20
SATUAN ACARA KEGIATAN/PROPOSAL TERAPI BERMAIN PUZZLE CUBE Pada Anak Usia Sekolah (7-15 tahun) Di Ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya Disusun Oleh : 1. Agustian Saqurin (131313143059) 2. Dyah Anggraeni (131313143060) 3. Nizar Aquita (131313143061) 4. Lingling Marinda (131313143062) 5. Putri Nawangsari (131313143063) 6. Ni Kadek Apriani (131313143064) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sak rubik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tumbuh kembang

Citation preview

Page 1: sak rubik

SATUAN ACARA KEGIATAN/PROPOSAL

TERAPI BERMAIN PUZZLE CUBE

Pada Anak Usia Sekolah (7-15 tahun) Di Ruang Bona 1

RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Disusun Oleh :

1. Agustian Saqurin (131313143059)

2. Dyah Anggraeni (131313143060)

3. Nizar Aquita (131313143061)

4. Lingling Marinda (131313143062)

5. Putri Nawangsari (131313143063)

6. Ni Kadek Apriani (131313143064)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 2: sak rubik

SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK)TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Usia Sekolah

Sub Topik : Terapi bermain puzzle cube

Tempat : Ruang Bona 1 RSUD Dr. Sutomo Surabaya

Waktu : kamis, 6 januari 2014 selama 45 menit (jam 10.00-10.45 WIB).

Sasaran : Pasien anak Anak Usia Sekolah yang dirawat di Ruang Bona 1

1.1 Latar Belakang

Tumbuh kembang adalah semua aspek kemajuan yang dicapai sejak

konsepsi hingga dewasa. Anak dibagi dalam beberapa tahap sesuai

perkembangannya. Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai

macam potensi. Potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi tersebut

berkembang secara optimal. Pada tahap ini, anak mulai menguasai berbagai

keterampilan fisik, bahasa, rasa percaya diri untuk mengeksplorasi

kemandiriannya. Sedangkan pada anak usia sekolah, anak cenderung memiliki

rasa keingintahuan dan minat belajar yang tinggi, dan anak-anak suka membentuk

suatu kelompok untuk bermain bersama. Permainan dibutuhkan oleh anak usia

sekolah untuk mendukung perkembangan anak yang maksimal, melalui bermain

anak akan mampu melatih motorik halus, motorik kasar, dan bersosialisasi dengan

orang lain.

Pertumbuhan ketrampilan halus pada anak, tidak akan berkembang

melalui kematangan begitu saja, melainkan ketrampilan itu harus dipelajari.

Secara umum terdapat tiga cara yang dapat digunakan anak dalam mempelajari

kemampuan motorik seperti trial dan error, meniru, pelatihan (Hurlock, 2005).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus adalah dengan

bermain puzzle cube. Dengan aktivitas bermain kotak puzzle cube, kemampuan

anak untuk berusaha mencari suatu penyelesaian dalam sebuah permainan

menjadi terlatih dan meningkatkan fokus berfikir dan konsentrasi anak., termasuk

anak-anak yang sedang menjalani pengobatan dan perawatan di rumah sakit,

aktivitas bermain tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan

kondisi anak.

Page 3: sak rubik

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional,

dan sosial dan merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,

anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak

serta suara (Wong, 2000). Bagi anak yang sakit, permainan yang dipilih

merupakan permainan yang aman namun dapat menghilangkan rasa jenuh akibat

dampak hospitalisasi, sehingga dengan terapi bermain yang diajarkan mampu

menyita waktu hingga anak tidak bosan hanya dengan menunggu waktu kapan

sembuh. Pelibatan orang tua dan teman-teman dengan usia yang sama perlu

diperhatikan dalam memberikan terapi bermain.

