Upload
lydieu
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
DISERTASI
PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA: Studi tentang Proses Sosial antara Masyarakat Lokal dan Pendatang
oleh: Tuti Rahayu
NIM. 071217047321
PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
i
PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA: Studi tentang Proses Sosial antara Masyarakat Lokal dan Pendatang
DISERTASI
Untuk memperoleh Gelar Doktor Dalam Program Studi Ilmu Sosial
Pada Program Pascasarjana FISIP Universitas Airlangga Telah Dipertahankan di Hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka
Pada hari Rabu Tanggal 26 Oktober 2016, pukul 10.00-12.00 WIB
oleh:
Tuti Rahayu NIM. 071217047321
PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
ii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
iii
PANITIA PENGUJI DISERTASI
Telah diuji pada Ujian Doktor Tahap I (Tertutup) Hari/Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2016 PANITIA PENGUJI DISERTASI Ketua : Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, SU Anggota : Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si Toetik Koesbardiati, Dra., Ph.D Prof. Dr L.Dyson, Drs., MA Prof. Dr. Hotman Siahan, Drs Dr. Anik Juwariyah, Dra., M.Si Dr. Sutinah Dra., M.Si Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Airlangga Nomor: 2710/UN3.1.7/PPd/2016
Tanggal: 3 Agustus 2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
iv
PANITIA PENGUJI DISERTASI
Telah diuji pada Ujian Doktor Tahap II (Terbuka) Rabu, 26 Oktober 2016 PANITIA PENGUJI DISERTASI Ketua : Prof. Dr.Budi Prasetyo., Drs., M.Si Anggota : Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si Toetik Koesbardiati, Dra., Ph.D
Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, SU Prof. Dr. Warsono, MS Prof. Dr. Cholichul Hadi, Drs., M.Si Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si Vincensio M.A Dugis, Drs., M.A., Ph.D Dr. Rustinsyah Dra., M.Si Ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Airlangga Nomor: 165/UN3.1.7/2016 Tanggal: 26 Oktober 2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
v
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
vi
KATA PENGANTAR
Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas
Kasih Sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Untuk itu penulis
ucapkan rasa syukur kehadirat-Nya seraya mengucapkan segala puji bagi Allah
Tuhan semesta alam, dengan terselesaikannya disertasi ini yang merupakan salah
satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Doktor dalam Program Studi
Ilmu-ilmu Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Surabaya (Unair).
Judul yang diangkat dalam disertasi ini adalah Pluralisme masyarakat Nias
Utara: Studi tentang Proses Sosial Antara Masyarakat Lokal dan Pendatang. Judul
tersebut terilhami dari beberapa perbincangan antara lain dengan Bapak Prof. Dr.
Hotman Siahaan, Drs. yang pada saat beliau datang ke Medan pada tahun 2014.
Pada saat kesempatan beliau datang ke Medan saya selalu berdiskusi bagaimana
menuliskan peroblema-problema yang ada, seperti problema dalam kehidupan
yang sering dijumpai adanya perbedaan yang ada di masyarakat Nias. Perbedaan
keragaman seni budaya dan juga perbedaan dalam hal agama. Dimana Nias
merupakan penduduk yang mayoritas agamanya adalah Kristen, dan minoritasnya
adalah Islam. Akan tetapi dalam kehidupan bersosialisasi mereka tidak begitu
kelihatan konflik yang berkepanjangan, walaupun dapat dikatakan masyarakat
Nias mempunyai sifat dan watak yang keras. Nias juga memiliki banyak suku
pendatang, agama yang berbeda, dengan inilah konsep masyarakat multikultural
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
vii
menjadi topik yang relevan untuk ditelaah karena sesuai dengan semboyan
Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Konsep tentang multikulturalisme yang sesuai diambil menjadi tema dan
judul dalam penelitian ini telah lama mendominasi kehidupan masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Masyarakat
multikultural disini lebih dipandang sebagai masyarakat yang memiliki
kesederajatan dalam bertindak meski berbeda-beda suku bangsa, ras, maupun
agama. Lebih tepatnya masyarakat multikultural tidaklah hanya sebagai konsep
keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi
ciri masyarakat majemuk, akan tetapi menekankan pada keanekaragaman
kebudayaan dalam kesederajatan. Kemudian beliau menjelaskan panjang lebar
hingga judul terinspirasi mengenai multikultural. Tetapi di dalam perjalanan dan
proses yang cukup panjang judul ini mengalami perubahan dari multikulturasi ke
pluralisme.
Banyak faktor yang membuat proses penyusunan disertasi ini sempat
mengalami ke-vacumm-an, akan tetapi berkat motivasi suami tercinta, saudara-
saudara dan sahabat-sahabat terdekat serta nasehat dan saran para pembimbing
maka dengan menekankan kembali semangat ketekunan, kesabaran dan percaya
diri, penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penulisan tugas akhir yang berupa
disertasi ini laksana setetes air yang jatuh dalam luasnya samudera, permasalahan
dan carut marutnya masalah kebangsaan dan konflik-konflik yang ada di
Indonesia. Penulis berharap semoga disertasi ini dapat sedikit memberikan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
viii
manfaat bagi masyarakat yang mempunyai keragaman etnis atau masyarakat yang
majemuk dapat dijadikan salah satu rujukan bagi peneliti atau penulis karya
ilmiah lainnya. Akhir kata penulis berbesar hati apabila para pembaca sudi
memberikan kritik, saran dan masukan dalam rangka proses penulisan dan
penelitian berikutnya.
