Upload
anah-rostianah
View
245
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PKN
Citation preview
Nama : Anah Rostianah
NPM : 220110100095
Topik : Civic – Review Jurnal Konstitusi Negara
Judul Jurnal : Kedudukan dan wewenang mahkamah konstitusi ditinjau dari
konsep demokrasi konstitusional studi perbandingan di tiga
negara (Indonesia, Jerman, Thailand)
Konstitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang yang
bertujuan untuk membatasi kekuasaan penguasa agar tidak sewenang-wenang,
melindungi hak asasi manusia, dan negara beriri kokoh dengan adanya pedoman
menyelenggaraan negara.
Konstitusi di Indonesia menjadi tonggak yang peting bagi berjalannya
demokrasi. Indonesia mengalami amandemen konstitusi sebanyak 4 kali, yaitu
Konstitusi RIS (1949 – 1950), UUDS 1950 (1950 – 1959), UUD 1945 (1959 –
1966), dan UUD 1945 setelah amandemen (1999 – sekarang). Untuk menegakkan
konstutusi, Indonesia mengahadirkan lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang menegakkan konstitusi, yaitu
Mahkamah Konstitusi (MK)
Dalam artikel nya Sukarti mengutip Asiddiqi (2002), keberadaan MK pada
suatu negara umumnya merupakan negara-negara yang pernah mengalami krisis
konstituasional dan baru keluar dari sistem pemerintahan otoriter. MK bukanlah
hal baru baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dalam pelaksanaan di
Indonesia, keberadaan MK sebagai sebuah lembaga negara yang bertujuan
menegakkan konstitusi sedikitnya terpengaruh dan terinspirasi oleh keberadaan
MK dari negara-negara yang telah lebih dahulu menganutnya seperti Jerman dan
Thailand.
Dari uraian dalam artikel Sukarti tentang kedudukan dan wewenang
mahkamah konstitusi ditinjau dari konsep demokrasi konstitusional 3 negara
(Indonesia, Jerman, Thailand) terdapat poin penting dari apa yang
dikemukakannya dalam artikel nya yaitu: kedudukan MK antara Indoneia, Jerman
dan Thailand bersifat merdeka dan sederajat dengan lembaga tinggi negara
lainnya yang berarti bahwa kedudukan MK di tiga negara merupakan suatu
lembaga tersendiri sederajat dengan Mahkamah Agung; praktek konsitusi MK di
tiga negara tersebut ditujukan untuk menjamin kelangsungan demokrasi
konstitusional dan demi tegaknya hak-hak asasi manusia dari kemungkinan
pelanggaran yang dilakukan oleh suatu produk perundang-undangan yang
dihasilkan oleh legislatif dan eksekutif.
Penjelasan lebih rinci untuk MK Indonesia, keberadaan MK diatur dalam
UUD 1945 Pasal 24 Ayat (2) tentang kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan lain yang berada di bawahnya
dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan administrasi. Dari ketentuan Pasal dapat dipahami bahwa kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga kekuasaan kehakiman yang merdeka,
sederajat dengan lembaga negara lainnya. Wewenang MK sebagai berikut:
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga
Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum, memberikan
putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD.