80

SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator
Page 2: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman i

SAMBUTAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

tahun 2019 dapat disusun dan diselesaikan dengan baik tepat

waktu.

Sesuai ketentuan Pasal 18 Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dan Investasi berkewajiban menyusun

Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang telah dicapai

berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan.

Laporan Kinerja menyajikan target dan capaian kinerja Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dan Investasi Tahun 2019. Target kinerja dimaksud sebagaimana

tertuang dalam Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator dan Pejabat Eselon I disusun

berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Koordinator dan mengacu pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019. Pernyataan Kinerja

disusun berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2019.

Laporan Kinerja ini juga memuat analisis perbandingan antara rencana atau target

dengan realisasi kinerja. Pencapaian realisasi kinerja keuangan juga diuraikan dalam sub

bab kinerja keuangan. Mulai tahun anggaran 2016 Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman Investasi telah menerapkan manajemen kinerja berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) yang

telah ditetapkan dalam Keputusan Menko Bidang Kemaritiman Nomor: 2 Tahun 2017

tentang Pengelolaan Kinerja.

Laporan Kinerja ini kami dedikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dengan

harapan dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai data rujukan.

Kepada semua pihak yang sudah berkontribusi dalam laporan ini, kami mengucapkan

terima kasih.

Page 3: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Tahun 2019, merupakan perwujudan transparansi dan

akuntabilitas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko

Marves) dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta penggunaan anggarannya. Selain

itu, Lapoan Kinerja ini merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan misi

sebagaimana dalam Renstra Kemenko Marves. Kinerja Kemenko Marves Tahun 2019

diukur berdasarkan capaian kinerja atas pelaksanaan Pernyataan Kinerja Menteri

Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman. Pernyataan Kinerja tersebut disusun

berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019 sebagai pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

Perencanaan kinerja disusun dengan memperhatikan tugas dan fungsi dari Kemenko

Marves yaitu membantu Presiden dalam mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan

mengendalikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

kemaritiman.

Fungsi Kemenko Marves difokuskan pada upaya perbaikan mekanisme koordinasi

dalam mensinergikan, melaksanakan serta melakukan pengendalian terhadap

pelaksanaan kebijakan bidang kemaritiman yang secara teknis dilaksanakan oleh

Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kemenko Marves. Hal ini sesuai dengan

rencana strategis Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2015-2019 yang

dititikberatkan pada upaya koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian dalam rangka

mewujudkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat,

menuju poros maritim dunia.

Berdasarkan Pernyataan Kinerja Menko Marves tahun 2019 terdapat 4 (empat)

bagian utama (perspektif), yaitu: Pemangku Kepentingan (stakeholders), Pelanggan

(Customer), Proses Internal (Internal Process), dan dan Pembelajaran dan pertumbuhan

(learning and growth), serta dibagi dalam 10 (sepuluh) Sasaran Strategis (SS) yang

terdiri 15 (lima belas) Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian kinerja Kemenko

Marves pada tahun 2019 adalah 101,56%. Dari seluruh target kinerja yang diperjanjikan,

hanya target peringkat indeks daya saing pariwisata yang masih cukup jauh target

(tercapai 85,71%).

Adapun penjelasan singkat mengenai pencapaian kinerja Kemenko Marves tahun

2019 yang dikelompokan dalam 4 perspektif adalah sebagai berikut:

1. Stakeholder Perspective terdiri dari 1 (satu) SS yaitu: Terwujudnya Indonesia Poros

Maritim Dunia melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing.

SS.1 ini tercapai 120% dari target.

2. Customer Perspective terdiri dari 4 (empat) SS dengan capaian 97,41%. Rincian masing-

masing capaiannya adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif

di Tingkat Regional & Global: 102,69%

Page 4: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman iii

b. Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara

Berkelanjutan: 104,30%

c. Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros

Maritim: 93,84%

d. Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter

dan Berbudaya Nusantara: 91,19%.

3. Internal Business dengan 1 (satu) SS yaitu: Tersedianya Rekomendasi Kebijakan

Kemaritiman yang Efektif dengan capaian 97,05%.

4. Learning and growth dengan 4 (empat) SS dengan capaian 101,92%. Rincian masing-

masing capaiannya adalah sebagai berikut:

a. SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten: 120%

b. Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang

Baik: 94,21%

c. Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

yang Terintegrasi, belum ada target dan capaian kinerja: 102,50%

d. Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel: 100%.

Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko Marves TA. 2019

Page 5: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman iv

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ vi

DAFTAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN .................................................................. vii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ................................................................................... 1

1.2. Organisasi dan Personalia ........................................................................................... 3

1.3. Sistematika Penyajian ................................................................................................. 5

II. PERENCANAAN KINERJA ......................................................................................... 6

2.1. Sasaran Strategis ......................................................................................................... 6

2.2. Indikator dan Target Kinerja ....................................................................................... 8

2.3. Program dan Kegiatan ...............................................................................................10

III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................................12

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019 ......................................................................................12

3.1.1 Stakeholders Perspective .....................................................................................14

SS.1 Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa ...................................................................15

3.1.2 Customer Perspective ..........................................................................................19

SS.2 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global ..................................................................................19

SS.3 Meningkatnya Nilai Tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan......................................................................................................25

SS.4 Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim ..............................................................................................................28

SS.5 Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif, Berkarakter dan Berbudaya Nusantara ...................................................................................32

3.1.3 Internal Business Process Perspective ..............................................................38

SS.6 Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif ...........................38 3.1.4 Learning and Growth Perspective .........................................................................41

SS.7 Sumber Daya Manusia Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten ...........................................................................................................42

SS.8 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik ...................................................................................................................44

SS.9 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi ........................................................................................................45

SS.10 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel ..............................................................49 3.2. Ringkasan Penjelasan Capaian Kinerja .......................................................................50

