93
ANALISIS KOMPARATIF SUKUK NEGARA DENGAN OBLIGASI NEGARA DALAM PEMBIAYAAN DEFISIT APBN DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I) Dalam Ilmu Ekonomi Syariah OLEH : DEVIT SAFITRI NIM : SES KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI H /

SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/1650/1/SES.130237_DEVIT SAFITRI... · 2020. 4. 16. · NEGARA DALAM PEMBIAYAAN DEFISIT APBN DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS KOMPARATIF SUKUK NEGARA DENGAN OBLIGASI

    NEGARA DALAM PEMBIAYAAN DEFISIT APBN DI INDONESIA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I)

    Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

    OLEH :

    DEVIT SAFITRI

    NIM : SES

    KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    H /

  • DoneSticky Note

  • MOTTO

    َِذ یَن اََمنُوا إَِذا تََدا یَنٗتم بَِدیٍن إِلَی أَ َجٍل ُمَسًمی فَاکتُبُو هُ َولیَکتُب بَینَٗکم یَاأَیُّهَال

    َکاتٌِب بِاِالَعدِل َوال یَأَب َکاتٌِب أَ ّن یَکتَُب َکَما َعلََّمهُ ّللّاه

    “Wahai orang-orang yang beriman , apabila kamu bermuamalah

    tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

    menuliskannya dengan benar. Dan hendaklah seorang penulis diantara

    kamu menuliskannya dengan benar , dan janganlah penulis enggan

    menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya. (Al-Qur’an

    Surah Al-Baqarah ( ): ).”1

    vi

    1Al-Qur’an dan Terjemahan, , Departemen Agama RI, Bandung: CV Darus Sunnah

  • PERSEMBAHAN

    Puji syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi

    ini.

    Skripsi ini saya persembahkan untuk ibunda dan ayahanda tercinta yang selalu memberi restu dan selalu mendoakan yang

    terbaik serta memberi kasih sayang dan support penuh kepada saya. Tak mungkin dapatku

    membalas jasa ibu dan ayah.

    Buat adinda anakku tersayang terimakasih telah memberikan semangat untuk tidak

    menyerah sebelum terselesainya skripsi ini tiada kata yang terucap selain rasa syukur

    telah dikaruniai putri yang sholehah.

    Dan untuk adikku terimakasih banyak selalu mendukung dan siap membantu demi

    terselesainya skripsi ini.

    Untuk pembimbing terbaikku Bapak H.Sissah,M.HI dan Ibu Dr.Rafidah M.E.I

    Terimakasih banyak telah membimbingku dengan penuh kesabaran berkat bimbingan

    yang beliau berdua berikan saya dapat meneyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    vii

  • ABSTRAK

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berkembangnya instrumen-

    instrumen keuangan syariah dalam perekonomian yang memberi alternatif

    kepada masyarakat dalam melakukan investasi yang aman. Bagi

    pemerintah instrumen pembiayaan syariah seperti Surat Berharga Syariah

    Negara (SBSN) atau disebut juga sukuk Negara digunakan untuk menutup

    defisit anggaran juga untuk menguatkan cadangan devisa Negara. Sukuk

    adalah surat berharga syariah Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip

    syariah Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan warga

    negara Indonesia melalui agen penjual, dengan volume minimum yang

    ditentukan. Sukuk Negara hadir sebagai sebuah solusi pembiayaan dalam

    negeri. Pertumbuhan sukuk di Indonesia yang relatif lambat dibandingkan

    dengan tren global sukuk. Bahkan Negara ini memiliki potensi pasar dan

    kesadaran untuk mengembangkan system ekonomi islam. Penelitian ini

    mencoba untuk mengetahui pembiayaan defisit APBN, Sumber

    pembiayaan defisit APBN, dampak penerbitan sukuk Negara dalm

    pembiayaan defisit APBN dan dampak penerbitan obligasi Negara dalam

    pembiayaan defisit APBN serta Peran pemerintah dalam mengatasi

    pembiayaan defisit APBN.

    Kata Kunci: Pembiayan defisit APBN, Sukuk Negara dan Obligasi Negara.

    viii

  • KATA PENGANTAR

    AssalamualaikumWr.Wb

    Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

    rahmat dan karunia-Nya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis

    selalu diberi kesehatan dan kekuatan serta kemudahan sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tak lupa pula

    iringan Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

    Besar Muhammad SAW.

    Skripsi ini diberijudul: “ Analisis Komparatif Sukuk Negara

    dengan Obligasi Negara Dalam Pembiayaan Defisit APBN di Indonesia.”

    Penulisan ini merupakan suatu upaya penulis untuk memenuhi salah satu

    syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan Strata Satu (S. ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Negeri

    SulthanThaha Saifuddin Jambi.

    Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

    bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan,

    karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

    harapkan agar dapat diperbaiki.Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang

    penulistemuibaikdalammengumpulkan data maupun dalam

    penyusunannya, berkat adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga

    skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.Terutama Bapak H.Sissah,M.HI.

    Selaku dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Rafidah, SE.M..,EI.Selaku

    Pembimbing II Atas kesabaran dan ketelatenan beliau berdua dalam

  • memberikan bimbingan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi

    ini. Sehubugan dengan selesainya skripsi ini maka penulis menyampaikan

    terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian

    skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

    . Bapak Dr.Su’aidi Asy’ari,MA,Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam

    Negeri SuthanThaha Saifuddin Jambi.

    . Bapak Dr.Subhan, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    . Ibu Dr.Rafidah SE.M..EI, Selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Novi

    Mubyarto, M.E. Selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Dr.Halimah

    Dja’far,M.FILL, Selaku Wakil Dekan III. Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Universitas Islam Negeri SulthanThaha Saifuddin Jambi.

    . Bapak Dr. Sucipto, MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M,E.Sy. Selaku

    Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Suthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    . Bapak/Ibu dosen, asisten dosen, seluruh karyawan Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

    dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini untuk edisi yang akan

    datang. Dengan adanya skripsi ini, kiranya dapat memotivasi khususnya

  • untuk penulis pribadi dan para pembaca pada umumnya untuk membuat

    karya ilmiah dimasa yang akan datang. Semoaga skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua. Kepada Allah SWT memohon ampunan-Nya

    dan kepada manusia kita meminta maaf atas khilaf dan salah. Semoga

    amal kebajikan kita semua dinilai seimbang oleh Allah SWT Aamiin

    Allahumma”Aamiin.

    Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas perhatiannya

    diucapkan terimakasih.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Jambi, Oktober

    Penulis,

    Devit Safitri

    NIM: SES

    ix

  • DAFTAR ISI

    Judul…………………………………………………………………….....i

    Pernyataan Orisinalitas Skripsi…………………………………………...ii

    Nota Dinas……………………………………………………………......iii

    Persetujuan Pembimbing………………………………………………....iv

    Pengesahan Panitia Ujian……..…………………………………………..v

    Motto……………………………………………………………………...vi

    Persembahan…………………………………………………..……........vii

    Abstrak……………………………………………………………...…...viii

    Kata pengantar……………………………………………………...….....ix

    Daftar Isi……..………………………………………………………….....x

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang…..…………………………………………......

    B. Rumusan Masalah…..……………………………………..…...

    C. Tujuan Penelitian.…………………………………………......

    D. Manfaat Penelitian….………………………………………....

    E. Batasan Masalah….……………………………………….......

    F. Kerangka Teori………………………………………..............

    G. Kerangka Pemikiran…………….………………………….....

    H. Tinjauan Pustaka……………………………………………...

    BAB II : METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian………………………………………...

    B. Jenis Dan Sumber Data………………………………..……...

    C. Instrument Pengumpulan Data……………………………......

    D. Teknik Analisis Data….………………………………..……..

    E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data…………………….......

  • BAB III : GAMBARAN UMUM PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Sukuk………….…………..……………....

    B. Sejarah Sukuk…………….……………………….…………..

    C. Penerbitan Sukuk Negara………………………………….….

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Perkembangan Sukuk Negara…………………….…………..

    B. Penentuan Keuntungan Sukuk………………………………..

    C. Dampak Sukuk Dan Obligasi Dalam Pembiayaan Defisit…...

    D. Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Pembiayaan Defisit Apbn…....

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan……………..………………………………….….

    B. Saran….……………………………………………………….

    DAFTAR PUSTAKA

    CURICULUM VITAE

    x

  • PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sejak awal pemerintahan pada masa Orde Baru hingga pemerintahan pada

    akhir -an, pinjaman luar negeri merupakan primadona dan menjadi pilihan

    utama dalam pembiayaan defisit APBN jika dibandingkan dengan sumber

    pembiayaan defisit lainnya. Karenanya pinjaman luar negeri menjadi terus

    meningkat dan terakumulasi dalam jumlah besar. Bila pada tahun jumlahnya

    baru mencapai US$ . milyar, kemudian pada awal tahun jumlah pinjaman

    luar negeri terakumulasi menjadi hampir senilai US$ milyar. Kondisi ini

    didasarkan pada pertimbangan bahwa untuk jangka waktu yang panjang, pasar

    modal di Indonesia pada saat-saat itu masih belum berkembang (underdeveloped),

    sehingga sangat sulit untuk menghimpun sumber pembiayaan domestik.

    Selama ini kekurangan dana untuk pembangunan, pemerintah cenderung

    menempuh melalui cara meminjam dari luar negeri. Anehnya pemerintah selalu

    bangga apabila pada sidang CGI dikabarkan Indonesia memperoleh pinjaman

    yang sama, atau lebih besar dari tahun sebelumnya. Dan keberhasilan tersebut

    selalu dikatakan bahwa itu merupakan bukti dari kepercayaan luar negeri terhadap

    pemerintah Indonesia.

