30
DISKUSI PERIODONSI KEPANITERAAN KLINIK ROOT PLANING Disusun Oleh : Desi Fitriani (04114707016) Devi Febrianita (04114707041) Mully Herdina Utami (04114707036) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

ROOT PLANING (Desi Fitriani, Devi Febrianita, Mully Herdina) Fixed

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Root planing, proses pembersihan karang gigi dan stain pada akar gigi disertai pembersihan jaringan nekrotik pada permukaan akar gigi.

Citation preview

DISKUSI PERIODONSI

KEPANITERAAN KLINIK

ROOT PLANING

Disusun Oleh :

Desi Fitriani (04114707016)

Devi Febrianita (04114707041)

Mully Herdina Utami (04114707036)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2012BAB IPENDAHULUAN1.1. Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi. Jaringan periodontal terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.

Gambar 1. Jaringan Periodontal

Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar yang berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Gingiva sehat berwarna merah muda, tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi-geligi. Gingiva terbagi menjadi 3 bagian yaitu marginal gingiva, attached gingiva dan interdental gingiva. Marginal gingiva merupakan bagian tepi gingiva yang menyelimuti gigi seperti kerah pada baju. Pada 50% kasus, batas marginal gingiva dengan attached gingiva ditandai dengan adanya cerukan dangkal yang disebut free gingival groove. Marginal gingiva umumnya memiliki lebar 1 mm, membentuk dinding jaringan lunak dari sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat dipisahkan dengan permukaan gigi dengan menggunakan probe periodontal. Attached gingiva merupakan kelanjutan dari marginal gingival.

Gambar 2. Anatomi Gingiva

Sementum adalah jaringan ikat kalsifikasi yang menyelubungi dentin akar. Seperti jaringan kalsifikasi lainnya, tulang dan dentin, sementum terdiri dari serabut kolagen yang tertanam didalam matriks organic yang terkalsifikasi. Kandungan organiknya, yaitu hidroksi apatit, lebih kecil dari tulang, hanya sekitar 45%. Ada dua tipe sementum: seluler dan aseluler. Sementum seluler mengandung sementosit pada lacuna seperti osteosit pada tulang, dan saling berhubungan satu sama lain melalui anyaman kanalikuli. Sementum aseluler membentuk lapisan permukaan yang tipis, sering terbatas hanya pada bagian servikal akar. Tidak mengandung sementosit dalam substansinya, tetapi sementoblast.

Ligamen periodontal adalah suatu jaringan ikat yang melekatkan gigi ke tulang alveolar. Ligamen ini berhubungan dengan jaringan ikat gingiva melalui saluran vaskuler di dalam tulang. Pada foramen apikal, ligament periodontal menyatu dengan pulpa. Ligamen periodontal seperti semua jaringan ikat lain, mengandung sel, serat-serat dan subtansi dasar. Serat ligament periodontal ada yang berbentuk krista alveolar, horizontal, oblik dan apikal. Ketebalan ligament bervariasi dari 0,3-0,1mm. yang terlebar pada mulut soket dan pada apeks gigi, dan tersempit pada aksis rotasi gigi, yang terletak sedikit apical dari pertengahan akar. Fungsi ligament periodontal adalah memberikan nutrisi kepada sementum, tulang alveolar dan gingival ; menghantarkan stimulus rangsang tekan, sentuh dan nyeri dengan serabut saraf sensori ; melindungi pembuluh darah dan serabut saraf dari cedera mekanik ; sebagai perlekatan gigi dengan tulang ; mempertahankan jaringan gingival ; penyerap tekanan.

Tulang alveolar ( processus alveolaris ) adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi. Processus ini sebagian bergantung pada gigi dan setelah tanggalnya gigi akan terjadi resorbsi tulang. Processus alveolaris terdiri atas dinding dalam yang menghadap akar tipis dan padat yang disebut lamina dura atau alveolar bone proper, bagian tengah berongga-rongga, terjadi dari tulang spongiosa, disebut cancellous trabeculae (cancelous bone), dinding luar yang menghadap ke labial / lingual terdiri dari tulang kompak, disebut corticalplate. Fungsi tulang/processus alveolaris adalah sebagai pembentuk dan penyokong gigi (tooth socket).1.2. Kalkulus