3.2.1. Analisa Ringkas Capaian Kinerja ......................................................................50

3.2.2. Capaian Kinerja Strategis ..................................................................................51

3.2.3. Analisa Kondisi Sumber Daya Pegawai .............................................................54

3.3. KINERJA KEUANGAN ..........................................................................................56

3.3.1 Realisasi Anggaran ............................................................................................56

3.3.2 Realisasi per Jenis Belanja..................................................................................61

3.3.3 Dukungan Program terhadap Pencapaian Kinerja ...............................................62

IV. PENUTUP ....................................................................................................................65

LAMPIRAN ........................................................................................................................67

Page 6: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2019 ................................................................................ 6

Tabel 2. SS dan IKU Kemenko Kemaritiman TA. 2019 ........................................................... 8

Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas ........................ 9

Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja ........................................................................................... 9

Tabel 5 Anggaran dana Pagu Kegiatan Kemenko Kemaritiman 2019 ......................................11

Tabel 6 Rincian Pagu per Unit Kerja Kemenko Kemaritiman 2019 .........................................11

Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman TA. 2019 ....................................................12

Tabel 8 Nilai Capaian Kinerja Kemenko per Perspektif TA. 2019 ............................................13

Tabel 9 Nilai Capaian Kinerja Kemenko per Perspektif Tahun 2014-2019................................14

Tabel 10 Target dan Capaian Sasaran Strategis 1 ..................................................................15

Tabel 11 Target Proyeksi PDB Maritim ................................................................................17

Tabel 12 Proyeksi danShare PDB Maritim terhadap PDB Nasional .........................................17

Tabel 13 Indikator Kinerja SS.2 ............................................................................................19

Tabel 14 Daftar Inisiasi Gagasan Indonesia di forum Internasional ........................................20

Tabel 15 Jumlah dan Jenis Pelanggaran Tahun 2019..............................................................24

Tabel 16 Proses Penanganan Pelanggaran Tahun 2019 ...........................................................24

Tabel 17 Jumlah dan Jenis Pelanggaran Tahun 2018 ..............................................................24

Tabel 18 Daftar Target SS.3 ..................................................................................................25

Tabel 19 Realisasi Produksi Sumber Daya Alam....................................................................26

Tabel 20 Target Produksi Sumber Daya Alam .......................................................................26

Tabel 21 Peringkat OHI Indonesia ........................................................................................27

Tabel 22 Target Indikator Kinerja SS.4 ..................................................................................28

Tabel 23 Nilai Investasi di Kawasan Barat Indonesia, Januari-September 2019 .......................28

Tabel 23 Peringkat LPI di ASEAN ........................................................................................30

Tabel 25 Nilai Biaya/Indeks Logistik terhadap PDB ...............................................................31

Tabel 26 Target Indikator Kinerja SS.5 ..................................................................................32

Tabel 27 Rincian Komponen Penilaian Indeks Inovasi Indonesia ...........................................33

Tabel 28 Peringkat Indeks Inovasi Global, Sub Indeks ...........................................................33

Tabel 29 Daftar Kebijakan bidang Kemaritiman yang Ditindaklanjuti Instansi terkait .............38

Tabel 30 Target Learning and Growth Perspective .................................................................42

Tabel 31 Rekap Hasil Penilaian Kompetensi Pejabat ..............................................................42

Tabel 32 Indeks Reformasi Birokrasi Kemenko Kemaritiman .................................................44

Tabel 33 Capaian Nilai Indeks SPBE Kemenko Marves Tahun 2019 ......................................46

Tabel 34 Capaian Nilai Indeks SPBE Kemenko Kemaritiman Tahun 2018 .............................47

Tabel 35 Nilai Rerata Capaian Indeks SPBE Nasional Tahun 2019 ........................................48

Tabel 36 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Kemaritiman 2019 ............................................54

Tabel 37 Realisasi Anggaran Kemenko Kemaritiman Tahun 2019...........................................56

Tabel 38 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Tahun 2019 ...................................................57

Tabel 39 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Marves TA. 2019 ...........................................59

Tabel 40 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2018 .......................................................................59

Tabel 41 Realisasi Anggaran Kumulasi TA. 2019 ...................................................................60

Tabel 42 Pagu dan Realisasi Kemenko Marves TA 2019 per Jenis Belanja ..............................61

Tabel 43 Rincian Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran TA. 2018 dan 2019 ........................62

Page 7: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko Marves TA. 2019................................................................. iii

Gambar 2 Struktur Organisasi Kemenko Kemaritiman (Perpres No. 10 Tahun 2015) ................. 4

Gambar 2 Struktur Organisasi Kemenko Marves (Perpres No. 71 Tahun 2019) ........................... 4

Gambar 3 Peta Strategis Kemenko Kemaritiman tahun 2019 ........................................................ 7

Gambar 5 Grafik Pertumbuhan PDB Kemaritiman terhadap PDB Nasional ............................. 16

Gambar 6 Capaian Peringkat LPI Indonesia ................................................................................... 18

Gambar 7 Capaian Ocean Health Index Indonesia Tahun 2018 ................................................... 27

Gambar 8 Nilai PDB Indonesia per Wilayah .................................................................................. 28

Gambar 9 Grafik Indeks Logistik ASEAN ...................................................................................... 30

Gambar 10 Biaya Logistik dan Nilai PDB Indonesia Tahun 2004-2011 ....................................... 31

Gambar 11 Nilai dan Peringkat Indonesia pada Indeks Inovasi Global ....................................... 33

Gambar 12 Grafik trend Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia ............................................... 35

Gambar 13 Usulan 30 Proyek Pengembangan Koridor Ekonomi ................................................. 52

Gambar 14 Staus Penyelesaian Perda RZWP3K ............................................................................ 53

