Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 1
BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN
KABUPATEN TEBO TAHUN 2005–2025
4.1 Visi Pembangunan Visi Pembangunan Kabupaten Tebo pada dasarnya merupakan
kondisi objektif yang diinginkan dapat dicapai oleh masyarakat Kabupaten
Tebo pada tahun 2025 mendatang. Visi yang disusun harus mengacu pada
visi misi Pemerintah Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Indonesia 2005-2025. Disamping itu,
penetapan visi memperhatikan kondisi dan capaian pembangunan
Kabupaten Tebo di seluruh bidang pembangunan, isu-isu strategis
pembangunan di masa mendatang mendatang, serta aspirasi dan cita-cita
masyarakat secara keseluruhan. Visi merupakan kondisi realistis yang
diharapkan dan dapat dicapai oleh seluruh masyarakat Kabupaten Tebo.
Visi yang baik adalah visi yang dinyatakan secara ringkas, singkat tapi
padat. Sehingga mudah diingat dan dipahami oleh seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini memudahkan terjadinya proses internalisasi yang
menjadi pedoman dan semangat dalam setiap proses pembangunan yang
saling terpadu dan menunjang antara kontribusi pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha.
Berdasarkan kondisi pembangunan Kabupaten Tebo di seluruh
bidang beserta capaian dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
Kabupaten Tebo hingga tahun 2025 mendatang, mengacu kepada visi
pembangunan nasional dan provinsi Jambi, serta sejumlah isu strategis,
maka visi pembangunan Kabupaten Tebo tahun 2005-2025 adalah :
KABUPATEN TEBO YANG MAJU, BERBUDAYA, SEJAHTERA,
ADIL DAN AMAN BERBASIS AGRIBISNIS (MAJU BERSAMA AGRIBISNIS)
Kata maju dalam pernyataan visi didefinisikan dalam maknanya yang
luas. Kemajuan tercipta pada berbagai sektor kehidupan, baik ekonomi,
sosial, politik dan kelembagaan. Kemajuan tidak hanya bersifat fisik namun
juga non-fisik, serta kuantitatif maupun kualitatif. Maju secara ekonomi
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 2
ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan peningkatan
pendapatan per kapita masyarakat. Mengingat sebagian besar masyarakat
berlokasi di daerah pedesaan dan bekerja di sektor pertanian, pembangunan
pedesaan dan sektor pertanian menjadi strategi dan prioritas kebijakan
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas ditandai oleh struktur pasar
yang sehat dan berbasis ekonomi kerakyatan dengan meningkatnya
keberdayaan dan kontribusi ekonomi usaha mikro, kecil, menengah dan
koperasi. Meningkatnya aksesibilitas UMKM pada kredit investasi dari
lembaga keuangan formal dan bertumbuhnya lembaga keuangan mikro dan
bank perkreditan rakyat.
Kemajuan ekonomi ditandai pula oleh proses transformasi struktural
bertahap, terarah dan mantap. Hal ini tercapai dengan pertumbuhan yang
terjadi pada berbagai sektor terutama pada kegiatan multisektoral yang
keterkaitannya terkuat. Suatu pertumbuhan yang berbasis luas, terjadi pada
sektor-sektor ekonomi unggulan, baik pada pertanian, industri maupun jasa,
serta pada setiap sub-sub sektor. Transformasi struktural berlangsung
melalui modernisasi dan adopsi teknologi, diversifikasi dan pendalaman
sektoral yang menciptakan modernisasi pertanian, transformasi industri dan
percepatan sektor utilitas dan jasa.
Pemanfaatan sumber daya dilakukan secara optimal, tidak hanya
potensi daratan, namun sesuai dengan kondisi Kabupaten Tebo, yaitu
potensi perairan atau hidrologi seperti sungai, danau, air terjun dan
sebagainya. Kemajuan ekonomi sebagai daerah berbasis pertanian
diindikasikan dengan penciptaan diversifikasi pada berbagai kegiatan dan
hasil pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan dan ketahanan
ekonomi daerah dari guncangan eksternal, baik ketidakstabilan harga
maupun gejolak penawaran.
