38
ROADMAP SANITASI SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR Khamim Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Disampaikan pada Forum Kajian Pembangunan Annex Smeru, 17 Oktober 2018

ROADMAP SANITASI SEKOLAH · (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun dapat ... Strata UKS . Peta Jalan Pengembangan Sanitasi Sekolah Dalam Kerangka UKS 21 4. Peta Jalan Pengembangan

Embed Size (px)

Citation preview

ROADMAP SANITASI SEKOLAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR

KhamimDirektur Pembinaan Sekolah Dasar

Disampaikan pada Forum Kajian Pembangunan

Annex Smeru, 17 Oktober 2018

1 Sanitasi Sekolahdan Sustainable Development Goals (SDG)

2

4

Kondisi Saat ini dan Upaya Mewujudkan Sanitasi Sekolah

Peta Jalan Pengembangan Sanitasi SekolahDalam Kerangka UKS

LINGKUP PAPARAN

3 Strategi Pengembangan KelembagaanSanitasi Sekolah dalam Kerangka UKS

5 Pengembangan Profil dan Peta Jalan Sanitasi Sekolah

6 Manajemen Kebersihan Menstruasi

Sanitasi Sekolahdan Sustainable Development Goals (SDG)

3

1

Sanitasi Sekolahdan Sustainable Development Goals (SDG)

1.KesehatanSanitasi sekolah adalah langkah awal mewujudkanlingkungan belajar yang sehat. Pelaksanaan program sanitasi sekolah yang berkualitas mampu mencegahpenyebaran penyakit. Cuci tangan pakai sabun dapatmenurunkan resiko terkena penyakit diare sebesar30% pada murid sekolah yang mempraktekkan cucitangan pakai sabun.

Manfaat Sanitasi Sekolah

Mengapa Sanitasi Sekolah penting?

2. PendidikanAir, sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun dapatmenurunkan angka ketidakhadiran secara signifikanhingga 21-54%. Mengkonsumsi air minum di sekolahjuga dapat meningkatkan konsentrasi dalammenyerap pelajaran di sekolah. Kedua hal ini, cucitangan pakai sabun dan penyediaan air minum di sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkanprestasi belajar di sekolah.

3 Kesetaraan JenderSanitasi Sekolah yang layak mendorong kesetaraan jender. Anak perempuan sangat rentan untuk tidak melanjutkansekolah (putus sekolah), terutama mereka enggan bersekolahketika tidak tersedia sarana jamban dan air bersih yang layak, bersih, nyaman, dan aman. Studi UNESCO menemukan bahwasecara global, 1 dari 5 anak perempuan yang berusia diatassekolah dasar putus sekolah, salah satunya akibat fasilitassanitasi yang tidak layak di sekolah

4 Agen PerubahanSanitasi sekolah adalah salah satu jalur terbaik untukmenjangkau seluruh lapisan masyarakat. Keterlibatankomponen sekolah dengan masyarakat akan berdampak padaperubahan perilaku hidup bersih dan sehat oleh anggotamasyarakat. Dengan kata lain, anak usia sekolah dasar dapatmenjadi agen perubahan hidup bersih dan sehat di lingkungannya.

Kondisi Saat ini dan Upaya Mewujudkan Sanitasi Sekolah

8

2

Kondisi Sanitasi Sekolah di Indonesia

Komponen Sanitasi Semua Jenjang

A. Akses Air Dasar

Air Tidak Layak/ Tidak Punya Sumber Air 30.52%

Air Layak Tidak Cukup 3.79%

Air Layak dan Cukup 65.69%

B. Akses Jamban Dasar

Jamban Tidak Layak/ Tidak ada 12.09%

Jamban Layak tapi Tidak Terpisah 35.79%

Jamban Layak, Terpisah, Kondisi Baik 34.12%

C. Sarana Cuci Tangan

Ada Sarana 64.81%

Tidak ada sarana 35.19%

9

Profil Sanitasi Sekolah th 2017 berdasarkan Data Pokok Pendidikan TA 2016/2017

Kondisi SanitasiSekolah• Hanya 65% Sekolah Dasar di

Indonesia yang memiliki aksesair (Dapodik, 2016)

