39
ILMU KESEHATAN NO RM : 0031190 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANAMNESIS Nama : An. C Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 9 bulan Ruang : Melati Kelas : 3 Nama lengkap : An. C Jenis Kelamin : Perempuan Tempat dan tanggal lahir : Karanganyar, 25/12/2013 Umur : 9 bulan Nama Ayah : Tn. J Umur : 33 tahun Pekerjaan ayah : Wiraswasta Pendidikan ayah : SMP Nama ibu : Ny. S Umur : 28 tahun Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga Pendidikan ibu : SMP Alamat : Banyak 2/2, JatiHarjo Masuk RS tanggal : 16 Juli 2014 Jam 11.30 Diagnosis masuk : Obs. Anemia Dokter yang merawat : dr. Elief Rohana, Sp.A, M,kes Ko Asisten : Aulia Luthfi Kusuma, S. Ked Tanggal : 17 Juli 2014 Alloanamnesis di Bangsal Melati KELUHAN UTAMA : Tidak mau makan KELUHAN TAMBAHAN : Lemas, batuk, pucat 1. Riwayat penyakit sekarang 3 HSMRS : 1

sajian kasus 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

stase anak

Citation preview

Toshiba

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

ANAMNESIS

Nama : An. CJenis Kelamin : PerempuanUmur : 9 bulan

Ruang : Melati

Kelas : 3

Nama lengkap : An. C Jenis Kelamin : PerempuanTempat dan tanggal lahir : Karanganyar, 25/12/2013 Umur : 9 bulan

Nama Ayah : Tn. J Umur : 33 tahun

Pekerjaan ayah : Wiraswasta Pendidikan ayah : SMPNama ibu : Ny. S Umur : 28 tahun

Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga Pendidikan ibu : SMPAlamat : Banyak 2/2, JatiHarjoMasuk RS tanggal : 16 Juli 2014 Jam 11.30 Diagnosis masuk : Obs. Anemia

Dokter yang merawat : dr. Elief Rohana, Sp.A, M,kes Ko Asisten : Aulia Luthfi Kusuma, S. Ked

Tanggal : 17 Juli 2014 Alloanamnesis di Bangsal Melati

KELUHAN UTAMA : Tidak mau makan

KELUHAN TAMBAHAN : Lemas, batuk, pucatRiwayat penyakit sekarang

3 HSMRS :

Pasien tidak mau makan (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel(+),minum (+),muntah (-),batuk (+), pilek (-), sesak (-), BAB (+), BAK (+) , Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), bintik merah pada kulit (-).1 HSMRS :

Nafsu makan semakin menurun (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel (+), muntah (-), batuk (+), pilek (-),sesak (-), minum (+), BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).HMRS : Pasien dibawaIGD kiriman poli anak dengan Anemia keluhan bayi terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+),rewel (+), muntah (-),minum (+),BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).Riwayat penyakit dahulu

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat kejang tanpa demam : disangkal

Riwayat kejang dengan demam : disangkal

Riwayat batuk pilek sebelumnya: disangkal

Riwayat batuk lama

: disangkal

Riwayat alergi

: disangkal

Riwayat penyakit pada keluarga

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat batuk pilek : disangkalRiwayat asma : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat penyakit pada lingkungan

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat batuk pilek : disangkal

Riwayat perokok : disangkalRiwayat kontak dengan penderita dengan gejala yang sama : disangkal

Kesan : Riwayat dahulu tidak ada, riwayat keluarga tidak ada, riwayat lingkungan tidak ada.Pohon Keluarga

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

RIWAYAT PRIBADI

Riwayat kehamilan dan persalinan

Riwayat kehamilan ibu pasien

Ibu G2P2A0 Hamil saat usia 27 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan, Ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.

Riwayat persalinan ibu pasien

Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal, presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 2500 gram, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.

Riwayat paska lahir pasien

Bayiperempuan BB 2500 gram, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-3, bayi dilatih menetek dari hari pertama keluar ASI.

Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.