Pertumbuhan yang berkualitas mengandung arti bahwa pembangunan
berlangsung secara berkelanjutan. Pembangunan yang dilaksanakan
memiliki perspektif jangka panjang yang memperhatikan pemenuhan
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengabaikan kemampuan generasi
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pembangunan
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 3
diarahkan pada peningkatan cadangan sumber daya alam dengan
melakukan kegiatan yang ramah lingkungan, memperhatikan kelestariannya,
serta upaya-upaya pemulihan dan perbaikan kualitas lingkungan yang telah
rusak.
Pertumbuhan ekonomi berlangsung dengan menerapkan prinsip
ekonomi hijau atau berwawasan lingkungan. Prinsip keberlanjutan dalam
proses pembangunan jangka panjang ditandai oleh meningkatnya kesadaran
dan tindakan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan
upaya pelestarian dalam pemanfaatan sumber daya alam. Peningkatan
kualitas lingkungan dilakukan dengan berkembanganya pemanfaatan
sumberdaya terbarukan. keberlanjutan dilakukan pula dengan kemitraan
berbagai pihak, masyarakat daerah, nasional dan internasional serta dunia
usaha baik domestik maupun internasional dalam upaya pelestarian
lingkungan hidup, pengurangan efek rumah kaca, meningkatkan fungsi dan
melestarikan kawasan hutan lindung dan menjaga keanakeragaman hayati.
Kemajuan secara sosial diukur dari kualitas sumber daya manusianya.
Kualitas sumber daya manusia secara fisik diindikasikan oleh meningkatnya
tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat. Tujuannya untuk membentuk
manusia yang berpengetahuan, cerdas dan sehat. Secara non-fisik, kualitas
sumber daya manusia ditandai dengan sikap mentalnya yang memiliki
keimanan dan ketaqwaan, karakter, kepribadian dan berakhlak mulia. Hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan yang melingkupi ranah kognisi, afeksi dan
psikomotorik yang menciptakan satu kesatuan antara keyakinan agama,
pengetahuan, pemahaman dan tindakan.
Peningkatan kesehatan diartikan tidak hanya sekedar bebas dari
penyakit dan kelemahan fisik, namun kesehatan yang diartikan sebagai
kesatuan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Kemajuan kesehatan
ditandai dengan pendekatan kebijakan yang sesuai dengan paradigma sehat
yang lebih mengutamakan pendekatan promotif dan preventif (pencegahan)
daripada kuratif (pengobatan).
Kemajuan pada bidang kesehatan terkait pula dengan aspek
kependudukan yang ditandai oleh meningkatnya kesadaran tentang keluarga
berencana, usia harapan hidup yang lebih tinggi dan pelayanan kesehatan
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 4
dasar yang lebih baik bagi semua penduduk termasuk bagi bayi, anak balita,
penyandang kecacatan, serta penduduk lanjut usia.
Pada aspek non-fisik, kemajuan sosial dari kualitas sumber daya
manusia ditandai oleh semakin meningkatnya harkat dan martabat manusia
melalui pengurangan tingkat pengangguran atau meluasnya kesempatan
kerja. Diikuti oleh meningkatnya keahlian dan keterampilan tenaga kerja
yang diindikasikan oleh peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Kemajuan daerah ditunjukkan pula oleh sistem dan kelembagaan
politik dan hukum yang mantap. Lembaga politik dan kemasyarakatan telah
berjalan secara baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan
aturan hukum, baik formal maupun non-formal, yang disepakati dan
dijalankan oleh seluruh pemangku kepentingan. Kelembagaan politik dan
kemasyarakatan yang maju ditandai oleh berjalannya demokrasi yang sesuai
dengan budaya dan latarbelakang sejarah masyarakat Kabupaten Tebo.
Masyarakat demokratis lebih mengedepankan musyawarah untuk mencapai
mufakat bersamaan dengan berjalannya mekanisme koreksi dan
penyeimbang (check and balances) diantara kelembagaan politik, serta sikap
terbuka, toleran, santun dalam menyampaikan pendapat maupun terhadap
perbedaan pendapat. Masyarakat yang maju secara politik ditandai oleh
partisipasi politik yang tinggi dalam proses pengambilan keputusan dalam
mencapai tujuan bersama dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi,
sosial, politik, maupun pertahanan dan keamanan.