    Pinjaman luar negeri ini memang sering dilakukan oleh para pakar, apakah

    pinjaman luar negeri itu merupakan beban bagi generasi yang akan datang atau

    tidak. Banyak pakar yang tidak sependapat apabila bantuan luar negeri itu akan

    membebani generasi yang akan datang. Tetapi siapapun yang benar, pinjaman luar

  • negeri yang berbentuk valuta asing itu sangat terasa sekali bebannya, terutama

    terhadap APBN, pada saat Indonesia mengalami keterpurukan ekonomi pada

    tahun , dimana nilai rupiah terus melemah terhadap dollar AS, yang

    akibatnya berdampak pada pengeluaran negara yang membengkak pada waktu

    membayar pokok dan cicilan pinjaman.

    Banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan

    perekonomian. Salah satu upaya pemerintah yang paling sering digunakan adalah

    mendorong iklim yang kondusif agar distribusi pendapatan dapat menjadi lebih

    baik yang dilakukan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara. Upaya ini

    sering disebut kebijakan fiskal. Selain kebijakan fiskal, pemerintah juga membuat

    peraturan-peraturan dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta

    membuat kebijakan-kebijakan lain yang mendukung upaya menstabilkan

    perekonomian. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dilakukan pemerintah

    dengan jalan memanipulasi pengeluaran dan penerimaan pemerintah sebagaimana

    terlihat dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.2

    Pada masa Orde Lama, APBN selalu berada dalam kondisi defisit. Untuk

    mengatasi permasalahan ini pemerintah kemudian menutup kekurangan

    pendapatan tersebut dengan cara mencetak uang baru sehingga menimbulkan

    inflasi. Sementara pada masa Orde Baru, defisit tersebut tetap ada namun

    kekurangannya ditutup dengan utang luar negeri yang merupakan pinjaman.3

    2 Purbayu Budi Santoso & Etty Puji Lestari, Sistem Keuangan Pusat dan Daerah., Modul I

    ESPA . hlm.

    3Ibid, hlm. .

  • Jumlah utang luar negeri (ULN) pemerintah pusat terus bertambah.

    Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), jumlah utang pemerintah

    di akhir tercatat Rp. . , triliun. Dan hingga akhir Mei lalu,

    jumlah total utang luar negeri Indonesia mencapai Rp. . , triliun. Jumlah

    utang luar negeri RI meningkat hingga Rp. . , triliun sejak awal

    pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hingga Mei .

    Menurut informasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

    (DJPPR) Kemenkeu, beberapa utang jatuh tempo dalam periode dua tahun ke

    depan,yakni dan . Dalam rincian DJPPR, pada tahun utang jatuh

    tempo mencapai Rp. tahun sekitar Rp. triliun. Jika dijumlah, sekitar

    Rp. triliun. Jumlah tersebut merupakan utang tertinggi dibandingkan tahun-

    tahun sebelumnya.4

    Utang jatuh tempo tahun dan tahun di atas adalah sebuah

    perkiraan dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)

    yang ditentukan oleh pemerintah. Selama ini, pengeluaran pemerintah memang

    lebih besar dari penerimaan, maka pemerintah perlu utang untuk menjalankan

    anggaran yang defisit. Umumnya obligasi menyebutkan tanggal di mana obligasi

    itu akan habis masa berlakunya. Waktu yang berlaku antara tanggal penerbitan

    dan tanggal penebusan itu disebut dengan tenor (jangka waktu) obligasi dan

    dinyatakan dalam tahun. Tanggal jatuh tempo adalah tanggal yang ditentukan di

    mana penerbit obligasi akan menebus efek tersebut sebesar nilai yang tercantum

    dalam sertifikat (indenture).

    4https://ekonomi.kompas.com/read/ /utang.jatuh.tempo.ri.di. -

    .mencapai.rp. .triliun

  • Utang negara yang besar ini tentunya akan semakin menambah beban

    rakyat. Untuk menutupi kebutuhan akan anggaran dasar pada APBN dan untuk

    kepentingan kesejahteraan rakyat, serta untuk memenuhi akan tuntutan

    penggalangan dana untuk melakukan pembangunan di bidang infrastruktur dalam

    memajukan perekonomian Indonesia. maka pemerintah menerbitkan surat

    berharga yang berbasis Islam atau Syariah yang dinamakan Sukuk Negara

    (SBSN) serta Obligasi Negara (SUN) diterbitkan dengan sistem konvensional.

    Pasal UU SBSN No. tahun memuat tujuan penerbitan Sukuk

    Negara yaitu untuk pembiayaan APBN termasuk pembiayaan proyek. Lebih lanjut

    tujuan tersebut diwujudkan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.

    tahun tentang pembiayaan proyek melalui penerbitan SBSN. Melalui PP

    terebut, diatur suatu skema dimana suatu proyek yang diinisiasi oleh kementerian

    teknis dapat dibiayai dengan penerbitan Sukuk Negara melalui skema APBN.

    Tentu saja, dengan APBN maka proyek yang diinisiasi harus terlebih dahulu

    diajukan ke Bappenas untuk melihat kesesuaian kriterianya dengan kebutuhan

    pembangunan, untuk selanjutnya diajukan ke DPR untuk dimintakan persetujuan.5

    Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau sukuk negara adalah

    merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah yang berdasarkan

    Syariah Islam sesuai dengan Undang-undang No. tahun tentang Surat

    Berharga Syariah Negara (SBSN).6 Sedangkan Menurut Andri Soemitra

    pengertian Surat berharga Syariah negara (SBSN) atau sukuk negara adalah surat

    5 Forum Studi Keuangan Negara, Esai Keuangan Negara – Pemikiran Multi Perspektif,

    (Yogyakarta: Diandra Kreatif, ), hlm. . 6 Musdalifah Aziz,dkk, Manajemen Investasi – Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor

    dan Return Saham, (Yogyakarta: Deepublish, ), hlm. .

  • berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian

    penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta

    asing.7

    Sukuk negara bukanlah surat utang seperti pada obligasi konvensional.

    Melainkan sertifikat investasi (bukti kepemilikan) atas suatu aset berwujud atau

    hak manfaat (beneficial title) yang menjadi underlying aset-nya. Jadi akadnya

    bukan akad utang piutang melainkan investasi. Dana yang terhimpun disalurkan

    untuk mengembangkan usaha lama atau pembangunan suatu unit baru yang benar-

    benar berbeda dari usaha lama.Sukuk Negara dan Obligasi negara merupakan

    surat berharga negara yang menjadiinstrumen utama dalam pembiayaan APBN

    dan membiayai pembangunan proyek pemerintah serta mengoptimalkan

    penggunaan BMN. Oleh sebab itu, studi ini ditujukan untuk mengkaji dan

    membandingkan instrumen sukuk negara dengan obligasi negaradalam

    membiayai defisit APBN.

    Perkembangan defisit APBN dari tahun - selalu mengalami

    peningkatan setiap tahunnya, tentu juga dapat meningkatkan pembiayaan defisit

    anggaran. Adapun gambaran perkembangan defisit dan pembiayaan anggaran

    adalah sebagai berikut:8

    Grafik. Perkembangan SBN (Neto), Pinjaman DN & LN (neto) - (triliun

    Rupiah)

    7 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah - Edisi Kedua, (Jakarta:

    Prenadamedia Group, ), hlm. . 8 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan

    dan Risiko, Profil Utang Pemerintah Pusat (Pinjaman dan Surat Berharga) edisi April tahun ,

    hlm. .

  • Sumber: *) LKPP (DJBN-Kemenkeu), APBN-P (DJA-Kemenkeu) **) untuk tahun -

    Gambar .

    Perkembangan Defisit APBN -

    Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun

    APBN mengalami defisit sebesar Rp. Triliun, pada tahun mengalami

    peningkatan sebesar Rp. Triliun, pada tahun mengalami peningkatan

    sebesar Rp. Triliun pada tahun APBN mengalami peningkatan defisit

    sebesar Rp. triliun, pada tahun APBN mengalami defisit sebesar , dan

    pada tahun APBN mengalami defisit sebesar Rp. Triliun.

    Pembiayaan defisit anggaran dengan menggunakan utang luar negeri

    dilatarbelakangi oleh trauma inflasi yang tinggi pada tahun -an, yang

  • disebabkan oleh pembiayaan defisit anggaran dengan pencetakan uang. Defisit

    dalam negeri (dalam rupiah) akan didanai oleh utang luar negeri (dalam mata

    uang asing). Utang menjadi tulang punggung pembiayaan defisit anggaran

    pemerintah.

    Secara sederhana obligasi adalah surat tanda utang yang memiliki tenor

    jangka panjang. Hanya saja besaran “panjang” ini tidak seragam antara di satu

    pasar dengan pasar lain. Di Amerika Serikat, efek pemerintah yang bertenor

    tahun ke atas disebut obligasi (bond), sedangkan yang bertenor hingga tahun

    disebut note dan yang kurang dari setahun disebut treasury bills. Statistik obligasi

    yang terdaftar di Bapepam memasukkan surat utang yang bertenor tahun.

    Karena sifatnya utang, maka jika seseorang membeli obligasi berarti seseorang

    tersebut telah meminjamkan uang kepada penerbit obligasi. Sebagai bukti bahwa

    seseorang telah meminjamkan uang, maka pihak yang berutang akang

    menerbitkan sertifikat obligasi yang pada intinya berisi persyaratan dan ketentuan

    pinjaman, sebagian di halaman depan dan sebagian di halaman belakang. Apa

    yang tertera dalam sertifikat obligasi umumnya merupakan ikhtisar dari perjanjian

    perwaliamanatan (perjanjian antara penerbit obligasi dan wali amanat sebagai

    wakil dari pemegang obligasi).9

    Sukuk merupakan alternatif negara dalam proses menutup defisit APBN,

    karena selama ini pembiayaan defisit APBN menggunakan instrumen utang luar

    negeri yang mengandung unsur riba dan melemahkan kemampuan APBN

    selanjutnya. Dengan kata lain, bahwasanya utang luar negeri yang dilakukan

    9 Jaka E. Cahyana, Langkah Taktis Metodis Berinvestasi di Obligasi, Jakarta: Elex Media

    Komputindo, , hlm. .

