35
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000 Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

Page 2: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

i

Daftar isi Daftar isi ..................................................................................................................................... i

Prakata ..................................................................................................................................... ii

1 Ruang lingkup ................................................................................................................... 1

2 lstilah dan definisi .............................................................................................................. 1

3 Spesifikasi teknis peta rupa bumi skala 1:250.000 ........................................................... 3

4 Penyajian peta rupa bumi .................................................................................................. 4

5 Reproduksi ........................................................................................................................ 6

6 Ketentuan lain ................................................................................................................... 6

Lampiran A (normatif) Tabel unsur, simbol, dan spesifikasinya ............................................... 7

Lampiran B (normatif) Huruf yang digunakan pada peta rupa bumi skala 1:250.000 ............ 23

Lampiran C (normatif) Singkatan unsur nama rupa bumi skala 1:250.000 ............................ 24

Lampiran D (normatif) Tata letak peta rupa bumi skala 1:250.000 ........................................ 28

Lampiran E (normatif) Sistem penomoran lembar peta rupa bumi skala 1:250.000 ............ 30

Page 3: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

ii

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) XXXXXX, Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000 ini menggantikan SNI 19-6502.2-2000, Spesifikasi teknis peta rupa bumi Indonesia skala 1:250.000 yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Perubahan editorial dan perubahan teknis terjadi sangat signifikan dalam SNI 19-6502.2-2000. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk mengakomodasi persyaratan teknis peta rupa bumi dan pedoman penulisan SNI yang berlaku. Standar ini disusun berdasarkan Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 8 tahun 2007, tentang Penulisan Standar Nasional Indonesia. Jika ditemukan adanya hak paten, hak cipta, atau hak intektual lainnya di dalam standar ini, maka hak-hak tersebut adalah hak setiap pemegang hak intelektual yang bersangkutan. Panitia Teknis Bidang Informasi Geografis/Geomatika (PT 07-01) menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak intelektual perseorangan atau suatu badan hukum. Identifikasi atau tuntutan atas kemungkinan adanya pelanggaran hak-hak intelektual dalam standar ini adalah bukan tanggung jawab PT 07-01. Standar ini dipersiapkan oleh PT 07-01 dan telah dikonsensuskan pada tanggal 10 Desember 2009 di Cibinong.

Page 4: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

1 dari 26

Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan spesifikasi teknis, prosedur penyajian, dan reproduksi peta rupa bumi skala 1:250.000. 2 lstilah dan definisi 2.1 datum sistem acuan yang digunakan untuk perhitungan atau perbandingan hasil survei CATATAN: Ada dua jenis datum, yaitu datum vertikal dan datum horizontal. Datum vertikal merupakan bidang horizontal yang digunakan sebagai acuan tinggi. 2.2 deklinasi magnetis selisih sudut antara utara magnetis dan utara sebenarnya (utara geografis) pada titik pengamatan CATATAN Deklinasi magnetis tidak konstan tetapi bervariasi dari waktu ke waktu akibat gerakan kutub utara magnetis bumi. 2.3 sferoid elipsoid model matematis yang mendekati bentuk dan ukuran geoid dan digunakan sebagai bidang acuan survei geodetis CATATAN Sferoid atau elipsoid acuan merupakan sferoid yang ditentukan dengan cara memutar elips pada sumbu terpendek (kutub)-nya dan digunakan sebagai acuan survei geodetis pada bagian permukaan bumi yang cukup luas. 2.4 faktor skala nilai yang biasanya berkisar 1 yang merupakan hasil jarak di peta dikalikan skala dibagi jarak di bumi CATATAN k0 adalah faktor skala sepanjang meridian tengah (λ0), k faktor skala di paralel atau meridian lainnya. 2.5 gratikul susunan garis bujur dan garis lintang di atas peta yang dapat digunakan untuk menghubungkan titik-titik di atas peta dengan lokasi sebenarnya di atas permukaan bumi

Page 5: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

2 dari 26

2.6 grid peta sekumpulan perpotongan garis mendatar dan garis vertikal di atas peta yang berjarak teratur dan dapat digunakan sebagai acuan CATATAN 1 Grid peta biasanya mengacu pada nama proyeksi yang digunakan; misalnya, grid Lambert, grid Tranverse Mercator, dan grid Universal Transverse Mercator. CATATAN 2 Grid peta dapat digunakan untuk perhitungan arah dan jarak terhadap titik lain 2.7 interval kontur perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berdekatan 2.8 ketelitian derajat kedekatan hasil ukuran terhadap nilai sebenarnya atau nilai yang dianggap benar CATATAN Ketelitian dibedakan dengan ketepatan. Ketelitian berhubungan dengan kualitas hasil ukuran, sedangkan ketepatan berhubungan dengan kualitas operasi cara memperoleh hasil ukuran. 2.9 ketelitian peta ketepatan, kerincian, dan kelengkapan data dan/atau informasi georeferensi dan tematik 2.10 kontur garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rerata (mean sea level) 2.11 koordinat besaran linear atau angular yang menyatakan posisi suatu titik dalam suatu sistem acuan 2.12 peta gambaran dari unsur-unsur alam dan/atau unsur-unsur buatan, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu 2.13 peta dasar peta garis yang menggambarkan posisi horizontal dan vertikal permukaan bumi dan benda tidak bergerak diatasnya, yang dipakai sebagai dasar pembuatan peta-peta lainnya 2.14 peta rupa bumi peta garis yang menggambarkan kenampakan muka bumi yang terdiri atas garis pantai, garis kontur, perairan, nama rupa bumi, batas administratif, perhubungan, bangunan dan fasilitas umum, dan penutup lahan