Kalkulus gigi adalah plak gigi yang mengalami mineralisasi, melekat erat pada permukaan gigi atau gigi tiruan. Kalkulus terdiri dari air, bahan organik, dan bahan anorganik, yaitu kalsium fosfat (75,9%), kalsium karbonat (3,1%), sedikit magnesium fosfat dan beberapa ion lain (Na. Fe, Zn, Si dll). Mekanisme pembentukan kalkulus gigi dapat dijelaskan melalui 2 teori yaitu ;

1. Teori mineralisasi, menurut teori ini pembentukan kalkulus melalui dua aspek yaitu nukleasi dari kristalit dan kemudian pertumbuhannya. Ada 3 hipotesa yang menjelaskan awal dari proses mineralisasi :

1. Dengan meningkatnya pH saliva akan menyebabkan presipitasi kalsium fosfat sehingga membentuk suatu nukleat. Kenaikan pH saliva dapat disebabkan oleh perbedaan tekanan CO2 antara saliva yang baru disekresi oleh kelenjar liur dengan saliva yang terdapat di RM, produksi amoniak oleh bakteri yang terdapat di plak dan menurunya kadar protein pada saat stagnasi aliran saliva.

2. Ikatan protein koloid saliva dengan ion-ion kalsium fosfat berfungsi mempertahankan saliva agar tetap jenuh akan garam-garam kalsium fosfat. Bila terjadi stagnasi aliran saliva yang menyebabkan hilangnya koloid, maka kejenuhan tersebut tidak dapat dipertahankan sehingga terjadi presipitasi garam-garam kalsium fosfat.

3. Fosfat anorganik dihidrolisa oleh enzim fosfatase sehingga konsentrasi ion fosfat bebas meningkat. Sedangkan hidrolisa enzim esterase mengawali kalsifikasi dengan hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas, kemudian ester lemak tersebut membentuk suatu penyabunan dengan kalsium dan magnesium yang akhirnya diubah menjadi garam kalsium fosfat.

2. Teori epiktasis, menurut teori ini plak diduga berfungsi sebagai media pembiak atau dikatakan plak mengandung tempat-tempat nukleasi yang merupakan tempat pembentukan kristal awal. Setelah nukleasi dari kristalit terjadi, maka dengan adanya saliva yang sangat jenuh akan garam-garam kalsium fosfat dapat mendukung pertumbuhan nukleat tersebut sehingga terbentuk kalkulus gigi. Pada permukaan kalkulus akan terbentuk lapisan plak lagi, dimana lapisan plak tersebut akan mengalami kalsifikasi oleh kalsium dari saliva sehingga mengeras. Hal ini terus terjadi sehingga kalkulus yang tidak dibersihkan semakin lama semakin menebal. Presipitasi garam-garam mineral mampu mengeraskan plak, yang dapat dimulai antara hari pertama sampai hari ke-14. Plak dapat termineralisasi sebesar 50% dalam 2 hari dan 60-90% termineralisasi dalam 12 hari.

Berdasarkan lokasinya, kalkulus dapat dibagi menjadi 2, yaitu:1. Supragingival calculus/extra gingival calculus/salivary calculus merupakan kalkulus yang terletak pada bagian atas dari margin gingiva.

Sifat-sifat :

Posisi lebih koronal daripada puncak margin gingiva (gingival crest)

Distribusinya berhubungan dengan posisi muara kelenjar liur. Sering terdapat pada daerah bukal gigi M RA (muara duktus stensonii glandula parotis) dan daerah lingual insisif RB (muara duktus whartonii glandula sublingualis).

Terlihat oleh mata.

Warna putih kekuningan

Lebih lunak daripada subgingival calculus

Dengan sonde terasa lebih keras dari permukaan gigi

2. Subgingival calculus/intra gingival calculus/serumal calculus merupakan kalkulus yang terletak dibawah puncak tepi gingiva.

Sifat-sifat :

Posisi berada dibawah gingival crest

Warna coklat tua sampa hijau hitam (Hb mengandung Fe, Fe + S = FeS hitam)

Diketahui dengan perabaan teliti dengan sonde, dengan foto radiografis

Lebih padat dan keras dari supragingival calculus

Bentuk pipih karena adanya tekanan dari marginal gingiva

Distribusinya tidak berhubungan dengan posisi muara kelenjar liur.

Faktor utama dari kalkulus dalam menyebabkan penyakit periodontal lebih kepada produk-produk bakteri didalam plak pada permukaan kalkulus. Kalkulus berperan dalam mempertahankan dan memperhebat penyakit periodontal.

Mekanisme terjadinya penyakit periodontal oleh kalkulus

Kuman didalam plak padaproduk-produk kuman

gingivitis

permukaan kalkulus

(enzim, endotoksin, toksin)

Eksudat(produk gingivitis)Matriks-matriks kalsifikasi subgingival

Plak

subgingival calculus

calculus

Kuman didalam plak

produk-produk kuman Peradangan pada

pada permukaan subgingival

jaringan periodontal

calculus

yang lebih dalamGingiva yang sehat dapat mengalami kerusakan jika terinfiltrasi oleh kuman yang berasal dari plak dan kalkulus. Plak yang mengendap terlalu lama dan tidak dibersihkan dapat menumpuk menjadi kalkulus dan menginfeksi jaringan gingiva yang sehat. Hal ini dapat memicu terjadinya peradangan gingiva atau gingivitis, jika gingivitis dibiarkan terlalu lama tanpa perawatan dapat memicu kerusakan yang lebih parah atau disebut dengan periodontitis. Untuk itulah diperlukan suatu terapi perawatan yang adekuat untuk mengobati peradangan gingiva tersebut. Perawatan yang dilakukan berupa perawatan konvensional non surgikal atau disebut juga dengan skalling dan root planning. Skalling dan root planning bukan merupakan prosedur yang terpisah. Semua prinsip skalling dapat diterapkan pada root planning. Perbedaan antara skalling dan root planning hanya pada tingkat kedalamannya, root planning prosedurnya definitive hingga ke sementum dan ujung akar sementara skalling hanya sebatas permukaan mahkota gigi diatas serviks. Namun, kedua prosedur ini tidak bisa dijadikan sebagai prosedur yang terpisah. Skalling tanpa root planning akan tidak cukup untuk menghapus semua faktor yang menyebabkan peradangan pada gingiva. Oleh sebab itu, untuk memperoleh permukaan akar yang bebas plak, toksin atau mikroorganisme maka prosedur root planning mutlak untuk dilakukan.BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Root Planing

Root Planing adalah teknik untuk menghilangkan sementum atau dentin permukaan yang berubah karena adanya penyakit. Istilah lain dari root planing adalah detoksifikasi akar, yang lebih menggambarkan perawatan yang dimaksud karena istilah root planing sering disalah artikan. Detoksifikasi akar adalah prosedur untuk membuat permukaan akar yang berpenyakit menjadi bebas plak sehingga sementum dan permukaan dentin bebas dari toksin atau mikroorganisme. 2.2. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi :

a. Nekrosis jaringan sementum

b. Kedalaman poket periodontal lebih dari 4mm

Kontraindikasi :

a. Pasien yang mengalami penyakit atau kondisi keradangan dan adanya abses

b. Kalkulus yang meluas hingga ke apical dan mucogingival junction

2.3. Alat

Kuret adalah alat berbentuk seperti sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus yang berada didaerah subgingiva atau dibawahnya, serta membuang sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan subgingival dari akargigi. Selain itu, desain kuret juga memungkinkan kuret untuk beradaptasi pada bagian subgingiva dengan lebih sedikit kemungkinan untuk merusak jaringan atau terambilnya permukaan akar dibandingkan dengan instrumen lainnya.

