4
RUPTUR TENDON ACHILLES Ruptur tendon ini terjadi terutama pada olahragawan laki-laki pada dekade ke-3 sampai ke-5. Terjadi pada olah raga basket, tenis, lompat jauh, dan ski. Ruptur umumnya terjadi pada 2-6 cm di atas insersi tendon pada kalkaneus pada daerah yang perdarahannya sedikit. Sisi kanan lebih sering terkena daripada sisi kiri. Beberapa faktor predisposisi antara lain : a. Degenerasi non spesifik sekunder terhadap gangguan vaskular akibat latihan repetitif . b. Riwayat injeksi kortikosteroid pada tendon achilles c. Cedera ulangan penyebab nekrosis dan kelemahan unit tendon d. Tendon normal yang mengalami stres patomekanikal ekstrim Gejala ruptur tendon akut sering terlewatkan pada diagnosis (20-25%). Gejala umum berupa tarikan tiba-tiba diikuti suara keras (audible snap). Pasien merasa otot betisnya seperti dipukul. Seringkali nyeri dapat hilang dan pasien tetap dapat berjalan. Terdapat kelemahan pada saat plantar fleksi. Tanda klinis tendon yang sakit akan tampak lebih tebal dan adanya celah dapat diraba. Tetapi kadang-kadang bekuan darah di bawah peritenon dapat menyamarkan celah tersebut. Tendon plantaris dapat teraba di daerah ini menimbulkan kesan ruptur parsial tendon Achilles. Seringkali juga terdapat memar dan bengkak. Pasien dapat menunjukkan kelemahan pada saat plantar fleksi (walaupun plantar fleksi aktif masih dapat dilakukan karena otot sekunder untuk plantar fleksi masih intak) dan tidak mampu berdiri dengan ujung jari kaki. Patologi ini harus ditentukan apakah karena nyeri atau karena kelemahan dari tendon. Palpasi yang teliti dapat membedakan antara hematom dan tendon intak. Dapat juga ditemukan sedikit dorsifleksi pada posisi istirahat. Tes Thompson harus dilakukan dengan posisi telungkup dan kaki menggantung. Dengan meremas otot betis akan terjadi plantar fleksi. Bila tidak terjadi artinya tes ini positif (gambar 2).

Ruptur pada Tendon Achilles

  • Upload
    naaa

  • View
    100

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psik

Citation preview

Page 1: Ruptur pada Tendon Achilles

RUPTUR TENDON ACHILLES

Ruptur tendon ini terjadi terutama pada olahragawan laki-laki pada dekade ke-3 sampai ke-5. Terjadi pada olah raga basket, tenis, lompat jauh, dan ski. Ruptur umumnya terjadi pada 2-6 cm di atas insersi tendon pada kalkaneus pada daerah yang perdarahannya sedikit. Sisi kanan lebih sering terkena daripada sisi kiri. Beberapa faktor predisposisi antara lain :

a. Degenerasi non spesifik sekunder terhadap gangguan vaskular akibat latihan repetitif .

b. Riwayat injeksi kortikosteroid pada tendon achilles

c. Cedera ulangan penyebab nekrosis dan kelemahan unit tendon

d. Tendon normal yang mengalami stres patomekanikal ekstrim

Gejala ruptur tendon akut sering terlewatkan pada diagnosis (20-25%). Gejala umum berupa tarikan tiba-tiba diikuti suara keras (audible snap). Pasien merasa otot betisnya seperti dipukul. Seringkali nyeri dapat hilang dan pasien tetap dapat berjalan. Terdapat kelemahan pada saat plantar fleksi.

Tanda klinis tendon yang sakit akan tampak lebih tebal dan adanya celah dapat diraba. Tetapi kadang-kadang bekuan darah di bawah peritenon dapat menyamarkan celah tersebut. Tendon plantaris dapat teraba di daerah ini menimbulkan kesan ruptur parsial tendon Achilles. Seringkali juga terdapat memar dan bengkak. Pasien dapat menunjukkan kelemahan pada saat plantar fleksi (walaupun plantar fleksi aktif masih dapat dilakukan karena otot sekunder untuk plantar fleksi masih intak) dan tidak mampu berdiri dengan ujung jari kaki. Patologi ini harus ditentukan apakah karena nyeri atau karena kelemahan dari tendon. Palpasi yang teliti dapat membedakan antara hematom dan tendon intak. Dapat juga ditemukan sedikit dorsifleksi pada posisi istirahat. Tes Thompson harus dilakukan dengan posisi telungkup dan kaki menggantung. Dengan meremas otot betis akan terjadi plantar fleksi. Bila tidak terjadi artinya tes ini positif (gambar 2).

