Safinah Perahu Amanah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aku

Citation preview

Safinah Perahu Amanah & Rohmah yang berkisahSiang itu seperti biasa setelah pulang kuliah tak sempatkan waktuku untuk menengok mading, saat semester awal memang saya termasuk tipe orang yang mencari info seminar gratis haha, bukan untuk mencari snack gratisan lhooitu si nomer 2, nomer pertamanya itu minum dan makan gratis..wkwk. Udah Lupain tentang seminar, saat itu saya melihat ada pamflet bertuliskan rekruitmen ustad TPA, setelah saya baca lebih dalam ternyata tempatnya di safinaturrahmah. Saat itu saya mengira safinaturrahmah itu di SD sapen, ternyata safinaturrahmah itu masjid dekat kosku, meski sesekali saya berjamaah dimasjid safinaturrahmah namun saya tak pernah memperhatikan namanya. Pertama kali saya baca, saya langsung teriang wajah kyaiku dan ayahku bersama pesan beliau yang hampir sama. Dimanapun berada, cobalah dimanfaatkan ilmumu sekecil apapun ilmu yang kamu punya untuk dirimu sendiri dan orang lain. Akhirnya saya saat itu langsung memantapkan diri mendaftar di TPA.Singkatnya saya pun sms ke kontak person yang ada dalam pamflet atas nama zulfa. Saya bertanya tentang mekanisme pendaftaran. Beberapa hari setelah saya sms, saya mendatangi sekertariat TPA, untuk melakukan pendaftaran. Di TPA saya sangat terkejut, ternyata zulfa yang saya sms kemarin itu sosok yang sudah sangat familiar. Beliau adalah kaka kelas jurusan saya, orang yang mungkin sangat dikenali di Pendidikan Kimia karena keaktifanya (jangan marah ya mb zul.haha). Saya pun menyerahkan beberapa berkas disekertariat dimana sebelumnya sudah ada perempuan yang menyerahkan terlebih dahulu. Saya masih ingat wktu itu saya beranikan diri bertanya pada perempuan yang baru saya kenal itu, walaupun biasanya saya tidak bisa basa-basi, apalagi dengan perempuan. Saya pun mencoba bertanya namanya, ia pun menjawab. Saya bergumam dalam diri nama yang sangat asing ditelinga saya, mungkin baru pertama kali ini saya mendengarnya, perempuan inipun sekarang masih berada di safinah, Perempuan itu bernama mahdiyah.Pendaftaran pun berlalu, tibalah pada hari tes. Dimulai dengan tes tulis dan dilanjutkan dengan tes lisan serta wawncara. Saya masih ingat yang ngetes saya waktu itu adalah mb Ana. Pertama kali saya melihat wajah beliau, saya langsung merasakan aura dari beliau, aura seorang santri putri, setelah kenal cukup lama ternyata memang benar kalau beliau adalah alumni ponpes.