Gambar 15 Grafik Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman TA. 2019 ................................... 57

Gambar 16 Grafik Anggaran per Bulan Kemenko TA. 2019 .......................................................... 59

Gambar 17 Grafik Perkembangan Kumulasi Realisasi Anggaran TA. 2019 ................................. 60

Gambar 18 Capaian Kinerja Anggaran Satker Kemenko Marves TA. 2019 ................................. 60

Gambar 19 Capaian Evaluasi Kinerja Anggaran Kemenko Marves TA. 2019 ............................ 61

Gambar 20 Komposisi Alokasi Anggaran ....................................................................................... 61

Gambar 21 Grafik Kinerja Pelaksanaan Anggaran TA. 2019 ........................................................ 63

Gambar 19 Grafik Nilai IKPAper Tahun Kemenko Kemaritiman ............................................... 63

Page 8: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman vii

DAFTAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN

IKU : Indikator Kinerja Utama

Kemenko Kemaritiman : Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

KemenPANRB : Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi

Menko : Menteri Koordinator

Marves : Maritim dan Investasi

PDB : Produk Domestik Bruto

RB : Reformasi Birokrasi

Renstra : Rencana Strategis

SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja

Setmenko Kemaritiman : Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Sesmenko Kemaritiman : Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

SPIP : Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

SPBE : Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

SS : Sasaran Strategis

TA : Tahun Anggaran

Page 9: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 1

I. PENDAHULUAN Posisi geografis Indonesia yang sangat strategis menjadi persilangan lalu lintas

perdagangan dunia dapat menjadi poros dunia sesuai visi Presiden Joko Widodo dan

Wakil Presiden Jusuf Kalla. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun

2005-2025 telah menetapkan visi pembangunan nasional yakni untuk mewujudkan

Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Salah satu langkah untuk

mencapainya, pemerintahan telah mencanangkan bahwa Indonesia harus mampu

meraih kembali kejayaan maritim. Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan adalah

membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) dalam

jajaran Kabinet Kerja. Pembentukan kementerian ini dimaksudkan untuk

mengefektifkan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan di bidang kemaritiman

sehingga dapat terjadi sinergi diantara kementerian/lembaga yang dikoordinasikan

untuk mengurangi dan/atau menghilangkan hambatan-hambatan yang ada.

Terdapat tiga aspek penting yang mendukung dalam perkembangan bangsa

Indonesia, yaitu aspek maritim, aspek agrikultur, dan aspek industri. Dewasa ini aspek

maritim mendapat perhatian yang lebih, dan diharapkan dapat memberikan manfaat

dan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan. Indonesia adalah salah satu negara

maritim dan kepulauan yang terbesar di dunia dengan 17.508 pulau besar dan kecil

dengan garis pantai 99.000 km dengan penduduk lebih dari 220 juta. Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) lahir sebagai

pengejawantahan visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kala

yang merupakan pimpinan pemerintahan dalam kabinet kerja 2014-2019.

1.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Sebagai amanat Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2015 tentang Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman mempunyai tugas: Menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan Pemerintahan di

bidang Kemaritiman.

Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan

kementerian/lembaga yang terkait dengan isu di bidang kemaritiman.

2. Pengendalian pelaksanaan kebijakan kementerian/lembaga yang terkait dengan isu di

bidang kemaritiman.

3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kemenko Kemaritiman.

Page 10: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 2

Visi

(Sesuai Visi Presiden)

“Terwujudnya Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong”

Misi :

“Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,

maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional”

4. Sinkronisasi dan koordinasi kebijakan penguatan negara maritim, dan pengelolaan

sumber daya maritim.

5. Koordinasi kebijakan pembangunan sarana dan prasarana Kemaritiman.

6. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kemenko

Kemaritiman.

7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di Kemenko Kemaritiman, dan

8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan adalah

legal menurut Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini dapat

dilihat pada ketentuan Pasal 25A Undang-Undang Dasar

1945 menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan

yang bercirikan nusantara. Selain itu, Misi ke-7 Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

adalah mewujudkan Indonesia sebagai Negara

Kepulauan yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasiskan kepentingan

nasional.

Visi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sesuai dengan visi Presiden

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong

Sehubungan dengan visi tersebut di

atas, Kementerian Koordinator memiliki misi

yang dijalankan Mewujudkan Indonesia menjadi

negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional

Gagasan Presiden Joko Widodo untuk

mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia memiliki lima pilar utama, yaitu:

1. membangun kembali budaya maritim Indonesia;

2. menjaga dan mengelola sumber daya laut;

3. memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim;

4. mengembangkan diplomasi maritim, membangun kemitraan;

5. membangun kekuatan pertahanan maritim.

Pembangunan poros maritim memiliki sekurangnya 3 (tiga) pilar ekonomi, yaitu:

(1) pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan; (2) penyediaan dan infrastruktur

poros maritim yang maju dan terpadu; serta (3) pengembangan industri maritim.

Negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan potensi lautnya,

sekalipun negara tersebut mungkin tidak punya banyak laut, seperti negara pantai.

Page 11: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 3

Tetapi harus mempunyai kemampuan teknologi, ilmu pengetahuan, peralatan, dan

lain‐lain untuk mengelola dan memanfaatkan laut tersebut, baik ruangnya, kekayaan

alamnya maupun letaknya yang strategis.

1.2. Organisasi dan Personalia Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-

2019. Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sampai dengan unit

eselon I selanjutnya ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 2015 tanggal 21 Januari 2015 tentang Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Kemaritiman Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman

Nomor 2 Tahun 2019.

Pada Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024, Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman, berubah nama sekaligus mendapatkan tambahan tugas koordinasi

melalui Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2019 tentang Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dan Investasi. Saat ini peraturan Kemenko sebagai turunan Perpre

No. 71 tersebut sedang dalam finalisasi penyelesaian.