Riwayat makanan

0-9bulan : ASI, susu formula, bubur susu.Kesan : Pasien mendapat ASI , dan makanan yang cukup.Riwayat perkembangan dan kepandaian

Motorik KasarMotorik HalusBahasaPersonal SosialTengkurap

(8 bulan)

Memegang benda (5 bulan)

Menoleh ke sumber suara ( 4 bulan)

Tersenyum

(2 bulan)

Merangkak

(8 bulan)

Mengoceh (6 tahun)

Kesan : Terdapat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Riwayat Vaksinasi

VaksinIIIIIIIVHepatitis B

0 hari

2 bulan

6 bulan

-

BCG

1 bulan

-

-

-

DPT

2 bulan

4 bulan

6 bulan

-

Polio

1 bulan

2 bulan

4 bulan

6 bulan

Campak

9 bulan

-

-

-

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI (diberikan combo (DPT + hepatitis B) pada bulan ke 2Sosial, ekonomi, dan lingkungan

Sosial dan ekonomi

Ayah (33 tahun, wiraswasta) dan ibu (27 tahun, ibu rumah tangga) penghasilan keluarga Rp 1.000.000,00/bulan (keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).

Lingkungan

Pasien tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan neneknya . Rumah terdiri dari ruang tamu, dapur, 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. WC menyatu dengan kamar mandi. Sumber air berasal dari PAM. Air minum menggunakan air PAM yang direbus. Atap terbuat dari genteng, dinding dari semen, lantai rumah dari semen. Ventilasi udara dan penerangan cukup. Tidak terdapat pabrik disekitar rumah.

Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah kurang.

Anamnesis sistem

Cerebrospinal : sakit kepala (-), kejang (-), delirium (-)

Kardiovaskuler : demam (-), sianosis (-), keringat dingin (-)

Respiratori : batuk (+), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak (-)

Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB (+)

Urogenital : BAK (+).Muskuloskeletal : kelainan bentuk (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)

Integumentum : bintik merah (-), ikterik (-)

Kesan : Terdapat masalah pada sistem dan respiratori.

PEMERIKSAAN

JASMANINama : An. CJenis Kelamin : PerempuanUmur : 9 bulan

Ruang : Melati

Kelas : 3

PEMERIKSAAN OLEH Aulia Luthfi Kusuma, S.Ked Tanggal 17 Juli 2014 Jam 09.00

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik, compos mentis

Vital Sign

HR : 110 /menit

RR : 34/menit

Suhu : 36,4 C

Status Gizi

BB : 5,2 kg

TB : 62 cm

BMI : 13,5

Kesimpulan : status gizi kurang (menurut WHO).

PEMERIKSAAN KHUSUS

Kulit : bintik merah (-), ikterik (-)

Kepala : ukuran normocephal, rambut cepak warna hitam, lurus, jumlah cukup

Mata : mata cowong (-), ca (+/+-), si (+/+), reflek cahaya (+/+), pupil isokor

Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tifoid (-)

Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)

Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)

Cor

Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis kuat angkat

Perkusi : batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra

batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra

batas kiri atas: SIC II linea parasternalis sinistra

batas kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra

Auskultasi : BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)

Paru

Pemeriksaan

Kanan

Kiri

Depan

Inspeksi

Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Retraksi dinding dada (-)

Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Retraksi dinding dada (-)

Palpasi

Fremitus (n) massa (-)

Fremitus (n) massa (-)

Perkusi

Sonor (+)

Sonor (+)

Auskultasi

SDV (+), Rh (-), Wh (-)

SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Belakang

Inspeksi

Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Palpasi

Fremitus (n)

massa (-)

Fremitus (dan)

massa (-)

Perkusi

Sonor (+)

Sonor (+)

Auskultasi

SDV (+), Rh (-), Wh (-)

SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Kesan : Kepala dan sistem yang lain dalam batas normal.Abdomen

Inspeksi

: distended (-), sikatrik (-), purpura (-)

Auskultasi

: peristaltik dbn

Perkusi

: timpani (+)

Palpasi

: turgor kulit baik, nyeri tekan (-)

Hepar

: tidak teraba membesar

Lien

: tidak teraba membesar

Anogenital

: tidak ada kelainan

Kesan : Tidak terdapat kelainan pada abdomen .

Ekstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-)

Tungkai

Lengan

Kanan Kiri

Kanan

Kiri

Gerakan : bebas bebas

bebas

bebas

Tonus : normal normal normal normal

Trofi : entrofi eutrofi

eutrofi

eutrofi

Klonus Tungkai : (-)

(-)

(-) (-)

Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+) normal

achiles (+) normal

Refleks patologis : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)

Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)

brudzinski IV (-)

Sensibilitas : dalam batas normal

Kesan : extremitas superior et inferior dalam batas normal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN DAN KIMIA DARAH

(16 Juli 2014)

No

Parameter

Jumlah

Satuan

Nilai Rujukan

1.

Leukosit

13.0uL

5000-10000 /uL

2.

Eritrosit

2.00 uL

4,0-5,5 / uL

3.

Hemoglobin

5.6gr/dl

11,5-13,5 g/dl

4.

Hematokrit

15.2%

40-48%

5.

MCV

76.0femtoliter

82-92 fl

6.

MCH

28.0

Pikograms

27-31 pg

7.

MCHC

36.8

g/dl

32-36 g/dl

8.

Trombosit

272

uL

150.000-300.000/uL

9.

Limfosit

71.6 %

25-40%

10.

Monosit

8.73F3%

3.0-9.0%

Kesan : Terdapat peningkatan Leukosit dan penurunan hemoglobin.(19 Juli 2014)

No

Parameter

Jumlah

Satuan

Nilai Rujukan

1.

Leukosit

11.3uL

5000-10000 /uL

2.

Eritrosit

4.34 uL

4,0-5,5 / uL

3.

Hemoglobin

11.1gr/dl

11,5-13,5 g/dl

4.

Hematokrit

34,4

%

40-48%

5.

MCV

79.0femtoliter

82-92 fl

6.

MCH

25.6

Pikograms

27-31 pg

7.

MCHC

32.4

g/dl

32-36 g/dl

8.

Trombosit

129

uL

150.000-300.000/uL

9.

Limfosit

26.8 %

25-40%

10.

Monosit

4,9

%

3.0-9.0%

Kesan : Terdapat peningkatan kadar leukosit.

RINGKASAN ANAMNESIS

3 HMRS : Pasien tidak mau makan (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel(+),minum (+),muntah (-),batuk (+), pilek (-), sesak (-), BAB (+), BAK (+) , Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), bintik merah pada kulit (-).1 HMRS :Nafsu makan semakin menurun (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel (+), muntah (-), batuk (+), pilek (-),sesak (-), minum (+), BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).HMRS : Pasien dibawa IGD kiriman poli anak dengan Anemia keluhan pada bayi terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+),rewel (+), muntah (-),minum (+),BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).Tidak Terdapat riwayat penyakit pada keluarga dan lingkungan yang ditularkan pada pasien. Pasien mendapatkan ASI sampai sekarang.Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik.Terdapat keterlambatan perkembangan dan kepandaian baik.Imunisasi dasar lengkap berdasarkan PPI, sesuai usia pasien saat ini.Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah kurang. RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK

KU: baik, compos mentisVital sign :Nadi 110 /menit, RR 34/menit, Suhu : 36,4 C

Status gizi kurang menurut WHOKulit : dalam batas normalKepala : ca (-/-), si (-/-) Leher : PKGB (-/-)Pemeriksaan thorax : SDV (+/+), ronkhi (-/-), weezing (-/-)Abdomen : bintik merah (-), ikterik (-)Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normalLABORATORIUM

Darah Rutin : Pada pemeriksaan awal penurunan kadar leukosit dan hemoglobin.DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF

AKTIF

Batuk

INAKTIF -DIAGNOSA KERJA

Obs. Anemia et causa Anemia Hemolitik

RENCANA PENGELOLAAN

Rencana Terapi

Transfusi PRC 150ccInf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 250 mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Rencana Tindakan

Obsevasi Keadaan Umum dan Vital Sign Bed rest

Rencana Edukasi

Informasi mengenai penyakit yang berkaitan dengan penyakit yang dideritaMemberikan asupan nutrisi yang cukup.PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungsionam: ad bonam