• 12,09% sekolah di Indonesia tidak memiliki jamban terpisahantara murid laki-laki danperempuan (Dapodik, 2016)

• Rata-rata rasio jamban sekolahkhusus perempuan di Indonesia adalah 1 jamban untuk 117 Murid perempuan (Dapodik, 2016)

• Rata-rata rasio jamban sekolahkhusus laki-laki di Indonesia adalah 1 jamban untuk 122 murid laki-laki (Dapodik, 2016)

Permendiknas No. 24/2007 tentang Sarpras1 unit jamban: 60 murid dan guru laki-laki

1 unit jamban: 50 murid dan guru perempuan

11

Sumber air disekitarlingkungan sekolah

Toilet sesuai dengan standarrasio dan terpisah antaralaki-laki dan perempuan

Sarana Cuci Tangandengan sabun

Tempat pembuangansampah di toilet perempuan

1. Ketersediaan Sarana

2. Promosi Hidup Bersih dan Sehat

1) Praktek Berkelompok:• Cuci tangan pakai sabun secara rutin dan waktu-waktu

tertentu (sebelum makan, setelah buang air besar, setelahbermain)

• Menggosok gigi2) Kampanye:• Manajemen Kebersihan Menstruasi• Menggunakan jamban untuk buang Air besar dan kecil• Membuang sampah pada tempatnya• Minum air yang telah diolah (dimasak)

3. Manajemen Sanitasi Berbasis Sekolah1) Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan

komponen sanitasi sekolah2) Alokasi biaya operasional & pemeliharaan dari BOS3) Kemitraan antara Puskesmas dan UKS4) Pemeliharaan sarana sanitasi

• Ada petugas kebersihan khusus• Piket guru dan murid

UU No. 36/2009 tentang Kesehatan, Pasal 79: ….. meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat …… menjadi SDM yang berkualitas.”

Program Sarana Sanitasi Sekolah

Sumber: PDSPK Kemendikbud Tahun 2017

12

Akses Sanitasi Sekolah Persentase(Jumlah SD)

Intervensi (BantuanPemerintah)

KebutuhanSanitasi Sekolah

Dasar

(147.503) APBN 2016

APBN 2017

APBN 2018

Akses air layak dan cukup 64.76%(95.523)

- - - 51.980

Akses toilet layak, terpisah, kondisibaik dan rusak ringan

31.40%(46.316)

353 315 165 100.354

Akses sarana cuci tangan 65.10%(96.025)

- - - 51.478

Masih ada 51.980 SD yang tidak memiliki akses air layak, 100.354 SD yang tidak miliki toilet, 51.478 SD

yang tidak memiliki sarana cuci tangan

Dinas Pendidikan harusmemiliki Perencanaan danAlokasi Anggaran terkait

sanitasi sekolah

INTERVENSI DAN KEBUTUHAN SANITASI SEKOLAH DASAR T.A.

2018

Strategi Pengembangan KelembagaanSanitasi Sekolah dalam Kerangka UKS

13

3

Potensi Penguatan Sanitasi Sekolah melalui UKS

Sekolah memilik sarana sanitasi yang lengkap, termasuk jamban terpisah antaralaki-laki dan perempuan dengan air bersihyang tersedia sepanjang waktu, fasilitascuci tangan dengan air mengalir dantersedia sabun, tempat sampah dansaluran pembuangan air kotor

Sarana

Cuci tangan pakaisabun secara rutin, buang air di jamban, buang sampah padatempatnya, minum air yang layak konsumsi

