4
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum ROMBAK POSTUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN bppk.depkeu.go.id Pembahasan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 yang akan dilakukan Pemerintah dan DPR mulai pertengahan Mei ini harus dijadikan momentum menciptakan postur APBN yang sehat, berkualitas, dan kredibel. Postur APBN 2013 sangat buruk dan tidak mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi nasional yang adil dan berkesinambungan (sustainable). Bahkan, dari total belanja negara yang mencapai Rp1.657,9 triliun, sekitar Rp1.200 triliun atau 70% diantaranya habis untuk birokrasi dan subsidi energi. “Alih-alih dialokasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan sustainable, dana APBN kita malah habis untuk membiayai birokrasi paling jelek di muka bumi dan subsidi energi yang tidak tepat sasaran,” kata pengamat ekonomi Didik J Rachbini di Jakarta, Selasa (7/5). Pemerintah berencana mengajukan revisi APBN 2013 kepada DPR pada pertengahan Mei ini. Pengajuan revisi anggaran ini terkait dengan niat pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan mengalokasikan anggaran untuk program kompensasi BBM. Program kompensasi BBM diantarannya berbentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) i atau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Beasiswa Siswa Miskin (BSM) ii , beras untuk rakyat miskin (raskin) iii dan Program Keluarga Harapan (PKH) iv . Berdasarkan Undang-Undang APBN 2013, Pemerintah berhak menaikkan harga BBM bersubsidi tanpa persetujuan DPR. Namun, untuk anggaran kompensasi BBM, pemerintah harus meminta persetujuan parlemen. Kesepakatan pemerintah dan DPR itu akan dituangkan dalam Undang-Undang APBN-P 2013 bersama sejumlah perubahan asumsi makro, terutama patokan harga minyak nasional (ICP) dan nilai tukar rupiah. Subsidi BBM 2013 antara lain

ROMBAK POSTUR APBN - jdih.bpk.go.id · paling jelek di muka bumi dan subsidi energi yang tidak tepat sasaran,” kata pengamat ekonomi Didik J Rachbini di Jakarta, Selasa (7/5). Pemerintah

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum

ROMBAK POSTUR

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN

bppk.depkeu.go.id

Pembahasan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)

2013 yang akan dilakukan Pemerintah dan DPR mulai pertengahan Mei ini harus dijadikan

momentum menciptakan postur APBN yang sehat, berkualitas, dan kredibel. Postur APBN

2013 sangat buruk dan tidak mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi nasional yang

adil dan berkesinambungan (sustainable). Bahkan, dari total belanja negara yang mencapai

Rp1.657,9 triliun, sekitar Rp1.200 triliun atau 70% diantaranya habis untuk birokrasi dan

subsidi energi. “Alih-alih dialokasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

yang berkualitas dan sustainable, dana APBN kita malah habis untuk membiayai birokrasi

paling jelek di muka bumi dan subsidi energi yang tidak tepat sasaran,” kata pengamat

ekonomi Didik J Rachbini di Jakarta, Selasa (7/5).

Pemerintah berencana mengajukan revisi APBN 2013 kepada DPR pada pertengahan

Mei ini. Pengajuan revisi anggaran ini terkait dengan niat pemerintah menaikkan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan mengalokasikan anggaran untuk program

kompensasi BBM. Program kompensasi BBM diantarannya berbentuk Bantuan Langsung

Tunai (BLT)i atau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Beasiswa Siswa

Miskin (BSM)ii, beras untuk rakyat miskin (raskin)iii dan Program Keluarga Harapan

(PKH)iv.

Berdasarkan Undang-Undang APBN 2013, Pemerintah berhak menaikkan harga BBM

bersubsidi tanpa persetujuan DPR. Namun, untuk anggaran kompensasi BBM, pemerintah

harus meminta persetujuan parlemen. Kesepakatan pemerintah dan DPR itu akan dituangkan

dalam Undang-Undang APBN-P 2013 bersama sejumlah perubahan asumsi makro, terutama

patokan harga minyak nasional (ICP) dan nilai tukar rupiah. Subsidi BBM 2013 antara lain

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum

mengacu pada ICP US$100 per barel dan kurs Rp9.300 per dollar AS. Saat ini, ICP sekitar

US$115 per barel, sedangkan rupiah sudah di atas Rp9.500 per dollar AS.

Menurut Didik, revisi APBN 2013 jangan hanya dilakukan terhadap asumsi makro.

Jangan pula hanya menyangkut perubahan alokasi anggaran dalam porsi kecil dan tidak

signifikan. “APBN 2013 harus dirombak, posturnya harus dipermak,” kata Didik. Postur

APBN 2013, kata Didik, jauh dari ideal. Dari total belanja negara yang mencapai Rp1.657,9

triliun, sekitar Rp1.200 triliun atau 70% di antaranya habis untuk birokrasi dan subsidi energi.

