Upload
heru-suprapto
View
236
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 1/72
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
DESA dan PERDESAAN
DIUSULKAN OLEH :
PERSATUAN PERANGKAT DESA INDONESIA
( PPDI )
@ Mei 2010
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 2/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
ii
Dari
72
Kata Pengantar
“ DESA HARUS DIBANGKITKAN ”
Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuhDesa merupakan entitas pemerintahan yang langsung berhubungan dengan rakyat. Hal itu
menyebabkan desa memiliki arti sangat strategis sebagai basis penyelenggaraan pelayanan
publik dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak publik rakyat lokal. Sejak masa penjajahan
Hindia Belanda sekalipun, pemerintah kolonial telah menyadari peran strategis desa dalam
konstelasi ketatanegaraan pada masa itu.
Pada jaman penjajahan Belanda, dengan dikeluarkannya Wet Houddende Decentralisatie in
Nederlandsch Indie pada tanggal 23 Juli 1903, yang sering disingkat dengan Decentralisatie
Wet 1903. Berdasarkan pasal 128 Indische Staatsregeling (IS), desa diberi hak untuk
mengatur urusan rumah tangga mereka sendiri, namun dalam pelaksanaannya pemberian
otonomi ini cenderung dipakai pihak kolonial untuk mempertahankan posisinya.Indlandsche Gemeente Ordonanntie (IGO) Stbl. 1906 No. 83, salah satu aturan hukum pada
masa kolonial, memberikan ruang demokrasi yang luas bagi desa untuk menjalankan
pemerintahan sendiri (self governing community) dalam bentuk pengakuan hak-hak kultural
desa, sistem pemilihan Kepala Desa, desentralisasi pemerintahan pada level desa, parlemen
desa dan sebagainya.
Sementara itu, dibawah pemerintahan Jepang, desa kembali bergerak pada pola pengaturan
dan pengendalian pemerintah pusat pada waktu itu.
Di era Orde Lama, desa juga diakui sebagai kesatuan masyarakat hukum yang berhak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, baik dalam UU No 22 Tahun 1948 tentang
pemerintahan daerah, UU No 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah,
maupun dalam UU No 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah serta UU
No 19 tahun 1965 tentang Desapraja.
Di Era Orde Baru, berdasarkan UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah jo. UU No 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Desa, otonomi daerah dijalankan
berdasarkan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab dengan dominasi asas
dekosentrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam UU ini, kepala desa dijadikan
sebagai kepanjangan tangan pemerintah, sehingga kekuatan desa dihilangkan.
Di Era Orde Reformasi, Proses pembelajaran ulang demokrasi bagi desa melalui UU No.
22/1999, yang dinilai menghidupkan kembali ruh demokrasi di desa, ternyata tidak dapat
berlangsung lama. Semangat demokrasi dalam UU No. 22/1999 yang menghidupkan
parlemen desa, telah dipasung oleh UU No. 32/2004. Desa kembali dimaknai sekedar sebagai
saluran administratif kewenangan negara lewat kabupaten/kota, tanpa memiliki daya tawar
terhadap berbagai kebijakan negara kecuali desa mempunyai hak menolak pelaksanaan tugas
pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan sarana serta sumber daya
manusia karena Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau
pemerintah kabupaten/kota kepada desa disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana,
serta sumber daya manusia. (pasal 207 UU No. 32/2004)
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 3/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
iii
Dari
72
Kondisi lemahnya desa diperparah dengan adanya pembedaan Perangkat desa terdiri dari
sekretaris desa dan perangkat desa lainnya dan memakin bertambah parah dengan Sekretaris
desa diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. ( ayat (2) & (3) pasal 202 UU
No. 32/2004 )
Politik kekuasaan pemerintah dalam ”pengendalian desa” antara lain dengan pengisian sekdes
oleh PNS, yang dalam PP 72 tahun 2005 Pasal 25 ayat (2); menyebutkan PengangkatanSekretaris Desa merupakan wewenang Sekda atas nama Bupati. Ini mengandung arti bahwa
kepala desa semakin dikebiri haknya sebagai seorang kepala wilayah.
Sikap diskriminasi antara Sekretaris desa dan perangat desa lain ini, maka timbul pertanyaan
bagaimana menciptakan prinsip kesetaraan pendapatan dalam pemerintahan desa, khususnya
di desa-desa yang tidak mempunyai tanah bengkok maupun tanah ganjaran desa.
Dengan timbulnya kesenjangan serta ketidaksetaraan pendapatan antara Sekretaris Desa dan
Perangkat Desa lainnya, bagaimana mengharapkan pelayanan publik terhadap masyarakat
desa yang dilakukan pemerintah desa dapat berjalan dengan baik. Kesenjangan serta
ketidaksetaraan pendapatan tersebut, pada akhirnya akan berdampak negatif pada kerja dan
kinerja aparat pemerintah desa. Konflik akan sangat mungkin terjadi antar Sekretaris Desa
dengan Perangkat Desa lainnya.
Dengan semangat anti diskriminasi dan semangat ikut membangun desa, Persatuan Perangkat
Desa Indonesia ( PPDI ) menyusun usulan Rancangan Undang Undang Desa dengan beberapa
tahapan mulai dari FGD di FH Undip sampai Lokakarya dan Konsultasi Publik di
Pangandaran Jawa Barat.
Semoga apa yang sudah dihasilkan mampu memberikan gambaran dan wacana yang utuh
tentang harapan desa dan perangkat desa Indonesia
Desa harus dibangun untuk kejayaan bangsa
Wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pimpinan Pusat
Persatuan Perangkat Desa Indonesia
Ubaedi Rosyidi SH
Ketua Umum
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 4/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
iv
Dari
72
Daftar Tim Perumus
Pengarah : Suryokoco Adiprawiro ( Penasehat Pusat PPDI )
Ketua : Ubaedi Rosyidi SH ( Ketua Umum PP PPDI )Sektertaris : Mukroni SE ( Bendahara PP PPDI )
Anggota :
1. Agus Anggito SE MBA ( Perangkat Desa Jateng )
2. Ajunis SH ( Perangkat Desa Jateng )
3. Amat Panggung ( Perangkat Desa Jateng )
4. Bambang Masidi ( Perangkat Desa Jateng )
5. Budi Kristianto ( Perangkat Desa Jateng )
6. Bogi Harseno Amd ( Perangkat Desa Jeteng )
7. Dewi Mulyaningsih Sip ( Perangkat Desa Jateng )
8. Drs Djumakir Sp ( Perangkat Desa Jateng )
9. Dikrun Diantoro ( Perangkat Desa Jateng )
10. Mashuri SH MH ( Perangkat Desa Jateng )
11. Nanang Budi Harsono SH MHum ( Perangkat Desa Jateng )
12. Sahrowardi Sag ( Perangkat Desa Jateng )
13. H. Sukatman ( Perangkat Desa Jateng )
14. Subekti ( Perangkat Desa Jateng )
15. Sohibi ( Perangkat Desa Jateng )
16. Khamim Abdul Hadi ( Perangkat Desa Jateng )
17. Muh. Tahril Spd ( Perangkat Desa Jateng )
18. M.Yasrun Arofat ( Perangkat Desa Jateng )
19. Turmudi SE ( Perangkat Desa Jateng )
20. Widhi Hartono SH ( Perangkat Desa Jateng )
21. Agus Indraprahata SH ( Perangkat Desa Jabar )
22. Imim Siti Rohimah ( Perangkat Desa Jabar )
23. Rofiq Hikmayana Amd ( Perangkat Desa Jabar )
24. Subariyo S.PdI ( Perangkat Desa Jabar )
25. Yaya Juhria SS ( Perangkat Desa Jabar )
26. Zainal Mustofa SAg ( Perangkat Desa Jabar )
27. Eddy Susanto S. Kom ( Perangkat Desa Jatim )
28. Mujito SE ( Perangkat Desa Jatim )
29. Trubus Santoso S.Pd ( Perangkat Desa Jatim )
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 5/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
v
Dari
72
30. Iramayandi ( Perangkat Desa Sumbar )
31. Sukirman Amd ( Perangkat Desa Kalteng )
32. Supriyadi ( Kepala Desa Kalbar )
33. Ade Suryanto SE ( Kepala Desa Jateng )
34. Joko Weluyo ( Kapala Desa Jateng )35. Sigit Isrutiyanto S.Sn ( Kepala Desa Jateng )
36. Agus Nursyam Sip ( Kepala Desa Jabar )
37. H. Maolin Sanusi S.Pd I ( Kepala Desa Jabar )
38. H. Moch. Moezamil S.Sos ( Kepala Desa Jatim )
39. Drs. Samari MM ( Kepala Desa Jatim )
40. Tulus Setyo Utomo S.Sos ( Kepala Desa Jatim )
41. Sarif Hidayat ( Sekdes Jabar )
42. Salino ( Sekdes Jateng )
43. Suharno BcHk ( Sekdes Jateng )44. Sukardi.BA ( Sekdes Jateng )
45. Zaenal Mutaqin.SP.d I ( Anggota BPD Jateng )
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 6/72
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR............TAHUN..............
TENTANG
DESA dan PERDESAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa yang adil dan merata;
b. bahwa ketentuan Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan
negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang;c. bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain merupakan kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
d. bahwa untuk memperkuat pemerintahan desa agar mampu mendorong dan
menggerakkan partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan otonomi desa;
e. bahwa perdesaan sebagai tempat persebaran sebagian besar masyarakat
Indonesia mempunyai peranan yang cukup besar dalam menopang
perekonomian bangsa dan sekaligus indikator bagi keberhasilanpembangunan nasional;
f. bahwa untuk menjamin tercapainya pemerataan pembangunan di wilayah
perdesaan perlu pembangunan perdesaan yang partisipatoris, dukungan
anggaran negara, serta pengaturan yang berpihak pada masyarakat desa;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b , huruf c, huruf b huruf d,
huruf e dan huruf f, perlu ditetapkan Undang-Undang tentang Desa dan Perdesaan.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 7/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
2
Dari
72
Mengingat :
a. Pasal 1, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 18, Pasal 18 A, Pasal 18 B, Pasal 20, Pasal 21,
Pasal 22 D, Pasal 23 ayat (1), Pasal 23 E ayat (2), Pasal 31 ayat (4), Pasal 33 dan
Pasal 34 Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
e. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4309);
f. Undang-Undang Nomor 15 Tahun. 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400),
g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang
telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
i. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438).
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 8/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
3
Dari
72
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG DESA dan PERDESAAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
3. Pemerintahan Daerah adalah penyeleggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang- undang Dasar Tahun 1945;
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerahkota.
5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa. adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat, yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.7. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya pemberian fasilitas, dorongan atau
bantuan kepada masyarakat perdesaan dalam memanfaatkan sumber daya alam
secara lestari.
8. Pembangunan perdesaan adalah proses meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat desa dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
9. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok, atau badan usaha.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 9/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
4
Dari
72
10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
11. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan PerangkatDesa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
12. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat
BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
13. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah wadah
partisipasi masyarakat dan merupakan mitra pemerintah desa dalam pemberdayaan
masyarakat.
14. Pembentukan desa adalah tindakan penggabungan beberapa desa,atau bagian
desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih. atau
pembentukan desa diluar desa yang telah ada15. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan desa, yang bersumber dari APBN,APBD,pendapatan asli
desa, dan sumber Iainnya yang sah, dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa
dan BPD. dan ditetapkan dengan peraturan desa. ;
17. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat BUMDesa adalah badan usaha yang
sebagian besar permodalannya berasal dari APBDesa yang dipisahkan dan dapat
mengkoordinasikan segala bentuk usaha desa seperti ekonomi produktif, perdagangan, jasa, dan lembaga keuangan non-bank dan lain sebagainya yang ada di desa.
18. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
19. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Badan
Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa.
20. Pembinaan dan pengawasan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan,
perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan,
konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan desa.
Pasal 2
(1) Dalam pemerintahan daerah kabupaten dan kota dibentuk pemerintahan desa.
(2) Pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari pemerintah desa dan
BPD.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 10/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
5
Dari
72
BAB II
PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA
Bagian Kesatu
Pembentukan Desa
Pasal 3
(1) Pembentukan Desa berdasarkan atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-
usul desa, adat istiadat, dan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat.
(2) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa penggabungan
beberapa Desa atau bagian Desa yang bersandingan, atau pemekaran desa dari satu desa
menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada.
(3) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat :
a. Usia penyelenggaraan pemerintahan desa paling sedikit 5 (lima) tahun;
b. Jumlah penduduk, yaitu:
1) wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 2500 jiwa atau 500 Kepala Keluarga;
2) wilayah Sumatera paling sedikit 2000 jiwa atau 400 Kepala Keluarga;
3) wilayah Kalimantan dan Sulawesi paling sedikit 1500 jiwa atau 300 Kepala
Keluarga; dan
4) NTB, NTT, Maluku, Papua paling sedikit 750 jiwa atau 150 Keluarga
c. Luas wilayah yang dapat meningkatkan pelayanan masyarakat dan pembangunan;
d. Wilayah kerja yang memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar dusun;
e. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama dan
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat;
f. Potensi Desa yang meliputi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia;
g. Batas Desa yang dinyatakan dalam bentuk Peta Desa;
h. Tersedianya sarana dan prasarana desa dan pemerintahan desa; dan
i. Tersedianya alokasi dana desa dan dana untuk penghasilan tetap dan
tunjangan lainnya bagi kepala desa yang dialokasikan dalam APBD
kabupaten/kota
Pasal 4
(1) Dalam wilayah desa dapat dibentuk Dusun atau sebutan lain yang merupakan bagian
wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.(2) Sebutan bagian wilayah kerja pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat yang ditetapkan dengan
peraturan desa.
(3) Peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berpedoman pada
peraturan daerah kabupaten/kota.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 11/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
6
Dari
72
Pasal 5
Pembentukan desa dilakukan dengan tata cara :
(1) Prakarsa dan kesepakatan masyarakat;
(2) Prakarsa dan kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada BPD
dan Kepala Desa untuk dibahas dan disepakati dalam musyawarah desa;
(3) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa
kepada Bupati/Walikota melalui Camat;
(4) Bupati/Walikota melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap usul pembentukan desa;
(5) Berdasarkan hasil pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bupati/Walikota
mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa kepada DPRD
untuk disetujui bersama;
(6) Atas persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Bupati/Walikota
menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa;
(7) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan kepada
Gubernur untuk dievaluasi paling lama 7 hari setelah tanggal ditetapkan;(8) Gubernur menyampaikan evaluasi Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
kepada Bupati/Walikota paling lama 20 hari setelah tanggal diterima;
(9) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) melampaui batas waktu,
Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa dinyatakan berlaku.
Pasal 6
(1) Dalam rangka kepentingan nasional Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah dapat
memprakarsai pembentukan desa.
(2) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tata cara:
a. Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah membentuk tim evaluasi terhadap
kelayakan Pembentukan Desa;
b. Pemerintah dan Pemerintah Daerah mensosialisasikan hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud pada huruf a kepada masyarakat;
c. Bupati/Walikota menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan
Desa kepada DPRD untuk disetujui bersama;
d. Bupati/Walikota menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa yang telah
disetujui bersama DPRD.
Pasal 7Desa-desa yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dan atau untuk kepentingan nasional dapat dihapus atau digabung.
Pasal 8
(1) Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa
masyarakat melalui musyawarah Desa.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 12/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
7
Dari
72
(2) Perubahan status desa menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memperhatikan persyaratan :
a. luas wilayah tidak berubah;
b. jumlah penduduk paling sedikit 5.000 jiwa atau 1.000 Kepala Keluarga untuk
Wilayah Jawa dan Bali, paling sedikit 2.000 jiwa atau 400 Kepala Keluarga untuk
di luar Wilayah Jawa dan Bali;
c. prasarana dan sarana pemerintahan;
d. potensi ekonomi;
e. kondisi sosial budaya masyarakat;
f. meningkatnya pelayanan;
g. struktur mata pencaharian masyarakat 80% non-agraris; dan
h. tersedianya anggaran dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota untuk pembiayaan sarana dan prnsarana pemerintnhan, binya
opcrasional, dan pjmbcrdayaan masyarakat.
(3) Desa yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah diisi dari Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 9
Perubahan status desa menjadi kelurahan dilakukan dengan tata cara:
(1) Prakarsa dan kesepakatan masyarakat;
(2) Prakarsa dan kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada BPD
dan Kepala Desa untuk dibahas dan disepakati dalam musyawarah desa oleh minimal 2/3
(dua per tiga) dari jumlah penduduk yang memiliki hak pilih;
(3) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa
kepada Bupati/Walikota melalui Camat;(4) Bupati/Walikota melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap usul perubahan status desa
menjadi kelurahan;
(5) Berdasarkan hasil pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bupati/Walikota
mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi
Kelurahan kepada DPRD untuk disetujui bersama;
(6) Atas persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Bupati/Walikota
menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan;
(7) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan kepada Gubernur
untuk dievaluasi paling lama 7 hari setelah tanggal ditetapkan;
(8) Gubernur menyampaikan evaluasi Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (7)kepada, Bupati/Walikota paling lama 20 hari setelah tanggal diterima;
(9) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) melampaui batas waktu,
Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan dinyatakan berlaku.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 13/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
8
Dari
72
Pasal 10
(1) Desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan, kekayaannya menjadi
kekayaan Kabupaten/Kota.
(2) Kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh kelurahan yang
bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat dan tidak dapat dialihkan
kepemilikannya kepada pihak lain.
(3) Pendanaan sebagai akibat perubahan status desa menjadi kelurahan dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 11
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menegaskan
dan menetapkan batas wilayah administrasi desa dan atau kelurahan berdasarkan kesepakaten
antar desa dan atau kelurahan yang berbatasan.
Pasal 12Pengaturan lebih lanjut mengenai pembentukan dan perubahan status Desa menjadi
Kelurahan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri.
BAB III
KEWENANGAN DESA
Pasal 13
Kewenangan desa adalah hak desa untuk mengatur, mengurus dan bertanggung jawab atasurusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat.
Pasal 14
Kewenangan desa mencakup :
a. kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
b. kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;
c. tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota: dan
d.
Kewenangan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan pada desa.
Pasal 15
(1) Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c wajib disertai dengan
dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia.
(2) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 14/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
9
Dari
72
BAB IV
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
Bagian KesatuPemerintahan Desa
Paragraf 1
Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pasal 16
Pemerintahan Desa harus memperhatikan dan berpedoman pada:
a. asas kepastian hukum;
b. asas tertib penyelenggara negara;
c. asas tertib kepentingan umum;d. asas keterbukaan;
e. asas demokrasi;
f. asas pemberdayaan masyarakat;
g. asas profesionalitas
h. asas akuntabilitas;
i. asas efisiensi; dan
j. asas efektivitas.
Paragraf 2
Pemerintah Desa
Pasal 17
(1) Pemerintah desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.
(2) Perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Seorang sekretaris desa
b. Beberapa orang Perangkat Sekretariat Desa
c. Beberapa Perangkat Unsur Kewilayahan Desa
(3) Jumlah Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b sebanyak-
banyaknya 7 orang.
(4) Jumlah perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disesuaikan
dengan kondisi desa setempat.
(5) Susunan organisasi dan tata kerja pemerintah desa ditetapkan dengan peraturan desa
berdasarkan pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 15/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
10
Dari
72
Paragraf 3
Hak dan Kewajiban Pemerintah Desa
Pasal 18
(1) Hak pemerintah desa:a. mengelola keuangan dan kekayaan desa sesuai kewenangannya;
b. menetapkan peraturan perundang-undangan di tingkat desa.