Gambar 4. Permukaan Mata Pisau KuretUmumnya kuret lebih kecil dan lebih tipis dari alat scalling dan root planning lainnya sehingga memungkinkan untuk tes tactile. Ukurannya yang kecil dan tepinya yang membulat membuat kuret lebih mudah dimasukkan ke dalam jaringan fibrotic dan poket yang dalam dan sempit. Sisi pemotong yang cembung beradaptasi lebih baik pada permukaan cembung gigi daripada sisi pemotong yang lurus pada sickle, hoe dan file. Selain itu, toe yang membulat memberikan keamanan selama prosedur. Sickle, hoe dan file memiliki kekurangan dalam hal mengakses sudut dan titik yang tajam karena dapat merusak jaringan lunak.Gambar 5. Posisi Toe di Dalam Sulkus GingivaGambar 6. Angulasi sisi potong skaler. A: 0 derajat, angulasi yang benar untuk memasukkan sisi potong, B: 45 sampai 90 derajat, angulasi yang tepat untuk skeling dan root planning. C: Angulasi kurang dari 45 derajat, angulasi kurang tepat untuk skeling dan root planning. D: Angulasi lebih dari 90 derajat, tidak tepat untuk skelling dan root planning, tepat untuk kuretase gusi. Pada saat membersihkan kalkulus, setiap sisi pemotong tidak dapat digunakan bersamaan pada permukaan gigi karena toe dan sisi pemotong lainnya akan berfungsi membantu beradaptasi selama root planning guna mencegah luka pada jaringan lunak.Gambar 7. Bagian-Bagian Blade Dan ToeGambar di atas menunjukkan bahwa blade memiliki dua sisi pemotong, yang bila bertemu akan membentuk ujung yang membulat yang disebut toe. Sisi-sisi pemotong ini dibentuk oleh pertemuan dari permukaan datar dan permukaan lateral atau permukaan bengkok dari blade. Permukaan lateral meluas dari tiap-tiap sisi pemotong dan bertemu untuk membentuk sisi cembung dari blade. Ketika blade dimasukkan ke subgingiva, permukaan blade beradaptasi pada gigi agar hanya sisi cembung dan permukaan lateral saja yang berkontak dengan jaringan. Hal ini dapat meminimalisasikan terjadinya luka atau rasa tidak nyaman pada pasien. Hal ini juga memungkinkan sisi pemotong yang sedang bekerja dapat mencapai bagian terdalam poket tanpa merusak jaringan.Kuret yang digunakan untuk prosedur root planning :

a. Kuret Gracey

b. Kuret UniversalPerbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah:

a)Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaan sedangkan kuretkhusus hanya pada daerah dan sisi tertentu.b) Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus tunggal.c) Kuret universal melengkung ke arah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung ke arah atas dan samping.

d) Kuret universal melengkung ke arah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung ke arah atas dan samping.

e) Permukaan mata pisau kuret universal tegak lurus (90o) terhadap leher alat, sedangkan mata pisau kuret khusus membentuk sudut 70 terhadap leher alat.Gambar 8. Perbedaan Permukaan Mata Pisau (Blade) pada Kuret Gracey dan Kuret UniversalKuret Gracey memiliki 14 ukuran yang digunakan spesifik untuk tiap gigi danpermukaannya. Kuret nomor 1-4 digunakan untuk gigi anterior, kuret nomor 5-6 digunakan untuk gigi anterior dan premolar, kuret nomor 7-10 digunakan untuk bagian fasial dan lingual gigi posterior, kuret nomor 11-12 digunakan untuk bagian mesial gigi posterior, serta kuret nomor 13-14 digunakan untuk bagian distal gigi posterior.

Gambar 9. Kuret Gracey2.4. Teknik Root PlanningTeknik root planning dapat dilakukan dengan kuret melalui cara berikut:

1. Kuret dipegang dengan menggunakan teknik modified pen grasp.

2. Dibutuhkan tumpuan yang tepat untuk kestabilan alat.

3. Blade diadaptasikan secara ringan pada permukaan gigi.

4. Blade dimasukkan dengan pelan ke dalam ephitelium junction.

5. Sudut kerja harus lebih dari 45 derajat dan kurang dari 90 derajat.

6. Exploratory strokes dilakukan hingga kalkulus atau kekasaran pada permukaan ditemukan.

7. Jika kalkulus telah ditemukan, dilakukan scalling strokes dengan tekanan lateral yang kuat, pendek, terkontrol dan berulang hingga semua kalkulus terangkat.

8. Jika bekerja pada permukaan akar, root planning strokes dengan tekanan lateral yang kuat dan dilanjutkan dengan strokes yang panjang, berulang dan mengikis hingga permukaan akar halus dan keras.

