Upload
nunik-rizky-dstovia
View
248
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
soal soal stoikiometri
Citation preview
BAB V
STOKIOMETRI
A. BEBERAPA HUKUM DASAR KIMIA
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Kegiatan ini
merupakan kegiatan ilmu yang dimulai dengan pengamatan. Dari pengamatan
diperoleh data yang selanjutnya dapat diperoleh keteraturan. Keteraturan yang
diperoleh secara eksperimen disebut hukum.
1. Hukum Kekekalan Massa
Antonie Lavoiser (1977) dalam penelitian dan percobaan dia menyatakan
bahwa : “ dalam suatu reaksi massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama”.
Contoh :
Natrium + Khlor Natrium Khlorida
Na + Cl NaCl
4 gr 6,2 gr 10,2 gr
2. Hukum perbandingan tetap (Hukum Komposisi Tetap)
Hukum ini dikemukakan oleh Proust (1799) yang menyatakan “Suatu senyawa
murni selalu terjadi atas unsur-unsur yang sama, yang tergabung dalam
perbandingan tertentu, atau suatu reaksi kimia massa zat yang bereaksi dengan
sejumlah tertentu zat lain selalu tetap.”
Misal : Pada setiap sampel air murni dari manapun sumbernya, kita selalu
mendapatkan bahwa perbandingan elemen hidrogen dan oksigen adalah
1,00 gr H : 8,00 gr O adanya isotop (nomer atom sama, nomer massa berbeda)
dan senyawa non stokiometri merupakan penyimpangan hukum perbandingan
tetap.
Isotop air yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan perbandingan
8 : 2 (air berat). Senyawa non stokiometri TiO berkisar Ti 0,7 O sampai Ti O 0,7.
Contoh : Analisis dua cuplikan garam dapur murni asal madura dan cirebon
menghasilakan data sebagai berikut :
Massa
garam
Massa Na yang
diperoleh dari
Massa khlor yang
diperoleh dari
Cuplikan 1 0,2925 gr 0,1150 gr 0,1775 gr
Cuplikan 2 1,7550 gr 0,690 gr 1,065 gr
Tunjukkan bahwa data diatas sesuai dengan hukum perbandingan tetap.
Jawab :
Persen Na dalam Cuplikan 1 : 0,1150 X 100% = 39,3 % 0,2925
Persen Na dalam Cuplikan 2 : 0,690 X 100% = 39,3 % 1,755
Persen Khlor dalam Cuplikan 1 : 0,1775 X 100% = 60,7 % 0,2925
Persen Khlor dalam Cuplikan 2 : 1,065 X 100% = 60,7 % 1,755
Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa setiap unsur dalam kedua cuplikan
garam mempunyai persen massa yang sama dengan demikian data di atas sesuai
dengan hukum perbandingan tetap.
3. Hukum Kelipatan Perbandingan
“ Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, perbandingan massa
dari unsur yang satu, yang bersenyawa dengan sejumlah tertentu unsur lain,
merupakan bilangan yang mudah dan bulat.”
Contoh :
Nitrogen dan Oksigen dapat membentuk lima macam senyawa dengan komposisi
nitrogen dan oksigen sebagai berikut :
Senyawa % Nitrogen % Oksigen
I 63,7 36,3
II 46,7 53,3
III 36,9 63,1
IV 30,5 69,5
V 25,9 74,1
Tunjukkan bahwa data di atas sesuai dengan hukum kelipatan perbandingan.
Jawab : Senyawa Massa Nitrogen : Massa Oksigen
I 63,7 : 36,3 = 1 : 0,57
II 46,7 : 53,3 = 1 : 1,14
III 36,9 : 63,1 = 1 : 1,74
IV 30,5 : 69,5 = 1 : 2,28
V 25,9 : 74,1 = 1 : 2,86
Perbandingan massa oksigen yang bersenyawa dengan satu barisan nitrogen :
0,57 : 1,14 : 1,74 : 2,28 : 2,86 =
1 : 2 : 3 : 4 : 5
4. Hukum Penyatuan Volume (Hukum Gay Lussac, 1808)
“Pada temperatur dan tekanan yang sama, volume-volume gas yang ikut serta
dalam suatu reaksi kimia berbanding sebagai bilangan yang mudah dan bulat.”
Pada P dan T sama :
1 lt gas Hidrogen + 1 lt gas khlor 2 lt gas hidrogen khlorida
volume gas Hidrogen : volume gas khlor : volume gas Hidrogen khlorida
1 : 1 : 2
Contoh :
Hitung volume oksigen yang diperlukan untuk membakar sempurna 40 mL
propana (C3H8). Hitung juga volume CO2 yang terbentuk .
Jawab :
C3H8 (g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4 H2O(g)
Menurut persamaan reaksi di atas 1 volume C3H8 dapat bereaksi dengan 5
volume oksigen dan menghasilkan 3 volume CO2.
Jadi volume oksigen yang diperlukan = 5 / 1 X 40 mL = 200 mL
Volume CO2 yang terbentuk = 3 / 1 X 40 mL = 120 mL
Oksigen yang diperlukan 200 mL dan CO2 yang terbentuk 120 mL.