(2) Kewajiban pemerintah desa:
a. meningkatkan pelayanan dasar kepada masyarakat;
b. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum bagi masyarakat;
c. mengembangkan sumber daya produktif dengan mendayagunakan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
d. melaksanakan Peraturan Desa dan peraturan yang lebih tinggi sesuai dengan
kewenangannya;
e. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;
f. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
g. mengelola administrasi desa;
h. melestarikan nilai sosial budaya yang berkembang dimasyarakat;
i. mengembangkan kehidupan ekonomi masyarakat;
j. menampung aspirasi masyarakat;
k. membuat laporan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan. sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
l. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
Paragraf 4
Tugas, Wewenang, Hak dan Kewajiban Kepala Desa
Pasal 19
(1) Setiap desa dipimpin oleh Kepala Desa.
(2) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan.
(3) Kepala Desa mempunyai wewenang:
a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama BPD;
b. menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan BPD;
c. menyusun APB Desa;
d. membina kehidupan masyarakat desa;
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 16/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
11
Dari
72
e. membina perekonomian desa;
f. mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
g. mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
h. melaksanakan wewenang Iain sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(4) Hak Kepala Desa adalah:
a. Memberikan penilaian dan evaluasi kinerja perangkat desa
b. mengajukan rancangan peraturan desa;
c. mengelola keuangan desa sesuai dengan peraturan yang berlaku;
d. menerima penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan Iainnya;
e. menerima penghargaan pada akhir masa jabatan
f. menetapkan pejabat pengelola keuangan desa;
g. melimpahkan tugas dan kewajiban Iainnya kepada perangkat desa.
(5) Kewajiban kepala desa.a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
d. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan kehidupan demokrasi;
f. melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi,
Korupsi dan Nepotisme;
g. menjalin hubungan kerja yang baik dengan seluruh mitra kerja;
h. menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;
i. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan;
j. melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
k. mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
l. mengembangkan ekonomi desa;
m. mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;
n. membina dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;
o. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di desa;
p. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup;
Pasal 20
(1) Dalam melaksanakan tugas, wewenang, hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
Pasal 19, Kepala Desa mempunyai kewajiban membuat laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat 1 (satu) kali dalam setahun.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 17/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
12
Dari
72
(2) Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada BPD yang disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun dalam
musyawarah BPD.
(3) Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman ataudiinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, media komunitas
atau media lainnya.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh Bupati/Walikota sebagai
dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan
pembinaan lebih lanjut.
(5) Laporan akhir masa jabatan Kepala Desa disampaikan kepada BPD dan Bupati/Walikota
melalui Camat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Kepala Desa
berakhir.
Paragraf 5
Larangan bagi Kepala Desa
Pasal 21
Kepala Desa dilarang antara lain:
a. membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri sendiri,
anggota keluarga, kroni dan atau golongan tertentu;
b. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak
lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
c. merangkap jabatan sebagai Ketua dan/atau Anggota BPD, Lembaga Kemasyarakatan didesa yang bersangkutan, Anggota DPRD dan jabatan lain yang melanggar ketentuan
peraturan perundangan-undangan;
d. merugikan kepentingan umum;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat;
f. mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
g. menyalahgunakan wewenang;
h. menjadi pengurus dan atau anggota partai politik atau partai politik lokal;
i. melanggar sumpah/janji jabatan;
j.
meninggalkan tugas selama 1 (satu) bulan berturut-turut tanpa alasan yang jelas.
Paragraf 6
Pemberhentian Kepala Desa
Pasal 22
(1) Kepala Desa berhenti, karena :
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 18/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
13
Dari
72
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; dan/atau
c. diberhentikan.
(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena: berakhir
masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;
a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara
berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa;
c. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan;
d. tidak melaksanakan kewajiban kepala desa; dan/atau
e. melanggar larangan bagi kepala desa.
(3) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf
b, dan ayat 2 huruf a dan huruf b diusulkan oleh Pimpinan BPD kepada Bupati/Walikota
melalui Camat,berdasarkan keputusan musyawarah BPD.
(4) Usul pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d,huruf e dan huruf f disampaikan oleh BPD kepada Bupati/Walikota melalui Camat
berdasarkan keputusan musyawarah BPD yang dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota BPD.
(5) Pengesahan pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak usul diterima.
(6) Setelah dilakukan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(5), Bupati/Walikota mengangkat Pejabat Kepala Desa.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan Penjabat Kepala Desa diatur
dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 23
(1) Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati/Walikota tanpa melalui usulan BPD
apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan
hukum tetap.
(2) Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati/Walikota tanpa melalui usulan BPD apabila
terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 24
Kepala desa diberhentikan sementara oleh Bupati/Walikota tanpa melalui usulan BPD apabila
telah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara pidana korupsi, terorisme, makar dan atau
tindak pidana terhadap keamanan negara.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 19/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
14
Dari
72
Pasal 25
(1) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(1) dan Pasal 24, setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan, Bupati/Walikota harus
merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali kepala desa yang bersangkutan sampaidengan akhir masa jabatan.
(2) Apabila kepala desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat. (1)
telah berakhir masa jabatannya Bupati/Walikota hanya merehabilitasi kepala desa yang
bersangkutan.
Pasal 26
Apabila kepala desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal 23
ayat (1) dan pasal 24, Sekretaris Desa dan atau salah seorang perangkat sekretariat desa
melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa sampai dengan adanya putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 27
(1) Apabila Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (2), Bupati/Walikota mengangkat Penjabat Kepala Desa dengan tugas pokok
menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(2) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas untuk
memfasilitasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan melaksanakan tugas Pemerintahan
Desa.
(3) Penjabat Kepala Desa diangkat dari salah satu perangkat Desa paling lama 1 tahun
Pasal 28
(1) Tindakan penyidikan terhadap Kepala Desa, dilaksanakan setelah adanya persetujuan
tertulis dari Bupati/Walikota.
(2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;
b. diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.
(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberitahukan secara tertulis
oleh atasan penyidik kepada Bupati/Walikota paling lama 3 (tiga) hari.
Paragraf 7
Perangkat Desa
Pasal 29
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 20/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
15
Dari
72
(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) bertugas membantu
Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
Pasal 30
(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) diisi dan atau
diangkat menjadi pegawai negeri Sipil yang memenuhi persyaratan, yaitu:
a. berpendidikan paling rendah lulusan SLTA atau sederajat;
b. mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan;
c. mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran;
d. mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuangan dan di bidang
perencanaan,
e. memahami sosial budaya masyarakat setempat; dan
f. bertempat tinggal di desa yang bersangkutan.
g. Bersedia memberikan pelayanan diluar jam kerja
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.
Pasal 31
(1) Pengangkatan perangkat desa sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (1)
diataur kemudian dalam peraturan pemerintah
(2) Peraturan yang dimaksud sekurang kurangnya memuat pedoman tentang :
a. prosedur pengangkatan perangkat desa definif b. Jaminan kesejahteraan bagi perangkat desa definitif yang tidak
memenuhi persyaratan
c. persyaratan calon
d. mekanisme pengangkatan
e. uraian tugas
f. larangan dan mekanisme pemberhentian
Pasal 32
(1) Larangan bagi perangkat desa lainnya, antara lain meliputi:a. meninggalkan wilayah desa selama 1 (satu) bulan berturut-turut tanpa izin
Kepala Desa
b. membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri,
anggota keluarga, kroni dan atau golongan tertentu;
c. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dari
pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 21/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
16
Dari
72
d. merangkap jabatan yang melanggar ketentuan peraturan perundangan-undangan;
e. terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala
daerah;
f. merugikan kepentingan umum;
g. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat;
h. mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
i. menyalahgunakan wewenang;
j. menjadi pengurus dan atau anggota partai politik atau partai politik lokal;
k. melanggar sumpah/janji jabatan;
l. meninggalkan tugas selama 2 (dua) minggu berturut-turut tanpa alasan yang jelas.
(2) Tindakan melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan
tindakan administratif berupa teguran, skorsing dan pemberhentian atas usulan
Kepala Desa.
Paragraf 8
Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Pasal 33
(1) Kepala Desa menerima penghasilan tetap berasal dari APBD Kabupaten/Kota
sekurang-kurangnya dua kali penghasilan tetap perangkat desa.
(2) Kepala desa menerima tunjangan jabatan, yang berasal dari APBDesa sesuai
kemampuan keuangan desa.
Pasal 34
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan keuangan Kepala Desa dan perangkat
desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Peraturan daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya memuat:
a. Rincian jenis penghasilan;
b. Rincian jenis tunjangan;
c. penentuan besarnya dan pembebanan pemberian penghasilan dan/atau tunjangan.
Bagian KeduaBadan Permusyawaratan Desa
Paragraf 1
Umum
Pasal 35
BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 22/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
17
Dari
72
Pasal 36
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
(2) Masa jabatan anggota BPD adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat/diusulkan
kembali
Pasal 37
(1) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan
paling banyak 11 (sebelas) orang dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk
dan kernampuan keuangan desa.
(2) Peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Bupati/Walikota.
(3) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara
bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati/ Walikota atau pejabatyang ditunjuk.
(4) Susunan kata-kata sumpah/janji anggota BPD adalah sebagai berikut:
"Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban
saya selaku anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya;
"Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara, dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945
serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang
berlaku bagi desa, daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia."
Pasal38
(1) Pimpinan BPD terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris;
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipilih dari dan oleh anggota BPD
secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus;
(3) Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan
dibantu oleh anggota termuda.
Paragraf 2
Fungsi, Wewenang, Kewajiban, Hak dan Larangan
Pasal 39
(1) BPD mempunyai fungsi dan wewenang:
a. mengayomi adat istiadat;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
c. membentuk peraturan desa bersama Kepala Desa;
d. membentuk panitia pemilihan kepala desa;
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 23/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
18
Dari
72
e. memgusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa; dan
f. mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa;
(2) Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa oleh BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa.
Pasal 40
(1) Dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsinya sebagaimana dimaksud pada pasal 39 BPD
menyusun tata tertib BPD.
(2) Penyusunan tata tertib tersebut berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Pasal 41
Anggota BPD mempunyai kewajiban :
a. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
d. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
e. memproses pemilihan kepala desa;
f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;
g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan
h. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan Iembaga kemasyarakatan.