  • pemerintah malah melemahkan APBN itu sendiri dengan beban pokok utang dan

    cicilan bunganya. Dari sisi non utang penerimaan pemungutan pajak yang terjadi

    tidak adil, dan privatisasi BUMN yang terjadi merugikan negara.10

    Penelitian mengenai sukuk negara dan obligasi negara sudah banyak

    diteliti dan bukti empiris adanya komparatif sukuk negara dengan obligasi negara

    dalam pembiayaan defisit APBN di Indonesia bisa dilihat pada penelitian-

    penelitian berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Aan Nasrullah ( )

    mengatakan bahwa Pertama, karena Beban Fiskal dari Jatuh Tempo Utang (debt

    maturing), penerbitan Surat Utang Negara (SUN), memiliki dampak negatif pada

    penerbitan obligasi postur anggaran negara sebagian digunakan untuk melunasi

    utang lama, dan pemerintah sering melakukan refinancing. Kedua, Beban Fiskal

    Pembayaran Bunga Utang (debt interest), dapat dilihat dari meningkatnya risiko

    suku bunga SBN, risiko pembayaran bunga menyebabkan peningkatan portofolio

    utang. Tambahan biaya bunga berfluktuasi tidak akan terjadi pada instrumen

    Sukuk, karena penerbitan Sukuk manfaat pembayaran kepada investor akan

    disesuaikan dengan kontrak yang disepakati berdasarkan prinsip pembagian

    keuntungan. Ketiga, Pengeluaran hasil Fiskal dari Penukaran Risiko Pembayaran

    (exchange risk), pada dasarnya baik Obligasi Pemerintah atau Sukuk akan

    menjadi risiko nilai tukar yang akan menambah beban fiskal sebagai akibat dari

    penurunan nilai tukar, tetapi karena keunikan sistem dari mengeluarkan Sukuk, di

    antara skema lain untuk hasil dan menghasilkan aset underlaying, penerbitan

    sukuk diyakini dapat meminimalkan pembayaran yang dihasilkan dari risiko nilai

    10

    Fatturroyan, “Pembiayaan Defisit APBN menurut Umer Chapra (Studi Analisis Krit ik

    terhadap Pembiayaan Defisit APBN Indonesia Periode - )”, Jurnal Cakrawala – Jurnal

    Studi Islam, Volume XII Nomor , , hlm.

  • tukar.Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Burhanuddin Jiwandaru ( )

    menyatakan bahwa rata-rata biaya hutang dari seluruh sukuk hampir sama

    daripada rata-rata biaya hutang dari seluruh obligasi. Berdasarkan data penelitian

    juga terdapat obligasi yang memiliki biaya hutang yang sama dengan biaya

    hutang sukuknya, dan hanya terdapat dua obligasi memiliki biaya hutang yang

    sedikit lebih tinggi dari biaya hutang sukuknya. Penelitian yang dilakukan oleh

    Agus Marimin ( ), menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan tidak ada

    yang signifikan perbedaan antara kinerja obligasi ritel dengan kinerja sukuk

    ritel.Perbedaan-perbedaan hasil tersebut membuat peneliti ingin meneliti lebih

    lanjut mengenai perbedaan antara sukuk negara dengan obligasi terhadap

    pembiayaan defisit APBN.

    Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul “Analisis Komparatif Sukuk Negara dengan Obligasi

    Negara dalam Pembiayaan Defisit APBN di Indonesia”.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang dapat di susun untuk memperoleh jawaban dari

    penulisan ini adalah sebagai berikut:

    . Bagaimanapembiayaan defisit APBN tahun - dan sumber

    pembiayaandefisit APBN?

    . Bagaimana dampak penerbitan sukuk negara dan obligasi negara serta peran

    pemerintah dalam menghadapi pembiayaan defisit APBN?

  • C. Tujuan Penelitian

    . Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahuipembiayaan defisit APBN tahun - dan

    sumber pembiayaan defisit APBN.

    b. Untuk mengetahui dampak penerbitan sukuk negara dan obligasi

    negara serta peran pemerintah dalam menghadapi pembiayaan defisit

    APBN.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Manfaat akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

    wacana keilmuan di bidang APBN dan penerbitan sukuk negara serta

    obligasi negara

    b. Manfaat Praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

    sebagai dasar dalam pengetahuan pengelolaan APBN negara.

    c. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat digunakan sebagai

    bahan referensi bagi yang akan melakukan penelitian yang sejenis di

    masa yang akan datang.

    E. Batasan Masalah

    Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan ini, maka penulis

    membatasi masalah pada penelitian ini yaitu tentang pembiayaan APBN Selama

  • enam tahun terakhir yaitu tahun - , sumber pembiayaan defisit APBN,

    dampak penerbitan sukuk dan obligasi terhadap pembiayaan defisit APBN.

    F. Kerangka Teori

    . Sukuk Negara

    Obligasi syariah di dunia Internasional dikenal dengan sukuk. Sukuk

    berasal dari bahasa arab yaitu “sak” (yang merupakan kata tunggal) dan

    “sukuk” (jamak) yang memiliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Sukuk

    dapat pula berarti Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang

    bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atas

    kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset proyek

    tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi

    tertentu.11

    Sukuk bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam, ia

    sudah dikenal sejak abad pertengahan, di mana umat Islam menggunakan

    dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak

    dari kata shakk. Ia digunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai

    dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha

    perdagangan dan aktivitas komersial lainnya.12

    Sesuai dengan Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

    keuangan No. KEP- /BL/ tahun Peraturan No. IX.A. tentang

    11

    Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal – Edisi Keenam, (Yogyakarta, STIM

    YKPN, ), hlm. - . 12

    Dede Abdu Fatah, Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia: Analisis

    Peluang dan Tantangan, Jurnal al-‘Adalah, Volume X, Nomor , Januari , hlm. .

  • sukuk. Sukuk atau sertifikat adalah sertifikat bernilai sama dengan bagian

    atau seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil

    dan jasa di dalam kepemilikan aset dari proyek tertentu atau aktivitas

    investasi khusus. Sertifikat ini berlaku setelah menerima sukuk, saat jatuh

    tempo, dengan menerima dana sepenuhnya sesuai dengan tujuan sukuk

    tersebut.13

    Menurut Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan, & Bisnis Syariah A-Z

    pengertian sukuk adalah obligasi syariah, sertifikat investasi, obligasi

    menggunakan prinsip syariah, surat berharga syariah. Biasanya berbentuk

    sertifikat investasi yang operasionalnya sesuai dengan syariah Islam, sukuk

    merupakan bentuk lain dari obligasi syariah.14

    The Accounting and Auditing

    Organization for Islamic Finansial Institutions (AAOIFI) No. tentang

    Investment sukuk, sukuk didefinisikan sebagai sertifikat bernilai sama yang

    merupakan bukti atas bagian kepemilikan yang tak terbagi terhadap suatu

    aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan suatu proyek atau kegiatan

    investasi tertentu.15

    Sukuk didefinisikan sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan

    bukti atas bagian kepemilikan yang tak terbagi terhadap suatu aset, hak

    manfaat, dan jasa-jasa, atau atas kepemilikan suatu proyek atau kegiatan

    13

    Ibid., 14

    Muhammad Sholahuddin, Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan, & Bisnis Syariah A-Z,

    (Jakarta:Gramedia Pustaka, ), hlm. . 15

    Rudi Bambang Trisilo, Penerapan Akad pada Obligasi Syariah dan Sukuk Negara (Surat

    Berharga Syariah Negara/SBSN), Jurnal Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Volume ,

    Nomor , tahun ., hlm. .

  • investasi tertentu. Sukuk juga berarti surat berharga yang berisi kontrak

    (akad) pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.16

    Sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan. Sementara itu menurut

    Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. /DSN-MUI/IX/ , sukuk adalah

    suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang

    dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah. Sukuk mewajibkan

    emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah

    berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat

    jatuh tempo.17

    Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti

    istilah obligasi syariah (Islamic bonds). Sukuk berasal dari kata “sakk” yang

    dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara

    itu, peraturan BAPEPAM dan LK Nomor IX.A. memberikan definisi

    sukuk sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang

    bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau

    tidak terbagi/syuyu’/undivided share) atas: (a) aset berwujud tertentu (ayyan

    maujudat), (b) nilai manfaat aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik

    yang sudah ada maupun yang akan ada, (c) jasa (al khadamat) yang sudah

    ada maupun yang akan ada, (d) aset proyek tertentu (maujudat masyru’

    16

    Abdul Manab, Pengaruh Stabilitas Ekonomi Makro terhadap Penerbitan sukuk negara di

    Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. ( Tulungagung: Cahaya Abadi, ), hlm. . 17

    Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka,

    ), hlm. .

  • muayyan), (e) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath istismarin

    khashah).18

    Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau sukuk negara adalah surat

    berharga yang diterbitkan oleh pemerintah yang berdasarkan Syariah Islam

    sesuai dengan Undang-undang No. tahun tentang Surat Berharga

    Syariah Negara (SBSN).19

    Sedangkan Menurut Andri Soemitra pengertian

    Surat berharga Syariah negara (SBSN) atau sukuk negara adalah surat

    berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas

    bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun

    valuta asing.20

    Karakteristik yang dimiliki oleh Surat berharga Syariah negara

    (SBSN) atau sukuk negara adalah sebagai berikut:21

    a. Sebagai bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat (benefit

    title) pendapatan berupa imbalan (kupon), margin, dan bagi hasil, sesuai

    jenis akad yang digunakan

    b. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir

    c. Penerbitannya melalui wali amanat berupa special purpose vehicle(SPV)

    d. Memerlukan underlying asset (sejumlah tertentu aset yang akan menjadi

    objek perjanjian underlying asset). Aset yang menjadi objek perjanjian

    harus memiliki nilai ekonomis, dapat berupa aset berwujud atau tidak

    berwujud, termasuk proyek yang akan atau sedang dibangun. Fungsi

    18

    Taufik Hidayat, Investasi Syariah, (Jakarta: Mediakita, ), hlm. . 19

    Musdalifah Aziz,dkk, Opcit., hlm. . 20

    Andri Soemitra, Opcit., hlm. . 21

    Ibid., hlm. - .