Perilaku HidupBersih

Manajemen SanitasiBerbasis Sekolah. Biayaoperasional sanitasisekolah dan kegiatanPromosi Hidup Bersihdan Sehat dalam RAPBS, dan mendorongpartisipasi masyarakat

ManajemenSanitasi

1

23Siswayang Sehat

LingkunganYang Nyaman

Lingkungan Yang Bersih

GenerasiBerkualitas

05

06

01

02

03

04

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN1

KOORDINASI2

PERENCANAAN3

PEMBIAYAAN4

PENINGKATAN KAPASITAS5

MONITORING DAN EVALUASI6

Strategi Pengembangan KelembagaanSanitasi Sekolah dalam Kerangka UKS

1. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

1

•Mengembangkan Sanitasi Sekolah menjadi bagian dariStandar Pelayanan Minimal bidang Pendidikan(nasional)

•Mengembangkan Sanitasi Sekolah menjadi bagian darisistem akreditasi sekolah (nasional)

•Merumuskan dan menyusun standar, prosedur, danpedoman pelaksanaan Sanitasi Sekolah yang terintegrasi dalam UKS/M (nasional)

•Menyusun Peraturan Gubernur/ Bupati/Walikotaterkait pelaksanaan UKS dan Sanitasi Sekolah

2. KOORDINASI

2

•Membentuk Tim Pembina UKS disetiap jenjang denganSurat Keputusan yang ditandatangani kepala daerah(Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat)

•Melakukan pertemuan koordinasi lintas sectoral paling sedikit setahun sekali, dengan melibatkan DinasPendidikan, Dinas Kesehatan, Sekretariat Daerah (BagianKesra), Kantor Wilayah Kementerian Agama, Bappeda, danmitra pemerintah (LSM dan Swasta)

3. PERENCANAAN

3

•Mendorong Sanitasi Sekolah menjadi bagian dari StrategiSanitasi Kota/Kabupaten (SSK)

•Mengembangkan dokumen perencanaan Sanitasi Sekolahditingkat Nasional

•Mengutamakan pendekatan partisipatif dan terpadu dalampenyusunan rencana sanitasi sekolah

•Memanfaatkan data dapodik sebagai referensi penyusunandokumen perencanaan sanitasi sekolah

4. PEMBIAYAAN

•Memastikan pembiayaan Sanitasi Sekolah dalam AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah

•Mengadvokasi pembiayaan Sanitasi Sekolah melalui Dana Desa

•Memastikan biaya operasional dan pemeliharaan sertakegiatan PHBS tercantum dalam penggunaan dana BantuanOperasional Sekolah (BOS)

•Mencari sumber pembiayaan dari non-pemerintah: CSR, BUMN, LSM dan sebagainya

•Mengoptimalkan Partisipasi komite sekolah

5. PENINGKATAN KAPASITAS

• Peningkatan kapasitas pengelola sekolah dalam merencanakan danmelaksanakan program Sanitasi Sekolah

• Peningkatan kapasitas Tim Pembina UKS Provinsi danKabupaten/Kota dalam mengembangkan perencanaan strategisanitasi sekolah

• Pengembangan Sanitasi Sekolah melalui penelitian dan sekolahrintisan (pilot school)

6. MONITORING DAN EVALUASI

• Memastikan data dapodik digunakan untuk memonitor perkembangan indikatorSustainable Development Goals yang terkait dengan sanitasi sekolah

• Memperkuat verifikasi data yang diinput dalam Dapodik

• Mengembangkan sistem evaluasi atau rating sanitasi sekolah yang menyesuaikan sistemStrata UKS

