Upload
rama-dewa
View
58
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. Identitas
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Kimia
Materi pokok : Asam Basa
Waktu : 45 menit
II. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
III. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
IV. Indikator
− Mengidentifikasi asam dan basa monovalen, divalen, dan trivalen menurut teori
Arrhenius
− Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan indikator kertas lakmus
− Menghitung pH larutan asam kuat atau basa kuat yang diketahui konsentrasinya.
V. Tujuan Pembelajaran :
− Melalui diskusi kelompok siswa mampu menggolongkan asam dan abasa
monovalen, divalen, dan trivalen menurut teori Arrhenius
− Melalui diskusi kelompok dan mengamati simulasi siswa mapu mengidentifikasi
sifat larutan asam dan basa dengan indikator kertas lakmus
− Melalui diskusi kelompok siswa mampu Menghitung pH larutan asam kuat atau
basa kuat yang diketahui konsentrasinya.
VI. Materi Pembelajaran
TEORI ASAM BASA
a. Teori Arrhenius
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya adalah
senyawa kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut ke dalam air.
Contohnya: gas hidrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion H+. Dengan reaksi:
HCl(aq) H+(aq) + Cl-
(aq)
Berdasarkan banyaknya ion H+ yang dilepaskan, asam dapat dikelompokkan menjadi:
Asam monovalen (asam bervalensi 1)
Asam yang menghasilkan satu ion H+ dari tiap molekulnya. Contohnya: HF, HCl,
HBr, CH3COOH, HNO3
Asam bivalen (asam bervelensi dua)
Asam yang menghasilkan dua ion H+ dari tiap molekulnya. Contohnya: H2S,
H2SO4, H2C2O4
Asam polivelen (asam bervelensi banyak)
Asam yang menghasilkan banyak ion H+ dari tiap molekulnya. Contohnya: H3PO4
Berdasarkan kekuatannya asam dapat dibedakan menjadi asam kuat dan asam lemah.
Asam kuat adalah asam yang mudah terionisasi dan banyak menghasilkan ion H+
dalam larutannya. Contohnya : HCl
Asam lemah adalah asam yang sedikit terionisasi dan menghasilkan sedikit ion H+
dalam larutannya. Contohnya: CH3COOH
Basa menurut Svante Arrhenius adalah suatu senyawa yang dalam air (larutan) dapat
menghasilkan ion OH-. Umumnya terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus
hidroksil (OH-) didalamnya. Amonia meskipun termesuk senyawa kovalen yang tidak
mengandung gugus hidroksil tetapi dalam air dapat menghasilkan ion OH-.
Berdasarkan kekuatannya basa dapat dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah.
Basa kuat adalah basa yang mudah terionisasi dan banyak menghasilkan ion OH-
dalam larutannya. Contohnya : NaOH
Basa lemah adalah basa yang sedikit terionisasi dan menghasilkan sedikit ion OH -
dalam larutannya. Contohnya: NH3 dan Al(OH)3.
b. Indikator Asam Basa
Indikator adalah suatu zat yang memberi warna berbeda pada larutan asam dan larutan
basa. Indikator asam basa yang sudah dikenal adalah kertas lakmus. Lakmus merah
merupakan indikator untuk larutan basa dan lakmus biru merupakan indikator larutan
asam.
Selain kertas lakmus, yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa
diantaranya mahkota bunga, kunyit, kulit manggis. Misalnya, mahkota bunga hydrangea,
memiliki warna merah muda hingga bergantung tanah tempat tumbuhnya. Hydrangea,
memiliki warna merah muda hingga biru bergantung tanah tempatnya tumbuhnya.
Hydrange biru tumbuhnya di tanah asam, sedangkan di tanah netral atau basa berwarna
merah muda.
Sebenanya indikator asam basa merupakan senyawa organik yang mempunyai
suatu warna pada larutan yang mengandng konsentrasi hidrogen tinggi dan memberikan
warna lain untuk konsentrasi hidrogen yang lebih rendah.
Larutan indikator akan terionisasi dalam reaksi kesetimbangan sebagai berikut.
Hln(aq) H+(aq) + In-
(aq)
Misalnya indikator dinitrofenol, dimana Hln tidak berwarna In- berwarna kuning.
