16
3 PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Fasilitas bangunan 3.1.1 Perubahan luasan pad a ruang-ruang utama Fasilitas umum dan administrasi: Ruang konferensi : perubahan pola dan penempatan tempat duduk menyebabkan luasan yang terjadi lebih efisien dan kecil. Display akuarium : display akuarium tidak jadi dipakai dengan alasan fungsi dan tujuan tidak jelas. Kalaupun untuk view lebih baik memanfaatkan langsung estuary pool secara maksimal. Tabel3.1 Perubahan konsep penataan interior ruang konferensi Konsep awal ruang konferensi Penerapan akhir ruang konferensi -_irneja io antng _. \-L—i._^.^—. (. I « © 4- 4- © 28.00 I 1 l 4 —r 4- t JD[_F> P P P P D P J D D 5 • _•_ 3-p i P PLPLPLPLPLP P P p n -i* te.ofl 3.1.2 Perubahan luas kebutuhan fasilitas Perubahan luas kebutuhan fasilitas disebabkan karena perubahan terhadap pengelompokan ruang-ruang. Pada konsep awal perpustakaan terletak di lantai 1 kemudian mengalami perubahan letak lantai yaitu pada lantai dasar dengan maksud

ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

3 PERANCANGAN BANGUNAN

3.1 Fasilitas bangunan

3.1.1 Perubahan luasan pad a ruang-ruang utama

Fasilitas umum dan administrasi:

• Ruang konferensi : perubahan pola dan penempatan tempat duduk menyebabkan

luasan yang terjadi lebih efisien dan kecil.

• Display akuarium : display akuarium tidak jadi dipakai dengan alasan fungsi dan

tujuan tidak jelas. Kalaupun untuk view lebih baik memanfaatkan langsung

estuary pool secara maksimal.

Tabel3.1 Perubahan konsep penataan interior ruang konferensi

Konsep awal ruang konferensi

Penerapan akhir ruang konferensi

-_irneja io antng _. \-L—i._^.^—. (.

I « ©

4-4 -

©

28.00

I 1 l

4 —r

4- t

JD[_F>

P P P P D P J

D D

5 • _•_ 3 - p

i P

P L P L P L P L P L P

P P p n

-i*

te.ofl

3.1.2 Perubahan luas kebutuhan fasilitas

Perubahan luas kebutuhan fasilitas disebabkan karena perubahan terhadap

pengelompokan ruang-ruang. Pada konsep awal perpustakaan terletak di lantai 1

kemudian mengalami perubahan letak lantai yaitu pada lantai dasar dengan maksud

Page 2: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

38

memudahkan dan mengefisienkan pencapaian ke ruang perpustakaan yang

pelayanannya terbuka untuk umum. Sebaliknya, ruang konferensi yang pada

mulanya terletak pada Lantai dasar diganti peletakannya pada lantai 1 dengan tujuan

memberi kesan privat dan wibawa. Mengingat yang mengikuti acara dalam ruang

konferensi adalah para pengusaha.

Perubahan luasan kebutuhan fasilitas juga terjadi pada laboratorium utama dari

1560,56 m2 menjadi 1770,85 m2. Hal ini disebabkan oleh penambahan beberapa

program ruang yang pada konsep awal belum terpikirkan.

3.2 Pola penataan massa bangunan

Bangunan berupa semi multimassa , dimana pada lantai dasar bangunan

laboratorium utama dan fasilitas pendukung laboratorium berdiri sendiri-sendiri

hanya dihubungkan dengan ruang luar. Sedangkan pada lantai 1, bangunan museum

teriihat sebagai penghubung antar bangunan lababoratorium dengan fasilitas

pendukung laboratorium. Konsekuensinya bangunan laboratorium utama teriihat

sebagai bangunan single building dengan keberadaan museum tersebut.

Pola penataan massa bangunan lebih melihat pada konsep urban dimana

memperhatikan pola jalan kurvalinier yang dibentuk oleh Ring Road Utara dan poia

alur sungai yang dipertegas secara 3-D oleh deretan pohon bakau.

Alur sungai menjadi feature yang jelas secara 2-D dengan dipertegas lagi oleh

keberadaan pepohonan bakau yang berjejer sepanjang alur sungai yang membentuk

suatu perspektif 3-D sehingga alur sungai dijadikan sebagai pembenruk aksis yang

bergerak secara dinamis terhadap penataan massa bangunan.

