Upload
putri-umagiadrilna
View
13
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sadapan Rang and Dale Tentang Farmakoterapi Angin
Citation preview
All Right Reserved ELSEVIER and MYSTERY PRODUCTION 2014
PROLOG
Lagi lagi karena cuti DOPAR, saya tergerak hati untuk menulis ini, sekalian belajar dan bagi
rezeki dari Yang Dikatakan Kitab Suci Kaum Farmako ini. Maaf klo agak ngacok
terjemahannya, maklum toefl dibawah 450.. hehehehe. Kurang lebih yg disampaikan dr. Pandu
itu sama dengan wahyu yang dari Eyang Rang and Dale, selebihnya Cuma cuap cuap
penggunaan obat obatan klinis praktis.
Sadapan Rang and Dale Tentang Farmakoterapi Angina
Penumpukan aterom yang terjadi di arteri koroner pada orang dewasa di Negara
Negara maju dapat memicu terjadinya infark miokardium akut dan komplikasinya, mencakup
disritmia dan gagal jantung. Penumpukan aterom ini mulanya tidak menyebabkan gejala pada
beberapa riwayat penyakit, namun dapat memburuk secara diam-diam. Dalam pembahasan kali
ini kita akan memahami tempat kerja obat yang memengaruhi fungsi jantung pada terapi
penyakit jantung pada umumnya.
Konsekuensi penting yang diakibatkan atherosclerosis berupa :
1. Angina (nyeri dada disebabkan oleh iskemi jantung)
2. Infark miokardium.
ANGINA
Angina terjadi ketika suplai oksigen ke miokardium tidak memadai untuk mencukupi
kebutuhan. Nyeri memunyai karakteristik tersebar (menjalar) pada dada, lengan dan leher serta
disebabkan oleh beraktivitas, kedinginan atau rasa gembira. Nyeri yang sama juga terjadi pada
otot rangka ketika berkontraksi sementara suplai darah terputus. Peneliti terdahulu menunjukkan
ada beberapa faktor kimia yang dilepaskan oleh otot iskemik yang bertanggungjawab pada
mekanisme ini. Kendidat yang mungkin terlibat adalah K+
, H+
dan adenosin. Semua bahan
ini mensensitasi atau menstimulus nosiseptor. Ada kemungkinan bahwa mediator yang sama
yang menyebabkan vasodilatasi koroner bertanggung jawab, pada konsentrasi yang lebih tinggi,
untuk memulai nyeri.
Hingga saat ini, diketahui ada tiga jenis angina yang dikenali secara klinis : Stabil, tidak stabil
dan varian.
1. Angina stabil
All Right Reserved ELSEVIER and MYSTERY PRODUCTION 2014
Nyeri dada yang disebabkan oleh aktivitas (atau pengerahan tenaga). Ini
dikarenakan oleh peningkatan kebutuhan suplai darah jantung dan disebabkan oleh
penyempitan pembuluh koroner, yang sering disebabkan oleh ateroma. Terapi simtomatik
diarahkan untuk mengurangi kerja jantung dengan nitrat organik, antagonis beta-
adrenoreseptor dan atau antagonis kalsium, bersamaan dengan terapi penyakit
atheromatosa, biasanya juga dipakai obat obatan golongan statin dan profilaksis
terhadap trombosis dengan obat antipletelet, biasanya dengan aspirin.
2. Angina Tak Stabil
Nyeri ini dicirikan dengan nyeri yang terjadi dengan aktivitas yang ringan dan
bahkan tidak beraktivitas sekalipun, dan nyeri memuncak pada saat istirahat.
Patologinya mirip penyebab utama yang terlibat pada infark miokardium, namanya
pletelet-fibrin thrombus yang berkaitan dengan rupture plak ateromatosa, namun tanpa
oklusi komplit pada pembuluh darahnya. Terapi diberikan pada infark miokardium tanpa
ST- elevasi (NSTEMI). Obat obat anti pletelet (Aspirin dan/atau antagonist ADP
seperti clopidogrel atau prasugrel) obat ini untuk menurunkan risiko infark miokardium
pada kasus ini, dan heparin serta antagonist reseptor glikoprotein platelet juga
memiliki keuntungan yang sama.
