Aspal Multigrade yang memenuhi persyaratan dan campuran yang dihasilkan memenuhi ketentuan campuran beraspal yang diberikan pada salah satu Tabel 11(2) sesuai dengan jenis campuran yang ditetapkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Direksi Teknik.Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-6890-2002. Pengambilan contoh bahan aspal dari tiap truk tangki harus dilaksanakan pada bagian atas, tengah dan bawah. Contoh pertama yang diambil harus langsung diuji di laboratorium lapangan untuk memperoleh nilai penetrasi dan titik lembek. Bahan aspal di dalam truk tangki tidak boleh dialirkan ke dalam tangki penyimpan sebelum hasil pengujian contoh pertama tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini. Bilamana hasil pengujiancontoh pertama tersebut lolos pengujian, tidak berarti bahan aspal dari truk tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali bahan aspal dari contoh yang mewakili telah memenuhi semua sifat-sifat bahan aspal yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

b) Bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-6894-2002. Setelah konsentrasi larutan aspal yang terekstraksi mencapai 200 mm,partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke dalam suatu sentrifugal. Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana kadar abu dalam bahan aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1 % (dengan pengapian).Bahan aspal harus diperoleh kembali dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-4797-1988.7) Bahan Aditifa) Bahan aditif untuk aspalAditif kelekatan dan anti pengelupasan harus ditambahkan kedalam bahan aspal bilamana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jenis aditif yang digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan dan persentase aditif yang diperlukan harus dicampur ke dalam bahan aspal serta waktu pencampurannyaharus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.b) Bahan aditif untuk campuranAditif yang digunakan untuk meningkatkan mutu campuran harus ditambahkan kedalam campuran beraspal bilamana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Prosedur Rancangan Campuran :a) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran aspal dalam Pekerjaan, Kontraktor disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan metoda kerja, agregat, aspal, dan campuran yang memadai dengan membuat dan menguji campuran percobaan di laboratorium dan juga dengan penghamparan campuran percobaan yang dibuat di instalasi pencampur aspal.b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan, berat jenis dan penyerapan air untuk semua agregat yang digunakan. Juga semua pengujian sifat-sifat agregat yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian pada campuran aspal percobaan akan meliputi penentuan Berat Jenis Maksimum campuran aspal (AASHTO T209-90), pengujian sifat-sifat Marshall (SNI 06-2489-1990)dan Kepadatan Membal (Refusal Density) campuran rancangan (BS 598 Part 104 - 1989).c) Contoh agregat diambil dari penampung panas (hot bin) untuk pencampur jenis takaran berat (weight batching plant) maupun pencampur dengan pemasok menerus (continous feed plant) yang mempunyai penampung panas.Untuk pencampur dengan pemasok menerus yang tidak mempunyai ayakan di penampung panas, contoh diambil dari

33

Page 34: Rmk Fisik Dcp

corong pemasok dingin (cold feed hopper). Meskipun demikian setiap Rumus Perbandingan Campuran yang ditentukan dari campuran di laboratorium harus dianggap berlaku sampai diperkuat oleh hasil percobaan pada instalsi pencampur aspal.d) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam tiga langkah dasar berikut ini :

i) Memperoleh Gradasi Agregat yang CocokSuatu gradasi agregat yang cocok diperoleh dari penentuan persentase yang memadai dari setiap fraksi agregat.Campuran Aspal Beton (AC) dapat dibuat bergradasi halus (mendekati batas titik-titik kontrol atas), tetapi akan sulit memperoleh Rongga dalam Agregat (VMA) yang disyaratkan. Lebih baik digunakan aspal beton bergradasi kasar (mendekati batas titik-titik kontrol bawah).ii) Membuat Rumus Campuran Rancangan (Design Mix Formula)Lakukan rancangan dan pemadatan Marshall sampai membal (refusal). Perkiraan awal kadar aspal rancangan dapat diperoleh dari rumus di bawah ini.Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) + Konstanta.dimana : Pb = kadar aspal perkiraanCA = agregat kasar tertahan saringan No. 8 FA = agregat halus lolos saringan No. 8 dan tertahan No.200 F = agregat halus lolos saringan No. 200 Nilai konstanta sekitar 0,5 - 1,0 untuk AC

Buatlah benda uji dengan kadar aspal di atas, dibulatkan mendekati 0,5 %, dengan tiga dua kadar aspal di atas dan dua kadar aspal di bawah kadar aspal perkiraan awal yang sudah dibulatkan mendekati 0,5 % ini. (Contoh, bilamana rumus memberikan nilai 5,7 %, dibulatkan menjadi 5,5%, buatlah benda uji dengan kadar aspal 5,5 %, dengan 6 %, 6,5 %, dan 7 %, dengan 4,5 % dan 5 %). Ukurlah berat isi benda uji, stabilitas Marshall, kelelehan dan stablitas sisa setelah perendaman. Ukur atau hitunglah kepadatan benda uji pada rongga udara nol. Hitunglah Rongga dalam Agregat (VMA), Rongga Terisi Aspal (VFB), dan Rongga dalam Campuran (VIM). Gambarkan semua hasil tersebut dalam grafik.

Buatlah benda uji tambahan dan dipadatkan sampai membal (refusal) dengan menggunakan prosedur PRD - BS 598 untuk empat kadar aspal (satu yang memberikan rongga dalam agregat di atas 6 %, satu yang 6 % dan dua yang di bawah 6 %). Ukur berat isi benda uji dan/atau hitung kepadatan pada rongga udara nol.Gambarkanlah batas-batas yang disyaratkan dalam grafik untuk setiap parameter yang terdaftar dalam Tabel 11(2), dan tentukan rentang kadar aspal yang memenuhi semua ketentuan dalam Spesifikasi. Gambarkan rentang ini dalam skala balok.Rancangan kadar aspal umumnya mendekati tengah-tengah rentang kadar aspal yang memenuhi semua parameter yang disyaratkan.Suatu campuran yang cocok harus memenuhi semua kriteria dalamTabel 11(2) dengan Suatu Rentang Kadar Aspal Praktis. Rentangkadar aspal untuk campuran aspal yang memenuhi semua kriteriarancangan harus mendekati (atau lebih besar dari) satu persen. Rentang kadar aspal ini dimaksudkan untuk mengakomodir fluktuasi yang sesungguhnya dalam produksi campuran aspal.iii) Memperoleh persetujuan Rumus Campuran Rancangan (DMF) sebagai Rumus Perbandingan Campuran (JMF)

