Upload
sante-dogen
View
55
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga basket adalah olahraga yang sangat digemari dikalangan remaja, termasuk
anak-anak yang masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Olahraga basket merupakan
olahraga yang menuntut kekuatan fisik yang tinggi, stamina dan keluesan dalam mengolah
bola. Jadi dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kecerdasan anak, sangatlah cocok
dimainkan oleh anak SMP yang masih dalam masa perkembangan.
Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang
guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield,
Massachusets, Amerika Serikat pada tahun 1891. Di Indonesia basket berkembang di tengah-
tengah gejolak revolusi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan yang telah direbut.
Permainan Bola Basket mulai dikenal oleh sebagian kecil rakyat Indonesia, khususnya yang
berada di kota perjuangan dan pusat pemerintahan Rakyat Indonesia, Yogyakarta serta kota
terdekat Solo.
Selain dapat ditinjau dari bidang ilmu olahraga, bola basket juga dapat ditinjau dari
berbagai bidang ilmu lainnya. Sebagai contoh jika ditinjau dari bidang ilmu fisika. Dari
setiap aktifitas da tlam bermain bola basket dapat dikaitkan dengan ilmu fisika, misalkan saat
mendribling bola. Terdapat gaya yang diberikan pemain basket terhadap bola basketnya
sehingga bola basket tersebut bergerak jatuh bebas dengan gaya berat dan gaya dorong dari
pemain. Terdapat pula gaya aksi-reaksi bola basket saat bertumbukan dengan lantai. Lebih
jauh mengenai keterkaitan permainan bola basket dengan bidang ilmu fisika dan bidang-
bidang ilmu lainnya akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Malasah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah :
1.2.1 Bagaimana sejarah dari permainan bola basket?
1.2.2 Bagaimana kaitannya permainan bola basket dengan bidang ilmu Fisika?
1.2.3 Bagaimana kaitannya permainan bola basket dengan bidang ilmu Biologi?
1.2.4 Bagaimana kaitannya permainan bola basket dengan bidang ilmu Kimia?
1
1.2.5 Bagaimana kaitannya permainan bola basket dengan bidang ilmu Kesehatan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1 Memahami sejarah dari permainan bola basket.
1.3.2 Memahami keterkaitan permainan bola basket dengan bidang ilmu Fisika.
1.3.3 Memahami keterkaitan permainan bola basket dengan bidang ilmu Biologi.
1.3.4 Memahami keterkaitan permainan bola basket dengan bidang ilmu Kimia.
1.3.5 Memahami keterkaitan permainan bola basket dengan bidang ilmu Kesehatan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.4.1 Bagi Penulis
Dengan makalah ini, penulis mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan
mendalam mengenai keterkaitan permainan bola basket dengan berbagai bidang
disiplin ilmu. Makalah ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi dalam pembuatan
makalah-makalah selanjutnya, agar pada makalah selanjutnya dapat menjadi lebih
baik dan lebih bermanfaat.
1.4.2 Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai “keterkaitan permainan bola basket
dengan berbagai bidang disiplin ilmu. Di samping itu, makalah ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu pedoman belajar dan pembuatan makalah
selanjutnya terkait dengan materi ini.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
menggunakan metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas
dalam makalah ini, baik berupa buku maupun informasi dari internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bola Basket
Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah
seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA)
Springfield, Massachusets, Amerika Serikat pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong
terwujudnya cabang olahraga baru ini ialah adanya kenyataan bahwa waktu itu
keanggotaan dan pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Sebab utamanya
adalah rasa bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga senam yang
gerakannya kaku. Di samping itu kebutuhan yang dirasakan pada musim dingin untuk
tetap melakukan olahraga yang menarik semakin mendesak.
Dr. Luther Gullick, pengawas kepala bagian olahraga pada sekolah tersebut
menyadari adanya gejala yang kurang baik itu dan segera menghubungi Prof. Dr. James
A. Naismith serta memberi tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga
yang baru yang dapat dimainkan di ruang tertutup pada sore hari.
Dalam menyambut tugasnya itu Nasimith menyusun suatu gagasan yang sesuai
dengan kebutuhan ruang tertutup yakni permainan yang tidak begitu keras, tidak ada
unsur menendan, menjegal dan menarik serta tidak sukar dipelajari. Langkah pertama,
diujinya gubahan dari permainan Footbal, Baseball, Lacrose dan Sepakbola. Tetapi tidak
satupun yang cocok dengan tuntutannya. Sebab disamping sulit dipelajari, juga
permainan tersebut masih terlalu keras untuk dimainkan di ruangan tertutup yang
berlampu.
Dari hasil percobaan yang dilakukan itu Naismith akhrinya sampai pada
kesimpulan bahwa permainan yang baru itu harus mempergunakan bola yang bentuknya
bulat, tidak menjegal, dan harus menghilangkan gawang sebagai sasarannya. Untuk
menjinakkan bola sebagai pengganti menendang dilakukan gerakan mengoper dengan
tangan serta menggiring bola (dribbling) sebagai puncak kegairahan, gawang diganti
dengan sasaran lain yang sempit dan terletak di atas para pemain, sehingga dengan obyek
sasaran yang demikian pengutamaan tembakan tidak terletak pada kekuatan seperti yang
terjadi pada waktu menendang, melainkan pada ketepatan menembak.
3
Semula Naismith akan menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan
tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang (basket)
buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran tembakan.
Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan Prof. Dr. James A.
Naismith tersebut dinamakan Basketball.
2.1.1 Perkembangan Bola Basket di Indonesia
Di tengah-tengah gejolak revolusi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan
yang telah direbut itu, permainan Bola Basket mulai dikenal oleh sebagian kecil rakyat
Indonesia, khususnya yang berada di kota perjuangan dan pusat pemerintahan Rakyat
Indonesia, Yogyakarta serta kota terdekat Solo. Nampaknya, ancaman pedang dan
dentuman meriam penjajah tidak menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk
melakukan kegiatan olahraga, termasuk permainan Bola Basket.
Bahkan dengan dilakukannya kegiatan-kegiatan olahraga tersebut semangat
juang bangsa Indonesia untuk mempertahankan tanah airnya dari ancaman para penjajah
yang menginginkan kembali berkuasa semakin membaja. Terbukti pada bulan September
1948, di kota Solo diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) Pertama yang
mempertandingkan beberapa cabang olahraga, diantaranya Bola Basket. Dalam kegiatan
tersebut ikut serta beberapa regu, antara lain : PORO Solo, PORI Yogyakarta dan
Akademi Olahraga Sarangan.
2.2 Keterkaitan Permainan Bola Basket dengan Bidang Ilmu Fisika
2.2.1 Keterkaitan Permainan Bola Basket dengan Hukum Newton
1. Hukum Newton I ( kekekalan )
Pada saat Dribbling : bola akan terus bergerak beraturan, dan berhenti jika bola di
pegang kedua tangan.
Keterangan :
Bola basket akan terus bergerak/berputar jika di giring, dan pada saat bola
itu di tangkap, maka otomatis bola akan berhenti bergerak/berputar. Oleh karena itu,
untuk mempertahankan kekekalan sebuah bola basket, maka seorang atlet harus
mampu menguasai bola.
4
Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan
nol (ΣF = 0), maka benda tersebut :
Jika semula benda dalam keadaan diam akan tetap diam, atau
Jika semula benda dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan
tetap bergerak lurus beraturan.
Keadaan tersebut di atas disebut juga Hukum kelembaman.
Kesimpulan : ΣF = 0 dan a = 0
Karena benda bergerak translasi, maka pada sistem koordinat Cartesius dapat
dituliskan Σ Fx= 0 dan Σ Fy= 0.
2. Hukum Newton II ( Percepatan )
Pada saat shooting : cepat dan lambat pergerakan bola basket mempengaruhi jarak
bola.
Keterangan :
Saat melakukan shooting, seorang atlet harus menentukan kekuatan gaya
yang dibutuhkan untuk memasukkan sebuah bola ke dalam ring, tergantung jarak
antara atlet dan ring.
Apabila ring jaraknya dekat dengan atlet, maka gaya harus kecil hingga
percepatan bola juga lamban,dan bentuk sudut siku. Sebaliknya, jika ringnya jauh,
maka gaya yang dibutuhkan juga besar agar jarak yang didapatkan maksimal, dan
sudut pada tangan mengecil.
Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol
,maka benda mengalami gerak GLBB dipercepat. Percepatan yang ditimbulkan oleh
gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dan searah dengangaya itu dan
berbanding terbalik dengan massa benda.
a ∞ F/m atau F ∞m .a
F = k . m . a
dalam S I konstanta k = 1 maka : F = m .a
5
Hukum Newton III ( reaksi )
Pantulan bola basket saat dribbling : Saat bola didribbling, pasti memanfaatkan lantai
sebagai tempat untuk memantulkan bola tersebut keatas.
Keterangan :
Lantai akan memberikan reaksi pada saat bola tersebut jatuh kebawah, dan
memantulkannya kembali keatas.
Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda juga akan
melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Gaya
yang dilakukan A pada B disebut : gaya aksi. Gaya yang dilakukan B pada A
disebut : gaya reaksi. maka ditulis : F aksi = - F reaksi
Hukum Newton I I I disebut juga Hukum Aksi - Reaksi.
2.2.2 Gerak Parabola saat Melempar Bola
Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi
kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi oleh
gravitasi. Karena gerak peluru termasuk dalam pokok bahasan kinematika (ilmu fisika yang
membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya), maka pada pembahasan
ini, Gaya sebagai penyebab gerakan benda diabaikan, demikian juga gaya gesekan udara
yang menghambat gerak benda. Kita hanya meninjau gerakan benda tersebut setelah
diberikan kecepatan awal dan bergerak dalam lintasan melengkung di mana hanya terdapat
pengaruh gravitasi. Mengapa dikatakan gerak peluru ? kata peluru yang dimaksudkan di sini
hanya istilah, bukan peluru pistol, senapan atau senjata lainnya. Dinamakan gerak peluru
karena mungkin jenis gerakan ini mirip gerakan peluru yang ditembakkan.
1. Jenis-jenis Gerak Parabola
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak parabola.
Pertama,gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal
dengan sudut tetap terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak gerakan benda yang berbentuk
demikian. Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang ditendang oleh pemain
sepak bola, gerakan bola basket yang dilemparkan ke ke dalam keranjang, gerakan
6
bola tenis, gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan gerakan peluru atau rudal
yang ditembakan dari permukaan bumi.
Gambar 1. Gerak parabola dengan kecepatan awal sudut tetap terhadap garis
horisontal
Kedua,gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal
pada ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari,meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau benda
yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.
Gambar 2. Gerak parabola dengan kecepatan awal arah sejajar garis horisontal
dari ketinggian tertentu
7
Ketiga,gerakan benda berbentuk parabola ketika diberlikan kecepatan awal
dari ketinggian tertentu dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah.
Gambar 3. Gerak parabola dengan kecepatan awal dengan sudut tetha terhadap
garis horizontal dari ketinggian tertentu
2. Menganalisis Gerak Parabola
Bagaimana menganalisis gerak peluru ? Eyang Galileo telah menunjukan
jalan yang baik dan benar. Beliau menjelaskan bahwa gerak tersebut dapat dipahami
dengan menganalisa komponenkomponen horisontal dan vertikal secara terpisah.
Gerak peluru adalah gerak dua dimensi, di mana melibatkan sumbu horisontal dan
vertikal. Jadi gerak parabola merupakan superposisiatau gabungan dari gerak
horisontal dan vertikal. Kita sebut bidang gerak peluru sebagai bidang koordinat xy,
dengan sumbu x horisontal dan sumbu y vertikal.Percepatan gravitasi hanya bekerja
pada arah vertikal, gravitasi tidak mempengaruhi gerak benda pada arah horisontal.
Percepatan pada komponen x adalah nol (ingat bahwa gerak peluru hanya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada arah horisontal atau komponen x, gravitasi
tidak bekerja). Percepatan pada komponen y atau arah vertikal bernilai tetap (g =
gravitasi) dan bernilai negatif /-g (percepatan gravitasi pada gerak vertikal bernilai
negatif, karena arah gravitasi selalu ke bawah alias ke pusat bumi). Gerak horisontal
(sumbu x)kita analisis dengan Gerak Lurus Beraturan, sedangkan Gerak Vertikal
(sumbu y) dianalisis dengan Gerak Jatuh Bebas. Untuk memudahkan kita dalam
8
menganalisis gerak peluru, mari kita tulis kembali persamaan Gerak Lurus Beraturan
(GLB) dan Gerak Jatuh Bebas (GJB).
Persamaan Gerak Lurus Beraturan (GLB):
v= st
→ s=v . t
Persamaan Gerak Jatuh Bebas (GJB):
v y=v0 y−g .t
y= y0+v0 y .t−12
g . t2
v2y=v2
y 0−2. g . h
Sebelum menganalisis gerak parabola secara terpisah, terlebih dahulu kita
amati komponen Gerak Peluru secara keseluruhan.
Pertama,gerakan benda setelah diberikan kecepatan awal dengan sudut teta terhadap
garis horisontal.
Gambar 4. Grafik gerak parabola terhadap sumbu x-y dengan sudut θ dari sumbu x
Kecepatan awal (vo) gerak benda diwakili oleh v0x dan v0y. v0x merupakan
kecepatan awal pada sumbu x, sedangkan v0y merupakan kecepatan awal pada sumbu
y. vymerupakan komponen kecepatan pada sumbu y dan vxmerupakan komponen
9
kecepatan pada sumbu x. Pada titik tertinggi lintasan gerak benda, kecepatan pada
arah vertikal (vy) sama dengan nol.
Kedua, gerakan benda setelah diberikan kecepatan awal pada ketinggian tertentu
dengan arah sejajar horisontal.
Gambar 5. Gerak parabola jatuh bebas suatu benda
Kecepatan awal (vo) gerak benda diwakili oleh v0x dan v0y. v0x merupakan
kecepatan awal pada sumbu x, sedangkan Kecepatan awal pada sumbu vertikal (voy) =
0. Vy merupakan komponen kecepatan pada sumbu y dan vxmerupakan komponen
kecepatan pada sumbu x.
3. Menganalisis Komponen Gerak Parabola secara terpisah
Sekarang, menurunkan persamaan untuk Gerak Peluru. Kita nyatakan
seluruh hubungan vektor untuk posisi, kecepatan danpercepatan dengan persamaan
terpisah untuk komponen horisontal dan vertikalnya. Gerak peluru merupakan
superposisi atau
penggabungan dari dua gerak terpisah tersebut.
a. Komponen kecepatan awal
10
Terlebih dahulu menyatakan kecepatan awal untuk komponen gerak horisontal v0x
dan kecepatan awal untuk komponen gerak vertikal, v0y.
Catatan : gerak peluru selalu mempunyai kecepatan awal. Jika tidak ada
kecepatan awal maka gerak benda tersebut bukan termasuk gerak peluru.
Walaupun demikian, tidak berarti setiap gerakan yang mempunyai kecepatan awal
termasuk gerak peluru
Karena terdapat sudut yang dibentuk, maka kita harus memasukan sudut dalam
perhitungan kecepatan awal. Mari kita turunkan persamaan kecepatan awal untuk
gerak horisontal (v0x)dan vertikal (v0y) dengan bantuan rumus Sinus, Cosinus dan
Tangen. Dipahami dulu persamaan sinus, cosinus dan tangen di bawah ini.
