26
iii DAFTAR ISI Halaman Judul .............................................................................................. i Kata Pengantar .............................................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................................ iii Daftar Gambar ............................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1 1.3 Tujuan ................................................................................ 2 1.4 Manfaat .............................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3 2.1 Arsitektur Tradisional Batak ................................................. 3 2.2 Arsitektur Tradisional Nias ................................................... 11 BAB III KESIMPULAN ............................................................................ 22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23 RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK nusantaraknowledge.blogspot.com

RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................ iii

Daftar Gambar............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................ 2

1.4 Manfaat .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

2.1 Arsitektur Tradisional Batak ................................................. 3

2.2 Arsitektur Tradisional Nias ................................................... 11

BAB III KESIMPULAN ............................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 2: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumah Tradisional Batak............................................................ 4

Gambar 2. Kolong Rumah Batak .................................................................. 5

Gambar 3. Perkampungan Batak................................................................... 6

Gambar 4. Kontruksi Rumah Adat Batak ..................................................... 8

Gambar 5. Rumah Adat Nias ........................................................................ 12

Gambar 6. Rumah Adat Nias Selatan ........................................................... 13

Gambar 7. Miniatur Rumah Nifolasara......................................................... 14

Gambar 8. Miniatur Rumah Omo Tuho........................................................ 15

Gambar 9. Miniatur Rumah Omo Sala ......................................................... 16

Gambar 10. Miniatur Rumah Omo Laraga ................................................... 16

Gambar 11. Miniatur Rumah Omo Hada...................................................... 17

Gambar 12. Miniatur Rumah Omo Hada...................................................... 17

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 3: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Negara Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimapah. Beraneka ragam

suku, ras dan budaya pula tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dalam pendidikan dunia

arsitektur sangat penting untuk mengetahui warisan budaya nusantara ini. Banyak

kearifan lokal yang dapat digali dan dipahami sebagai bekal dalam mendesain suatu

karya arsitektur nantinya, agar bangsa indonesia tidak kehilangan jati dirinya sebagai

bangsa yang kaya akan budaya, salah satunya yaitu karya arsitektur tradisionalnya yang

beraneka ragam dengan ciri khasnya masing-masing.

Dalam rangka memenuhi kelengkapan tugas dalam kontrak perkuliahan serta

usaha untuk memahami salah satu sub materi dari mata kuliah Arsitektur Nusantara yaitu

Rumah Adat Batak dan Nias, terciptalah susunan materi dalam bentuk paper ini yang

menyajikan dan mengulas lebih jauh tentang rumah adat serta budaya daerah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut :

1. Seperti apa kebudayaan daerah Batak, khususnya dalam hal Rumah Adat/Rumah

Tradisional Batak?

2. Seperti apa kebudayaan daerah Nias, khususnya dalam hal Rumah Adat/Rumah

Tradisional Nias?

1

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 4: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

2

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini antara lain :

1. Mengetahui kebudayaan daerah Batak, khususnya dalam hal Rumah Adat/Rumah

Tradisional Batak.

2. Mengetahui kebudayaan daerah Nias, khususnya dalam hal Rumah Adat/Rumah

Tradisional Nias.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari terciptanya karya tulis berupa paper ini yaitu dapat

mengetahui dan memahami kekayaan budaya tanah air Indonesia, yang dalam hal ini

terkait dengan rumah adat/rumah tradisional Batak dan Nias.

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 5: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

3

BAB II

PEMBAHASAN

Arsitektur Tradisional Batak

Suku Batak terdiri dari enam kelompok Puak yang sebagian besar menempati

daerah Sumatera Utara, terdiri dari Batak Karo, Simalungun, Pak-Pak, Toba, Angkola

dan Mandailing. Suku Batak Toba adalah masyarakat Batak Toba yang bertempat tinggal

sebagai penduduk asli disekitar Danau Toba di Tapanuli Utara. Pola perkampungan pada

umumnya berkelompok. Kelompok bangunan pada suatu kampung umumnya dua baris,

yaitu barisan Utara dan Selatan. Barisan Utara terdiri dari lumbung tempat menyimpan

padi dan barisan atas terdiri dari rumah adat, dipisahkan oleh ruangan terbuka untuk

semua kegiatan sehari-hari.

Desa-desa di daerah Danau Toba, meskipun saat ini telah kehilangan

dibandingkan dengan bentuk desa masa lampau, tetapi ciri yang umum masih ada bahkan

pada desa-desa yang kecil, yaitu dikelilingi oleh sebuah belukar bambu. Pohon-pohon

bambu sangat tinggi dan seringkali sulit untuk melihat rumah-rumahnya dari luar desa

itu, kecuali didaerah yang berbukit. Di sekitar Balige, poros bangunan yang panjang

mempunyai arah Utara-Selatan sedang di daerah bukit poros bangunan yang panjang

sering diorientasikan secara melintang ke arah sudut-sudut yang tepat ke lereng-lereng

bukit. Di daerah Samosir, poros bangunan yang panjang diarahkan ke Timur-Barat.

