19
REFLEKSI KASUS SEORANG LAKI-LAKI 50 TAHUN DENGAN F20.3 SKIZOFRENIA TAK TERINCI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh: RIZKY SARASWATI INDRAPUTRI G99141129 Pembimbing: dr. Agung Sp.KJ 1

RSJ 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus, skizofrenia paranoid

Citation preview

REFLEKSI KASUS

SEORANG LAKI-LAKI 50 TAHUN DENGAN F20.3 SKIZOFRENIA TAK TERINCI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Disusun Oleh:RIZKY SARASWATI INDRAPUTRIG99141129

Pembimbing:dr. Agung Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RS JIWA DAERAH SURAKARTASURAKARTA 2015

I. IDENTITASNama : Tn.SUmur : 50 tahunJenis Kelamin : Laki-LakiAgama : IslamSuku: JawaAlamat : BoyolaliPendidikan : Lulusan SDPekerjaan : Tidak BekerjaStatus : Sudah menikahMasuk Rumah Sakit: 11 Mei 2015Tanggal Pemeriksaan: 11 Mei 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRIRiwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa. Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 11 Mei 2015 di IGD Alloanamnesa dilakukan pada tanggal 11 Mei 2015 dengan Tn. M om pasien bertatap muka.

A. Keluhan Utama:Pasien dibawa oleh om pasien dan warga sekitar rumah karena mengamuk melempari rumah tetangga dengan batu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :.1. AllonamnesisWawancara dilakukan dengan Tn. M, om kandung pasien secara tatap muka. Tn. M bercerita bahwa pasien dibawa ke RSJD Surakarta karena mengamuk, marah-marah, melempari rumah tetangga dengan batu serta bicara kotor kurang lebih satu tahun terakhir. Pasien sering pergi malam-malam dari rumah dan keesokannya pasien datang lagi ke rumah hanya untuk makan kemudian pergi lagi tanpa tujuan. Tn. M mengatakan bahwa psien sering mengamuk setelah makan dan melempar barang-barang yang dia pegang seperti piring dan gelas. Pasien mengamuk sejak 3 tahun yang lalu.Tn. M menceritakan bahwa ayahnya pasien dan keluarganya tidak memperdulikan, oleh karena itu hanya tetangga yang membawa pasien. Menurut Tn. M pasien pendidikan terakhirnya adalah tamatan SD. Dalam melaksanakan fungsi sehari-sehari pasien agak kesulitan. Pasien jarang mandi kurang lebih 3 bulan dam pasien juga tidak bekerja.

2. AutoanamnesaSaat wawancara berbaring dengan diatas tempat tidur dengan diikat kedua kaki dan tangan pasien. Pasien tampak gelisah dan kontak mata adekuat. Pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh pemeriksa. Pasien menggunakan baju berwarna biru dan celana pendek berwarna putih yang kotor. Pasien tampak sesuai usia, terlihat tidak terawat, kuku jari panjang dan hitam. Pasien menjawab dengan volume suara yang cukup, artikulasi jelas dan intonasi yang cukup.Ketika ditanya identitas pasien mengaku bernama S, berumur 50 tahun, dan bertempat tinggal di Boyolali, tinggal bersama ayah dan ibu kandunnya. Saat ditanya sedang berada dimana pasien menjawab di rumah sakit jiwa Surakarta. Saat ditanya hari apa pasien menjawab hari kamis atau jumat. Saat ditanya pagi atau sore pasien menjawab sore. Saat ditanya mengapa pasien dibawa ke RSJ Surakarta pasien tidak mengetahui alasan yang jelas. Pasien mengaku sedang makan di rumah kemudian pasien tiba-tiba di sergap dan diikat oleh tetangganya. Saat ditanya oleh siapa pasien dibawa ke rumah sakit, pasien menjawab tetangga pasien.Pasien mengatakan bahwa dirinya sering mendengarkan suara suara anak kecil berjumlah satu orang, pasien merasa bahwa anak-anak tersebut mengejek pasien. Pasien juga mengeluhkan bahwa beliau sering melihat bayangan sesosok wanita tua berjumlah satu orang yang muncul saat pasien beraktivitas dan saaat pasien sendiri.pasien juga merasa di jelek-jelekkan oleh orang sekitar yang berbicara dan tidak jelas suaranya. Pasien mengatakan tinggal dirumah bersama dengan ibunya saja, saat ditanya ayah pasien tinggal dimana, pasien menjawab bahwa ayah pasien tinggal dalam satu rumah namun ekspresi pasien tidak suka. saat ditanya dirinya sudah menikah atau belum, pasien menjawab belum menikah.C. Riwayat Penyakit dahulu1. Riwayat PsikiatriPasien baru pertama kali ini dirawat di RSJ

2. Riwayat Gangguan Medis Riwayat hipertensi: disangkal Riwayat diabetes mellitus: disangkal Riwayat trauma: disangkal Riwayat kejang: disangkal Riwayat asma: disangkal3. Riwayat Medis Lain Riwayat konsumsi alkohol: disangkal Riwayat merokok: disangkal Riwayat konsumsi obat psikotropik: disangkal

D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien adalah anak pertam dari dua bersaudara. Pasien lahir normal ditolong oleh bidan. Ibu pasien tidak pernah mengalami sakit saat mengandung pasien.

2. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun)Pasien diasuh oleh ayah dan ibu pasien. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan tingkah laku maupun penyakit pada masa ini. Perkembangan dan pertumbuhan pasien normal seperti anak lainnya.3. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun)Pasien masa anak pertengahan sekolah di SD. Tidak pernah berkelahi dengan teman-temannya. Namun pasien h.arus berhenti di SD karen faktor biaya4. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja)Pasien tidak melanjutkan pendidikan SMP dan SMA.5. Riwayat Masa Dewasaa. Riwayat PekerjaanPasien saat ini tidak bekerja. Sebelumnya pasien meupakan seorang petani.b. Riwayat PerkawinanPasien sudah menikah dan memiliki 1 orang anakc. Riwayat PendidikanPendidikan terakhir pasien adalah SDd. AgamaPasien pemeluk agama Islam. Pasien mengaku tidak rajin sholat 5 waktu.e. Riwayat PsikoseksualPasien menyukai lawan jenisf. Aktivitas SosialPasien kurang bisa berinteraksi sosial dengan baik.g. Riwayat Pelanggaran HukumPasien belum pernah melanggar hukum

E. Riwayat KeluargaGenogram

Keterangan Gambar:: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki

: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan

: tanda gambar yang menunjukkan sakit serupa pasien

: tanda gambar yang menunjukkan telah meninggal

: tanda gambar yang menunjukkan pasien

Tidak ditemukan riwayat keluarga yang memiliki keluhan yang sama atau gangguan jiwa.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. Gambaran Umum1. PenampilanSeorang laki-laki, 50 tahun, penampilan tampak sesuai umur dan jenis kelamin, pakaian tampak kotor. Rambut berantakan, kuku hitam panjang. Pasien tampak gelisah dan diikat ditempat tidur.

2. PsikomotorPasien tampak hiperaktif (karena melempari batu ke rumah tetangga) kontak mata (+) adekuat

3. Sikap terhadap pemeriksaSikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif, mampu menjawab pertanyaan.

B. Kesadaran1. Kuantitatif: Compos Mentis, E4V5M62. Kualitatif: berubah

C. PembicaraanPasien menjawab pertanyaan yang diberikan. Pasien menjawab dengan spontan sesuai yang ditanya pemeriksa, volume suara yang cukup, intonasi yang cukup dan artikulasi yang kurang jelas.

D. Alam Perasaan1. Mood: disforik2. Afek :menyempit3. Keserasian : tidak serasi4. Empati: tidak dapat diraba rasakan

E. Gangguan Persepsi1. Halusinasi : (+) auditorik, visual2. Ilusi : (-) 3. Depersonalisasi : (-)4. Derealisasi : (-)

F. Proses Pikir 1. Bentuk pikir : Non-realistik2. Isi pikir : ide curiga3. Arus pikir : sirkumstansial, flight of idea

G. Kesadaran dan Kognisi1. Orientasi Orang: baik, pasien dapat mengenali dokter dan orang yang membawa pasien ke IGD. Tempat: terganggu, pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit dan alamat tempat tinggalnya. Waktu:baik, pasien mengetahui waktu saat dilakukan pemeriksaan.2. Daya ingat Jangka panjang: baik, pasien dapat mengingat nama SD.. Jangka sedang: baik, pasien dapat menceritakan kejadian sebelum dibawa ke RSJD Surakarta. Jangka pendek: baik, pasien mampu menyebutkan apa yang dimakan saat sarapan. Jangka segera: jelek, pasien menjawab petanyaan pemeriksa dengan berloncat-loncat3. Daya konsentrasi dan perhatianKonsentrasi : baikPerhatian: baik4. Kemampuan abstrak : belum dapat dievaluasi5. Kemampuan visouspasial : belum dapat dievaluasi6. Kapasitas membaca dan menulis: baik7. Kemampuan menolong diri sendiriBaik, pasien dapat makan, minum, mandi, dan tidur sendiri, H. Daya Nilai1. Nilai sosial: terganggu2. Uji daya nilai: terganggu3. Penilaian realitas: terganggu

I. Tilikan: Derajat I (pasien menyangkal bahwa dirinya sakit).

J. ReliabilitasSecara keseluruhan informasi di atas dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Status Interna1. Kesan Utama : composmentis, kesan status gizi baik2. Vital Sign :a. Tekanan darah: 120/80 mmHgb. Nadi : 84 kali/menitc. Suhu : 36,5oCd. Respirasi : 22 kali/menitKesan: Pemeriksaan vital sign dalam batas normalB. Status Neurologi1. Fungsi kesadaran: GCS E4V5M62. Fungsi luhur : baik3. Fungsi kognitif : baik4. Fungsi sensorik : baik N N N N5. Fungsi motorik : baik