Page 6: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

3 dari 26

2.15 proyeksi peta suatu sistem penyajian permukaan bumi yang lengkung ke dalam bidang datar CATATAN Proyeksi peta pada umumnya secara sistematis memerlukan perhitungan-perhitungan matematis untuk mentransformasikan garis-garis gratikul bujur dan lintang bumi di atas bidang datar. Setiap proyeksi peta mengakibatkan distorsi jarak. Proyeksi peta berisi 1) gratikul garis-garis yang merepresentasikan paralel-paralel lintang dan meridian-meridian bujur atau 2) grid peta. 2.16 relief bagian puncak dan bagian lembah daratan atau dasar laut 2.17 reproduksi peta penyajian akhir peta yang merupakan hasil dari serangkaian proses penggandaan peta dari cetakan aslinya 2.18 separasi warna proses pemisahan setiap warna gambar, desain, atau negatif yang diperlukan dalam produksi cetak peta 2.19 simbol diagram, desain, huruf, karakter, atau singkatan yang ditempatkan pada peta yang mewakili kenampakan tertentu 2.20 singkatan istilah singkatan dalam peta untuk mewakili kenampakan di permukaan bumi yang berlaku di berbagai wilayah di Indonesia 2.21 skala peta angka perbandingan antara jarak dua titik di atas peta dengan jarak tersebut di permukaan bumi CATATAN Sebuah peta skala 1:250.000 berarti bahwa satu satuan ukuran di atas peta sama dengan 250.000 satuan ukuran di atas permukaan bumi. 3 Spesifikasi teknis peta rupa bumi skala 1:250.000 3.1 Datum horizontal Datum horizontal yang digunakan di dalam peta rupa bumi adalah Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95) yang berparameter elepsoid sama dengan World Geodetic System 1984 (WGS-84), yaitu: a = 6.378.137,0 meter, dan f = 1/298,257223563. dalam hal ini,

Page 7: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

4 dari 26

a : setengah sumbu panjang elips dan f : flattening (penggepengan) elips. 3.2 Datum vertikal Datum vertikal didasarkan pada permukaan laut rerata atau tinggi geoid setempat untuk tiap daerah atau pulau. 3.3 Proyeksi peta dan sistem koordinat grid peta Proyeksi peta yang digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM). Sistem koordinat grid mengikuti sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM). 3.4 Tema dan unsur Secara umum tema dan unsur yang digambarkan di dalam peta rupa bumi meliputi semua tema dan unsur alam ataupun tema dan unsur buatan yang terdiri atas delapan tema, yaitu garis pantai, garis kontur, perairan, nama rupa bumi, batas administrasi, perhubungan, bangunan dan fasilitas umum, dan penutup lahan. 3.5 Ketelititan 3.5.1 Ketelitian horizontal Ketelitian horizontal peta rupa bumi skala 1:250.000 adalah 0,3 mm. Nilai ini merupakan nilai koordinat setiap unsur dikalikan dengan skala dan dibandingkan dengan hasil hitungan koordinat pengukuran yang diuji di lapangan yang diikatkan terhadap titik kontrol planimetris terdekat. Jika dilakukan uji ketelitian, tidak lebih dari 10% titik yang diuji memiliki kesalahan horizontal lebih dari 0,5 mm kali skala peta. 3.5.2 Ketelitian vertikal Ketelitian vertikal peta rupa bumi skala 1:250.000 dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut. 1. Titik yang diuji adalah titik-titik yang terdefinisi dengan jelas di atas permukaan bumi.

Tidak lebih dari 10% titik tinggi yang diuji memiliki kesalahan vertikal lebih dari setengah selang kontur.

2. Akurasi diuji dengan perbandingan ketelitian di atas peta dan data survei berketelitian

lebih tinggi. 3. Jika peta yang telah diuji memenuhi standar ini, suatu pernyataan perlu dibuat pada

legenda. 4. Jika peta yang telah diuji tidak memenuhi standar ini, tidak perlu ada pernyataan apa

pun pada legenda. 4 Penyajian peta rupa bumi 4.1 Cakupan lembar peta Satu lembar peta rupa bumi skala 1:250.000 mencakup daerah dengan ukuran 1 00' lintang dan 1 30' bujur. Dalam hal yang khusus terdapat pengecualian untuk mencakup pulau-pulau

Page 8: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

5 dari 26

kecil atau suatu daratan yang kecil untuk menghindari tambahan lembar peta. 4.2 Selang dan indeks kontur Selang kontur digambarkan tiap 100 m, dengan indeks kontur digambarkan tiap empat selang kontur, dan kontur bantu adalah setengah dari nilai garis kontur. 4.3 Grid peta Grid peta hanya ditunjukkan dengan UTM tick pada tepi peta tiap 10.000 m, diberi warna hitam, dan diberi angka tiap 50.000 m. 4.4 Gratikul Gratikul digambarkan tiap 10’ (menit) dengan garis penuh berwarna biru. 4.5 Penulisan nama unsur rupa bumi Nama unsur alam, unsur buatan, dan nama wilayah administrasi yang dicantumkan di dalam peta adalah nama yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. Penulisan nama unsur rupa bumi mengikuti kaidah penulisan nama unsur rupa bumi yang baku. 4.6 Simbol peta rupa bumi skala 1:250.000 Simbol digunakan untuk merepresentasikan unsur-unsur yang tercantum di dalam peta. Simbol unsur-unsur peta rupa bumi skala 1:250.000 disajikan dalam Lampiran A. 1) Jika tidak ada pengecualian, titik tengah simbol di peta mempunyai korelasi dengan

titik tengah unsur. Dengan demikian, arah penempatan nama harus sesuai dengan arah atau bentuk unsur.