Surabaya, Oktober 2016
Penulis
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
ix
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah, doa yang terucap karena sebuah disertasi berjudul
“Pluralisme Masyarakat Nias Utara: Studi tentang Proses Sosial Antara
Masyarakat Lokal dan Pendatang akhirnya dapat terselesaikan. Sebuah
kenyataan yang sangat melegakan sekaligus membahagiakan. Keberhasilan ini
dapat dicapai bukan karena saya hebat, tapi karena perkenan dan kuasa-Nya
semua ini dapat terwujud. Untuk itu segala puji dan syukur yang tidak terhingga
hanya kepada-Nya jualah saya panjatkan.
Saya menyadari bahwa penulisan ini tidak akan pernah terwujud tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tidak
terhingga saya sampaikan kepada semuanya. Kepada promotor sekaligus sebagai
Pembimbing Akademik, Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si dengan kesabaran yang
luar biasa dalam membimbing serta dorongan dan motivasinya agar segera
menyelesaikan disertasi ini. Beliau sangat perhatian dengan selalu menanyakan
tentang perkembangan disertasi.
Kepada Ko-Promotor Toetik Koesbardiati, Dra., Ph.D yang juga dengan
penuh ketelitiannya terus memberi bimbingannya serta memberikan kesempatan
berdiskusi secara terbuka, nyaris tanpa mengenal ruang dan waktu untuk
memberikan semangat dalam memacu penyelesaian disertasi ini. Kepada
keduanya saya ucapkan terimakasih yang tidak terhingga.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
x
Kepada dosen-dosen MKPD yang telah banyak membantu meningkatkan
cakrawala akademik sekaligus memberikan ilmu serta masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan naskah disertasi ini. Kepada Prof. Usman Pelly, Ph.D, Prof.
L. Dyson P. Drs., M.A, Dr. Bagong Suyanto, M.Si. Terimakasih kepada Prof.
Hotman Siahaan yang telah banyak memberi masukan mulai dari menentukan
tema, judul serta teori dan juga selalu menyisihkan waktunya selama ada kegiatan
di Medan dan di Malang. Kepada Ketua Program Studi S3 Ilmu Sosial FISIP
Universitas Airlangga yang lama, Prof. Dr. L.Dyson P, dalam kesempatan ini
peneliti mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan kelancaran yang
diberikan selama ini, dari perkuliahan, prakualifikasi, ujian proposal hingga
penulisan disertasi ini. Prof Dyson juga sangat berperan penting atas kelancaran
dan keberlangsungan program Aliansi FISIP Universitas Airlangga terhadap
Program Studi Antropologi Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini, kepada Ketua Program Studi S3 Ilmu Sosial
FISIP Airlangga, Prof. Dr. Mustain, Drs., M.Si dan kepada seluruh dosen yang
telah bersedia menguji, Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, SU, Prof. Dr L.Dyson,
Drs., MA, Prof. Dr. Hotman Siahan, Drs, Dr. Anik Juwariyah, Dra., M.Si, Dr.
Bagong Suyanto, Drs., M.Si, dan Dr. Sutinah Dra., M.Si yang telah memberikan
masukan atas proposal, ujian kelayakan naskah disertasi hingga ujian tertutup,
penulis mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang setinggi-tinggi bagi para
penguji yang bukan hanya penguji, tetapi juga memberikan pandangan-pandangan
dan wawasan yang sangat berguna bagi kelengkapan disertasi ini.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xi
Dengan selesainya disertasi ini, perkenankan lah saya mengucapkan
termakasih sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof.
Dr. Moh. Nasih, S.E.,M.T.,Ak. atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan program Doktor. Dekan fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Dr. Falih Suaedi, Drs.,M.Si
atas kesempatan yang diberikan pada saya untuk mengikuti pendidikan program
Doktor.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, yang telah memberi keringanan mengajar selama
studi di Universitas Airlangga Surabaya serta Ketua Prodi Antropologi Sosial
Unimed yang telah mengelola dan memfasilitasi program kerjasama ini, sehingga
saya mendapat kesempatan untuk studi lanjut.
Ucapan terimakasih juga saya tujukan kepada Prof. Dr. Abdul Hamid K.,
M.Pd selaku Wakil Rektor I di Unimed yang selalu mengajariku akan arti
sebuah asa besar. Selalu mengingatkan dan memberikan semangat serta
peminjaman buku-buku referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian pendidikan
terakhir ini.
Kepada Bapak/Ibu Nara Sumber Abdul Muis Tanjung, Umar Umaya
Aceh, Ali Daud Bugis Zaedar Rahman Zega, Ahmad Nur Zalukhu, Pendeta
Ameni Ndaha, S.Th dan alm.Mansyurman Zebua saya mengucapkan terimakasih
atas informasi dan data yang diberikan sehingga data-data tersebut menjadikan
sebuah disertasi. Kepada pendamping lapangan Roslina Zega, S.Pdi, Kenan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xii
Mafrad dan Cut Ayuandira karena telah membantu dalam hal menterjemahkan
bahasa Nias ke bahasa Indonesia dan tempat diskusi selama penelitian di
lapangan.