Gambar 6. Rumus Sinus, Cosinus dan Tangen pada segitiga
Berdasarkan bantuan rumus sinus, cosinus dan tangen di atas, maka kecepatan
awal pada bidang horisontal dan vertikal dapat kita rumuskan sebagai berikut :
11
v0 y=v0 cosθ
v0 y=v0 sin θ
Keterangan : v0 adalah kecepatan awal, v0x adalah kecepatan awal pada sumbu x,
v0y adalah kecepatan awal padasumbu y, teta adalah sudut yang dibentuk terhadap
sumbu x positip.
b. Kecepatan dan perpindahan benda pada arah horizontal
Tinjau gerak pada arah horisontal atau sumbu x. Sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, gerak pada sumbu x kita analisis dengan Gerak Lurus
Beraturan (GLB). Karena percepatan gravitasi pada arah horisontal = 0, maka
komponen percepatan ax= 0. Huruf x kita tulis di belakang a (dan besaran lainnya)
untuk menunjukkan bahwa percepatan (atau kecepatan dan jarak) tersebut
termasuk
komponen gerak horisontal atau sumbu x. Pada gerak peluru terdapat kecepatan
awal, sehingga kita gantikan vdengan v0.
Dengan demikian, kita akan mendapatkan persamaan Gerak Peluru untuk sumbu
x:
vx=v0x → Persamaan kecepatan pada sumbu x
x=x0+v0x t → Persamaan posisi pada arah horisontal atau sumbu x
Keterangan : vx adalah kecepatan gerak benda pada sumbu x, v0x adalah
kecepatan awal pada sumbu x, x adalah posisi benda, t adalah waktu tempuh, x0
adalah posisi awal. Jika pada contoh suatu gerak peluru tidak diketahui posisi
awal, maka silahkan melenyapkan x0.
c. Perpindahan horisontal dan vertical
12
Kita tinjau gerak pada arah vertikal atau sumbu y. Untuk gerak pada sumbu y
alias vertikal, kita gantikanx dengan y (atau h = tinggi), v dengan vy, v0 dengan voy
dan a dengan -g (gravitasi). Dengan demikian, kita dapatkan persamaan Gerak
Peluru untuk sumbu y :
Persamaan kecepatan pada sumbu y bila posisi y atau h tidak diketahui :
v y=v0 y−¿
Persamaan posisi pada arah vertical atau sumbu y:
y= y0+v0 y t−12
g t 2
Persamaan kecepatan pada sumbu y bila t tidak diketahui:
v2y=v2
0 y−2 gy
Keterangan : vy adalah kecepatan gerak benda pada sumbu y alias vertikal, v0y
adalah kecepatan awal pada sumbu y, g adalah gravitasi, t adalah waktu tempuh, y
adalah posisi benda (bisa juga ditulis h), y0 adalah posisi awal. Berdasarkan
persamaan kecepatan awal untuk komponen gerak horisontal v0x dan kecepatan
awal untuk komponen gerak vertikal, v0y yang telah kita turunkan di atas, maka
kita dapat menulis persamaan
Gerak Peluru secara lengkap sebagai berikut :
Persamaan gerak peluru pada sumbu x (Horisontal)
vx=v0cos θ
x=x0+¿
Persamaan gerak peluru pada sumbu y (Vertikal)
v y=¿
13
y= y0+¿
v2y=¿¿
Setelah menganalisis gerak peluru secara terpisah, baik pada komponen horisontal
alias sumbu x dan komponen vertikal alias sumbu y, sekarang kita
menggabungkan kedua komponen tersebut menjadi satu kesatuan. Hal ini
membantu kita dalam menganalisis Gerak Peluru secara keseluruhan, baik
ditinjau dari posisi, kecepatan
dan waktu tempuh benda. Pada pokok bahasan Vektor dan Skalar telah dijelaskan
teknik dasar metode analitis. Sebaiknya anda mempelajarinya terlebih dahulu
apabila belum memahami dengan baik.
Persamaan untuk menghitung posisi dan kecepatan resultan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Menghitung posisi benda :
s=√x2+ y2
Menghitung kecepatan benda :
v√v x2+v y
2
Menghitung arah gerak benda terhadap sumbu x positif
tanθ=v y
vx
Pertama, vx tidak pernah berubah sepanjang lintasan, karena setelah diberi
kecepatan awal, gerakan benda sepenuhnya bergantung pada gravitasi. Nah,
gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak horisontal. Dengan demikian
vxbernilai tetap.
Kedua, pada titik tertinggi lintasan, kecepatan gerak benda pada bidang vertikal
alias vy= 0. pada titik tertinggi, benda tersebut hendak kembali ke permukaan
tanah, sehingga yang bekerja hanya kecepatan horisontal alias vx, sedangkan vy
bernilai nol. Walaupun kecepatan vertikal (vy)= 0, percepatan gravitasi tetap
bekerja alias
tidak nol, karena benda tersebut masih bergerak ke permukaan tanah akibat
tarikan gravitasi. jika gravitasi nol maka benda tersebut akan tetap melayang di
udara, tetapi kenyataannya tidak teradi seperti itu.
14
Ketiga, kecepatan pada saat sebelum menyentuh lantai biasanya tidak
nol.
4. Pembuktian Matematis Gerak Peluru = Parabola
Gerak peluru merupakan sebuah parabola, jika kita mengabaikan hambatan udara
dan menganggap bahwa gravitasi alias g bernilai tetap. Untuk menunjukkan hal
ini secara matematis, kita harus mendapatkan ysebagai fungsi x dengan
menghilangkan/mengeliminasi t (waktu) di antara dua persamaan untuk gerak
horisontal dan vertikal, dan kita tetapkan x0= y0 = 0.
x=v0 x t →t= xv 0 x
y=v0 y t−12
g t 2
Kita subtitusikan nilai t pada persamaan pertama ke persamaan kedua
y=v0 y ( xv0 x )−1
2g( x
v0 x )2
y=( v0 y
v0 x) x−( g
2 v20 x
)x2
Dari persamaan ini, tampak bahwa y merupakan fungsi dari x dan
mempunyai bentuk umum y = ax – bx2. Di mana a dan b adalah konstanta untuk
gerak peluru tertentu. Persamaan ini merupakan fungsi parabola dalam matematika.
2.3 Keterkaitan Permainan Bola Basket dengan Bidang Ilmu Biologi
Dalam biologi SMP kelas VIII, proses dalam permainan bola basket dapat
ditinjau dalam bab Sistem Gerak pada Manusia. Berikut ini penjelasan lebih lengkap tentang
Sistem Gerak dilihat dari beberapa kegiatan dalam permainan bola basket:
Gerakan mengumpan/melempar bola
Pada saat melempar, pemain bola basketmenggunakan tangan. Tulang tangandisusun
oleh tulang lengan atas, tulang pengupil, tulang hasta, tulang pergelangan tangan, dan tulang
jari tangan. Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif
karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot.
15
Gerakan pemain saat menangkap bola
Pada saat menangkap bola, pemain bola basket menggunakan tangan. Pada bagian
tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari tangan.
Tangan disusun oleh karpal skafoid, lunate, triquetrum, pisiform, trapesium, trapesoid,
kapitatum, hamate. Telapak tangan (metakarpal) terdiri dari bagian dasar, batang, dan kepala.
Jari tangan terdiri dari tiga ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai dua ruas.
Mendribble bola
Pada saat mendribble bola pemain juga menggunakan tangan disusun oleh karpal
skafoid, lunate, triquetrum, pisiform, trapesium, trapesoid, kapitatum, hamate. Telapak
tangan (metakarpal) terdiri dari bagian dasar, batang, dan kepala. Jari tangan terdiri dari tiga
ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai dua ruas.
Dari kegiatan di atas, kita dapat membahas lebih lanjut mengenai bagian dalam tangan yang
digunakan saat bergerak dalam permainan bola basket. Bagian tubuh yang digunakan dalam
permainan bola basket, yaitu tulang, otot dan sendi.