Pasal 42
BPD mempunyai hak :
a. meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;
b. menyatakan pendapat.
Pasal 43
Anggota BPD mempunyai hak :
a. mengajukan rancangan peraturan desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. memperoleh tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan desa.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 24/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
19
Dari
72
Pasal 44
Pimpinan dan Anggota BPD dilarang :
a. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. sebagai pelaksana proyek desa;
c. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, danmendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
d. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan/.atau jasa dari
pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
e. menyalahgunakan wewenang; dan
f. melanggar sumpah/janji jabatan.
Paragraf 3
Penetapan Anggota BPD
Pasal 45
(1) Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai akan berakhirnya masa jabatan
BPD secara tertulis 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatan.
(2) Kepala Desa membentuk panitia penetapan anggota BPD, paling lama 3 (tiga) bulan
sebelum berakhirnya masa jabatan BPD.
(3) Panitia penetapan BPD terdiri dari pimpinan lembaga kemasyarakatan dan tokoh
masyarakat.
(4) Panitia penetapan BPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(5) Panitia penetapan BPD tidak diperbolehkan menjadi calon anggota BPD.
Pasal 46
Persyaratan Calon Anggota BPD:
(1) bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(2) setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta kepada
Pemerintah;
(3) berusia paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah pernah menikah;
(4) bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
(5) penduduk desa setempat;
Pasal 47
Mekanisme rapat-rapat Badan Permusyawaratan Desa :
(1) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 25/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
20
Dari
72
(2) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota BPD, dan keputusan
ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.
(3) Dalam hal tertentu Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya2 / 3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yanghadir.
(4) Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen rapat
yang dibuat oleh Sekretaris BPD.
Pasal 48
(1) Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampunn
keuangan Kabupaten/Kota.
(2) Tunjangan pimpinan dan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dalam APBD Kabupaten/Kota.
Pasal 49
(1) Setiap tahun BPD menyusun rencana kerja tahunan.
(2) Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana diatur dalam ayat (1) disediakan biaya
operasional sesuai kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
(3) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan setiap tahun dalam APBDesa.
Pasal 50
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai BPD, ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya memuat:
a. persyaratan untuk menjadi anggota sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat;
b. mekanisme pemilihan langsung anggota anggota;
c. pengesahan dan penetapan anggota;
d. fungsi dan wewenang;
e. hak, kewajiban, dan larangan;
f. pemberhentian dan masa keanggotaan;
g. penggantian anggota dan pimpinan;
h. tata cara pengucapan sumpah/janji;
i. pengaturan tata tertib dan mekanisme kerja;
j. tata cara menggali, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
k. hubungan kerja dengan kepala desa dan lembaga kemasyarakatan;
l. keuangan dan administratif.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 26/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
21
Dari
72
Bagian Ketiga
Pemilihan Kepala Desa
Paragraf 1
Umum
Pasal 51
Masa jabatan Kepala Desa adalah 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal
pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Pasal 52
(1) BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan
kepala desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan.
(2) BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya
masa jabatan Kepala Desa.
Pasal 53
(1) Untuk pencalonan dan pemilihan Kepala Desa. BPD membentuk Panitia Pemilihan yang
terdiri dari pengurus lembaga kemasyarakatan dan tokoh masyarakat.
(2) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas mengadakan
penjaringan dan penyaringan bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan,
melaksanakan pemungutan suara, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
kepada BPD.
Pasal 54
(1) Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat.
(2) Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(3) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.
(4) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serempak diseluruh wilayah
kabupaten/kota
(5) Biaya pemilihan Kepala Desa yang meliputi pengadaan surat suara, kotak suara dan
sarana-prasarana pemilihan dibebankan kepada APBD Kabupaten/Kota.
(6) Biaya kampanye calon kepala desa dibebankan kepada calon yang bersangkutan.
(7) Kepala Desa terpilih dilnatik oleh Bupati/Walikola atau pejabat yang ditunjuk paling lama
15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan Keputusan Bupati/Walikota.
(8) Sebelum memangku jabatannya, kepala desa mengucapkan sumpah/janji.
(9) Susunan kata-kata sumpah/janji kepala desa dimaksud adalah sebagai berikut:
"Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban
saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya;
bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 27/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
22
Dari
72
dasar negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan
selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia".
Pasal 55
(1) Calon Kepala Desa adalah penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia
yang memenuhi persyaratan:
(2) bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(3) setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,
serta kepada Pemerintah;
(4) berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama dan/atau sederajat;
(5) berusia paling rendah 25 Tahun;
(6) bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;(7) penduduk dan berdomisili di desa setempat;
(8) tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau lebih;
(9) tidak pernah melakukan pelanggaran hukum adat yang berlaku pada masyarakat
setempat;
(10) tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap;
(11) belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dua
kali masa jabatan; dan
(12) memenuhi syarat Iain yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Paragraf 2
Persyaratan Pemilih dan Mekanisme Pemilihan
Pasal 56
Penduduk desa yang mempunyai hak pilih adalah Warga Negara Republik Indonesia yang
pada hari pemungutan suara pemilihan kepala desa:
(1) sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;
(2) memiliki kartu tanda penduduk; dan
(3) berdomisili di desa setempat.
Pasal 57
(1) Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan bakal calon kepala desa
sesuai persyaratan.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 28/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
23
Dari
72
(2) Bakal Calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai Calon
Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan.
Pasal 58
(1) Calon Kepala Desa yang berhak dipilih diumumkan kepada masyarakat ditempat-tempat
yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setenpat.
(2) Calon Kepala Desa dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat.
Pasal 59
1) Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang mendapatkan dukungan
suara terbanyak.
2) Panitia Pemilihan Kepala Desa melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa kepada BPD.
3) Calon kepala desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan
keputusan BPD berdasarkan laporan dan berita acara pemilihan dari panitia Pemilihan.4) BPD menyampaikan nama calon kepala desa terpilih kepada Bupati melalui Camat untuk
ditetapkan menjadi kepala desa definitif.
5) Bupati/walikota menerbitkan Keputusan Bupati/Walikota tentang Pengesahan
Pengangkatan Kepala Desa Terpilih paling lama 15 (lima belas) hari, Terhitung tanggal
dilerimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD.
Pasal 60
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (I), sekurang-
kurangnya memuat :
a. mekanisme pembentukan panitia pemilihan;
b. susunan, tugas, wewenang dan tanggungjawab panitia pemilihan;
c. hak memilih dan dipilih;
d. persyaratan dan alat pembuktiannya;
e. penjaringan bakal calon;
f. penyaringan bakal calon;
g. penetapan calon berhak dipilih;
h. kampanye calon;
i. pemungutan suara;
j. mekanisme pengaduan dan penyelesaian masalah;
k. penetapan calon terpilih;
l. pengesahan pengangkatan;
m. pelantikan;
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 29/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
24
Dari
72
n. sanksi pelanggaran;
o. biaya pemilihan.
Pasal 61
(1) Pemilihan Kepala Desa dan masa jabatan Kepala Desa dalam kesatuan masyarakat hukumadat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya
berlaku ketentuan hukum adat setempat.
(2) Pemilihan kepala desa dan masa jabatan kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(3) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud ayat (2) wajib memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan adat istiadat kesatuan masyarakat hukum adat setempat.
Bagian Ketiga
Atribut, Pakaian Dinas dan Penghargaan
Pasal 62
(1) Untuk meningkatkan ketertiban,kerapihan dan kedisiplinan penyelenggara
pemerintah desa, pemerintah Kabupaten/Kota menetapkan atribut dan pakaian dinas bagi
Kepala Desa dan Perangkat Desa.
(2) Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan penghargaan kepada Kepala Desa dan
Perangkat Desa yang berprestasi dan atau yang memasuki akhir masa tugas.
Pasal 63
Ketentuan mengenai atribut, pakaian dinas dan penghargaan kepada Pemerintahan Desa,sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 62 diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota,
yang berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri
BAB V
PERATURAN DESA
Pasal 64
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan pada tingkat Desa meliputi :a. Peraturan Desa;
b. Peraturan Kepala Desa; dan ;
c. Keputusan Kepala Desa.
(2) Materi muatan Peraturan Kepala Desa adalah penjabaran pelaksanaan Pe raturan Desa
yang bersifat pengaturan.
(3) Materi muatan Keputusan Kepala Desa adalah penjabaran pelaksanaan Peraturan Desa
dan Peraturan Kepala Desa yang bersifat penetapan.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 30/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
25
Dari
72
Pasal 65
(1) Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa.
(2) Peraturan Desa dibentuk dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pembangunan desa dan kemasyarakatan.
(3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran lebih lanjut
dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatiKan kondisi
sosial budaya masyarakat desa setempat;
(4) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 66
Peraturan Desa dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan
yang baik meliputi:
a. Kejelasan tujuan;b. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. kejelasan rumusan; dan
g. keterbukaan
Pasal 67
(1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangkapenyiapan dan atau pembahasan rancangan peraturan desa.
(2) Masukari dari masyarakat baik tertulis maupun lisan dapat dilakukan dalam proses
penyusunan rancangan peraturan desa.
Pasal 68
(1) Rancangan peraturan desa yang telah disetujui bersama oleh Kepala Desa dan BPD
disampaikan oleh pimpinan BPD kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan
desa.
(2) Penyampaian rancangan peraturan desa dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7(tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
(3) Rancangan peraturan desa selain rancangan peraturan desa tentang APB Desa, pungulandan penataan ruang, wajib ditetapkan oleh kepala desa dengan membubuhkan tanda
tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
rancangan peraturan desa tersibut.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 31/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
26
Dari
72
Pasal 69
Peraturan desa disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat sebagai
bahan pengawasan dan pembinaan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.
Pasal 70
(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa, pungutan dan penataan rur.ng yang telah
disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling lama 3 (tiga) hari
disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat untuk dievaluasi.
(2) Hasil evaluasi Bupati/Walikota terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kepada Kepala Desa.