Terselesaikannya tulisan ini juga tidak lepas dari doa, dukungan dan
pengorbanan dari seluruh keluarga. Kepada suami tercinta Adnan Syam Zega,
SH., M.Si, terimakasih atas segala dukungan, pengorbanan, pengertian serta
penantianmu. Kepada ananda Anindyta Dayu Hamali Zega, yang selalu ber’doa
dalam cintamu agar Mami selesai dalam menempuh pendidikan ini. Ibunda Hajjah
Nur Asnah Kamil yang telah memberikan bahunya untuk sandaran kepala ananda
dan pelukan yang hangat dikala kejenuhan itu datang. Alm. Papa Darman
Sudardjo B.Sc mu telah menyelesaikan amanah untuk menyelesaikan
pendidikan tertinggi. Abang dan Adik-adik, Mas Budi Hartomo, Toto Raharjo,
Joko Pranoto,SH, Sri Suharningsih,S.Pd.,M.Psi, Siswahyuni Sudarjo, SE yang
selalu memberikan motivasi dan doa agar Mba Ayu segera menyelesaikan
pendidikan ini. Dari keluarga ini lah ku rangkai kembali puing-puing semangatku
yang terkadang sirna.
Kepada teman-teman seperjuangan program Aliansi Unimed angkatan
2012, kebersamaan yang terjalin selama dalam perkuliahan telah menjadikan kita
satu keluarga dengan saling memberikan motivasi dan berdiskusi dalam
menghadapi persoalan yang kita hadapi. Khususnya Dr. Nurwani, SST, M.Hum,
yang telah menjadi sahabat seperjuangan Medan-Surabaya serasa begitu dekat
oleh kita berdua. Pagi buta kita sudah berada di bandara untuk menuju Surabaya
dan pulang ke Medan sampai pada tengah malam. Begitu juga perjuangan dalam
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xiii
menulis disertasi ini hingga subuh kita mengerjakannya berdua di kost Kertajaya
5E yang menjadi saksi atas perjuangan kita dalam menempuh pendidikan S3 ini.
Dr. Hadiani Fitri, Dra, M.Si, Dr. Zulkifli, Drs., M.Si, Bakhrul Khair Amal, SE.,
M.Si, Dra. Lukitaningsih, M.Hum, Dra. Corry Purba, M.Si serta Panji Suroso,
S.Pd, M.Si, yang selalu menjadi teman diskusi dan bertukar informasi.
Terimakasih juga saya tujukan untuk Father, Dr.Albadi Sinulingga, M.Pd
tempat berdiskusi dalam hal Pluralitas, yang telah memberi masukan bagaimana
merangkum paradigma ini. Merangkul dunia dan menyulam kedamaian dalam
kusutnya benang-benang perbedaan.
Kepada Mas Martino Arianto terimakasih karena telah banyak membantu
dan memberikan informasi untuk kelancaran administrasi selama studi di Program
Doktor Fakultas Ilmu Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.
Bismillahirrahmanirrahim, semoga karya ini bermanfaat dan Allah selalu
membukakan rahmat-Nya kepada jiwa yang tiada henti menyulam ilmu
pengetahuan.
Surabaya, Oktober 2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xiv
ABSTRAK
Studi ini mengkaji tentang proses sosial antara masyarakat lokal yang mayoritas dan masyarakat pendatang yang minoritas, dengan menggunakan teori Communal Community (Masyarakat Majemuk) Ricardo L.Garcia. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Nias Utara, Kecamatan Lahewa.
Disertasi ini menjelaskan bahwa masyarakat Nias Utara yang pluralis dapat bertahan dan eksis dalam kehidupan bersama dalam proses asimilasi, adaptasi dan akomodasi. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi historis. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi serta membuka Forum Group Disscation (FGD). Secara keseluruhan informan penelitian ini terdiri dari 32 orang, yakni tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.
Beberapa temuan dari studi ini menjelaskan, masyarakat Nias Utara adalah masyarakat pendatang (Ndrawa) yang minoritas beragama Islam berasal dari Aceh, Bugis dan Minang serta masyarakat lokal (Ono Niha) yang mayoritas. Eksistensi masyarakat Nias Utara yang pluralis dapat dilihat dari agama, bahasa dan seni. Meskipun menjadi masyarakat yang minoritas, hak-hak mereka dalam beragama dan identitas budaya mereka tidak hilang. Hal ini disebabkan adanya proses sosial yang menimbulkan saling toleransi, solidaritas, kerukunan dan koeksistensi pada masyarakat mayoritas dan minoritas. Penggunaan mado dibelakang nama merupakan suatu bentuk pengakuan dari masyarakat lokal, sehingga eksistensi mereka diterima dan diakui.