34

Page 35: Rmk Fisik Dcp

Nyatakan bahwa rancangan campuran laboratorium telah memenuhi ketentuan dengan membuat campuran di instalasi pencampur aspal dan penghamparan percobaan serta dengan pengulangan pengujian kepadatan laboratorium Marshall dan membal (refusal) pada benda uji yang diambil dari instalasi pencampur aspal.e) Petunjuk KhususBuatlah campuran dengan rongga dalam campuran pada kepadatanmembal (refusal) sebesar 2,5. Lihat Tabel 11(2).4) Rumus Campuran Rancangan (Design Mix Formula)Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, usulan Rumus Campuran Rancangan (DMF) untuk campuran yang akan digunakan dalam pekerjaan. Rumus yang diserahkan harus menentukan untuk campuran berikut ini:a) Ukuran nominal maksimum partikel.b) Sumber-sumber agregat.c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung akan digunakan Kontraktor, pada penampung dingin maupun penampung panas.d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam Tabel 11(5).e) Kadar aspal total dan efektif terhadap berat total campuran .f) Suatu temperatur tunggal saat campuran dikeluarkan dari alat pengaduk.Kontraktor harus menyediakan data dan grafik campuran percobaan laboratorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua kriteria dalam Tabel 11(2).Sifat-sifat benda uji yang sudah dipadatkan harus dihitung menggunakan metode dan rumus yang ditunjukkan dalam Asphalt Institute MS-2 (1994), atau Petunjuk Rancangan Campuran Aspal, Puslitbang Jalan (1999).Dalam tujuh hari Direksi Pekerjaan akan :a) Menyatakan bahwa usulan tersebut yang memenuhi Spesifikasi dan mengijinkan Kontraktor untuk menyiapkan instalasi pencampur aspal dan penghamparan percobaan.b) Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi Spesifikasi.Selanjutnya Kontraktor harus melakukan percobaan campuran tambahan dengan biaya sendiri untuk memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi. Direksi Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyarankan Kontraktor untuk memodifikasi sebagian rumus rancangannya atau mencoba agregat lainnya.Bagaimanapun juga pembuatan suatu rumus campuran rancangan yang memenuhi ketentuan merupakan tanggungjawab Kontraktor.5) Rumus Perbandingan Campuran (Job Mix Formula)Percobaan campuran di instasi pencampur aspal dan penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan rancangan campuran dapat disetujui sebagai Rumus Perbandingan Campuran (JMF).Segera setelah Rumus Campuran Rancangan (DMF) disetujui oleh Direski Pekerjaan, Kontraktor harus melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis campuran dengan menggunakan produksi, penghamparan, peralatan dan prosedur pemadatan yang diusulkan. Kontraktor harus menunjukkan bahwa setiap alat penghampar (paver) mampu menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores, dsb. dan kombinasi penggilas yang diusulkan mampu mencapai kepadatan yang disyaratkan dengan waktu yang tersedia untuk pemadatanselama penghamparan produksi normal.Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat benda uji Marshall maupun untuk pemadataan membal (refusal). Hasil pengujian ini harus dibandingkan

35

Page 36: Rmk Fisik Dcp

dengan Tabel 11(2). Bilamana percobaan tersebut gagal memenuhiSpesifikasi pada salah satu ketentuannya maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang kembali. Direksi pekerjaan tidak akan menyetujui campuran rancangan sebagai Rumus Perbandingan Campuran (JMF) sebelum penghamparanpercobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui.Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai sebelum diperoleh rumus perbandingan campuran (JMF) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana telah disetujui, Rumus Perbandingan Campuran (JMF) menjadi definitif sampai DireksiPekerjaan menyetujui JMF penggantinya. Mutu campuran harus dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diijinkan, seperti yang diuraikan pada Tabel 11(6) di bawah ini.

Tabel 11(6) Toleransi Komposisi Campuran

Agregat Gabungan Lolos Ayakan

Toleransi Komposisi Campuran

Sama atau lebih besar dari 2,36 mm

± 5 % berat total agregat

2,36 mm sampai No.50 ± 3 % berat total agregatNo.100 dan tertahan No.200 ± 2 % berat total agregatNo.200 ± 1 % berat total agregat

Kadar Aspal Toleransi Kadar aspal ± 0,3 % berat total

campuran

Temperatur Campuran Toleransi Bahan meninggalkan AMP dan dikirimke tempat penghamparan

± 10 ºC

Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan percobaan.Contoh campuran aspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari truk di AMP, dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabel11(7) dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan dalam Tabel 11(2). Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang harus dibandingkan dengan pemadatan campuranaspal terhampar dalam pekerjaan.6) Penerapan Rumus Perbandingan Campuran dan Toleransi Yang Diijinkana) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan Rumus Perbandingan Campuran, dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 11(6). b) Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan maupun campurannya seperti yang digariskan dalam Pasal 6.3.7.(3) dan 6.3.7.(4) dari Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggap perlu untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagal memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Rumus Perbandingan Campuran (JMF) dan Toleransi Yang Diijinkan harus ditolak.c) Bilamana setiap bahan pokok memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Rumus Perbandingan Campuran (JMF) dan Toleransi Yang Diijinkan, tetapi menunjukkan perubahan yang konsisten dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima atau jika sumber setiap bahan berubah, maka suatu

36

Page 37: Rmk Fisik Dcp

Rumus Perbandingan Campuran (JMF) baru harus diserahkan dengan cara seperti yang disebut di atas dan atas biaya Kontraktor sendiri untuk disetujui, sebelum campuran aspal baru dihampar di lapangan.PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL1) Kemajuan PekerjaanCampuran aspal tidak boleh diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan atau pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan tingkat kecepatan minimum 60 % kapasitas instalasi pencampuran.2) Penyiapan Bahan AspalBahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur antara 140 ºC sampai 160 ºC di dalam suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan setempat dan mampu mengalirkan bahan aspal ke alat pencampur secara terus menerus pada temperatur yang merata setiap saat. Pada setiap harisebelum proses pencampuran dimulai, minimum harus terdapat 30.000 liter aspal panas yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur.3) Penyiapan Agregata) Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui pemasok penampung dingin yang terpisah. Pra-pencampuran agregat dari berbagai jenis atau dari sumber yang berbeda tidak diperkenankan. Agregat untuk campuran aspal harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering sebelum dimasukkan ke dalam alat pencampur. Nyala api yang terjadi dalamproses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara tepat agar dapat mencegah terbentuknya selaput jelaga pada agregat.b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus kering dan dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur dalam rentang yang disyaratkan untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 15 ºC di atas temperatur bahan aspal.c) Bila diperlukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan, maka bahan pengisi (filler) tambahan harus ditakar secara terpisah dalam penampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur. Bahan pengisi tidak boleh ditabur di atas tumpukan agregat maupun dituang ke dalam penampung instalasi pemecah batu. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian kadar filler dapat dijamin.4) Penyiapan Pencampurana) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di atas, harus dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhi rumus perbandingan campuran. Proporsi takaran ini harus ditentukan dengan mencari gradasi secara basah dari contoh yang diambil dari penampung panas (hot bin) segera sebelum produksi campuran dimulai dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkanoleh Direksi Pekerjaan, untuk menjamin pengendalian penakaran. Bahan aspal harus ditimbang atau diukur dan dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana digunakan instalasi pencampur sistem penakaran, seluruh agregat kering harus dicampur terlebih dahulu, kemudian baru sejumlah aspal yang tepat ditambahkan ke dalamagregat tersebut dan diaduk dengan waktu sesingkat mungkin yang ditentukan dengan “pengujian derajat penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar” sesuai dengan prosedur SNI 06-2439-1991 (biasanya sekitar 45 detik), untuk menghasilkan campuran yang homogen dan semua butiran agregat terselimuti aspal dengan merata. Waktu pencampuran total harus ditetapkan oleh Direksi