  • underlying asset tersebut adalah ( ) untuk menghindari riba, ( ) sebagai

    Prasyarat untuk dapat diperdagangkannya sukuk di pasar sekunder, ( )

    akan menentukan jenis struktur sukuk.

    e. Penggunaan process harus sesuai prinsip syariah.

    Asas pelaksanaan sukuk dalam pandangan islam telah disandarkan

    pada Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ( ): tentang perintah penulisan utang,

    yaitu:

    یتم بَِدیِن إلی أ َجِل ُمَسّمًی فَا کتُبُو هُ َولیَکتُب بَینَُکم یاایهاالذینامنوا ٕاَذا تََد

    .َکا تِؑب بِالَعدِل وال یَأَب َکاتِب أَن یَکتَُب َکَما َعلَمهُ ّللا

    Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman , apabila kamu

    bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah

    kamu menuliskannya dengan benar. Dan hendaklah seorang penulis diantara

    kamu menuliskannya dengan benar , dan janganlah penulis enggan

    menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya.( Al-Qur’an Surah

    Al-Baqarah ( ): ).”22

    Selain itu, terdapat hadis yang menyebutkan kata sakai (sukuk), yang

    dihubungkan dengan pelarangan riba, yaitu:

    “ Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia pernah berkata kepada

    Marwan:’’Kamu telah menghalkan riba’’, Marwan membantah, “Aku tidak

    melakukannya”, Abu Hurairah berkata lagi, Kamu menghalalkan penjualan

    22Al-Quran dan terjemahan, , Departemen Agama RI, bandung: CV Darus Sunnah.

  • sikak padahal Rasulullah Saw, telah melarang penjualan makanan sampai

    diterima secara sempurna (Imam Muslim, : dan Khalid

    Abdurrahman,t.th: ).

    Sekalipun terdapat teks hadis yang memberikan tanggapan negative

    terhadap sukuk (menjual bahan makanan sebelum dimiikinnya), namun

    tinjauan secara positif yang berhubungan dengan sukuk muncul dari

    pandangan sarjana Muslim terkenal seperti Abu Hanifah, sebagaimana

    diterangkan oleh muridnya Abu Yusuf, Mereka telah mengizinkan jual beli

    real property sebelum dimiliki oleh penjual. Dalam kontes ini, teori

    pelaksanaan pengalihan harta dimaksudkan sebagai harta atau kekayaan yang

    ada dimiliki, seperti asset sukuk dan harta-harta lainnya yang memenuhi

    syarat serta dapat disertifikatkan oleh pihak terterntu.Landasan yang emikian

    inilah dasar-dasar industry modern sukuk dapat dikembangkan sehingga

    menjadi suatu bentuk investaasi yang sesuai dengan tuntutan syara.

    Berdasarkan jenis akad yang dipakai, obligasi syariah (sukuk) dapat

    dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut:23

    a. Obligasi Syariah Mudharabah

    Obligasi syariah mudharabah adalah surat berharga yang berisi

    akad mudharabah dimana pemilik modal menyerahkan modalnya untuk

    dikelola oleh pengusaha. Pengelolaan bisnis sepenuhnya akan dilakukan

    oleh mudharib dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai

    kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Dengan menerbitkan

    23

    Taufik Hidayat, Opcit., hlm. - .

  • obligasi syariah mudharabah, penerbit wajib memberikan pendapatan

    berupa bagi hasil dari pengelola dana kepada pemilik dana dan membayar

    kembali dana pokok pada saat jatuh tempo.

    b. Obligasi Syariah Murabahah

    Obligasi syariah murabahah adalah surat berharga yang berisi

    akad murabahah dimana keduanya bersepakat soal harga perolehan dan

    keuntungan (margin). Penjual membeli barang dari pihak lain dan

    menjualnya kepada pembeli dengan memberitahu harga pembelian dan

    keuntungan yang ingin diperoleh dari penjualan barang tersebut. Penerbit

    wajib memberikan pendapatan berupa bagi hasil dari margin keuntungan

    kepada pemilik dana dan membayar kembali dana pokok pada saat jatuh

    tempo.

    c. Obligasi Syariah Musyarakah

    Obligasi Musyarakah adalah surat berharga yang berisi akad

    musyarakah. Musyarakah adalah kerjasama atau kemitraan dimana dua

    orang atau lebih bersepakat untuk menggabungkan modal atau kerja dan

    terlibat dalam pengelolaan usaha tersebut. Berbeda dengan

    mudharabahdimana sahib al-mal tidak terlibat dalam pengelolaan usaha,

    pemodal dalam musyarakah ikut aktif dalam pengelolaan keuangan dan

    manajerial. Penerbit obligasi wajib memberikan pendapatan berupa bagi

    hasil pengelolaan dana milik pihak-pihak yang berakad kepada pemilik

    dana dan membayar kembali dana pokok pada saat jatuh tempo.

    d. Obligasi Syariah Salam

  • Obligasi syariah salam adalah surat berharga yang berisi akad

    salam. Penerbit obligasi wajib memberikan pendapatan berupa bagi hasil

    dari margin keuntungan kepada pemilik dana dan membayar kembali

    dana pokok pada saat jatuh tempo.

    e. Obligasi Syariah Istishna’

    Istishna’ adalah akad jual jual beli dalam bentuk pemesanan

    pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang

    disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual atau

    pembuat (shani’). Dengan begitu penerbit obligasi wajib memberikan

    pendapatan berupa bagi hasil dari margin keuntungan kepada pemilik

    dana dan membayar kembali dana pokok pada saat jatuh tempo.

    f. Obligasi Syariah Ijarah

    Ijarah sendiri merupakan akad sewa menyewa dimana terjadi

    pemindahan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa dalam

    waktu tertentu dengan pembayaran sewa tanpa disertai dengan

    pemindahan hak kepemilikan. Penerbit wajib memberikan pendapatan

    berupa fee hasil penyewaan aset kepada pemilik dana dan membayar

    kembali dana pokok pada saat jatuh tempo.

    Dari berbagai jenis sukuk tersebut, saat ini baru terdapat dua jenis

    sukuk di Indonesia yaitu Mudarabah dan Ijarah.

  • Adapun Tujuan diterbitkan sukuk Negara adalah sebagai berikut:24

    a. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang

    kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain

    b. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo

    dijamin oleh Pemerintah

    c. Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder

    d. Memungkinkan diperolehnya tambahan penghasilan berupa margin

    (capital gain).

    Salah satu bentuk instrumen keuangan syariah yang telah banyak

    diterbitkan baik oleh negara maupun korporasi adalah sukuk. Di beberapa

    negara, sukuk telah menjadi instrumen pembiayaan anggaran negara yang

    penting. Pada saat ini, beberapa negara telah menjadi regular issuer dari

    sukuk, misalnya Malaysia, Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirate Arab,

    Qatar, Pakistan, dan State of Saxony Anhalt-Jerman. Penerbitan sovereign

    sukuk (sukuk negara) biasanya ditujukan untuk keperluan pembiayaan negara

    secara umum (general funding)atau untuk pembiayaan proyek-proyek

    tertentu. Kaitannya dengan pembiayaan negara, sebagaimana disebutkan

    dalam Undang-undang Nomor Tahun tentang Surat Berharga

    Syariah Negara (SBSN), sukuk negara sebagai salah satu Surat Berharga

    Negara (SBN) merupakan sumber pembiayaan fiskal dalam negeri, yaitu

    berupa surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,

    24

    Andri Soemitra, Op.Cit., hlm. .

  • sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata

    uang rupiah maupun valuta asing.25

    SBSN yang disebut juga sebagai sukuk negara (soverign sukuk)

    merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip

    syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam

    mata uang rupiah maupun valuta asing. Hal tersebut sejalan dengan semakin

    terbatasnya daya dukung APBN untuk menggerakkan pembangunan sektor

    ekonomi secara berkesinambungan dan belum optimalnya pemanfaatan

    instrumen pembiayaan lainnya. Untuk itu, penerbitan SBSN yang dilakukan

    pemerintah ini bertujuan untuk memperbanyak keragaman instrumen

    pembiayaan bagi negara yang digunakan untuk membiayai APBN.26

    Kebijakan fiskal (fiscal policy) melibatkan keputusan tentang

    pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak. Defisit anggaran (budget

    defisit) terjadi jika pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaan pajak

    pada periode waktu tertentu, umumnya satu tahun, sedangkan surplus

    anggaran (budget surplus) terjadi ketika penerimaan pajak lebih tinggi dari

    pengeluaran pemerintah. Pemerintah membiayai defisit anggaran dengan

    meminjam, sedangkan ketika terjadi surplus anggaran, beban utang

    pemerintah menjadi lebih ringan.27

    25

    Azwar, “Pengaruh Penerbitan Sukuk Negara sebagai Pembiayaan Defisit Fiskal dan

    Kondisi Ekonomi Makro terhadap Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal of Info

    Artha Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Volume II, Nomor XII, Tahun , hlm. . 26

    Iyah Faniyah, Investasi Syariah dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia, Yogyakarta:

    Deepublish, , hlm. . 27

    Frederic S. Mishkin, Ekonomi Uang, dan Pasar Keuangan – Buku I, terj. Lana

    Soelistianingsih & Beta Yulianita G. Jakarta: Salemba Empat, ., hlm. - .