Pluralisme yang terjadi pada masyarakat Nias Utara dapat dilihat pada proses asimilasi, adaptasi dan akomodasi. Asimilasi yang terjadi pada masyarakat pendatang dan masyarakat lokal yang ada di Kecamatan Lahewa dilihat bahwa ada beberapa unsur kebudayaan masyarakat pendatang yang menjadi hilang ketika masyarakat pendatang bergabung dengan masyarakat lokal, yaitu bahasa dan Talifusö. Masyarakat pendatang meninggalkan bahasa daerahnya dan menggunakan bahasa masyarakat lokal sebagai alat komunikasinya. Talifusö sebagai alat resolusi konflik dan sebagai kearifan lokal yang diciptakan oleh masyarakat lokal. Adapun bentuk adaptasinya adalah Aleale. Aleale merupakan bentuk budaya baru yang dihasilkan dari perpaduan antara silat dari masyarakat pendatang dan tari perang dari masyarakat lokal. Bentuk akomodasi yang terjadi adalah perkawinan. Dimana antara masyarakat lokal dan masyarakat pendatang memiliki unsur tata cara upacara perkawinannya yang sama namun unsur-unsur kebudayaan dari masing-masing kelompok masih terlihat dan berdiri sendiri.
Kata Kunci: Pluralisme, Proses Sosial, Interaksi dan koeksistensi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xv
ABSTRACT
This study examined about social processes between local society are majority and immigrant society are minority, used communal community theory of Ricardo L. Garcia. Research location is in North Nias Regency, Lahewa District.
This dissertation explained that North Nias society who pluralist could survive and exist in common life in the process of assimilation, adaptation and accomodation. This study used qualitative research method with historical sociology approach. Data collection technique are observation, interview and documentation along opening Forum Group Discussion (FGD). Overall the informant of this research consist of 32 people, i.e. public figure, traditional figure and religious figure.
Some findings of this study explained that North Nias Moeslem society are immigrant society who minority have Islam religious came from Aceh, Bugis and Minang. The existency of pluralist North Nias society can be seen from religion, language and art. Although being minority society, their right for being religious and their culture identity did not dissapear. Its cause there’s a social process that create tolerance, solidarity, concordance and co-existence each other people in both of majority society and minority society. Utilization of mado in their last name as a recognition form from local society, so that their existence can be accepted and recognized.
Pluralism that occurs to North Nias society can be seen on the process of assimilation, adaptation and accommodation. Assimilation occurred to majority society and minority society that existed in Lahewa District showed that there are some minority cultural elements society being dissapeared when they joined with local society, i.e. language and Talifuso. Minority society didn’t use their local languages and used majority society language as communication tool. Talifuso as conflict resolution instrument and as local wisdom that created by local society. As for the form of the adaptation is Aleale. Aleale is a new cultural that resulted from combination between Silat of minority society and war dance of majority society. The form of accommodation that occurred is Marriage. Wherein between minority society and majority society have identical wedding ceremony, however the culture elements of each group society still exist and be on one’s own.
Keywords: Pluralism, Social Process,Intraction and Co-Existence
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xvi
RINGKASAN
PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA: Studi tentang Proses Sosial Antara Masyarakat Lokal dan Pendatang
Studi ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami pluralisme masyarakat
Nias Utara yang telah bertahan dan eksis dalam kehidupan bersama. Lokasi
penelitian berada di Kabupaten Nias Utara Kecamatan Lahewa. Lokasi ini dipilih
didasari atas pertimbangan bahwa Kecamatan Lahewa merupakan kelompok
masyarakat muslim yang terbesar di Kabupaten Nias Utara, baik itu dari etnis
pendatang maupun etnis lokal. Secara keseluruhan, penggalian data dalam
penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada informan
yaitu masyarakat lokal, masyarakat pendatang (Aceh, Minang dan Bugis), tokoh-
tokoh adat, tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh pemuda. Studi ini menggunakan
observasi dan dokumentasi khususnya bahan dokumen yang ada pada tokoh adat,
Badan Pusat Statistik dan tulisan-tulisan sejarah yang ada dalam silsilah keturunan
dari keluarganya serta bahan-bahan dokumen dari badan Arkeologi di Nias untuk
mendapatkan informasi sejak kapan masyarakat pendatang memasuki Pulau Nias.
Studi ini menemukan bahwa, secara umum masyarakat pendatang Nias
Utara merupakan masyarakat pendatang yang minoritas, berasal dari Aceh, Bugis
dan Minang. Eksistensi masyarakat Nias yang pluralisme dapat dilihat dari unsur-
unsur budaya yaitu agama, bahasa dan seni. Meskipun menjadi masyarakat yang
minoritas, namun tidak menghilangkan identitas budaya masyarakat muslim. Hal
ini disebabkan karena adanya proses sosial yang menimbulkan saling toleransi,
solidaritas dan kerukunan pada masyarakat mayoritas dan minoritas. Interaksi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xvii
yang harmonis antar tokoh agama dan tokoh adat di Kecamatan Lahewa, berhasil
menumbuhkan rasa saling menghormati serta menghargai perbedaan antar umat
beragama yaitu antara mayoritas (Kristen) dan minoritas (Islam). Untuk nilai-nilai
perekat antar agama dapat dilihat dari nilai-nilai religi, nilai filosofi, nilai etis dan
nilai estetis. Dengan memakai simbol peribahasa tabagi-bagi wa’aukhu, tafaosa
wogikhi manu (membagi semuanya secara berimbang) dan Talifusö (tali
persaudaraan). Masyarakat minoritas juga menggunakan mado dibelakang
namanya. Penggunaan mado merupakan suatu bentuk pengakuan dari masyarakat
lokal, sehingga eksistensi keberadaan mereka diterima dan diakui.