Page 3: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

39

Menurut Christian Norberg-Schulzt, apabila dalam sebuah tapak terdapat feature

berupa sungai ataupun cascade maka dengan sendirinya feature tersebut memiliki

karakteristiJc kedinamisan. Dengan penempatan massa bangunan diletakan secara

berjejer terhadap aksis alur sungai yang dinamis dengan jarak antar massa bangunan

yang relatif berdekatan sehingga antar massa bangunan terlihat saling berkejaran

secara dinamis. Penempatan elemen-elemen lainnya seperti area parkir yang

diletakkan memanjang sesuai arah aksis alur sungai.

Perubahan penempatan massa terjadi pada bangunan utama. Sebelumnya sisi

terluas menghadap arah matahari barat. Mempertimbangkan cooling-load yang besar

pada laboratorium utama maka laboratorium utama tersebut diputar 90° dimana sisi

terkecil menghadap Barat. Hal ini dilakukan tanpa mengurangi konsep semula yaitu

menginginkan penempatan massa bangunan yang memanjang dan dinamis dengan

membagi dua bangunan laboratorium dengan penghubungnya berupa lounge tembus

pandang yang mengarah pada view perspektif deretan pohon bakau dan estuary.

Dengan membagi dua bangunan lab. maka poros B-T tidak menjadi dominan (lihat

Gambar 3.2).

Hubungan fungsional antar laboratorium :

• Antar laboratorium dihubungkan secara linier dengan laboratorium utama

diletakkan paling selatan terhadap laboratorium lainnya.

• Antara laboratorium pembenihan dan kultur serta laboratorium pengolahan pasca

panen terdapat loading dock. Loading dock ini memiliki fungsi pelayanan

terhadap kegiatan pertambakan dan laboratorium-laboratorium tersebut.

Page 4: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

40

Antara laboratorium pengolahan pasca panen dan laboratorium utama terdapat

loading dock yang melayani kebutuhan penerimaan kiriman bahan-bahan

laboratorium utama .

AU4R SUNCiAl

r

KETERANGAN

0W«ft««.NI«AM S-

PWBKMWUWW

J > MUCCUM *6««ANA»V

} MHW MKJMS

J ^ -»W3« we.

" UttMA

L ruww*.

j * , KuMAH pfNAS ^ 4 £f*TR*KC£ ISUUE;

0 M&mUMUM —

HliCEUM.

• p EWRAHa ! / * Ic seR.vce.

PLAN, moo

Gambar 3.1 Pola penataan massa bangunan

Page 5: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

41

Fasilitas pendukung laboratorium seperti administrasi dan ruang umum seperti

perpustakaan dan ruang konferensi diletakkan pada sisi paling selatan berdekatan

dengan museum. Fasilitas pendukung lainnya seperti kafetaria pada lantai dasar yang

melayani laboratorium diletakkan ditengah-tengah sebagai ruang perantara antara

laboratorium utama dan administrasi. Sedangkan kafetaria museum tepat berada

diatas kafetaria lantai dasar dengan hubungan langsung antar dapurnya saja.

3.3 Bentuk dan penampilan bangunan

Keberadaan tapak yang berada pada daerah suburban mempengaruhi bentuk

bangunan . Dimana bangunan dapat lebih mengekspresikan dirinya secara bebas

tanpa harus terpengaruh oleh tetangga sekitarnya yang kepadatannya sedikit. Sebagai

bangunan single building dengan museum sebagai catcher eye, bentuk bangunan

dapat menjadi lebih gigantic ukurannya.

3.4 Penataan ruang dalam bangunan

3.4.1 Pola penataan ruang dalam pusat penelitian

3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama

Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai

prioritas utama dalam pola penataan ruang dalam bangunan. Sistim utilitas dengan

memperhatikan penzonaan laboratorium yang memiliki kadar hazard dari rendah

sampai tinggi. Pola penataan ruang yang sekaligus menggabungkan sistim sirkulasi

dan sistim utilitas. Pola ruang yang terjadi adalah linier dengan single-corridor

dimana kebutuhan dan aktifitas yang terjadi adalah urutan kerja yang melalui tahap-

tahap yang harus berurutan. Lebar koridor 3.00 disamping memudahkan sirkulasi

Page 6: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

42

juga memasukkan cahaya yang cukup dari langit-langit. Modul: 9.50 x 7.50 ataupun

kelipatannya.