3

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 6: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

4

Gambar 1. Rumah Tradisional Batak

Sumber : http://www.geocities.com

Rumah adat Batak Toba berdasarkan fungsinya dapat dibedakan ke dalam rumah

yang digunakan untuk tempat tinggal keluarga disebut ruma, dan rumah yang digunakan

sebagai tempat penyimpanan (lumbung) disebut Sopo. Bahan-bahan bangunan terdiri dari

kayu dengan tiang-tiang yang besar dan kokoh. Dinding dari papan atau tepas, lantai juga

dari papan sedangkan atap dari ijuk. Tipe khas rumah adat Batak Toba adalah bentuk

atapnya yang melengkung dan pada ujung atap sebelah depan kadang-kadang dilekatkan

tanduk kerbau, sehingga rumah adat itu menyerupai kerbau.

Punggung kerbau diwujudkan atap yang melengkung, kaki-kaki kerbau

diimplementasikan pada tiang-tiang di kolong rumah. Sebagai ukuran dipakai depa,

jengkal, asta dan langkah seperti ukuran-ukuran yang pada umumnya dipergunakan pada

rumah-rumah tradisional di Jawa, Bali dan daerah-daerah lain. Pada umumnya dinding

rumah merupakan center point, karena adanya ukir-ukiran yang berwarna merah, putih

dan hitam yang merupakan warna tradisional Batak. Ruma Gorga Sarimunggu yaitu ruma

gorga yang memiliki hiasan yang penuh makna dan arti. Dari segi bentuk, arah motif

dapat dicerminkan falsafah maupun pandangan hidup orang Batak yang suka

musyawarah, gotong royong, suka berterus terang, sifat terbuka, dinamis dan kreatif.

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 7: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

5

Gambar 2. Kolong Rumah Batak

Sumber : http://www.geocities.com

Ruma Parsantian didirikan oleh sekeluarga dan siapa yang jadi anak bungsu

itulah yang diberi hak untuk menempati dan merawatnya. Di dalam satu rumah dapat

tinggal beberapa keluarga, antara keluarga bapak dan keluarga anak yang sudah menikah.

Biasanya orangtua tidur di bagian salah satu sudut rumah. Seringkali keluarga menantu

tinggal bersama orangtua dalam rumah yang sama.

Rumah melambangkan makrokosmos dan mikrokosmos yang terdiri dari adanya

tritunggal benua, yaitu :

a. Benua Atas yang ditempati Dewa, dilambangkan dengan atap rumah.

b. Benua Tengah yang ditempati manusia, dilambangkan dengan lantai dan

dinding.

c. Benua Bawah sebagai tempat kematian dilambangkan dengan kolong.

Pada jaman dulu, rumah bagian tengah itu tidak mempunyai kamar-kamar

dan naik ke rumah harus melalui tangga dari kolong rumah, terdiri dari

lima sampai tujuh buah anak tangga.

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 8: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

6

http://www.geocities.com

Suku Batak terdiri dari enam kelompok Puak yang sebagian besar menempati

daerah Sumatera Utara, terdiri dari Batak Karo, Simalungun, Pak-Pak, Toba, Angkola

dan Mandailing. Sebelum meletakkan pondasi lebih dahulu diadakan sesajen, biasanya

berupa hewan, seperti kerbau atau babi. Caranya yaitu dengan meletakkan kepala

binatang tersebut ke dalam lubang pondasi, juga darahnya di tuang ke dalam lubang,

tujuannya supaya pemilik rumah selamat dan banyak rejeki di tempat yang baru.

Ada tiang yang dekat dengan pintu (basiha pandak) yang berfungsi untuk

memikul bagian atas, khususnya landasan lantai rumah dan bentuknya bulat panjang.

Balok untuk menghubungkan semua tiang-tiang disebut rassang yang lebih tebal dari

papan. Berfungsi untuk mempersatukan tiang-tiang depan, belakang, samping kanan dan

kiri rumah dan dipegang oleh solong-solong (pengganti paku). Pintu kolong rumah

digunakan untuk jalannya kerbau supaya bisa masuk ke dalam kolong.

Tangga rumah terdiri dari dua macam, yaitu pertama, tangga jantan (balatuk

tunggal), terbuat dari potongan sebatang pohon atau tiang yang dibentuk menjadi anak

tangga. Anak tangga adalah lobang pada batang itu sendiri, berjumlah lima atau tujuh

buah. Biasanya terbuat dari sejenis pohon besar yang batangnya kuat dan disebut

sibagure. Kedua, tangga betina (balatuk boru-boru), terbuat dari beberapa potong kayu

yang keras dan jumlah anak tangganya ganjil. Tiang-tiang depan dan belakang rumah

Gambar 3. Perkampungan Batak

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 9: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

7

adat satu sama lain dihubungkan oleh papan yang agak tebal (tustus parbarat),

menembus lubang pada tiang depan dan belakang. Pada waktu peletakannya, tepat di

bawah tiang ditanam ijuk yang berisi ramuan obat-obatan dan telur ayam yang telah

dipecah, bertujuan agar penghuni rumah terhindar dari mara bahaya.