Quo ad sanam: dubia ad bonam

Grafik Panas

TglSOAP

16 Juli201417 Juni 2014

18Juni 201419 Juli 2014

20 Juli 201421 Juli 2014

22 juli 2014 Pasien datang kiriman poli anak dengan anemia terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+), batuk (+), panas (-), minum (+), BAB (+),BAK (-)Tubuh terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+), panas (-), batuk (+), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+).Tubuh terlihat pucat (-), makan (-), batuk (+), panas (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+)Tubuh terlihat pucat (-), makan (-), batuk (+), panas (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+)Tubuh terlihat pucat (-), makan (-), batuk (-), panas (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+)Panas (-), batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), minum (+), BAB (-), BAK (+).Panas (-), batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), minum (+), BAB (-), BAK (+). Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :

HR : 110x/menitRR : 38x/menitSuhu : 37,3CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).

Leher : PKGB (-).

Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),

wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)

Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :

HR : 110x/menitRR : 34x/menitSuhu : 36,4CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).

Leher : PKGB (-).

Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),

wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)

Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.

Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :

HR : 110x/menitRR : 32x/menitSuhu : 37,7CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).

Leher : PKGB (-).

Thorax :sdv (+/+), rk (+/+),

wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)

Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :

HR : 120x/menitRR : 32x/menitSuhu : 36CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).

Leher : PKGB (-).

Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),

wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)

Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :

HR : 120x/menitRR : 40x/menitSuhu : 35,4CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).

Leher : PKGB (-).

Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),

wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)

Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :

HR : 120x/menitRR : 44x/menitSuhu : 36 CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).

Leher : PKGB (-).

Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),

wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)

Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :

HR : 120x/menitRR : 44x/menitSuhu : 36 CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).

Leher : PKGB (-).

Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),

wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)

Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.

Obs. Anemia DD :

Leukimia, Thalasemia

Obs. Anemia DD :

Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :

Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :

Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :

Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :

Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :

Leukimia, Thalasemia

Transfusi PRC 150 cc

I : 30 cc

+ 12 jam

II : 45 cc

12 jam

III : 75cc

Transfusi PRC 150 cc

I : 30 cc

+ 12 jam

II : 45 cc

12 jam

III : 75cc

Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Ceficime 2x 25 mg AFF INFUS & INJ. CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Ceficime 2x 25 mg

TINJAUAN PUSTAKA

Anemia adalah suatu keadaan dimana masa eritrosit atau hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan O2 bagi jaringan. Anemia pada neonatus adalah anemia yang terjadi pada saat lahir atau dalam minggu pertama setelah lahir. Secara umum dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

Anemia karena perdarahan

Anemia karena kegagalan proses eritrosit

Anemia karena proses hemolitik.

Anemia Karena Perdarahan

Perdarahan dapat terjadi pada saat prenatal, persalinan dan beberapa hari setelah lahir. Perdarahan terjadi karena perdarahan yang tersembunyi sebelum persalinan, trauma kepala, perdarahan internal, dan pengambilan darah yang berkali-kali akibat pemeriksaan laboratorium.

Anemia karena perdarahan dapat terjadi secara akut atau kronis. Anemia yang terjadi secara kronis umumnya dapat ditoleransi, karena bayi dapat melakukan kompensasi terhadap pendarahan kronik tersebut. Mengdiagnosis pendarahan kronik dengan menemukan tanda-tanda kompensasi dan pucat, dapat juga menunjukan gejala gagal jantung. Anemia yang terjadi umumnya retikulositosis, hipokrom, dan normositosis.

Bayi dengan perdarahan akut mungkin tidak tampak anemis. Anemis yang timbul pada umumnya adalah normokrom dan terjadi dalam waktu 3-4 jam, sehingga pemeriksaan harus diulang 6-12 jam setelah perdarahan.

Gejala klinis yang ditemukan pada perdarahan akut merupakan tanda hipovolemik, hipoksemia (seperti takikardi, takipneu, hipotensi).