Gambar 3.2 Denah laboratorium 1

Zona 1 :

Bangunan memanjang pada poros B-T dibagi 2 oleh lounge dengan view ke arah

estuary pool.

• Laboratorium mikrobiologi dan patologi

Keduanya berhubungan dengan pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dimana

laboratorium mikrobiologi rnengadakan eksperimen dan menyelidiki akan

bakteri-bakteri, virus dan jamur pada ikan/udang dan bagaimana

perkembangbiakannya. Laboratorium patologi rnengadakan eksperimen dengan

Page 7: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

43

pembedahan tissue culture dan autopsi sehingga diketahui penyakit -penyakit

yang ada pada ikan/ udang. Jadi setelah mengetahui penyakit yang ada pada

udang (pada laboratorium patologi) baru kemudian penyelidikan dan eksperimen

dilakukan guna memahami lebih jauh prilaku bakteri-virus-jamur yang ada pada

ikan/udang (pada laboratorium mikrobiologi).

• Laboratorium kimia

Untuk mengadakan eksperimen terhadap kadar unsur-unsur baik itu pada

ikan/udang maupun pada habitatnya seperti kandungan kadar H2S, Nitrit, Asam

pada tanah ataupun air.

Zona 2 :

• Laboratorium ekologi dan biologi

Laboratorium-laboratorium ini tidak mengandung bakteri-bakteri ataupun

percobaan-percobaan yang membahayakan. Dimana percobaan yang dilakukan

lebih berupa secara teknis seperti pada laboratorium pembenihan dan kultur.

Zona 3 :

• Laboratorium Bio-Tech

Laboratorium Bio-Tech merupakan laboratorium yang paling hazard

dibandingkan dengan laboratorium lainnya . Dimana percobaan yang dilakukan

berupa penemuan baru terhadap jaringan tubuh/sel. Seperti percobaan kultur sel

ikan/ udang untuk pengembangbiakan.

3.4.1.2 Pola ruang dalam laboratorium pembenihan dan kultur serta pasca panen

Ruang dalam laboratorium pembenihan dan kultur dibentuk oleh kebutuhari

bak-bak pembenihan dan kultur dan saluran pembuangan yang linier berada dibagian

Page 8: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

44

tengah lantai bangunan sehingga terbentuk pola koridor di tengah dan disamping

untuk keperluan servis (lihat lampiran lay out).

3.4.1.3 Pola ruang dalam administrasi pusat penelitian,ruang konferensi dan

perpustakaan

Void pada lobbi lantai 1 sebagai penghubung ruang visual dengan lobbi

lantai 1 yang menuju kearah head-office dan ruang konferensi. Lobbi lantai 1 sebagai

ruang pengikat utama diikuti dengan pola L dan U yang dibentuk dari ruang-ruang

seperti kantor administrasi, ruang konsultasi dan perpustakaan.

CIRCULAR SEAT

Gambar 3.3 Denah administrasi dan perpustakaan lantai dasar

Ruang konferensi merupakan ruang penghubung dengan orientasi sejajar

terhadap bangunan museum lantai 1. Peralihan ruang antara ruang konferensi dan

museum lantai 1 yaitu kafetaria yang digunakan untuk break lunch konferensi

ataupun untuk museum sendiri.

Page 9: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

45

3.4.2 Pola ruang dalam museum

Pola ruang dalam museum dibentuk oleh ruang-ruang exhibition yang

mengalir linier arah U-S. Perbedaan level lantai selalu dihubungkan dengan ramp-

ramp. Museum yang terletak pada lantai 1 lebih fleksibel dimana overlap antar denah

menyebabkankolom museum turun ke koridor laboratorium.

A DENAH ADMINISTRASIUB. 1 & MUSEUM LANTA11 1:200 |_<p

Gbr.3.4 Denah administrasi dan museum lantai 1

3>5 Sistim struktur

Dasar pemikiran sistim struktur bangunan:

• Tapak terletak di daerah pantai dengan kedalaman muka air tanah 0-4 m.

Page 10: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

46

Pengurugan tanah hams dilakukan untuk perbaikan tanah dan bangunan tidak

boleh lebih dari 2 lantai ( sesuai dengan RDTRK).