Rumah adat Batak Toba pada bagian-bagian lainnya terdapat ornamen-ornamen

yang penuh dengan makna dan simbolisme, yang menggambarkan kewibawaan dan

kharisma. Ornamen-ornamen tersebut berupa orang yang menarik kerbau melambangkan

kehidupan dan semangat kerja, ornamen-ornamen perang dan dan sebagainya. Teknik

ragam hias terdiri dari dua cara, yaitu dengan teknik ukir teknik lukis. Untuk mengukir

digunakan pisau tajam dengan alat pemukulnya (pasak-pasak) dari kayu. Sedangkan

teknik lukis bahannya diolah sendiri dari batu-batuan atau pun tanaga yang keras dan

arang. Atap rumah terbuat dari ijuk yang terdiri dari tiga lapis. Lapisan pertama disebut

tuham-tuham (satu golongan besar dari ijuk, yang disusun mulai dari jabu bona tebalnya

20 cm dan luasnya 1 x 1,5 m2). Antara tuham yang satu dan dengan tuham lainnya diisi

dengan ijuk agar permukaannya menjadi rata. Lapisan kedua, yaitu lalubaknya berupa

ijuk yang langsung diambil dari pohon Enau dan masih padat, diletakkan lapis ketiga.

Setiap lapisan diikat dengan jarum yang terbuat dari bambu dengan jarak 0,5 m.

Sebelum mendirikan bangunan diadakan musyawarah terlebih dahulu. Hasil musyawarah

dikonsultasikan kepada pengetua untuk memohon nasihat atau saran. Setelah diadakan

musyawarah, tindakan berikutnya adalah peninjauan tempat. Apabila tempat tersebut

memenuhi persyaratan, maka ditandai dengan mare-mare yakni daun pohon enau yang

masih muda dan berwarna kuning, yang merupakan pertanda atau pengumuman bagi

penduduk disekitarnya bahwa tempat tersebut akan dijadikan bangunan.

Tahap pertama adalah pencarian pohon-pohon yang cocok kemudian ditebang dan

dikumpulkan disekitar tempat-tempat yang akan didirikan rumah. Kemudian bahan-

bahan tersebut ditumpuk ditempat tertentu agar terhindar dari hujan dan tidak cepat lapuk

atau menjadi busuk.

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 10: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

8

Gambar 4. Kontruksi Rumah Adat Batak

Sumber : http://www.geocities.com

Dalam mendirikan suatu rumah adat biasanya memakan waktu sampai lima tahun.

Sudah barang tentu memakan biaya banyak, karena banyaknya hewan yang dikorbankan,

untuk memenuhi syarat-syarat dan upacara-upacara yang diadakan, baik sebelum

mendirikan bangunan (upacara mengusung bunti), pada waktu mendirikan bangunan

(upacara parsik tiang) pada waktu memasang tiang, dan panaik uwur (pada waktu

memasang uwur) maupun pada waktu bangunan telah selesai, yaitu upacara memasuki

rumah baru (mangopoi jambu) dan upacara memestakan rumah (pamestahon jabu).

Daerah yang ditempati oleh suku Batak Simalungun terletak diantara daerah Karo

dan Toba di Sumatera Utara. Pada waktu ini sudah hampir tidak terdapat lagi desa-desa

tradisional dari suku Batak Simalungun, yang dahulunya merupakan sebuah desa yang

besar sekali dikelilingi oleh pohon-pohon beracun. Desa tersebut dibangun di atas sebuah

bukit, dan sulit sekali untuk dimasuki kecuali melewati terowongan-terowongan yang

langsung dapat mencapai tengah-tengah desa. Arsitektur tradisional dari suku Batak

Simalungun masih dapat dipelajari dari empat jenis bangunan yang masih ada, dalam

bentuk Balai Buttu (pintu gerbang rumah), Jambur (gudang), Bolon adat (rumah raja) dan

Balai Bolon Adat (gedung pertemuan dan pengadilan). Balai Buttu dicapai dengan anak

tangga dari kayu, luasnya kira-kira 6 m2 dan tingginya 6 m. Dasarnya adalah balok-balok

horisontal yang dibangun dalam bentuk persegi, di susun di atas empat buah batu kali

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 11: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

9

dengan alas ijuk diantara batu dan papan . jambur digunakan untuk menyimpan beras,

tetapi dipakai juga sebagai tempat tinggal tamu laki-laki dan tempat dimana para

bujangan tidur.

Fungsi dari bangunan ini seperti yang ada di Pematang Purba, tampaknya telah

menyimpang dari penggunaan aslinya dan terlihat pada tungku perapiannya. Bagian atas

menunjukkan bahwa kegunaan utamanya telah menjadi tempat tinggal dan bukan

dipergunakan sebagai tempat penyimpanan beras. Bangunan ini kira-kira luasnya 25 m2

dan tingginya 7 m. Strukturnya di atas dua belas batu kali yang tiga menyilang ke depan

dan empat dari depan ke belakang. Lantai yang lebih rendah hanya 75 cm dari tanah dan

ditopang tiga lapis palang balok. Lumbung digantungkan di atas tungku di tingkat atas,

dimana penggunaan utama dari bangunan tersebut tetap sebagai tempat penyimpanan

beras.

Balai Balon Adat semula digunakan untuk tempat pertemuan-pertemuan dan

untuk membahas masalah penting dalam hukum adat. Sistem pembangunannya sama

seperti Balai Buttu, tetapi dalam skala lebih besar. Perbedaan utamanya adalah pada tiang

penyangga struktur atap yang diletakkan di atas balok lantai. Tiang berdiameter 35 cm

dan dibuat dari kayu yang sangat keras. Dasar dari tiang ini sangat penting dan ditutupi

dengan ukiran, lukisan dan tulisan yang berhubungan dengan hukum adat. Bagian depan

(Timur) adalah pintu, lebarnya 80 cm dan tingginya 1,5 m, dikelilingi dengan ukiran,

lukisan dan tulisan dan dengan dua kepala singa pada ambang pintu.

Potongan yang lebih rendah dari dinding yang miring pada setiap sisi pintunya dipenuhi

dengan papan tiang jendela vertikal yang membiarkan masuknya cahaya dan angin.

Rumah Balon Adat (rumah raja) terbagi menjadi dua bagian, yaitu yang besar dibangun

pada tiang-tiang vertikal, sedangkan yang kecil disusun pada tumpukan balok horisontal,

pintu masuk pada sisi sebelah Timur diapit oleh balkon atas dan bawah, menopang pada

sambungan dari bagian atap ke bagian depan bangunan. Ujung atapnya sederhana, dua

puluh tiang yang menopang lantai dibentuk menjadi ortogal dan dicat dengan

motifgeometris hitam putih.

Tidak seperti bangunan lainnya, bangunan ini mempunyai lantai ganda dengan

gang yang menurun ke pusat pada lantai yang lebih rendah. Lantai yang rendah berada

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 12: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

10

2,80 m dari tanah dan gang digantungkan dengan rota yang diikat pada dua pusat kayu,

dilengkapi dengan kumpulan papan yang terbentuk dengan indah sebagai dekorasinya.

Tungku perapian dibangun dari sisa pembakaran kayu dan dipenuhi dengan tanah. Di atas

tungku dipasang ayunan dimana peralatan memasak disimpan dan bahan makanan

dikeringkan serta diasapi. Pintu pada ujung sebelah Timur kamar raja berisi ruangan tidur

kecil dan dua tungku api. Konstruksi pada bagian bangunan ini sama dengan rumah

pertemuan (Balai Balon adat) kecuali struktur lantainya sedikit rumit sebagai akibat dari

tungku tersebut. Penutup atap keseluruhan adalah jalinan ijuk pada kaso dan papan kecil

dari bambu. Bumbungan dikat dengan ijuk dengan hiasan kepala kerbau pada puncaknya.

Pada bangunan Simalungun susunan strukturnya terdiri dari tiang-tiang bergaris

tengah 40 sampai 50 cm. Sebagian besar adalah balok-balok dan tiang-tiang yang

dibiarkan dalam potongan bundar yang ditebang dari hutan. Kayu yang digunakan pada

umumnya adalah kayu keras, kayu tongkang dan kadang-kadang keseluruhan bambu

digunakan dalam jalinan ijuk yang diikat dengan rotan atau bambu belah. Struktur

tersebut ditata di atas batu-batu kali yang besar kecuali untuk rumah raja. Tiang-tiangnya

ditanam di dalam tanah. Pusat tiang terpenting dari gedung pertemuan diukir dari kayu

keras yang tebal. Paku tidak digunakan dalam konstruksi, hanya pasak dan tali ijuk baji

(sentung).

Bangunan rumah adat Batak Karo merupakan sebuah bangunan yang sangat

besar, terdiri dari empat sampai enam tungku perapian, satu untuk setiap unit keluarga

besar (jabu) atau untuk dua jabu. Oleh karena itu antara empat sampai dua belas keluarga

dapat tinggal di rumah tersebut dan dengan ukuran rata-rata keluarga besar terdiri dari

lima orang (suami, istri dan tiga orang anak). Rumah adat Batak Karo dapat ditempati

oleh dua puluh sampai enam puluh orang. Anak-anak tidur dengan orangtua sampai

menjelang usia dewasa, pada pria dewasa (bujangan) tidur di bale-bale lumbung dan para

gadis bergabung dengan keluarga lain di rumah lainnya.

Rumah adat Batak Karo berukuran 17 x 12 m2 dan tingginya 12 m. Bangunan ini

simetris pada kedua porosnya, sehingga pintu masuk pada kedua sisinya kelihatan sama.