Sesuai tahap perkembangan psikososial menurut Erickson, usia sekolah

berada pada tahap perkembangan industry vs inferioritas, dimana pada masa ini

anak cenderung meciptakan keterampilan terhadap hal-hal yang baru dipelajari,

anak belajar bekerjasama dan membutuhkan dorongan agar tercipta pencapaian

yang nyata dari hasil kerja mereka. Sehingga orang tua hendaknya dapat

memberikan stimulus yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pada tahap

ini orangtua mempunyai peranan penting yaitu memberikan dukungan kepada

anak terhadap proses penyelesaian hasil kerjanya. Lingkungan rumah sakit bagi

anak merupakan stressor yang dapat membatasi ruang gerak dan ekspresinya

sehingga tidak jarang anak menjadi tidak percaya diri dan ragu-ragu dalam

bertindak. Oleh karena itu, dalam menurunkan dampak hospitalisasi pada anak di

Ruang Bona 1 RSUD Dr.Soetomo, kami akan melakukan terapi bermain puzzle

cube. Terapi bermain ini bertujuan untuk mempraktekkan keterampilan,

menumbuhkan kreatifitas, memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan

kognitif, afektif dan psikomotor, serta dapat meminimalkan stress hospitalisasi

bagi anak. Permainan puzzle cube mampu meningkatkan daya konsentrasi anak

usia sekolah sesuai dengan karakteristik puzzle cube yang sulit dipecahkan jika

tidak memiliki trik dan daya imajinasi yang tinggi, sehingga dapat menumbuhkan

rasa optimistik untuk dapat menyelesaikan permainan tersebut. Terapi bermain

dilakukan secara individu dengan prinsip kompetisi di Ruang Bona 1 RSUD Dr.

Soetomo Surabaya. Ruangan tersebut merupakan ruang perawatan untuk kasus

pada anak penderita kelainan gangguan hematologi. Jumlah pasien anak pada

Page 4: sak rubik

minggu terakhir bulan Januari 2014 sebanyak 15 anak yang terdiri dari anak usia

6-15 tahun atau anak usia sekolah yang ada di ruang Bona 1

1.2 Tujuan

1.2.1  Tujuan Umum

Untuk mengoptimalkan tahap tumbuh kembang anak usia sekolah, serta

meminimalkan stress hospitalisasi pada anak.

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Anak mampu mengenal lingkungan sekitar mereka

2) Anak mampu mempertahankan rasa optimisme untuk menyelesaikan

tugas dalam permainan

3) Anak mampu bersosialisasi dengan teman lainnya

1.3 Sasaran

Anak usia sekolah yang sedang menjalani terapi rawat inap di Ruang Bona 1

RSUD Dr. Soetomo berjumlah 10 anak.

1.4 Waktu dan tempat

Terapi bermain dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Februari 2014 pukul

10.00 s.d 10.45 di tempat bermain Ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.5 Jenis Permainan

Jenis permainan yang digunakan adalah bermain kotak puzzle cube yang

terdiri dari 1 kotak dengan 6 sisi, dengan 9 kotak kecil di setiap sisinya, dalam

kemasan warna berbeda di setiap sisinya dan mampu diputar untuk diubah posisi

di setiap kotak kecilnya.

1.6 Aturan Permainan

1) Waktu pelaksanaan 45 menit

2) Peserta tidak boleh meninggalkan tempat selama pelaksanaan berlangsung

3) Apabila ingin meninggalkan tempat harus ijin ke leader dan kembali lagi

ke dalam permainan.

4) Orang tua boleh mendampingi anak tetapi tidak boleh membantu.

Page 5: sak rubik

5) Peserta diharapkan mampu menyelesaikan minimal 1 sisi warna yang

sama

1.7 Media

1. Kotak puzzle cube

2. Tikar

1.8 Cara bermain

Pertama, leader menjelaskan permainan apa yang akan dilakukan, tujuan

diberikan terapi bermain tersebut, dan aturan bermainnya dilanjutkan dengan

membagikan kotak puzzle cube pada tiap-tiap anak. Leader memberi contoh cara

mempergunakan kotak puzzle cube tersebut. Fasilitator dapat membantu dalam

mengarahkan peserta selama terapi bermain berlangsung. Jalannya terapi serta

kemajuan dari peserta terapi bermain dinilai oleh observer. Pada sesi terakhir co-

Leader akan memberikan trik-trik untuk dapat menyelesaikan tugas dalam

permainan puzzle cube.

1.9 Hambatan bermain

1. Anak lelah, mengantuk

2. Anak bosan

3. Anak mudah putus asa

4. Anak merasa takut dengan lingkungan

5. Saat bermain anak mendapat program pengobatan

6. Anak tidak ingin berpisah dengan orang tua.

1.10 Antisipasi hambatan bermain

1. Membatasi waktu bermain.

2. Diberi waktu untuk istirahat 5 menit jika anak benar-benar tidak mampu

dikendalikan

3. Membina hubungan saling percaya dengan anak beberapa hari sebelum

terapi bermain

Page 6: sak rubik

4. Jadwal bermain disesuaikan (tidak pada waktu pemberian obat)

5. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.