2.3.1 Tulang
Fungsi Tulang :
1. Fungsi Penegak
2. Fungsi pembentuk bodi
3. Fungsi Pelindung
4. Fungsi Perlakatan otot
5. Fungsi Pembentuk sel-sel darah
Ada tiga macam tulang yang menyusun tangan, yaitu:
1. Tulang Pergelangan Tangan (Karpus)
Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal irteguler yang tersusun
dalam dua baris, dan setiap barisnya terdiri dari empat tulang. Barisan tulang karpal
proksimal yang terdiri dari navicular (skafoid), lunatum, trikuetral (triangular), dan pisiform.
Barisan tulang karpal distal yang terdiri dari: Trapezium, Trapezoid, Kapitatum, Hamatum.
2. Tulang – tulang jari (phalanges)
16
Setiap jari memiliki tiga tulang yaitu tulang proksimal,tulang medial, dan tulang
distal, kecuali ibu jari yang hanya memiliki tulang proksimal dan medial saja. ( Sloane,
2003 )
3. Tangan (metacarpus)
Tangan tersusun dari lima tulang metacarpal dimana semua tulang metacarpal
berukuran serupa kecuali tulang metacarpal pertama pada ibujari. Setiap tulang metacarpal
memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal
pergelangan tangan.kepala tulang metacarpal membentuk buku jari yang menonjol pada
tangan.
Macam –macam tulang/skelet berdasarkan letaknya di bagi menjadi :
1. Tulang Tengkorak
Pada penjelasan di atas telah tertera tulang tengkorak adalah bagian kepala yang
digunakan dalam kegiatan menyundul. Semua tulang tengkorak dibentuk oleh tulang-tulang
pipih yang dihubungkan satu sama lain dengan persendian yang kuat sekali berbentuk gerigi
dikenal dengan sutura. Tulang tengkorak sangat kokoh melindungi otak.
Tengkorak dapat dibagi menjadi :
a. Tengkorak Otak
Kubah Tengkorak
Kubah tengkorak disusun oleh tulang-tulang pipih dari luar berbentuk
licin, sedang dari dalam berupa lekukan-lekukan sesuai dengan bentuk otak dan
pembuluh darah maupun saraf.
Kubah tengkorak terdiri atas :
1) Tulang dahi (os frontale)
2) Tulang Ubun-ubun (os parietale)
3) Tulang Kepala Belakang (os occipital)
4) Dasar Tengkorak/Basis Cranii
Merupakan permukaan bawah dari rongga tengkorak yang berlubang-
lubang tempatlewatnya serabut syaraf maupun pembuluh darah.
Tulang yang membentuk dasar tengkorak antara lain :
1) Tulang Kepala Belakang (os occipitale)
2) Tulang Baji (os sphenoidale)
17
3) Tulang Tapis (os etthmoiale)
4) Tulang Dahi (os frontale)
5) Tulang Pelipis (os temporal)
Samping Tengkorak
Samping tengkorak dibentuk oleh sebagian dari tulang dahi,tulang ubun-
ubun, tulang baji dan tulang rahang bawah.
Tulang pelipis terdiri atas beberapa bagian :
1. Bagian yang menjorok ke tulang pipi
Bagian bawahnya terdapat dataran sendi yang bersendi dengan tulang
rahang bawah
2. Bagian taju
Bentuknya seperti putting susu. Juga disebut processusu mastoideus,
terdapat di belakang daun telinga
3. Bagian yang membentuk rongga (saluran) yang menghubungkan antara
rongga telinga dan mulut(tuba auditiva eustacii). Disini juga terdapat taju
penyendi untuk tulang bersendi dengan tulang atalas sehingga leher dapat
menunduk dan menengadah. Taju penyendi terdapat di kanan dan di kiri
foramen occipitale.
b. Tengkorak Wajah
Bagian Hidung
1) Tulang air mata (os lacrimale)
Terdapat di kanan dan di kiri pangkal hidung
2) Tulang hidung (os nasale)
Tulang pembentuk hidung sebelah atas
3) Tulang anak hidung (os chonchae)
Tulang sebelah dalam hidung
4) Sekat rongga hidung (Septum nasi)
Tulang yang membagi rongga hidung menjadi dua, kiri dan kanan
Bagian Rahang
1) Tulang rahang atas (os maxilare)
18
Terdiri atas dua buah tulang kiri dan kanan yang menjadi satu dan
bersambung dengan tulang hidung.
2) Langit-langit (os polatum)
Terdapat di dalam tulang rahang atas merupakan rongga yang besar
dinamakan juga rongga rahang (sinus maxilaris), rongga ini dibagi dua oleh
sutura palina mediano yaitu bagian kanan dan kiri. Sinus maxilaris
berhubungan dengan rongga hidung terdapat di bawah karang hidung
3) Tulang lengkup pipi (os zygomaticum)
Bersambung dengan tulang dahi, tulang pelipis, tulang baji yang merupakan
tulang tertinggi dari pipi
4) Tulang rahang bawah (os mandibularis)
Merupakan dua tulang kanan dan kiri yang bersatu dengan bagian ujung
bersendi dan condylles pada os temporal sehingga memudahkan tulang
bawah untuk bergerak ke atas dan bawah sesui fungsi untuk mengunyah)
5) Tulang lidah (os hyoidea)
Bentuknya seperti U, terdapat di natara otot-otot di leher bagian atas dapat
diraba pada pangkal leher
b. Tulang-tulang Badan
Tulang-tulang badan dibentuk oleh:
1) Tulang-tulang belakang
2) Rangka dada
3) Gelang bahu
4) Gelang panggul
Tulang-tulang anggota badan (extremits superior dan inferior)
Tulang penyusun anggota badan sebelah atas (extremits superior) terdiri atas
tulang berbentuk pipa dan tulang pendek
1) Tulang lengan atas (os humerus)
2) Tulang hasta Tulang pengumpil (os ulnaris)
3) Tulang pergelanga tangan (os radius)
4) Tulang telapak tangan (os carpale)
19
5) Tulang jari-jari (os palanges)
Tulang penyusun Anggota badan (extremist inferior)
1) Tulang paha (os femur)
2) Tulang kering (os tibia)
3) Tulang Betis (os fibula)
4) Tulang Pergelangan kaki (os tarsalia)
5) Tulang Telapak kaki (os metatarsalia)
6) Tulang Jari-jari kaki (os digiti)
Macam – macam tulang yang telah dijelaskan di atas juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan penyusun tulang,yaitu :
Berdasarkan penyusunnya, tulang mempunyai bentuk bermacam-macam,
diantaranya :
a. Tulang keras, terdiri atas :
Tulang Pipa, mempunyai bagian-bagian :
1) Epyphise, bagian pada ujung-ujungnya
2) Diaphyse, bagian batangnya/corpusnya
3) Cakra Epyphise,
b. Tulang Pendek, biasanya lebih pendek dari tulang pipa tidak terdapat
bagian- bagian yang tertentu. Misalnya : tulang pergelangan tangan,
pergelangan kaki
c. Tulang Pipih, terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan di
tengahnya lapisan tulang seperti spons. Biasanya dijumpai dimana
diperlukan perlindungan. Misalnya : tulang belikat, tengkorak, panggul,
dada, rusuk
d. Tulang tak beraturan, adalah yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu
dari ketiga kelas di atas. Misalnya : tulang wajah, tulang vertebralis
e. Tulang Sesamoid, termasuk kelompok lain, biasanya berkembang dalam
tendon otot-otot dan dijumpai di dekat sendi. Misalnya :tulang tempurung
lutut.
Tulang Rawan berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :
a. Tulang Rawan Hialin
20
Terdiri atas serabut kolagen yang berada dalam matriks yang bening seperti
kaca yang ulet, kuat dan elastic. Tulang rawan hialain bersifat sementara,
karena kemudian akan berubah menjadi tulang keras. Misalnya terdapat
pada ujung tualng pipa sebagai tualng rawan sendi
b. Tulang Rawan Fibrosa
Terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan sel tulang rawan, tersusun di
antara berkas tersebut. Fungsi dari tualng rawan fibrosa yaitu memperdalam
rongga-rongga cawan tulang.
c. Tulang Rawan Elastik
Tulang rawan ini bila dibengkokkan terasa lentur dan cepat kembali ke
bentuk semula. Misalnya : terdapat pada daun telinga.
