Upload
eka-pratiwi
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kimia lingkungan
Citation preview
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Proses Efek Rumah Kaca” tepat pada
waktunya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memerlukan perbaikan dan
pengembangan selanjutnya, guna mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu,
diharapkan nantinya ada masukan-masukan atau revisi yang sifatnya konstruktif
dari para pembaca. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kiat semua.
Singaraja, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iii
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan.................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca....................................................................................3
2.2 Proses Efek Rumah Kaca...........................................................................................5
2.3 Dampak dari Efek Rumah Kaca.................................................................................8
PENUTUP..........................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan........................................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1..................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan iklim merupakan tantangan paling serius yang dihadapi dunia pada
saat ini. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi mutakhir
memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun terakhir
disebabkan oleh tindakan manusia yang mana temperatur dibumi telah naik secara
cepat, perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari dan ozon serta
kegiatan vulakanik dan sulfat. Namun sejak tahun 1960-an, penyebab utama
naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca yang menurut sebagian
ahli disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas karbon dioksida dan partikel
polutan lainnya di atmosfer bumi.
Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect) adalah salah satu fenomena yang
dianggap sebagai penyebab terbesar dari Global Warming. Efek rumah kaca
memegang peranan penting dalam melindungi kelangsungan mahluk hidup di
mka bumi. Disebut sebagai pelindung karena gas karbondioksida, metana dan
jenis lain termasuk uap air dalam konsentrasi seimbang berfungsi menahan energi
panas matahari yang memancarkan sinarnya ke bumi, sehingga permukaannya
selalu dalam kondisi hangat. Tetatpi selama 200 tahun terakhir ini, konsentrasi gas
tersebut di udara naik sepertiga dari sebelumnya. Ini juga mengakibatkan suhu
udara meningkat hingga 0,50 samapai 10 C. Jika konsentrasi ini tidak segera
diperbaiki maka abad ke-21 kenaikannya diprekirakan mencapai 20-60 C.
Peningkatan konsentarsi ini disebabkan karena penggunaan sumberdaya fosil
seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara, penggundulan dan pembakaran
hutan yang dilakukan secara berlebihan.efek yang ditimbulkan adalah perubahan
iklim secara global yang berdampak pada peningkatan permukaan laut yang pada
akhirnya akan menggenangi kawasan yang berada di dataran rendah seperti
wilayah yang berada di bagian Timur pulau Sumater, terutama propinsi Riau. Bisa
dibayakan jika suhu global kemudian meningkat hingga 2,50 C. Tidak hanya
wilayah Riau bahkan Samudra Pasifik pun bisa lenyap.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari efek rumah kaca ?
b. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca ?
c. Bagaimana dampak dari efek rumah kaca ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
a. Mengetahui pengertian dari efek rumah kaca.
b. Mengetahui proses terjadinya efek rumah kaca
c. Mengetahui dampak dari efek rumah kaca
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi mahasiswa dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam
memahami proses dari efek rumah kaca.
2. Bagi Dosen pembimbing penulisan makalah ini dapat dijadikan
sebagai tolak ukur pemahaman mahasiswa terhadap bidang mata
kuliah Kimia Lingkungan sesuai dengan judul yang dibagikan dan
dijadikan sebagai pencarian nilai.
3. Bagi para pembaca meningkatkan kesadaran pembaca akan pentingnya
menjaga lingkungan dan sehingga mengetahui apa sebenarnya efek
rumah kaca tersebut dan bagaimana kah dampak dari efek rumah kaca
tersebut.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipergunakan dalam penulisan makalah adalah
metode kepustakaan, dimana dalam penulisan makalah ini penulis mencari
dan membaca literatur-literatur baik dari media cetak dan media elektronik
internet yang relevan dengan topik yang dikaji.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Efek Rumah KacaEfek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars,
Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua
hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek
rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Yang belakangan
ini diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan,
meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Istilah efek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut dengan green house
effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang
yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan.
Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari
masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang
pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa
sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat
dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan
terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan
perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan
rumah kaca.
Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup
semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida
(CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33
derajat Celcius lebih dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-
17, konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat drastis.
Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan
konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi
konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan
ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah
Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek
Rumah Kaca. Beberapa bukti bahwa efek rumah kaca terjadi adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan ilmu fisika, beberapa gas mempunyai kemampuan untuk
menahan panas. Tak ada yang patut diragukan dari pernyataan ini.
Pengukuran yang dilakukan sejak tahun 1950-an menunjukkan tingkat
konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat secara tetap, dan peningkatan ini
berhubungan dengan emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan industri dan
berbagai aktivitas manusia lainnya.
Penelitian menunjukkan udara yang terperangkap di dalam gunung es
telah berusia 250 ribu tahun . Artinya:
o Konsentrasi Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu
dan masa kini. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan
temperatur
o Konsentrasi Gas Rumah Kaca terbukti meningkat sejak masa pra
industri.
Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida
(CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC),
perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis Gas Rumah
Kaca yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca
adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan
transport, penggundulan hutan , dan pertanian . Sementara, untuk gas rumah kaca
lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1%. Sumber-sumber
emisi karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara):
36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll)
27% dari sektor transportasi
21% dari sektor industri
15% dari sektor rumah tangga dan jasa
1% dari sektor lain -lain.