Kata “Berbudaya” pada visi pembangunan jangka panjang Kabupaten
Tebo didasari pada falsafah dasar yang menjadi tujuan inti pembangunan.
Diantara tiga nilai inti pembangunan yaitu jati diri atau menjadi diri sendiri.
Proses pembangunan yang dijalankan sesuai dengan jati diri, identitas dan
budaya masyarakat setempat telah diyakini mampu menciptakan
pembangunan yang kokoh. Berbudaya bermakna menjadikan proses
pembangunan di Kabupaten Tebo sesuai dengan budaya masyarakatnya
(pembangunan berkarakter). Pengakuan terhadap budaya dan kearifan lokal
menjadikan masyarakat sebagai faktor utama pembangunan, sehingga tidak
mengalami keterasingan dalam proses pembangunan mereka sendiri.
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 5
Penggunaan kata berbudaya menjadikan proses pembangunan di
Kabupaten Tebo sangat memperhatikan pengayaan nilai budaya sebagai
bagian dari tujuan inti pembangunan. Proses pembangunan menjadi satu-
padu dengan sistem sosial budaya masyarakat tersebut. Berkaitan dengan
kemajuan yang berbudaya, kemajuan dicapai dengan berlandaskan dan
semakin memperkuat dan mengakui nilai budaya yang dijalani oleh
masyarakat Kabupaten Tebo.
Alasan historis semakin mendukung untuk memperkuat Kabupaten
Tebo sebagai daerah yang berbudaya. Kabupaten Tebo meskipun memiliki
usia administratif tergolong muda, sejak 1999. Namun sesungguhnya
memiliki umur sejarah yang sangat tua. Sejarah dan budaya Kabupaten
Tebo tergolong kaya. Kabupaten Tebo merupakan tempat Sultan Thaha
Syaifuddin menjejakkan kakinya pertama kali di tanah Jambi. Di Kabupaten
Tebo ini pula pahlawan nasional tersebut dikebumikan. Kekayaan historis
kebudayaan Tebo beiririsan pula dengan keberadaan Sungai Batanghari
sebagai jalur transportasi utama dan pusat kegiatan sosial ekonomi pada
masa lalu. Kabupaten Tebo merupakan perlintasan utama sehingga
diperkaya oleh budaya dari Kerajaan Melayu Jambi, Kerajaan Sriwijaya,
Kerajaan Dharmasraya, dan Kerajaan Minangkabau. Akar sejarah yang kaya
dan keunggulan kebudayaan pada masa lampau ini dapat menjadi sumber
motivasi untuk membangkitkan kejayaan dan mencapai keunggulan
Kabupaten Tebo di masa mendatang.
Kata Berbudaya memuat pula perspektif masa mendatang. Era
globalisasi tidak hanya dicirikan oleh perdagangan bebas, namun
berkonsekuensi pula pada pertukaran bebas nilai-nilai budaya antar
masyarakat yang berlangsung secara internasional. Pertukaran budaya ini
tidak sepenuhnya cocok. Bahkan kerapkali yang terjadi adalah benturan
budaya antara budaya asing dan budaya lokal yang dapat mengganggu
harmonisasi sosial. Penguatan budaya lokal menjadi penting agar tidak
terkikis oleh budaya asing yang menjadikan pembangunan daerah
kehilangan jati dirinya sendiri dan generasi sekarang dan mendatang
tercerabut dari identitas budayanya (lost generation). Dengan demikian
diharapkan terjadi interaksi dan integrasi budaya daripada saling
meniadakan antara budaya lokal dan budaya asing guna pengayaan budaya
yang bermanfaat bagi pembangunan daerah dan bangsa.
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 6
Pembangunan yang berbudaya dilakukan dengan mengembangkan
nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal baik secara simbolik maupun
substantif. Pengakuan simbolis tampak dalam tata ruang dan arsitektur
bangunan, seremonial pemerintahan, dan apresiasi seni budaya daerah.
Pengakuan atas budaya lokal dilakukan secara substantif dengan
menerapkan semangat kerjasama, musyawarah, persaudaraan, dan nilai
budaya lainnya sebagaimana diantaranya tercermin dari seloko bahkan
menjadi semboyan dalam logo daerah: “seentak galah, serengkuh dayung”.
Penguatan budaya ditandai oleh meningkatnya pengetahuan, pemahaman
dan penerapan nilai-nilai budaya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Penguatan budaya ini dilakukan melalui pendidikan jalur pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal dengan memperkenalkan dan
menyebarluaskan nilai-nilai budaya kepada orangtua, tokoh masyarakat,
pemuka adat sehingga terjadi penanaman nilai-nilai budaya oleh keluarga,
masyarakat dan lembaga adat.
Berbudaya bermakna bahwa proses pembangunan mengakui peran penting
dari stok modal sosial bersamaan dengan modal uang, modal manusia
maupun modal alam. Masyarakat yang berbudaya ditandai oleh terciptanya
kerukunan dengan tumbuhnya sikap toleransi dan saling menghargai atas
perbedaan suku, agama maupun ras. Perbedaan tersebut justru lebih
dipandang sebagai kekayaaan daripada sumber pertentangan.
Berbudaya ditandai pula oleh meningkatnya kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan. Institusi formal dan formal menjadi wadah bagi terjadinya
tumbuhnya modal sosial. Meningkatnya rasa saling mempercayai diantara
warga (trust) mampu meminimalisir konflik horizontal dan vertikal.
Pembangunan dapat semakin efektif bila berkembang budaya saling
membantu diantara masyarakat yang diindikasikan oleh tingkat
kedermawanan (filantropi) untuk mengatasi masalah-masalah sosial melalui
zakat, infak, sedekah, wakaf, jaminan kematian, dan instrumen sosial-agama
lainnya.
Kata “sejahtera” merupakan kondisi tercukupinya kebutuhan dasar
manusia atau terhindar dari masalah kemiskinan dalam maknanya yang luas.
Kesejahteraan ekonomi ditandai oleh menurunnya tingkat kemiskinan
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 7
absolut yaitu penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Kesejahteraan
ekonomi ditunjukkan pula oleh tersedianya lapangan pekerjaan sebagai
sumber penghidupan bagi penduduk yang bekerja. Perluasan kesempatan
kerja dan kebebasan untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi sebagai
produsen merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia dalam proses pembangunan. Kesejahteraan ekonomi ditandai pula
oleh ketersediaan pilihan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Frasa kesejahteraan mencakupi pula terpenuhinya kebutuhan papan
atau perumahan yang layak bagi semua masyarakat. Kepemilikan rumah
yang layak ditandai oleh berfungsinya rumah sebagai tempat yang aman,
nyaman, dan tenteram bagi setiap anggota keluarga. Hal ini tercapai dengan
kualitas bangunan berupa lantai, dinding, atap, sanitasi yang memadai.
Diikuti pula dengan kondisi rumah yang memungkinkan bagi tumbuhnya
perilaku dan hubungan antar anggota rumah tangga yang harmonis dan
rukun serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pemerintah daerah turut berperan dan bertanggungjawab memenuhi
kebutuhan dasar penduduk. Peran dan tanggungjawab pemerintah muncul
manakala masyarakat secara alamiah belum mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya atau untuk tujuan sosial yang lebih luas. Untuk itu pemerintah
memiliki tugas dan fungsi penyediaan perlindungan dan jaminan sosial bagi
masyarakat. Pemerintah melakukan fungsi pengayoman dengan
pemberdayaan fakir miskin, anak terlantar, orang jompo, penyandang
masalah kecacatan. Sebagaimana peran dan fungsi ini menjadi bagian dari
amanat konstitusi.
Fungsi pemerintah daerah bagi kesejahteraan sosial ditunjukkan
dengan penyediaan jaminan sosial dan penyediaan layanan publik khusus
melalui jaminan kesehatan daerah maupun pendidikan, penyediaan
perumahan yang layak dan terjangkau, perbaikan sanitasi lingkungan,
penyediaan layanan terpadu bagi kesehatan ibu, bayi, balita serta orang
jompo, termasuk bagi komunitas masyarakat terpencil.