2.3.2 Otot
Otot, berfungsi sebagai alat gerak aktif, otot berkontraksi karena adanya rangsang,
kontraksi ini akan menggerakkan tulang-tulang dimana otot melekat. Dari sini kita dapat
mengetahui adanya kelompok otot yang bekerja saling membantu dan saling berlawanan,
juga ada kelompok otot memberikan gerak daras tertentu, dan otot-otot yang bekerja pada
satu atau lebih sendi.
Ada tiga jenis otot dalam tubuh kita yaitu :
1. Otot Polos
2. Otot Jantung
3. Otot Rangka
Namun, dalam makalah ini kita tidak membahas mengenai otot polos dan otot jantung
karena tidak terdapat dalam bagian-bagian tubuh yang digunakan dalam permainan sepak
bola.
a. Otot Rangka
Nama lainnya adalah otot skelet, otot serat lintang, otot lurik, dan musculusungsi.
Otot striata. Secara mikroskopik akan tampak susunan otot secara lintang yang berupa
serabut-serabut yang mengandung banyak inti sel dan tampak adanya garis-garis terang
diselingi gelap yang melintang. Maka otot rangka juga disebut otot lurik atau otot serat
lintang. Otot ini dapat berkontraksi menurut kehendak kita sehingga disebut otot sadar.
21
Pada umumnya otot melekat pada dua tulang atau lebih, sehingga tiap otot
mempunyai dua perlekatan. Kedua perlekatan ini biasanya pada dua segmen tulang.
Istilah-istilah perlekatan :
Puncktum Fixum/Origo, yaitu perlekatan oto pada segmen yang tidak bergerak
Puncktum mobile/Insersi, yaitu perlekatan ot Yaitunperlekatan oto pada segmen yang
tidak bergerak
Perlakatan distal dan perlekatan proximal, adalah perlekatan otot pada segmen tulang
yang sebelah distal (kepala) sedangkan perlekatan proximal adalah perlekatan pada
segmen tulang sebelah (ekor) tanpa memandang apakah tempat perlekatan itu
bergerak atau tidak
Mekanisme kerja otot
Pada proses bergeraknya, otot memiliki mekanisme kerja, yaitu :
Mekanisme kerja Otot secara relaksasi dan kontraksi tetapi tidak dilakukan
secara bersamaan. Otot yang berkontraksi disebut dengan tonus, ketika tonus
berkontraksi harus diikuti dengan relaksasi agar tidak terjadi kejang otot. Semua
mekanisme kerja otot dipengaruhi oleh protein aktin dan myosin yang strukturnya
sebagian saling tumpang tindih yang membentuk pita A (anisotropic). Pada suatu saat
aktin dan myosin tersebut akan bergabung dan membentuk aktomiosin. Aktomiosin
tersebut akan menyebabkan suatu pertambahan panjang daerah filament yang bertumpuk.
Pada keadaan relaksasi akan terjadi enghambatan sisi pengikatan myosin pada aktin oleh
protein. Adanya kalsium pada saat kontraksi membantu terbukanya tempat pengikatan
myosin pada aktin. Kehadiran ion kalsium ditandai dengan tumpang tindihnya filament
aktin dan myosin. Semua mekanisme kerja otot tersebut membutuhkan energy berupa
ATP (Adenosin Triphospat).
ATP tersebut berasal dari oksidasi lemak dan karbohidrat. Pada saat kontraksi
otot ATP berikatan dengan kepala myosin akan dipecah menjadi ADP dan ion fosfat oleh
enzim ATPase. Energy yang dihasilkan dari reaksi tersebut akan mendorong myosin
untuk berikatan dengan aktin. Ikatan myosin dengan aktin akan menghasilkan
aktomiosin. Sumber lain untuk memperoleh energy adalah glikogen . Oleh karena itu,
glikogen harus diubah menjadi laktosinogen. Laktosinogen akan diubah menjadi glukosa
dan asam laktat. Glukosa tersebut akan menghasilkan sejumlah energy untuk
22
pembentukan ATP dan fosfokreatin. Proses ini berlangsung pada saat otot berelaksasi
maka sebab itu fase relaksasi disebut sebagai fase anaerob.
2.3.3 Sendi
Tulang-tulang di dalam tubuh dapat berhubungan secara erat atau tidak erat yang
disebut dengan artikulasi. Untuk dapat bergerak diperlukan struktur yang khusus sebagai
hubungan antar tulang. Struktur yang dimaksud adalah sendi. Sendi terbentuk dari mulai
tulang rawan (kartilago) di daerah sendi yang membesar lalu kedua ujungnya diselubungi
oleh jaringan ikat. Selaput yang membungkus ujung-ujung tulang yang membentuk
persendian disebut membrane synovial (selaput sendi). Selaput ini menghasilkan minyak
synovial yang berguna sebagai pelumas. Di dalam sistem rangka manusia terdapat tiga
jenis hubungan antar tulang, yaitu:
1. Sinartrosis yaitu sendi yang tidak dapat digerakkan
2. Amfiartrosis yaitu sendi yang pergerakannya sedikit
3. Diartrosis yaitu sendi yang pergerakannya bebas
Gerakan yang kita lakukan adalah gerakan otot pada sendi. Berikut ini gerakan otot
pada sendi (antagonis) :
Bergeser : Berupa pergeseran antara tulang, contohnya gerakan pada sendi-sendi di antara
tulang-tulang carpalia dan tarsalia, terjadi pada sendi geser.
Extensi : Berupa gerakan pelurusan sendi. Extensi bisa terjadi pada sendi engsel, contohnya
extensi sendi lutut
Flexi : Berupa gerakan pembengkokan sendi. Flexi terjadi pada sendi engsel, contohnya flexi
sendi jari-jari. Sedangkan flexi-extensi pada pergelangan tangan merupakan gerakan sendi
ellipsoidal
Abduksi : Berupa gerakan yang menjauhi sumbu tubuh. Terjadi pada sendi peluru, contohnya
mengangkat lengan ke samping, atau gerakan ibu jari menjauhi telunjuk oleh sendi pelana di
antara metacarpal 1 dan os. Carpal (trapezium)
Adduksi : Berupa gerakan yang mendekati sumbu tubuh, gerakan ini berlawanan dengan
gerakan abduksi
Rotasi : Berupa gerakan berputar, terjadi pada sendi putar. Misalnya atlas (cervix 1) berputar
terhadap processus odontoideus dari axis (cervix 2) sewaktu menggelengkan kepala.
23
Circumduksi : Berupa gerakan dimana ujung distal satu tulang membentuk 1 lingkaran,
sedangkan ujung proksimalnya tetap. Contohnya gerakan memutar lengan 1 lingkaran
mengitari sendi bahu, terjadi pada sendi peluru dengan arah gerakan 3 poros
Pronasi : Gerakan memutar lengan bawah untuk membalikkan telapak tangan, sehingga
telapak tangan menghadap ke bawah bila lengan bawah ditaru diatas meja
Supinasi : Gerakan berlawanan dengan pronasi
Protaksi : Gerakan mendorong mendibula ke luar
Retraksi : Gerakan menarik mandibula ke dalam
Pada sendi biasanya terdapat gangguan persendian. Gangguan persendian yang biasa
terjadi pada pemain sepak bola adalah terkilir. Dalam biologi, terkilir adalah suatu cedera
yang melibatkan proses peradangan, yang disertai robekan pembuluh darah dan bahkan yang
lebih berat lagi dapat disertai fraktur atau robekan ligamen yang lebih besar. Terkilir bahasa
medisnya disebut juga dengan sprain dan strain.
Sprain = teregangnya ligamen (jaringan ikat/penghubung yg kuat) sehingga menimbulkan
robekan parsial/sebagian.
Strain = teregangnya otot dan tendon (jaringan ikat/penghubungan yg kuat yg
menghubungkan otot dengan tulang.