2) Semua unsur dalam satu kelompok disajikan dengan mengingat prinsip generalisasi,

dan dengan pergeseran (displacement) paling kecil. 3) Semua simbol seperti jalan, jalur kereta api, dan sungai yang sejajar satu dengan

lainnya, yang karena keterbatasan skala, penempatannya dapat digeser dengan tetap mempertahankan bentuknya (lihat keterangan Nomor 2). Jika unsur garis yang teratur dan tidak teratur berdekatan, yang digeser adalah unsur yang tidak teratur. Jika terdapat unsur yang tingkatannya lebih rendah dari unsur utama, misalnya, pagar dan sungai, yang digeser adalah unsur yang tingkatannya lebih rendah (pagar).

4) Jika dua batas wilayah administratif berimpitan, maka batas wilayah administraif yang

lebih rendah tingkatannya ditiadakan atau tidak digambar. 4.7 Huruf Jenis dan ukuran huruf yang digunakan di dalam peta rupa bumi skala 1:250.000 diuraikan di dalam Lampiran B. 4.8 Singkatan unsur Singkatan unsur yang digunakan di dalam peta rupa bumi adalah singkatan yang sudah baku, kecuali singkatan lain yang dipandang perlu (lihat Lampiran C).

Page 9: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

6 dari 26

4.9 Informasi peta (Tata letak peta) Informasi peta berisi antara lain judul peta, instansi pembuat, keterangan riwayat, sumber peta, deklinasi magnetis, edisi, dan tahun pembuatan (lihat Lampiran D). 5 Reproduksi 5.1 Pencetakan Pencetakan peta dilakukan dengan menggunakan mesin offset pada kertas khusus dengan maksimum luas cetakan (printing area) 640 mm x 910 mm. 5.2 Spesifikasi teknis kertas cetak Spesifikasi teknis kertas untuk pencetakan peta rupa bumi skala 1:25000 adalah sebagai berikut.

Ukuran kertas 650 mm x 1000 mm.

Ukuran peta setelah dipotong 525 mm x 825 mm, jika diperlukan lembar yang bersifat khusus akan diberi penjelasan pada peta tersebut.

Berat kertas sekurang-kurangnya 100 g/m2.

Kertas yang stabil (memiliki koefisien pemuaian kecil)

5.3 Penggunaan lembar khusus Penggunaan lembar khusus untuk pencetakan peta rupa bumi skala 1:250000 dapat dilakukan untuk penambahan cakupan ke samping kiri dan kanan dan/atau ke atas dan bawah maksimum dua grid atau sekitar 150mm. 6 Ketentuan lain 6.1 Penamaan lembar peta Nama lembar peta skala 1:250.000 (berlaku untuk semua skala) ditentukan berdasarkan nama rupa bumi menurut kaidah hierarki toponimi dan kartografi. Berdasarkan kaidah tersebut penamaan lembar peta ditentukan sebagai berikut. a) Nama kota (nama ibukota provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan, desa atau

kelurahan). Apabila tidak ada nama, dipilih nama kampung yang dianggap populer(terkenal), serta mempunyai aksesibilitas (sekolah dan fasilitas umum) terhadap mobilitas antarpermukiman.

b) Nama yang diambil dari unsur alam, misalnya, gunung atau bukit, danau, rawa, tanjung

(nama yang berkaitan dengan simbol titik dan area yang mempunyai luasan paling menonjol di antara unsur alam pada satu muka lembar peta).

c) Nama yang diambil dari unsur alam, misalnya, sungai besar yang melintasi lebih dari

satu muka lembar peta, maka nama sungai tersebut hanya digunakan pada satu lembar peta saja, dan nama sungai tersebut tidak boleh dicantumkan lagi pada lembar peta yang lain.

Page 10: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

7 dari 26

6.2 Penomoran lembar peta Nomor lembar peta rupa bumi skala 1:250.000 dibuat secara sistematis sesuai dengan Lampiran E. 6.3 Garis batas wilayah administratif Semua garis batas wilayah administratif (garis batas provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan, dan desa atau kelurahan) dan garis batas negara (garis batas zona ekonomi eksklusif, garis batas zona tambahan, dan garis batas laut teritorial) yang tercantum dalam peta rupa bumi bukan merupakan referensi resmi.

Page 11: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

7 dari 26

Lampiran A (normatif)

Tabel unsur, simbol, dan spesifikasinya

A) Tema bangunan dan fasilitas umum

No. Nama unsur Pengertian Simbol dan/atau notasi

Spesifikasi

Simbol Tinta cetak offset CMYK (%) RGB (255) Tipe

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Bangunan Segala bentuk dan

struktur bangunan yang berhubungan dengan tempat tinggal manusia

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

Titik

2. Permukiman Bagian areal yang berpenduduk berupa kelompok bangunan beserta jalan yang apabila disesuaikan dengan skala akan sulit digambarkan secara sendiri-sendiri. Termasuk perkampungan yang mempunyai batas tegas

Hitam dan

30% orange

00 00 00

100 garis hitam

00 15 30 00 area orange

00 00 00

garis hitam

255 216 178 area orange

Area

Page 12: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

8 dari 26

3. Kantor pemerintahan - Gubernur - Bupati / Walikota

Bangunan tempat pejabat pemerintah melakukan kegiatan untuk mengelola masalah administrasi wilayahnya - Provinsi - Kabupaten

