RUTIN BAYAR IURAN - BPJS Kesehatan · PDF filesistem regulasi berjenjang, ... Anwar, langsung transfusi darah dan sekarang leukimianya menjadi ALL (Acute Lymphocytic Leukemia). Sampai

Embed Size (px)

Citation preview

  • Edisi XXVII Bulan Oktober 2015

    INFOBPJSKesehatan Media Internal Resmi BPJS Kesehatan

    RUTIN BAYAR IURANSebagai Bentuk Gotong Royong

  • CEO MessageRedaksi

    Redaksi menerima tulisan artikel/opini berkaitan dengan tema seputar BPJS

    Kesehatan maupun tema-tema kesehatan lainnya yang relevan dengan pembaca yang ada di Indonesia. Panjang tulisan

    maksimal 7.000 karakter (termasuk spasi), dikirimkan via email ke alamat: redaksi.

    [email protected] dilengkapi identitas lengkap dan foto penulis

    DAFTAR ISI

    SURAT PEMBACAemail : [email protected] Fax : (021)

    4212940

    3

    78

    INFO BPJSKesehatan

    EDISI XXVII Bulan Oktober 2015

    SALAM REDAKSI

    6

    9

    4

    Pengarah

    Fachmi IdrisPenanggung Jawab

    Purnawarman Basundoro Pimpinan Umum

    IkhsanPimpinan Redaksi

    Irfan HumaidiSekretaris

    Rini RachmitasariSekretariat

    Ni Kadek M. DeviEko Yulianto

    Paramitha SucianiRedaktur

    Diah IsmawardaniElsa Novelia

    Ari Dwi AryaniAsyraf Mursalina

    Budi SetiawanDwi Surini

    Tati Haryati DenawatiAngga Firdauzie

    Juliana RamdhaniDistribusi dan Percetakan

    BasukiAnton Tri WibowoAhmad Tasyrifan

    Ezza Fauziah Aulatun NisaRanggi Larrisa

    Buletin diterbitkan oleh:

    BPJS KesehatanJln. Letjen Suprapto PO BOX

    1391/JKT Jakarta PusatTlp. (021) 4246063, Fax. (021)

    4212940

    Testimoni - Nurdin Hidayatulloh CAPD aja, Penderita dan Keluarga Nyaman

    Benefit - Gagal Ginjal, Lebih Efektif Cuci Darah Dirumah

    Pembaca setia Info BPJS Kesehatan,

    Program Jaminan kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan mulai dirasakan penting oleh sebagian besar masyarakat. Peningkatan jumlah peserta menjadi indikator bahwa program ini semakin dibutuhkan. Saat ini tercatat jumlah peserta BPJS Kesehatan lebih dari 150 juta orang. Itu berarti lebih dari separuh penduduk Indonesia sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Mengingat pentingnya JKN, maka semua pihak dituntut aktif menjaga agar program itu bisa berjalan secara berkelanjutan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan peserta BPJS Kesehatan menjaga keberlanjutan JKN yakni rutin membayar iuran.

    Dalam edisi 27 kali ini, Info BPJS Kesehatan akan membahas tentang sustainibilitas Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan.Bagaimana peserta lain yang sakit sangat membutuhkan uluran tangan peserta lain yang sehat untuk membiayai pelayanan kesehatan. Bagaimana kontribusi peserta yang wajib secara rutin membayar iuran, serta upaya-upaya BPJS Kesehatan dalam mempermudah akses pembayaran iuran, semuanya akan kami muat dalam rubrik FOKUS.

    Dalam rubrik BINCANG kami juga menghadirkan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non Bank OJK, Firdaus Djaelani, dalam upaya OJK sebagai pengawas internal memantau kesehatan keuangan BPJS Kesehatan.

    Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Semoga kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan stakeholder-stakeholder-nya. Selamat beraktivitas.

