9
SEJARAH PERJUANGAN Mohammad Yamin (SPMY) Sajak dan Syair “Tanah Air” Oleh Shinta Yondriani Manajemen Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Kota Solok 2013

Sajak Gembala

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sajak Muhammad Yamin

Citation preview

Page 2: Sajak Gembala

Memandang aku, ke bawah memandang;Tampaklah hutan rimba dan ngarai;Lagi pun sawah sungai yang permai;Serta gerangan, lihatlah pula,Langit yang hijau bertukar warnaOleh pucuk, daun kelapa;Itulah tanah, tanah airkuSumatera namanya, tumpah darahku

                                                         Sesayup mata, hutan semata                                                          Begunung bukit, lemah sedikit                                                          Jauh di sana, di sebelah situ,                                                          Dipagari gunung satu persatu                                                          Adalah gerangan sebuah surga,                                                          Bukannya janat bumi kedua                                                          -Firdaus melaju di atas dunia!                                                           Itulah tanah yang kusayangi,                                                          Sumatera namanya, yang kujunjungi

Pada batasan, bukit barisanMemandang ke pantai, teluk permai;Tampaklah air, air segalaItulah laut, samudera hindiaTampaklah ombak, gelombang berbagaiMemecah ke pasir, lalu berderaiIa memekik, berandai-andai“Wahai Andalas, Pulau Sumatera, harumkan nama Selatan Sumatera”

GITA GEMBALA

Betapakah senang hati si Buyung

Jika beribu, mamak,

Tiada menanggung berbagai rupa

Page 3: Sajak Gembala

Memudikan biduk tiada berdayung

Betapakah senang kalau berbapa

Berjalan di panas dikembangkan payung

Sebagai enau berteraskan ruyung

Tiada menanggung baya nestapa

Aduhai bunda, ibuku kandung

Belahan jiwa sepantun tulang

Di waktu panas di mana berlindung

Apakah jadi gerangan untung

Akar sehelai tempat bergantung

Putus di tengah di pangkal kudung

Miftahurrohmah

Indonesia Tanah Tumpah Darah

Duduk di pantai tanah yang permai

Tempat gelombang pecah berderai

Berbuih putih di pasir terderai,

Page 4: Sajak Gembala

Tampaklah pulau di lautan hijau

Gunung- gunung indah rupanya

Tumpah Darahku Indonesia namanya

Lihatlah nyiur melambai- lambai

Berdesir bunyinya sesayup sampai

Tumbuh di pantai bercerai- berai,

Memagar daratan aman kelihatan

Dengarlah ombak dating berlagu

Mengejar bumi ayah dan ibu

Indonesia namanya, Tanah Airku.

Lilis Suganda

Republik Indonesia (Sajak M. Yamin)

Abadilah Republik IndonesiaUntuk selama-lamanya

Yang dilindungi tumpah darahBenua kepulauan yang indah

Antara cakrawala langit yang murniDengan bumi tanah yang sakti.

Di samping teman, di hadapan lawanNegara berdiri ditakdirkan Tuhan,Untuk kelamatan seluruh bangsa

Page 5: Sajak Gembala

Supaya berbahagia segenap ketika,Berbudi setia, tenaga merdeka;

Dengan menjunjung kedaulatan Negara.

Di atas abu negara keduaKami membentuk negara ketiga,Diirngkan lagu Indonesia Raya

Di bawah kobaran bendera bangsaDi sanalah rakyat berlindung

Berjiwa merdeka, tempat bernaung.

Kami bersiap segenap ketikaDengan darah, jiwa dan raga

Membela Negara junjungan tinggiPenuh hiasan lukisan hati.

Melur cempaka dari daratanAwan angkasa putih kelihatanBuih gelombang dari lautan.

Hati yang mungkin selalu memintaKepada Tuhan Yang Maha Esa

Supaya negara Republik IndonesiaKuat dan kokoh selama-lamanya

Melindungi rakyat, makmur selamatHidup bersatu di laut dan di darat.

Jerry Eka Putra

GUBAHAN

O, Kesombongan !Aku benci kepadamu, kesombongan,

Seperti aku benci.Kepada anak yang durhaka kepada ibunya;

Page 6: Sajak Gembala

Aku benci kepadamu, kesombongan,Seperti aku benci

Kepada isteri yang durhaka kepada suaminya;Aku benci kepadamu, kesombongan,

Seperti aku benciKepada orang yang durhaka kepada Tuhannya!

Khamisah El Anasyah

PERMINTAAN

Mendengarkan ombak pada hampirkuDebar-mendebar kiri dan kanan

Melagukan nyanyian penuh santunanTerbitlah rindu ke tempat lahirku.

Sebelah timur pada pinggirkuDiliputi langit berawan-awan

Kelipatan pulau penuh keherananItulah gerangan tanah airku.

Di mana laut debur-mendebur

Page 7: Sajak Gembala

Serta mendesir tiba di pasirDi sanalah jiwaku, mula tertabur

Di mana ombak sembur-menyemburMembasahi, Barisan sebelah pesisirDi sanalah hendaknya, aku berkubur

Muhammad Yamin, 1920

Nika Helfia

Di Lautan Hindia

Mendengarkan ombak pada hampirku

Debar-mendebar kiri dan kanan

Melagukan nyanyi penuh santunan

Terbitlah rindu ke tempat lahirku

Sebelah Timur pada pinggirku

Diliputi langit berawan-awan

Kelihatan pulau penuh keheranan

Itulah gerangan tanah airku

Di mana laut debur-mendebur

Page 8: Sajak Gembala

Serta mendesir tiba di pasir

Di sanalah jiwaku, mula bertabur

Di mana ombak sembur-menyembur

Membasahi barissan sebuah pesisir

Di sanalah hendaknya, aku berkubur

Lara Fauziah