37

Page 38: Rmk Fisik Dcp

Pekerjaan dan diatur dengan perangkat pengendali waktu yang handal. Untuk instalasi pencampuran sistem menerus, waktu pencampuran yang dibutuhkan harus ditentukan dengan “pengujian derajad penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar” sesuai dengan prosedur SNI 06-2439-1991, dan paling lama 60 detik, dan dapat ditentukan dengan menyetel ketinggian sekat baja dalam alat pencampur.b) Temperatur campuran aspal saat dikeluarkan dari alat pencampur harus dalam rentang absolut seperti yang dijelaskan dalam Tabel 11(7). Tidak ada campuran aspal yang diterima dalam Pekerjaan bilamana temperatur pencampuran melampaui temperatur pencampuran maksimum yang disyaratkan.5) Pengangkutan dan Penyerahan di Lapangana) Campuran aspal harus diserahkan ke lapangan untuk penghamparan dengan temperatur campuran tertentu sehingga memenuhi ketentuan Viskositas aspal absolut yang ditunjukkan dalam Tabel 11(7).Tabel 11(7) Ketentuan Viskositas Aspal untuk Pencampuran danPemadatan

No Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal

1 Pencampuran benda uji Marshall 0,22 Pemadatan benda uji Marshall 0,4

3 Suhu pencampuran maks. di AMP tidak diperlukan

4 Pencampuran, rentang temperatur sasaran

0,2 - 0,5

5 Menuangkan campuran aspal dari alatpencampur ke dalam truk

0,5 - 1,0

6 Pemasokan ke Alat Penghampar 0,5 - 1,07 Pemadatan Awal (roda baja) 1 – 28 Pemadatan Antara (roda karet) 2 – 209 Pemadatan Akhir (roda baja) < 20

b) Setiap truk yang telah dimuati harus ditimbang di rumah timbang dan setiap muatan harus dicatat berat kotor, berat kosong dan berat neto. Muatan campuran aspal tidak boleh dikirim terlalu sore agar penghamparan dan pemadatan hanya dilaksanakan pada saat masih terang terkecuali tersedia penerangan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.PENGHAMPARAN CAMPURAN1) Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisia) Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan setempat dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan aspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan lapisan di bawahnya, harus dibongkar atau dengan cara perataan kembali lainnya, semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang, dan permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki dengan campuran aspal atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam campuran yang tidak memadai, sebagimana yang ditunjukkan dengan adanya kelelehan plastis dan/atau kegemukan (bleeding), seluruh lapisan dengan bahan plastisini harus dibongkar. Pembongkaran semacam ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan yang keras (sound). Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang disyaratkan untuk pelaksanaan lapis pondasi agregat.b) Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang

38

Page 39: Rmk Fisik Dcp

tidak dikehendaki dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. 2) Acuan TepiBalok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan garis dan serta ketinggian yang diperlukan oleh tepi-tepi lokasi yang akan dihampar.3) Penghamparan Dan Pembentukana) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus dipanaskan. Campuran aspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.c) Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan selama penghamparan dan pembentukan.d) Penampung alat penghampar tidak boleh dikosongkan, tetapi temperatur sisa campuran aspal harus dijaga tidak kurang dari temperatur yang disyaratkan dalam Tabel 11(7).e) Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan ditaati.f) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.Penambalan tempat-tempat yang mengalami segregasi, koyakan atau alur dengan menaburkan bahan halus dari campuran aspal dan diratakan kembali sebelum penggilasan sedapat mungkin harus dihindari. Butiran kasar tidak boleh ditaburkan di atas permukaan yang dihampar dengan rapi.g) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi-tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.h) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuatseminimal mungkin.4) Pemadatana) Segera setelah campuran aspal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki.Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspal yang ditunjukkan pada Tabel 11(7).b) Pemadatan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut ini :1. Pemadatan Awal2. Pemadatan Antara3. Pemadatan Akhirc) Pemadatan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja. Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan pengilasan awal.Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal. Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi).d) Pertama-tama pemadatan harus dilakukan pada sambungan melintang yang telah terpasang kasau dengan ketebalan yang

39

Page 40: Rmk Fisik Dcp

diperlukan untuk menahan pergerakan campuran aspal akibat penggilasan. Bila sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarakyang pendek.e) Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya.f) Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan awal harus terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda pemadat yang memadatkan tepi sambungan yang belum dipadatkan. Pemadatan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya sambungan yangdipadatkan dengan rapi.g) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran aspal.h) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih dalam kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidak-rataan dapat dihilangkan.i) Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda,j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas perkerasan yang sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan perbaikan oleh Kontraktor atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya semua biayapekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Kontraktor.l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran aspal terhampardengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan kelebihan ataukekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.m) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris

40

Page 41: Rmk Fisik Dcp

rapi. Setiap bahan yang berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.5) Sambungana) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas.b) Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus. Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama dan baru harus diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di sebelah campuran aspal yang telah digilas sebelumnya.

PENGENDALIAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN1) Pengujian Permukaan Perkerasana) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3, yang disediakan oleh Kontraktor, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi harus sesuai dengan ketentuan.b) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan.Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan. Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus diperiksa kembali dan setiap ketidakrataan permukaan yang melampaui batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur, pemadatan atau komposisi harus diperbaiki sebagaiamana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.c) Kerataan permukaan perkerasani) Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya denganmenggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03-3426-1994.ii) Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap interval 100 m.2) Ketentuan Kepadatana) Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97 % Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran aspal lainnya.b) Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda uji di laboratorium masing-masing harus sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI-06-2489-1991 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D5581 untuk ukuran maksimum 50 mm.c) Kontraktor dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan campuran aspal bilamana kepadatan lapisan yang telah dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel 6.3.7.(1). Bilamana rasio kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian benda uji intipertama yang mewakili setiap lokasi yang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda uji inti tersebut harus dibuang dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.