Berdasarkan keputusan dan peraturan tersebut di atas, Kemenko Marves

mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan

Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang kemaritiman dan

investasi. Sehubungan dengan hal itu Kemenko Marves menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kemaritiman dan investasi;

2. Pengelolaan dan penangangan isu di bidang kemaritiman dan investasi;

3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman dan Investasi;

4. Pengawalan program prioritas nasional dan kebijakan lain yang telah ditetapkan

dalam Sidang Kabinet;

5. Penyelesaian permasalahan yang tidak dapat diselesaikan atau disepakati antar

Kementerian/Lembaga dan memastikan terlaksananya keputusan dimaksud;

6. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; dan

7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman dan Investasi

Page 12: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 4

Sehubungan dengan tugas koordinasi yang dimiliki Kementerian Koordinator

Bidang Kemaritiman dan Investasi mengoordinasikan:

a. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

b. Kementerian Perhubungan;

c. Kementerian Kelautan dan Perikanan;

d. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

e. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

f. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

g. Badan Koordinasi Penanaman Modal; dan

h. Instansi lain yang dianggap perlu.

Kemenko Kemaritiman terdiri atas Sekretariat Kementerian Koordinator, 4

(empat) Deputi, 4 (empat) Staf Ahli Menteri, dan Inspektorat dengan struktur sebagai

berikut sebagai berikut:

Gambar 2 Struktur Organisasi Kemenko Kemaritiman (Perpres No. 10 Tahun 2015)

Gambar 3 Struktur Organisasi Kemenko Marves (Perpres No. 71 Tahun 2019)

Staf Ahli Menteri

Page 13: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 5

1.3. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja ini secara umum menginformasikan capaian kinerja Kemenko

Kemaritiman dari TA. 2019. Walaupun sejak pengumuman kabinet Indonesia Maju

pada tanggal 23 Oktober 2019, secara resmi Kemenko Kemaritiman sudah berubah

nama dan tugas, namun dalam pelaksanaannya masih menggunakan anggaran dan

kegiatan serta target kinerja Kemenko Kemaritiman. Sehubungan dengan hal tersebut,

maka dalam penyampaian Laporan Kinerja ini merupakancapaian kinerja Kemenko

Kemaritiman (berdasarkan PK Menko Kemaritiman)

Laporan Kinerja ini membandingkan antara capaian kinerja (performance results)

dengan rencana kinerja (performance plan) sebagai tolak ukur keberhasilan dari hasil

analisis terhadap capaian kinerja tersebut, sehingga dapat diperoleh masukan bagi

perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Penyajian Laporan kinerja ini adalah

sebagai berikut:

1. Bab I PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan

tujuan penulisan laporan, dan struktur organisasi serta pengelola kinerja program/

kegiatan.

2. Bab II PERENCANAAN KINERJA, menjelaskan rencana serta penetapan kinerja

Kemenko Kemaritiman Kemaritiman Tahun Anggaran 2019.

3. Bab III AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan pengukuran kinerja, analisis

pencapaian kinerja program dan keuangan, kendala, dan rekomendasi Kinerja

Kemenko Kemaritiman Kemaritiman Tahun Anggaran 2019.

4. Bab IV PENUTUP, menjelaskan kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Kemenko Kemaritiman selama Tahun Anggaran 2019 dan menguraikan rencana

tindak lanjut yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Page 14: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 6

II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Kinerja merupakan penjabaran dari arah dan kebijakan Menteri

Koordinator sesuai dengan Rencana Strategis yang telah ditetapkan serta merujuk pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2014-2019. Pada tingkat Kementerian

Koordinator, diimplementasikan dalam pernyataan Kinerja Menteri Tahun 2019 dan

Perjanjian Kinerja Sekretaris Kementerian Koordinator dan para Deputi. Strategi

pencapainya diimplementasikan dalam Peta Strategi (Strategy Map) Kementerian

Koordinator sebagai Target kinerja pada tingkat Kementerian Koordinator yang

ditetapkan berdasarkan Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator, dijabarkan lebih lanjut

secara berjenjang kepada seluruh unsur organisasi sampai dengan tingkat individu.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sedang mengembangkan sistem

dan prosedur, termasuk sistem akuntabilitas kinerja. Sebagai upaya menuju akuntabilitas

kinerja kementerian yang handal, kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah

menerapkan manajemen kinerja berbasiskan teknologi informasi dan komputer (TIK)

dengan metode Balanced Score Card (BSC). Hal ini ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman nomor: SKEP.2/2017 tentang Pengelolaan

Kinerja.

Target Kinerja Tahun 2019 tersebut, kemudian dijabarkan melalui tahapan-

tahapan dan target kinerja Triwulanan.

2.1. Sasaran Strategis Sasaran adalah hasil yang akan dicapai oleh instansi pemerintah secara spesifik,

terukur dan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Proses mencapai sasaran

diberikan indikator sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk

diwujudkan pada tenggang waktu yang telah ditargetkan.

Berdasarkan hal tersebut maka disusun sasaran strategis Kemenko Kemaritiman

dalam kurun waktu Tahun Anggaran 2019. Sasaran strategis Tahun Anggaran 2019

adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2019

Stakeholder

SS.1 Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing

Customer

SS.2 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan

Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

Page 15: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 7

Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

Internal Business Process

SS.3 Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

Learning and growth

SS.4 SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten belum ada target dan capaian kinerja

SS.5 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik,

SS.6 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi

SS.7 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel

Kemudian berdasarkan sasaran strategis tersebut disusun peta strategis. Peta

strategis adalah sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat

dan mengacu pada tugas dan tanggung jawab Kemenko Kemaritiman.

