Upload
iwar-wardiman
View
23
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ROTOGRAVURE
Rotogravure memiliki kenangan tersendiri bagi saya. Karena pertama kali berkenalan dengan printing dan packaging adalah di rotogravure ini. Tidak seperti teman-teman kuliah yang lain yang masuk ke perusahaan-perusahaan besar, saya justru masuk ke jalur yang tidak biasanya, flexible packaging!!. Sebenarnya background education yang dibutuhkan di industry packaging adalah mereka-mereka yang berasal dari ilmu eksak karena banyak product knowledgenya yang berkaitan dengan ilmu kimia dan fisika. Tapi karena saat itu tidak cantumkan persyaratan khusus tersebut, saya pikir why not to try…Alhamdulillah, pilihan itu ternyata tidak salah J. Saya suka mengasosiakan Gravure dengan proses grafir yang kita kenal selama ini. Meskipun tidak seratus persen sama tapi kira-kira mirip seperti itulah salah satu proses pembuatan image di cylinder besi. Anda tahu tiang listrik yang terbuat dari besi dan berbentuk bulat itu kan?..Nah seperti itu lah cylindernya. Jadi itu adalah cylinder besi yang diukir dalam bahasa saya. Tapi sesungguhya cylinder itu tidak “pure” besi karena harus dilapisi dulu dengan tembaga sebagai “dagingnya”. Jadi yang diukir itu sebenarnya adalah bagian tembaga (copper). Kapan-kapan akan saya jelaskan lebih jauh proses pembuatan cylinder rotogravure ini. Secara definisi, bisa dikatakan bahwa rotogravure adalah sebuah proses cetak yang menggunakan cylinder yang terbuat dari besi yang dilapisi tembaga (copper) dan diatas permukaan cylinder tersebut ditransfer image artwork dari komputer melalui proses grafir, atau bahasa inggrisnya di “engrave” baik itu melalui proses etching/chemical engraving, mechanical engraving atau laser engraving. Permukaan cylinder yang tadi nya mulus, setelah di “engrave” akan menjadi kasar dan kalau dilihat pakai mikroskop akan berlubang-lubang seperti gambar berikut:
Jadi fungsi lubang-lubang tersebut adalah sebagai pori-pori atau mangkok tempat menampung
tinta
Sebenarnya proses cetak rotogravure apabila dibandingkan dengan teknik cetak yang lain
boleh dibilang simple. Kenapa saya mengatakan simple, karena proses pengambilan tinta dari
bak tinta langsung oleh cylinder cetak tanpa melalui rol atau cylinder perantara. Jadi cylinder
yang sudah di”engrave” tersebut dibenamkan kedalam bak tinta dan pada saat terbenam itu,
pori-pori hasil engrave akan terisi tinta, dan kemudian cylinder berotasi/berputar sehingga tinta
menutupi seluruh permukaan cylinder dan kemudian akan diratakan oleh pisau (doctor blade)
supaya tinta hanya tertinggal di dalam mangkok itu dan bagian lain yang tidak ada pori-porinya
akan bersih tersapu oleh pisau. Setelah diratakan oleh doctor blade tadi kemudian berputar
mengenai material cetak maka pada saat itulah terjadi proses cetak karena tinta yang di pori-
pori cylinder tadi berpindah ke material cetak. Seperti tempurung kelapa yang kita isi cat terus
kita tumpahkan ke dinding. Kemudian pori-pori cylinder menjadi kosong dan kemudian masuk
lagi kedalam bak tinta untuk diisi lagi dan demikian seterusnya. Bandingkan dengan flexo atau
letterpress yang memerlukan roll penjilat atau roll-roll perantara lainnya untuk mentransfer tinta
dari baknya ke cylinder cetakan. Dengan simplenya proses transfer tinta ke media cetak ini
maka kecepatan proses mencetak di rotogravure bisa sangat tinggi, mencapai lebih dari 300m
per menit, tercepat diantara proses cetak yang lainnya. Disinilah salah satu kunci efisiensi
rotogravure yang belum bisa dikalahkan teknik cetak yang lain.
Pada umumnya rotogravure menggunakan tinta berbahan dasar solvent. Meskipun ada yang
menggunakan waterbase tapi tidak sebanyak yang menggunakan solvent. Nah solvent ini
mengandung toluene yang merupakan unsur dari VOC (volatile organic compound). Seperti kita
ketahui VOC ini merupakan bahan kimia organik yang bisa membahayakan kesehatan dalam
jangka panjang. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan dari tinta ini, para pemain
rotogravure harus memenuhi standard yang telah ditentukan oleh customer mengenai batas
maksimal toluene yang dibolehkan terdapat pada kemasan tersebut. Terutama untuk packaging
yang diekspor ke jepang, persyaratan batas maksimal toluene ini sangat diperhatikan dan
sangat ketat !!. Tapi kita tidak usah terlalu paranoid mengenai hal ini karena pada dasarnya
tinta yang digunakan juga tidak direct contact ke makanan karena dilindungi oleh layer plastik
yang lain. Tapi perlu dicek juga apakah indonesia sudah memiliki standarisasi batas maksimal
toluene pada kemasan???..
Kenapa sampai saat ini tinta yang paling baik dalam performance adalah solvent base
dikarenakan salah satunya adalah berhubungan dengan pori-pori di cylinder yang sangat kecil
tersebut. Kalau terlalu kental seperti tinta uv flexo biasanya tinta tidak akan bisa masuk secara
optimal ke pori-pori tersebut. Tapi kalau menggunakan waterbase kendala yang dihadapi
adalah keterbatasan material yang bisa dicetak dan kekuatan tintanya tidak sebagus solvent
base.