(3) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melampaui batas waktu
dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi Peraturan Desa.
(4) Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dapat didolegasikan kepada
Camat.
Pasal 71
(1) Peraturan Desa wajib mencantumkan batas waktu penetapan pelaksanaan.
(2) Peraturan Desa sejak ditetapkan, dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat, kecuali ditentukan lain di dalam Peraturan Desa tersebut.
(3) Peraturan Desa tidak boleh berlaku surut.
Pasal 72
Untuk melaksanakan Peraturan Desa, Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desadan/atau Keputusan Kepala Desa.
Pasal 73
(1) Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa dimuat dalam Berita Daerah.
(2) Pemuatan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ada
ayat (1) dilakukan oleh Sekretaris Daerah.
(3) Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disebarluaskan oleh. Pemerintah Desa.
Pasal 74
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pembentukan dan Mekanisme PenyusunanPeraturan Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 32/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
27
Dari
72
BAB VI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Pasal 75
(1) Desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai kewenangannya mengacu padasistem perencanaan Kabupaten/Kota.
(2) Perencanaan Kabupaten/Kota wajib mengakomodir perencanaan pembangunan desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secara
partisipatif oleh pemerintahan desa bersama lembaga kemasyarakatan sesuai dengan
kewenangannya.
(4) Dalam menyusun perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa dalam musyawarah Desa.
Pasal 76(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) disusun
secara berjangka meliputi:
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJM Desa
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
b. Rencana Kerja Pembangunan Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, merupakan
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
(2) RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan dengan Peraturan
Desa dan RKP-Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa berpedoman pada
Peraturan Desa.
Pasal 77
(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1)
didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a) penyelenggaraan pemerintahan desa;
b) organisasi dan tata laksana pemerintahan desa;
c) keuangan desa;
d) profil desa;
e) informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan desa dan
pemberdayaan masyarakat.
Pasal 78
(1) Pembangunan kawasan perdesaan yang terkait dengan pemanfaatan aset desa dan
perubahan tata ruang Desa oleh Kabupaten/Kota dan atau pihak ketiga wajib diputuskan
melalui musyawarah desa dan atau musyawarah antar desa.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 33/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
28
Dari
72
(2) Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan dan pendayagunaan
kawasan perdesaan merujuk pada keputusan musyawarah desa dan atau musyawarah antar
desa, serta wajib mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan, pelaksanaan pembangunan,
pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.(4) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sekurang-
kurangnya memuat:
a. kepentingan masyarakat desa dalam kawasan perdesaan yang
bersangkutan melalui keikutsertaan masyarakat;
b. kewenangan desa;
c. kelancaran pelaksanaan investasi;
d. kelestarian lingkungan hidup; dan
e. keserasian kepentingan antar desa dalam kawasan dan kepentingan umum.
BAB VII
PEMBANGUNAN PERDESAAN
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 79
Pembangunan perdesaan diselenggarakan dengan asas:
a. Kebersamaan;b. Keragaman;
c. Berkeadilan;
d. Berkelanjutan;
e. Berwawasan Lingkungan;
f. Kreativitas;
g. Kelestarian dan Kearifan Lokal;
h. Kemandirian;
i. Kesetaraan;
j. Keterbukaan;
k. Akuntabilitas;
l. Efisiensi;
m. Efektivitas; dan
n. Tanggung Jawab Negara
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 34/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
29
Dari
72
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 80
Pembangunan perdesaan bertujuan untuk mewujudkan perdesaan yang maju, adil,makmur, dan sejahtera.
Bagian Ketiga
Ruang lingkup
Pasal 81
(1) Pembangunan perdesaan meliputi pembangunan fisik dan pembangunan non
fisik.
(2) Pembangunan fisik perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
meliputi sarana dan prasarana:
a. pemerintahan;
b. jalan dan jembatan;
c. pasar;
d. pertanian;
e. waduk dan irigasi;
f. transportasi;
g. komunikasi;
h. pendidikan;
i. kesehatan;
j. kelistrikan;
k. air bersih; dan/atau
l. sanitasi.
(3) Pembangunan non fisik perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara
lain meliputi:
a. sumber daya manusia;
b. pelayanan jasa pemerintahan;
c. pelayanan sosial;
d. penataan permukiman;
e. kelembagaan sosial dan ekonomi masyarakat; dan
f. budaya.
(4) Pembangunan perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan karakteristik desa.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 35/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
30
Dari
72
Bagian Keempat
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pasal 82Pemerintah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berkewajiban memberdayakan
masyarakat desa dengan:
a. memberikan bantuan usaha;
b. memberikan pendampingan dalam menyusun perencanaan pembangunan
perdesaan;
c. keterampilan dan penyuluhan;
d. pembagaan sosial dan ekonomi perdesaan sesuai dengan karateristik desa;
e. mengembangkan lembaga keuangan di perdesaan;
f. menjamin ketersediaan lapangan kerja sesuai potensi desa;
g. memberi kemudahan untuk mendapatkan status kepemilikan lahan; dan/atau
h. memberikan kemudahan dalam penggunaan dan pengembangan teknologi tepat
guna dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan kearifan lokal;
i. menumbuhkembangkan adat-istiadat dan budaya lokal.
Bagian Kelima
Pembiayaan
Pasal 83
(1) Pembiayaan pembangunan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 dan
pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82
dibebankan pada mata anggaran perdesaan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Pembiayaan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari
masyarakat.
.
BAB VIII
KEUANGAN DESABagian Kesatu
Umum
Pasal 84
(1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari
APBDesa.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 36/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
31
Dari
72
(2) Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah propinsi dan atau kabupaten /kota yang
diserahkan kepada pemerintah desa melalui tugas pembantuan didanai dari APBD.
(3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dari pemerintah yang diserahkan kepada
pemerintah desa melalui tugas pembantuan didanai dari APBN.
Bagian Kedua
Sumber Pendapatan
Pasal 85
(1) Sumber pendapatan desa terdiri atas :
a. pendapatan asli desa, terdiri dari hasil keuntungan badan usaha desa, hasil kekayaan
desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan Iain-lain pendapatan
asli desa yang sah;
b. bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus)
untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa;
c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima olehKabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) yang
merupakan alokasi dana desa;
d. bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;
e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
(2) Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d disalurkan melalui kas desa.
(3) Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan
diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah.
Pasal 86
(1) Kekayaan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 85 ayat (1) huruf a terdiri atas :
a. tanah kas desa;
b. pasar desa;
c. pasar hewan;
d. tambatan perahu;
e. bangunandesa;
f. pelelangan ikan yang dikelola oleh desa;
g. pelelangan hasil pertanian yang dikelola oleh desa;
h. hutan milik Desa;
i. mata air milik Desa;
j. pemandian umum; dan
k. lain-lain kekayaan yang menjadi milik desa.
(2) Kekayaan milik Desa yang diambil alih oleh Kabupaten/Kota wajib dikembalikan kepada
Desa, kecuali yang telah digunakan untuk kepentingan umum.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 37/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
32
Dari
72
'
Pasal 87
Pemerintah Kabupaten/Kota yang tidak menyerahkan bagi hasil pajak dan retribusi serta
alokasi dana desa kepada desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 85 ayat (1) huruf b dan c
wajib mengembalikan dana dimaksud kepada kas negara.
Pasal 88
(1) Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi yang sudah
dipungut oleh provinsi atau kabupaten/kota tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan
oleh Pemerintah Desa.
(2) Pungutan yang telah dilaksanakan oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh
pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/Kota.
Pasal 89
(1) Pemberian hibah dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (1) huruf etidak mengurangi kewajiban-kewajiban pihak penyumbang kepada desa.
(2) Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak
dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Sumbangan berbentuk uang menjadi sumber pendapatan desa dan dicatat dalam APB
Desa.
Bagian Ketiga
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Pasal 90
(1) APB Desa terdiri atas bagian pendapatan Desa, belanja Desa dan pembiayaan.
(2) Rancangan APB Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa.
(3) Kepala Desa bersama BPD menetapkan APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.
Bagian Keempat
Pengelolaan
Pasal 91
(1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa.
(2) Dalam melaksanakan kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Desa
dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan kepada perangkat desa yang
memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundangan.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 38/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
33
Dari
72
Pasal 92
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 91 ayat (1) diatur dengan peraturan desa berdasarkan pedoman dari Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pasal 93
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai keuangan desa, sumber pendapatan desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 85 - 92 diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat:
a. sumber pendapatan;
b. rincian bagi hasil pajak dan retribusi daerah;
c. bagian dana perimbangan;
d. hibah;
e. sumbangan;
f. kekayaan desa;
g. kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa
h. APBDesa;
i. pengelolaan keuangan desa.
BAB IX
BADAN USAHA MILIK DESA
Bagian Pertama
Bentuk dan Kedudukan
Pasal 94
(1) Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa dalam upaya
meningkatkan pendapatan Desa dan masyarakat.
(2) Bentuk Badan Usaha Milik Desa adalah Usaha Desa.
(3) Pembentukan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
potensi, kapasitas dan kebutuhan masyarakat desa.
(4) Pemerintah Desa hanya dapat membentuk 1 (satu) BUM Desa dan berkedudukan di desa.
(5) Pembentukan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
(6) BUM Desa dapat dibentuk oleh 2 (dua) Desa atau lebih yang ditetapkan dengan Peraturan
Desa Bersama dan berkedudukan di salah satu desa berdasarkan kesepakatan.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 39/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
34
Dari
72
Pasal 95
(1) Organisasi BUM Desa terpisah dari struktur organisasi Pemerintah Desa.
(2) Organisasi BUM Desa merupakan usaha milik Pemerintah Desa yang dikelola oleh
Pemerintah Desa bersama masyarakat
(3) Susunan organisasi BUMDesa terdiri dari Penasehat dan Pengurus
(4) Organisasi BUM Desa dapat berbentuk perseroan terbatas dengan pemegang saham
sekurang kurangnya 60% ( enampuluh prosen ) dimiliki oleh desa
(5) Organisasi BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) komisaris perwakilan
desa ditentukan dalam musyawarah desa
Bagian Kedua
Modal dan Unit Usaha
Pasal 96
Modal Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari :
a. Pemerintah Desa;
b. tabungan masyarakat;
c. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
d. pinjaman; dan/atau
e. penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling
menguntungkan.