Masyarakat mayoritas dan minoritas hidup secara berdampingan dan tetap
memperhatikan hak-hak masyarakat minoritas. Sehingga dalam kehidupan sosial
masyarakat Nias jarang terjadi konflik dan tindak kekerasan. Secara umum,
interaksi sosial masyarakat minoritas dan mayoritas di Nias Utara cukup
harmonis, yang terjalin sejak dahulu hingga saat ini. Namun demikian, dalam
beberapa hal umat Islam yang berada di Lahewa mengalami beberapa kendala dan
resistensi dalam mempertahankan identitas dan eksistensinya. Meskipun
demikian, masalah tersebut tidak menjadi salah satu pemicu konflik antara
masyarakat mayoritas dengan masyarakat minoritas, karena Talifusö menjadi tali
pengikat yang sangat kuat dan mampu meredam benih-benih konflik dalam
masyarakat.
Pada masyarakat Nias Utara, yang memiliki perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain, mereka dapat hidup berdampingan dan tidak
pernah terjadi konflik yang menyebabkan jatuhnya korban kekerasan. Strategi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xviii
masyarakat muslim Nias Utara dalam menjaga hubungan yang baik adalah dengan
adaptasi dan koeksistensi. Bentuk pola pemukiman pada masyarakat mayoritas
tersebar diseluruh kecamatan Lahewa, sedangkan pola pemukiman pendatang
terdapat tiga bentuk yaitu pola pemukiman keturunan Minang merupakan pola
perkembangan perkotaan yang berpola segregasi lingkaran konsentris, pola
pemukiman Aceh berkatagori segregasi okupasi yaitu pemukiman yang memiliki
pekerjaan yang beragam serta pola pemukiman Bugis berkatagori segregasi etnik
berdasarkan kesadarannya terhadap identitas kebudayaannya.
Proses asimilasi, adaptasi dan akomodasi yang terjadi pada masyarakat
yang pluralisme di Nias Utara dapat di lihat pada proses asimilasi yang terjadi
pada masyarakat mayoritas dan minoritas yang ada di Kecamatan Lahewa. Secara
umum, ada beberapa unsur budaya masyarakat minoritas yang hilang ketika
masyarakat minoritas bergabung dengan masyarakat lokal. Bentuk asimilasi yaitu
bahasa dan Talifusö. Masyarakat minoritas harus meninggalkan bahasa daerahnya
dan menggunakan bahasa masyarakat mayoritas sebagai alat komunikasinya. Di
mana masyarakat muslim Nias Utara dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal
serta dapat hidup secara berdampingan dengan masyarakat yang mayoritas tanpa
menyampingkan adat istiadat serta pendapat masyarakat minoritas. Bahasa di
masyarakat Nias Utara menjadi penting karena berfungsi sebagai transmitter
komunikasi sehingga lambat laun menjadi faktor determinan dalam membentuk
sebuah pola pergaulan. Secara teori, proses asimilasi hanya terjadi melalui
interaksi damai dalam waktu yang lama. Dalam percakapan sehari-hari,
masyarakat pendatang yang berasal dari Aceh, Minang dan Bugis menggunakan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xix
bahasa Nias, bahkan keturunan-keturunan mereka tidak bisa lagi berbahasa daerah
asalnya. Talifusö sebagai alat resolusi konflik dan sebagai kearifan lokal yang
diciptakan oleh masyarakat lokal.
Adapun bentuk adaptasinya adalah Aleale. Aleale merupakan bentuk
budaya baru yang dihasilkan dari perpaduan antara Silat dari masyarakat
minoritas dan tari perang dari masyarakat mayoritas. Dalam hal ini, budaya silat
dari masyarakat pendatang dan tari perang yang ada pada masyarakat lokal telah
bercampur dan membentuk identitas baru. Dengan demikian budaya yang ada
dalam masing-masing kelompok (mayoritas-minoritas) terpadu menjadi satu.
Sedangkan bentuk akomodasi yang terjadi pada masyarakat Nias Utara
adalah Perkawinan. Di mana melalui perkawinan ini, masyarakat muslim dapat
melakukan proses akomodasi budaya. Sehingga antara masyarakat mayoritas dan
masyarakat minoritas memiliki unsur tata cara upacara perkawinannya yang sama
namun unsur-unsur budaya dari masing-masing kelompok masih terlihat dan
berdiri sendiri.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xx
SUMMARY
PLURALISM IN THE COMMUNITY OF NORTH NIAS: The Study of Social Processes Between Lokal and Migrants
This study aims to analyze and understand the pluralism of society north
Nias has survive and exist in life together. Location of research was North Nias
Regency, Lahewa District. This location was selected based on consideration that
the village has biggest Moslem group both from comer and local ethnic. In
overall, data digging of the research was performed by in depth interview to
informants, in this case were local community, comer communities (Aceh,
Minang and Bugis), custom figures, religious figures, and youth figures. This
study used observation and documentation particularly on documents possessed
by custom figures, Statistical Central Bureau, and historical writings from
Archaeological Body in Nias to obtain information of since what period(s) the
comers came and settled Nias Island.