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

Titik

4. Pusat Listrik Bangunan tempat pembangkit tenaga listrik

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

Titik

5. Tempat Bangunan Bersejarah

Tempat atau bangunan yang mempunyai nilai sejarah

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

6 Menara Bangunan tinggi biasanya digunakan sebagai tempat pemasangan transmisi, antena dan sejenisnya

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

Page 13: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

9 dari 26

7 Tambang Tempat atau bangunan guna mendapatkan bahan tambang.

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

8 Sumber / Sumur - Sumber Gas Alam - Sumber Bahan Bakar

- Tempat keluarnya gas yang belum diusahakan dan muncul di permukaan bumi secara alamiah - Tempat keluarnya air panas yang muncul di permukaan bumi secara alamiah

Hitam

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

00 00 00 hitam

Titik Titik

9 Kawat Tegangan Tinggi

Kawat penghantar arus listrik tegangan tinggi dari sumber pembangkit ke stasiun berikutnya.

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

10 Pipa Bahan Bakar

Pipa untuk menyalurkan bahan bakar cair dari satu tempat ke tempat lain.

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

Page 14: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

10 dari 26

11 Pipa Gas Pipa untuk menyalurkan gas dari satu tempat ke tempat lain.

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

b) Perhubungan

No. Nama unsur Pengertian Simbol

dan/atau notasi

Spesifikasi

Simbol Tinta cetak offset CMYK (%) RGB (255) Tipe

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Jalan tol Jalan alternatif

untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk memperpendek jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain. Untuk melewatinya para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku.

Hitam

Orange

Kuning

00 00 00

100 hitam

00 50 100 00

orange

00 00 100 00

kuning

00 00 00 hitam

255 127 00

orange

255 255 00

kuning

Garis

2. Jalan Arteri : Jalan Arteri Dua Jalur Jalan Arteri satu jalur

Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi

Hitam

orange

00 00 00 100

hitam

00 50 100 00

00 00 00 Hitam

255 127 00

orange

Garis

Page 15: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

11 dari 26

orange

3. Jalan Kolektor

Jalan yang melayani angkutan dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang dan kecepatan rata-rata sedang

Hitam

orange

00 00 00 100

hitam

00 50 100 00

Orange

00 00 00 hitam

255 127 00

orange

Garis

4. Jalan lain Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah.

Hitam

putih

00 00 00

100 hitam

00 00 00 00

Putih

00 00 00

hitam

255 255 255 putih

Garis (Line)

5. Jalan setapak

Jalan khusus pejalan kaki, biasanya menghubungkan kampung satu dan lainnya atau di daerah pegunungan

Screen

40% hitam

00 00 00 40

abu-abu

153 153 153

abu-abu

Garis

Page 16: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

12 dari 26

6 Tambangan Sarana perhubungan yang melintasi sungai, danau atau selat dengan menggunakan raki, sampan, perahu, atau kapal.

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Garis

7. Jalan Kereta Api

Jalan Kereta Api satu jalur

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Garis

8. Terowongan Bagian bumi yang ditembus untuk keperluan transportasi

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Garis

9. Stasiun Kereta Api

Tempat perhentian kereta api untuk penumpang dan barang yang mempunyai fasilitas lengkap

Hitam dan orange

00 00 00 100

hitam

00 50 100 00

orange

00 00 00 hitam

255 127 00

orange

Titik

10. Bandar udara domestik/ internasional

Bandar udara yang mempunyai fasilitas lengkap untuk penerbangan dalam dan luar negeri

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 00 putih

00 00 00 hitam

255 255 255

putih

Garis

Page 17: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

13 dari 26

c) Penutup lahan

No. Nama unsur Pengertian Simbol

dan/atau notasi

Spesifikasi

Simbol Tinta cetak offset CMYK (%) RGB (255) Tipe

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Sawah irigasi Lahan yang

diusahakan untuk padi dengan Irigasi

BAKOSURTANAL (SW) pada screen 50% dengan tinta

cetak cyan

30 00 00

00 cyan

178 255

255 cyan

Area

2 Sawah tadah hujan

Lahan yang diusahakan untuk padi dengan cara tadah hujan.

BAKOSURTANAL (STH) pada screen 50% dengan tinta

cetak cyan

30 00 00 00

cyan

178 255 255 cyan

Area

3 Kebun atau perkebunan

Lahan yang diusahakan untuk kebun dan tanaman perkebunan baik dikelola oleh perorangan, perusahaan swasta, atau pemerintah

BAKOSURTANAL (KB) pada screen 30% dengan tinta

cetak hijau

10 00 15 00

hijau

229 255 216 hijau

Area

4 Hutan Lahan yang tertutup oleh tanaman hutan dengan ketinggian tanaman rata-rata

BAKOSURTANAL (HT)

pada screen 40% dengan tinta

cetak hijau

25 00 40

00 hijau

191 255

153 hijau

Area

Page 18: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

14 dari 26

lebih dari 5 meter

5 Semak belukar

Lahan yang tertutup oleh tanaman hutan dengan ketinggian tanaman rata-rata kurang dari 5 meter