Seseorang dikatakan terkilir apabila ligamen (otot liat seperti karet yang melekat pada
tulang dan mengikat persendian pada tempatnya) pada lutut, pergelangan kaki, tangan, siku
atau persendiran lainnya diregangkan mendadak sehingga ada serat-serat yang menegang,
bahkan putus atau robek. Bagian yang terkilir, akan terasa sakit dan bila tidak segera diambil
tindakan pemulihan akan terjadi pembengkakan pada jaringan otot.
2.4 Keterkaitan Permainan Bola Basket dengan Bidang Ilmu Kimia
Di dalam berbagai jenis olahraga baik olahraga dengan gerakan-gerakan yang
bersifat konstan seperti jogging, marathon dan bersepeda atau juga pada olahraga yang
melibatkan gerakan-gerakan yang explosif seperti menendang bola atau gerakan smash
dalam olahraga tenis atau bulutangkis ataupun melempar bola dalam olahraga basket,
jaringan otot hanya akan memperoleh energi pemecahan molekul adenosine triphospate atau
yang biasa disingkat sebagai ATP.
Melaui simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh yaitu simpanan
phosphocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan protein, molekul ATP ini akan dihasilkan
24
melalui metabolisme energi yang akan melibatkan beberapa reaksi kimia yang kompleks.
Pengunaan simpanan-simpanan energy tersebut beserta jalur metabolisme energi yang akan
digunakan untuk menghasilkan molekul ATP ini juga akan bergantung terhadap jenis
aktivitas serta intensitas yang dilakukan saat berolahraga. Pada kesempatan kali ini akan
dibahas mengenai metabolism energy dalam olahraga.
2.4.1 Reaksi Kimia Metabolisme Energy Tubuh Saat Berolahraga
Secara umum aktivitas yang terdapat dalam kegiatan olahraga akan terdiri dari
kombinasi 2 jenis aktivitas yaitu aktivitas yang bersifat aerobic dan aktivitas yang bersifat
anaerobik. Kegiatan/jenis olahraga yang bersifat ketahanan seperti jogging, marathon,
triathlon dan juga bersepeda jarak jauh merupakan jenis olahraga dengan komponen aktivitas
aerobik yang dominan sedangkan kegiatan olahraga yang membutuhkan tenaga besar dalam
waktu singkat seperti angkat berat, push-up, sprint atau juga loncat jauh merupakan jenis
olahraga dengan komponen komponen aktivitas anaerobic yang dominan. Namun dalam
beragamnya berbagai cabang olahraga akan terdapat jenis olahraga atau juga aktivasi latihan
dengan satu komponen aktivitas yang lebih dominan atau juga akan terdapat cabang olahraga
yang mengunakan kombinasi antara aktivitas yang bersifat aerobik & anaerobik. Aktivitas
aerobik merupakan aktivitas yang bergantung terhadap ketersediaan oksigen untuk
membantu proses pembakaran sumber energy sehingga juga akan bergantung terhadap kerja
optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk
dapat mengangkut oksigen agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan dengan
sempurna. Aktivitas ini biasanya merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas rendah-
sedang yang dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang cukup lama sepeti jalan kaki,
bersepeda atau juga jogging.
Aktivitas anaerobik merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi yang
membutuhkan energi secara cepat dalam waktu yang singkat namun tidak dapat dilakukan
secara kontinu untuk durasi waktu yang lama. Aktivitas ini biasanya juga akan membutuhkan
interval istirahat agar ATP dapat diregenerasi sehingga kegiatannya dapat dilanjutkan
kembali. Contoh dari kegiatan/jenis olahraga yang memiliki aktivitas anaerobik dominan
adalah lari cepat (sprint), push-up, body building, gimnastik atau juga loncat jauh. Dalam
beberapa jenis olahraga beregu atau juga individual akan terdapat pula
gerakan-gerakan/aktivitas sepeti meloncat, mengoper, melempar, menendang bola, memukul
25
bola atau juga mengejar bola dengan cepat yang bersifat anaerobik. Oleh sebab itu maka
beberapa cabang olahraga seperti sepakbola, bola basket atau juga tenis lapangan disebutkan
merupakan kegiatan olahraga dengan kombinasi antara aktivitas aerobik dan anaerobik.
Inti dari semua proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk
menresintesis molekul ATP dimana prosesnya akan dapat berjalan secara aerobik maupun
anearobik. Proses hidrolisis ATP yang akan menghasilkan energi ini dapat dituliskan melalui
persamaan reaksi kimia sederhana sebagai berikut:
ATP+H 2O → ADP+H+¿+Pi−31 kJ per1 mol ATP ¿
Di dalam jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan energi sebesar 31
kJ (7.3 kkal) serta akan menghasilkan produk lain berupa ADP (adenosine diphospate) dan
Pi (inorganik fosfat). Pada saat berolahraga, terdapat 3 jalur metabolisme energi yang dapat
digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan ATP yaitu hidrolisis phosphocreatine (PCr),
glikolisis anaerobik glukosa serta pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan juga protein.
Pada kegiatan olahraga dengan aktivitas aerobik yang dominan, metabolisme energi
akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohdrat, lemak dan sebagian kecil (±5%)
dari pemecahan simpanan protein yang terdapat di dalam tubuh untuk menghasilkan ATP
(adenosine triphospate). Proses metabolisme ketiga sumber energi ini akan berjalan dengan
kehadiran oksigen (O2 ) yang diperoleh melalui proses pernafasan.
Sedangkan pada aktivitas yang bersifat anaerobik, energi yang akan digunakan oleh
tubuh untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan energy secara cepat ini akan diperoleh
melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui glikolisis glukosa secara anaerobik.
Proses metabolisme energi secara anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen (O2).
Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP dengan laju
yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik. Sehingga
untuk gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu
yang singkat, proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menyediakan ATP dengan
cepat namun hanya untuk waktu yang terbatas yaitu hanya sekitar ±90 detik. Walaupun
prosesnya dapat berjalan secara cepat, namun metabolisme energi secara anaerobik ini hanya
menghasilkan molekul ATP yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan metabolism energi
secara aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).
26
Proses metabolisme energi secara aerobik juga dikatakan merupakan proses yang
bersih karena selain akan menghasilkan energi, proses tersebut hanya akan menghasilkan
produk samping berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Hal ini berbeda dengan proses
metabolisme secara anaerobik yang juga akan menghasilkan produk samping berupa asam
laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat kontraksi otot dan menyebabkan rasa
nyeri pada otot. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gerakangerakan bertenaga saat
berolahraga tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang panjang dan harus
diselingi dengan interval istirahat.
2.4.2 Proses Metabolisme Secara Anaerobik
1. Sistem PCr
Creatine (Cr) merupakan jenis asam amino yang tersimpam di dalam otot sebagai
sumber energi. Di dalam otot, bentuk creatine yang sudah ter-fosforilasi yaitu
phosphocreatine (PCr) akan mempunyai peranan penting dalam proses metabolisme energi
secara anaerobik di dalam otot untuk menghasilkan ATP. Dengan bantuan enzim creatine
kinase, phosphocreatine (PCr) yang tersimpan di dalam otot akan dipecah menjadi Pi
(inorganik fosfat) dan creatine dimana proses ini juga akan disertai dengan pelepasan energy
sebesar 43 kJ (10.3 kkal) untuk tiap 1 mol PCr. Inorganik fosfat (Pi) yang dihasilkan melalui
proses pemecahan PCr ini melalui proses fosforilasi dapat mengikat kepada molekul ADP
(adenosine diphospate) untuk kemudian kembali membentuk molekul ATP (adenosine
triphospate). Melalui proses hidrolisis PCr, energy dalam jumlah besar (2.3 mmol ATP/kg
berat basah otot per detiknya) dapat dihasilkan secara instant untuk memenuhi kebutuhan
energi pada saat berolahraga dengan intensitas tinggi yang bertenaga. Namun karena
terbatasnya simpanan PCr yang terdapat di dalam jaringan otot yaitu hanya sekitar 14-24
mmol ATP/ kg berat basah maka energi yang dihasilkan melalui proses hidrolisis ini hanya
dapat bertahan untuk mendukung aktivitas anaerobik selama 5-10 detik.