6. Melibatkan perawat/petugas ruangan dan orang tua.

1.11 Organisasi Kegiatan

Pembimbing Akademik : Kristiawati, S.Kp.,M.Kep.Sp.Kep.An

Pembimbing Klinik : Suparmiasih, S.Kep.,Ns

Leader : Ni Kadek Apriani

Co-Leader : Agustian Saqurin

Observer : Putri Nawangsari

Fasilitator : Dyah Anggraeni, Lingling Marinda Palupi,

Nizar Aquita

1.12 Setting tempat

: Peserta : tikar

: Leader

: Fasilitator

: Observer

Page 7: sak rubik

1.13 Susunan Acara

WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

PJ

3 menit Pembukaan:1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan

salam2. Memperkenalkan diri dan memberikan

kesempatan peserta untuk menyebutkan nama masing-masing

3. Menjelaskan permainan apa yang akan dilakukan dan tujuan permainan

4. Kontrak waktu 45 menit

Menjawab salamMenyebutkan namaMendengarkanMemperhatikan

Leader

30 menit Pelaksanaan :1. Menjelaskan tujuan dan aturan bermain puzzle

cube, fasilitator dapat mengacak warna kotak puzzle cube dengan panduan dari co-leader dan diserahkan kembali pada anak untuk dikerjakan dengan beberapa tahap kesulitan mulai dari tahap mudah dengan 2x putaran, tahap agak sulit dengan beberapa putaran dalam waktu penyelesaian 10 menit, dan selanjutnya tahap sulit yaitu dilakukan putaran secara acak dalam waktu penyelesaian 20 menit untuk menyelesaikan tugas mencocokkan minimal satu sisi dengan satu warna.

2. Membagikan kotak puzzle cube pada tiap anak3. Memberi contoh cara penggunaan4. Memberi kasus dengan tahap ringan (2

putaran), sedang (beberapa putaran), hingga sulit (diputar secara acak)

5. Memberikan waktu sepenuhnya pada anak untuk menyelesaikan minimal satu sisi dengan warna yang sama dengan beberapa tingkat kesulitan.

6. Memberi motivasi dan sedikit memberi clue dalam menyelesaikan jika anak sudah mulai jenuh dan putus asa.

Peserta berpartisipasi aktif

Orang tua dan fasilitator mendampingi anak saat

bermain

Leader, co-leader,Fasilitator

12 menit Evaluasi :1. Menyampaikan keberhasilan masing-masing

pesertaMendengarkan dan membalas salam Leader

Page 8: sak rubik

2. Memberikan reward kepada peserta terbaik yang mampu menyelesaikan permainan puzzle cube paling cepat

3. Memberikan beberapa trik untuk menyelesaikan tugas dalam permainan puzzle cube

4. Memberikan motivasi kepada peserta dan orang tua untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotor, afektif dan sosial melalui permainan.

Terminasi :1. Mengucapkan terima kasih kepada peserta2. Mengucapkan salam

co-leader

1.14 Job Desk

1) Leader

- Memainkan peran sebagai pemimpin dalam permainan mulai dari

pembukaan sampai selesai.

- Mengarahkan permainan.

- Memandu proses permainan.

2) Co-leader

- Membantu leader dalam memimpin terlaksananya terapi bermain

- Memberi contoh pelaksanaan terapi bermain

- Memberikan trik untuk menyelesaikan tugas dalam terapi bermain

3) Fasilitator

- Memfasilitasi anak untuk bermain.

- Membimbing anak bermain.

- Memotivasi anak agar mampu menyelesaikan tugas hingga waktu yang

ditentukan

- Memperhatikan respon anak saat bermain.

4) Observer

- Mengawasi jalannya permainan.

- Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.

- Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.

Page 9: sak rubik

- Menyusun laporan dan menilai hasil permainan dibantu dengan

Leader, Co-leader dan fasilitator.

1.15 Evaluasi

1. Struktur

a) Kesiapan media

b) Kesiapan proposal terapi bermain

c) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain diadakan H-6

d) Jumlah peserta hadir dalam terapi bermain minimal 5 orang.