Perdarahan Okulta Sebelum Persalinan

Perdarahan dapat disebabkan karena perdarahan fetus masuk ke dalam sirkulasi maternal atau perdarahan pada saat fetus masuk ke fetus yang lain pada kehamilan gemeli.

Perdarahan Feto-maternal

Dapat ditemukan pada sirkulasi maternal 50% dari seluruh kehamilan. Perdaraan terjadi biasanya setelah tindakan amniosintesis atau versi sefalik ekternal. Bila terdapat antigen fetal maternal maka transfusi feto maternal dapat menimbulkan sensitasi pada ibu. Sebagaimana pada kasus inkompatibilitas Rh (D).

Manifestasi klinis tergantung pada jumlah volume yang masuk dan kecepatan perdarahan. Bila terjadi sudah lama dan selama kehamilan anemia terjadi secara perlahan dan memberikan kesempatan untuk fetus melakukan kompensasi hemodinamika. Bayi terlihat pucat saat lahir, sesak nafas, dan terjadi kegagalan sirkulasi. Kadar Hb umumnya < 12 g/dl. Bila perdarahan akut dan terjadi syok hipovolemik kadar Hb tidak dapat merefleksikan jumlah perdarahan yang terjadi. Perdarahan akut sebesar 20 % dari volume darah sudah hampir menimbulkan gejala syok dan penurunan Hb terjadi 3 jam setelah perdarahan. Hasil apusan darah tepi pada perdarahan akut biasanya eritrosit normokrom normositer, pada perdarahan kronis sel eritrosit hipokrom mikrositer. Hitungan retikulosit pada awalnya normal tetapi meningkat setelah ditemukan sel eritrosit berinti dalam darah tepi.

Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan menemukan darah fetal dalam sirkulasi maternal dengan pemeriksaan aglutinasi deferensial, teknik antobody fluoresens serta pewarnaan sel fetal. Cara kleihauer & betke merupakan cara mudah untuk mendeteksi darah fetal. Test ini berdasarkan resistensi oleh Hb fetal terhadap media asam. Tehnik ini dapat dilakukan bila tidak ada keadaan lain yang menyebabkan peningkatan Hb fetal maternal seperti thalasemia minor, anemia sel sabit.

Perdarahan Feto-fetal

Perdarahan terjadi pada kehamilan kembar monozigot dengan plasenta monochoriol. Kejadianya diperkirakan 13-34%. Pertukaran darah dapat menyebabkan anemia pada donor dan polisitemia pada resipien. Bila terjadi pada tranfusi yang bermakna maka kadar Hb > 5 g/dl berbeda dengan kembar dizigot perbedaan Hb maksimal 3,3 g/dl. Bayi yang anemis dapat menderita gagal jantung kongestif, sedang bayi fletorikbermanifestasi sebagai sindrom hiperviskositas, DIC (dissminated intravascular coagulation) dan hiperbilirubin.

Perdarahan dapat terjadi secara akut dan kronis dan dipengaruhi oleh perbedaan berat badan diantara kedua bayi kembar tersebut. Bila perbedaan > 20% transfusi dapat terjadi secara kronis. Bayi yang lebih kecil sebagai donor dan tampak anemis dengan retikulositosis. Bila < 20% maka bayi yang besar akan menjadi donor dan transfusi terjadi secara akut, retikulositosis tidak ditemukan pada donor yang anemis. Donor pada transfusi kronik tampak lebih anemis dibandingkan dengan donor pada transfusi akut.

Perdarahan Internal

Perdarahan tidak terdeteksi sampai terjadi keadaan syok. Anemia yang terjadi pada bayi usia 24-72 jam tanpa ikterus. Perdarahan internal dapat terjadi karena persalinan dengan trauma dapat menyebabkan perdarahan subdural atau subarahnoid, sefal hematom yang besar juga menyebabkan anemia

Perdarahan Extrakranial

Terjadi pada persalinan yang sulit atau persalinan dengan vakum ekstrasi. Perdarahan subgaleal termasuk didalamnya, yaitu perdarahan masuk masuk ke area subaponeurotik dari tulang kepala dan dapat menyebar keseluruh ronggakepala oleh karena tidak adanya perlekatan dengan poriosteum. Kepala bayi lahir tampak bengkak dan biru pembengkakan meluas dari orbita sampai leher. 50% dapat terjadi karena persalinan vakum, 25% pada persalinan normal, 9 % terjadi pada pesalinan sectio sesaria.