Karena fungsinya sebagai salah satu sumber energi tubuh dalam aktivitas
anaerobik, supplementasi creatine mulai menjadi popular pada awal tahun 1990-an setelah
terakhirnya Olimpiade Barcelona. Creatine dalam bentuk creatine monohydrate telah
menjadi suplemen nutrisi yang banyak digunakan untuk meningkatkan kapasitas aktivitas
anaerobik. Namun secara alami, creatine ini akan banyak terkandung di dalam bahan
makanan protein hewani seperti daging dan ikan. Data dari hasil-hasil penelitian dalam
27
bidang olahraga yang telah dilakukan menunjukan bahwa konsumsi creatine sebanyak 5-20g
per harinya secara rutin selama 20 hari sebelum musim kompetisi berlangsung dan
menguranginya menjadi 5 gr/hari saat memulai kompetisi dapat memberikan peningkatan
terhadap jumlah creatine & phosphocretine di dalam otot dimana peningkatannya ini juga
akan disertai dengan peningkatan dalam performa latihan anaerobik. Data juga membuktikan
bahwa cara terbaik untuk ‘mengisi’ creatine di dalam otot pada saat menjalani rutinitas
latihan adalah mengimbanginya dengan mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar &
mengkonsumsi lemak dalam jumlah yang kecil.
2. Glikolisis (Sistem Glikolitik)
Glikolisis merupakan salah satu bentuk metabolisme energi yang dapat berjalan
secara anaerobik tanpa kehadiran oksigen. Proses metabolisme energi ini mengunakan
simpanan glukosa yang sebagian besar akan diperoleh dari glikogen otot atau juga dari
glukosa yang terdapat di dalam aliran darah untuk menghasilkan ATP. Inti dari proses
glikolisis yang terjadi di dalam sitoplasma sel ini adalah mengubah molekul glukosa menjadi
asam piruvat dimana proses ini juga akan disertai dengan membentukan ATP. Jumlah ATP
yang dapat dihasilkan oleh proses glikolisis ini akan berbeda bergantung berdasarkan asal
molekul glukosa. Jika molekul glukosa berasal dari dalam darah maka 2 buah ATP akan
dihasilkan namun jika molekul glukosa berasal dari glikogen otot maka sebanyak 3 buah
ATP akan dapat dihasilkan.
Mokelul asam piruvat yang terbentuk dari proses glikolisis ini dapat mengalami
proses metabolism lanjut baik secara aerobik maupun secara anaerobik bergantung terhadap
ketersediaan oksigen di dalam tubuh. Pada saat berolahraga dengan intensitas rendah dimana
ketersediaan oksigen di dalam tubuh cukup besar, molekul asam piruvat yang terbentuk ini
dapat diubah menjadi CO dan H O di dalam mitokondria sel. Dan jika ketersediaan oksigen
terbatas di dalam tubuh atau saat pembentukan asam piruvat terjadi secara cepat seperti saat
melakukan sprint, maka asam piruvat tersebut akan terkonversi menjadi asam laktat.
2.4.3 Metabolisme Energi Secara Aerobik
28
Pada jenis-jenis olahraga yang bersifat ketahanan (endurance) seperti lari marathon,
bersepeda jarak jauh (road cycling) atau juga lari 10 km, produksi energi di dalam tubuh
akan bergantung terhadap sistem metabolisme energi secara aerobic melalui pembakaran
karbohidrat, lemak dan juga sedikit dari pemecahan protein. Oleh karena itu maka atlet-atlet
yang berpartisipasi dalam ajang-ajang yang bersifat ketahanan ini harus mempunyai
kemampuan yang baik dalam memasok oksigen ke dalam tubuh agar proses metabolisme
energi secara aerobik dapat berjalan dengan sempurna.
Proses metabolisme energi secara aerobik merupakan proses metabolisme yang
membutuhkan kehadiran oksigen (O2) agar prosesnya dapat berjalan dengan sempurna untuk
menghasilkan ATP. Pada saat berolahraga, kedua simpanan energi tubuh yaitu simpanan
karbohidrat (glukosa darah, glikogen otot dan hati) serta simpanan lemak dalam bentuk
trigeliserida akan memberikan kontribusi terhadap laju produksi energi secara aerobik di
dalam tubuh. Namun bergantung terhadap intensitas olahraga yang dilakukan, kedua
simpanan energi ini dapat memberikan jumlah kontribusi yang berbeda.
berbeda.Secara singkat proses metabolisme energi secara aerobik seperti yang ditunjukan
pada gambar. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk meregenerasi ATP, 3 simpanan
energi akan digunakan oleh tubuh yaitu simpanan karbohidrat (glukosa,glikogen), lemak dan
juga protein. Diantara ketiganya, simpanan karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi
29
utama saat berolahraga dan oleh karenanya maka pembahasan metabolisme energi secara
aerobik pada tulisan ini akan difokuskan kepada metabolism simpanan karbohidrat dan
simpanan lemak.
1. Pembakaran Karbohidrat
Secara singkat proses metabolime energi dari glukosa darah atau juga glikogen otot
akan berawal dari karbohidrat yang dikonsumsi. Semua jenis karbohidrat yang dkonsumsi
oleh manusia baik itu jenis karbohidrat kompleks (nasi, kentang, roti, singkong dsb) ataupun
juga karbohidrat sederhana (glukosa, sukrosa, fruktosa) akan terkonversi menjadi glukosa di
dalam tubuh. Glukosa yang terbentuk ini kemudian dapat tersimpan sebagai cadangan energi
sebagai glikogen di dalam hati dan otot serta dapat tersimpan di dalam aliran darah sebagai
glukosa darah atau dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan.
Di dalam sel tubuh, sebagai tahapan awal dari metabolisme energi secara aerobik,
glukosa yang berasal dari glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan mengalami proses
glikolisis yang dapat menghasilkan molekul ATP serta menghasilkan asam piruvat. Di dalam
proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila sumber glukosa berasal
dari glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila glukosa
berasal dari glikogen otot.
Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat yang di hasilkan ini kemudian akan
diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondsia. Proses perubahan dari asam piruvat
menjadi Asetil-KoA ini akan berjalan dengan ketersediaan oksigen serta akan menghasilkan
produk samping berupa NADH yang juga dapat menghasilkan 2-3 molekul ATP. Untuk
memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh, Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat ini
kemudian akan masuk ke dalam siklus asam-sitrat untuk kemudian diubah menjadi karbon
dioksida (CO ), ATP, NADH dan FADH melalui tahapan reaksi yang kompleks. Reaksi-
reaksi yang terjadi dalam proses yang telah disebutkan dapat dituliskan melalui persamaan
reaksi sederhana sebagai berikut:
Asetil−KoA+ ADP+Pi+3 NAD+FAD+3 H 2 O→ 2 C O2+CoA+ ATP+3 NADH +3 H +¿+FAD H 2¿
Setelah melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus asam sitrat,
metabolisme energy dari glukosa kemudian akan dilanjutkan kembali melalui suatu proses
reaksi yang disebut sebagai proses fosforlasi oksidatif. Dalam proses ini, molekul NADH dan
30
juga FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat akan diubah menjadi molekul ATP dan
H O. Dari 1 molekul NADH akan dapat dihasilkan 3 buah molekul ATP dan dari 1 buah
molekul FADH akan dapat menghasilkan 2 molekul ATP. Proses metabolisme energi secara
aerobik melalui pembakaran glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan 38 buah
molukul ATP dan juga akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO )
serta air (H O). Persamaan reaksi sederhana untuk mengambarkan proses tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut :
Glukosa+6O2+38 ADP+38 Pi→ 6 C O2+6 H 2O+38 ATP
2. Pembakaran Lemak
Langkah awal dari metabolisme energi lemak adalah melalui proses pemecahan
simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh yaitu trigeliserida. Trigeliserida di dalam
tubuh ini akan tersimpan di dalam jaringan adipose (adipose tissue) serta di dalam sel-sel otot
(intramuscular triglycerides). Melalui proses yang dinamakan lipolisis, trigeliserida yang
tersimpan ini akan dikonversi menjadi asam lemak (fatty acid) dan gliserol. Pada proses ini,
untuk setiap 1 molekul trigeliserida akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1 molekul
gliserol .