5. Hipotesis Avogadro (1811)
“ Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, volume yang sama berbagai
macam gas mempunyai jumlah molekul yang sama”.
Hidrogen + Nitrogen Amonia
3H2 + N2 2NH3
3 vol 1 vol 2 Vol3 molekul 1 molekul 2 molekul
Molekul partikel kecil suatu unsur atau senyawa yang dapat menunjukkan
identitasnya. Pernyataan Avogadro yang mula-mula diakui sebagai hipotesis
namun selanjutnya dapat mengembangkan berbagai gagasan untuk
perkembangan massa atom relatif dan massa molekul relatif sehingga dikenal
dengan hukum Avogadro.
Dari hipotesis Avogadro dapat disimpulkan :
a. Gas pada umumnya adalah diatomik, misal O2 , H2, Cl2.
b. Massa molekul relatif (berat molekul) suatu gas kira-kira 2 kali rapat uapnya
terhadap hidrogen.
Oleh karena volume yang sama dari gas-gas (diukur pada suhu dan tekanan
yang sama) maka jika L adalah tetapan Avogadro, maka L molekul gas
karbondioksida, L molekul hidrogen, l molekul Oksigen dan sebagainya
menempati volume yang sama. Volume yang ditempati L molekul gas disebut
volume moler gas. Volume molar gas adalah 22,4 lt (22,4 dm3) pada STP .
Contoh :
Hitung volume hidrogen (STP) yang terbentuk jika 32,5 gr seng bereaksi
dengan asam khlorida. Ar Zn = 65
Jawab : Zn(s) + 2HCl(g) H2(g) + ZnCl2(ag)
mol Zn = 32,5 / 65 = 0,5
0,5 mol Zn 0,5 mol H2
1 mol gas = 22,4 lt
Jadi hidrogen yang dihasilkan = 0,5 X 22,4 lt = 11,2 lt.
Mr = 2 RH
B. TEORI ATOM DALTON, MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA
MOLEKUL RELATIF
1. Teori atom dalton
Pada tahun 1803 seorang guru dan ilmuwan Inggris yang bernama John Dalton
mengemukkan teorinya yang dikenal dengan teori atom Dalton. Dalam teori atom
Dalton dapat dikemukkan postulat – postulat sebagai berikut :
a. zat / materi terdiri dari partikel – partikel kecil yang tak dapat dibagi yang
disebut atom.
b. Atom suatu unsur / elemen adalah sama tetapi berbeda dari atom
unsur/elemen yang lain.
c. Senyawa kimia dibentuk oleh atom – atom unsur/ elemennya dalam suatu
perbandingan yang tetap.
Postulat Dalton yang pertama (a) dapat menjelaskan tentang hukum kekekalan
massa,sedang postulat kedua (b) dan (c) dapat menjelaskan hukum perbandingan
tetap.
Kelemahan teori atom Dalton
a. diketemukaannya partikel – partikel lain dalam atom misalnya netron, proton
elektron,dimana ini bertentangan dengan postulat pertama.
Kelemahan postulat pertama yang lain misalnya adanya perubahan atom
suatu unsur menjadi atom unsur yang lain . contoh pada reaksi penembakan 14
7N + 10n 12
6C + 3 1H
b. adanya isotop bertentangan dengan postulat yang kedua .
c. adanya senyawa – senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul yang
rumit misalnya : C3H6 NOCl2 dan C18 H35 O2 Na
2. Massa Atom Relatif : Ar
Ar dulu dikenal sebagai berat atom atau Ba.
Pada tahun 1961 IUPAC (International Union Pure And Applied Chemistry ) telah
mengambil isotop karbon – 12 ; 12C sebagai unsur pembanding dan didefinisikan
satuan massa atom sebagai 1/12 massa isotop karbon – 12. Nama ini pernah
diusulkan diberi nama Dalton / D.
jadi massa 1 atom 12C = 12 s.m.a
1 s.m.a = 1 Dalton = 1/12. 12/L = 1/L
= 1/6,02 1023 = 1,6602.10 –24 gr
3. Massa Molekul Relatif /Berat Molekul /Massa Rumus Relatif
Molekul adalah gabungan atom – atom massa molekul relatif suatu senyawa
adalah jumlah massa atom relatif dari semua atom dalam molekul senyawa itu .
Ada senyawa yang terdiri dari ini dan bukan molekul . misal : Natrium khlorida
terdiri dari ion Na dan ion Cl , maka tak tepat mengatakan molekul Natrium Khlorida
untuk senyawa ion seperti NaCl digunakan massa rumus relatif ( untuk ion /kovalen)
Valensi dikenalkan oleh Wichelhans 1868 sebagai bilangan untuk satuan
afinitas suatu unsur yaitu daya gabung. Unsur itu dengan unsur lain .
Tahun 1960 ,valensi bukan kata benda tetapi kata sifat yang berhubungan dengan
ikatan kimia seperti elektron valensi. Sebagai pengganti valensi digunakan bilangan
oksidasi.