41

Page 42: Rmk Fisik Dcp

Tabel

3) Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspala) Pengambilan Benda Uji Campuran AspalPengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal, tetapi Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihan selama pengangkutan dan penghamparan campuran aspal.b) Pengendalian ProsesFrekwensi minimum pengujian yang diperlukan dari Kontraktor untuk maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 6.3.7.(2) di bawah ini atau sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.Contoh yang diambil dari penghamparan campuran aspal setiap hari harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang diperintahkan dalam Pasal 6.3.7.(3) dan 6.3.7.(4). Enam cetakan Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabel 11(7) dan dalam jumlah tumbukan yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(1). Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua cetakanMarshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Marshall Harian.Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Kontraktor untuk mengulangi proses campuran rancangan dengan biaya Kontraktor sendiri bilamana Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 % dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian, Kontraktor dapat memilih untuk mengambil contoh di atas ruas yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari yang diperlukan dalam Tabel 6.3.7.(2).c) Pemeriksaan dan Pengujian RutinPemeriksaan dan pengujian rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan pemadatan dan setiap ketentuan lainnya yang disebutkan dalam Seksi ini.Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Kontraktor.d) Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Beraspal Kontraktor harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core) yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4” maupun 6” pada lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya ektraksi benda uji inti untuk pengendalian proses harus sudah termasuk ke dalam harga satuan Kontraktor untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar secara terpisah.4) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Aspala) Kontraktor harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa keterlambatan.b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hasil dan catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta lokasi penghamparan yang sesuai :i) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat dari setiap penampung panas.ii) Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalsi pencampur aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu per jam).iii) Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda

42

Page 43: Rmk Fisik Dcp

uji yang diperiksa.iv) Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja (Job Mix Density) untuk setiap benda uji inti (core).v) Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh.vi) Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi kadar aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.vii) Rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal), yang dihitung berdasarkan Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (AASHTO T209-90).viii) Kadar aspal yang terserap oleh agregat, yang dihitung berdasarkan Berat jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (AASHTO T209-90).5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran AspalDalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran, campuran aspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket pengiriman campuran aspal dari rumah timbang .

12. PASANGAN BATU Pekerjaan ini mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.Pasangan batu digunakan untuk struktur dinding penahan. BAHAN1) Batua) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.2) AdukanAdukan haruslah adukan semen.

PELAKSANAAN PASANGAN BATU1) Persiapan Pondasia) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Galian.b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2.4,Drainase Porous.2) Pemasangan Batua) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka

43

Page 44: Rmk Fisik Dcp

dinding dari batu yang terpasang.c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.3) Penempatan Adukana) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

44

Page 45: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

3. SASARAN MUTU

PT..../CV ......senantiasa tetap konsisten dengan pelaksanaan kegiatan pada paket ............ yang mengacu pada dokumen kontrak beserta adendum , spesifikasi teknis yang pada akhirnya produk yang kami hasilkan dapat memberikan kepuasan pengguna jasa dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dan bertanggung jawab dengan komitmen kami, tanpa mengurangi keselamatan dan kesehatan kerja untuk pencapaian zerro acccident.

4. PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI ;

Persyaratan teknis dan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan / Pembangunan ..... adalah persyaratan yang tercantum dalam dokumen – dokumen sebagai berikut :

4.1 Persyaratan untuk mengikuti Lelang. (dilampirkan)

Persyaratan Administrasia. Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahan.b. SBU ( Sertifikat Badan Usaha ).c. IUJK ( Ijin Usaha Jasa Kontruksi )d. SITU.e. SIUP.f. NPWP.

Persyaratan Teknisa. Tenaga Ahli Jembatan./Jalanb. Tenaga Ahli K 3 / Petugas K3.c. Tenaga Ahli SMM.

45

Page 46: Rmk Fisik Dcp

4.2. Spesifikasi Teknis Sesuai dengan Spesifikasi Bina Marga 2006

No Divisi/Seksi Uraian

1 1 Umum1.1 Ringkasan Pekerjaan1.2 Mobilisasi1.3 Kantor lapangan dan Fasilitasnyadst

2 2 Drainase2.1 Selokan dan Saluran Air2.2 Pasangan Batu Dengan Mortar2.3 GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON2.4 DRAINASE POROUS

3 3 PEKERJAAN TANAH3.1 GALIAN3.2 TIMBUNAN3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN3.4 PENGUPASAN PERMUKAAN PERKERASAN LAMA DAN

DICAMPUR KEMBALIdst

4 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN4.1 PELEBARAN PERKERASAN4.2 BAHU JALAN

5 5 PERKERASAN BERBUTIR5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT5.2 LAPIS PONDASI JALAN TANPA PENUTUP ASPALdst

6 6 PERKERASAN ASPAL6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT6.2 LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) DAN

LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA)6.3 CAMPURAN BERASPAL PANASdst

7 7 STRUKTUR7.1 BETON7.2 BETON PRATEKAN7.3 BAJA TULANGANdst

8 8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR8.1 PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA8.2 PENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN LAMA

PADA PERKERASAN BERPENUTUP ASPAL8.3 PENGEMBALIAN KONDISI SELOKAN, SALURAN AIR,

GALIAN, TIMBUNAN DAN PENGHIJAUAN8.4 PERLENGKAPAN JALAN DAN PENGATUR LALU LINTASdst

9 9 PEKERJAAN HARIAN9.1 PEKERJAAN HARIAN

10 10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN10.1 PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN, BAHU JALAN,

DRAINASE,PERLENGKAPAN JALAN DAN JEMBATAN

10.2 PEMELIHARAAN JALAN SAMPING DAN JEMBATANdst

46

Page 47: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

4.3. Peraturan Perundang-undangan :

1. U.U No.17 Tahun 2003 , tentang Keuangan Negara.2. U.U No.1 Tahun 2004 , tentang Perbendaharaan Negara3. U.U No.47 Tahun 2009 , tentang APBN T.A 2010 dan Perubahannya.4. SAPSK No.STAP-0378/AG/20095. U.U No.38 Tahun 2004 tentang Jalan.6. U.U No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.7. Peraturan Pemerintah No.29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.8. Keputusan Presiden No.80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan

Barang / jasa Pemerintah.9. Peraturan Menteri Kimpraswil No.339/KPTS/M/2003, tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Intansi Pemerintah.10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.02/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.04/PRT/M/2009 , tentang Sistem Manajemen Mutu.

12. Dokumen Kontrak.

47

Page 48: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

4.4. DIPA Satker Pembangunan / Preservasi Provinsi.............No,...........................Tahun 2010

48

Page 49: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

5. Struktur OrganisasiStruktur Organisasi untuk melaksanakan kegiatan paket ,,,,,,,

DIREKTUR

SNVT / PPK

GENERAL SUPERINTENDENT

SITE MANAGER

QUALITY ENGINEER

ASSISTANT QUALITY

Lab TECHNITION

QUANTITY ENGINEER

ASSISTANT QUANTITY

SURVEYOR

JUNIOR SURVEYOR

Adm & KEUANGAN

EQUIPMENT ENGINEER

MANDOR TRANSPORT

DRAFTER #1

DRAFTER #2

SECURITY

HUMAS

LOGISTIK

49

Page 50: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

6. Tugas , Tanggung Jawab dan Wewenang , sesuai dengan butir 5.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Tugas : Memimpin dan melakukan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang di tetapkan dalam DIPA dan PO serta tanggung jawab, baik dari segi keuangan maupun dari segi fisik atau pelaksanaan kegiatan ...............................................

Wewenang : Mengambil tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban Anggaran Negara sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan untuk masing-masing Tolok Ukur dan dalam batas-batas Pengeluaran, Uraian Pengeluaran dan Jumlah Biaya yang tercantum dalam DIPA dan PO yang bersangkutan serta pedoman pelaksanaannya.