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam.
Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang
energi 2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Misalkan, energi yang digunakan
100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang
adalah 65 unit. Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik
bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun.
Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan
bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap
tahunnya akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara.
2.2 Proses Efek Rumah KacaSegala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika
energi ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca
antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan
di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi
gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Setiap benda dengan suhu permukaan di atas 00 K memancarkan radiasi
dan setiap radiasi mempunyai sifat gelombang. Suhu permukaan menentukan
kisaran panjang gelombang energi yang dipancarkan. Misalnya, radiasi dari
matahari yang sampai ke bumi termasuk radiasi dengan panjang gelombang
pendek, antara 0,2 sampai dengan 4,0 milkrometer. Sementara itu radiasi dari
permukaan bumi dalam bentuk gelombang infra merah mempunyai gelombang
yang lebih panjang, yaitu antara 4,0 sampai dengan 100,0 mikrometer. Gas-gas
yang membentuk atmosfer seperti uap air dan gas rumah kaca relatif transparan
terhadap radiasi-radiasi bergelombang pendek, tetap tidak terlalu transparan
terhadap radiasi bergelombang panjang. Oleh karenanya, gas-gas tersebut
membiarkan setengah radiasi matahari masuk ke permukaan bumi, tetapi
menjebak 80-90 persen radiasi di dalam atmosfer. Radiasi yang terjebak inilah
yang memberi kehangatan bagi semua mahluk hidup di permukaan bumi.
Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas
matahari. Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan
kembali ke angkasa dan diserap oleh uap, gas karbondioksida, nitrogen, oksigen
dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut dan awan.
Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara
diatasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi
inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi
inframerah ini akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya
sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keselurahannya adalah bahwa
permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbondioksida dan
semacamnya.
Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang
jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas
bermacam-macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai
permukaan bumi terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yag
terdapat secara normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar
ultraviolet. Uap air atmosfer dan gas metana dan pembusukan-mengabsorbsikan
sebagian besar inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas.
Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan
kembali ke atmosfer. Sebagian besar sisanya akan diabsorbsikan tersebut akan
diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang panjang
atau panas jika bumi menjadi dingin.
Sinar dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorbsikan
oleh karbon dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer
akan meningkat. Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi
menghambat sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah
yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu
atmosfer dan bumi akan meningkat. Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan
dari pencemaran udara terbentuk gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca.
Karbon dioksida mempunyai sifat menyerap sinar matahari yaitu sinar inframerah,
sehingga temperatur udara menjadi lebigh tinggi karenanya. Temperatur udara
rata-rata di seluruh permukaan bumi akan sedikit naik, dan ini dapat
mengakibatkan meleburnya es dan salju kutub dan di puncak-puncak pegunungan,
sehingga permukaan air laut naik.
Lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir,
mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang
terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak
sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek
(sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya
dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan
dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini,
14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51%
yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung
dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan
troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi,
sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali
dalam bentuk sinar inframerah. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi
kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20,
CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap
dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan
bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca.
Ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas
lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi
menjadi naik. Gambar di bawah ini merupakan contoh dari efek rumah kaca yang
sudah berubah komposisi gas rumah kaca nya.
Gambar 1
Proses terjadinya efek rumah kaca
2.3 Dampak dari Efek Rumah KacaMeningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan berbagai macam
dampak. Dampak yang ditumbulkan seperti :
a. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara
tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang
ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam
hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab
karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu
yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan
yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke
angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembaban
yang tinggi akan meningkatkan curah hujan. Badai akan menjadi lebih sering.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah
akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan
mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai yang memperoleh kekuatannya
dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan
yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola
cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
b. Peningkatan permukaan laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama
sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut
di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm selama abad ke-20, dan para ilmuan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
pantai. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi
lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.
Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi
daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut
akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai.
c. Suhu Global Cendrung meningkat.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika
mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika musim dingin, yang
berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan
masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.
d. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dan mengacu pada rumusan
masalah dan tujuan penulisan, maka dapat disimpulkan bahwa efek rumah kaca
merupakan sebuah proses alami tetapi karena peningkatan dari gas rumah kaca
seperti karbon dioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon,
perfluorokarbon, sampai sulfur heksafluorida maka efek rumah kaca menjadi
proses yang berakibat buruk dan menimbulkan berbagai dampak negatif.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi para pembaca, agar dapat lebih memahami pengertian dan proses
dari efek rumah kaca serta dapat mengetahui dampak dari efek rumah
kaca. Dan juga dapat dijadikan referensi pembuatan makalah-makalah
selanjutnya, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca.
3.2.2 Bagi penulis, dapat memenambah wawasan, pengetahuan dan dapat
membuat tulisan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, D. (2004). Kimia Lingkungan. Jakarta: Andi Yogyakarta.
http://gemcha4nn15.blogspot.com/2010/11/efek-rumah-kaca.html 25/05/12
http://putraprabu.wordpress.com/2008/10/26/gas-rumah-kaca-pemanasan-global/
25/05/12
http://mbojo.wordpress.com/2008/07/17/hubungan-efek-rumah-kaca-pemanasan-
global-dan-perubahan-iklim/ 25/05/12