Massa ekivalen / Berat ekivalen
Massa ekivalen suatu unsur ialah massa unsur itu yang dapat membebaskan atau
bereaksi dengan 8,00 gr Oksigen yang setara dengan ini,
Misal 1,008 gr hidrogen atau 35,5 gr khlor. Hubungan massa ekivalen dengan massa
atom relatif.
Massa ekivalen = massa atom relatif
Valensi
Contoh :
1,35 gr logam kalsium bereaksi dengan oksigen membentuk 1,88 gr oksida murni .
hitung massa atom kalsium .
jawab : 1,35 gr logam Ca membentuk 1,88 gr oksida , jadi jumlah oksigen yang
bereaksi dengan 1,35 gr Ca = 1,88 – 1,35 = 0,53 gr
massa ekivalen Ca = 8 / 0,53 x 1,35 = 20,38
massa atom relatif Ca = valensi x massa ekivalen
= 2 x 20,38
= 40 ,76
Penentuan massa atom relatif :
a. Metode Dulony dan Petit (1819 )
Dulong dan Petit berhasil mengukur kalor jenis berbagai macam logam . jika
harga ini dikalikan dengan massa suatu relatif , maka diperoleh harga yang
konstan yaitu 6 kalori / oC atau dengan menggunakan satuan SI.
Massa molar x kalor jenis 25 joule /oC atau
Kapasitas kalor ~ 25 J/oC
Contoh :
Besi mempunyai kalor jenis 0,488 J/gr Oc
Massa molar Fe = 25 J/oC = 56 gr
0.488 J/gr oC
massa atom relatif Fe = 56
b. Metode Carnizzaro
Metode Carnizzaro didasarkan pada anggapan bahwa satu molekul senyawa
mengandung sejumlah atom tertentu yang merupakan bilangan bulat. Oleh
karena itu massa atom relatif suatu unsur adalah merupakan massa terkecil atom
dalam massa molekul relatif suatu senyawa. Carnizzaro mengukur rapat uap
terhadap hidrogen untuk suatu senyawa dari diperoleh Mr = 2 RH.
Contoh :
1 gr oksida nitrogen diuraikan terjadi 0,533 gr oksigen. Jadi dalam 30 gr oksida
nitrogen itu terdapat = 30 x 0,533 gr = 16 gr oksigen
c. Cara Spektroskopi massa
Dalam penentuan ini diperlukan dua data yaitu berlimpakan isotop dan massa
isotop dan massa isotop dan massa isotop relatif terhadap karbon – 12 . caranya:
1). Unsur / senyawa diuapkan, kemudian didisemprotkan kedalam kamar ionisasi
2). Gas – gas ini ditembaki dengan elektron berenergi tinggi. Terbentuk partikel
bermuatan positif.
3). Partikel – partikel positif ini dialirkan melalui medan magnet sehingga
dibelokkon sesuai dengan massanya. Partikel yang berat tidak banyak
dibelokkan dibandingkan partikel ringan.
4). Dengan mengubah – ubah kekuatan medan magnet, partikel – partikel dengan
massa yang berbeda bergerak melalui celah dan jatuh pada pelat kolektor dan
dinetralkan oleh elektron. Hal ini akan menimbulkan arus pada sirkuit
kemudian diperkuat dan dicatat sebagai puncak – puncak pada kertas grafik.
Semakin banyak elektron yang diperlukan untuk menetralkan partikel
positif,semakin banyak arus yang ditimbulkan sehingga tercatat puncak yang
lebih tinggi.
C. KONSEP MOL DAN RUMUS SENYAWA
1. Konsep Mol
1 lusin = 12 ; 1 kodi = 20 ;1gros = 144
dalam ilmu kimia untuk menyatakan jumlah tertentu sesuatu digunakan mol.
Sesuatu dapat berupa atom,ion,elektron atau benda apa saja.
Satu mol suatu unsur atau senyawa mengandung suatu jumlah yang sangat luar
biasa banyaknya atom /molekul.
Massa satu mol unsur / senyawa disebut massa molar unsur /senyawa. Jika kita
mempunyai m gr suatu zat dengan massa molar M gr mol – 1 ,maka jumlah mol
zat n ialah : n (mol) = m (gr)
M (gr mol – 1 )
Contoh :
a. Hitung massa 1 mol Natrium Ar Na = 23
Jawab : massa 1 mol Na = 23 gr
b. Hitung jumlah mol dalam 54 gr perak Ar Ag = 108
Jawab : 54 gr Ag = 54/108 mol = 0,5 mol
c. Diketahui tetapan Avogadro 6.1023 mol – 1 hitng jumlah atom dalam 0,4 gr
oksigen . jawab : 0,4 gr O2 = 0,4/32 = 1/8 mol O2
= 1/80 x 6.1023 = 1,5 . 1022 atom
d. Hitung beberapa gr karbon yang mengandung 2.1021 atom . Ar C = 12
Jawab : 1 mol atom C = 6.10 23 atom 12 gr
2.1021 atom = 2.1021/6.1023 = 1/3 .10 – 2 mol atom C
= 1/3.10 – 2 .12 gr = 0,04 gr
e. hitung beberapa 2 mol Hidrogen peroksida ,H2O2.