Gambar 4 Peta Strategis Kemenko Kemaritiman tahun 2019

Pencapaian keempat sasaran strategis utama dimaksud didukung oleh 4 (empat)

sasaran strategis pendukung yang ada dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

yaitu: tersedianya SDM Kementerian Koordinator yang kompeten; terwujudnya

organisasi dan tata kelola Kementerian Koordinator yang baik; terbangunnya sistem

Page 16: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 8

informasi manajemen Kementerian Koordinator yang terintegrasi; dan pengelolaan

anggaran yang akuntabel.

Pencapaian 4 (empat) sasaran strategis utama tersebut pada gilirannya akan

meningkatkan ketersediaan rekomendasi kebijakan kemaritiman yang efektif kepada

pengguna, yaitu kementerian dan/atau lembaga yang menangani sektor kemaritiman.

Pada akhirnya implementasi rekomendasi kebijakan kemaritiman dimaksud akan secara

efektif mendorong terwujudnya Indonesia poros maritim dunia melalui pemerataan

pembangunan dan peningkatan daya saing bangsa yang menjadi harapan para

pemangku kepentingan.

Tujuan dan sasaran akan dapat diwujudkan dengan kebijakan dan strategi yang

baik yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan koordinasi di seluruh unit kerja.

Pemilihan isu yang tepat dan strategis juga menjadi faktor penentu keberhasilan

pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian Koordinator.

2.2. Indikator dan Target Kinerja

2.2.1 Indikator Kinerja Utama

Berdasarkan perjanjian kinerja Menko Bidang Kemaritiman ditetapkan target

kinerja tahun 2019. Target kinerja ini terdiri dari sasaran strategis, indikator kinerja

utama serta target selama tahun anggaran 2019 yang dilaksanakan per Triwulan 2019.

Berdasarkan hal tersebut berikut disajikan indikator kinerja dan target Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman selama tahun 2019.

Tabel 2. SS dan IKU Kemenko Kemaritiman TA. 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tahunan

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)

1. Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia Melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

1. Persentase Pertumbuhan PDB Maritim 4

2. Peringkat Logistic Performance Index -

Perspektif Konsumen (Customer Perspective)

2. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

3. Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

80

4. Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

>50

3. Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan

5. Persentase Capaian Produksi Sumber Daya Alam Kemartiman

85

6. Ocean Health Index 67

4. Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

7. Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia

60

8. Persentase Biaya Logistik Nasional Terhadap PDB 21,50

Page 17: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 9

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tahunan

5. Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

9. Indeks Inovasi >30

10. Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata 35

Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process)

6. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

11. Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

100%

Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan (Learning & Growth)

7. SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten

12. Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

70

8. Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

13. Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

70

9. Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi

14. Indeks Penyelenggaran Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

2

10. Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel 15. Opini BPK ≥50%

2.2.2 Penghitungan Capaian Kinerja

Dalam menghitung capaian realisasi kinerja dihitung dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung capaian IKU:

a. Penghitungan capaian dilakukan dengan memperhatika dan mempertimbangkan:

Tingkat kendali dan tingkat validitas suatu IKU, dengan komposisi bobot sebagai

berikut:

Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas

Jenis IKU Exact Proxy Activity

High 13.33 8.33 5.00

Moderate 15.00 10.00 6.67

Low 18.33 13.33 10.00

Bukti hasil kinerja, dengan komposisi bobot sebagai berikut:

Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja

Kategori Penilaian Bobot

Sesuai 1

Belum Relevan 0.5

Tidak Sesuai 0

Page 18: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 10

b. Menghitung persentase capaian Indikator Kinerja Utama, yaitu dengan membagi

capaian berbanding targetnya

Capaian IKU =

c. Menghitung persentase capaian final IKU, yaitu dengan menjumlahkan eviden

dengan capaian IKU kemudian total penjumlahan dibagi 2

Capaian Final IKU=

2. Menghitung capaian Sasaran Strategis

Penghitungan didapatkan dengan perkalian antara capaian final IKU dan bobot final

kemudian dibagikan terhadap total bobot final IKU per SS yang ada targetnya

Capaian Sasaran =

3. Perspektif didapat dari hasil perkalian capaian sasaran dan bobot sasaran kemudian

dibagi terhadap total bobot sasaran per perspektif

Perspektif =

4. Capaian Kerja Unit dihasilkan dari perkalian capaian perspektif dengan bobot

perspektif yang dibagi terhadap total bobot perspektif

Capaian kerja Unit =

2.3. Program dan Kegiatan

Kemenko Kemaritiman melakukan koordinasi dan pengendalian pada beberapa

bidang seperti:

1. Bidang kedaulatan maritim terkait dengan hukum dan perjanjian maritim,delimitasi

zona maritim,keamanan dan ketahanan maritim, navigasi dan keselamatan maritim

2. Bidang sumber daya alam dan jasa terkait dengan jasa kemaritiman, lingkungan dan

kebencanaan maritim, sumber daya hayati, sumber daya mineral, energi dan

nonkonvensional

3. Bidang Infrastruktur terkait dengan industri penunjang infrastruktur,infrastruktur

konektivitas dan sistem logistik, infrastruktur pelayaran, perikanan, dan pariwisata,

kemudian infrastruktur pertambangan dan energi.

4. Bidang SDM, IPTEK, dan budaya maritim yang terkait dengan budaya, seni dan

olahraga bahari, kemudian terkait dengan jejaring inovasi maritim, pendayagunaan

ilmu pengetahuan dan teknologi maritim, serta pendidikan dan pelatihan Maritim.