Pada larutan asam, dinitrofenol tidak berwarna dan dalam larutan basa berwarna kuning.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Dalam larutan asam, ion H+ dari asam akan memperbesar ion H+ yang ada dalam
kesetimbangan, sehingga kesetimbangan bergeser ke arah kiri, akibatnya (Hln) akan
bertambah dan mendominasi larutan menjadi tidak berwarna.
b. Dalam larutan basa, ion OH- dari basa bereaksi dengan ion H+ yang ada dalam
kesetimbangan bentuk H2O. Karenanya ion H+ pada kesetimbangan berkurang,
mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan, sehinga terjadi pembentukan ion
In-. In- mendominasi warna larutan sehingga larutan berwarna kuning.
Beberapa Idikator Asam Basa
Indikator Warna dalam larutan
Asam Basa
Fenolftalein Tidak berwarna Merah
Bromtimol biru Kuning Biru
Metil kuning Merah Kuning
Metil jingga Merah Kuning
Metil merah Merah Kuning
Dinitrofenol Tidak berwarna Kuning
Timolftalein Kuning Ungu
Derajat keasaman (pH)
Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya sangat kecil sehingga untukkemudahan
penulisan digunakan besaran lain. Untuk menghindari penggunaan angka yang sangat
kecil, Sorensen (1868 – 1939) mengusulkan konsep pH, agar memudahkan kimiawan
dalam mengukur konsentrasi ion H+ dan perubahannya dalam suatu larutan.
Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam
suatu larutan:
pH = – log [H+]
dengan menggunakan analogi yang sama, maka kita dapat menentukan harga konsentrasi
ion OH– dalam larutan:
pOH = – log [OH–]
VII. Metode, Pendekatan , dan Model pembelajaran:
1. Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab
2. Pendekatan : Induktif
3. Model Pembelajaran : STAD
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
Kegiatan awal
Gru memberikan salam kepada
siswa
Guru melakukan mengecek
kehadiran siswa
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Memberikan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan terkait pengetahuan
sebelumnya yang berkaitan
dengan materi yang akan
dipelajari.
“ anak-anak, pada pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari mengenai teori asam-basa arhenius. Ada yang masih ingat apa yang dikemukakan oleh Arrhenius?
Coba berikan contohnya!
Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan
mengajukan pertanyaan :
“Iya benar, menurut teori asam-
basa Arrhenius asam merupakan
suatu zat/senyawa yang dapat
melepasakan ion hidrogen dalam
Siswa menjawab salam dari
guru
Memperhatikan presensi yang
dilakukan oleh guru.
Siswa menyimak penjelasan
yang disampaikan oleh guru
dan menanyakan kepada guru
apabila belum jelas.
Siswa merespon dan memberi
tanggapan apersepsi yang
disampaikan oleh guru.
Siswa merespon dan memberi
tanggapan motivasi yang
disampaikan oleh guru.
5 menit
air dan basa dapat melepasakan
ion hidroksida dalam air. Nah
bagaimana kita dapat menguji
bahwa larutan tersebut
merupakan suatu asam atau
basa?”
“ iya benar yaitu menggunakan
suatu indikator. Nah, pada
pertemuan kali ini kita akan
membahas tentang indikator
beberapa indikator lain. Selain
itu kita juga akan membahas
mengenai penentuan harga pH
suatu asam ataupun basa.
Kegiatan inti
Eksporasi
Guru menyuruh siswa untuk
membuat kelompok berjumlah 4
orang secara heterogen.
Guru mengeksporasi
kemampuan siswa dengan
memberikan masalah yang sama
ke masing-masing kelompok
tentang asam monoprotrik,
diprotik dan triprotik
Masing-masing kelompok
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dan
langsung menjawabnya jika
sudah menemukan jawabannya
Elaborasi
Setiap kelompok secara
bergiliran menjawab
permasalahan yang diberikan
Siswa membuat kelompok
sesuai dengan arahan guru.
Siswa duduk sesuai dengan
kelompok yang telah
ditentukan.