• Sistim struktur ringan tapi kokoh dan tanan terhadap iklim pantai.

Sistim struktur rangka dengan dinding pengisi pada bangunan pusat penelitian

dan museum lantai dasar. Jarak antar kolom untuk laboratorium berdasarkan

modul lab. Dan museum lantai 1 yaitu 10.00 m.

• Sistim struktur shear wall ( 1 lantai) pada bangunan museum lantai dasar.

3.6 Pemilihan bahan bangunan yang digunakan

3.6.1 Dasar pemikiran terhadap bahan bangunan yang akan digunakan

• Bangunan terletak di daerah beriklim pantai.

• Bangunan terletak di daerah sub-urban yang menonjol unsur-unsur

preservasinya.

• Bangunan dengan tetangga sekitarnya adalah kalangan menengah ke bawah.

3.6.2 Alternatif pemilihan bahan

3.6.2.1 Bahan atap

Alternatif penggunaan bahan atap aluminium atau atap tegola.Dipilih atap

tegola dengan maksud:

• Lebih alami dan lentur sehingga menimbulkan kesan ramah terhadap tetangga

dan lingkungan sekitar.

• Tegola sangat panas. Untuk mengatasi panas radiasi , pada atap tegola terdapat

ventilasi udara.

3.6.2.2 Bahan dinding &m finishing cat

Page 11: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

47

Dinding menggunakan batu bata dengan finishing cat berwarna light green

dengan maksud menyatukan kesan hijau sekitar lingkungan dengan bangunan.

3.6.2.3 Bahan interior laboratorium 1

• Penggunaan bahan-bahan yang tahan terhadap bahan kimia dan mudah

dibersihkan., • ••••.•

" Plafon : metal ; dinding : daerah kerja menggunakan keramik sebagian lagi

berupa finishing cat ; lantai••: keramik dengan pertemuan antara lantai dan

dinding berupa cekungan untuk memudahkan pembersihan dan tidak ada

bakteri ataupun sisa penelitian yang tertinggal pada sudut pertemuannya.

3.7 Pcrlengkapan pelayanan dan utilitas bangunan

3.7.1 SistimHVAC

3.7.1.1 Penghawaan alami

Dipakai pada:

• Laboratorium pembenihan dan kultur dan laboratorium pengolahan pasca panen

Laboratorium-laboratorium tersebut tidak membutuhkan kondisi udara pada suhu

dan kelembaban tertentu. Mereka lebih mengandalkan penghawaan alami.

Sedangkan peralatan khusus seperti hi-blower untuk sistim aerasi adalah pada

masing-masing bak-bak kultur/pembenihan sebagai bautuan penambahun

oksigen. Terkecuali yaitu ruang pendingin pada laboratorium pengolahan pasca

panen yang menggunakan sistim pendingin tersendiri.

• Ruang-ruang seperti : kafetaria ,dapur ,garasi memanfaatkan penghawaan alan.i

dengan maksud pengefisienan energi dan biaya serta pertimbangan pemanfaatan

ruangan yang waktu pemakaiannya tidaklah lama.

Page 12: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

48

3.7.1.2 Penghawaan buatan

• All Air System dengan VA Vsystem

Dipakai pada ruang-ruang laboratorium utama dan ruang-ruang umum seperti

ruang lobbi laboratorium, museum dan perpustakaan. Dengan pertimbangan :

VAV system lebih fleksibel menyediakan udara bersih pada suhu yang tetap dan

• variasi kuantitas udara yang disuptaikan ke tiap zona dengan menyesuaikan

terhadap variasi kebutuhan jumlah ruang (room load). Distribusi udara melalui

ducting dibedakan berdasarkan tingkat kandungan bakteri/ hazard yang

diproduksi oleh ruang-ruang dalam laboratorium utama. Dibagi atas 3 zona yaitu

zona 1 berisikan ruang-ruang administrasi , laboratorium kimia dan gudang

bahan kimia serta peralatan. Zona 2 dengan ruang patologi dan ruang

mikrobiologi serta zona 3 yaitu ruang bio-tech (lihat gambar 3.5).

• All Air System dengan Fan Coil

Dipakai pada kantor administrasi dan kantor laboratorium dimana orang secara

manual dapat mengkontrol suhu yang diinginkan (lihat gambar 3.5).

• Exhaust system pada masing-masing/wme/ioo<i dan dapur.