Peta Jalan Pengembangan Sanitasi SekolahDalam Kerangka UKS

21

4

Peta Jalan Pengembangan Sanitasi SekolahDalam Kerangka UKS

2030

2024

2019

2016

Memulai PengembanganSanitasi Sekolah

Target Jangka Menengah

Target Jangka Pendek

Target Jangka Panjang

Pengembangan Sanitasi SekolahDalam Kerangka UKS Tahun 2016-2017

2016

• Sekretariat Sanitasi Sekolah pada Tim Pembina UKS Pusat dibentuk

• Konsep Sanitasi Sekolah dalam kerangka UKS disepakati• Roadmap Sanitasi Sekolah selesai disusun dan disahkan

dan dijadikan rujukan pengembangan Sanitasi Sekolah• Target dan indikator pengembangan sanitasi sekolah

disepakati, dengan baseline sebagai berikut:• Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah

yang baik 22%• Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 65%• Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:93• Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:86

Target Jangka Pendek 2019

2019

• 100% Kabupaten dan Kota di Indonesia memiliki rencana strategipengembangan Sanitasi Sekolah

• 100% Kabupaten dan Kota di Indonesia memiliki Tim Pembina UKS yang aktif

• Target Sanitasi Sekolah Jangka Pendek tercapai:• Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah yang baik

50%• Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 70%• Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:80• Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:40

2024

Target Jangka Menengah 2024

• Target Sanitasi Sekolah Jangka Menengah tercapai:• Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah yang

baik 75%• Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 85%• Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:60• Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:40

Target Jangka Panjang 2030

2030

• Target Sanitasi Sekolah Jangka Menengah tercapai:• Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah

yang baik 90%• Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 100%• Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:40• Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:25

Contoh Sanitasi Pada Satuan Pendidikan SD Yang Memenuhi Standar

26

5

Pembangunan Sanitasi SD Tahun 2016

Pembangunan Sanitasi SD Tahun 2017

Manajemen Kebersihan Menstruasi

31

6

Manajemen Kebersihan Menstruasi

Material terkait MKM yang sudah diproduksi olehKemendikbud: 1) Kampanye online di media sosial Kemendikbud

pada hari Menstruasi Sedunia (28 Mei)2) Komik Apa itu Menstruasi dan Panduan MKM

Manajemen Kesehatan Menstruasi

Perempuan dan gadis remajamenggunakan material manajemenmenstruasi bersih untuk menyerap ataumengumpulkan darah menstruasi, yang dapat diganti sesering mungkin dalamkondisi privasi yang terjaga yang diperlukan selama durasi periodemenstruasi, menggunakan sabun danair untuk mencuci tubuh saatdiperlukan, dan memiliki akses kefasilitas sanitasi untuk membuangbahan manajemen menstruasi bekas(sumber : Program Pemantauan Bersama antara WHO / UNICEF )

Mengapa MKM Penting??

34

1. Masih kurangnya informasi terkait MKM“1 dari 4 anak perempuan tidak pernahberdiskusi mengenai menstruasi sebelummereka mengalami menstruasi pertama” (SDKI, 2012)2. Pengetahuan/ informasi terhambat stigma

bahwa hal-hal terkait menstruasi adalah tabu untuk dibahas

“Sumber informasi terpercaya (orang tua danguru), tidak selalu dapat memberikaninformasi yang benar”3. Sarana dan prasarana sanitasi yang masih jauh dari standar untuk kenyamanan anak perempuan dalam melaksanakan MKM di Sekolah

Faktanya ……

35

1 dari 6 Siswa Perempuan Memilih Tidak MasukSekolah Ketika Menstruasi

Dua-per-tiga murid perempuan tidak maumengganti pembalut di sekolah; Umumnyamenggunakan pembalut yang sama (atau memakaidua pembalut sekaligus) hingga mereka kembali kerumah atau meninggalkan sekolah untuk mengganti

ANAK LAKI-LAKI

ANAK PEREMPUAN

Komik MKM

Pengembangan Profil dan Peta Jalan Sanitasi Sekolah

Profil Sanitasi Sekolah Road Map Sanitasi Sekolah Panduan Penyusunan Strategi Sekolah Dapat diakses melalui : http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/index.php/sanitasi-sekolah/

TERIMA KASIH