Hal ini sulit untuk membedakan yang mana pintu masuk utamanya. Rumah adat Batak

Karo dibangun dengan enam belas tiang yang bersandar pada batu-batu besar dari gunung

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 13: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

11

atau sungai. Delapan dari tiang-tiang ini menyangga lantai dan atap, sedangkan yang

delapan lagi hanya penyangga lantai saja. Dinding-dindingnya juga merupakan

penunjang atap. Kedua pintu masuk dan kedelapan jendela dipasang di atas dinding yang

miring, di atas lingkaran balok. Tinggi pintu setinggi orang dewasa dan jendela

ukurannya lebih kecil. Pintu mempunyai daun pintu ganda sedangkan jendela mempunyai

daun jendela tunggal.

Bagian luar dari kusen jendela dan pintu umumnya diukir dalam versi yang rumit

dari susunan busur dan anak panah. Atap dijalin dengan ijuk hitam dan diikatkan kepada

sebuah kerangka dari anyaman bambu yang menutupi bagian bawah kerangka dari pohon

aren atau bambu. Bumbungan atap terbuat dari jerami yang tebalnya 15 sampai 20 cm.

Bagian terendah dari atap pertama di bagian pangkalnya ditanami tanaman yang menjalar

pada semua dinding dan berfungsi sebagai penahan hujan deras. Ujung dari atap yang

menonjol ditutup dengan tikar bambu yang sangat indah.

Fungsi utama dari ujung atap yang menonjol ini adalah untuk emmungkinkan

asap keluar dari tungku dalam rumah. Pada bagian depan dan belakang rumah adalah

panggung besar yang disebut ture, konstruksinya sederhana dari potongan bambu

melingkar dengan diameter 6 cm. Panggung ini dugunakan untuk tempat mencuci,

menyiapkan makanan, sebagai tempat pembuangan (kotoran hewan) dan sebagai ruang

masuk utama. Jalan masuk menuju ture adalah tangga bambu atau kayu.

Arsitektur Tradisional Nias

Nias memiliki budaya yang sangat menarik. Lompat batu merupakan salah satu

contoh budaya yang paling terkenal dan unik, dimana seorang pria melompat diatas

sebuah tumpukan batu dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Lompatan itu untuk

menunjukkan kedewasaan seorang pria, para pengunjung dapat menyaksikan lompat batu

tersebut di desa Bawomatolua, Hilisimaetano atau di desa sekitarnya. Lompat batu

dilakukan untuk menunjukkan kedewasaan seorang pria, walaupun hal ini sangat

berbahaya tetapi menjadi sebuah olahraga yang menyenangkan. Tarian perang tradisional

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 14: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

12

Nias juga sangat menarik tetapi jangan takut karena tarian ini bukan untuk menunjukkan

perang yang sebenarnya. Para penari mengenakan pakaian tradiional, pakaian yang

terbuat dari sabut ijuk dan serat kulit kayu dan kepala mereka dihiasi dengan bulu

burung, dan ditangan mereka membawa tombak dan perisai.

Nias memiliki rumah adat yang sangat menarik. Rumah tradisional yang tertua dan

terluas yang dinamakan Omo Sebua, yang merupakan rumah asli dan suku yang suka

perang terdapat di dea Bawomatulou atau “Sunhill”. Rumah ini tingginya mencapai 22

m dan beberapa tiangnya lebih tebal dari 1 m. Rumah ini masih dimiliki dan ditempati

oleh keluarga kerajaan. Arsitektur dari bangunan ini bagus sekali, mempunyai ukuran

dinding yang menarik untuk menghormati upacara pesta yang terkenal dan hiasan

perabotnya, seperti meja dan kursi beratnya masing-masing mencapai 18 ton.

Nias pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu Nias dan Nias Selatan. Secara

umum mirip, tapi tentu ada perbedaannya. Dari segi bahasa pun berbeda, masyarakat

Nias Selatan bisa memahami bahasa Nias, tapi masyarakat Nias lebih sulit memahami

bahasa Nias Selatan. Dan seperti biasa terjadi di Indonesia (dan mungkin di tempat

lainnya), stereotypes berkembang bahkan diantara dua "suku" ini. Dari rumah adat pun

berbeda, walaupun keduanya menggunakan model rumah panggung dengan dasar dari

batu-batu besar yang entah bagaimana mengangkutnya.

Gambar 5. Rumah Adat Nias

Sumber : http://www.geocities.com

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 15: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

13

Jaman dahulu, mereka yang memiliki rumah adat

adalah orang-orang yang disegani alias tokoh

masyarakat. Masyarakat lainnya bergotong-royong,

menyumbang batu-batu yang diambil dari gunung. Batu

yang dimaksudkan adalah yang dilingkari merah pada

gambar disamping. Sebagai balas jasa tokoh masyarakat

ini memotong babi (mayoritas masyarakat Nias beragama

Kristen) untuk dimakan bersama-sama dan bahkan boleh

dijadikan oleh-oleh.

Gambar 6. Rumah Adat Nias Selatan

Sumber : http://www.geocities.com

Tapi bisa saja yang dibangun bukan sekedar rumah satu keluarga, tapi satu desa,

karena setiap marga memiliki daerah tertentu. Rumah ada Nias berbentuk oval sementara

Nias Selatan kotak. Yang sama dari keduanya, selain berbentuk rumah panggung adalah

rumah tersebut biasanya dibangun bersebelahan, berjejer, dan nyaris dempet. Yang

membatasi itu hanyalah sebuah tangga, konon pola seperti ini sangat penting dalam

perperangan. Jadi pintu pembatas antar rumah itu dibuka, sehingga musuh tidak tahu

target lari ke mana. Karena ujung yang satu terus sambung-menyambung.