BAKOSURTANAL (BL)

pada screen 40% dengan tinta

cetak hijau

25 00 40

00 hijau

191 255

153 hijau

Area

6 Tegal atau ladang

Lahan yang diusahakan secara tidak tetap atau teratur termasuk pekarangan

Tanpa tinta cetak

Area

d) Garis kontur

No. Nama unsur Pengertian Simbol

dan/atau notasi

Spesifikasi

Simbol Tinta cetak offset CMYK (%) RGB (255) Tipe

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kontur Garis yang

menghubungkan tempat-tempat atau titik-titik yang mempunyai ketinggian sama dengan selang kontur setiap 12,5 meter

Orange

00 50 100 00

orange

255 127 00 orange

Garis

Page 19: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

15 dari 26

2 Kontur indeks

Kontur yang digambarkan lebih tebal untuk mempermudah pembacaan ketinggian dan diberikan angka setiap kelipatan kontur indeks 50 meter

Orange

00 50 100 00

orange

255 127 00 orange

Garis

3 Kontur bantu Kontur yang ditambahkan untuk membantu memperoleh gambaran relief yang lebih baik, digambarkan setengah dari selang kontur

Orange

00 50 100 00

orange

255 127 00 orange

Garis putus (Dash line)

4 Tebing Lereng yang terjal, terjadi karena proses alamiah

Orange

00 50 100

00 orange

255 127 00

orange

Garis

5 Pasir pasut Daerah yang tertutup pasir dan kerakal yang kadang-kadang tidak terlihat karena tertutup air pasang

Orange

00 50 100

00 orange

255 127 00

orange

Area

6 Pasir Daerah yang tertutup pasir dan atau kerakal yang tidak ditumbuhi

Orange

00 50 100

00 orange

255 127 00

orange

Garis

Page 20: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

16 dari 26

tanaman

7 Titik tinggi (spot height)

Titik di permukaan tanah yang koordinatnya ditentukan secara metode pengukuran dalam meter

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

8 Tanda tinggi geodesi (TTG )

Titik di atas permukaan tanah yang ketinggiannya di atas permukaan air laut ditentukan secara sipat datar, dan merupakan bagian dari jaring kontrol tinggi nasional

Hitam

00 00 00

100 Hitam

00 00 00

Hitam

Titik

9 Titik GPS Titik di atas tanah yang koordinatnya ditentukan dengan metode pengamatan satelit

Hitam

00 00 00

100 Hitam

00 00 00

Hitam

Titik

10 Titik gaya berat

Titik di atas tanah yang nilai gaya berat dihitung secara relatif dengan mengikatkan pada titik acuan

Hitam

00 00 00

100 Hitam

00 00 00

Hitam

Titik

Page 21: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

17 dari 26

e) Batas administratif

No. Nama unsur Pengertian Simbol dan/atau notasi

Spesifikasi

Simbol Tinta cetak offset CMYK (%) RGB (255) Tipe

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Batas negara Batas negara atau

batas internasional dengan dua negara bertetangga

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

Garis

2 Batas provinsi Batas daerah administrasi wilayah provinsi

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

Garis

3 Batas kabupaten atau kota

Batas daerah administrasi wilayah kabupaten atau kota

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

Garis

Page 22: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

18 dari 26

f) Garis pantai

No. Nama unsur Pengertian Simbol dan/atau notasi

Spesifikasi

Simbol Tinta cetak offset CMYK (%) RGB (255) Tipe

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Garis Pantai Garis pantai pada

air pasang rata-rata

Cyan

100 00 00

00 cyan

20 00 00 00

cyan

00 255 255

cyan

204 255 255

cyan

Area

g) Perairan

No. Nama unsur Pengertian Simbol

dan/atau notasi

Spesifikasi

Simbol Tinta cetak offset CMYK (%) RGB (255) Tipe

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Batu Karang Batu yang selalu

tampak di permukaan air laut

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 Hitam

Titik

2 Terumbu Karang

Batu karang yang tampak pada waktu air laut surut

hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

Titik

Page 23: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

19 dari 26

3 Beting Karang

Gugusan batu karang dan terumbu

hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Area

4 Danau Genangan air tawar atau payau yang luas di daratan

Cyan

100 00 00 00

cyan

20 00 00

00 cyan

00 255 255 cyan

204 255 255 cyan

Area

5 Sungai Aliran air sepanjang tahun Sungai dengan lebar lebih dari 15 meter digambar sesuai dengan bentuk dan skala, sedangkan sungai dengan lebar kurang dari 15 meter digambar dengan garis tunggal

Cyan

100 00 00

00 cyan

00 255 255 cyan

Garis

6 Arah aliran Tanda arah aliran sungai

Cyan

100 00 00

00 cyan

00 255 255

cyan

Titik

Page 24: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

20 dari 26

7 Terusan Saluran buatan, menggambarkan saluran primer, sekunder, dan nama terusan

Cyan

100 00 00

00 cyan

00 255 255

cyan

Garis

8 Air terjun Perubahan kecepatan aliran air yang tiba-tiba, karena perbedaan tinggi dasar sungai yang besar. Menggambarkan air terjun yang jatuhnya melebihi 5 meter.