Perdarahan dibawah periosteum cenderung terbatas pada satu area namun menimbulkan sefal hematom dan perdarahan aponeurotik yang menyebabkan anemia berat. Apabila terjadi fase akut perdarahan maka harus ditangani dengan segera dan tepat dengan resusitasi, dan bila perlu diberikan transfusi dan vit K. Umumnya penyembuhan spontan dapat dicapa, beberapa hari kemudian dapat terjadi hiperbilurubinemia oleh karena terjadi adanya penyerapan dari hasil pemecahan sel darah merah.

Perdarahan Intrakranial

Dapat terjadi karena perdarahan intraventrikuler dan subarahnoid. Perdarahan intraventrikuler terjadi 50% dengan berat bayi baru lahir < 1500 gram. Bila perdarahan terjadi meluas akan meninggalkan squale dikemudian hari. Dengan gejala seperti ubun-ubun besar membenjol, apneu, kejang dan hipotermi. Perdarahan ini dapat menyebabkan anemia pada bayi saat lahir atau kadar Hb tiba0tiba turun dalam waktu 24 jam pertama.Perdarahan Intra Abdomen

Persalinan letak lintang dengan janin besar sering dihubungan dengan perdarahan intra abdomen meskipun dapat terjadi pada persalinan normal. Organ yang terkena yaitu adrenal, ginjal, hepar, dan limpa atau perdarahan apat masuk dalam rongga retroperitonial sehingga dapat diraba sebagai suatu masa. Perdarahan adrenal dapat menyebabkan koleps mendadak dan sianosis. Gambaran klinis tergantung banyaknya perdarahan misalnya perdarahan di hepar dengan perdarahan di dalam kapsul maka abdomen bayi tampak besar dan anemis. Keadaan ini dapat sembuh atau enimbulkan komplikasi karena ruptur kapsul hepar. Terjadi 24-48 jam setelah lahir dan menimbulkan syok. Ruptur limpa dapat terjadi setelah proses persalinan yang sulit atau akibat pembesaran limpa yang ekstrim seperti pada eritroblastosis fetalis yang berat.

Anemia Karena Kegagalan Produksi Eritrosit

Anemia Diamond- Blackfan (pure red cell anemia) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan adanya kegagalan eritropoisis sedang produksi leukosit dan trombosit normal. Anemia dapat ditemukan pada saat bayi baru lahir (25%). Dengan kadar Hb 9,4 g/dl. Disertai retikulositopenia. Sumsum tulang menunjukan defek sistem eritropoiesis ditandai dengan penurunan prekusor eritroit, sedang proliferasi dan diferensiasi sistem hematopoetik lain normal. Kadar eritropoietin dalam serum meningkat sebagai respon kompensasi adanya produksi eritrosit yang tidak efisien.

Sindrom ini terjadi pada bayi lahir rendah ( 10%). Dan disertai anomali kongenital pada 30% pasien. Sering terjadi pada perawaakan pendek, ditemukan pada mikrosefali, palatoschisis, kelainan pada mata, web neck, dan kelainan ibu jari

Patogenesisnya anemia Diamond- Blackfan (pure red cell anemia) diturunkan secara autosomal resesif. Pengobatan dengan kortikosteroit memberikan respon yang baik , hal ini terlihat dengan peningkatan kadar Hb dan retikulosit. Prednisosn umumnya dimulai dengan dosis 2mg/kg BB/ hari. Transpalntasi sumsum tulang alogenik dapat memperbaiki prekusor eritrosit, hal ini menunjukan kelainan terjadi karena defek pada diferensiasi sel induk. Prognosis buruk dan kelainan ini dihubungkan dengan terjadinya anemia aplastik, sindrom meilodisplasi, leukimia akut.

Anemia Karena Proses Hemolitik

Proses hemolitik definisikan sebagai proses patologik yang menyebabkan pemendekan umur eritrosit (