    Salam Redaksi

    Tertib Bayar Iuran Untuk Keberlangsungan JKN

    Yth. Redaksi

    Saya mau tanya saya pemegang kartu BPJS Kesehatan dari pemerintah dan saya

    tidak dikenakan biaya pembayaran tiap bulannya. Yang saya mau tanyakan apakah

    BPJS Kesehatan saya sama seperti BPJS Kesehatan yang bayar bulanan?

    Terimakasih

    Isnainie Ulfa Jawab :

    Yth. Ibu Isnainie Ulfadi tempat

    Pertama kami ucapkan terima kasih atas perhatian Ibu kepada BPJS Kesehatan. Menjawab pertanyaan Ibu, pelayanan

    kesehatan yang berhak diperoleh peserta BPJS Kesehatan yang iurannya dibayarkan

    oleh pemerintah sama dengan peserta BPJS Kesehatan kelas III yang membayar

    sendiri. Manfaat yang bisa didapatkan pun sama, seperti administrasi pelayanan kesehatan, pemeriksaan, tindakan medis,

    jasa konsultasi dokter, obat, dan sebagainya. Agar pelayanan kesehatan Ibu bisa dijamin oleh BPJS Kesehatan, mohon Ibu berkenan

    senantiasa mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    Semoga membantu dan sehat selalu. Redaksi

    Bincang - Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non Bank OJK: Program JKN Didesain Untuk Kebersamaan (Gotong Royong)

    Fokus 1 - Rutin Bayar Iuran, Sebagai Bentuk Gotong Royong

    Fokus 2 - Rutinitas Peserta Membayar Iuran Penting Untuk Menjaga Keberlanjutan JKN

    Pelanggan - Ingin Terapi CAPD Bayar Iuran Ikuti Prosedurnya

    Sehat - Sayangi Ginjalmu Sebelum Menyesal

    10

    TERINSPIRASI sebuah gambar yang ditemukan di sosial media, rasanya begitu mendalam bila dicari makna yang terkandung didalamnya. Di dalam gambar, terlihat seorang anak kecil sedang menuntun seekor kerbau yang sangat besar dengan seutas tali tipis yang melingkar di lehernya. Kata tulisan dalam gambar itu, Kalau si kerbau mau, mudah saja ia lari kencang ke tengah sawah. Namun nyatanya - ditambahkan lagi komentar dalam gambar tersebut, Kerbau ini sudah yakin ia terkekang selamanya; yang kokoh itu bukan talinya, tapi keyakinannya...

    Kata-kata yang kokoh itu bukan talinya, tapi keyakinannya begitu menarik untuk direnungkan. Kerbau yang secara kasat mata besar, kuat dan kokoh, nyatanya ciut nyali untuk memberontak dari seutas tali. Bukan karena si kerbau tak bertenaga, namun lebih karena telah terberangusnya keyakinan yang ada. Bukan karena kerbau tak berani, namun faktanya ia sendiri tak menyadari bahwa keberaniannya telah terkebiri. Si kerbau hanya memiliki kepercayaan semu yang membelenggu, bahwa ia adalah makhluk lemah yang tidak mampu. Ini lah contoh nyata bahwa yang kuat bisa menjadi lemah, yang besar bisa merasa kecil, dan yang perkasa bisa jadi hanya penampakannya saja karena hatinya tiada berdaya. Si kerbau besar yang kuat itu, nyatanya lemah dan takluk oleh penjara keyakinannya sendiri yang palsu dan sangat menipu.

    Kisah yang menyerupai kelemahan si kerbau sebetulnya seringkali kita dengar. Ada si lebah, si kutu atau si belalang yang yang dikurung dalam toples, kotak, atau apapun bentuk kurungannya yang akhirnya menyebabkan makhluk-makhluk yang kodratinya mampu terbang atau meloncat tinggi itu menjadi si kerdil yang hanya mampu berjinjit kaki. Sungguh mengenaskan....