Cyan

100 00 00

00 cyan

00 255 255 cyan

Titik

9 Rawa Genangan air sepanjang tahun dan biasanya ditumbuhi tumbuhan rawa, dengan tinggi tanamankurang dari 5 meter

Hitam

cyan

00 00 00

100 hitam

100 00 00

00

00 00 00

hitam

00 255 255

Area

10 Empang atau tambak

Tempat peternakan ikan dan atau udang

Cyan

100 00 00

00 cyan

00 255 255

cyan

Area

11 Penggaraman Tempat pembuatan garam dari air laut

Hitam

cyan

00 00 00 100

hitam

20 00 00 00 cyan

00 00 00 hitam

204 255 255

cyan

Area

Page 25: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

21 dari 26

12 Bendung atau bendungan

Bangunan yang dibuat untuk membendung aliran air

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Garis

13 Penahan ombak

Bangunan yang dibuat untuk menahan gelombang atau ombak

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Garis

14 Dermaga Bangunan yang dibuat untuk bongkar muat barang dan atau penumpang kapal

S Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Garis

15 Pelabuhan : - Pelabuhan internasional - Pelabuhan nasional

Pelabuhan samudera atau laut yang mempunyai fasilitas lengkap untuk bongkar muat kapal-kapal dalam dan luar negeri. Pelabuhan laut dengan fasilitas bongkar muat sejenis ferry menghubungkan pulau satu dengan lainnya

Hitam

Hitam

Hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 100

hitam

00 00 00 hitam

00 00 00 hitam

00 00 00 hitam

Titik

Titik

Titik

Page 26: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

22 dari 26

- Pelabuhan lokal

Pelabuhan laut atau sungai dengan fasilitas terbatas pada kepentingan pencarian ikan dan untuk transpotasi lokal.

16 Menara suar Bangunan yang dilengkapi dengan lampu untuk kepentingan navigasi

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

17 Stasiun pasang surut

Stasiun pengamat pasang surut permukaan air laut

Hitam

00 00 00

100 hitam

00 00 00

hitam

Titik

Page 27: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

23 dari 31

Lampiran B (normatif)

Huruf yang digunakan pada peta rupa bumi skala 1:250.000

No. Nama unsur Huruf Ketentuan Contoh

1 Nama unsur perairan: samudera, laut, sungai, teluk, selat, danau dan sejenisnya.

Serif, Italic, biru, ukuran huruf disesuaikan dengan luas unsurnya

Ukuran maksimum 5,0 mm dan minimum 1,5 mm tergantung dari tingkatan unsurnya

SAMUDERA LAUT SELAT DANAU SUNGAI Danau Sungai

2 Nama unsur rupa bumi : pegunungan, gunung, bukit, tanjung, pulau, kepulauan, lembah dan sejenisnya

Serif, Italic, hitam, ukuran huruf disesuaikan dengan luas unsurnya

Ukuran maksimum 5,0 mm dan minimum 1,5 mm tergantung dari tingkatan unsurnya

PEGUNUNGAN GUNUNG Gunung Bukit

3 Nama-nama tempat permukiman

- Ibukota negara Serif, huruf besar, tegak, hitam

Ukuran 4,0 mm JAKARTA

- Ibukota provinsi Serif, huruf besar, tegak, hitam Ukuran 3,0 mm BANDUNG

- Ibukota kabupaten atau kota

Serif, huruf besar, tegak, hitam Ukuran 2,5 mm BOGOR

Kota kecamatan atau kampung lainnya

Serif, huruf besar dan kecil, tegak, hitam.

Ukuran 2,0 mm (kecamatan) CIBINONG

Ukuran 1,5 mm s.d. 2,0 mm Kemijen/Kemijen

4 Nama daerah administrasi yaitu: - kabupaten

San serif, huruf besar, tegak, medium, hitam

Ukuran 2,0 mm BAITURRAHMAN

5 Nama unsur lainnya San serif, huruf besar dan kecil, tegak, medium, hitam

Ukuran maksimum 2,0 mm dan minimum 1,5 mm tergantung dari tingkatan unsurnya

Lapangan Terbang Blang Bintang

Page 28: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

24 dari 31

Lampiran C (normatif)

Singkatan unsur nama rupa bumi skala 1:250.000

C.1 Singkatan unsur Singkatan unsur yang digunakan di dalam peta rupa bumi adalah singkatan yang sudah baku, kecuali singkatan lain yang dipandang perlu. Singkatan unsur berisi singkatan istilah unsur yang dikenal dalam bahasa Indonesia dan berbagai bahasa daerah di Indonesia yang dicantumkan di dalam peta rupa bumi. Kampung Bab : Babakan (Jawa Barat) Bc : Bancah (Sumatera Barat) Be : Bone (Sulawesi) Bg : Bagan (Sumatera Selatan) Bh : Bah Dn : Dusun (Sumatera Selatan) Gp : Gampong (Aceh) Ha : Huta (Tapanuli) Han : Handulan (Bengkulu) J : Jambo (Aceh) Jb : Jambur (Aceh) K : Kota (Jambi) Kj : Keujruen (Aceh) Kla : Kelekak (Bangka) Kt : Kuta (Aceh) Ku : Kubu (Bali) L : Lam (Aceh) Lad : Ladang (Aceh) Le : Lewo (Lomblem, Adonara) Lg : Long (Aceh, Kalimantan) Lm : Lumban (Sumatera Barat) Lr : Laras M : Meunasah (Aceh) Mk : Mukim (Aceh) Mst : Meuseugit (Aceh) Nat : Natai (Kalimantan) Ne : Negeri, Negara Nga : Nanga (Flores, Kalimantan) Ni : Nuai (Timor) Pang : Pangkalan (Riau) Pdk : Pondok Pem : Pemaren (Aceh) Pn : Peukan (Aceh) Pri : Peraing (Sumba, Sumbawa) R : Rantau (Jambi) Rng : Riang (Flores) Seun : Seuneubo (Aceh) Sg : Simpang T : Talang (Riau) Tal : Talang (Sumatera Selatan) Tm : Tumbang (Kalimantan) Tor : Toro (Flores) Trt : Terutong (Aceh) Gunung Ad : Adian (Tapanuli) Bl : Bulu (Sulawesi) Bn : Buntu (Sulawesi) Br : Bur (Gayo) Bt : Bukit Bu : Buku (Halmahera) C : Cot (Aceh) D : Doro (Sumbawa, Flores) De : Dede (Timor) Dg : Deleng (Tapanuli, Aceh) Dk : Dolok (Tapanuli, Aceh) Dl : Delong (Tapanuli, Aceh) Dt : Doto (Sumbawa) F : Fude (Buru) Fa : Fatu (Timor, Flores) Fh : Foho (Timor, Flores) G : Gunung Gg : Gunong (Aceh) Gk : Guguk (Jambi) Gl : Gle (Aceh) Gm : Gumuk (Jawa Tengah) Go : Golo (Flores) Gr : Geger (Jawa Tengah) Gs : Gosong (Sulawesi) H : Hol (Timor) Hh : Huhun (Wetar) Hl : Hili (Nias) Ht : Hatu (Seram) I : Ili (Flores) Ir : Igir (Jawa)