Tanggung Jawab :1. Bertanggung Jawab baik dari segi keuangan maupun segi fisik Kegiatan yang

dipimpinnya sesuai dengan DIPA dan PO untuk Kegiatan Preservasi Jalan dan Jembatan Merek – Batas Dairi / Batas Karo - Panji.

2. Bertanggung jawab untuk tidak mengadakan ikatan yang akan membawa akibat melampaui batas anggaran yang tersedia dalam DIPA yang bersangkutan.

3. Bertanggung Jawab atas penyampaian laporan-laporan yang ditetapkan dalam Kepres RI. No. 80 tahun 2004, tepat pada waktunya pejabat yang bersangkutan dan pelaporan lainnya.

Bertanggung jawab atas penyelesaian kegiatan ……………………………….tepat pada waktunya sesuai dengan rencana dan mutu ditetapkan

Direktur. dst

.

50

Page 51: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

7. Bagan Alir Pelaksana Kegiatan Paket ......................................................

MULAI

MOBILISASI

Q1

REKAYASA LAPANGAN & JASTIFIKASI TEKNIK

Q2

PEMERIKSAAN RENCANA KERJA & REQUEST

Q3

PENGAWASANLAPANGAN

PENGAWASAN MATERIAL

PENGAWASAN LABORATORIUM

Q4

OPNAME LAPANGAN

Q5

AS-BUILT DRAWINGS SERTIFIKASI

KONTRAKTOR

LAPORAN AKHIR

Q6

SELESAI

P1

P2

P3 P4 P5 P6

P1

TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAKK

TIDAK

TIDAKK

YA

YA

YA

YA

YA

YA

PELAPORAN

51

Page 52: Rmk Fisik Dcp

52

Page 53: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

8. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Jenis Kegiatan Bobot Tahun 2010 Bulan Keterangan01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 121. Mobilisasi/Demobilisasi2. Drainase

-. Selokan dan Saluran Air-. Pasangan Batu Dengan Mortar-. Gorong – gorong dan Drainase Beton-. Drainase Porous

3. Pekerjaan Tanah-. Galian-. Timbunan-. Penyiapan Badan Jalan-. Pengupasan Permukaan Perkerasan Dan Dicampur Kembali-. dst

4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan.-. Pelebaran Perkerasan-. Bahu Jalan

5. Dst

Jabarkan dengan Kurva S

53

Page 54: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

9. JADWAL PERALATAN

No Jenis Peralatan Jumlah Tahun 2010 Bulan Keterangan01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 121 Dump Truk 8 Ton 5 Unit2 Motor Grader 1 Unit3 Dst

10. JADWAL MATERIAL No Jenis Material Tahun 2010 Bulan Keterangan

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 121 Agregat Kelas B2 Agregat Kelas A3 AC - BC4 Dst

Nama Perusahaaan

54

Page 55: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

11. JADWAL PERSONIL

No Jabatan Nama Tahun 2010 Bulan Keterangan01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

1 General Superintendenten ..........................2 Site Manajer3 dst

12. JADWAL ARUS KAS

No Jenis Tahun ........ Bulan Keterangan01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

1 Penerimaan -. Uang Muka-. MC 1( Cash In )

10.000.000.-30.000.000,-

2 Pengeluaran -. Mibilisasi Personil dan Alat.Disesuai dengan item Pekerjaan( Cash Out )

10.000.000,-

25.000.000,

Balance Cash Flow 0 5.000.000

Nama Perusahaaan

55

Page 56: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

13. RENCANA DAN METODA VERIFIKASI , VALIDASI , MONITORING , EVALUASI INSPEKSI DAN PENGUJIAN & KRITERIA PENERIMAAN.

Rencana kegiatan pemeriksaan Untuk menjamin bahwa setiap input yang digunakan adalah memadai/sesuai persyaratan . Setiap proses yang dilakukan sesuai dengan rencana /sesuai persyaratan dan produk kegiatan sesuai dengan rencana /persyaratan beserta metode pemeriksaan dan kriteria penerimaannya.

Input Pemeriksaan Material

No. Pemeriksaan Metode Kriteria Penerimaan Waktu

1 Hot Mix -.Pengukuran Temperatur.-. Visual ,Ekstraksi

-. Pengukuran dilapangan

-. Min 135 o C-. Gradasi Campuran dan Kadar Aspalt sesuai dengan JMF.-. Volume sesuai dengan PO ± Toleransi

Tiap Produksi. Tiap Produksi

Tiap Produksi2 Agregat -. Analisa Saringan

-. Hasil Pengukuran

-.Gradasi Campuran sesuai dengan Jobmix.-. Volume sesuai dengan PO ± Toleransi

Tiap Produksi

Tiap Produksi

3 Gorong – gorong -. Hasil Pengukuran.-. Hasil Pengukuran

-. Dimensi Sesuai dengan Gambar.-. Volume sesuai dengan PO ± Toleransi

4 dst

Nama Perusahaaan

56

Page 57: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

Proses Pemeriksaan Pekerjaan

No. Pemeriksaan Metode Kriteria Penerimaan Waktu

1 Pekerjaan Hot Mix -.Pengukuran dengan Stick-. Visual-. Pemadatan

-.Tebal sesuai dengan Gambar-. Permukaan Halus, Rata.-. Pemadatan dengan Tandem Roller sesuai Kepadatan Hasil JMF

2 Pekerjaan Galian -. Pengukuran dengan Water Pass. -.Dimensi / Elevasi sesuai dengan Gambar.

3 Pekerjaan Timbunan -. Pengukuran dengan Water Pass.-. Visual.-. Pemadatan

-. Dimensi Sesuai dengan Gambar.

-. Foto-. Pemadatan dengan Vibro Roller sesuai Kepadatan Hasil JMF

4 Pekerjaan Agregat -. Pengukuran dengan Water Pass.-. Visual.-. Pemadatan

-. Dimensi Sesuai dengan Gambar.

-. Foto-. Pemadatan dengan Vibro Roller sesuai Kepadatan Hasil JMF

5 Pekerjaan Pasang Batu -. Pengukuran dengan Meteran.-. Pengukuran dengan Dolag

-. Dimensi Sesuai dengan Gambar.-. Campuran Mortar Sesuai dengan Spesifikasi.

6 Pekerjaan Gorong-orong -. Pengukuran dengan Meteran -. Dimensi / Elevasi sesuai dengan Gambar.

Nama Perusahaaan

57

Page 58: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

Proses Pemeriksaan Akhir

No. Pemeriksaan Metode Kriteria Penerimaan Waktu

1 Pekerjaan Hot Mix -.Core Drill Machine-. Visual-. Marshal Test.-. Ekstraksi

-.Tebal sesuai dengan Gambar-. Foto Akhir Kegiatan-. Kepadatan sesuai Hasil JMF.-. Kadar Aspalt sesuai hasil JMF.