9. Lalu kita lakukan pengecekan dengan menjalankan eksplorer atau sonde ke semua permukaan gigi dan akar gigi.

10. Poles permukaan gigi dengan menggunakan rubber cups dan pasta poles.Skaling subgingiva dan root planingdilakukan baik dengan kuret universal maupun dengan kuret gracey. Cutting edge diadaptasikan dengan ringan pada gigi dimana shank (tangkai instrumen) bagian bawah dibuat sejajar dengan permukaan gigi. Shank bagian bawah digerakkan menghadap kegigi sehingga dengan demikian bagian depan dari blade berada dekat dengan permukaan gigi. Blade (mata pisau instrumen)kemudian diinsersikan di bawah gingival sampai dasar poket dengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket, angulasi 45 dan 90 harus dipertahankan.Pada tahap pertama prosedur root planning didahului dengan eksplorasi atau pencarian jejak kalkulus di permukaan gigi dan akar. Eksplorasi strokes dilakukan dengan menggunakan eksplorer (sonde) ke area permukaan gigi dan akar hingga dapat dirasakan kekasaran permukaan. Eksplorasi dilakukan dengan cara pemegangan alatyang ringan namun stabil. Ini memberikan sensitivitas perabaan yang maksimal untuk mendeteksi kalkulus subgingival dan kekasaran permukaan lainnya. Bantalan dari ibu jari dan jari-jari lain, terutama jari tengah, harus bisa merasakan sedikit getaran melalui gagang instrumen sebagai kekasaran dari permukaan gigi yangditemui. Setelah posisi istirahat jari stabil, ujung dari instrumen dimasukkan secara subgingival hingga kedasar dari pocket. Eksplorasi ringan dilakukan secara vertikal pada permukaan akar. Ketika kalkukus ditemukan, ujung dari instrumen harus dimajukan ke arah apikal, ini dilakukan untuk menemukan batas akhir dari kalkulus yang melekat pada permukaan akar. Biasanya jarak dari apikal kalkulus terhadap bagian bawah poket berkisar antara 0,2 hingga 1 mm.Tahap selanjutnya setelah dilakukan pemeriksaan dan perabaan posisi kalkulus, lakukan prosedur penghilangan kalkulus dengan skalling strokes dengan tekanan lateral yang kuat, pendek, terkontrol dan berulang hingga semua kalkulus terangkat. Ketika stroke digunakan untuk menghilangkan kalkulus, kekuatan bisa dimaksimalkan dengan memusatkan tekanan lateral ke sepertiga bagian bawah mata pisau. Di bagian ini, beberapa milimeter dari terminal pisau, diposisikan sedikit apikal ke tepi lateral kalkulus, dan stroke vertikal atau miring digunakan untuk membagi kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa menarikinstrumen dari saku, blade maju ke lateral untuk mengenai bagian berikutnya dari kalkulus yang tersisa. Stroke vertikal atau miring lainnya dibuat, sedikit tumpang tindih dengan stroke sebelumnya. Jika bekerja pada permukaan akar, root planning strokes dengan tekanan lateral yang kuat dan dilanjutkan dengan strokes yang panjang, berulang dan mengikis hingga permukaan akar halus dan keras. Tekanan lebih ke lateral diperlukan untuk menghilangkan seluruh kalkulus di satu stroke. Proses ini diulang sampai kalkulus hilang.

Meskipun beberapa dokter mungkin bisa menghilangkan seluruh kalkulu. Dalam hal ini kekuatan yang lebih tepat diperlukan untuk mengurangi jaringan trauma. Sebuah stroke tunggal biasanya tidak cukup untuk menghapus kalkulus seluruhnya. Stroke dibuat dengan ujung yang cenderung mengambil deposit kalkulus di bagian bawah lapis demi lapis. Setelah prosedur root planing selesai, lakukan pengecekan dengan melakukan strokes di sekitar line angle, sisi-sisi yang cembung dan sisi-sisi yang cekung, sehingga dirasakan permukaan akar yang halus, keras dan bersih dari sisa-sisa kalkulus.Teknik root planing dan scalling subgingiva jauh lebih kompleks dan sulit dilakukan dibanding scaling supragingival karena beberapa alasan berikut:- Kalkulus subgingiva berkonsistensi lebih keras dibanding kalkulus supragingiva.- Kalkulus serta deposit lainnya terperangkap di bagian lebih dalam dan sulit terjangkau, apalagipada akar gigi dengan morfologi yang irreguler.- Dinding poket yang terbatas, namun kalkulus yang lebih dalam masih ada.- Lapang pandang operator minimal akibat perdarahan saat instrumentasi.