This study found that in general Moslem community in Nias constituted
minority comers, originated from Aceh, Bugis and Minang. Existence of Nias
society in multicultural environment can be seen from the criteria including
religion, language, and culture. Despite becoming minorities, their rights in
practicing religion and culture didn’t erode the Moslem cultural identity. It is due
to social process that creates tolerance, solidarity and harmony among majority
and minorities. Harmonious interaction among religious figures and cultural
figures in Lahewa District is successful to nurture sense of respect each other and
valuing religion difference between Majority (Christian) and Minorities (Islam).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxi
For binding values among religions can be seen from religious, philosophy, ethic
and aesthetic values by use of symbolic proverb tabagi-bagi wa’aukhu, tafaosa
wogikhi manu (Divide everything in balance) and Talifuso (Kinship). Minorities
also use madoin their last name. Use of madois a recognition form from local
community hence their existence is accepted and recognized.
Majority and minorities live side by side and keep minorities rights. Hence
in social life of Nias society conflict and abuse cases are relatively low. In
general, social interaction among minorities and majority in North Nias is
relatively harmonious which has been nurturing since ancient time until now.
However in some respects Moslem group in Lahewa face problem and resistance
in maintaining their identity and existence. However, the problem doesn’t trigger
conflict between minorities and majority because of Talifuso existence as strong
binding rope among them and is able to mute conflicts within society.
In Nias society, despite with difference among one group and others they
can live side by side and no conflict that cause casualties had been occurred. Nias
Moslem group strategy in maintaining good relationship is by adaptation and co-
existence. Settlement pattern form in majority spread in entire Lahewa District,
while comer settlement pattern consist of tree forms including Minang descendant
pattern which is urban development pattern with concentric circle segregation
pattern, Aceh settlement pattern with occupation segregation category, a
settlement with variable occupations and Bugis settlement pattern with ethnic
segregation category based on their consciousness of their cultural identity.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxii
Assimilation, adaptation and accommodation processes occurred in
pluralism society, assimilation occurred in majority and minorities existed in
Lahewa District can be seen that there are some cultural elements of minorities
become disappeared when they joined with local majority. These assimilation
forms are language and Talifuso. Minorities have to leave their local languages
and shift to use majority language as communication tool where Moslem groups
in Nias can interact with locals and can live side by side with majority without
getting rid customs and opinion of minorities. Language in Nias society becomes
important since it functions as communication transmitter hence sooner or later
becoming determining factor in society pattern. Theoretically, assimilation
process only occurs through peaceful interaction in long term. In daily
conversation, comer communities originated from Aceh, Minang and Bugis use
Nias language, even their descendants are no longer able to speak their original
languages. Talifusoas conflict resolution tool and as local wisdom is created by
local community.
Meanwhile the adaptation form is Aleale. Aleale is new culture form
resulted from combination between Silat (martial art) from minorities and war
dance of majority community. Therefore cultures existed in each group (majority-
minorities) are combined into a new form.
Whereas accommodation form occurred in Nias society is Marriage where
through the marriage, Nias Moslem community can perform culture
accommodation process. Hence between minorities and majority have same
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxiii
marriage ceremony rites but cultural elements of each group are still being seen
and autonomous.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxiv
DAFTAR ISI
Prasyarat Gelar ..................................................................................................... i Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii Halaman Penetapan Panitia Penguji Ujian Akhir Tahap I .................................... iii Halaman Penetapan Panitia Penguji Ujian Akhir Tahap II ................................... iv Surat Pernyataan.................................................................................................... v Kata Pengantar ...................................................................................................... vi Ucapan Terimakasih............................................................................................ ix Abstrak............................................................................................ .................. xiv Abstract.............................................................................................................. xv Ringkasan........................................................................................................... xvi Summary.............................................................................................................xx Daftar Isi............................................................................................................ xxi Daftar Tabel...................................................................................................... xxiv Daftar Gambar....................................................................................................xxv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah..........................................................................17 1.3. Tujuan Penelitian............................................................................19 1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI
2.1. Studi-Studi Sebelumnya.................................................................22 2.2. Landasan Teoritik...........................................................................36 2.2.1 Teori Comunal Comunity .....................................................36 2.2.2 Teori Proses Sosial................................................................47 2.2.3 Pluralisme..............................................................................65 2.3 Kerangka Berpikir.........................................................................112 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..............................................................................116 3.2 Lokasi Penelitian...........................................................................119 3.3 Subjek Penelitian..........................................................................120 3.4 Data Informan Penelitian...............................................................121 3.5.Teknik Pengumpulan Data ...........................................................124