2 Pekerjaan Tanah -. Pengukuran .-. Visual-. Sand Cone

-.Dimensi / Tebal sesuai Gambar.-. Foto Akhir Kegiatan.-. Kepadatan sesuai hasil JMF.

3 Pekerjaan Agregat -. Pengukuran -. Visual.-. Pemadatan

-. Dimensi Sesuai dengan Gambar.-. Foto-. Kepadatan sesuai Hasil JMF

4 Pekerjaan Pasang Batu -. Pengukuran -. Dimensi / Tebal sesuai Gambar.

5 Pekerjaan Gorong-orong -. Pengukuran -. Dimensi / Tebal sesuai dengan Gambar.

Nama Perusahaaan

58

Page 59: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

14. DAFTAR KRITERIA PENERIMAAN

Uraikan pemeriksaan , kriteria penerimaan serta referensi yang digunakannya untuk pelaksanaan pemeriksaan pada kegiatan ..........

No. Pemeriksaan Kegiatan Kriteria Penerimaan Refrensi Penanggung jawab

1 Mobilisasi & Demobilisasi -. Kesesuaian KontrakKAK Direktur/SE

2 Hasil Rekayasa Lapangan.Jas.Teknik

-. Kelengkapan Data Spec SE

3 Rencana Kerja Kontraktor -.Gambar Kerja-.Daftar Peralatan-.Daftar Tenaga Kerja-.Daftar Material-. Kondisi Cuaca

KAK Chief Inspector

4 Pengawasan Lapangan -. Time Schedule.-. MC , 0.-. Request & Shop Drawing.-. Quantity Sheet.-. Laporan Harian.-. Laporan Mingguan.-. Laporan Bulanan.-. Risalah Rapat.-. B.A Opname Lapangan.-. Record Cuaca.-. Photo Dukumentasi.-. Change Order.-. Adendum.-. Quality Control.-. As-Built Drawing

Quality EngineerChief InspectorTeknisi

Nama Perusahaaan

59

Page 60: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

5Sertifikasi Pembayaran Kontraktor

-. MC .-. Back – Up Quantity.-. Back – Up Quantity Control.

Kontrak SE

6 PHO -. B.A PHO.-. Administrasi Kantor.-. Mutu ( Pengujian ).-. Mutu ( Dimensi / Tebal ).-. Defect & Deficiensies.

Spec & Kontrak

SE

7 FHO8 Produk Laporan Akhir

60

Page 61: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

15. DAFTAR INDUK DOKUMEN

Diuraikan Dokumen acuan yang digunakan oleh tim pelaksana kegiatan beserta acuan yang berupa standard atau peraturan perundangan yang terkait dengan subtansi kegiatan .

61

Page 62: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

Bidang: No No. Rekaman Judul Rekaman Masa

SimpanLokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

1. BBPJN-I/FM/TU/01/01DAFTAR SIMAK PENANDATANGANAN KONTRAK

3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

2. BBPJN-I/FM/TU/02/01DAFTAR SIMAK PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN

3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

3. BBPJN-I/FM/TU/03/01 DIAGRAM POLA ORGANISASI PROYEK 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

4. BBPJN-I/FM/TU/04/01

DAFTAR SIMAK PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMBORONGAN

3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

5. BBPJN-I/FM/TU/06/01DAFTAR SIMAK PEMUNGUTAN PENGENAAN PAJAK

3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

6. BBPJN-I/FM/TU/07/01 BERITA ACARA KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

7. BBPJN-I/FM/TU/07/02 FORMULIR PENETAPAN PEMENANG 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

8. BBPJN-I/FM/TU/07/03 FORMULIR USULAN PENETAPAN PEMENANG 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

9. BBPJN-I/FM/TU/07/04 SURAT UNDANGAN PEMILIHAN LANGSUNG 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

10. BBPJN-I/FM/TU/08/01 BERITA ACARA NEGOSIASI DAN KLARIFIKASI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

62

Page 63: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan

Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

11. BBPJN-I/FM/TU/08/02 FORMULIR USULAN PENETAPAN PEMENANG 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

12. BBPJN-I/FM/TU/08/03 FORMULIR PENETAPAN PEMENANG 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

13. BBPJN-I/FM/TU/09/01 BERITA ACARA KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

14. BBPJN-I/FM/TU/09/02 FORMULIR USULAN PENETAPAN PEMENANG 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

15. BBPJN-I/FM/TU/09/03

SURAT USULAN PENUNJUKAN LANGSUNG PENYEDIA BARANG/JASA KEPADA PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN

3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

16. BBPJN-I/FM/TU/09/04 SURAT UNDANGAN PENUNJUKAN LANGSUNG 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

17. BBPJN-I/FM/TU/10/01 DAFTAR SIMAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

18. BBPJN-I/FM/TU/11/01 BERITA ACARA KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

19. BBPJN-I/FM/TU/11/02BERITA ACARA HASIL EVALUASI PENAWARAN TEKNIS DAN PENAWARAN BIAYA

3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

20. BBPJN-I/FM/TU/11/03 BERITA ACARA HASIL EVALUASI PRAKUALIFIKASI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

63

Page 64: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan

Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

21. BBPJN-I/FM/TU/11/04 DAFTAR SIMAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

22. BBPJN-I/FM/TU/11/05 PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI SELEKSI TERBATAS. 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

23. BBPJN-I/FM/TU/11/06 SURAT USULAN PENETAPAN PEMENANG SELEKSI TERBATAS 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

24. BBPJN-I/FM/TU/11/07 SURAT PENETAPAN PEMENANG SELEKSI TERBATAS 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

25. BBPJN-I/FM/TU/11/08 SURAT USULAN PENETAPAN PEMENANG SELEKSI TERBATAS 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

26. BBPJN-I/FM/TU/12/01 DAFTAR SIMAK PENGADAAN JASA JASA KONSULTANSI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

27. BBPJN-I/FM/TU/13/01 DAFTAR SIMAK PENGADAAN JASA JASA KONSULTANSI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

28. BBPJN-I/FM/TU/18/01DAFTAR SIMAK PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PELELANGAN

3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

29. BBPJN-I/FM/TU/20/01 DAFTAR SIMAK PENGENAAN DANA 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

30. BBPJN-I/FM/TU/24/01 BERITA ACARA KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI 3 TAHUN TU HARDCOPY/SOFTCOPY

…………, ………………………… 20……Dibuat Oleh,

(………………………………..)

Diketahui Oleh,

(………………………………..)

64

Page 65: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan

Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index1.

BBPJN-I/FM/PPT/01/01CHECKLIST PELAKSANAAN KEGIATAN

3 TAHUN RENWAS HARDCOPY/SOFTCOPY

2.BBPJN-I/FM/PPT/07/01

CHECKLIST PELAKSANAAN KEGIATAN

3 TAHUN RENWAS HARDCOPY/SOFTCOPY

3. BBPJN-I/FM/PPT/04/01 DATA UKUR POLIGON 3 TAHUN RENWAS HARDCOPY/SOFTCOPY4. BBPJN-I/FM/PPT/04/03 DATA UKUR DETAI

SITUASI 3 TAHUN RENWAS HARDCOPY/SOFTCOPY

5. BBPJN-I/FM/PPT/01/01 DATA UKUR WATERPASS 3 TAHUN RENWAS HARDCOPY/SOFTCOPY

…………, ………………………… 20……

Dibuat Oleh, Diketahui Oleh,

(………………………………..) (………………………………..)

65

Page 66: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

1. BBPJN-I/FM/PL/06/01 FORM PENGAJUAN MEMULAI PEKERJAAN (REQUEST) 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

2. BBPJN-I/FM/PL/07/01 FORM PEMERIKSAAN PENGUKURAN DAN VALIDASI 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

3. BBPJN-I/FM/PL/15/01 DAFTAR SIMAK PENYUSUNAN RENCANA MUTU PROYEK 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

4. BBPJN-I/FM/PL/15/02 FORMAT RENCANA MUTU PROYEK(RMP) 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

5. BBPJN-I/FM/PL/01/01DAFTAR SIMAK PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

6. BBPJN-I/FM/PL/02/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN BAHU JALAN 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

7. BBPJN-I/FM/PL/03/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN BETON

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

8. BBPJN-I/FM/PL/04/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN SAMBUNGAN EKPANSI (EXPANTION JOINT)

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

9. BBPJN-I/FM/PL/05/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

66

Page 67: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

10. BBPJN-I/FM/PL/06/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

11. BBPJN-I/FM/PL/07/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PENGENDALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

12. BBPJN-I/FM/PL/08/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN PERKERASAN JALAN BETON

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

13. BBPJN-I/FM/PL/09/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT (6.1)

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

14. BBPJN-I/FM/PL/09/02DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

15. BBPJN-I/FM/PL/10/01FORMULIR PEMERIKSAAN PERBAIKAN PELEPASAN PONDASI LAPISAN AGREGAT

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

16. BBPJN-I/FM/PL/10/02DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

17. BBPJN-I/FM/PL/10/03 FORMULIR MONITORING PENERIMAN MATERIAL AGREGAT 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

67

Page 68: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

18. BBPJN-I/FM/PL/10/04FORMULIR PEMERIKSAAN PENGUJIAN PERBAIKAN PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

19. BBPJN-I/FM/PL/11/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT DENGAN CTB

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

20. BBPJN-I/FM/PL/12/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

21. BBPJN-I/FM/PL/13/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMASANGAN BAJA TULANGAN 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

22. BBPJN-I/FM/PL/14/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PASANG BATU 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

23. BBPJN-I/FM/PL/15/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMASANGAN PERLETAKAN BEARING 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

24. BBPJN-I/FM/PL/16/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PASANG BATU DENGAN MORTAL

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

68

Page 69: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

25. BBPJN-I/FM/PL/17/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

26. BBPJN-I/FM/PL/18/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

27. BBPJN-I/FM/PL/18/02 FORMULIR PEMERIKSAAN PEKERJAAN GALIAN 3 TAHUN PELAKSANAAN

28. BBPJN-I/FM/PL/18/03FORMULIR PEMERIKSAAN PERBAIKAN PENGUKURAN GALIAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

29. BBPJN-I/FM/PL/19/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

30. BBPJN-I/FM/PL/20/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

31. BBPJN-I/FM/PL/20/02FORMULIR MONITORING PENERIMAAN MATERIAL TIMBUNAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

32. BBPJN-I/FM/PL/20/03 FORMULIR PEMERIKSAAN PEKERJAAN TIMBUNAN 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

33. BBPJN-I/FM/PL/20/04FORMULIR PEMERIKSAAN PENGUJIAN PEKERJAAN TIMBUNAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

34. BBPJN-I/FM/PL/20/05FORMULIR PEMERIKSAAN PENGUKURAN PEKERJAAN TIMBUNAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

69

Page 70: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

35. BBPJN-I/FM/PL/21/05

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN (PRETENSION)

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

36. BBPJN-I/FM/PL/22/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN (PRETENSION)

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

37. BBPJN-I/FM/PL/23/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

38. BBPJN-I/FM/PL/24/01

PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN SAD CONE DAN KOREKSI KEPADATAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

39. BBPJN-I/FM/PL/25/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMASANGAN BAJA STRUKTUR 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

70

Page 71: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

40. BBPJN-I/FM/PL/26/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

41. BBPJN-I/FM/PL/27/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

42. BBPJN-I/FM/PL/28/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBONGKARAN STRUKTUR

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

43. BBPJN-I/FM/PL/29/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

44. BBPJN-I/FM/PL/30/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP)

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

45. BBPJN-I/FM/PL/32/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

71

Page 72: Rmk Fisik Dcp

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

46. BBPJN-I/FM/PL/32/02

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

47. BBPJN-I/FM/PL/33/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

48. BBPJN-I/FM/PL/34/01DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMERIKSAAN MATERIAL

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

49. BBPJN-I/FM/PL/35/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN (RAILING) JEMBATAN

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

50. BBPJN-I/FM/PL/36/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PENYELESAIAN PERKERASAN JALAN BETON

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

51. BBPJN-I/FM/PL/37/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN CAMPURAN ASPAL PANAS

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

52. BBPJN-I/FM/PL/38/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

53. BBPJN-I/FM/PL/39/01

DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

72

Page 73: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index

54. BBPJN-I/FM/PL/40/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEMBENTUKAN BAJA TULANGAN 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

55. BBPJN-I/FM/PL/41/01 DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

56. BBPJN-I/FM/PL/42/01DAFTAR SIMAK KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS

3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

57. BBPJN-I/FM/PL/43/01 DAFTAR SIMAK PEMERIKSAAN REQUEST OLEH CI 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

58. BBPJN-I/FM/PL/43/02 DAFTAR SIMAK PEMERIKSAAN REQUEST OLEH QE 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

59. BBPJN-I/FM/PL/43/02 DAFTAR SIMAK PEMERIKSAAN REQUEST OLEH SEKRETARIS 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

60. BBPJN-I/DP/PL/15/01 RENCANA MUTU PROYEK BALAI 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY61. BBPJN-I/DP/PL/15/02 RENCANA MUTU PROYEK ACEH 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY62. BBPJN-I/DP/PL/15/03 RENCANA MUTU PROYEK SUMUT 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY63. BBPJN-I/DP/PL/15/04 RENCANA MUTU PROYEK RIAU 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY64. BBPJN-I/DP/PL/15/05 RENCANA MUTU PROYEK KEPRI 3 TAHUN PELAKSANAAN HARDCOPY/SOFTCOPY

…………, ………………………… 20……

Dibuat Oleh, Diketahui Oleh,

(………………………………..) (………………………………..)

73

Page 74: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index1. BBPJN-I/FM/BB/01/01 DAFTAR HADIR 3 TAHUN KA BALAI HARDCOPY/SOFTCOPY2. BBPJN-I/FM/BB/01/01 RISALAH RAPAT 3 TAHUN KA BALAI HARDCOPY/SOFTCOPY

…………, ………………………… 20……

Dibuat Oleh, Diketahui Oleh,

(………………………………..) (………………………………..)