Pelaksanaan kegiatan dan tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman Tahun Anggaran 2019 didukung dengan anggaran dana sebagai berikut:

Page 19: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 11

Tabel 5 Anggaran dana Pagu Kegiatan Kemenko Kemaritiman 2019

No Unit Kerja Pagu

1 Seketariat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 163.606.209.000

2 Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim 24.678.824.400

3 Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa 19.600.036.000

4 Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 22.343.406.000

5 Deputi Bidang koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim 29.815.377.000

Jumlah 260.043.852.000

Rincian anggaran pagu pada setiap unit kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Rincian Pagu per Unit Kerja Kemenko Kemaritiman 2019

Kode Keluaran Program Pagu

5601 Penyelenggaraan Pelayanan Umum Perkantoran Serta Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

137.186.435.000

5602 Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerja Sama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi

10.097.522.000

5603 Pengelolaan Informasi, Persidangan, Kehumasan, Administrasi dan Hukum Organisasi

11.372.301.000

5604 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Kemenko Bidang Kemaritiman 3.379.234.000

5605 Koordinasi Hukum dan Perjanjian Maritim 1.570.717.000

5606 Koordinasi Sumber Daya Hayati 3.318.274.000

5607 Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik 3.981.694.000

5608 Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim 3.913.772.000

5748 Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman

10.487.000.000

5749 Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim 3.975.908.000

5750 Koordinasi Delitimasi Zona Maritim 4.352.852.000

5751 Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim 7.181.555.000

5752 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

5.850.235.000

5753 Koordinasi Sumber Daya Mineral Energi dan Nonkonvensional 3.981.301.000

5754 Koordinasi Jasa Kemaritiman 3.924.447.000

5755 Koordinasi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim 3.981.301.000

5756 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

3.731.293.000

5757 Koordinasi Infrastruktur Pertambangan dan Energi 4.163.772.000

5758 Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata 4.163.772.000

5759 Koordinasi Industri Penunjang Infrastruktur 3.913.772.000

5760 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur

6.188.318.000

5761 Koordinasi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maritim 4.600.000.000

5762 Koordinasi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari 4.250.000.000

5763 Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim 3.900.000.000

5764 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi SDM,Iptek dan Budaya Maritim

6.578.377.000

Jumlah 260.043.852.000

Page 20: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 12

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman adalah kinerja

keseluruhan yang terdiri dari berbagai unit kerja dengan tanggung jawab masing masing

pada Kemenko Maritim. Pengukuran nilai/angka capaian kinerja Kemenko Maritim

tahun 2019 dihitung dengan membandingkan realisasi capaian kinerja pada akhir tahun

2019 dengan target kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kinerja Menko

Kemaritiman.

Dalam pelaksanaannya, metode pengukuran kinerja pada Kemenko Maritim

menggunakan aplikasi SIK-M. Proses penghitungan/pengukurankinerja menggunakan

dasar dari manual IKU yang telah disusun sebelumnya.

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2019 Target kinerja Kemenko Kemaritiman pada tahun anggaran (TA) 2019 sesuai

dengan Perjanjian Kinerja Menko Kemaritiman, terdiri dari 10 (sepuluh) sasaran

strategis (SS) dan 15 (lima belas) Indikator Kinerja Utama (IKU). Target kinerja kinerja

tersebut disusun dalam 4 (empat) perspektif yaitu stakeholders perspective (bobot 15),

customer perspective (bobot 25), internal business perspective (bobot 40), serta learning and

growth perspective (bobot 20%).

Secara keseluruhan, capaian kinerja Kemenko Marves Tahun 2019 sebagaimana

tertuang dalam Perjanjian Kinerja dapat dicapai dengan baik sebagaimana disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman TA. 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Capaian

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective) 120

1. Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia Melalui Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

1. Persentase Pertumbuhan PDB Maritim 4,0 4,8 120

2. Peringkat Logistic Performance Index - - -

Perpsektif Konsumen (Customer Perspective) 97,41

2. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global

3. Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

80 % 80,67% 108,34

4. Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

≥50% 100% 120 *)

3. Meningkatnya nilai tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara Berkelanjutan

5. Persentase Capaian Produksi Sumber Daya Alam Kemartiman

85% 94,84% 111,58

6. Ocean Health Index 67 65 97,01

4. Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros Maritim

7. Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia

60% 57,35% 95,58

8. Persentase Biaya Logistik Nasional 21,5% 23,20% 92,09

Page 21: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 13

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Capaian

Terhadap PDB

5. Menguatnya Jati Diri Indonesia sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

9. Indeks Inovasi ≥30 29,72 96,67

10. Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata 35 40 85,71

Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process) 97,05

6. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

11. Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

100% 97,05% 97,05

Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan (Learning & Growth) 101.92

7. SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten

12. Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

70% 94% 134,3

8. Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

13. Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

70 65,95 94,21

9. Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintegrasi

14. Indeks Penyelenggaran Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

2 2,05 102,50

10. Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel

15. Opini BPK WTP WTP 100

Capaian Total 101,56 %

Keterangan: Capaian sudah dihitung berdasarkan bobot sesuai IKU, SS dan Perspektif

*) Digunakan nilai capaian maksimal 120%

Berdasarkan tabel di atas kemudian setelah dilakukan penghitungan sesuai bobot,

maka nilai capaian kinerja total dan untuk masing-masing perspektif pada setiap

triwulan TA. 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 8 Nilai Capaian Kinerja Kemenko per Perspektif TA. 2019

Perspektif Bobot

(%) Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Stakeholders 15 - - - 120

Customer 25 - - - 97,41

Internal Business Process 40 - 81,48 100 97,05

Learning & Growth 20 97,11 75 - 101,92

97,11 79,32 100 101,56

Pengukuran nilai capaian kinerja Kemenko Marves TA. 2019 dihitung dengan

membandingkan realisasi capaian kinerja pada akhir triwulan dengan target (rencana

Page 22: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 14

kinerja) yang telah disepakati dan tertuang dalam Perjanjian/Pernyataan Kinerja

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada awal tahun anggaran (bulan Januari).

Pada tabel di atas terlihat bahwa capaian total kinerja Kemenko Kemaritiman

sebesar 101,56 dari target yang ditetapkan.