3.4.1 Observasi.............................................................................124 3.4.2 Wawancara..........................................................................126 3.4.3 Dokumentasi........................................................................130
3.6. Teknik Analisis Data....................................................................131 BAB IV GAMBARAN UMUM MASYARAKAT NIAS 4.1 Sejarah Kabupaten Nias Nias.........................................................134 4.1.1 Kabupaten Nias Utara.........................................................144 4.1.2 Kecamatan Lahewa.............................................................148
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxv
4.2 Sejarah Masuknya Pendatang yang Beragama Islam.....................157 4.2.1 Pendatang dari Suku Aceh..................................................158 4.2.2 Pendatang dari Suku Bugis................................................163 4.2.3 Pendatang dari Suku Minang .............................................167 4.3 Sejarah Masuknya Agama Kristen ke Nias....................................171 4.4 Kehidupan Keagamaan...............................................................174 4.5 Sistem Kekerabatan Suku Nias...................................................179 BAB V EKSISTENSI MASYARAKAT NIAS UTARA YANG PLURAL 5.1 Agama............................................................................................184 5.1.1 Agama Pada Masyarakat yang mayoritas..........................186 5.1.2 Agama Pada Masyarakat yang Minoritas ..........................187 5.1.3 Interaksi Agama antara Mayoritas dengan Minoritas.........189 5.1.3.1 Nilai Religi..............................................................195 5.1.3.2 Nilai Filsafat............................................................197 5.1.3.3 Nilai Etis.................................................................197 5.1.3.4 Nilai Estetis.............................................................198 5.2 Bahasa...........................................................................................209 5.2.1 Bahasa Nias Lokal..............................................................210 5.2.2 Bahasa Nias Pendatang.......................................................211 5.2.2.1 Bahasa Aceh...........................................................214 5.2.2.2 Bahasa Minang.......................................................214 5.2.2.3 Bahasa Bugis..........................................................216 5.2.2.4 Bahasa sebagai Pemersatu antara Mayoritas Dengan Minoritas.................................................. 217 5.3 Budaya......................................................................................... 219
5.3.1 Simbol-simbol...........................................................220 5.3.2 Sikap dan Perilaku....................................................225 5.3.3 Gaya Hidup...............................................................237
5.4 Pola Pemukiman Masyarakat Nias................................................242 5.4.1 Pemukiman Masyarakat Nias Lokal....................................245 5.4.1.1 Kawasan Pantai.........................................................245 5.4.1.2 Kawasan Dataran Rendah..........................................247 5.4.2 Pemukiman Masyarakat Nias Pendatang..........................247 5.4.2.1 Segregasi Lingkaran Konsentris..............................248 5.4.2.2 Segregasi Etnik........................................................251 5.4.2.3 Segregasi Okupasi...................................................253 5.5 Problematika Sosial Budaya Masyarakat Minoritas....................255
5.5.1 Perebutan Tanah Wakaf............................................255 5.5.2 Kurang Harmonis Antar Islam..................................260
5.5.3 Tidak Ada Perwakilan Masyarakat Minoritas dalam Birokrasi .........................................................263
5.5.4 Talifusö Sebagai Resolusi Konflik...........................265 5.5.5 Strategi Masyarakat Minoritas Dalam Menjaga
Hubungan..................................................................268
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxvi
5.5.5.1 Saling Membantu..........................................270 5.5.5.2 Menyesuaikan Diri Dengan Masyarakat Lokal..............................................................273 5.5.5.3 Gotong Royong.............................................277
BAB VI TERBENTUKNYA BUDAYA BARU DARI MASYARAKAT
PENDATANG PADA PROSES ASIMILASI, ADAPTASI DAN AKOMODASI
6.1 Asimilasi dalam Bahasa dan Talifusö..........................................286 6.1.1 Bahasa................................................................................287 6.1.2 Talifusö...............................................................................291 6.2 Adaptasi Silat dan Tari Perang.....................................................295 6.2.1 Sejarah Silat Nias Lokal......................................................298 6.2.2 Sejarah Silat Pendatang.......................................................302 6.2.3 Aleale sebuah percampuran antara Silat dan Tari Perang...312 6.3 Akomodasi Perkawinan Masyarakat Lokal dan Masyarakat Pendatang......................................................................................325 6.3.1 Proses Upacara Perkawinan Masyarakat Nias Lokal.........325 6.3.2 Proses Upacara Perkawinan Masyarakat Nias Pendatang..328 6.3.2.1 Perkawinan Masyarakat Minang...............................331 6.3.2.2 Perkawinan Masyarakat Aceh...................................336 6.3.2.3 Perkawinan Masyarakat Bugis..................................344
6.3.3 Bentuk Perkawinan Masyarakat Muslim Nias....................350 6.3.3.1 Pelaminan (Seni Rupa).............................................364 6.3.3.2 Kesenian Pada Malam Mamedadao.........................369 6.3.3.1.1 Seni Tari..................................................369 6.3.3.1.2 Seni Musik...............................................379 6.3.3.1.3 Debus.......................................................383 6.3.3.3 Lafe’Niowalu (Seni Sastera)....................................391 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan...................................................................................399 7.2 Implikasi Teori..............................................................................402 7.3 Rekomendasi................................................................................409