Kata adil mencerminkan keinginan yang kuat terhadap pengetahuan,
ketaatan dan kesadaran hukum yang tinggi oleh masyarakat, pengusaha,
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 8
pemerintah pada seluruh sektor kehidupan. Proses pembangunan yang adil
menempatkan secara tepat dan seimbang tuntutan pemenuhan hak dengan
pelaksanaan kewajiban. Rakyat sebagai subjek dan objek pembangunan
memiliki hak dalam proses pembangunan, baik dalam merencanakan,
melaksanakan, maupun menikmati hasil pembangunan. Pembangunan
haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pada saat
bersamaan, pembangunan berlangsung atas supremasi hukum untuk
mendasarkan tindakan dan sikap yang sesuai dengan hukum dan aturan
serta mematuhi dan taat kepada hukum yang berlaku.
Proses pembangunan ditandai dengan meningkatnya kepastian
hukum dan perlindungan terhadap hak azasi manusia, termasuk
perlindungan atas agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal. Supremasi
hukum menjadi prasyarat bagi terwujudnya keamanan, ketertiban, dan
ketentraman sosial yang ditandai oleh menurunnya tindak kriminalitas,
pelanggaran, dan segala bentuk tindakan melawan hukum. Aspek non-fisik
dan kualitatif dari kemajuan ditunjukkan oleh adanya perubahan
kelembagaan yaitu menyangkut tata nilai, aturan, norma, baik yang formal
maun non-formal sebagai kesepakatan sosial yang dipedomani dalam
mengatur interaksi sosial ekonomi antarpelaku pembangunan.
Pemenuhan rasa keadilan secara hukum beriringan dengan keadilan
secara ekonomi. Rakyat mempunyai kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi sosial, ekonomi dan politik. Keadilan secara ekonomi
menunjukkan kesempatan dalam pemenuhan hak ekonomi meningkatkan
taraf kehidupannya melalui kesempatan berusaha dan memperoleh
pekerjaan. Hak sosial masyarakat yaitu mendapatkan pelayanan sosial,
berupa pendidikan dan kesehatan dan perlindungan keamanan. Hak politik
masyarakat sebagai warganegara yaitu adanya kesempatan mengemukakan
pendapat, melaksanakan hak politik, mengamankan dan mempertahankan
negara, serta mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum.
Pembangunan untuk membentuk masyarakat yang adil berarti mengurangi
bahkan menghapuskan segala bentuk diskriminasi, baik antarindividu,
gender, maupun wilayah.
Keadilan terjadi pula antargenerasi. Keadilan dengan perspektif
jangka panjang ini bermakna pembangunan dipahami sebagai kesetaraan
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 9
antar generasi yang hanya mungkin dicapai dengan menghadirkan
kesetaraan sosial pada saat ini. Aktivitas pembangunan dalam pemanfaatan
sumber daya alam dan sosial oleh satu atau beberapa kelompok tidak
mengorbankan harkat dan martabat yang dimiliki oleh kelompok masyarakat
lainnya yang hidup dan tinggal di wilayah lainnya. Pelaksanaan dan hasil
pembangunan berlanjut tanpa batas dalam dimensi waktu karena
kemampuannya menyeimbangkan kepentingan berbagai kelompok
masyarakat, baik pada generasi pada suatu kurun waktu yang sama maupun
diantara generasi lintas waktu.
Rasa aman telah menjadi tujuan dasar pembangunan dan menjadi
kebutuhan dasar setiap rakyat. Aman berarti adanya perlindungan dan
jaminan yang memberikan kebebasan dari ketakutan dan kegelisahan. Aman
adalah ketenangan dan ketentraman tanpa merasakan adanya ancaman
terhadap timbulnya situasi yang tidak stabil dan kacau. Keamanan dalam
artinya yang luas berupa terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok manusia
secara materi dalam bidang ekonomi. Pengentasan kemiskinan, dan
pemerataan pembangunan dan keadilan hukum adalah pilar penting untuk
menciptakan keamanan. Dalam hal ini, keamanan mencakup aspek-aspek
materi, kejiwaan dan rohani berupa perlindungan atas jiwa, harta, akal dan
keturunan dari berbagai tindak kejahatan dan pelanggaran hukum.