  • Pembiayaan defisit fiskal dengan SBN atau obligasi di antaranya

    melalui penerbitan sukuk negara menjadi alternatif bagi sebagian besar

    negara-negara berkembang (emerging markets) saat ini. Peningkatan stok

    obligasi pemerintah di pengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran. Dari

    sisi permintaan, peningkatan stok obligasi domestik bersumber dari

    meningkatkan outlet untuk instrumen investasi bagi perusahaan dan

    perbankan. Selain itu relatif lebih rendahnya suku bunga di negara-negara

    industri dan stabilnya perekonomian emerging market juga semakin

    meningkatkan demand untuk obligasi pemerintah domestik. Adapun dari sisi

    penawaran, krisis keuangan dan program rekapitalisasi perbankan

    memberikan kontribusi yang sangat signifikan pada kenaikan utang domestik

    pemerintah yang berakibat pada peningkatan penerbitan surat berharga

    pemerintah.28

    Dibalik kelebihan sukuk, ada sejumlah risiko yang perlu diperhatikan.

    Risiko sukuk dapat dibagi menjadi risiko pasar (market risk), risiko

    operasional (operational risk), dan risiko ketentuan syariah (shariah

    complience risk). Market risk terdiri dari risiko suku bunga dan risiko nilai

    tukar. Risiko operasional terdiri dari risiko kegagalan pembayaran, risiko

    pembayaran kupon, risiko pelunasan aset, risiko SPV, risiko investor, dan

    risiko yang berhubungan dengan aset. Sedangkan risiko syariah biasanya

    dapat terjadi karena kehilangan nilai aset yang disebabkan oleh penerbit

    28

    Azwar, “Pengaruh Penerbitan Sukuk Negara sebagai Pembiayaan Defisit Fiskal dan

    Kondisi Ekonomi Makro terhadap Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal of Info

    Artha Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Volume II, Nomor XII, Tahun , hlm. .

  • melanggar ketentuan syariah yang telah menjadi kesepakatan kedua belah

    pihak.29

    Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    pengertian sukuk negara adalah surat berharga (obligasi) yang di terbitkan

    oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan prinsip syariah atau di sebut

    pula SBSN (surat berharga syariah Negara), baik dalam mata uang rupiah

    maupun valuta asing.

    . Obligasi Negara

    Obligasi (bond)dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang

    akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika

    ada. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya. Obligasi

    mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu pelunasannya yang

    sudah ditentukan.30

    Obligasi adalah efek utang pendapatan tetap dimana penerbit

    (emitmen) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu

    tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo.

    Jadi obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman

    yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal.31

    Obligasi adalah surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu

    tahun dan bersuku bunga tertentu yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

    29

    Heri Sudarsono, Peran Obligasi Syariah (Sukuk) bagi Pembangunan Nasional, Jurnal

    Aplikasi Bisnis D FE-UII, Volume , Nomor , Januari ., hlm. . 30

    Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi – Edisi Kesebelas,

    (Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, ), hlm. . 31

    Sunariyah, Opcit., hlm. .

  • menarik dana dari masyarakat untuk pembiayaan perusahaan atau oleh

    pemerintah untuk keperluan anggaran belanja.32

    Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang ada di Bursa

    Efek Konvensional seperti Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi adalah surat

    berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (investor)

    dengan yang diberi dana (emiten), atau bisa disebut sebagai suatu surat

    berharga jangka panjang yang bersifat utang dimana penerbit memiliki

    kewajiban membayar bunga kepada pemegang surat berharga tersebut selama

    periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo.33

    Macam-macam Obligasi ditinjau dari penerbitannya diantaranya

    adalah sebagai berikut:34

    a. Obligasi Pemerintah

    Pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan negara.

    Salah satunya adalah dengan meminjamkan jangka panjang kepada

    masyarakat. Surat utang pemerintah ini disebut dengan SUN (surat utang

    Negara) atau umumnya dikenal dengan nama obligasi pemerintah

    (goverment bond). Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama

    dengan obligasi perusahaan, hanya bedanya penerbitnya adalah

    pemerintah bukannya perusahaan swasta, sehingga obligasi pemerintah

    dianggap lebih aman dibandingkan dengan obligasi perusahaan.

    b. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)

    32

    Eko Priyono Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, Reksa Dana Solusi Perencanaan

    Investasi di Era Modern, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, ), hlm. . 33

    Taufik Hidayat, Opcit.,hlm. 34

    Jogiyanto Hartono, Opcit., hlm. - .

  • Obligasi Negara Ritel atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI) adalah

    obligasi yang diterbitkannegara dan dijual kepada perseorangan khusus

    warga negara Indonesia melalui agen penjual yaitu bank atau lembaga

    keuangan yang ditunjuk. ORI diterbitkan dengan tujuan untuk membiayai

    anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, mengelola portofolio

    utang negara dan memperluas basis investor. ORI diterbitkan sejak tahun

    . ORI termasuk obligasi yang berkupon (bunga tetap dan dapat

    dibeli secara eceran. ORI dijual secara ritel (eceran) dengan nilai nominal

    yang relatif terjangkau, mulai dari Rp. juta dan kelipatannya, hingga

    maksimum Rp. miliar.

    c. Municipal Bond

    Municipal bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah

    daerah, seperti misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten.

    Pemerintah daerah biasanya mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan

    modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit

    umum, universitas dan lainnya. Pendapatan dari pembiayaan modal ini

    akan digunakan untuk membayar kembali utang obligasinya.

    d. Obligasi Perusahaan

    Obligasi Perusahaan (Corporate bond) adalah surat utang jangka

    panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan

    dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau

    tanpa kupon yang sudah ditentukan di kontrak utangnya. Obligasi

    perusahaan biasanya dilindungi dengan bond indenture, yaitu janji

  • perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang

    dituliskan kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee). Trustee ini

    biasanya adalah suatu bank atau perusahaan trust yang akan bertindak

    mewakili pemegang obligasi. Salah satu isi dari indenture ini misalnya

    adalah pembayaran kupon tepat waktu dan jika perusahaan melanggarnya,

    maka pemegang obligasi berhak membatalkan obligasinya dengan

    meminta kembali semua investasinya.

    Adapun perbedaan sukuk negara dengan obligasi negara adalah

    sebagai berikut:Tabel . Perbedaan Sukuk Negara Dengan Obligasi Negara

    Karakteristik Sukuk Negara Obligasi Negara

    Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, Korporasi

    Sifat instrumen Sertifikat

    kepemilikan/penyertaan

    atas suatu aset

    Instrument pengakuan utang

    Penghasilan Imbalan, bagi hasil,

    margin/fee

    Bunga/kupon, capital gain

    Jangka waktu Pendek-menengah Menengah-panjang

    Underlying asset Perlu Tidak perlu

    Pihak yang terkait Issuer, SPV, investor,

    trustee

    Obligator/issuer, investor

    Price Market price Market price

    Investor Islami, konvensional Konvensional

    Pembayaran pokok Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi

    Penggunaan hasil

    penerbitan

    Harus sesuai syariah Bebas

    Dasar hukum Undang-undang Undang-undang

    Metode penerbitan Lelang, bookbuilding,

    private placement

    Lelang, bookbuilding,

    private placement

    Ketentuan

    Perdagangan

    Tradable Tradable

    Dokumen yang

    diperlukan

    Dokumen pasar modal,

    dokumen syariah

    Dokumen pasar modal

    Syariah

    endorsement

    Perlu Tidak perlu

  • Dilihat dari sisi manajemen APBN, negara harus dapat menutup

    kekurangan pendapatan. Secara teoritis menutup defisit APBN dapat

    dilakukan secara mudah. Prinsipnya dapat ditanggulangi dengan cara

    menambah di sisi penerimaan atau mengurangi di sisi pengeluaran.

    Masalahnya, ketika pilihan kebijakan memilih menambah sisi penerimaan,

    penerimaan yang mana, jenis pajak yang mana. Apabila pilihan jatuh pada

    mengurangi pengeluaran, maka pengeluaran yang mana. Pilihan terakhir ini

    kadang-kadang dapat diperdebatkan oleh para politisi, karena mereka

    khawatir tidak populer lagi di mata masyarakat. Itulah solusi yang sulit untuk

    dipecahkan. Pada sisi penerimaan, terdapat kebijakan meminjam kepada

    masyarakat dengan cara menerbitkan obligasi. Di satu sisi penjualan obligasi

    pemerintah akan menyerap uang masyarakat dan menambah penerimaan

    negara. Akan tetapi, penyerapan uang masyarakat berakibat mengurangi

    jumlah uang yang beredar di masyarakat, yang berdampak pada penurunan

    harga. Namun demikian, kebijakan ini berdampak pada mengurangi tabungan

    masyarakat di sektor perbankan. Tabungan masyarakat yang terkumpul di

    sektor perbankan sangat diperlukan oleh produsen dan masyarakat secara luas

    untuk investasi.35

    Sejak tahun , SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN.

    Kenaikan SBN periode - , antara lain untuk refinancing utang lama

    yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang

    mempunyai terms dan kondisi yang lebih baik. Sebagai langkah pengelolaan

    35

    Muchlis Yahya, “Analisis Normatif Kritis Kebijakan Pemanfaatan Obligasi Syariah

    (Sukuk) dalam Menutup Defisit APBN”, Jurnal Economica, Volume VI, Nomor , Oktober ,

    hlm. .

  • utang sehubungan dengan defisit anggaran, pemerintah menerbitkan

    Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor /KMK.

    tentang Strategi Pengelolaan Utang Negara tahun - . Peraturan ini

    disusun sebagai panduan bagi pengelolaan utang negara dalam jangka

    menengah dan penyusunan strategi pembiayaan tahunan melalui utang. Hal

    ini terkait dengan kesinambungan pengelolaan utang yang pada periode

    tahun-tahun sebelumnya berhasil menurunkan rasio utang terhadap GDP yang

    signifikan.36

    Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    pengertian obligasi negara adalah surat berharga atau surat utang dalam mata

    uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan

    pokoknya oleh Negara Republik Indonesia.

    . Pembiayaan Defisit APBN

    Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

    pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

    baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan

    adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

    direncanakan.37

    Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik

    penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima

    36

    Azwar, “Pengaruh Penerbitan Sukuk Negara sebagai Pembiayaan Defisit Fiskal dan

    Kondisi Ekonomi Makro terhadap Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal of Info

    Artha Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Volume II, Nomor XII, Tahun , hlm. . 37

    Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

    ), hlm. .