Oleh karena kesulitan-kesulitan tersebut, maka operator harus memperhatikan instrumentasi yang tepat, baik pemilihan alat, posisi dan cara memegang instrumen, serta keterampilan operator. Sickle, hoe, file dan alat ultrasonik digunakan untukscaling supragingiva tapi tidak dianjurkan untukroot planing. Meskipun beberapa jenisfile dapat menghancurkan deposit yang keras tetapifile, hoe, dan alat ultrasonik yang besar sulit diinsersikan ke dalam poket yang dalam. Hoe danfile tidak bisa digunakan untuk mendapatkan permukaan yang halus seperti kuret, kuret sangat baik digunakan untukmenghilangkan sementum nekrosis subgingiva. Sebuah kesalahan umum instrumentasi pada permukaan proksimal adalah kegagalan untuk mencapai wilayah midproximal apikal ke titik kontak gigi. Daerah ini relatif tidak dapat diakses, dan membutuhkan tehnik keterampilan lebih dari instrumentasi bukal atau permukaan lingual. Hal ini sangat penting untuk memperluas stroke di seluruh permukaan proksimal sehingga tidak ada kalkulus di daerah interproksimal. Dengan kuret yang baik, hal ini dapat dicapai dengan menjaga tangkai bawah kuret tetap paralel dengan sumbu panjang gigi. Dengan paralel tangkai yang lebih rendah dengan sumbu panjang gigi, pisau dari kuret akan mencapai dasar soket dan melampaui garis tengah di permukaan proksimal (Gambar 9).

Gambar 10. Posisi shank pada saat pembersihan kalkulus di daerah proksimal ; A. posisi yang benar, shank paralel dengan sumbu gigi, B. posisi yang salah, shank dimiringkan dan jauh dari gigi, C. Posisi yang salah, shank miring dekat ke arah gigiHubungan antara letak jari dan daerah kerja penting untuk dua alasan. Pertama, sisa jari atau titik tumpu harus diposisikan untuk memungkinkan tangkai yang lebih rendah dari instrumen yang akan paralel atau hampir sejajar dengan permukaan gigi yang sedang dirawat. Paralelisme merupakanpersyaratan mendasar untuk optimalisasi sudut kerja. Kedua, sisa jari harus diposisikan untukmemungkinkan operator menggunakan gerak pergelangan tangan (lengan). Pada rahang atas posterior,persyaratan ini dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan tumpuan ekstraoral atau sebaliknya. Ketika jari terletak intraoral digunakan di daerah lain mulut, sisa jari harus cukup dekat dengan daerah kerja sebagai titik tumpu dalam penggunaan instrumen.Sebagai prosedur instrumentasi ke gigi selanjutnya, posisi tubuh operator dan lokasi dari sisa jari harus sering disesuaikan atau diubah untuk memungkinkan paralelisme dan gerak pergelangan tangan. Untukcara lain yang mungkin dan dapat diterima jika cara tersebut memberikan efisiensi yang sama dan memberikan kenyamanan. Berikut salah satu contoh pendekatan yang dapat digunakan:

Gambar 10. Pendekatan Sekstan Posterior Kanan Maksila: Aspek Fasial (Bukal)Sekstan posterior kanan maksila: aspek fasial (bukal). Posisi Operator : posisi samping. Iluminasi : Langsung. Visibilitas: langsung (tidak langsung untuk permukaandistal molar)2.5. Evaluasi Tindakan Root Planning

Ketepatan prosedur root planning dievaluasi selama prosedur dilakukan maupun sesudahnya setelah terjadi penyembuhan jaringan lunak. Perabaan harus dilakukan segera setelah instrumentasi juga dengan cara visual dengan pencahayaan yang optimal dengan bantuan kaca mulut setelah dibersihkan dengan aliran air. Perabaan dilakukan dengan eksplorer (sonde).Permukaan gigi di bawah gingival harus keras dan licin, karena jika dibersihkan secara menyeluruh, sementum yang bersih akan menjadi tempat perlekatan serat-serat baru antara sementum dan jaringan lunak yang berdekatan. BAB III