Alasan lainnya adalah berhubungan dengan surface energy dari material. Berhubung
rotogravure banyak mencetak material berbahan dasar polymer/plastik, maka dibutuhkan tinta
yang memiliki surface energi dibawah surface energy material yang akan dicetak supaya bisa
menyerap. Kalau surface energy tinta lebih tinggi seperti yang waterbase misalnya, akan
membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan karena tinta tidak menyerap ke
material. Ditempat saya kalau cetak sticker berbahan dasar vynil/plastik dengan tinta waterbase
memerlukan waktu minimal 8 jam proses pengeringannya dengan digantung di ruangan.
Meskipun tinta solvent yang digunakan gampang menyerap, tapi tetap pada saat proses
printing diperlukan hawa panas untuk mengeringkan tinta tersebut supaya lebih kuat menempel
ke material. Jadi setelah tinta menempel ke material nanti akan melewati chamber yang berisi
udara panas untuk pengeringan, kemudian masuk lagi ke station printing berikutnya untuk diberi
tinta dan demikian seterusnya. Dari sini sebenarnya kita sudah bisa melakukan analisa apabila
terjadi masalah pada tinta pada kemasan. Bisa dari material atau tinta yang berkaitan dengan
surface energy, bisa dari proses pengeringan yang tidak bagus karena masalah speed atau
udara panas di chamber tidak optimal dan lain sebagainya. Kalau kata orang permasalahan
paling banyak dari packaging adalah dari proses printing ini.
Kelebihan dan Kekurangan Rotogravure
Kelebihan : 1. Sangat efisien untuk order-order yang panjang.Biaya per m2 untuk rotogravure sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan apabila mengerjakan order-order panjang. Untuk teknik cetak lain kalau jalan panjang biasanya akan terkendala pada daya tahan plate dan speed machine 2. Kecepatan printing cukup tinggi.Kecepatan printing yang tinggi dikombinasikan dengan lebar bahan yang diatas 1m, membuat proses mencetak bahan dengan panjang 200.000m bisa dikerjakan dalam satu hari. Bayangkan kalau itu dicetak di mesin offset atau flexo, apalagi digital printing, gak akan selesai kali.. 3. Kualitas printing yang tajam.Kualitas cetaknya seperti foto 4. Cylinder cetak tahan lama.Cylinder bisa tahan lama karena lapisan tembaga yang sudah di “engrave” diberikan lapisan pelindung yang disebut chrome. Kalau tidak dilapisi chrome, pada saat terkena pisau (doctor blade) maka tembagannya akan cepat terkikis habis. Hebatnya apabila chromenya sudah mulai menipis tinggal di chrome ulang sehingga design awet terus. Berbeda dengan offset atau flexo, apabila plate sudah rusak maka harus dibuat ulang lagi. Disamping itu apabila designnya sudah tidak dipakai lagi maka cylinder bisa digunakan kembali buat design yang lain dengan mengupas lapisan tembaga tersebut dan mengisinya dengan lapisan tembaga baru.
5. Kualitas warnanya lebih konsisten untuk order-order panjang.Salah satu faktor yang menentukan konsistensi kualitas sebuah warna berasal dari plate atau cylinder. Berhubung cylinder rotogravure prosesnya langsung dalam mengambil tinta dan kekuatannya bisa tahan lama maka konsistensi warna lebih terjaga. Beda dengan flexo konsistensi warna bisa terganggu oleh sticky back yang kurang bagus kualitas, salah pemilihan jenis sticky back atau proses penempelannya tidak benar, atau juga karena plate yang tidak sekuat cylinder gravure sehingga mudah rontok pada saat proses cetak. Kekurangan: 1. Sangat tidak cocok untuk order-order pendek karena dari proses setup sampai register membutuhkan banyak material. 2. Proses change-over yang lama, apalagi kalau sampai harus mengganti tinta. 3. Proses pembuatan cylinder yang lama dan harganya mahal. Tidak seperti flexo yang bisa dikerjakan dalam hitungan menit. 4. Untuk teks atau line yang kecil kurang bagus. 5. Tinta solvent base yang digunakan mengandung toluene. Trend RotogravureDari segi teknologi mesin tidak ada perkembangan yang significant, konsepnya masih sama. Agak berbeda dengan flexo atau offset yang cukup gencar memberikan inovasi-inovasi dalam hal optimalisasi proses printing. Dari laporan conference Asosiasi Gravure Eropa yang saya lihat hanya mengenai perkembangan teknologi engraving yang semakin cepat dan semakin tajam melalui teknologi extreme engraving atau direct laser engraving. Salah satu perusahaan pembuat mesin engraving yaitu GRT dari jerman berhasil meng-engrave karakter yang sangat kecil sekali, terkecil di dunia katanya. Yang jelas untuk order-order panjang memang belum ada yang bisa menandingi rotogravure. Tapi seiring dengan permintaan dari customer yang semakin segmented sehingga membuat order menjadi banyak variant/sku dan tentu saja running meter semakin pendek maka ini akan menjadi tantangan bagi rotogravure untuk bisa bersaing dengan teknik cetak lain seperti flexo dan offset. Kecuali dari pabrikan pembuat mesin rotogravure mulai menggencarkan pemasaran mesin printing narrow web juga..Maka peta persaingan akan semakin ramai.