Jawab Mr H2O2 = 34 ; massa molar = 34 gr mol – 1
2 mol = 2 x 34 = 68 gr H2O2
2. Rumus Senyawa
Rumus senyawa ada tiga macam : rumus struktur, rumus empiris dan rumus
molekul . rumus struktur : suatu senyawa menunjukan bagaimana atom – atom
bergabung membentuk molekul . rumus empiris : suatu senyawa menunjukkan
perbandingan sederhana dari atom – atom unsur dalam senyawa itu .
Rumus molekul : menunjukkan jumlah sebenarnya atom unsur yang terdapat
dalam molekul senyawa itu.
H H
H – C – C – H CH3 C2H6
H H
Rumus molekul rumus empiris rumus molekul
Data yang diperlukan untuk menentukan rumus molekul ialah : rumus empiris
dan massa molekul relatif.
Cara menentukkan rumus empiris dan rumus molekul :
a. Hitung massa setiap unsur dalam senyawa yang massanya diketahui jika
massa senyawa 100 gr maka akan diperoleh persen massa setiap unsur .
b. Ubah massa setiap unsur menjadi mol yaitu membagi massa dengan massa
atom relatif. Akan diperoleh perbandingan mol atom unsur – unsur.
c. Ubah perbandingan yang diperoleh pada b. menjadi bilangan bulat terkecil.
d. Jika pada c bukan merupakan bilangan bulat,ubah menjadi bilangan bulat.
e. Tulis angka bulat ini sebagai subskrip setiap unsur dalam rumus empiris.
f. Hitung berapa kali massa rumus empirisnya yang diperlukan untuk
memperolehh unsur molekul relatif. Gunakan faktor ini mengalikan jumlah
atom dalam rumus empiris untuk memperoleh jumlah atom setiap unsur
dalam rumus molekul senyawa itu.
Contoh :
Suatu senyawa organik mempunyai komposisi sbb : 42,02% , 6,72 % H dan
53,26% O tentukan rumus molekulnya,jika massa atom relatif yang diperoleh
dari eksperimen = 179. Hitung massa molekul relatif yang tepat.
Jawab : untuk menentukan rumus molekul diperlukan data rumus empiris dan
massa molekul relatif , setelah mengetahui rumus molekul relatif dapat dihitung
dengan tepat .
Unsur Karbon Hidrogen Oksigen
Lambang C H O
Ar 12,01 1,008 16,00
Massa per tiap 100 gr 42,02 gr 6,72 gr 53,26 gr
Jumlah mol 42,02/12,01 6,72/1,008 53,26/16,00
Perbandingan mol 3,33 6,67 3,33
Perbandingan atom 1 2 1
Rumus empiris CH2O
Suatu senyawa dengan rumus CH2O mempunyai massa = 12 + 2 + 16 = 30 sma.
Massa menurut eksperimen 179 atau 6 x lebih besar oleh karena itu rumus
molekulnya (CH2O)6 atau C6H12O6. Dari daftar massa atom relatif dapat dihitung
massa molekul relatif yang tepat yaitu :
6 atom C = 6 X 12,01 = 72,06
12 atom H = 12 x 1,008 = 12,09
6 atom O = 6 x 16 = 96,00
Mr C6H12O6 = 180,15
D. REAKSI KIMIA – BILANGAN OKSIDASI
1. Reaksi kimia/ perubahan kimia biasanya dinyatakan dengan persamaan reaksi
yaitu suatu cara / alat singkat untuk menyatakan komposisi dan perbandingan
banyaknya zat pereaksi dan hasil reaksi. Dalam persamaan reaksi,jumlah atom
atau jumlah muatan zat pereaksi harus sama dengan jumlah atom dan jumlah
muatan hasil reaksi persamaan reaksi hanya dapat ditulis jika telah diketahui
rumus zat – zat pereaksi dan hasil reaksi. Dalam menuliskan rumus senyawa
perlu mencantumkan tanda untuk wujud zat pereksi dan hasil reaksi (aq) untuk
larutan; (s) untuk padat; (l) untuk cair dan (g) untuk gas. Dalam persamaan
terlihat bahwa perbandingan molekul / mol zat – zat yang terlibat dalam suatu
reaksi ditentukan oleh koefisien dalam persamaan reaksi.
Reaksi kimia dapat digolongkan dalam reaksi :
a. Sintesis, pembentukan senyawa dari unsurnya.
Fe + Cl2 FeCl2
b. Metatesis, pertukaran antar senyawa
NaCl + AgNO3 AgCl(s) + NaNO3
c. Penetralan, reksi asam basa
HCl + NaOH NaCl + H2O
d. Reaksi redoks
K2SO3 + ½ O2 K2SO4
Contoh : 2C2H6(g) + 7O2(g) 4CO2 + 6H2O
1). Zat yang bereksi dan hasil reaksi
etena (C2H6) bereaksi dengan oksigen (O2) menghasilkan karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O).
2). Jumlah molekul zat yang bereaksi dan hasil reaksi.
2 molekul C2H6 memerlukan 7 molekul O2 untuk bereksi menghasilkan 4
molekul CO2 dan 6 molekul H2O.
3). 2 mol C2H6 memerlukan 7 mol O2 untuk bereaksi menghasilkan 4 mol CO2 dan
6 mol H2O.
4). Volume gas
2 volume C2H6 memerlukan 7 vol O2 untuk bereksi menghasilkan 4 vol CO2 dan 6
vol H2O,jika semua volume diukur sebagai gas pada suhudan tekana yang sama.
5). Massa relatif
2 x 30 gr C2H6 = 60 gr C2H6 memerlukan
7 x 32 gr O2 = 224 gr O2 untuk bereaksi menghasilkan
4 x 44 gr CO2 = 176 gr CO2 dan
6 x 18 gr H2O = 108 gr H2O
Ca(OH)2(aq) + H3PO4(aq) Ca(PO4)2(s) + H2O(l)
3 Ca(OH)2(aq) + H3PO4(aq) Ca(PO4)2(s) + H2O(l)
3 Ca(OH)2(aq) + 2 H3PO4(aq) Ca(PO4)2(s) + 6 H2O(l)
2. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi dapat dihitung dengan aturan – aturan dibawah ini :
a. bilangan oksidasi unsur bebas selalu nol, bagaimanapun struktur unsur
tersebut. Misal : H dalam H2 ,P dalam P4, S dalam S8.
b. Jumlah aljabar bilangan oksidasi unsur – unsur dalam senyawa netral = 0
c. Bilangan oksidasi ion sederhana (yang hanya mengandung satu atom ) =
muatan ion itu.
d. Untuk senyawa 2 atom yang tidak sejenis,atom yang berelektronegatifnya
lebih besar diberi bilangan oksidasi negatif.
e. Jumlah aljabar bilangan oksidasi unsur – unsur dalam suatu ion yang lebih
dari dua atom,sama dengan muatannya.
f. Dalam senyawa – senyawa yang mengandung hidrogen bilangan oksidasi +1,
kecuali dalm hidrida bilangan oksidasi hidrogen – 1 .
g. Dalam senyawa mengandung hidrogen, bilangan oksidasi – 2, kecuali dalan
superoksida – ½ . pada senyawa OF2 bilangan oksidasi +2.
Contoh :
1). Cu(s) bilangan oksidasi 0
H2(g) bilangan oksidasi 0
Br(l) bilangan oksidasi 0
2). NaCl bilangan oksidasi Na = + 1 ; bilangan oksidasi Cl = - 1
jumlah bilangan oksidasi = 0
KMnO4 bilangan oksidasi K = + 1 ; bilangan oksidasi Mn = +7
4 x bilangan oksidasi O = - 8
3). AlCl3 Cl bilangan oksidasi – 1 ; Al bilangan oksidasi O = +3
4). HCl bilangan oksidasi Cl – = -1
5). SO4-2 bilangan oksidasi S = 6
4 bilangan oksidasi O = - 8
jumlah bilangan oksidasi - 2
6). HCl bilangan oksidasi H = +1
NaH bilangan oksidasi H = - 1
7). H2O bilangan oksidasi O = - 2
H2O2 bilangan oksidasi O = - 1
Na2O2 bilangan oksidasi O = - 1
RbO2 bilangan oksidasi O = -1/2
CsO2 bilangan oksidasi O = - ½
OF2 bilangan oksidasi O = +2
3. Penyetaraan persamaan reaksi
a. Reaksi sederhana
- Harus diketahui rumus senyawa zat pereaksi dan hasil reaksi.
- Jumlah atom setiap unsur zat yang bereaksi harus sama dengan jumlah
atom unsur – unsur zat hasil reaksi.
- Koefisien persamaan reaksi harus diubah menjadi bilangan bulat yang
terkecil.
b. Persamaan reaksi redoks
1). Cara setengah reaksi
- setiap persamaan reaksi redoks merupakan penjumlahan 2 setengah
reaksi.
- Dalam persamaan reaksi redoks yang sudah setara, jumlah elektron
yang dilepas pada oksidasinya sama banyaknya jumlah elektron yang
diterima pada reduksi.
Ada tiga tahap :
a). menulis kerangka setengah reaksi
b). mengimbangkan setiap setengah reaksi
c). menjumlahkan kedua setengah reaksi
contoh :
setarakan reaksi dibawah ini yang berlangsung dalam suasana asam.
CrO7-2 + H2SO3 Cr3+ + H2SO4
1. menuliskan kedua kerangka setengah reaksi
Cr2O72- 2 Cr3+
H2SO3 HSO4-
2. a. mengimbangkan O dengan menambah H2O
Cr2O72- 2 Cr3+ + 7H2O
H2SO3 + H2O HSO4-
b. mengimbangkan H dengan menambahkan H+
Cr2O72- + 14 H+ 2 Cr3+ + 7 H2O
H2SO3 + H2O HSO4- + 3 H+
c. mengimbangkan muatan dengan menambahkan elektron.