KESIMPULAN

Root Planing adalah teknik untuk menghilangkan sementum atau dentin permukaan yang berubah karena adanya penyakit. Istilah lain dari root planing adalah detoksifikasi akar, yang lebih menggambarkan perawatan yang dimaksud karena istilah root planing sering disalah artikan. Detoksifikasi akar adalah prosedur untuk membuat permukaan akar yang berpenyakit menjadi bebas plak sehingga sementum dan permukaan dentin bebas dari toksin atau mikroorganisme. Kuret adalah alat berbentuk seperti sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus yang berada didaerah subgingiva atau dibawahnya, serta membuang sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan subgingival dari akargigi. Kuret membuang sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan subgingival dari akargigi. Selain itu, desain kuret juga memungkinkan kuret untuk beradaptasi pada bagian subgingiva dengan lebih sedikit kemungkinan untuk merusak jaringan atau terambilnya permukaan akar dibandingkan dengan instrumen lainnya. Kuret yang digunakan untuk prosedur root planning :

c. Kuret Gracey

d. Kuret UniversalPerbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah:

a)Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaan sedangkan kuretkhusus hanya pada daerah dan sisi tertentu.b) Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus tunggal.c) Kuret universal melengkung ke arah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung ke arah atas dan samping.

d) Kuret universal melengkung ke arah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung ke arah atas dan samping.

e) Permukaan mata pisau kuret universal tegak lurus (90o) terhadap leher alat, sedangkan mata pisau kuret khusus membentuk sudut 70 terhadap leher alat.

Teknik root planning dapat dilakukan dengan kuret melalui cara berikut:1. Kuret dipegang dengan menggunakan teknik modified pen grasp.

2. Dibutuhkan tumpuan yang tepat untuk kestabilan alat.

3. Blade diadaptasikan secara ringan pada permukaan gigi.

4. Blade dimasukkan dengan pelan ke dalam ephitelium junction.

5. Sudut kerja harus lebih dari 45 derajat dan kurang dari 90 derajat.

6. Exploratory strokes dilakukan hingga kalkulus atau kekasaran pada permukaan ditemukan.

7. Jika kalkulus telah ditemukan, dilakukan scalling strokes dengan tekanan lateral yang kuat, pendek, terkontrol dan berulang hingga semua kalkulus terangkat.

8. Jika bekerja pada permukaan akar, root planning strokes dengan tekanan lateral yang kuat dan dilanjutkan dengan strokes yang panjang, berulang dan mengikis hingga permukaan akar halus dan keras.

9. Lalu kita lakukan pengecekan dengan menjalankan eksplorer atau probe ke semua permukaan gigi dan akar gigi.10. Poles permukaan gigi dengan menggunakan rubber cups dan pasta poles.DAFTAR PUSTAKA

Manson JD, Eley BM. 1993. Buku Ajar Periodonti Ed.2. Jakarta: HipokratesAnna Matsuishi and Gordon L. Pattison. 1991. Periodontal Instrumentation 2th Ed. California:Prentice Hall InternationalMegananda Hiranya Putri dkk. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta:EGC

Peter F. Dedi dkk. 2005. Silabus Periodonti. Ed. 4. Jakarta: EGCNewman, G. Michael, Henry H. Takei and Fermin A Carranza. 2002. Carranzas Clinical Periodontology. 9th Ed. Philadelphia:WB SaundersScalling and Root Planing. 2011. wikipedia. www.wikipedia.com. Diakses Tanggal:31 Oktober 2012What is Deep Cleaning (Deep Scaling and Root Planing)?. 2007. Dental Fear Central. www.dentalfearcentral.org/faq/deep-cleaning/. Diakses Tanggal:31 Oktober 2012Root Planing and Scaling for Gum Disease. 2011. Oral Care. www.webmd.com/oral-health/root-planing-and-scaling-for-gum-disease. Diakses Tanggal:31Oktober 2012