13
9 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Belajar Dalam bidang pendidikan keberhasilan proses belajar merupakan tujuan dari pendidikan yang terbagi menjadi tiga aspek. Belajar adalah aktivitas sekaligus kebutuhan hidup manusia yang merupakan proses kreatif yang berlanjut sepanjang hidupnya. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan mengembangkan potensi diri. Hal itu sebagai upaya penyempurnaan martabat manusia berkembang dan sebagai suatu gejala psikis hingga tingkat kematangan (kedewasaan) tertentu. Sehingga manusia mampu mempertahankan dirinya (lingkungan) dalam rangka pengembangan dimensi-dimensi kehidupannya. Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang belajar, salah satunya adalah : “Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Bari Djamarah, 1994: 21) Selain itu, belajar juga merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Para ahli banyak mengemukakan dan menerangkan teori dan pandangan- pandangan tentang perilaku belajar manusia diantaranya yaitu: a. Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan

s Pts 040394 Chapter2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Umum

Citation preview

Page 1: s Pts 040394 Chapter2

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Tinjauan Belajar

Dalam bidang pendidikan keberhasilan proses belajar merupakan tujuan

dari pendidikan yang terbagi menjadi tiga aspek. Belajar adalah aktivitas sekaligus

kebutuhan hidup manusia yang merupakan proses kreatif yang berlanjut sepanjang

hidupnya. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan mengembangkan potensi

diri. Hal itu sebagai upaya penyempurnaan martabat manusia berkembang dan

sebagai suatu gejala psikis hingga tingkat kematangan (kedewasaan) tertentu.

Sehingga manusia mampu mempertahankan dirinya (lingkungan) dalam rangka

pengembangan dimensi-dimensi kehidupannya. Banyak ahli yang mengemukakan

pendapatnya tentang belajar, salah satunya adalah :

“Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Bari Djamarah,

1994: 21)

Selain itu, belajar juga merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Para ahli banyak mengemukakan dan menerangkan teori dan pandangan-

pandangan tentang perilaku belajar manusia diantaranya yaitu:

a. Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan

Page 2: s Pts 040394 Chapter2

10

perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Witherington (1952) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

c. Crow (1958) menyatakan belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru

d. Hilgard (1962) mengemukakan belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap suatu situasi.

e. Di Vesta dan Thompson (1970) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman

f. Gage & Berliner mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Dari definisi-definisi di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen

penting yang mencirikan pengertian belajar, yaitu:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman, artinya perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi

c. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar manusia melakukan perubahan kualitatif individu sehingga

tingkah lakunya berkembang.

d. Perubahan tingkah laku karena belajar, menyangkut berbagai aspek

kepribadian yang meliputi jasmani dan rohani, seperti perubahan dalam

pengertian pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan atau sikap.

Page 3: s Pts 040394 Chapter2

11

Belajar bisa melalui pengalaman melibatkan peserta didik secara langsung

dalam masalah atau isu yang dipelajari. Sehingga peserta didik dapat lebih aktif

dalam menerima pelajaran dengan baik. Bukan sebaliknya cepat jenuh, bosan dan

sebagainya.

Berikut beberapa faktor pendorong manusia memiliki keinginan untuk

belajar :

a. Adanya dorongan rasa ingin tahu

b. Adanya keinginan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya

c. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya

d. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya

e. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri

f. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan

g. Untuk mengisi waktu luang

Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu:

a. Aspek Kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan

pengetahuan dan perkembangan keterampilan/kemampuan yang

diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut

b. Aspek Afektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap, mental,

perasaan dan kesadaran.

c. Aspek Psikomotorik meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-

bentuk tindakan motorik

Page 4: s Pts 040394 Chapter2

12

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar dapat dibagi

menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal

1) Faktor Biologis

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang

normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai

sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi

keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan

fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini

meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.

Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah

kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi

hal-hal berikut. Pertama, intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar

seseorang. Kedua, kemauan yang merupakan faktor penentu

keberhasilan belajar seseorang.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga atau rumah ini merupakan lingkungan

utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana

rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap

Page 5: s Pts 040394 Chapter2

13

perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka

akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

2) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

keberhasilan dalam belajar peserta didik. Hal yang paling

mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik disekolah mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik,

pelajaran, tata tertib, disiplin atau tata tertib yang ditegakkan secara

konsekuen dan konsisten.