2. Proses

a) Terapi berlangsung sesuai dengan jadwal yang direncanakan

b) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat bermain saat terapi

bermain berlangsung

c) Peserta mengikuti semua aturan yang telah disepakati

3. Hasil

Jangka Pendek

a) Peserta merasa senang setelah mengikuti permainan.

b) Permainan dapat mengurangi efek hospitalisasi

c) 60% peserta tergolong dalam kriteria baik pada setiap kategori

penilaian

Jangka Panjang

a) Permainan ini dapat menstimulasi perkembangan kognitif , afektif,

dan psikomotor anak.

b) Mampu meningkatkan rasa optimisme dan daya juang tinggi dalam

menyelesaikan tugas.

Page 10: sak rubik

Lembar Observasi Pelaksanaan Terapi Bermain

NO Aspek yang Dinilai Ya TidakI Struktur Terapi Bermain1. Persiapan media terapi bermain

1. Kotak puzzle cube2. Tikar

2 Kelengkapan jumlah mahasiswa:a. Leader (1)b. Co-leader (1)c. Fasilitator (3)d. Observer (1)

II Proses Terapi Bermain1. Pembukaan, Leader :

a. Membuka acara terapi bermain dengan mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri dan meminta peserta menyebutkan nama

c. Menjelaskan kontrak waktud. Menjelaskan permainan apa yang akan dilakukan dan

tujuan terapi bermaine. Memberikan contoh kepada peserta cara bermain

puzzle cubef. Memimpin jalannya permainan dari awal sampai

akhir2. Pelaksanaan

Co-leader :a. Membantu Leader menjelaskan cara bermain kepada

pesertab. Membantu Leader memberikan contoh kepada

peserta cara bermain puzzle cubec. Memberikan kesempatan pada peserta untuk ikut

memulai permainand. Mengatur waktu permainan

Fasilitator :a. Mengarahkan peserta untuk bermain b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan permainanc. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar

fokus pada jalannya permainanPelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu

3. Evaluasi : observer a. Memberikan Check list pada lembar evaluasi

kemajuan pesertab. Memberikan penilaian kemampuan anak berdasarkan

kriteria di lembar evaluasi kemajuan.4. Terminasi :

Page 11: sak rubik

a. Memberikan reward kepada peserta terbaik oleh leader, dan fasilitator

b. Memberikan trik penyelesaian tugas dalam permainan puzzle cube

c. Leader mengucapkan terima kasihIII Hasil Terapi Bermain1. Peserta Terapi Bermain :

a. Peserta terapi bermain antusias mengikuti kegiatan terapi bermain

b. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan selesai.

c. Anak mampu menyelesaikan setidaknya 1 sisi warna yang sama pada tahap sullit, dan mampu menyelesaikan 6 warna yang sama di setiap sisinya pada tahap ringan dan sedang dalam waktu yang telah ditentukan

Page 12: sak rubik

Lembar Evaluasi Kemajuan

Kategori kemampuan anak Penilaian An... An... An... An... An... An... An... An...Kognitif- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan

yang terkandung dalam permainan- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam

permainan dalam berbagai tahapan:a) Tahap ringanb) Tahap sedangc) Tahap sulit

TotalKriteria

Sosial- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman

sepermainan- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman

sepermainan- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat

TotalKriteria

Afektif- Anak dapat mematuhi peraturan permainan

TotalKriteria

Jumlah akhir

Keterangan skor: Kriteria tiap kategori:0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 17-241 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 9-162 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-83 : Melakukan dengan mandiri

Page 13: sak rubik

Lembar Evaluasi Kemajuan

Kategori kemampuan anak Penilaian An... An... An... An... An... An... An... An...Kognitif- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan

yang terkandung dalam permainan- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam

permainan dalam berbagai tahapan:d) Tahap ringane) Tahap sedangf) Tahap sulit

TotalKriteria

Sosial- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman

sepermainan- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman

sepermainan- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat

TotalKriteria

Afektif- Anak dapat mematuhi peraturan permainan

TotalKriteria

Jumlah akhir

Keterangan skor: Kriteria tiap kategori:0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 13-181 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 7-122 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-63 : Melakukan dengan mandiri