Tabel 9 Nilai Capaian Kinerja Kemenko per Perspektif Tahun 2014-2019

2015 2016 Perspektif Bobot (%) 2017 2018 2019

- - Stakeholders 15 88,40 105,26 120

- - Customer 25 100,71 120 98,05

- - Internal Business Process 40 92,62 110,09 100

- - Learning & Growth 20 69,74 - 95,98

101,13 108,10 97,55 112,84 102,89

Pada tahun 2015 dan 2016 dalam penetapan target kinerja, belum digunakan

perhitungan berdasarkan 4 (empat) perspektif sebagaimana umumnya dalam sistem

BSC. Perhitungan berdasarkan perspektif lengkap dengan pembobotan dari masing-

masing perspektif, sasaran strategis dan indikator kinerjanya. Pada tahun 2018 tidak ada

perspektif learning and growth. Hal tersebut direncanakan karena untuk perspektif Learning

and growth masuk dalam target kinerja kesekretariatan. Sementara target kinerja

Kementerian hanya pada target kinerja teknis (substansi) yang mendukung outcome

kementerian. Namun pada tahun 2019 learning and growth kembali dimaskan sesuai

dengan saran/rekomendasi dari tim evaluator Kementerian PANRB.

Selama 5 tahun keberadaan kementerian, terlihat bahwa persentase capaian kinerja

naik turun. Fluktuasi capaian ini tidak bisa dibandingkan atau disimpulkan sebagai

capaian yang tidak berkembang/meningkat. Hal ini terjadi karena sasaran strategis

maupun indikator kinerja yang mengalami perubahan. Pada 2 tahun pertama indikator

kinerja lebih cenderung output kegiatan belum mencapai outcome atau impact. Untuk

itulah kemudian dilakukan perubahan sasaran strategis dan indikator kinerja.

Capaian TA. 2019 ini tidak dapat langsung dibandingkan dengan capaian kinerja

tahun-tahun sebelumnya. Pada lampiran 2 terlihat bahwa target kinerja antara tahun

2015 sampai dengan tahun 2019 cukup berbeda signifikan walaupun pas sasaran

strategisnya banyak memiliki kesamaan. Jika capaian kinerja total dibandingkan

langsung, maka akan bias penilaiannya.

Berikut ini dijelaskan masing masing capaian atau progres kinerja pada triwulan II

TA. 2019:

3.1.1 Stakeholders Perspective Perspektif pemangku kepentingan atau stakeholder perspective pada TA. 2019

mempunyai bobot sebesar 15% dari target capaian total, yang terdiri dari 1 (satu) SS dan

2 (dua) IKU yaitu:

Page 23: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 15

SS.1 Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia melalui

Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa

Sasaran yang dimaksud pada SS.1 ini adalah terlaksananya atau negara Indonesia

menjadi pusat atau perhatian/tolak ukur bangsa di dunia dalam mengelola sumber daya

bidang kemaritiman dan menjadikannya sebagai aspek untuk meningkatkan

kesejahteraan dan memakmurkan rakyat. Maksud dari pemerataan pembangunan

adalah usaha memeratakan pembangunan sarana dan prasarana sebagai pemenuhan

rasa keadilan. Sementara peningkatan daya saing bangsa adalah suatu upaya

meningkatkan kapasitas suatu bangsa agar mampu bertahan (survive) dan bersaing di

kancah perdagangan internasional. Sehingga untuk mewujudkan tercapainya SS.1 ini

diperlukan pemerataan pembangunan bidang kemaritiman dan daya saing produk

Indonesia yang bisa bersaing di level internasional.

Tabel 10 Target dan Capaian Sasaran Strategis 1

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

1 Persentase Pertumbuhan PDB Maritim 15 4,00 4,80 120%

2 Peringkat Logistic Performance Index *) - - - -

Capaian kinerja SS.1 15 4,00 4,80 120%

Representasi pelaksanaan target SS.1 dilakukan melalui berbagai bidang

kemaritiman dengan fokus pada penanganan program koordinasi pengembangan

kebijakan di bidang infrastruktur serta sumber daya alam dan jasa. Sasaran strategis 1

(SS.1) dijabarkan dengan 2 indikator kinerja, yaitu; Persentase Pertumubuhan PDB

Maritim dan Logistic Performance Index. IKU.2 Peringkat Logistic Performance Index dinilai

oleh World Bak yang diterbitkan setiap 2 tahun sekali pada tahun genap. Sehingga pada

tahun 2019 tidak ada rilis penilaian.

IKU.1 Persentase Pertumbuhan PDB Maritim

Nilai capaian IKU.1 didapatkan dari perhitungan yang dihasilkan dengan

melakukan penghitungan nilai (produk domestik bruto-PDB) dari sektor-sektor ekonomi

yang masuk dalam ekonomi kemaritiman. PDB adalah jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu

tertentu. Sementara ekonomi kemaritiman dapat didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi

yang secara langsung dan/atau tidak langsung terjadi di kawasan perairan (yang

meliputi laut teritorial, perairan kepulauan, dan perairan pedamanan zona ekonomi

ekslusif Indonesia, serta perairan lainnya termasuk wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil), dan kegiatan di luar kawasan perairan yang memanfaatkan sumber daya alam

dan lingkungan yang berasal dari perairan, serta kegiatan yang menghasilkan barang dan

jasa untuk dimanfaatkan di periaran. Sehingga PDB Maritim adalah nilai tambah yang

dihasilkan oleh unit produksi yang tercakup dalam ekonomi maritim.

Page 24: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 16

Untuk menghitung nilai PDB maritim, Kemenko Marves telah membentuk

kelompok kerja yang terdiri dari Kemenko Marves, Badan Pusat Statistik, Kantor Staf

Presiden, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bappenas, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Staf Khusus Presiden, perguruan Tinggi, serta Badan

Pengkajian dan Penerapan teknologi. Pokja ini menentukan definisi dan sektor-sektor

(klaster) yang masuk dalam ekonomi maritim.