Kontraksi otot Tonus otot +5 +5 N N +5 +5 N N

Reflek fisiologis Reflek patologis +2 +2 -- +2 +2 - -

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNADari riwayat penyakit sekarang didapatkan, pasien dibawa ke RSJD Surakarta setelah mengamuk di rumah. Pasien mengamuk rumah tetangga pasien dengan batu, Pasien mengatakan bahwa dirinya sering mendengarkan suara suara anak kecil berjumlah satu orang, pasien merasa bahwa anak-anak tersebut mengejek pasien. Pasien juga mengeluhkan bahwa beliau sering melihat bayangan sesosok wanita tua berjumlah satu orang yang muncul saat pasien beraktivitas dan saaat pasien sendiri.pasien juga merasa di jelek-jelekkan oleh orang sekitar yang berbicara dan tidak jelas suaranya. Menurut alloanamnesis yang dilakukan kepada Tn. A menceritakan pasien sering mengamuk sejak 3 tahun yang lalu. Pasien sering melempar batu ke rumah tetangga, pasien juga sering melempat gelas dan piring yang sedang dibawanya.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIKPada pasien ini ditemukan adanya gangguan psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa. Diagnosis Aksis IPada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit pada saat ini. Berdasarkan data ini kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan yang menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini belum bisa disingkirkan, sehingga diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) belum dapat disingkirkan.Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunan zat-zat adiktif dan psikoaktif sebelumnya disangkal sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.Pada pemeriksaan status mental pasien ditemukan suatu gejala yang jelas dan bermakna yaitu kesadaran kualitatif berubah, mood serasi dan dengan afek menyempit, bentuk pikir non realistik, arus pikir sirkumstansial dan flight of idea, isi pikir berupa ide curiga. Penilaian realita dan sosial pasien terganggu serta tilikan derajat I.Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka sesuai kriteria PPDGJ III, untuk aksis I, diusulkan diagnosis untuk pasien ini sebagai skizofrenia tak terinci (F20.3) karena ditemukan gejala psikotik, yaitu adanya ide curiga yang dominan, adanya hendaya dalam melakukan aktivitas sosial dan RTA yang terganggu, serta halusinasi auditorik dan visual.Diagnosis Aksis IIBelum ada diagnosisDiagnosis Aksis IIIBelum ada diagnosisDiagnosis Aksis IVBerdasarkan alloanamnesis, pasien menunjukkan gejala setelah ada permasalahan dengan keluarga.Diagnosis Aksis VSkala GAF saat ini 50-41

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAxis I : F20.3 Skizofreniatak terinciAxis II : belum ada diagnosisAxis III : belum ada diagnossAxis IV : Masalah keluargaAxis V : GAF 50-41

VIII. DIAGNOSIS BANDINGF 20.0 skizofrenia paranoidF06.0 halusinasi organikIX. DAFTAR MASALAHA. Organobiologik : Tidak AdaB. Psikologik :1. Gangguan proses pikir 2. Gangguan persepsiX. RENCANA PENGOBATAN LENGKAPA. Medikamentosa1. Haloperidol 3 x 5 mg

B. Non MedikamentosaTerhadap pasien jika kondisi sudah membaik. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping pengobatan Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya. Membantu pasien untuk dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap. Menggali kemampuan pasien agar bisa dikembangkan.Kepada keluarga : Memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien. Menyarankan kepada keluarga pasien agar memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasien. Menyarankan kepada keluarga agar lebih telaten dalam pengobatan pasien, dan membawa pasien untuk kontrol secara teratur.

X. PROGNOSISGood PrognosisNo.KeteranganCheck List

1.Onset lambatX

2.Faktor pencetus jelasX

3.Onset akut

4.Riwayat sosial dan, pekerjaan premorbid yang baikX

5.Gangguan mood

6.Mempunyai pasangan

7.Riwayat keluarga gangguan moodX

8.Sistem pendukung yang baik

9.Gejala positif

Poor PrognosisNo.KeteranganCheck List

1.Onset mudaX

2.Faktor pencetus tidak jelasX

3.Onset tidak jelasX

4.Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid jelekX

5.Perilaku menarik diriX

6.Tidak menikah, cerai/janda/dudaX

7.Riwayat keluarga skizofreniaX

8.Sistem pendukung yang burukX

9.Gejala negativeX

10.Tanda dan gejala neurologisX

11.Tidak ada remisi dalam 3 tahun

12.Banyak relapsX

13.Riwayat traumaX

14.Riwayat penyeranganX

Ad Vitam: bonamAd sanam: dubia ad bonamAd fungsionam: dubia ad bonam8