“jika ditambah pembayaran utang luar negeri dan dalam negeri, jumlahnya sekitar Rp1.300

triliun,”ujar dia.

Didik mencontohkan, belanja birokrasi dalam APBN 2013 mencapai Rp400,3 triliun,

terdiri atas belanja pegawai dan belanja barang. “dari sisi nominalnya, itu sama dengan

400% belanja Pemerintah Orde Baru, “ tutur dia. Disisi lain menurut dia, anggaran subsidi

dalam APBN 2013 juga sangat besar mencapai Rp316,1 triliun. Dari jumlah itu sebagian

besar untuk subsidi energi, terutama subsidi BBM. Adapun anggaran untuk pembayaran

utang luar negeri dan dalam negeri sekitar Rp150 triliun. Sedangkan transfer ke daerah

mencapai Rp513 triliun, yang Rp80-90 triliun diantaranya untuk membayar gaji dan belanja

barang birokrasi.

Didik menambahkan, sangat ironis jika sebagian dana APBN digunakan untuk

membiayai birokrasi yang bobrok. Buruknya birokrasi negeri ini antara lain tercermin pada

rendahnya daya saing dan tingginya biaya transaksi perizinan memulai usaha, sebagaimana

dilansir Bank Dunia dan World Economic Forum (WEF). Indonesia tahun lalu menempati

peringkat ke-129 dengan biaya transaksi perizinan memulai bisnis sebesar 17,9% terhadap

pendapatan per kapita, dibanding Singapura (peringkat ke-1, biaya 0,7%), Thailand

(peringkat ke-17, biaya 6,2%), dan Malaysia (peringkat ke-18, biaya 6,4%).

Sumber:

SuaraPembaharuan.com, 8 Mei 2013

investordaily.co.id, 8 Mei 2013

a. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Tahun 2013 Pasal 8 ayat (1), ayat (2), dan ayat (10) menyatakan bahwa:

(1) Subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis tertentu dan bahan bakar gas cair (liquefied

petroleum gas/LPG tabung 3 (tiga) kilogram dan liquefied gas for vehicle/LGV)

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum

Tahun Anggaran 2013 direncanakan sebesar Rp193.805.213.000.000,00 (seratus

sembilan puluh tiga triliun delapan ratus lima miliar dua ratus tiga belas juta rupiah).

(2) Subsidi listrik dalam Tahun Anggaran 2013 direncanakan sebesar

Rp80.937.790.000.000,00 (delapan puluh triliun sembilan ratus tiga puluh tujuh

miliar tujuh ratus sembilan puluh juta rupiah).

(8) Belanja Subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat

disesuaikan dengan kebutuhan realisasi pada tahun anggaran berjalan untuk

mengantisipasi deviasi realisasi asumsi ekonomi makro, dan/atau perubahan

parameter subsidi, berdasarkan kemampuan keuangan negara.

Pasal itu memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah untuk menyesuaikan harga

energi jika terjadi perubahan asumsi makro APBN. Walaupun Pemerintah dapat

menaikkan harga BBM tanpa persetujuan DPR, namun anggaran untuk program

kompensasi BBM bagi masyarakat miskin harus mendapat persetujuan DPR.

b. Revisi APBN diatur dalam Pasal 32 yang menyatakan bahwa:

(1) Penyesuaian APBN Tahun Anggaran 2013 dengan perkembangan dan/atau

perubahan keadaan dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah

dalam rangka penyusunan perkiraan perubahan atas APBN Tahun Anggaran 2013,

apabila terjadi:

a. perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan

dalam APBN Tahun Anggaran 2013;

b. perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;

c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit

organisasi, antarprogram, dan/atau antarjenis belanja; dan/atau

d. keadaan yang menyebabkan SAL tahun sebelumnya harus digunakan untuk

pembiayaan anggaran tahun berjalan.

(2) SAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d tidak termasuk SAL yang

merupakan saldo kas di BLU yang penggunaannya ditetapkan oleh Menteri

Keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dilaporkan dalam

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

(3) Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas

Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013

berdasarkan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk mendapatkan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sebelum Tahun Anggaran 2013 berakhir.

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum

i Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah bantuan langsung berupa uang tunai sejumlah tertentu untuk Rumah

Tangga Sasaran (Petunjuk Teknis Penyaluran BLT). ii Program BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin

berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah (TNP2K.go.id).

iii Raskin merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran (TNP2K.go.id)

iv Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan (Mari Kita Mengenal Program Keluarga Harapan, Departemen Sosial, 30 Juni 2007).