Cr2O72- + 14 H+ + 6e 2 Cr3+ + 7H2O x1
H2SO3 + H2O HSO4- + 3 H+ + 2e x3
3. menjumlahkan kedua setengah reaksi
5 4Cr2O7
2- + 14 H+ + 6e 2 Cr3+ + 7H2O3 H2SO3 + 3 H2O 3 HSO4 + 9 H+ + 6e
Cr2O72- + 3 H2SO3 + 5H+ 2Cr3+ + 3 HSO4
- + 4 H2O
Jika reaksi berlangsung dalam suasana basa, maka pada tahap 2b sama
dengan reaksi dalam suasana asam, kemudian ion H+ dihilangkan dengan
menambah ion OH- yang sama banyak dikedua ruas.
2). Cara perubahan bilangan oksidasi
a. Tulis pereaksi dan hasil reaksi
b. Tandai unsur – unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
c. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi di
ruas kiri dan kanan persamaan reaksi.
d. Hitung bertambah dan berkurangnya bilangan oksidasi.
e. Samakan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi.
f. samakan jumlah muatan diruas kiri dan kanan dengan menambah H+ bila
larutan asam atau OH- bila larutan bersifat basa.
g. Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah atom H diruas kiri dan ruas
kanan.
Contoh : FeS + NO3- NO + SO4
2- + Fe3+
1. Fe S + NO3- NO + SO4
2- + Fe3+
2. Fe S + NO3- NO + SO4
2- + Fe3+
+2 –2 +5 +2 +6 +33. FeS + NO3
- NO + SO42- + Fe3+
+2 –2 +5 +2 +6 +3-3+8
+1
4. FeS + 3NO3- 3NO + SO4
2- + Fe3+
-9
+9
5. FeS + 3NO3- + 4 H+ 3NO + SO4
2- + Fe3+
6. FeS + 3NO3- + 4 H+ 3NO + SO4
2- + Fe3+ + 2H2O
E. BEBERAPA PERHITUNGAN DALAM REAKSI KIMIA
Banyak reaksi kimia berlangsung dalam larutan oleh karena itu konsentrasi
mempunyai peranan penting dalam stokiometri, cara umum untuk menyatakan
konsentrasi yaitu dengan kemolaran ialah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter
larutan.
Kemolaran = mol zat terlarut
Liter larutan
Mol = gram
Massa molekul relatif
Kemolaran = gram zat terlarut
Mr . zat terlarut x liter larutan
Satu ekivalen asam = banyaknya asam yang diperlukan untuk menghasilkan
satu mol H3O+
Satu ekivalen basa = banyaknya basa yang diperlukan untuk menghasilkan satu
mol OH-
1 mol HCl menghasilkan satu mol H3O+ = satu ekivalen
1 mol H2SO4 menghasilkan dua mol H3O+ = dua ekivalen
1 mol H3PO4 menghasilkan tiga mol H3O+ = tiga ekivalen
ekivalen dalam reaksi redoks
satu ekivalen oksidator (zat pengoksidasi ) adalah banyaknya tersebut yang dapat
menerima satu mol elektron (6,02 X 1023 elektron).
Satu ekivalen reduktor (zat pereduksi) adalah banyaknya zat tersebut yang dapat
melepaskan satu mol elektron.
Massa satu ekivalen oksidator : massa satu mol oksidator dibagi dengan jumlah mol
elektron yang diterima.
Massa satu ekivalen reduktor : massa satu mol reduktor dibagi dengan jumlah mol
elektron yang dilepas.
Contoh :
1. Hitung kemolaran suatu larutan yang mengandung 49 gr H2SO4 dalam 4 lt larutan
Mr .H2SO4 = 98.
Jawab : Jumlah mol H2SO4 = 49 gr = 0,50 mol 98 g/mol
Kemolaran = 0,5 mol : 4 lt = 0,125 mol / lt
= 0,125 M
2. Hitung berapa gram H2SO4 yang terdapat dalam 500 mL larutan 0,5 M.
Jawab : Larutan H2SO4 0,5 M mengandung 0,5 mol H2SO4 per liter
= 0,5 x 98 = 49 gr/lt
500 mL = 0,5 lt akan mengandung = 0,5 lt x 49 gr / lt = 24,5 gr H2SO4
3. Berapa volume larutan yang diperoleh jika 500 mL H2SO4 0,2 M untuk
memperoleh larutan 0,25 M.
Jawab : 500 mL larutan 0,2 M mengandung 0,5 lt 0,2 mol/lt = 0,1 mol H2SO4
kemolaran = mol/lt lt = mol / kemolaran.
Volume larutan = 0,1 mol = 4 lt 0,025 mol/lt
4. Hitung berapa mol zat terlarut yang terdapat dalam 32,6 lt larutan 0,113 M.Jawab : mol zat terlarut = volume (lt) x kemolaran Mol zat terlarut = 32,6 x 0,113 = 3,68 mol
5. Hitung kemolaran larutan H2SO4 392 gr/lt.
Jawab : Mr. H2SO4 = 98 massa molar = 98 gr
Kemolaran = 392 : 98 = 4 M
6. Satu ekivalen HCl = 1 mol HCl = 36,5 gr.
Satu ekivalen H2SO4 = ½ mol H2SO4 = 49 gr.