3.7.2 Sistim pembuangan air kotor

3.7.2.1 Ai r kotor si sa percobaan 1 aboratori um utam a

Dari sink lewat jaringan pipa dibuang menuju STP (Sewage Treatment

Plant).

3.7.2.2 Air kotor sisa laboratorium pengolahan pasca panen.

Page 13: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

49

Terdapat saluran pembuangan tertutup dalam bangunan yang dapat dibuka

setiap saat bila membutuhkan pembersihan; Pari saluran tersebut kemudian dialixkan

k e S T P . :. .<.:•. • > • • • • • • .

3.7.2.3 Sisa air kotor dari laboratorium pembenihan dan kultur

Pembuangan dibagi menjadi 2 macam yaitu pembuangan untuk kebutuhan

air sehari-hari untuk keperluan pengisian/pembersihan bak-bak dan pembuangan air

pada saat panen. Untuk sisa pengisian dan pembersihan bak-bak terdapat saluran

memanjang arah U-S terletak ditengah-tengah bangunan yang berasal dari cabang-

cabang saluran masing-masing bak-bak dalam ruang-ruang pembenihan/kultur. Dari

saluran tersebut dialirkan langsung ke laut bebas.

Pembuangan air saat panen , air ditampung pada bak panen. Dari bak-bak panen

yang sekaligus sebagai penampung sementara air dari bak dibuang ke saluran . Baru

dari saluran dialirkan langsung ke laut bebas (lihat gambar 3.6).

Gambar 3.5 Sistim HVAC

Page 14: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

50

3.7.2.4 Air kotor toilet dan WC

Air kotor berupa cairan langsung dibuang menuju sumur resapan, sedangkan

air kotor berupa padat dimasukkan septiktank agar kotoran padat mengendap

kemudian air kotornya dialirkan ke sumur resapan (lihat gambar 3.6).

Gambar 3.6 Sistim air kotor dan kotoran

3.7.3 Sistim air bersih

3.7.3.1 Sistim distribusi air bersih untuk kebutuhan penelitian dan bak-bak

pembenihan/kultur

• Sistim distribusi air laut

Pengambilan air laut untuk suplai bak-bak kultur dan pembenihan dengan

menggunakan pompa. Dari pompa disalurkan ke rumah tandon. Di dalam rumah

Page 15: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

51

tandon terdapat bak-bak filter dengan penyaringan 3 kali. Setelah melalui

filterisasi kemudian dialirkan ke bak-bak kultur dan pembenihan.

• Sistim distribusi air tawar

Jumlah air tawar untuk pencampuran yang menghasilkan air payau dibutuhkan

dalam jumlah yang cukup besar. Tidak bisa mengandalkan sepenuhnya dari air

PDAM. Dengan demikian dipakai air dari sumur bor yang kemudian dipompakan

ke rumah tandon sama dengan persediaan bak-bak air laut (air tawar yang

digunakan berbeda dengan air tawar yang dipakai untuk penyediaan kebutuhan

laboratorium selain laboratorium pembenihan dan kultur). Air tawar tersebut

difilterisasi terlebih dulu untuk kemudian disuplaikan ke bak-bak kultur dan

pembenihan yang berada di laboratorium pembenihan dan kultur.

3.7.3.2 Sistem distribusi air bersih untuk penyediaan kebutuhan laboratorium dan

museum

Dari air PDAM melalui meteran disalurkan ke tandon bawah . Kemudian

dengan bantuan pompa dialirkan ke tandon atas dengan sistim up-feed . Baru

kemudian disuplaikan ke laboratorium-laboratorium dan museum. Tersedia pompa

untuk distribusi air bersih ke kafetaria lantai 1, ruang-ruang administrasi dan

museum (hhat gambar 3.7).-

Page 16: ruang-ruang utama · 3.4.1.1 Pola ruang dalam laboratorium utama Perencanaan. sistim-sistim yaitu sistim sirkulasi dan sistim utilitas sebagai prioritas utama dalam pola penataan

52

KA^eTAP-IA

MUSeMMLTt

/ R . K P H F E R B N S I

pER-RU.STAfiAA^

x MUSEUM

A.PMINISTRASJ//J y ^ /

v&r

TA -" TAMPAN ATAS T -- TANW?N U B . llTAM' S -- SVWT •p * fOMPA

Gambar3.7 Sistim air bersih