  • kembali, yang dalam penganggarannya oleh pemerintah terutama

    dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus

    anggaran.38

    Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama

    periode pelaporan dicatat dalam pos surplus/defisit. Pada laporan realisasi

    anggaran, surplus/defisit dicantumkan pada kolom paling kanan setelah

    kolom anggaran setelah perubahan dan realisasi anggaran dan baris paling

    bawah.39

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau yang sering disebut

    APBN merupakan suatu sistem akuntansi yang menggambarkan seluruh

    penerimaan yang diharapkan dan pengeluaran yang di perkirakan oleh

    pemerintah pusat selama satu tahun. APBN merupakan rencana anggaran

    yang dilakukan pemerintah pusat, sedangkan rencana anggaran yang dibuat

    oleh daerah disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD.40

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

    keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan

    Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang

    memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun

    anggaran ( Januari - Desember). APBN, Perubahan APBN, dan

    Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-

    undang.41

    38

    Abdul Halim, Akuntansi Keuangan Daerah, (Jakarta: Salemba Empat, ), hlm. . 39

    Ibid., hlm. . 40

    Purbayu Budi Santoso & Etty Puji Lestari, Opcit., hlm. 41

    Amiruddin Idris, Ekonomi Publik, (Yogyakarta: Deepublish, ), hlm. - .

  • Untuk mencapai tingkat stabilitas kegiatan perekonomian, mencegah

    terjadinya inflasi dan pengangguran serta menciptakan pertumbuhan ekonomi

    yang pesat, dapat ditempuh dengan berbagai kebijakan anggaran. Adapun

    kebijakan anggaran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:42

    . Kebijakan Anggaran seimbang

    Ahli ekonomi klasik berpendapat untuk mencapai tingkat

    ekonomi yang dikehendaki, pemerintah harus melakukan kebijakan

    anggaran keseimbangan. Artinya, anggaran belanja negara harus sama

    dengan pendapatan negara. Bila pemerintah ingin menaikkan anggaran

    belanja maka pemerintah harus menaikkan pendapatan negara sesuai

    kenaikan belanja tersebut. Sebaiknya, bila pendapatan negara turun maka

    anggaran belanja negara juga harus diturunkan agar APBN berlangsung

    seimbang.

    Kebijakan anggaran memiliki kekurangan yaitu, pada masa

    deflasi uang yang beredar lebih sedikit dari pada kebutuhan masyarakat,

    harga-harga turun, produksi dan investasi turun sehingga kegiatan

    ekonomi turun. Sehingga pendapatan negara yang utama berasal dari

    pajak akan menurun, anggaran belanja menurun menyebabkan kegiatan

    ekonomi menurun, memperburuk pertumbuhan ekonomi. Pada masa

    inflasi uang yang melampaui batas kebutuhan masyarakat.

    42

    Ibid., hlm. -

  • Mengakibatkan naiknya harga-harga secara umum dan pendapatan negara

    meningkat. Bila kenaikan tersebut diimbangi dengan anggaran belanja

    yang meningkat maka permintaan barang dan jasa akan meningkat.

    Keadaan tersebut memperburuk perekonomian, karena mendorong

    kelebihan permintaan yang lebih banyak dan menaikkan tingkat inflasi.

    . Kebijakan anggaran surplus

    Arti kebijakan anggaran surplus adalah anggaran pendapatan

    negara lebih besar dari anggaran belanja. Dengan demikian pemerintah

    memiliki tabungan. Semakin besar tabungan maka semakin tinggi

    kemampuan pemerintah dalam meningkatkan dan memperluas investasi.

    Selanjutnya, akan memperbanyak lapangan pekerjaan dan mendorong

    meningkatkan produksi. Jadi, anggaran yang surplus ini akan

    mempermudah mengarahkan tingkat kegiatan ekonomi sesuai dengan

    yang dikehendaki pemerintah.

    . Kebijakan anggaran Defisit

    Makna kebijakan anggaran defisit adalah anggaran pendapatan

    negara lebih kecil dari anggaran belanja. Jadi, terdapat kekurangan

    pendapatan. Jika pemerintah memiliki banyak tabungan yang dapat

    ditimbun sebelumnya, tabungan tersebut dapat digunakan untuk menutup

    defisit. Bila pemerintah belum pernah berhutang atau hutangnya relatif

    sedikit, defisit APBN dapat ditutup dengan pinjaman. Namun bila

    pemerintah tidak memiliki tabungan sedangkan utang luar negeri sudah

    terlalu banyak, pemerintah dapat mengambil tindakan dengan cara

  • memberi sanksi hukum melalui pengadilan untuk memperoleh kembali

    aset-aset negara yang hilang. Langkah-langkah yang ditempuh adalah

    sebagai berikut:

    a. Menyita kekayaan penunggak bantuan likuidasi Bank Indonesia

    (BLBI) yang telahmelanggar kesepakatan dan menyelewengkan BLBI

    untuk memperkaya diri.

    b. Menyita kekayaan para koruptor yang telah merugikan negara dan

    rakyat.

    Kebijakan lain yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah untuk

    menutupi defisit APBN adalah dengan jalan mencetak uang, namun

    dengan risiko kemungkinan terjadi inflasi. Untuk itu, pemerintah perlu

    memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    a. Bila kemungkinan tersebut mengakibatkan inflasi ringan (dibawah

    setahun atau maksimal inflasi sedang - setahun), percetakan

    uang dapat dipertimbangkan, asalkan tidak dibebankan kepada

    golongan masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin.

    b. Bila kemungkinan mengakibatkan inflasi berat ( - setahun

    atau hiperinflasi,diatas ) percetakan uang untuk menutup defisit

    APBN sebaiknya tidak dilakukan.

    . Kebijakan anggaran seimbang dan dinamis

    Pengertian APBN seimbang, keadaan dimana pendapatan

    pemerintah dan pengeluaran pemerintah adalah sama. Adapun arti dari

  • dinamis bahwa keadaan dimana pendapatan dan belanja negara terus

    meningkat, sehingga mendorong laju pembangunan. Meningkatkan

    penerimaan dilaksanakan oleh pemerintah dengan meningkatkan semua

    unsur seperti pajak dan sektor penerimaan lainnya Indonesia sangat sulit

    mencapai kebijakan APBN seimbang dan dinamis. Namun, bila ada

    kemauan politik yang kuat dan kerja keras, tujuan tersebut bisa saja

    tercapai secara bertahap. Dengan meningkatkan pendapatan negara,

    menutup kebocoran pembelanjaan dan menghukum para koruptor dengan

    hukuman maksimal.

    Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    pembiayaan defisit APBN adalah semua jenis pembiayaan yang

    digunakan untuk menutup defisit anggaran negara dalam APBN.

    G. Kerangka Pemikiran

    . Pengaruh sukuk negara terhadap pembiayaan defisit APBN di Indonesia

    Meski Indonesia termasuk salah satu negara di kawasan Asia yang

    menjadi motor penerbitan sukuk negara, tak banyak inovasi yang mampu

    diciptakan Pemerintah Indonesia. Hal ini setidaknya tercermin dari

    produk SR yang mengimitasi SR sebelumnya.Hampir semua jenis

    sukuk negara yang diterbitkan juga menggunakan struktur berbasis utang

    (debt-based). Agar sukuk negara dapat dioptimalkan kemanfaatannya,

    maka struktur penerbitan sukuk harus diarahkan pada yang berbasis

    ekuitas(equity-based). Pemerintah setidaknya dapat menciptakan

  • underlying aset dan proyek berbasis sektor produktif sebagai sebuah

    inovasi untuk optimalisasi manfaat sukuk negara.43

    Salah satu konsep kelembagaan dan keuangan Islam yang

    berkembang saat ini adalah sukuk. Sebagai sebuah instrumen

    pembiayaan, sukuk merupakan alternatif yang lebih baik dari pada utang

    karena adanya unsur-unsur kerja sama investasi, berbagi risiko, dan

    keterlibatan aset atau proyek nyata sebagai dasar penerbitannya.44

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah sumber

    pembangunan bagi setiap pemerintah. Karenanya anggaran negara adalah

    urat nadi bagi suatu negara dalam menjalankan roda pemerintahan. Bagi

    Negara Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam APBN.

    APBN dapat disusun dalam struktur defisit, surplus dan berimbang.

    Negara Indonesia hingga saat ini selalu mengambil kebijakan politik

    anggaran (APBN) defisit. Dilihat dari sisi manajemen APBN, negara

    harus dapat menutup kekurangan pendapatan.

    Di Indonesia, sukuk pertama kali diterbitkan oleh PT. Indosat

    Tbk pada . Sukuk diterbitkan untuk menjaring dana investasi syariah

    sebesar Rp. miliar dengan menggunakan akan mudharabah guna

    membiayai ekspansi bisnis perusahaan. Setelah itu, penerbitan sukuk

    diikuti oleh perusahaan lainnya seperti PT. Adhi Karya, PT. Berlian Laju

    Tanker Tbk, PT. Adira Dinamika Multi Finance, Perusahaan Listrik

    43

    Khairunnisa Musari, Menanti Sukuk Ritel yang Produktif – Penerbitan Suku Seyogianya

    untuk Restrukturisasi Utang, Bisnis Indonesia, Edisi Jumat, Februari ., hlm. . 44

    Khairunnisa Musari, Cooperative Sukuk, A Local Wisdom Nusantara, Jurnal al-‘Adalah,

    Volume , Nomor Mei ., hlm. .

  • Negara (Persero), PT. Aneka Gas Industri, termasuk oleh PT. Bank

    Syariah Muamalat Indonesia (BMI). Secara kumulatif, jumlah sukuk

    korporasi yang pernah diterbitkan hingga Agustus sebanyak

    emiten dengan total nilai emisi mencapai Rp. . , miliar.45

    Secara teoretis menutup APBN dapat dilakukan dengan cara

    menambah di sisi penerimaan atau mengurangi di sisi pengeluaran. Solusi

    sisi pengeluaran dan sisi penerimaan tersebut dapat dilakukan dengan

    kebijakan moneter syariah yang berbasis bagi hasil yaitu sukuk negara.