Kemananan dicapai dengan memperkuat tugas dan fungsi dasar pemerintah
untuk memberikan perlindungan, pencegahan, penyelesaian dan penindakan
atas berbagai tindakan kejahatan dan pelanggaran hukum. Keamanan
sebagai kebutuhan mendesak setiap rakyat menghendaki terbentuknya dan
berlangsung sistem keamanan yang dilaksanakan terpadu dengan inisiatif
dan partisipasi masyarakat.
Menjadi Daerah agribisnis didasarkan atas kondisi faktual Kabupaten
Tebo yang memiliki struktur ekonomi agraris yang kuat. Karena itu,
penguatan basis ekonomi agraris perlu terus dilakukan dengan melakukan
modernisasi melalui adopsi teknologi pertanian tepat guna dan melakukan
diversifikasi kegiatan pertanian. Pengembangan kegiatan dan produksi
pertanian diartikan dalam definisi yang luas, mencakup perkebunan,
tanaman pangan, holtikultura, perikanan, peternakan, dan kehutanan sesuai
potensi dan keunggulan setiap wilayah hingga unit pemerintahan terkecil dan
prospek sosial-ekonomi dengan mewujudkan desa atau sentra produksi
maupun industri pertanian yang membentuk kawasan agropolitan.
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 10
Pondasi struktur ekonomi agraris yang kuat dan berbasis luas tersebut
menjadi pijakan bagi perluasan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya meliputi
industri, utilitas, perdagangan dan jasa-jasa. Makna menjadi daerah
agrobnisnis memuat upaya untuk membangun keterkaitan ke depan (forward
linkages) antara kegiatan dan produksi pertanian dengan pengembangan
jasa-jasa pendukung bagi sektor pertanian meliputi perdagangan,
transportasi, jasa keuangan, jasa pemerintahan. Dalam makna agribisnis
tercakup pula didalamnya sub sistem agroindustri berupa proses produksi
dan kegiatan industri yang mengolah hasil pertanian dan mengembangkan
industri dengan input yang lebih banyak berasal dari output pertanian. Pada
saat bersamaan, modernisasi pertanian menciptakan keterkaitan ke
belakang (backward linkage) dengan sektor perdagangan dan indutri yang
menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana produksi pertanian.
Visi menjadi daerah agribisnis menegaskan komitmen berbagai
pemangku kepentingan untuk berperan serta meningkatkan nilai tambah
hasil pertanian dan memperluas kesempatan kerja. Peningkatan nilai tambah
adalah sarana untuk mencapai tujuan utama berupa kesejahteraan
masyarakat, baik petani, pengusaha dan pengolah hasil pertanian, dan
penyedia jasa pendukung bagi kegiatan pertanian. Visi untuk menjadi daerah
agribisnis menghendaki daya dukung infrastruktur sosial dan ekonomi.
Peningkatan, pemeliharaan dan peningkatan kualitas jaringan transportasi,
mulai dari jalan, jembatan, dan terminal sebagai infrastruktur yang telah ada
maupun rel kereta api, pelabuhan udara, hingga dermaga sungai (water
ways) yang sangat potensial berkembang dimasa mendatang. Tak kalah
pentingnya, penyediaan infrastrutkur ekonomi diantaranya pasar dan toko
maupun infrastrukutur sosial berupa jaringan listrik, telekomunikasi dan
informasi, air bersih, sanitasi, dan pengelolaan persampahan.