3. Angina Varian
Angina ini tidak umum, angina ini terjadi pada saat istirahat dan disebabkan
oleh spasme arteri koroner, juga biasanya dikaitkan dengan penyakit ateromatosa.
Terapinya adalah dengan vasodilator arteri koroner (mis. Nitrat organic, antagonist
kalsium).
INFARK MIOKARDIUM
Infark miokardium terjadi ketika arteri koroner telah diblokade oleh thrombus. Hal ini
dapat menjadi fatal dan sering menyebabkan kematian, biasanya sebagai hasilnya adalah
kegagalan mekanisme ventrikel atau disritmia. Miosit kardia biasanya bergantung pada
metabolisme aerobik. Jika suplai oksigen tersisa dibawah nilai kritis, sebuah sekuens akan
melanjut ke proses kematian sel (dengan nekrosis atau apoptosis), yang akan terdeteksi secara
klinis dengan elevasi Troponin ( marker gold standart pada injuri miokardia). Siklusnya diawali
dengan oklusi pembuluh darah menjadi sel mati melalui dua jalur yang diilustrasikan pada
All Right Reserved ELSEVIER and MYSTERY PRODUCTION 2014
gambar 21.8. Kepentingan relatif dari nekrosis dan apoptosis pada kematian sel miokardium
secara klinis tidak diketahui, namun telah diusulkan bahwa apoptosis mungkin sebuah proses
adaptif pada regio hipoperfusi, mengorbankan beberapa miosit berbahaya namun demikian
mencegah gangguan pada fungsi membran dan risiko disritmia yang melekat pada necrosis.
Akibatnya, hal ini masih belum diketahui secara jelas, jika metode pendekatan farmakologi
untuk mempromosikan atau menghambat jalur ini mungkin dapat menghasilkan keuntungan
secara klinis.
Gambar 21.8 Efek iskemik miokardium, hal ini mengarah ke kematian ssel dengan satu atau
dua jalur : nekrosis atau apoptosis. ACEI, Angiotensisn converting enzym inhibitor; ARB,
angiotensin AT1 reseptor antagonist; ICE, interleukin 1 converting enzym; PARP, poly-[ADP-
ribose]-polymerase; TNF-alfa.
Pencegahan pada kerusakan iskemik irreversible mengikuti sebuah episode dari
thrombosis koronaria yang sekarang merupakan tujuan terapi penting (utama). Membuka oklusi
arteri adalah kuncinya, dan ini penting bahwa ini harus dicapai secepatnya. Jika tersedia fasilitas
yang memungkinkan, angioplasty (dilakukan dengan menggunakan keteter balloon tiup di
ujunganya, dengan antagonis glikoprotein IIb/IIIa untuk mencegah oklusi) agaknya lebih efektif
All Right Reserved ELSEVIER and MYSTERY PRODUCTION 2014
dari pada obat obat trombolitik. Obat obat terapeutik utama mencakup obat obat untuk
meningkatkan fungsi jantung dengan menjaga oksigenisasi dan menurunkan kerja jantung serta
menterapi nyerinya dan mencegah thrombosis lebih lanjut. Biasanya digunakan kombinasi, yang
mencakup :
1. Kombinasi trombolitik, obat antipletelet (aspirin dan clopidogrel) serta antitrombotik
(preparasi heparin) untuk membuka blockade arteri dan mencegah reoklusi.
2. Oksigen jika ada hipoksia arteri
3. Opioid (diberikan dengan antiemetic (antimual) ) untuk mencegah nyeri dan menurunkan
aktivitas simpatik berlebih.
4. Nitrat organik
5. Antagonis beta adrenoreseptor
6. ACEI atau ARB
Antagonist beta adrenoreseptor menurunkan kerja jantung dan dengan demikian
kebutuhan metabolik jantung, akan segera menurun segera hingga pasien stabil. ACEI dan ARB
juga menurunkan kerja jantung dan meningkatkan kelangsungan hidup seperti hanlnya membuka
arteri koroner (dengan angioplasti atau obat trombotik) dan terapi antipletelet.
Sumber : Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Flower RJ, Henderson G. Rang and dales
Pharmacology : The heart: Ischemic heart disease. 7th
Ed. [ebook]. Elsevier. 2011.