    Dalam kehidupan manusia ada pula peristiwa yang hampir sama, yaitu bagaimana raksasa elektronik dunia harus bertekuk lutut tak berdaya di bawah ketiak pesaing yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya. Peristiwa ini dituliskan dengan sangat dramatik oleh seorang blogger muda bernama Yodhia Antariksa pada tanggal 3 September 2012. Melalui tulisannya yang berjudul The Death of Samurai : Robohnya Sony, Panasonic, Sharp, Toshiba dan Sanyo, Yodhia telah menghebohkan dunia maya dan menggugah argumen para ahli manajemen untuk mengulas asal muasal jatuhnya perusahaan-perusahaan raksasa Jepang oleh perusahaan Korea. Tak kurang bahkan tokoh sekaliber Professor Ahmad Syafii Maarif, di laman Republika.co.id pada turut mengomentari artikel ini. Inti dari artikel Yodhia ini adalah bahwa tanpa diduga industri elektronika Jepang yang telah merajai pasar dunia selama 20 tahun, ternyata mampu dipatahkan oleh serbuan Samsung dan LG buatan Korea secara sistematik dan terencana. Secara berturut-turut Sony, Panasonic dan Sharp mengumumkan kerugian trilyunan rupiah. Harga-harga saham mereka hancur berkeping-keping. Sanyo berniat menjual dirinya karena hampir tak mampu bertahan. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos-nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka. Dan Toshiba? Sebentar lagi divisi notebook-nya pun akan bangkrut setelah produk televisi mereka juga mati. Kondisi tak menguntungkan ini, kemudian diperparah lagi dengan serbuan barang-barang murah China yang banjir di pasar Jepang. Atau bahkan akibat badai tekhnologi gadget Apple yang begitu hits mendunia, yang faktanya secara terbuka telah mempermalukan Sony sebagai produk kuno yang jauh dari kata smart ala Amerika.

    Terkait tema di atas yaitu, yang lemah mengalahkan yang kuat dan sejenisnya, Malcolm Gladwell (2013) dalam bukunya David dan Goliath juga menceritakan panjang lebar tentang hal tersebut disertai bukti risetnya. Dua tokoh dalam bukunya, yakni David yang digambarkan mewakili kaum lemah dan Goliath yang mewakili kaum yang kuat ibarat raksasa selalu berseteru. Dan ajaibnya dalam cerita ini, David selalu mampu mengalahkan Goliath meskipun secara fisik mereka sangat tak sepadan. Sebagaimana tema kisah fabel atau pun dongeng klasik lainnya, yang lemah namun baik hati hampir pasti selalu menang melawan si besar yang bodoh tetapi anarki.

    Namun bukan itu inti ceritanya. Bukan si lemah yang pasti selalu menang, namun mengapa yang lemah dapat menemukan kemenangan? Menurut seorang pakar, life is uncertain, the future is unknown. Menghadapi perubahan yang radikal, manusia sebagai mahluk tertinggi ciptaan Tuhan tak bisa hanya pasrah dan berdiam diri dalam kenyamanan. Kita pun harus bergerak menyesuaikan diri dalam putaran perubahan bumi yang tiada pernah berhenti. Pola pikir kita harus terus di-upgrade, di-update, bahkan mungkin install ulang. Kita tidak bisa menunggu, melainkan harus terus berkreasi. Kita tidak bisa hanya bertahan, tetapi harus bergerak. Kita bukan sekedar sukses, melainkan harus menang. Kita harus bergerap dalam high level optimalization, atau pemberdayaan tingkat tinggi. Sekuatnya, semampunya, semaksimal mungkin mengeksplorasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap attitude yang kita miliki untuk mencapai keberhasilan. Untuk melakukan inovasi hari demi hari, serta untuk mencetak gol-gol kemenangan baru dari waktu ke waktu.

    Hakikat dari pemberdayaan itu adalah memberi akses kepada semua orang untuk mengaktualisasikan diri mereka sesuai potensi diri yang dimilikinya. Faktanya, tidak sedikit para penya