3) Faktor lingkungan masyarakat

Seorang peserta didik hendaknya dapat memilih lingkungan

masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat

merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar

siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang

dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-

lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing,

bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Fisika dan Ilmu Statika merupakan mata pelajaran yang berhubungan

dengan perhitungan-perhitungan. Hal yang harus dilakukan dalam belajar untuk

menguasai kedua mata pelajaran tersebut adalah berusaha mempelajari bahan

materi yang telah diberikan secara bertahap dan kontinu serta memperbanyak

latihan pemecahan soal-soal.

Page 6: s Pts 040394 Chapter2

14

Dalam belajar Fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta

tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan

tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (dosen/tanaga pengajar)

ke kepala orang lain (Siswa). Siswa sendirilah yang harus mengerti apa yang telah

diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman pada Mata

pelajaran Fisika kemudian dikaitkan dengan Mata pelajaran Ilmu Statika.

Menurut Abin Syamsuddin Makmun, (2003), perubahan perilaku yang

merupakan hasil belajar dapat berbentuk:

1) Informasi verbal yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.

2) Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol Fisika.

3) Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.

4) Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

5) Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar

akan tampak dalam :

a) Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.

Page 7: s Pts 040394 Chapter2

15

b) Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.

c) Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.

d) Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.

e) Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).

f) Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.

g) Inhibisi (menghindari hal yang mubazir). h) Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu. i) Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut,

marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.

2.1.2 Tinjauan Penguasaan

Penguasaan berasal dari kata dasar kuasa yang mempunyai arti mampu,

mengerti, paham atau dapat diartikan penguasaan adalah suatu usaha untuk

mempelajari dengan sungguh-sungguh sesuatu hal agar dipahami dan dimengerti

serta mampu untuk mengaplikasikan hal yang telah dipahami tersebut, sedangkan

penguasaan menurut ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk perubahan

tingkah laku yang didapat dari hasil belajar. Sedangkan menurut Poerwadarminta

penguasaan merupakan pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan

pengetahuan atau kepandaian, maka secara garis besar penguasaan berarti “proses,

cara, perbuatan memahami dan menerapkan pengetahuan, kepandaian dan

sebagainya“ (Suryana, 2005 : 5). Hal yang sangat penting agar mendapatkan

penguasaan adalah dengan belajar.

Page 8: s Pts 040394 Chapter2

16

2.1.3 Tinjauan Fisika dan Ilmu Statika

a. Tinjauan Fisika

Tujuan Fisika adalah agar kita dapat mengerti bagian-bagian dasar dari

benda – benda dan interaksi antar benda – benda, jadi untuk menerangkan gejala –

gejala alam. Mata pelajaran Fisika perlu diberikan kepada semua peserta didik

untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Kurikulum juga menuntut pendekatan pemecahan masalah merupakan

fokus dalam pembelajaran Fisika. Juga diharapkan pembelajaran hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual

problem).

1) Fisika

Kode : 01

Kelas : X

Semester : 1

Kelompok Mata pelajaran : Adaptif

Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan

Durasi Pembelajaran : Jam 30 x 45 menit

Page 9: s Pts 040394 Chapter2

17

Adapun rincian materi-materi yang terdapat pada Mata pelajaran Fisika

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Rincian Materi pelajaran Tiap Pertemuan

Mata pelajaran Fisika

No. Fisika

1

2

3

4

5

6

7

8

Besaran-besaran pokok dan turunannya

Analisis dimensional dan vektor untuk membantu menyelesaikan persoalan

Konsep gerak sebuah bendatitik melalui besaran-besaran fisika yang terkait

gerak lurus dengan kecepatan tetap dan gerak lurus dengan percepatan

tetap

Gerak melingkar dengan laju tetap dan gerak melingkar dengan percepatan

sudut tetap

Menggambarkan gerak dalam grafik

Hukum Newton dan konsep gaya

Hukum Newton untuk gerak lurus berubah beraturan

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan, penulis hanya

meninjau materi mengenai vektor, Hukum Newton, dan Konsep Gaya yang

terdapat pada mata pelajaran Fisika (materi terlampir).

b. Tinjauan Ilmu Statika

Ilmu Statika merupakan salah satu mata pelajaran produktif bagi siswa di

Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN I Cilaku. Kedudukan dan

peranannya sebagai mata pelajaran produktif akan sangat berpengaruh terhadap

penguasaan-penguasaan materi pada mata pelajaran lainnya. Di Program Keahlian

Page 10: s Pts 040394 Chapter2

18

Teknik Gambar Bangunan SMKN I Cilaku, mata pelajaran Ilmu Statika ini

mencakup beberapa materi ajar.