Rumah jenis ini disebut Omo Nifolasara karena tiga buah ukiran kayu seperti

kepala monster (Högö lasara) telah dipasang di bagian depannya.

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 16: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

14

Gambar 7. Miniatur Rumah Nifolasara

Sumber : http://www.googleimages.com/rumahadatnias1/

Gambar di atas merupakan miniatur dari rumah Nifolasara yang ada di desa

Bawömataluo. Lebar 1 m, panjang 3 m dan tinggi 3 m. Perbedaannya dari rumah lain

adalah:

a. Pintu masuk berada di bawah kolong rumah. Artinya siapapun yang hendak

memasuki rumah tersebut harus tunduk-hormat kepada pemilik rumah.

b. Ada ruangan khusus (pribadi) bangsawan di dalamnya (Malige). Terletak di

bagian atas antara ruangan bagian depan (Tawolo) dan ruangan bagian belakang

(Föröma). Kegunaan ruangan ini yaitu tempat bangsawan bersemadi dan

sekaligus sebagai tempat untuk mengintip orang-orang yang hadir dalam

musyawarah, sebelum sidang dimulai.

c. Dahulu kala, dalam setiap desa, rumah jenis ini hanya ada satu dan hanya dimiliki

oleh bangsawan (Si’ulu) yang berkuasa. Sekarang ini, rumah besar seperti ini

tinggal empat buah, yaitu: di desa Bawömataluo, Hilinawalö-Fau, Onohondrö dan

Hilinawalö-Mazinö.

Masyarakat Nias dewasa ini tidak sanggup lagi mendirikan Omo Nifolasara,

bahkan pemeliharaan ke empat rumah yang masih ada, membutuhkan subsidi. idak

berlanjutnya pembuatan Omo Nifolasara pada masa kini, karena kesulitan mendapat

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 17: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

15

kayu-kayu besar. Atapnya yang dibuat dari daun rumbia (Bulu zaku), juga sangat sulit

diperoleh karena hutan-hutan di Nias telah dirusak dan dirambah. Pendirian rumah ini

juga memerlukan biaya besar, bukan saja karena harga bahannya, tetapi juga karena biaya

proses pembuatannya lebih mahal, di mana pemilik rumah harus melakukan pesta adat

pada setiap tahap pembuatan bagian dari rumah tersebut.

Gambar 8. Miniatur Rumah Omo Tuho

Sumber : http://www.googleimages.com/rumahadatnias2/

Rumah adat seperti ini disebut Omo Tuho. Bentuk dasarnya sama dengan Omo

Nifolasara tetapi tidak diberikan ukiran kepala monster (Lasara) di depannya. Jalan

masuk masih berada di bawah, tetapi tidak ada ruangan khusus (ruangan pribadi).

Biasanya hanya dimiliki oleh penduduk asli (Sowanua).

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 18: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

16

Rumah adat seperti ini disebut Omo Sala. Bentuk

dasarnya sama dengan Omo Tuho tetapi tidak diberikan

ukiran kepala monster (Lasara) di depannya. Jalan

masuknya disebelah samping. Ini menggambarkan

bahwa pemilik rumah adalah masyarakat biasa (Si’ila

dan Sato) yang tidak harus dihormati secara istimewa.

Tidak ada ruangan pribadi ‘Malige’ di dalamnya. Rumah

jenis ini masih banyak dijumpai di desa-desa tradisional

di wilayah Telukdalam, Nias Selatan.

Gambar 9. Miniatur Rumah Omo Sala

Sumber : http://www.googleimages.com/rumahadatnias3/

Rumah adat seperti ini disebut Omo Laraga atau

Omo hada niha yöu. Bentuknya oval. Terdiri atas

dua bagian, yaitu ruangan depan dan ruangan

belakang. Rumah seperti ini masih dijumpai di Nias

Utara dan Nias Barat. Rumah ini bisa dimiliki oleh

siapa saja tanpa membedakan kelas masyarakat,

namun mutlak perlu modal besar.

Gambar 10. Miniatur Rumah Omo Laraga

Sumber : http://www.googleimages.com/rumahadatnias4/

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 19: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

17

Gambar 11. Miniatur Rumah Omo Hada

Sumber : http://www.googleimages.com/rumahadatnias5/

Rumah adat seperti ini tidak diberi nama khusus, hanya disebut Omo Hada.

Rumah seperti ini, dulu terdapat di desa Tögizita, Nias Tengah. Didirikan oleh seorang

bapak yang memiliki 4 putra sebelum perang dunia kedua. Mereka tinggal bersama di

dalam rumah tersebut semasih ayah mereka hidup, karena itu rumah ini dibuat lebih lebar

dan panjang. Namun, seperti biasa di dunia, kesatuan dan keharmonisan tidak terjamin

kalau banyak orang atau keluarga tinggal dalam satu rumah. Selagi orang tua hidup masih

bisa, tetapi sesudahnya muncul konflik di antara bersaudara. Karena itu rumah tidak

dipelihara lagi dan akhirnya dibongkar sekitar tahun 1965.

