Upload
willy-prima
View
1.527
Download
175
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pentinh lho
Citation preview
Rumusan Tujuan Pembelajaran ABCDBAB II
PEMBAHASANA. Format ABCD
Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran
dalam format ABCD.
A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya), adalah pelaku
yang menjadi kelompok sasaran pembelajaran, yaitu siswa. Dalam TPK harus dijelaskan siapa
siswa yang mengikuti pelajaran itu. Keterangan mengenai kelompok siswa yang akan manjadi
kelompok sasaran pembelajaran diusahakan sespesifik mungkin. Misalnya, siswa jenjang
sekolah apa, kelas berapa, semester berapa, dan bahkan klasifikasi pengelompokan siswa
tertentu. Batasan yang spesifik ini penting artinya agar sejak awal mereka yang tidak termasuk
dalam batasan tersebut sadar bahwa bahan pembelajaran yang dirumuskan atas dasar TPK itu
belum tentu sesuai bagi mereka.
Mungkin bahan pembelajarannya terlalu mudah, terlalu sulit. Atau tidak sesuai dengan
kebutuhannya. Dalam pembelajaran berwawasan gender, penyebutan siswa perempuan dan
siswa laki-laki alam TPK kadangkadang ditekankan, terutama jika jenis perilaku yang menjadi
target belajar bagi kedua jenis kelamin dibedakan levelnya, misalnya dalam pelajaran olahraga.
Begitu pula, dalam pembelajaran terhadap kelas yang dibagi atas beberapa kelompok yang bahan
pembelajarannya diklasifikasi atas dasar kemampuan individu siswa, maka penyebutan
klasifikasi siswa tersebut juga perlu tercantum pada TPK masing-masing.
B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), adalah perilaku spesifik
khusus yang diharapkan dilakukan siswa setelah selesai mengikuti proses pembelajaran. Perilaku
ini terdiri atas dua bagian penting, yaitu kata kerja dan objek. Kata kerja menunjukkan
bagaimana siswa mempertunjukkan sesuatu, seperti: menyebutkan, menganalisis, menyusun, dan
sebagainya. Objek menunjukkan pada apa yang akan dipertunjukkan itu, misalnya contoh
kalimat pasif, kesalahan tanda baca dalam kalimat, karangan berdasarkan gambar seri, dsb.
Komponen perilaku dalam TPK adalah tulung punggung TPK secara keselutuhan. Tanpa
perilaku yang jelas, komponen yang lain menjadi tidak bermakna.
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat
tercapai, adalah kondisi yang dijadikan syarat atau alat yang digunakan pada saat siswa diuji
kinerja belajarnya. TPK yang baik di samping memuat unsur penyebutan audiens (siswa sebagai
sasaran belajar) dan perilaku, hendaknya pula mengandung unsur yang memberi petunjuk kepada
penyusun tes mengenai kondisi atau dalam keadaan bagaimana siswa diharapkan
mempertunjukkan perilaku yang dikehendaki pada saat diuji.
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima), adalah derajat atau tingkatan
keberhasilan yang ditargetkan harus dicapai siswa dalam mempertunjukkan perilaku hasil
belajar. Target perilaku yang diharapkan dapat berupa: melakukan tanpa salah, dalam batas
waktu tertentu, pada ketinggian tertentu, atau ukuran tingkatan keberhasilan lainnya. Tingkat
keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dianggap
dapat diterima. Di bawah batas itu, siswa dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran khusus
yang telah ditetapkan.
B. Format ABCD Untuk Menulis Tujuan Pembelajaran
Untuk menuliskan tujuan pembelajaran, tata bahasa merupakan unsur yang perlu
diperhatikan. Sebab dari tujuan pembelajaran tersebut dapat dilihat konsep atau proses berfikir
seseorang dalam menuangkan ide-idenya.
Sehubungan dengan teknis penulisan tersebut, ada seorang penganjur bahwa dalam
menulis tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dengan jelas, artinya tanpa diberi penjelasan
tambahan apapun, pembaca (guru atau siswa) sudah dapat menangkap maksudnya.
Menurut Mager tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga elemen utama, yakni:
1. Menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa
yang sebaiknya dikuasainya pada akhir pelajaran.
2. Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku
tersebut.
3. Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.