Pasal 97
(1) BUM Desa dapat memiliki unit usaha :
a. Pasar desa
b. Simpan pinjam
c. Penyaluran sembilan bahan pokok,
d. Perdagangan hasil pertanian,
e. Industri kecil dan rumah tangga,
f. Energi dan pertambangan,
g. Sumber air
h. Transportasi
i. Obyek wisata desa
j. Budidaya Perikanan
k. Peternakan
l. Pertanian
m. Agroindustri
n. Jasa lainnya
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 40/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
35
Dari
72
(2) Unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan sesuai dengan
potensi, kapasitas, dan kebutuhan desa.
Pasal 98
(1) Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa diatur dengan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat:
a. bentuk badan hukum;
b. kepengurusan;
c. hakdankewajiban;
d. permodalan;
e. bagi hasil usaha;
f. kerjasama dengan pihak ketiga;
g. mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban;
BAB X
KERJA SAMA DESA
Pasal 99
(1) Desa dapat mengadakan kerja sama antar desa untuk kepentingan desa masing-masing.
(2) Kerja sama sebagamana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan persetujuan BPD.
(3) Kerja sama antar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 100
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) berlaku juga bagi desa yang
melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang :
a. peningkatan perekonomian masyarakat desa;
b. peningkatan pelayanan pendidikan;
c. kesehatan;
d. sosial budaya;
e. keamanan dan ketertiban;
f. tenaga kerja;
g. pekerjaan umum;
h. batas desa;
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 41/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
36
Dari
72
i. pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan
kelestarian
j. lingkungan dan keadilan;
k. Lain-lain bidang kerjasama yang menjadi kewenangan desa.
Pasal 101
Untuk pelaksanaan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 dan Pasal 95 dapat
dibentuk Badan Kerjasama.
Pasal 102
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pelaksanaan Kerja sama Antar Desa. dan Kerja sama
Desa dengan Pihak Ketiga diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya memuat:
a. ruang lingkup;
b. hakdankewajiban;
c. pelaksanaan;
d. penyelesaian perselisihan;
e. tenggang waktu;
f. pembiayaan.
Pasal 103
(1) Penyelesaian perselisihan yang ditimbulkan akibat kerjasama antar desa dalam satu
kecamatan dilakukan dengan cara mediasi dan arbitrasi.
(2) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara adil dan
tidak memihak serta bersifat final.
Pasal 104
(1) Perselisihan kerjasama desa dengan pihak ketiga dalam satu kecamatan diselesaikan
berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam akte kerjasama.
(2) Perselisihan kerja sama desa dengan pihak ketiga pada kecamatan yang berbeda dalam
satu Kabupaten/Kota difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati/Walikota.
(3) Apabila pihak ketiga tidak menerima penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) dan ayat (2) dapat mengajukan penyelesaian ke pengadilan.
BAB XI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Bagian Kesatu
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 42/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
37
Dari
72
Pembentukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 105
(1) Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan.
(2) Pembentukan lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalamPeraturan Desa dengan berpedoman kepada Peraturan Daerah.
Pasal 106
Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1) merupakan wadah
partisipasi masyarakat serta mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat Desa.
Pasal 107
Tugas Lembaga Kemasyarakatan meliputi:
a. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;
b. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan
pembangunan secara partisipatif;
c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya
masyarakat; dan
d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat.
Pasal 108
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, lembaga
kemasyarakatan mempunyai fungsi:a. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan dan
kemasyarakatan;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian, dan pengembangan hasil-hasil
pembangunan secara partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong
royong masyarakat;
f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dan
g. pemberdayaan hak politik masyarakat;
Bagian Kedua
Hubungan Kerja dan Pembiayaan
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 43/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
38
Dari
72
Pasal 109
Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersifat
kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
Pasal 110
Dana kegiatan lembaga kemasyarakatan dapat bersumber dari:
a. swadaya masyarakat;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;
d. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
e. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 111
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga kemasyarakatan diatur dengan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kondisi sosial budaya
masyarakat.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya memuat:
a. tata cara pembentukan;
b. maksud dan tujuan;
c. tugas, fungsi dan kewajiban;
d. kepengurusan;
e. tata kerja;
f. hubungan kerja;
g. sumber dana.
BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 112
(1) Pemerintah dan Pemerintah Provinsi wajib membina penyelenggaraan pemerintahan
desa dan lembaga kemasyarakatan.
(2) Pemerintah Kabupaten/Kota dan Camat wajib membina dan mengavvasipenyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan.
Pasal 113
Pembinaan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1), meliputi :
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 44/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
39
Dari
72
a. memberikan pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
b. memberikan pedoman tentang bantuan pembiayaan dari pemerintah, pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota kepada desa;
c. memberikan penghargaan, bimbingan dan pembinaan kepada lembaga adat;
d. memberikan pedoman pendidikan dan pelatihan;
e. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
f. memberikan pedoman dan standar tanda jabatan, pakaian dinas dan atribut bagi
Kepala Desa serta perangkat desa;
g. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pemerintahan desa
dan lembaga kemasyarakatan;
h. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan;
i. menetapkan bantuan keuangan Iangsung kepada Desa;
j. melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur pemerintah daerah yang
bertugas membina Pemerintahan Desa;k. melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa pada desa-desa
tertentu;
l. melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan perdesaan; dan
m. pembinaan lainnya yang diperlukan.
Pasal 114
(1) Pembinaan Pemerintah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1),
berorientasi pada upaya penguatan sistem, kelembagaan, dan kapasitas individu.
memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari provinsi;meliputi:a. menetapkan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi;
b. memfasilitasi penyusunan peraturan daerah kabupaten/kota;
c. melakukan pengawasan peraturan daerah kabupaten/ kota;
d. memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat,
lembaga adat beserta hak-hak tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan desa;
e. melaksanakan pendidikan dan pelatihan tertentu skala provinsi;
f. melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa pada desa-desa
tertentu;
g. memberikan penghargaan atas prestasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan
lembaga kemasyarakatan tingkat provinsi; dan
h. melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan perdesaan skalaprovinsi.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat(l) diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 45/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
40
Dari
72
Pasal 115
Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
107 ayat (2), meliputi:
a. menetapkan pengaturan kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya
kepada desa;
b. memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari kabupaten/kota ke desa;
c. memberikan pedoman penyusunan peraturan desa dan peraturan kepala desa;
d. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan lembaga
kemasyarakatan;
e. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
f. melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa;
g. melakukan evaluasi dan pengawasan peraturan desa;
h. menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa;
i. mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa;
j. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dan
lembaga kemasyarakatan;
k. memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat,
lembaga adat beserta
l. hak-hak tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan desa; 1. menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan;
m. menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
sesuai dengan kondisi dan sosial budaya masyarakat setempat;
n. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan; dano. memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh kepala desa sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
p. melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan perdesaan.
Pasal 116
Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (2), meliputi
:
a. memfasilitasi penyusunan peraturan desa dan peraturan kepala desa;
b. memfasilitasi administrasi tata pemerintahan desa;
c. memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa;
d. memfasilitasi pelaksanaan urusan otonomi daerah Kabupaten/Kota yang diserahkankepada desa;
e. memfasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
f. memfasilitasi pelaksanaan tugas kepala desa dan perangkat desa;
g. memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban uraum;
h. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga kemasyarakatan;
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 46/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
41
Dari
72
i. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
j. memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat istiadat,
lembaga adat: beserta hak-hak tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan desa;
k. memfasilitasi kerjasama antar desa dan kerjasama desa dengan pihak ketiga;
l. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa.;
m. memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga
kemasyarakatan dengan pihak ketiga;
n. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan: dan
o. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan
lembaga kemasyarakatan.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 117
(1) Masajabatan kepala desa yang ada pada saat ini tetap berlaku sampai habis masa
jabatannya.
(2) Anggota Badan Permusyawaratan Desa yang ada pada saat ini tetap menjalankan tugas
sampai habis masa jabatannya
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 118
Semua ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan secara langnung dengan desa
wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Undang-undang ini.
Pasal 119
(1) Semua Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan desa sepanjang belum
diganti dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dinyatakan tetap berlaku.
(2) Peraturan pelaksanaan atas Undang-Undang ini ditetapkan selambat-lambatnya 2 (dua)tahun sejak Undang-Undang ini ditetapkan.
Pasal 120
Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, maka Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
beserta peraturan pelaksanaannya sepanjang yang mengatur mengenai desa dinyatakan tidak
berlaku.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 47/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
42
Dari
72
Pasal 121
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang inidengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Ltd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 48/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
43
Dari
72
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR...........TAHUN............
TENTANG
DESA dan PERDESAAN
I. PENJELASAN UMUM
1. Dasar Pemikiran
a. Sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945, bahwa Negara
mengakui dan menghormati kesatuan kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Kesatuan Masyarakat hukum yang dimaksudkan adalah desa; sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yurisdikasi, berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam
sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten/Kota dalam kaitan tersebut
Undang-undang ini mengakui Otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun dengan
sebutan lainnya. Melalui Pemerintahan Desa dapat diberikan Penugasan
ataupun Pendelegasian dari Pemerintah ataupun Pemerintah Daerah untuk
melaksanakan urusan Pemerintah tertentu, sedangkan terhadap desa di luar desa
geneologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karenapemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang
warganya pluralitis, majemuk ataupun heterogen, maka Otonomi Desa akan
diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari
desa itu sendiri, dalam kerangka sistem nilai dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Atas dasar itu maka landasan pemikiran dalam rangka pengaturan dan pembinaan
desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan
pemberdayaan masyarakat.
(1) Keanekaragaman, yang memiliki makna bahwa istilah Desa dapat disesuaikan
dengan asal usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini
berarti pola penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan
di Desa harus menghormati sistem nilai yang berlaku pada masyrakat setempat
namun harus tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan dan
bernegara.