Rumah adat seperti ini tidak diberi nama khusus,

hanya disebut Omo Hada atau Omo Sebua. Bentuknya

agak mirip dengan rumah adat di Nias Selatan.

Keistimewaan rumah adat di kecamatan Lahusa dan

kecamatan Gomo, Nias Tengah yaitu: kokoh, rustikal dan

di bagian depan banyak ukiran, misalnya Hulu dan Balö

Hulu

Gambar 12. Miniatur Rumah Omo Hada

Sumber : http://www.googleimages.com/rumahadatnias5/

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 20: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

18

Di Nias, pulau seluas Bali yang secara geografis merupakan daerah rawan gempa

sebagaimana wilayah Aceh, jejak-jejak kearifan para arsitek jaman dahulu juga masih

bisa ditemui di Sihireo Siwahili, sebuah desa di Nias Utara. Berbeda dengan kawasan

desa-desa tradisional di Nias Selatan yang memerlukan waktu dan tenaga ekstra untuk

mencapai lokasi mereka dari Gunung Sitoli, desa ini bisa dicapai dengan kendaraan

hanya dalam waktu 30 menit melalui jalan aspal yang relatif

mulus. Rumah-rumah vernakular di Nias, walaupun tidak

bereaksi ketika digoyang-goyang sebagaimana dahulu rumah di

Aceh, secara bijak dirancang dengan prinsip tahan gempa. Di

bagian kaki bangunan, kolom-kolom terbagi menjadi dua jenis

yaitu kolom-kolom struktur utama yang berdiri dalam posisi

tegak dan kolom-kolom penguat yang terletak dalam posisi

silang menyilang membentuk huruf X miring. Balok-balok kayu

ataupun batu-batu besar sengaja diletakkan di sela-sela kolom penguat sebagai pemberat

untuk menahan bangunan dari terpaan angin. Sedangkan ujung atas kolom-kolom tegak

dihubungkan dengan balok-balok penyangga melalui sambungan sistem pasak yang

kemudian ditumpangi oleh balok-balok lantai di atasnya.

Kolom-kolom diagonal, tanpa titik awal maupun akhir saling jalin menjalin untuk

menopang bangunan berdenah oval dengan kantilever mengelilingi seluruh sisi lantai

denah. Bagaikan sabuk, rangkaian balok dipasang membujur sekeliling tubuh bangunan.

Di atas sabuk bangunan, sirip-sirip tiang dinding berjarak 80 centimeter di pasang

berjajar dengan posisi miring ke arah luar. Diantara sirip-sirip dipasang dinding pengisi

dari lembaran-lembaran papan. Penggunaan kolong memang bukan satu-satunya di Nias.

Di beberapa wilayah Nusantara, kolong disamping mengemban fungsi stuktur juga

menciptakan ruang yang cukup efektif untuk menyiasati masalah kelembapan yang

ditimbulkan oleh iklim tropis. Kolong juga dapat menghindari kontak langsung penghuni

dengan tanah yang cenderung becek di saat hujan. Namun berbeda dengan daerah lain, di

Nias kolong tidak menjadi ruang positif yang berfungsi sebagai tempat menenun,

menyimpan barang atau memelihara ternak. Jadi di Nias kolong benar-benar mengemban

fungsi struktural. Kolom-kolom ini berukuran cukup besar sehingga kekokohannya bukan

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 21: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

19

saja mampu mempertinggi angka keamanan bangunan terhadap gempa, namun secara

psikologis juga memberi perasaan aman bagi penghuninya. Sebab di atas kolom berdiri

dengan megah bangunan berskala besar dengan atap menjulang. Roxana Waterson,

seorang pakar antropologi arsitektur tradisional dari NUS (National University of

Singapore) menyatakan bahwa di seluruh kawasan Asia Tenggara, rumah Nias Utara

adalah buah karya arsitektur vernakular yang paling ekspresif dalam menampilkan kesan

monumentalitasnya. Di bagian tengah bangunan, kolom-kolom dari kolong yang

menjulang ke atas menembus lantai hingga bubungan atap, bertugas mendukung struktur

atap. Sedangkan di bagian pinggir bangunan, kolom-kolom berhenti di atas ruang hunian

dan membentuk jurai atap. Sebagaimana dinding, atap bangunan juga mengikuti bentuk

lantai yang oval. Daun nipah yang dianyam pada sebilah bambu menghasilkan lembaran-

lembaran yang dirangkai sebagai penutup atap.

Rumah Nias Utara bukan saja menampilkan kesan monumental namun juga

mampu berperan sebagai wadah bertinggal yang leluasa dan nyaman. Denah dengan pola

open lay out memudahkan penghuni untuk mengatur tata ruang sesuai dengan selera.