1. Ilmu Statika

Kode : 004.DKK.02

Kelas : X

Semester : 2

Kelompok Mata pelajaran : Produktif

Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan

Durasi Pembelajaran : Jam 36 @ 45 menit

Adapun rincian dari materi-materi yang terdapat pada mata pelajaran Ilmu

Statika dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2 Rincian Materi Pembelajaran Tiap Pertemuan

Mata pelajaran Ilmu Statika No. Ilmu Statika

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Pengantar Ilmu Mekanika

Besaran Skalar dan Besaran Vektor

Sistem Satuan

Hukum Newton

Konsep Gaya dan Momen

Menyusun dan Menguraikan Gaya

Kopel dan Momen Kopel

Resultan Gaya

Diagram Gaya Normal, Gaya Lintang, dan Momen

Kondisi Kesetimbangan

Konsep Tegangan

Tegangan Normal (tarik,tekan)

Tegangan Geser

Page 11: s Pts 040394 Chapter2

19

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan, penulis hanya

meninjau materi-materi yang saling berkaitan antara Mata pelajaran Fisika dengan

Mata pelajaran Ilmu Statika saja, dapat diuraikan sebagai berikut :

Ilmu Statika atau dikenal juga dengan Mekanika Teknik merupakan

bidang ilmu utama yang di pelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu

tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja

padanya. Perilaku struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya

(gaya reaksi dan gaya dalam).

Gambar 2.1 Ruang lingkup Ilmu Statika

Bila suatu konstruksi bangunan dibebani oleh gaya-gaya, dan ditumpu

sedemikian rupa sehingga gaya-gaya reaksi dapat ditentukan dengan syarat

keseimbangan dalam statika atau teori keseimbangan, maka konstruksi bangunan

itu disebut statis tertentu (materi terlampir).

Ilmu Statika (statics)

b. Statis tertentu

a. Statis tak tentu

Penerapan gaya-gaya luar dan dalam pada suatu struktur/konstruksi.

Page 12: s Pts 040394 Chapter2

20

2.1.4 Konsep Keterkaitan Fisika dan Ilmu Statika

Tabel 2.3 Konsep Keterkaitan Fisika dan Ilmu Statika

No. Konsep Fisika Konsep Ilmu Statika

1.

Cara Menghitung Vektor

- Dalam Ilmu Statika digunakan untuk

menggabungkan beberapa gaya menjadi

satu gaya pengganti

- Penguraian suatu gaya menjadi beberapa

buah gaya

2

3

Hukum Newton

Konsep Gaya

- Pada Hukum Newton memberikan

informasi tentang sifat-sifat gaya, gaya

yang bekerja pada sebuah benda berasal

dari benda lain yang ada di lingkungannya

contoh : gaya berat, gaya normal

- Analisis gaya-gaya luar (gaya aksi sama

dengan gaya reaksi) pada balok sederhana.

- Penerapan gaya-gaya luar dan dalam pada

suatu konstruksi sebagai akibat dari

perilaku struktur pada umumnya terhadap

beban yang bekerja pada konstruksi

struktur tersebut.

2.2 Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan yang kebenarannya diakui umum, suatu

anggapan dasar dijadikan titik tolak pemikiran dalam melaksanakan penelitian.

Peneliti memiliki anggapan dasar bahwa :

• setiap Siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

memiliki tingkat penguasaan materi Fisika yang berbeda-beda.

Page 13: s Pts 040394 Chapter2

21

• setiap Siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

memiliki tingkat penguasaan materi Ilmu Statika yang berbeda-beda.

• mata pelajaran Fisika itu sendiri merupakan penunjang terhadap

keberhasilan penguasaan mata pelajaran Ilmu Statika.

2.3 Hipotesis

Sugiyono (2010: 96), mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan anggapan dasar yang dikemukakan peneliti, maka peneliti

menyatakan hipotesis sebagai berikut, “Terdapat kontribusi yang berarti dari

penguasaan mata pelajaran Fisika terhadap penguasaan mata pelajaran Ilmu

Statika pada Siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN I Cilaku

- Cianjur”