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................411
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Informan Penelitian...................................................................121
Tabel 3.2 Observasi Penelitian.......................................................................... 126
Tabel 3.3 Wawancara Penelitian....................................................................... 129
Tabel 4.1 Batas Wilayah Kabupaten Nias Utara.............................................. 145
Tabel 4.2 Kecamatan yang ada di Nias Utara....................................................146
Tabel 4.3 Data menurut Jenis Kelamin..............................................................147
Tabel 4.4 Nama-Nama Desa/Kelurahan, Letak Desa dan Daerah Pemukiman
Keturunan Pendatang Di Kecamatan Lahewa....................................151
Tabel 4.5 Data Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Lahewa.....................152
Tabel 4.6 Data Pendidikan di Kecamatan Lahewa............................................156
Tabel 4.7 Data Penduduk Nias Utara Berdasarkan Agama...............................175
Tabel 4.8 Penyebutan Nama dalam Kekerabatan Muslim Nias.........................185
Tabel 5.1 Vokal Bahasa Aceh............................................................................222
Tabel 5.2 Asal Usul Penggunaan Mado ............................................................232
Tabel 5.3 Pekerjaan dan Pendapatan Masyarakat Lahewa................................238
Tabel 6.1 Perbedaan Perbedaan Ucapan Atau Penulisan Antara
Bahasa Nias Asli Dan Bahasa Asli Dari Daerah Minang, Aceh
Dan Bugis ..........................................................................................290
Tabel 6.2 Struktur Pertunjukan Aleale................................................................323
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Teori Malting Pot I Anglo Comformity J. Hector......................... 39
Gambar 2.2 Melting Pot II Ethnic Synthesis Israel Zangwill.............................42
Gambar 2.3 Cultur Pluralism Mosaic Analogy Berkson....................................44
Gambar 2.4 Kerangka Teori Ricardo L. Garcia..................................................46
Gambar 2.5 Teori Asimilasi Masyarakat Minoritas Mengikuti
Masyarakat yang Mayoritas.............................................................59
Gambar 2.6 Adaptasi Masyarakat Mayoritas dan masyarakat Minoritas
Melebur Menjadi Satu dan Melahirkan Identitas Baru....................61
Gambar 2.7 Akomodasi Dua kebudayaan berbeda membentuk sebuah
kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri
masing-masing kebudayaan ........................................................... .64
Gambar 2.8 Kerangka Berpikir Multikulturalisme pada masyarakat Nias.......115
Gambar 4.1 Peta Pulau Nias..............................................................................143
Gambar 4.2 Akses Jalur Atas (Gunung)...........................................................149
Gambar 4.3 Akses Jalur Bawah ( Pantai)..........................................................149
Gambar 4.4 Jalan menuju kecamatan Lahewa...................................................149
Gambar 4.5 Peta Kecamatan Lahewa................................................................150
Gambar 4.6 Gereja BNKP ..............................................................................176
Gambar 4.7 Gereja Khatolik............................................................................176
Gambar 4.8 Mesjid Taqwa Muhammadiyah ...................................................176
Gambar 4.9 Mesjid Hayatun Thaibah..............................................................176
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxix
Gambar 5.1 Tanah Perkuburan yang diperebutkan .........................................258
Gambar 5.2 Problematika Masyarakat Muslim Nias........................................268
Gambar 5.3 Strategi Menjaga Hubungan...........................................................284
Gambar 6.1 Teori Asimilasi Masyarakat Minoritas Mengikuti Masyarakat
yang Mayoritas...............................................................................294
Gambar 6.2 Tari Perang.....................................................................................298
Gambar 6.3 Aleale Kelompok Anak-anak..........................................................316
Gambar 6.4 Aleale Kelompok Anak-Muda........................................................316
Gambar 6.5 Aleale Kelompok Orang Tua.........................................................317
Gambar 6.6 Aleale Silabi...................................................................................317
Gambar 6.7 Aleale Dalam Perlombaan.............................................................318
Gambar 6.8 Adaptasi Masyarakat Mayoritas dan Minoritas Melebur
Menjadi Satu dan Melahirkan Identitas Baru..............................318
Gambar 6.9 Aleale Dalam Pertunjukan.............................................................324
Gambar 6.10 Proses Laguti dan Marhaban.........................................................357
Gambar 6.11 Persandingan (Fasari Duo ).........................................................357
Gambar 6.12 Pelaminan Adat Muslim Nias......................................................368
Gambar 6.13 Pelaminan Adat Aceh..................................................................368
Gambar 6.14 Tabir.............................................................................................368
Gambar 6.15 Tari Buku ( Sapu Tangan)............................................................372
Gambar 6.16 Tari Sariduni................................................................................373
Gambar 6.17 Tari Mahanggu Nias....................................................................377
Gambar 6.18 Tari Rapai Geleng........................................................................377
Gambar 6.19 Fadabu dari Nias.........................................................................387
Gambar 6.20 Debus dari Aceh............................................................................387
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU
xxx
Gambar 6.21 Dabuih dari Minang......................................................................387
Gambar 6.22 Proses Lafe’e Niowalu Memberikan air jeruk ke kening..............393
Gambar 6.23 Proses Lafe’e Niowalu Minta Maaf kepada Nenek .....................394
Gambar 6.24 Proses Lafe’e Niowalu Minta maaf kepada abangnya .................394
Gambar 6.25 Percampuran Adat dalam Perkawinan Muslim Nias
dan Masyarakat Lokal...................................................................395
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PLURALISME MASYARAKAT NIAS UTARA ... TUTI RAHAYU