(2) Partisipasi, memiliki makna bahwa penyelenggaran pemerintahan dan
pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar
masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggung jawab terhadap
perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa,
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 49/72
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 50/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
45
Dari
72
Sekretaris Desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil, dan diangkat serta ditetapkan oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.
4. Badan Permusyawaratan Desa, berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan disamping itu BPD
mempunyai fungsi mengawasi pelaksanaan peraturan desa dalam rangka
pemantapan pelaksanaan kinerja pemerintah desa. Keanggotaan BPD terdiri dariwakil penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan
mufakat. Yang dimaksud dengan wakil masyarakat dalam hal ini seperti ketua rukun
warga, pemangku adat dan tokoh masyarakat. Masa jabatan BPD 6 (enam) tahun dan
dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
5. Di Desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan seperti Rukun Tetangga, Rukun
Warga, PKK, Karang Taruna dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Lembaga
Kemasyarakatan bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam
memberdayakan masyarakat. Lembaga masyarakat di Desa berfungsi sebagai
wadah partisipasi dalam pengelolaan pembangunan agar terwujud demokratisasi
dan transparansi pembangunan pada tingkat masyarakat serta untuk mendorong,memotivasi, menciptakan akses agar masyarakatn lebih berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan.
6. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan masyarakat hukum adat
beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Satuan-satuan masyarakat hukum yang masih hidup dan yang sesuai dengan masyarakat
serta prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan pusat kehidupan sehari-
hari, yang mempunyai badan hukum sendiri secara mandiri serta mempunyai hubungan
kerjasama dengan badan-badan hukum yang ada dalam rangka memelihara kerukunan
hidup bersama.
Sehubungan dengan itu maka: Lembaga Adat adalah merupakan mitra Pemerintah Desa
dan mitra Lembaga Kemasyarakatan dalam memberdayakan masyarakat desa;
Lembaga Adat mempunyai fungsi mengembangkan, melindungi dan melestarikan nilai-
nilai budaya adat sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan norma-
norrna agama yang berlaku (dengan dukungan Pemerintah Desa);
Dengan demikian Lembaga Adat dengan Pemerintahan Desa, mempunyai hubungan erat
yang bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
7. Perdesaan sebagai tempat persebaran sebagian besar mempunyai peranan yang cukup
besar dalam menopang perekonomian bangsa dan sekaligus indikator bagi keberhasilanpembangunan nasional. Sehingga ke depan, perhatian khusus terhadap perdesaan
dengan melakukan pembangunan perdesaan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat perdesaan sesuai dengan semangat yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 merupakan sebuah keniscayaan.
8. Pembangunan perdesaan dikonsentrasikan pada dua bidang pokok yaitu pembangunan
fisik dan pembangunan non fisik. Pembangunan fisik perdesaan antara lain meliputi
sarana dan prasarana pemerintahan, jalan dan jembatan, pasar, pertanian, waduk dan
irigasi, bank desa atau lembaga keuangan lainnya, transportasi, komunikasi, pendidikan,
kesehatan, kelistrikan, air bersih, sanitasi, dan lain-lain. Sedangkan pembangunan non
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 51/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
46
Dari
72
fisik perdesaan antara lain seperti pembangunan sumber daya manusia, pelayanan jasa
permintahan, pelayanan sosial, penataan permukiman, kelembagaan sosial dan ekonomi
masyarakat serta budaya.
II. Penjelasan Pasal Demi Pasal
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Ayat(l)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 3
Ayat(l)
Pembentukan desa dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 4
Ayat (1)
Pembentukan dusun atau sebutan lain dapat dilakukan apabila desa bersangkutan
sangat luas sehingga memudahkan terselenggaranya pelayanan pemerintahan yang
ef'ssien dan efektif.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Ayat(l)
Pembentukan desa dalam rangka kepentingan nasional adalah seperti penetapan
desa definitif di daerah transmigrasi, desa kepulauan, desa pulau-pulau terluar, desa didaerah perbatasan dengan negara tetangga, desa hasil reklamasi dan lain-lain
pembentukan desa yang bersifat setrategis.
Ayat (2)
Cukup Jelas
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 52/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
47
Dari
72
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9Cukup Jelas
Pasal 10
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 11Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Yang dimaksud dengan "urusan pemerintahan" antara lain pengaturan kehidupan
masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti pembuatan peraturan desa,
pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa,
kerjasama antar desa.
Pasal 14
Huruf a
Yang dimaksud berdasarkan liak asal-usul desa adalah hak untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
asal usul, adat istiadat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan seperti pelestarian nilai-nilai sosial budaya, penyelesaian
sengketa yang berada diwilayahnya sesuai dengan kewenangannya, seperti: subak,
jogoboyo, jogotirto, sasi, mapalus. kaolotan, dar/ Iain-lain. Pemerintah daerah
mengidentifikasi jenis kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan mengembalikan
kewenangan tcrscbut, yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Huruf b;
Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan identifikasi, pembahasan dan penetapan jenis- jenis kewenangan yang diserahkan pengaturannya kepada desa, seperti kewenangan di
bidang pertanian, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian
dan perdagangan, perkoperasian, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan, sosial, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, perikanan,
politik dalam negeri dan administrasi publik, otonomi desa, perimbangan keuangan,
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 53/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
48
Dari
72
tugas pembantuan, pariwisata, pertanahan, kependudukan, kesatuan bangsa dan
perlindungan masyarakat, perencanaan, penerangan/informasi, komunikasi dan
kewenangan Iain yang menurut pertimbangan lebih tepat untuk diserahkan kepada
desa.
Huruf c;
Tugas pembantuan yang diserahkan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi,Pemerintah Kabupaten/Kota, kepada desa, harus disertai dengan dana, prasarana,
personal serta bimbingan administrasi dan teknis oprasional.
Huruf d;
Cukup Jelas.
Pasal 15
Ayat(l);
Cukup Jelas.
Ayat(2);
Cukup Jelas.Pasal 16
Pedoman yang dimaksud adalah merupakan Asas Umum Penyelenggaraan Negara,
sesuai yang disebutkan dalam UU No. 28 tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme, ditambah asas
efisiensi dan asas efektivitas.
Pasal 17
Pemerintah Kabupaten/Kota menetapkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang
pedoman susunan,organisasi dan tatakerja pemerintahan desa sehingga dapat dijadikan
sebagai acuan bagi desa dalam wilayahnya.
Pasal 18
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 19
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 54/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
49
Dari
72
Cukup Jelas
Pasal 20
Ayat(l)
Yang dimaksud dengan "laporan penyelenggaraan pemerintahan desa" adalah laporan
semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-tugas dan
keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintahan kabupaten/kota.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "laporan keterangan pertanggungjawaban" adalah keterangan
seluruh proses pelaksanaan peraturan-peraturan dengan termasuk APBDes.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
desa kepada masyarakat" adalah memberikan informasi berupa pokok-pokok kegiatan.
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 21
Huruf a;
Cukup Jelas
Huruf b;
Cukup Jelas
Huruf c;
Cukup Jelas
Huruf d;
Cukup Jelas
Huruf e;
Cukup Jelas
Huruf f;
Cukup Jelas
Huruf g;
Cukup Jelas
Huruf h;
Cukup Jelas
Huruf i;
Cukup Jelas
Huruf j;
Cukup Jelas
Huruf k;
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 55/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
50
Dari
72
Cukup Jelas
Pasal 30
Ayat (1)
Perangat desa yang sedang menjabat dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil
dengan pendidikan serendah-rendahnya SLTP dan pengisian perangkat desa
selanjutnya diisi dengan syarat minimal pendidikan SLTA
Ayat (2)
Bagi perangkat desa yang tidak memenuhi persyaratan menjadi Pegawai Negeri Sipil
diberikan penghasilan tetap setara golongan IIa hingga masa kerjanya berakhir dan
penghargaan purna tugas
Pasal 31
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 32
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 33
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 34
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup Jelas
Pasal 36
Ayat(l)
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 56/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
51
Dari
72
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 37
Ayat(l)Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 38
Ayat(l)Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 39
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 40
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 41
Huruf a;
Cukup Jelas
Huruf b;
Cukup Jelas
Huruf c;
Cukup Jelas
Huruf d;
Cukup Jelas.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 57/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
52
Dari
72
Huruf e;
Yang dimaksud dengan "memproses pemilihan kepala desa" adalah membentuk
panitia pemilihan, menetapkan calon kepala desa yang berhak dipilih, menetapkan
calon kepala desa terpilih dan mengusulkan calon kepala desa terpilih kepada
Bupati/Walikota untuk disyahakan menjadi kepala desa terpilih.
Huruf f;
Cukup Jelas
Huruf g;
Cukup Jelas
Huruf h;
Cukup Jelas
Pasal 42
Huruf a;
Cukup Jelas
Huruf b;
Cukup Jelas
Pasal 43
Huruf a;
Cukup Jelas
Huruf b;
Cukup Jelas
Huruf c;
Cukup Jelas
Huruf d;
Cukup Jelas
Huruf e;
Cukup Jelas
Pasal 44
Huruf a;
Cukup Jelas
Huruf b;
Cukup JelasHuruf c;
Cukup Jelas
Huruf d;
Cukup Jelas
Huruf e;
Cukup Jelas
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 58/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
53
Dari
72
Huruf f;
Cukup Jelas
Huruf g;
Cukup Jelas
Pasal 45Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)Cukup Jelas
Pasal 46
Huruf a;
Cukup Jelas
Huruf b;
Cukup Jelas
Huruf c;
Cukup Jelas
Huruf d;
Cukup Jelas
Huruf e;
Cukup Jelas
Pasal 47
Huruf a;
Cukup Jelas
Huruf b;
Cukup Jelas
Huruf c;
Cukup Jelas
Huruf d;
Cukup Jelas
Pasal 48
Ayat (1)
Cukup Jelas
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 59/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
54
Dari
72
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 49
Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 50
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup JelasPasal 51
Cukup Jelas
Pasal 52
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 53
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Pasal 54
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 60/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
55
Dari
72
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8);
Cukup Jelas.
Pasal 55Huruf a;
Yang dimaksud dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam ketentuan ini
adalah taat dalam menjalankan dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup JelasHuruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Yang dimaksud dengan "penduduk desa setempat" adalah penduduk yang memi.liki
Kartu Tanda Penduduk Desa bersangkutan atau memiliki tanda bukti yang sah sebagai
penduduk desa bersangkutan.
Huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Cukup Jelas
Huruf i
Cukup Jelas
Huruf J
Yang dimaksud dengan "masa jabatan paling lama 10 (sepuluh) tahun" adalah masa
jabatan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Huruf k;
Cukup Jelas
Pasal 56
Cukup Jelas
Pasal 57
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 61/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
56
Dari
72
Cukup Jelas
Pasal 58
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4);
Cukup Jelas
Pasal 59
Ayat (1);Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4);
Cukup Jelas
Ayat (5);
Cukup Jelas
Pasal 60
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Pasal 61
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Pasal 62
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 62/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
57
Dari
72
Pasal 63
Cukup Jelas
Pasal 64
Ayat (1);
Cukup JelasAyat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Pasal 65
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4);
Cukup Jelas
Pasal 66
Cukup Jelas
Pasal 67
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Pasal 68
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 69
Cukup Jelas
Pasal 70
Ayat (1);
Cukup Jelas
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 63/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
58
Dari
72
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4);Cukup Jelas
Pasal 71
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Pasal 72
Cukup Jelas
Pasal 73
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 74
Cukup Jelas
Pasal 75
Ayat (1);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4);
Cukup Jelas
Pasal 76
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 64/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
59
Dari
72
Pasal 77
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup JelasPasal 78
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4);
Cukup JelasPasal 79
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kebersamaan” adalah pembangunan perdesaan
diselenggarakan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa agar tercapai
kesejahteraan masyarakat desa.
Huruf b
Yang hatikan keanekaragaman budaya yang hidup di seluruh wilayah negara
Indonesia.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “berkeadilan” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “berkelanjutan” adalah pembangunan perdesaan
diselenggarakan secara terus-menerus oleh semua komponen masyarakat sampai
tercipta kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat desa.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “berwawasan lingkungan” adalah pembangunan perdesaan
harus memperhatikan lingkungan sebagai bagian penting bagi peningkatan kualitas
hidup manusia.Huruf f
Yang dimaksud dengan “kreativitas” adalah pembangunan perdesaan harus
menciptakan atau mendukung kemampuan inovasi dan kreasi masyarakat desa.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “kelestarian dan kearifan lokal” adalah pembangunan
perdesaan harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistemnya serta
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 65/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
60
Dari
72
karakteristik budaya dan daerahnya dalam rangka mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “kemandirian” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan kemampuan masyarakat desa untuk mampu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya dengan segala potensi yang dimiliki.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “kesetaraan” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan persamaan tanggungjawab dan hak di antara masyarakat desa.
Huruf j
Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah pembangunan perdesaan
diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pembangunan perdesaan.
Huruf k
Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah segala informasi mengenaipembangunan perdesaan harus dapat dipertanggungawabkan kebenarannya .
Huruf l
Yang dimaksud dengan “efisiensi” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan keseimbangan antara hasil dan tindakan yang telah dilakukan.
Huruf m
Yang dimaksud dengan “efektifitas” adalah pembangunan perdesaan harus
memperhatikan kesesuaian kebutuhan masyarakat desa.
Huruf n
Yang dimaksud dengan “tanggungjawab negara” adalah negara memiliki peran yang
kuat dan bertanggungjawab terhadap keseluruhan aspek dalam pembangunan
perdesaan.
Pasal 80
Cukup Jelas
Pasal 81
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 82
Cukup Jelas
Pasal 83
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 66/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
61
Dari
72
Cukup Jelas
Pasal 84
Cukup Jelas
Pasal 85
Ayat (l)Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Dari bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus) diberikan langsung kepada desa.
Dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukan bagi desa yang dialokasikan
secara proporsional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan " bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah" adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumberdaya alam ditambah
dana alokasi umum setelah dikurang belanja pegawai.
Dari dana Kabupaten/Kota diberikan langsung kepada Desa untuk dikelola oleh
Pemerintah Dsa, dengan ketentuan 30% (tiga puluh per seratus) digunakan untuk
biaya operasional pemerintah desa dan BPD dan 70% (tujuh puluh per status)
digunakan' untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Huruf d
Bantuan dari Pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan Kepala Desa dan
Perangkat Desa. Bantuan dari Propinsi dan kabupaten/kota digunakan untuk
percepatan atau akselerasi pembangunan Desa.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "sumbangan dari pihak ketiga" dapat berbentuk hadiah,
donasi, wakaf, dan atau Iain-lain sumbangan serta pemberian sumbangan dimaksud
tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang.
Yang dimaksud dengan "wakaf dalam ketentuan ini adalah perbuatan lu.kum wakaf
untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian hsrta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertenm sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah. '
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 86
Cukup Jelas
Pasal 87
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 67/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
62
Dari
72
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 88Ayat(l);
Cukup Jelas
Ayat (2);
Cukup Jelas
Pasal 89
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup jelasAyat (3)
Cukup jelas
Pasal 90
Ayat (l)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 91
Ayat (l)
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik desa yang
berhubungan . dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 92
Cukup JelasPasal 93
Ayat(l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 94
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 68/72
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 69/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
64
Dari
72
Pasal 97
Ayat (l)
Cukup jelas.
Ayat (2)
CukupjelasPasal 98
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
Pasal 99
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (2)Yang dimaksud dengan "mendapatkan persetujuan BPD" dalam ketentuan ini adalah
persetujuan tertulis dari BPD setelah diadakan rapat khusus iintuk itu.
Ayat (3);
Cukup Jelas
Pasal 100
Ayat (l)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelasPasal 101
Dalam ketentuan ini bentuk kerja sama dapat dilakukan dengan membentuk perjanjian
bersama atau membentuk peraturan bersama.
Pembentukan Badan Kerja Sama disesuaikan dengan kebutuhan dan memperhatikan
cakupan obyek kerja sama, pembiayaan atau kompleksitas jenis kegiatan.
Pasal 102
Ayat(l)
Cukup jelas
Ayat (2)Cukup jelas
Pasal 103
Ayat (l)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 70/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
65
Dari
72
Pasal 104
Ayat (l)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelasAyat (3)
Dalam hal berperkara di pengadilan, pemerintah desa dapat diwakili oleh pihak yang
ditunjuk oleh Kepala Desa
Pasal 105
Ayat(l)
Yang dimaksud dengan "dapat dibentuk" adalah didasarkan atas pertimbangan bahwa
kehadiran lembaga tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maksud dan
tujuannya jelas, bidang kegiatannya tidak tumpang tindih dengan lembaga yang sudah
ada.
Lembaga kemasyarakatan dalam ketentuan ini misalnya Rukun Tetangga, RukunWarga, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Karang Taruna, lembaga
pemberdayaan masyarakat atau sebutan lain.
Ayat(2)
Cukup Jelas
Pasal 106
Cukup jelas.
Pasal 107
Huruf a.
Yang dimaksud dengan "menyusun rencana pembangunan secara partisipatif" adalahproses perencanaan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur masyarakat
terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara
dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif adalah dengan melibatkan
masyarakat secara demokratis, terbuka dan bertanggung jawab untuk memperoleh
manfaat yang maksimal bagi masyarakat serta terselenggaranya pembangunan
berkelanjutan.
Huruf c.
Yang dimaksud dengan "menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotongroyong dan swadaya masyarakat" adalah Penumbuhkembangan dan penggerakan
prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat yang dilakukan oleh
Kader Pemberdayaan Masyarakat atau sebutan lain.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "menumbuhkembangkan kondisi dinamis" adalah
untuk mempercepat terwujudnya kemandirian masyarakat.
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 71/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
• Usulan Rancangan Undang Undang Desa dan Perdesaan ini adalah hasil Lokarya dan Konsultasi Publik
PPDI di Pangandaran pada tanggal 30 – 31 mei 2010.• Rancangan UU ini didasarkan dari Rancangan UU Desa yang diterima dari Dirjen PMD saat audiensi tanggal
19 mei 2010. yang kemudian dilakukan perubahan, penambahan, pengurangan dan penyesuaian
mengakomudir harapan PPDI serta mengabungkan RUU Pembangunan Perdesaan
• Tambahan dan penyesuaian yang dilakukan PPDI dapat dilihat dari huruf yang bercetak tebal dan bergarisbawah.
Halaman
66
Dari
72
Pasal 108
Cukup jelas
Pasal 109
Yang dimaksud dengan "pengembangan kemitraan" adalah mengembangkan
kerjasama yang saling menguntungkan, saling percaya dan saling mengisi.
Pasal 110
Cukup jelas
Pasal 111
Ayat (l)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 112
Ayat (l);Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 113
Cukup jelas
Pasal 114
Cukup jelas.
Pasal 115
Cukup jelasPasal 116
Cukup Jelas
Pasal 117
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 118
Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan dalam ketentuan ini antara lainperaturan perundang-undangan sektoral seperti Undang-undang Kehutanan, Undang-
undang Pengairan, Undang-undang Perikanan Undang-undang Kesehatan, Uridang-
undang Pertanahan dan Undang-undang perkebunan.
Pasal 119
Ayat (1);
8/3/2019 Ruu Desa Dan Perdesaan Usulan Ppdi
http://slidepdf.com/reader/full/ruu-desa-dan-perdesaan-usulan-ppdi 72/72
RUU Desa dan Perdesaan Usulan PPDI
Yang dimaksud dengan semua peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan
desa dalam ketentuan ini antara lain, peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang desa sebagai aturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2004 Tentang Desa.
Ayat (2);
Cukup Jelas
Pasal 120
Cukup Jelas
Pasal 121
Cukup Jelas.