Page 29: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

25 dari 31

Ke : Keli (Flores) Kg : Kong (Kalimantan) Kk : Kaku (Buru) L : Lolo (Timor) M : Munduk (Bali, Lombok) Mb : Mbotu (Flores) Mg : Moncong (Sulawesi) N : Ngga (Irian) Nf : Nuaf (Timor) Ng : Ngalau Ot : Olet (Sumbawa) Pc : Poco (Flores) Pd : Padang (Sumbawa) Peg : Pegunungan Pg : Pematang (Sumatera) Pk : Puntuk (Jawa Timur) Pld : Palindi (Sumba) Pr : Pasir (Jawa Barat) Sm : Sampar (Sumba) Ta : Tangkit Tb : Tubu (Timor, Flores) Td : Tandulu (Timor, Sumba) Ti : Tinetan, Tintane (Seram) Tn : Tintin (Kalimantan) Tr : Tor (Tapanuli) Tt : Tutu (Sulawesi) U : Uker (Seram) Uk : Uruk (Sumatera Barat) Ul : Ulate (Seram) Ur : Unter (Sumbawa) W : Wagir (Jawa Tengah) Wl : Wolo (Flores) Kali A : Air Ak : Air, Aek (Sumatera Barat)

Ake (Halmahera) Al : Alue, Alur (Aceh) Ar : Arul, Arosan (Aceh) B : Bah (Sumatera Selatan) Bg : Balang (Sulawesi) Bng : Brang (Sumbawa) Bi : Binanga (Sulawesi) Bt : Batang (Sumatera) Cr : Curah (Jawa Timur) Ge : Ger (Irian) H : Handil (Kalimantan Selatan) I : Ie (Aceh) Id : Idano (Nias) J : Jol (Irian) Je : Jene (Sulawesi) Jr : Jar (Pantar) K : Kali Ka : Kuala (Aceh, Halmahera) Kd : Kedang (Kalimantan) Ko : Kokar (Sumba) Kok : Kokok (Lombok) Kr : Krueng (Aceh) L : La, Le (Aceh) La : Lawe (Aceh) Lb : Lubuk (Kalimantan) Leb : Lebak (Sumatera) Lh : Lahar (Sulawesi) Li : Liu (Kalimantan) Lk : Loku (Sumba) Ln : Luan (Aceh) Lo : Lao (Tapanuli) Lu : Luku (Sumba) Lw : Lowo (Flores) Mo : Mota (Timor) Mt : Meta (Wetar) N : Noe (Timor) Na : Nanga (Sumbawa, Flores) Ngi : Nguai (Halmahera) Nl : Noil (Timor, Flores) Ol : Oil (Flores) Pkg : Pangkung (Bali) Png : Pangung (Kalimantan) Ps : Paisu (Halmahera) Pt : Parit (Kalimantan) S : Sungue (Aceh) S : Sei (Kalimantan Selatan) Se : Sunge (Sumbawa) Si : Sungai Sl : Selat (Kalimantan) So : Salo (Sulawesi) Su : Suak (Aceh) Sv : Sava (Irian, P. Selaru) Ter : Terusan (Sumatera Selatan) Th : Tatah (Kalimantan Selatan) Tk : Tukad (Bali) Tu : Tulung (Palembang) Tul : Tulung (Sumatera Selatan) U : U (Timor) W : Way (Sumatera Selatan,

Sulawesi) Wa : Wa (Buru) We : Wae (Seram) Wh : Weuih (Aceh) Wi : Wai (Lampung, Sumba) Wn : Waiyan (Seram) Wo : Wayo (Sulawesi, Sula)