Kedua molekul yang dihasilkan melalu proses ini kemudian akan mengalami jalur
metabolisme yang berbeda di dalam tubuh. Gliserol yang terbentuk akan masuk ke dalam
siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau juga asam piruvat. Sedangkan asam
lemak yang terbentuk akan dipecah menjadi unit-unit kecil melalui proses yang dinamakan ß-
oksidasi untuk kemudian menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel
Proses ß-oksidasi berjalan dengan kehadiran oksigen serta membutuhkan adanya
karbohidrat untuk menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak
yang pada umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari ± 16 atom karbon akan
dipecah menjadi unit-unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. Tiap unit 2 atom karbon
yang terbentuk ini kemudian dapat mengikat kepada 1 molekul KoA untuk membentuk asetil
KoA. Molekul asetil-KoA yang terbentuk ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam
sitrat dan diproses untuk menghasilkan energi seperti halnya dengan molekul asetil-KoA
yang dihasil melalui proses metabolisme energi dari glukosa/glikogen.
2.5 Keterkaitan Permainan Bola Basket dengan Bidang Ilmu Kesehatan
31
Basket adalah permainan cepat yang asik untuk ditonton, dan jika Anda bertanya para
pemain, bermain bahkan lebih menyenangkan dibanding menonton. Tidak heran itu adalah
salah satu olahraga yang paling banyak dimainkan serta paling banyak dilihat di dunia. Ini
adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim yang terdiri dari 5 pemain masing‐masing
tim, dan tujuan mereka adalah untuk melempar bola melalui ring yang berdiameter 18 inci,
yang terletak pada ketinggian 10 kaki, mengikuti seperangkat aturan yang ditetapkan.
Posisi pemain center , power forward, dan small forward biasanya untuk pemain
tertinggi di tim, sementara point guard dan shooting guard adalah posisi untuk pemain yang
mahir dalam handling bola. Permainan ini diciptakan pada tahun 1891 oleh Dr James
Naismith, seorang guru pendidikan jasmani.
Bermain basket secara teratur dapat memberikan Anda sejumlah manfaat kesehatan, antara
lain:
1. Menjaga Tubuh Tetap Fit
Basket adalah olahraga yang baik untuk dimainkan demi kebugaran tubuh. Aktivitas
seperti handling bola dan dribbling, meningkatkan keterampilan motorik Anda. Karena
pemain harus bekerja dengan tangan, kaki, dan mata dalam koordinasi yang erat, bermain
basket membantu Anda meningkatkan keterampilan koordinasi Anda. Selain itu juga dapat
memperbaik postur tubuh Anda dan keseimbangan, serta membuat Anda lebih lincah, karena
Anda menguasai seni menavigasi melalui lapangan dengan menghindari pemain lain.
2. Meningkatkan Kesehatan Kardiovaskular
Basket adalah permainan cepat yang melibatkan banyak lari, dribbling, berbalik
cepat, passing, melompat, dan melempar. Sehingga basket dapat berfungsi sebagai latihan
kardiovaskular yang efektif, yang mempercepat pernapasan dan meningkatkan pasokan darah
beroksigen ke otot‐otot tubuh. Dengan demikian, bermain basket dapat menjaga jantung
Anda sehat, menjauhkan penyakit‐penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi.
3. Mengembangkan Kekuatan Otot
Basket adalah olahraga dengan kontak fisik yang intensif. Lari terus menerus di
lapangan menggunakan semua otot utama di kaki, termasuk otot betis, paha belakang, paha
depan, dan gluteus maximus. Basket merupakan salah satu permainan terberat, latihan yang
intens menyebabkan otot dapat menjadi lebih kuat. Shooting memperkuat otot‐otot tubuh
32
bagian atas dan lengan, termasuk bisep dan otot‐otot dada. Basket adalah latihan inti tubuh
yang efektif. Namun, hal ini dapat membuat otot‐otot tertentu dari tubuh Anda rentan
terhadap cedera, sehingga penting bahwa Anda selalu melakukan pemanasan dan peregangan
otot/stretching sebelum pertandingan.
4. Meningkatkan Stamina dan Membangun Ketahanan Tubuh
Daya tahan didefinisikan sebagai kemampuan tubuh untuk tetap aktif untuk jangka
waktu yang lebih lama. Selama hari‐hari awal Anda bermain basket, Anda mungkin akan
menemukan diri Anda selalu kekurangan energi. Tetapi dengan latihan teratur, Anda dapat
mengembangkan daya tahan dan meningkatkan stamina Anda. Basket menantang pemain
untuk mendorong diri mereka, dan semakin lama Anda bermain, semakin kuat Anda
menjadi.
5. Membantu Anda Menurunkan Berat Badan
Basket adalah olahraga cepat, dan melibatkan banyak gerakan cepat dan tajam, belum
lagi berlarian. Ini membantu membakar kalori dan membuat Anda tetap fit. Rata‐rata pemain
berlari 4 sampai 5 mil selama satu jam bermain. Bahkan, riset telah menunjukkan bahwa sesi
intens basket dapat membantu anda membakar 650‐750 kalori per jam. Jadi, jika Anda
sedang mencari kegiatan yang dapat membantu anda menurunkan berat badan dengan cepat,
tidak ada
yang bisa lebih baik daripada bermain basket. Ini pasti akan terbukti menjadi cara yang
menyenangkan untuk mengurangi beberapa kilo dan tetap dalam kondisi yang baik.
Penelitian menunjukkan bahwa bermain basket secara signifikan mengurangi risiko obesitas.
6. Mengurangi Stres
Ketika saya mengatakan bahwa bermain basket dapat berfungsi sebagai stress‐buster,
itu karena bermain game melepaskan endorfin (molekul kecil protein) dalam otak Anda,
yang dapat membuat Anda bahagia dan merasa baik tentang diri Anda. Kapanpun Anda stres
setelah sehari di tempat kerja, permainan basket bisa membuat Anda melupakan
kekhawatiran Anda saat Anda fokus pada permainan.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan di atas antara lain:
1. Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang
guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield,
Massachusets, Amerika Serikat pada tahun 1891.
2. Keterkaitan permainan bola basket dengan bidang ilmu fisika adalah banyaknya
aktifitas dan fenomena dalam bermain basket yang dapat ditinjau dari bidang ilmu
34
fisika yaitu Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton dan konsep
Gerak Parabola.
3. Keterkaitan permainan bola basket dengan bidang ilmu biologi adalah pemanfaatan
bagaian-bagaiab tubuh dalam bermain bola basket, yaitu tulang, otot dan sendi.
4. Keterkaitan permaian bola basket dengan bidang ilmu kimia yaitu reaksi kimia
proses metabolisme energi dalam tubuh saat bermain bola basket.
5. Keterkaitan permaian bola basket dengan bidang ilmu kesehatan adalah bahwa
bermain bola basket dapat menjaga tubuh tetap fit, meningkatkan kesehatan
kardiovaskular, mengembangkan kekuatan otot, meningkatkan stamina dan
membangun ketahanan tubuh, membantu anda menurunkan berat badan dan
mengurangi stres.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sangat pentingnya berolahraga, khususnya
olahraga basket bagi kesehatan yang dapat ditinjau dari berbagai bidang ilmu lainnya. Maka
berolahragalah setiap hari agar dapat memperoleh berbagai manfaatnya.
35