7. Berapa gr NaOH yang diperlukan untuk menetralkan 2 gr HNO3.
1 mol HNO3 = 1 ekivalen = 63 gr
2 gr HNO3 = 2 : 63 = 0,0317 ekivalen HNO3.
Satu mol NaOH = satu ekivalen = 40 gr.
NaOH yang diperlukan untuk menetralkan 2 gr HNO3 0,031 ekivalen NaOH =
0,0317 x 40 gr = 1,268 gr .
Menghitung banyaknya zat yang terlibat dalam reaksi kimia :
Misal persamaan reaksi = a A + b B c C + d D.
a mol A + b mol B c mol C + d mol D
Massa – massa.
Hitung jumlah gram gas karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan jika 108 gr etana
dibakar dalam gas O2 menghasilkan gas CO2 dengan H2O.
Jawab : 2 C2H6(g) + 7 O2(g) 4 CO2(g) + 6 H2O(g)
Mr. C2H6 = 30 ; Mr.CO2 = 44 .
1 mol C2H6 = 30 gr
* 108 gr C2H6 = 108 / 30 mol
2 mol C2H6 4 mol CO2
* 108 / 30 mol C2H6 ~ 108 / 30 x 4/2 mol CO2
1 mol CO2 = 44 gr
108 / 30 x 4/2 mol CO2 = 108 / 30 x 4/2 x 44 gr = 316,5 gr.
Massa – mol
Berapa gram seng harus dibakar untuk memperoleh 0,1 mol seng oksida.
Ar : Zn =65,38.
Jawab : 2 Zn + O2 2 ZnO
2 mol Zn ~ 2 mol ZnO
0,1 mol Zn ~ 0,1 mol ZnO
0,1 mol Zn = 0,1 x 65,38 gr = 6,538 gr
* Untuk memperoleh 0,1 mol Zn harus dibakar 6,538 gr Zn.
Massa – volume.
Pada STP volume 1 mol gas = 22,4 lt = 22,4 dm3. Suatu sampel yang beratnya
1,085 gr terdiri dari seng dan tembaga. Sampel direaksikan dengan larutan HCl
hingga seng habis bereaksi. Jika gas H2 dihasilkan sebanyak 22,4 cm3 ( 0oC, 76
cmHg) tentukan berapa massa tembaga dalam sampel. Ar : Zn = 65,38.
Jawab : Zn + HCl ZnCl2 + H2
Cu + HCl
Misal Cu dalam sampel = x gr
Massa Zn dalam sampel = ( 1,085 – x ) gr.
( 1,085 – x ) gr Zn = 1,085 – x mol Zn 65,38
22,4 cm3 ( 0o, 76 cmHg ) H2 = 0,01 mol H2.
0,01 mol H2 ~ 0,01 mol Zn.
1,085 – x mol Zn ~ 1,085 – x mol H2
65,38 65,38
1,085 – x = 0,01
65,38
1,085 – x = 0,6538
x = 1,085 - 0,6538
= 0,4312
* Massa Cu dalam sampel = 0,4312 gr
* % Cu dalam sampel = 0,4312 x 100% = 39,74 % 1,085
Mol – volume
Berapa mol Zn yang harus direaksikan dengan HCl encer agar dapat diperoleh 44,8
cm3 H2 gas,jika dihitung pada suhu 0oC dan tekanan 76 cm Hg.
Jawab : Zn + HCl ZnCl2 + H2
1 mol Zn ~ 1 mol H2
44,8 cm3 (0oC, 76 cm Hg ) = 44,8/22,4 x 1/1000 mol H2
= 0,002 mol H2
untuk menghasilkan 44,8 cmHg (0oC,76 cmHg) diperlukan Zn sebanyak
0,002 mol.
Volume – Volume
Hitung volume oksigen yang diperlukan dan volume karbon dioksida dan uap air
yang terbentuk jika 3 lt etana dibakar sempurna.semua volume diukur pada suhu dan
tekanan yang sama.
Jawab : 2 C2H6(g) + 7 O2 (g) 4 CO2(g) + 6H2O(g)
2 vol C2H6(g) + 7 vol O2 (g) 4 vol CO2(g) + 6 vol H2O(g)
volume C2H6 = 3 lt
Volume O2 = 7/2 x 3 lt = 10,5 lt
Volume CO2 = 4/2 x 3 lt = 6 lt
Volume H2O = 6/2 x 3 lt = 9 lt.
Perhitungan Reaksi Terbatas.
Pada setiap reaksi kimia banyaknya zat hasil reaksi ditentukan oleh pereaksi yang
jumlahnya terbatas.
Contoh :
1. Jika 0,1 mol magnesium direaksikan dengan 0,15 mol larutan HCl ; berapa mol
gas H2 dapat dihasilkan .