Page 30: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

26 dari 31

Wr : Weri (lrian, P. Selaru) Wy : Weye (Irian, P. Selaru) Y : Yeh (Bali) Yr : Yer (Irian, P. Babar) Rawa Ba : Balong Br : Baruh (Kalimantan Selatan) Db : Debu (Timor) Kl : Kolam (Timor) Lb : Lebak Lr : Lura (Sulawesi) P : Paya R : Rawah Rw : Rawang (Palembang, Riau) Tlr : Telar (Jawa Barat) Telaga Bg : Balang (Sulawesi) Bw : Bawang (Lampung) D : Danau Kb : Kobak Kn : Kenohan (Kalimantan) L : Lebak (Sumatera Selatan) Lp : Lopa (Halmahera) Lt : Laut (Aceh) R : Ranau St : Setu, Situ (Jawa Barat) T : Telaga Ts : Tasik (Sumatera Barat) Wk : Waduk Teluk Ao : Ayiko (Halmahera) Jk : Jiko (P. Sula) Lab : Labuhan Lg : Lego (Jawa) Lhk : Lhok (Aceh) Lng : Lempong Loh : Loho (Flores) Sk : Solok Tl : Teluk Tanjung Ba : Batu Bk : Buku (Timor) Nn : Nunu (Wetar) Nu : Ngalu (Flores) Td : Tando (Sulawesi) Te : Tongge (Sulawesi) Tg : Tanjung, Tanjong Tn : Tubun (P. Tanimbar) Tno : Tano (Sumbawa) Tre : Ture (Nias) Tt : Tuktuk (Sumatera Utara) Tu : Tutun (Irian, P. Wetar) Ug : Ujung Wt : Wutun (Timor, Flores) Pulau B : Busung Gi : Gili (Lombok, Flores) Gn : Gosong (Kalimantan) Kep : Kepulauan Mi : Mios Nh : Nuha (Sulawesi, Sumbawa) Ns : Nusa, Nus P : Pulau Tog : Tokong (Riau) Y : Yef, Yus (Irian) Kuala Ka : Kuala M : Muara

Page 31: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

27 dari 31

Tanaman Ch : Cengkeh Ct : Coklat Gbr : Gambir Ka : Kapas Km : Kayumanis Ko : Koka Kpo : Ketela Pohon Ld : Lada Pi : Pinang Pl : Pala Po : Pohon Buah-buahan Pra : Pohon Randu Ps : Pisang Sa : Serai Se : Serabut Si : Sirih Te : Tebu Tem : Tembakau Kantor pemerintahan G : Gubernur W : Walikota B : Kabupaten C : Kecamatan Lain-lain At : Air Terjun Bp : Balai Pengobatan Btm : Bangsal Tembakau Ga : Gua Kw : Kawah Pal : Pusat Aliran Listrik Pgk : Penggergajian Kayu Pka : Pangkalan Kayu Png : Penginapan Rt : Rumah Tinggal/Hampir Runtuh

Page 32: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

28 dari 26

28 dari 31

Lampiran D (normatif)

Tata letak peta rupa bumi skala 1:250.000

Page 33: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

29 dari 26

Keterangan gambar

1) Judul peta rupa bumi, skala peta, nomor lembar peta, dan edisi 2) Petunjuk letak peta 3) Diagram lokasi 4) Keterangan proyeksi, sistem grid, datum horizontal, datum

vertikal, satuan tinggi, selang kontur, dan perimeter translasi untuk transformasi kordinat dan datum satelit Doppler (NWL-9D) ke ID-1974 . . . . ∆x  ,  ∆y  ,  ∆z

5) Simbol 6) Keterangan isi legenda 7) Keterangan mengenai ibukota negara, ibukota provinsi, ibukota

kabupaten atau kota, ibukota kecamatan dan kota atau kampung lainnya.

8) Keterangan riwayat

9) Petunjuk pembacaan koordinat geografi 10) Petunjuk pembacaan koordinat UTM 11) Gambar pembagian daerah administrasi 12) Keterangan pembagian daerah administrasi 13) Skala peta 14) Keterangan singkatan dan kesamaan arti 15) Keterangan mengenai Utara Sebenarnya (US), Utara Grid

(UG), Utara Magnetik (UM) 16) Gambar mengenai Utara Sebenarnya (US), Utara Grid (UG),

Utara Magnetik (UM) dan di bawahnya keterangan nomor lembar peta

Page 34: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

30 dari 31

Lampiran E (normatif)

Sistem penomoran lembar peta rupa bumi skala 1:250.000

Keterangan: ─ 1209 : Nomor lembar peta dasar skala 1:250.000 berukuran 1° x 1° 30', terdiri atas

enam lembar peta skala 1:100.000 berukuran 30' x 30'. ─ 1209 - 5 : Nomor lembar peta dasar skala 1:100.000 berukuran 30' x 30', terdiri atas

empat lembar peta skala 1:50.000 berukuran 15' x 15'. ─ 1209 - 13 : Nomor lembar peta dasar skala 1:50.000 berukuran 15' x 15', terdiri atas

empat lembar peta skala 1:25.000 berukuran 7,5' x 7,5'. ─ 1209 - 212 : Nomor lembar peta dasar skala 1:25.000 berukuran 7,5' x 7,5', terdiri atas

sembilan lembar peta skala 1:10.000 berukuran 2,5' x 2,5'. ─ 1209 - 3229 : Nomor lembar peta dasar skala 1:10.000 berukuran 2,5' x 2,5'

Page 35: RSNI3 Spesifikasi penyajian peta rupa bumi skala 1:250.000

31 dari 31

Bibliografi

BAKOSURTANAL, -----, Gazeter Nama-nama Geografis BAKOSURTANAL, -----, Datum Nasional Badan Standardisasi Nasional, 2007, Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 8, tentang

Penulisan Standar Nasional Indonesia FGDC-STD-013-2006, “FGDC Digital Cartographic Standard for Geologic Map

Symbolization” Geoscience Australia, December 2007, ”Symbol Dictionary for Map Production” Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, -----, Ejaan bahasa Indonesia yang

Disempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk

Penataan Ruang Wilayah Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional Rancangan Undang-Undang Geospasial Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang University of Texas, “Glossary of Cartographic Terms”, cited on Juny 30th 2009, available on

http://www.lib.utexas.edu/maps/glossary.html