74

Page 75: Rmk Fisik Dcp

Logo PerusahaanNama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No No. Rekaman Judul Rekaman Masa Simpan

Lokasi Simpan Media Simpan PIC Metode

Index1. BBPJN-I/FM/SMM/01/01 DAFTAR INDUK DOKUMEN INTERNAL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY2. BBPJN-I/FM/SMM/01/02 CONTOH BENTUK STEMPEL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

3. BBPJN-I/FM/SMM/01/03 TANDA TERIMA PENYERAHAN PENARIKAN*)DOKUMEN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

4. BBPJN-I/FM/SMM/01/04 PERMINTAAN PERUBAHAN DOKUMEN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

5. BBPJN-I/FM/SMM/01/05 DAFTAR INDUK DOKUMEN EKSTERNAL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

6. BBPJN-I/FM/SMM/01/06 MATRIKS KEWENANGANPEMBUATAN DOKUMEN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

7. BBPJN-I/FM/SMM/01/01 SISTEM PENOMORAN DOKUMEN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

8. BBPJN-I/FM/SMM/02/01BERITA ACARA PEMUSNAHAN/PERPANJANGAN*)DOKUMEN/REKAMAN

3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

9. BBPJN-I/FM/SMM/02/02 DAFTAR INDUK REKAMAN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY10. BBPJN-I/FM/SMM/03/01 CHECKLIST AUDIT INTERNAL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

11. BBPJN-I/FM/SMM/03/02 PERMINTAAN TINDAKAN KOREKSI DAN PENCEGAHAN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

12. BBPJN-I/FM/SMM/03/03 LAPORAN AUDIT INTERNAL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY13. BBPJN-I/FM/SMM/03/04 MONITORING PTKP DAN TEMUAN AUDIT 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY14. BBPJN-I/FM/SMM/03/05 PROGRAM AUDIT INTERNAL TAHUNAN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY15. BBPJN-I/FM/SMM/03/06 RENCANA/JADWAL AUDIT INTERNAL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY16. BBPJN-I/FM/SMM/03/07 TEMUAN AUDIT INTERNAL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

17. BBPJN-I/FM/SMM/04/01 LAPORAN KETIDAKSESUAIAN PRODUK/HASIL KARYA (LKP) 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

18. BBPJN-I/FM/SMM/05/01 PERMINTAAN TINDAKAN KOREKSI DAN PENCEGAHAN 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

75

Page 76: Rmk Fisik Dcp

19. BBPJN-I/FM/SMM/05/02 MONITORING PTKP DAN TEMUAN AUDIT 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

20. BBPJN-I/FM/SMM/05/03 BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL AUDIT MUTU INTERNAL 3 TAHUN SMM HARDCOPY/SOFTCOPY

…………, ………………………… 20……

Dibuat Oleh, Diketahui Oleh,

(………………………………..) (………………………………..)

76

Page 77: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

No Nama Rekaman/Bukti Kerja Lokasi Penyimpanan Masa Simpan Rekaman

1 Daftar Simak Penandatangan Kontrak2 dst

17.Lampiran

77

Page 78: Rmk Fisik Dcp

Logo Perusahaan Nama Perusahaaan

No.Dok : No Rev :

Tgl.Diterbitkan : Hal : Paraf :

Dan acuan lainnya antara lain :1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 , tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi , Kolusi dan Nepotisme ;2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ;3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 , tentang Perbendaharaan , Negara ;4. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 , tentang Pedoman

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;5. Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004 , tentang Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu ;6. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 , tentang Pedoman

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah ;7. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 , tentang Kedudukan , Tugas ,

Fungsi , Kewenangan , Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen ;8. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 , tentang Unit Organisasi dan

Tugas Eselon I Kementerian RI ;9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 134/PMK.06/2005 , tentang

Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;

10. Permen PU No. 43/PRT/M/2007 , tentang Pengadaan Barang / Jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum ;

11. Permen PU No.02/PRT/2008 Tanggal 11 Februari 2008 , tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri ;

12. Permen PU No. 01/PRT/M/2008 . tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum ;

13. Spesifikasi Bina Marga

78

Page 79: Rmk Fisik Dcp

KOMPETENSI TEKNIS DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI PEJABAT SNVT DAN SATUAN KERJA SEMENTARA

No Persyaratan

SNVT/SKS

KeteranganKepala SNVT/SKS/Kuasa

Pengguna AnggaranPPK

Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah

PembayaranBendahara

1 2 3 4 5 6 7

1. Pendidikan (minimum) S1 DIII DIII SLTA

Kolom 3 dan 4 dari Jurusan Teknik

Kolom 5 dari Jurusan NonTeknikJlh kolom 4 : … orgJlh kolom 5 : … orgJlh kolom 6 : ... org

2. Pangkat (minimum) III/c III/b III/b II/c

3. Diklat Fungsional PIP/KMP PIP/KMPPIP/KMP/Brevet A / Brevet A/ Kursus,

PIP (Kursus Pejabat Inti Proyek), KMP (Kursus Manajemen Proyek)Pelatihan Adm. Keuangan Adm. Keuangan

   

4. Sertikat Keahlian PBJ Pemerintah v - - v : wajib

5. Pengalaman sebagai pejabat

Pjbt. Struktural, Pjbt. Struktural, Kepala Staf Administrasi (3tahun), Bendahara,

Pinpro/Pinbagpro, Pinpro/Pinbagpro, Asisten Adm.Keuangan (3 tahun),

Staf Bendahara total (2 tahun)

Kepala Staf total (3tahun),

Kepala Staf total (2 tahun), Bendahara

Asisten total (5 tahun) Asisten total (3 tahun)    

79

Page 80: Rmk Fisik Dcp

6. Masa jabatan maksimum pada Satuan 5 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun Tahun ke-6 tidak boleh diangkat lagi pada

Satker/SKSKerja yang sama

7.Masa jabatan keseluruhan maksimum

-- - - Tidak ada batasan

8. Umur maksimum 54 tahun 54 tahun 54 tahun 54 tahun

9.

Bersedia melaporkan kekayaannya ke

v v v v v : wajibKPK

10.

Tidak pernah dihukum karena kasus

v v v v v : wajibpidana/ disiplin PNS11. Curriculum Vitae v v v v v : wajib

12.

Prestasi kerja selama menjabat

Baik Baik Baik BaikPinpro/Pinbagpro/KepalaSatker/Bendahara dan DP-3, 2 tahunTerakhir

13.Disiplin Anggaran berdasarkan LHP Itjen

Baik Baik Baik Baik

14.

Kesehatan Jasmani dan Rohani Baik Baik Baik Baikberdasarkan keterangan dokter

15.

Ketaatan menyampaikan laporan keuangan (SAP, BM/KN)

Baik - - -

16. Masuk Daftar Negative List Tidak Tidak Tidak Tidak

2,0 cm

80