Jawab : Mg + 2 HCl MgCl2 + H2
1 mol Mg ~ 2 mol HCl ~ 1 mol H2
0,15 mol HCl ~ 0,075 mol Mg ~ 0,075 mol H2
* pada reaksi tersebut dihasilkan 0,075 mol H2.
2. Seng dan belerang bereaksi membentuk seng sulfida yaitu zat yang digunakan
pada pelapisan permukaan dalam tabung gambar TV, jika 6 gr Zn direaksikan
dengan 3,25 gr belerang hingga sempurna, zat manakah yang merupakan reaksi
pembatas dan berapa gr ZnS dapat dihasilkan ?
Jawab : Zn + S ZnS
1 mol Zn ~ 1 mol S ~ 1 mol ZnS
6 gr Zn = 6 / 65,38 mol = 0,0918 mol Zn
3,25 gr S = 3,25 / 32 mol = 0,10156 mol S.
* yang merupakan reaksi pembatas adalah Zn .
ZnS yang dihasilkan = 0,0918 x (65,38 + 32) gr
= 8,9395 gr
Pengenceran Larutan ( M1 V1 = M2 V2 )
Berapa cm3 HCl pekat harus diencerkan menjadi 1000 cm3 larutan HCl 0,1 M, jika
tersedia HCl 37% ( = 1,18 )
Jawab : HCl pekat = 1,18
Jadi 1000 cm3 larutan HCl = 1180 gr.
HCl 37% artinya dalam 100 gr larutan terdapat 37 gr HCl murni.
* dalam 1000 cm3 HCl pekat terdapat :
1180/100 x 37 gr HCl = 1180/100 x 37 x 1/ 36,5 mol HCl
M1 . V1 = M2 . V2
1180/100 . 37 . 1/36,5 . V1 = 1000 . 0,1
V1 = 100 . 100 . 36,5 = 8,36 cm3
1180 . 37
Stokiometri dalam Larutan
Banyaknya zat hasil reaksi dalam larutan tergantung besarnya konsentrasi dalam
volume larutan yang direaksikan.
Contoh :
1. Jika larutan CaCl2 ditambahkan di dalam larutan Na2CO3 akan terjadi :
Na2CO3(ag) + CaCl2(ag) CaCO3(s) + 2 NaCl(aq)
Berapa cm3 larutan CaCl2 0,2 M diperlukan agar dapat bereaksi sempurna dengan
100 cm3 larutan Na2CO3 0,1 M
Jawab : Na2CO3(ag) + CaCl2(ag) CaCO3(s) + 2 NaCl(aq)
1 mol Na2CO3 (aq) ~ 1 mol CaCl2(aq)
100 cm larutan Na2CO3 0,1 M = 100 x 0,1 mol = 10 mol
10 mol Na2CO3 ~ 10 mol CaCl2
misal CaCl2 0,2 M yang diperlukan X cm3
X . 0,2 = 10
X = 10/0,2 = 50
* CaCl2 yang diperlukan = 50 cm3
2. Perak bromida merupakan senyawa peka terhadap sinar dan sering digunakan
dalam fotografi, jika larutan perak nitrat direaksikan dengan larutan natrium bromida
akan terbentuk perak bromida yang sukar larut.
Berapa gram AgBr akan terbentuk jika 100 cm3 larutan AgNO3 0,15 M direaksikan
dengan 100 cm3 larutan NaBr 0,2 M.
Jawab : AgNO3 + NaBr AgBr + NaNO3
1 mol AgNO3 ~ 1 mol NaBr ~ 1 mol AgBr
100 cm3 larutan AgNO3 0,15 M = 100 x 0,15 mol = 15 mmol.
100 cm3 larutan NaBr 0,2 M = 100 x 0,2 M = 20 mmol
sehingga 15 mmol AgNO3 ~ 15 mmol NaBr ~ 15 mmol AgBr
AgBr yang terbentuk = 15 mmol AgBr = 15 x 187,5 / 1000 gr = 2,8125 gr
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Y.M.E. atas berkah serta
rachmatNya sehingga penulisan buku ini dapat diselesaikan.
Buku dengan judul “KIMIA DASAR I “ ini berisi materi kimia untuk mahasiswa
semester I Jurusan Pendidikan MIPA-FKIP baik Program Studi Pendidikan Kimia,
Fisika, Matematika, maupun Biologi.
Dengan selesainya penulisan buku ini tim penulis tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada Yth. :
1. Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret atas kesempatan serta fasilitas yang telah
diberikan.
2. Ketua Jurusan PMIPA-FKIP Universitas Sebelas Maret atas segala bantuan yang
telah diberikan.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA-FKIP Universitas Sebelas Maret
atas motivasi serta segala fasilitas yang telah diberikan demi kelancaran
penulisan buku ini.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan buku ini.
Semoga buku yang masih sangat sederhana serta penuh kekurangan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya serta para mahasiswa Jurusan
PMIPA-FKIP pada khususnya.
Kemudian atas kritik serta saran pembaca penulis mengucapkan banyak terima
kasih.
Surakarta, Nopember 2002