Berdasarkan pada uraian dan elemen tersebut, tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan
dalam bentuk ABCD format, artinya: A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid, dan sasaran didik lainnya)
B = Behaviour (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar)
C = Condition (persyaratan yang harus dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)
Tujuan pembelajaran merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaran pada pencapaian tujuan tersebut.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus
dimiliki oleh peserta ajar. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan
perilaku yang terukur yang selanjutnya dinamakanobjective. Perubahan perilaku
sebagai objective dikembangkan oleh Merger dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang
memiliki kemampuan), Behavior (perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat
dimiliki), Condition (Dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan
kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree (kualitas dan kuantitas
tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal). Bentuk rumusan dapat dilihat
dalam contoh berikut ini. Disampaikan tentang Teknik presentasi dengan power point (C),
diharapkan peserta belajar (A), dapat mengoperasikan (B), tools dalam power point dengan tepat
sesuai dengan fungsinya (D). dalam rumusan tujuan pembelajaran diatas, yakni
dapatmengoperasikan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat
diobservasi. Kata mengoperasikan merupakan perilaku yang spesifik atau yang kita sebut dengan
kompetensi. Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai, maka disainer pembelajaran harus segera merumuskan item tes sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Perumusan tes setelah perumusan tujuan bukan
hanya berguna dalam menentukan indikator keberhasilan, akan tetapi juga berfungsi untuk
mengecek ketepatan rumusan tujuan.
C. Cara merumuskan tujuan.
Format perumusan tujuan yang berupa kalimat sempurna itu hendaknya memuat
komponen-komponen yang disyaratkan dalam perumusan tujuan yang baik. Komponen-
komponen yang di maksud menurut Baker (1971), (nurgiyantoro 1986) adalah berupa empat
criteria yang diwujudkan dalam ABCD. A (Audience, sasaran), berupa kejelasan siapa yang
belajar. B (Behavior, tingkah laku) berupa kemampuan dan keterampilan siswa yang dapat
diamati setelah berakhirnya peristiwa belajar. C (Conditions, syarat) adalah keadaan yang ada
sewaktu dilakukan penilaian. Dan D ( Degree, ukuran) adalah ukuran yang menunjukkan bahwa
siswa telah dapat mencapai tujuan. Berikut diberikan contoh penyusunan tujuan khusus yang
memuat keempat criteria tersebut.
1. Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar, siswa SMA kelas I
C A
dapat menjawab soal Matematika secara tepat.
B D
2. Siswa kelas II dapat mengidentifikasikan masalah inflasi dengan benarA B D
setelah membaca dari situs internetC
Perumusan tujuan secara tepat memerlukan kemampuan kita untuk memilih kata-kata
kerja yang operasional. Hal ini bukanlah suatu pekerjaan mudah seperti yang dibayangkan orang.
Adakalanya kata-kata kerja yang dianggap sudah cukup oprasional ternyata masih abstrak, dan
hal itu akan ketahuan setelah disusun alat penilaiannya.
Rumusan Tujuan Pembelajaran ABCDUntuk menuliskan tujuan pembelajaran, tata bahasa merupakan unsur
yang perlu diperhatikan. Sebab dari tujuan pembelajaran tersebut dapat dilihat konsep atau proses berfikir seseorang dalam menuangkan ide-idenya.
Sehubungan dengan teknis penulisan tersebut, ada seorang penganjur bahwa dalam menulis tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dengan jelas, artinya tanpa diberi penjelasan tambahan apapun, pembaca (guru atau siswa) sudah dapat menangkap maksudnya.
Menurut Mager tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga elemen utama, yakni:
1. Menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang sebaiknya dikuasainya pada akhir pelajaran.
2. Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut.
3. Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.
Berdasarkan pada uraian dan elemen tersebut, tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam bentuk ABCD format, artinya:
A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid, dan sasaran didik lainnya) B = Behaviour (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar) C = Condition (persyaratan yang harus dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)
Contoh :Kompetensi Dasar Tujuan
3.8 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industri.
Dengan mempelajari materi tentang kesetimbangan kimia dan melakukan study tour ke industri yang menggunakan reaksi kesetimbangan, siswa dapat dengan benar menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industri
Rumusan CADB :A: siswaB: menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industriC: dengan mempelajari materi tentang kesetimbangan kimia dan melakukan study tour ke industri yang mengunakan reaksi kesetimbanganD: dapat dengan benar
3.9 Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
Setelah mengamati suatu reaksi kesetimbangan siswa kelas XI dapat menentukan hubungan kuantitatif antara
pereaksi dengan hasil reaksi secara tepat
Rumusan CABD:A: siswa kelas XIB: dapat menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksiC: setelah mengawali suatu reaksi kesetimbanganD: secara tepat
3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan.