    Sukuk negara telah dijadikan solusi berbagai pemerintahan termasuk

    pemerintah Indonesia untuk menutup APBN defisit. Pemerintah Indonesia

    sudah menjalankannya dengan penjualan obligasi syariah atau sukuk

    negara (sebagai instrumen moneter syariah). Sukuk adalah surat berharga

    jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan pihak

    emiten. Sukuk merupakan instrumen moneter syariah. Emiten

    berkewajiban membayar pendapatan atau keuntungan kepada pemegang

    obligasi syariah (sukuk) berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar

    kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Munculnya hasil atau

    keuntungan diakibatkan adanya kegiatan bisnis. Keuntungan dan hasil

    inilah yang dapat dibagikan kepada pihak-pihak shohibul maal dan

    modhorib.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sukuk

    negara dapat mempengaruhi pembiayaan defisit APBN di Indonesia.

    45

    Miftahul Hasanah, Implikasi Penerbitan Suku terhadap Kinerja Keuangan dan

    Kesejahteraan Karyawan (Studi pada Bank Muamalat Indonesia), Indonesian Journal of Islamic

    Economics & Finance, Volume , Nomor , Juni ., hlm. .

  • Sukuk negara sebagai salah satu solusi pemerintah dalam menutup APBN

    Negara.

    . Pengaruh Obligasi negara terhadap pembiayaan defisit APBN di

    Indonesia

    Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang ada di

    Bursa Efek Konvensional seperti Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi

    adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi

    dana (investor) dengan yang diberi dana (emiten), atau bisa disebut

    sebagai suatu surat berharga jangka panjang yang bersifat utang dimana

    penerbit memiliki kewajiban membayar bunga kepada pemegang surat

    berharga tersebut selama periode tertentu dan melunasi pokok pada saat

    jatuh tempo.

    Penerbitan surat utang dipandang sebagai salah satu cara untuk

    memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran akibat defisit anggaran yang

    meningkat dari tahun ke tahun sampai saat ini. Mobilisasi dana melalui

    pasar keuangan merupakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat

    secara optimal dalam program pembiayaan pembangunan nasional

    melalui mekanisme pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Negara (APBN). Obligasi Negara merupakan salah satu potensi

    pembiayaan untuk mengurangi beban dan risiko keuangan bagi negara di

    masa mendatang. Dengan kata lain, obligasi memegang peran penting

    sebagai penutup defisit anggaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    obligasi negara mempengaruhi pembiayaan defisit APBN di Indonesia.

  • D. Tinjauan Pustaka

    Terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan

    penelitian yang peneliti lakukan, di antaranya adalah:

    Tabel .

    Tinjauan Pustaka

    No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

    . Al-Quran surah

    Al-Baqarah

    ( ): tentang

    penulisan

    utang."

    Asas pelaksanaan sukuk

    dalam pandangan islam

    Asas

    pelaksanaan

    sukuk

    Apabila kamu

    bermuamalah tidak

    secara tunai untuk

    waktu yang

    ditentukan ,

    hendaklah kamu

    menuliskannya

    dengan benar. Dan

    hendaklah seorang

    penulis diantara

    kamu menuliskannya

    dengan benar, dan

    janganlah penulis

    enggan menulisnya

    sebagaimana Allah

    telah

    mengajarkannya.”

    . Aan Nasrullah

    ( ) Jurnal

    Lenteta Kajian

    Keagamaan,

    Keilmuan dan

    Teknologi.

    September

    Analisis

    KomparatifSukuk Negara

    dengan Obligasi negara

    dalam pembiayaan defisit

    APBN.

    Sukuk negara

    dan Obligasi

    Negara

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa

    Beban Fiskal dari

    jatuh tempo Utang,

    penerbitan SUN

    memiliki dampak

    negatif pada

    penerbitan obligasi

    pembiayaan anggaran

    negara sebagian

    digunakan untuk

    melunasi utang lama,

    dan pemerintah

    sering melakukan

    refinancing.aya

    hutang yang sama

    dengan

    . Burhhanuddin

    Jiwandaru( )

    No. Agustus-

    Desember

    Analisis Komparatif

    biaya hutang sukuk dan

    obligasi perusahaan.

    Obigasi

    perusahaan

    Rata-rata biaya

    hutang dari seluuh

    sukuk hampir sama

    daripada rata-rata

    biaya hutang dari

    selyh obligasi. Dan

    berdasarkan data

  • No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

    penelitian juga

    terdapat obligasi

    yang memiliki biaya

    hutang yang sama

    dengan biaya hutang

    sukukny, dan hanya

    terdapat dua obligasi

    memiiki biaya hutang

    yang sedikit lebih

    tinggi dari biaya

    hutang sukuknya.

    . Agus Marinin

    - )

    Jurnal Iniah

    Ekonomi Islam

    Vol. No. ,

    Maret

    Perbandingan kinerja

    obligasi Ritel Indonesia

    Dengan Sukuk Ritel

    Indonesia Periode Tahun

    -

    Kinerja

    Obligasi ritel

    dan sukuk ritel

    Hasilnya

    menunjukkan bahwa

    tidak ada yang

    signifikan perbedaan

    antara kinerja

    obligasi rite dengan

    kinerja sukuk ritel.

    . Bahril Datuk

    ( ) Jurnal

    Riset Akuntansi

    dan Bisnis

    Vol.

    No. /Maret

    Sukuk, dimensi Baru

    Pembiayaan Pemerintah

    Untuk Pertumbuhan

    Ekonomi

    Pembiayaan

    Pemerintah

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa

    sukuk negara

    memiiki prospek

    dalam mengamankan

    pembiayaan APBN

    pemerintah dengan

    biaya minimal pada

    tingkat resiko

    terkendai dan

    pemerintah akan

    lebih cepat

    mendorong

    pertumbuhan ekonmi

    .maka sukuk perlu

    dikembangkan di

    Indonesia .

    Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang peneliti lakukan

    dengan beberapa penelitian relevan yang ada di dalam tabel tinjauan pustaka,

    beberapa perbedaan penelitian tersebut adalah:

    Penelitian Aan Nasrullah dengan judul Studi Surat Berharga Negara:

    Analisis Komparatif Sukuk Negara dengan Obligasi Negara dalam Pembiayaan

    Defisit APBNtidak memberikan batasan waktu penelitian dengan jelas, sementara

    dalam penelitian ini peneliti fokus pada tahun sampai dengan tahun .

  • Pembahasan yang memuat teori-teori yang berkenaan dengan sukuk dan obligasi

    juga masih belum dibahas secara detail dan terperinci oleh Aan Nasrullah, dalam

    penelitian ini peneliti akan berusaha melakukan kajian teori yang lebih mendalam

    mengenai APBN, sukuk dan obligasi pemerintah secara mendalam dan terperinci.

    Penelitian yang dilakukan oleh Burhanuddin Jiwandaru dengan judul

    Analisis Komparatif Biaya Hutang Sukuk dan Obligasi Perusahaan, penelitian ini

    memiliki kesamaan tema yang membahas sebuah komparasi antara sukuk dan

    obligasi, hanya saja dalam penelitian yang peneliti lakukan obligasi yang

    dimaksud adalah obligasi pemerintah sedangkan dalam penelitian Burhanuddin

    Jiwandaruobligasi yang dimaksud adalah obligasi perusahaan.

    Agus Marimin, Ulul Azmi Mustofa dan Anik dengan penelitian yang

    berjudul Perbandingan Kinerja Obligasi Ritel Indonesia dengan Sukuk Ritel

    Indonesia Periode Tahun - , Obligasi ritel merupakan bagian dari

    obligasi negara, dan dalam penelitian ini Agus Marimin lebih mengkhususkan

    pembahasannya dalam Obligasi Negara Ritel, sementara dalam penelitian ini

    peneliti meneliti semua jenis obligasi

    Penelitian yang dilakukan oleh Bahril Datuk dengan judul Sukuk, Dimensi

    Baru Pembiayaan Pemerintah Untuk Pertumbuhan Ekonomi. Penelitian ini hanya

    mengkhususkan pembahasannya tentang sukuk sebagai dimenai baru dalam

    pembiayaan pemerintah dalam perrumbuhan ekonomi indonesia. Sedangkan

    penelitian yang peneliti lakukan tidak hanya membahas mengenaisukuk saja

    melainkan membandingkan antara sukuk negara dan obligasi negara sebagaimana

    yang peneliti lakukan pada penelitian ini.

  • BAB II

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,

    penggunaan metode tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas

    mulai dari persamaan, perbedaan serta hasil dari penerbitan kedua jenis surat

    berharga tersebut (sukuk negara dan obligasi negara).

    B. Jenis dan Sumber Data

    . Jenis Data

    Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan

    keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang

    diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang

    digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-lain.46

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    sekunder. Menurut Hasan data sekunder adalah data yang diperoleh atau

    dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber

    yang telah ada.47

    Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau

    laporan-laporan penelitian terdahulu. Adapun datasekunder dalam

    penelitian diambil dari instansi pemerintahan terkait, yaitu: Bank

    Indonesia melalui www.bi.go.id, Kemenkeu, melalui

    46

    Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, ),

    hlm. . 47

    Ibid,

  • www.kemenkeu.go.id serta Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

    melalui www.dmo.or.id. Dan Badan Pusat Statistik melalui

    www.bps.go.id serta untuk memperkaya pembahasan, maka publikasi-

    publikasi ilmiah lainnya juga dimanfaatkan.

    Penelitian ini tidak menggunakan data primer karena pendekatan

    penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian analisis data

    sekunder.Penggunaan data primer akan memakan banyak waktu

    penelitian dan memakan biaya besar karena harus melakukan wawancara

    dengan pejabat-pejabat negara yang menetapkan anggaran belanja negara

    dan menerbitkan sukuk/obligasi pemerintah.