Gambar 2. Tes Thompson positif menunjukkan tidak adanya plantar fleksi pada ruptur tendon

Page 2: Ruptur pada Tendon Achilles

Pemeriksaa MRI dapat menunjukkan ruptur total atau parsial tendon achilles dengan gambar yang sangat baik. Tes ini jarang dilakukan karena harganya yang mahal apabila tanda klinis ditemukan dengan jelas. Sebagai alternatif dapat dilakukan ultrasonografi dengan biaya relatif lebih murah tetapi cukup jelas dalam mebedakan ruptur total dengan parsial.

Gambar 3. A. MRI pada ruptur total Achilles, B. USG pada ruptur parsial Achilles

Dikutip dari : Drake1

Pengobatan awal dapat dilakukan dengan kompres es, imobilisasi dalam posisi plantar fleksi, memakai kruk, dan analgetik bila diperlukan.

Terapi definitif terdiri dari 3 pilihan : pembedahan, perbaikan perkutan, dan perbaikan tertutup (non bedah). Penelitian terkini menunjukkan hasil yang sama antara operatif dan non operatif (imobilisasi dalam plantar fleksi dengan gips). Pasien dapat kembali berolah raga tanpa restriksi dalam 6 bulan pada setiap grup yang diteliti. Penelitian meta analisis lain menunjukkan resiko ruptur ulang lebih rendah pada operatif daripada non operatif. Tetapi terapi operatif memiliki resiko lain diantaranya infeksi, adhesi dan gangguan sensibilitas kulit. Resiko tersebut diperkecil dengan teknik bedah perkutan. Penggunaan Alat Penyokong fungsional juga dapat mengurangi komplikasi. Rehabilitasi pasca operatif antara lain pemasangan long leg cast dengan posisi plantar flesksi dan sedikit fleksi lutut untuk 3 minggu. Untuk mencegah atrofi otot soleus, kaki harus dalam posisi dorsifleksi maksimal dengan memperhatikan integritas tendon Achilles. Selanjutnya gips diperpendek atau diganti dengan AFO untuk 3 minggu berikutnya. Setelah imobilisasi, kedua tungkai harus disesuaikan dengan tumit terangkat dan beban mulai diberikan sampai didapat pola jalan yang normal. Elevasi tumit dapat dikurangi dan latihan peregangan dapat dimulai. Peregangan harus dimulai dengan plantar fleksi ringan dan secara bertahap ditambahkan tahanan sampai bisa berdiri dengan jari kaki tanpa nyeri. Bila diagnosis terlambat diketahui mungkin diperlukan tandur tendon. Pada satu penelitian, mobilisasi awal pasca operatif, tidak meningkatkan kejadian ruptur.2,3 Dan 64 pasien dapat berkatifitas normal dalam waktur rata-rata 3,3 bulan. Programnya terdiri dari latihan menggunakan alat bantu kaki selama 4-6 minggu dalam 0-15 derajat dorsifleksi dan dilatih selama 10 minggu. Yang harus dilakukan hati-hati adalah pada pasien lebih dari 30 tahun.

RUPTUR PARSIAL TENDON ACHILLES

Ruptur parsial biasanya terjadi pada atlet muda (20-30 tahun) saat prestasi puncaknya.

Biomekanik yang terjadi sama dengan pada ruptur total dan tendinitis.

Gejala klinis serupa dengan pada tendinitis, tetapi tidak adanya perubahan setelah terapi standar tendinitis, atau adanya kejadian tiba-tiba dengan tes Thompson yang negatif.

Page 3: Ruptur pada Tendon Achilles

Tanda klinis berupa pembengkakan noduler atau fusiformis, nyeri pada pergerakan, penurunan fungsi, adanya krepitasi, nyeri terlokalisir pada palpasi, dan nyeri pada dorsifleksi paksa. Ruptur parsial dapat menjadi kronis dan berakhir dengan atrofi otot betis.2

Pemeriksaan penunjang menggunakan foto ronsen aspek lateral engkel menunjukkan hilangnya radiolusensi segitiga Kagar tanpa distorsi. Ini dapat diperjelas dengan MRI untuk menilai integritas tendon Achiles.

Terapi inisial terdiri dari kompres dengan es, strapping, mengangkat tumit, NSAID, dan imobilisasi jangka pendek. Terapi operatif dilakukan bila terapi konservatif gagal.