Setelah mempelajari konsep asam basa dan atau pH larutan siswa kelas XI dapat menganalisis sifat larutan dengan benar
Rumusan CABD:A: siswa kelas XIB: dapat menganalisis sifat larutanC: setelah mempelajari konsep asam basa dan atau pH larutanD: dengan tepat
3.11 Menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam basa.
Diberikan data hasil titrasi asam basa secara mandiri siswa dapat menentukan konsentrasi asam atau basa dengan teliti dan benar
Rumusan CABD :A: secara mandiri siswaB: dapat menentukan konsentrasi asam atau basaC: diberikan data hasil titrasi asam basaD: dengan teliti dan benar
3.12 Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis.
Setelah mempelajari reaksi asam-basa Bronsted-Lowry siswa kelas XI dengan tepat dapat menganalisis garam-garam yang mengalami hidroilisis
Rumusan CADB:A: siswa kelas XIB: dapt menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisisC: setelah mempelajari reaksi asam-basa Bronsted-LowryD: dengan tepat
3.13 Menganalisis peran larutan penyanggadalam tubuh makhluk hidup.
Setelah mempelajari artikel-artikel tentang larutan penyangga dan pemanfaatannya, siswa kelas XI dengan benar dapat menganalisis peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Rumusan CADB:A: siswa kelas XI
B: dapat menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidupC: setelah mempelajari artikel-artikel tentang larutan penyangga dan pemanfaatannyaD: dengan benar
3.14 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
Siswa kelas XI dapat memprediksi terbetuknya endapan dari suatu reaksi dengan benar setelah mengetahui prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp)
Rumusan ABDC:A: siswa kelas XIB: dapat memprediksi terbetuknya endapan dari suatu reaksiC: dengan benarD: dapat menganalisis peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
BAGAIMANA MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN YANG BENAR Tujuan pembelajaran haruslah mengandung unsur-unsur ABCD: audience, behavior, condition, degree. 1. Audience (A) berarti siapakah yang harus mencapai tujuan pembelajaran itu. misal, unsur A ini adalah siswa/peserta didik (kelas III). 2. Behavior (B) menunjukkan perilaku yang diharapkan (dapat pada ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik). Contoh behavior yaitu: menunjukkan berbagai sumber energi. 3. Condition (C) menunjukkan pada kondisi bagaimana perilaku tersebut ditampilkan. Sebagai contoh: perilaku mengklasifikasikan berbagai energi atas dasar sumbernya ini dapat ditampilkan siswa bila kepada siswa diberikan gambar yang relevan. 4. Degree (D) menunjukkan derajat pencapaian sebagai kriteria untuk menentukan seseorang telah mencapai tujuan. Sebagai contoh: dengan benar, paling sedikit 4 macam, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa contoh tujuan pembelajaran pada RPP di Sekolah Dasar, terutama pada mata pelajaran IPA: Melalui pengamatan bagian-bagian bunga (condition), peserta didik (audience) dapat menyebutkan (behaviour) paling sedikit empat bagian-bagian bunga (degree). Melalui praktik mencangkok (condition), peserta didik (audience) dapat mendemonstrasikan cara-cara mencangkok (behaviour) dengan runtut (degree). Melalui percobaan uji kandungan vitamin C pada buah-buahan tertentu (condition), peserta didik (audience) dapat membedakan buah yang mengandung vitamin C dan yang tidak mengandung vitamin C (behaviour) dengan tepat (degree). Melalui operasional peraga torso manusia (condition), peserta didik (audience) dapat menjelaskan proses pencernaan makanan (behaviour) dengan runtut (degree).
Melalui operasional peraga daun (condition), peserta didik (audience) dapat mengklasifikasikan daun berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki (behaviour) dengan tepat (degree). Satu TP diusahakan dapat mengukur tiga ranah, yaitu: Afektif, Kognitif dan psikomotor. Bagaimanapun juga hal itu akan memudahkan guru dalam melakukan evaluasi. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari terlebih dahulu kata kerja operasional yang dapat mencakup tiga ranah tersebut. Selamat mencoba!