3.2. Misi Pembangunan Visi pembangunan dicapai dengan 6 (enam) misi pembangunan
Kabupaten Tebo, yaitu:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas yaitu manusia yang
beriman, bertaqwa dan berbudaya, berilmu pengetahuan, cerdas,
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 11
sehat, dan terampil. Misi ini dicapai melalui pendidikan yang bertujuan
membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama,
mengembangkan modal sosial melalui peningkatan interaksi lintas
budaya yang meningkatkan sikap toleransi dan saling memahami,
menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kearifan lokal bagi
tumbuhnya kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan kebanggaan
terhadap jati diri budaya sebagai masyarakat Kabupaten Tebo. Sumber
daya manusia yang berilmu pengetahuan dan cerdas dicapai dengan
memperluas akses, meningkatkan kualitas serta tata kelola sistem
pendidikan di daerah; mengembangkan dan memperluas pemanfaatan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; meningkatkan pelayanan
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi dan merata di
berbagai daerah dan masyarakat dengan meningkatkan sarana dan
prasarana kesehatan, ketersediaan tenaga medis yang memadai, dan
tata kelola kebijakan kesehatan yang baik. Kualitas sumber daya
manusia mencakup pula perubahan sikap mental, keahlian dan
keterampilan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dengan
mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan.
2. Mewujudkan daerah agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif sebagai basis bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Misi ini dicapai dengan memperkuat perekonomian daerah
berbasis keunggulan komparatif masing-masing wilayah pada sektor
pertanian; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan modernisasi pertanian
dan agroindustri yang bernilai tambah tinggi dan berdaya saing;
mengembangkan keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan
serta memperkuat ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis;
mengarahkan proses transformasi struktural secara bertahap, terarah
dan mantap pada berbagai sektor ekonomi dan diantara sub sektor
ekonomi; memberdayakan dan memperkuat kelembagaan UMKM dan
koperasi serta pembangunan daerah pedesaan; mendorong
kewirausahaan dan penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan
menciptakan kepastian hukum dan kemudahan pelayanan dalam
perizinan dan investasi; mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan yang berwawasan lingkungan dengan menjaga
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 12
keseimbangan antara pemanfaatan dan keberlanjutan SDA dan
lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan
kenyamanan dalam kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang
melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial dan ekonomi; mendorong tumbuhnya
konservasi dan pemulihan lingkungan untuk menciptakan keindahan dan
mendukung kualitas dan kenyamanan kehidupan.
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang memadai dan maju
dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur
untuk meningkat kualitas kehidupan masyarakat dan menunjang aktifitas
sosial ekonomi; mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam
pembangunan infrastruktur antara pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha; mempertimbangkan prioritas penyediaan infrastruktur bagi pusat
pertumbuhan dan daerah terpencil; serta menyediakan berbagai
infrastruktur ekonomi dan sosial berupa transportasi, energi dan listrik,
perdagangan, air bersih, pemukiman dan perumahan.
4. Mewujudkan Kabupaten Tebo yang aman, tertib, dan tentram
dengan memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme
TNI dan Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat;
mencegah tindak kejahatan dan menuntaskan tindak kriminalitas;
melakukan reformasi struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum
serta menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan
memihak pada rakyat kecil; meningkatkan dan mengembangkan sistem
keamanan berbasis partisipasi masyarakat.
5. Mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan
mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan
kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang tertinggal,
menanggulangi kemiskinan secara bertahap, menyediakan akses yang
sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana
dan prasarana ekonomi, dan menghapuskan diskriminasi dalam
berbagai aspek kehidupan termasuk diskriminasi gender.
RPJPD 2005-2025
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN TEBO
BAB IV 13
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan
meningkatkan profesionalisme penyelenggara pemerintahan melalui
pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur; mengembangkan
sistem manajemen pelayanan kepada masyarakat yang terbuka,
bertanggungjawab, dan efisien dan efektif; meningkatkan kapasitas
aparatur untuk menjalankan fungsi berdasarkan kepastian hukum diikuti
oleh pengawasan dan penindakan untuk menciptakan pemerintahan
yang bersih dari tindakan penyalahgunaan wewenang; mendorong
tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam proses
perumusan kebijakan publik; menjaga dan meningkatkan kerjasama dan
kemitraan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif untuk menjaga
stabilitas sosial dan politik daerah; mengembangkan sistem informasi
keuangan publik yang terbuka dan bertanggungjawab; berkembangnya
sistem manajemen sumber daya aparatur yang sesuai dengan dinamika,
keahlian dan kebutuhan serta berkembangnya sistem reward and
punishment.