Pola yang paling umum adalah membagi ruang menjadi 4 bagian, cukup dengan

meletakkan dinding-dinding penyekat bersilangan tegak lurus satu sama lain di tengah-

tengah ruangan. Sistem denah terbuka juga membuat rumah vernakular ini sangat adaptif

dengan kebutuhan masyarakat masa kini. Sebab pemilik rumah dapat leluasa

menggunakan berbagai perabot modern di

dalam rumah.

Kenyamanan ruang cukup terjaga karena

elemen-elemen rumah dirancang secara

cerdik dengan menggunakan prinsip

arsitektur tropis. Di tempat-tempat yang

diinginkan, bilah dinding papan bisa

diganti jerajak untuk menciptakan bukaan.

Di ruang duduk, lantai di sepanjang dinding umumnya sengaja ditinggikan dan

sebuah bangku diletakkan menempel sepanjang dinding. Dari bangku ini penghuni

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 22: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

20

memandang bebas ke arah luar. Dinding miring memungkinkan privasi karena seluruh

kegiatan dibalik rumah tidak nampak dari luar, walaupun jerajak dibiarkan terbuka

sepanjang hari. Bukaan dengan posisi miring mampu mengatasi tampias air hujan.

Ukurannya cukup lebar sehingga udara dan cahaya alam bebas menerobos masuk ke

dalam rumah. Di ruang duduk dan dapur, salah satu bagian atap dapat berfungsi sebagai

sky light, cukup dengan cara mendorongnya ke arah luar lalu menopangnya dengan

tongkat dari dalam.

Bentuk oval membuat rumah-rumah berdiri bebas satu sama lain. Di Sihireo Siwahili

beberapa rumah terletak berderet dengan bubungan menghadap ke arah jalan. Di

beberapa tempat sebuah rumah tampak sendirian berdiri anggun di atas bukit dikelilingi

oleh hijau pepohonan. Walaupun secara prinsip bentuknya sama, variasi rumah akan

terlihat dari proporsi keseluruhannya. Misalnya ada rumah yang memiliki atap lebih

tinggi atau lebih curam, sementara yang lain memiliki ukuran rumah yang lebih besar.

Ada juga rumah dengan lengkungan elips yang nyaris sempurna dibanding rumah

lainnya.

Rumah di Nias adalah potret

tradisi nenek moyang suku

Nias yang secara rasional

menyiasati ancaman sekaligus

potensi alam dalam membina

bangunan. Hasilnya adalah

sebuah sikap pengekangan diri

yang melebur dengan

keberanian berekspresi. Titik

berat rancangan adalah untuk memenuhi kebutuhan bertinggal. Namun nilai estetika

justru lahir dari logika bahan, konstruksi dan geometri yang sederhana, jujur dan tidak

rumit.

Walaupun rumah-rumah oval di Nias Utara terbukti tahan gempa, mungkin

mereka tak akan mampu bertahan dari terjangan tsunami. Para arsiteknya tentu sangat

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 23: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

21

menyadari kekerdilan mereka sebagai manusia. Besar kemungkinan bahwa inilah yang

menjadi salah satu alasan mengapa mereka memilih daerah perbukitan sebagai lokasi

untuk meletakkan rumah-rumah oval mereka.

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 24: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

22

BAB III

KESIMPULAN

Konstruksi bangunan tradisional kayu memang ada di seluruh Nusantara. Hal ini

dapat dimaklumi, karena pada saat pulau-pulau di seluruh Nusantara mulai dihuni, bahan

bangunan kayu paling mudah didapat penduduk. Selain itu, penduduk yang menghuni

pulau-pulau besar dan kecil di seluruh Nusantara ini telah belajar dari alam

lingkungannya bagaimana seharusnya membangun, sehingga rumah yang dibangun bisa

sesuai dengan kondisi alam lingkungan di mana dia berada.

Arsitektur Nusantara sebagai alah satu mata kuliah berusaha merangkum, dan

mendokumentasikan pengetahuan arsitektur tradisional agar lebih mudah dalam

pembelajaran, pengembangan serta pelestarian arsitektur tradisional sebagai aset berharga

budaya bangsa Indonesia.

22

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 25: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

23

DAFTAR PUSTAKA

http://www.arsitekturIndonesia.com

http://www.geocities.com

www.arcmedia.com

www.architecture.com

23

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com

Page 26: RUMAH TRADISIONAL NIAS DAN BATAK - PAPER.pdf

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini

tepat pada waktunya. Paper yang berjudul ”Rumah Tradisional Batak dan Nias”

ini berisi tentang keadaan rumah tradisional daerah Batak dan Nias dilihat dari

segi arsitektur.

Paper ini adalah salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Arsitektur

Nusantara, pada semester ganjil (3). Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen

pembimbing sekaligus sebagai dosen pengasuh mata kuliah Arsitektur Nusantara,

yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan agar tugas ini

bisa terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai penyempurnaan paper

ini, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 25 September 2008

Penulis

RUMAH TRADISIONAL NIAS & BATAK

nusa

ntar

akno

wle

dge.

blog

spot

.com