Siswa mencermati setiap
pertanyaan yang diberikan dan
mendiskusikan jawabannya
dengan kelompoknya
Siswa menjawab permasalahan
yang diberikan eleh guru
15 menit
10 menit
oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung
Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusibya di depan kelas
(pengayaan pada akhir
pelajaran)
Konfirmasi
Guru memberikan komentar
terhadap masing-masing hasil
diskusi dari kelompok dan
menanyakan masalah yang
berhubungan dengan diskusi
yang telah dilaksanakan siswa.
Memberi apresiasi terhadap
kelompok yang paling aktif dan
baik.
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan
kelas
Siswa menyimak masukan yang
diberikan dan menanyakan
apabila ada yang belum
dimengerti
10 menit
Kegiatan akhir
Guru mengajak siswa untuk
membuat kesimpulan pelajaran
dalam bentuk rangkuman.
Guru memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya mengenai
topik yang telah dipelajari.
Siswa menyimak dan mencatat
hal-hal yang dianggap perlu.
Siswa mengajukan pertanyaan
terkait topik yang telah
dipelajari (jika ada).
5 menit
IX. Media/Sumber Pembelajaran/Referensi
a. Sumber Pembelajaran: Buku-buku kimia SMA kelas XI semester genap
b. Referensi: Sutresna, Nana. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Bandung:Grafindo
X. Alat dan Media
Media : Animasi perubahan warna kertas lakmus dalam larutan asam dan basa
Alat : Komputer dan LCD.
XI. Penilaian (instrumen penilaian terlampir)
o Kognitif : Post Test
o Psikomotor: Aktivitas selama proses belajar mengajar berlangsung
o Afektif: Kehadiran, kerapian mengerjakan tugas
RUBRIK PENLAIAN
PENILAIAN KOGNITIF
No SoalSkor
maksimum
1 Jelaskan apakah asam-basa menurut teori brownsted-lowry dan
asam basa lewis dapat ditentukan kekuatan keasamannya?
Mengapa?
5
2 Sebutkan minimal 2 indikator tunggal yang anda ketahui dan
jelaskan bagaimana indikator tersebut dapat memberikan
perubahan pada trayek pH tertentu!
5
3 Tentukanlah pH HCl 0,01 M 5
4 Jelaskanlah mengapa harga pKw = 10-14! 5
5 Hitunglah pH 250 mL larutan yang mengandung 0,05 mol
NaOH !5
PENILAIAN AFEKTIF
NoNama siswa /
kelompokAspek Penilaian
Skor setiap kelompok/individuSangat Baik
Baik Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
1 .
Kehadiran di kelas & ketepatan kehadiran di kelas
Ketepatan waktu pengumpulan tugas
Sikap yang ditunjukan pada saat kegiatan pembelajaran
Sikap saat kerjasama dengan anggota kelompok atau dengan teman di dekatnya pada saat menyelesaikan masalah
Perolehan skorNilai akhir = x 100
Skor maksimal
2 .
Kehadiran di kelas & ketepatan kehadiran di kelas
Ketepatan waktu pengumpulan tugas
Sikap yang ditunjukan pada saat kegiatan pembelajaran
Sikap saat kerjasama dengan anggota kelompok atau dengan teman di dekatnya pada saat menyelesaikan masalah
Penilaian : N =
jumlah skor yang diperoleh20 x 100
PENILAIAN PSIKOMOTOR
NoNama siswa /
kelompokAspek Penilaian
Skor setiap kelompok/individuSangat Baik
Baik Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
1 .
Partisipasi dalam memberikan pendapat di dalam diskusi kelompok
Partisipasi di dalam diskusi kelompok
Partisipasi dalam menjawab pertanyaan secara lisan
Partisipasi dalam bertanya
2 .
Partisipasi dalam memberikan pendapat di dalam diskusi kelompok
Partisipasi di dalam diskusi kelompok
Partisipasi dalam menjawab pertanyaan secara lisan
Partisipasi dalam bertanya
Penilaian : N =
jumlah skor yang diperoleh20 x 100
Keterangan Penilaian
Kriteria skor Kriteria Penilaian
1 = sangat kurang
2 = kurang / jarang
3 = cukup
4 = baik / sering
5 = sangat baik/ sangat sering
25 – 49 = sangat kurang (SK)
50 – 59 = kurang (K)
60 – 74 = cukup (C)
75 – 80 = baik (B)
81 – 100 = sangat baik (A)