    Telah berkembangnya teknologi memungkinkan peneliti

    mengumpulkan data-data berkenaan dengan utang pemerintah, APBN,

    dan surat utang/sukuk/obligasi secara daring melalui internet. Informasi

    dan data-data yang diperoleh juga dihimpun dari situs-situs terpercaya

    yang memang dikelola dan dijalankan oleh pemerintah, sehingga

    informasi yang ada di dalamnya juga memiliki kredibilitas yang baik.

    Situs-situs resmi pemerintah tersebut adalah

    www.djppr.kemenkeu.go.idsitus resmi Direktorat Jenderal

    Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), www.bps.go.idsitus resmi

    Badan Pusat Statistik, www.bi.go.idsitus resmi Bank Indonesia.

    http://www.dmo.or.id/

  • . Sumber Data

    Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.48

    Sesuai dengan metode yang digunakan, maka yang menjadi sumber data

    dalam penelitian ini bersumber dari laporan APBN, sukuk dan obligasi

    yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia, Direktorat Jenderal

    Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) dan Badan Pusat Statistik.

    C. Instrumen Pengumpulan Data

    Pengumpulan data merupakan bagian yang paling krusial di dalam

    melakukan suatu penelitian. Ketersediaan data akan sangat menentukan dalam

    proses pengolahan dan analisa selanjutnya. Oleh karena itu di dalam

    pengumpulan data harus dilakukan teknik yang menjamin data yang diperoleh

    benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga hasil pengolahan dan

    analisa tidak biasa. Semua data yang digunakan di dalam penelitian ini

    merupakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber. Teknik

    pengumpulan pada penelitian ini berupa:

    . Dokumentasi

    Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang

    berupa catatan transkrip buku, surat kabar, notulen, rapat agenda dan

    sebagainya.49

    Dokumentasi sangat berguna untuk menggali berbagai

    informasi dari sumber data yang tertulis untuk membantu memecahkan

    masalah melalui analisis dokumentasi. Selain itu juga bisa diartikan sebagai

    48

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

    Cipta, ), hlm. . 49

    Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

    Rosdakarya, )., hlm. .

  • cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang

    mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena

    yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.

    Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh semua data-data

    yang berhubungan dengan postur APBN Selama enam tahun terakhir, sumber

    pembiayaan defisit APBN, dan dampak penerbitan sukuk bunga dan obligasi

    terhadap postur APBN atau ruang gerak fiskal.

    D.Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

    datayang diperoleh dari catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

    mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

    Analisis datadilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

    dalam unit-unit,melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

    penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

    diceritakan kepada orang lain. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif

    untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk

    mendukung kesimpulan dan teori.50

    Setelah selesai penelitian ini maka data yang diperoleh terlebih dahulu

    diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi

    kualitatif, data ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut:

    50

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R &

    D, (Bandung: Alfabeta, ), hlm. .

  • . Analisis Domain

    Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran

    yang umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial sebagai

    pijakan untuk penelitian selanjutnya. Semakin banyak domain yang dipilih,

    maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk melakukan

    penelitian.51

    Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang

    diperoleh dari lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu mengenai

    sukuk negara dengan obligasi negara dalam pembiayaan defisit APBN di

    Indonesia.

    . Analisis Taksonomi

    Analisis taksonomi adalah analisis yang menjabarkan domain

    yang dipilih dalam penelitian menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur

    internalnya dan dilakukan dengan observasi terfokus.52

    Analisis taksonomi ini digunakan dalam menganalisa data dengan

    rinci tentang postur APBN Selama enam tahun terakhir, sumber pembiayaan

    defisit APBN, dan dampak penerbitan sukuk bunga dan obligasi terhadap

    postur APBN atau ruang gerak fiskal.

    . Analisis Komponensial

    Analisis komponensial yaitu mencari ciri spesifik pada setiap

    struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen dan dilakukan

    51

    Ibid, hlm. . 52

    Ibid. hlm. .

  • dengan observasi serta wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang

    mengontraskan.53

    Analisis komponensial ini diperoleh setelah adanya analisis

    domain dan analisis taksonomi yang merupakan jawaban yang paling domain

    yakni alternatif terakhir yang dijadikan sandaran untuk menjawab

    permasalahan-permasalahan yang dibahas yaitu bagaimana postur APBN

    selama enam tahun terakhir dan sumber pembiayaan defisit APBN, serta

    bagaimana dampak penerbitan sukuk bunga dan obligasi terhadap postur

    APBN atau ruang gerak fiskal.

    . Analisis Tema Budaya

    Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya

    merupakan upaya untuk mencari benang merah yang mengintegrasikan lintas

    domain yang ada. Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis

    domain, taksonomi dan komponensial tersebut, maka selanjutnya akan dapat

    tersusun suatu konstruksi bangunan situasi sosial/objek penelitian yang

    sebelumnya masih gelap, remang-remang, dan setelah dilakukan penelitian,

    maka menjadi lebih terang dan jelas.54

    Analisis tema budaya inilah yang akan penulis lakukan untuk

    mendapatkan jawaban tentang postur APBN selama enam tahun terakhir dan

    sumber pembiayaan defisit APBN, serta dampak penerbitan sukuk bunga dan

    obligasi terhadap postur APBN atau ruang gerak fiskal.

    53

    Ibid. hlm. . 54

    Ibid. hlm. .

  • E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

    Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifatmenggabungkan

    dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada sekaligus

    menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik

    pengumpulan data dan berbagai sumber data yang ada. Tujuan dari triangulasi

    data bukan semata untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena yang ada,

    akan tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah

    ditemukan.

    Tujuan penelitian kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran, akan

    tetapi lebih terarah kepada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya

    sehingga mungkin apa yang dikemukakan informasi salah, karena tidak sesuai

    dengan teori serta juga tidak sesuai dengan hukum. Nilai dari teknik ini adalah

    untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau

    kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam

    pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan

    pasti.55

    55

    Ibid. .

  • BAB III

    GAMBARAN UMUM PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Sukuk

    Di indonesia, Sukuk lebih dahulu dikenal dengan istilah surat berharga

    syariah/ obligasi syariah yang diterbitkan pertama kali pada tahun oleh PT.

    Indosat Tbk, dan telah mendapat legitimasi dari Dewan Syariah Nasional (DSN)

    melalui fatwa DSN-MUI No. /DSN-MUI/IX/ tentang Obligasi Syariah.

    Dalam perkembangan selanjutnya, istilah sukuk mulai diredefinisikan melalui

    peraturan No.IX.A. hasil Keputusan Bapepam-LK Nomor KEP- /BL/

    tentang penerbitan efek syariah. Dalam peraturan dimaksud, sukuk di definisikan

    sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemililan yang bernilai sama

    dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas : a)

    Kepemilikan aset berwujud tertenty; b) nilai manfaat dan jasa atas aset proyek

    tertentu atau aktifitas investasi tertentu; atau c) kepemilikan atas aset proyek

    tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

    B. Sejarah Sukuk

    Sukuk telah lama dipergunakan sebagai instrumen keuangan dalam

    perdagangan dimestik maupun internasional oleh para pedagang muslim sejak

    awal perkembangan Islam (abad Masehi). Istilah sukuk kemudian menjadi

    populer pada awal abad setelah banyak digunakan oleh pemerintah maupun

    korporasi dlm memobilisasi dana guna pembiayaan suatu proyek tertentu dalam

    skala internasional.

  • Namun demikian, konsep sukuk pada abad pertengahan berbeda dengan

    penggunaan sukuk pada abad ke- . Saat ini, struktur sukuk mendekati konsep

    sekuritas konvensional, dimana proses kepemilikan underlaying asset di transfer

    kepada sejumlah investasi melalui sertifikat yang menunjukkan proporsi nilai atau

    asset. (Nathif & Abdulkader, )

    Seiring dengan perdagangan antara kaum muslimin dengan bangsa-bangsa

    Eropa terutama pada abad Masehi, sukuk mulai luas diperdagangkan sebagai

    instrumen pembayaran dalam perdagangan atau bukti atas kewajiban keuangan

    terhadap transaksi perdagangan atau kegiatan komersial lainnya.Interaksi

    perdagangan tersebut juga menyebabkan interaksu bahasa, sehingga banyak

    terjadi penyerapan kata-kata dalam bahasa Arab kedalam bahasa Latin. Salah satu

    kata tersebut adalah istilah sukuk atau sakk diserap dalam bahasa latin menjadi "

    Cheque" atau sekarang dikenal dengan cel.

    Dalam periode kontemporer, sukuk mulai digunakan sebagai instrumen

    pembiayaan oleh kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun .Pada waktu itu

    pemerintahan Turki Utsmani menerbitkan esham untuk membiayai dedisit negara

    setelah kekalahannya dari Rusia. Penerbitan sukuk tersebut melalui proses

    sekuritisasi bea cukai tembakau, dimana investor akan menerima variable return

    sepanjang hidup mereka. Namun pemerintah Turki Utsmani memiliki hak untuk

    membeli kembali esham sesuai diskresi pemerintah.

    Pada perkembangannya konsep sekuritisasi aset terus berkembang, yang

    menjadi dasar dalam penerbitan sukuk di area modern.Penerbitan sukuk yang

    berbasis sekuritisasi aset pertama kali diterbitkan di Malaysia pada tahub

  • oleh perusahaan swasta Shell MDS.Sukuk ini diterbitkan dengan menggunakan

    struktur Bai'Bittaman Ajil senilai RM juta atau senilai USD juta.

    Penerbitan sukuk ini kemudian disusul dengan penerbitan sukuk salam di Bahrain

    Monetary Agency senilai USD juta. Selanjtnya malaysia menerbitkan Global

    Carporate Sukuk yang pertama pada tahun oleh Kumpulan Guthrie, Bhd.

    Sedangkan Glibal Sovereign Sukuk yang pertama juga