Pokja telah berhasil menyusun setor/klaster ekonomi maritim yang dituangkan

dalam Buku Produk Domestik Bruto Kemaritiman Indonesia. Klaster tersebut berisi 11

sektor yang masuk dalam ekonomi maritim, yaitu: perikanan; energi dan sumber daya

mineral; sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil; sumber daya non konvensional;

industri bioteknologi; industri kemaritiman; jasa kemaritiman; pariwisata; perhubungan;

bangunan laut; serta pertahanan, keamanan, penegakan hukum, dan keselamatan di

laut. Dari 11 klaster tersebut, terdapat 2 klaster yang perlu konsensus secara konseptual

dan teknis, yaitu klaster sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta sumber daya

non konvesional. Dalam buku Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

ekonomi kemaritiman tersebut direpresentasikan 312 aktivitas ekonomi.

Kemudian berdasarkan buku tersebut, Kemenko Marves bersama dengan LIPI

menyusun Studi Pengukuran Ekonomi Kemaritiman Indonesia. Hasil studi tersebut

menghasilkan nilai PDB kemaritiman Indonesia.

Penghitungan kontribusi PDB Maritim diperoleh dengan menghitung dari tahun

2010 sebagai tahun dasar. Pada tahun 2010 nilai PDB maritim adalah Rp 782 triliun

atau 11,40% dari PDB nasional.

Gambar 5 Grafik Pertumbuhan PDB Kemaritiman terhadap PDB Nasional

Page 25: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 17

Tabel 11 Target Proyeksi PDB Maritim

Klaster 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perikanan 175.037 188.095 199.738 212.581 227.568 244.180 256.731 271.930 285.635

ESDM 368.678 370.116 371.597 377.840 382.411 378.4340 390.544 393.278 403.307

Industri Bioteknologi 1.474 1.561 1.644 1.707 1.812 1.903 2.003 2.125 2.249

Industri Maritim 14.069 14.630 14.911 15.779 16.296 16.746 17.250 17.747 18.413

Jasa Maritim 52.484 57.680 63.892 69.994 75.222 82.165 86.348 90.872 97.115

Pariwisata 79.463 85.065 90.211 96.021 103.223 109.344 115.948 124.007 132.923

Perhubungan 43.970 48.134 51.980 56.123 60.770 63.456 66.280 71.132 76.787

Bangunan Laut 12.870 14.023 14.938 15.846 16.946 18.018 18.955 20.237 21.465

Hankam 34.596 36.837 37.699 38.729 39.724 41.615 43.005 43.985 47.073

Total PDB Maritim 782.645 816.145 846.614 884.622 923.976 955.866 997.069 1.035.316 1.084.970

Sumber: diestimasi oleh Kemenko Maritim dan P2Ekonomi-LIPI

Sementara itu pada tahun 2018, diproyeksikan nilai dan kontribusinya terhadap

PDB nasional pada masing-masing klaster bidang Kemaritman sebagaimana tabel

berikut:

Tabel 12 Proyeksi danShare PDB Maritim terhadap PDB Nasional

Klaster

Nilai

(milyar

rupiah)

Kontribusi terhadap

PDB Maritim

Kontribusi terhadap

PDB Nasional

Nilai (milyar

rupiah)

Kontribusi terhadap

PDB Maritim

Kontribusi terhadap PDB

Nasional

2010 2018

Perikanan 1.766,54 22,59% 2,58% 285.635,61 26,33% 2,74%

ESDM 3.721,54 47,59% 5,43% 403.307,24 37,17% 3,87%

Industri Bioteknologi 148,58 1,90% 0,22% 2.249,66 0,21% 0,02%

Industri Maritim 142,32 1,82% 0,21% 18.413,15 1,70% 0,18%

Jasa Maritim 530,20 6,78% 0,77% 97.115,65 8,95% 0,93%

Pariwisata 802,33 10,26% 1,17% 132.923,18 12,25% 1,28%

Perhubungan 444,18 5,68% 0,65% 76.787,01 8,08% 0,74%

Bangunan Laut 129,81 1,66% 0,19% 21.465,72 1,98% 0,21%

Hankam 349,55 4,47% 0,51% 47.073,63 4,34% 0,45%

PDB Maritim 782.000 1.084.970,85 10,41%

PDB Nasional 6.859.649 10.425.316

Sumber: diestimasi oleh Kemenko Maritim dan P2Ekonomi-LIPI

IKU.2 Peringkat Logistic Performance Index

Pata TA. 2019 IKU.2 ini tidak ditargetkan kaena nilai LPI diterbitkan 2 tahunan

pada tahun genap. Logistic performance Index (LPI) adalah tolok ukur kinerja logistik yang

sederhana, yang dapat mencerminkan dalam perspektif global, apakah sebuah negara

terkoneksi (mendukung kelancaran dan kecepatan distribusi barang logistik) secara

global. LPI diukur berdasarkan enam indikator yaitu:

Page 26: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 18

1. efisiensi proses clearance di pelabuhan/bandara dan bea cukai (kecepatan,

kemudahan dan terukur secara formal)

2. kondisi infrastruktur perdagangan dan transportasi (pelabuhan, perkeretaapian,

jalanan dan teknologi informasinya)

3. kemudahan mencari kapal pengangkutan barang

4. kompetensi dan kualitas jasa logistik

5. kemudahan proses pelacakan dan penelusuran barang

6. ketepatan waktu.

Berdasarkan data dari LPI yang dikeluarkan tahun 2012 Indonesia berada pada

peringkat 59 dengan score LPI 2,94 atau dibawah Singapura, Malaysia, Thailand dan

Vietnam. Kemudian naik menjadi 3,08 (peringkat 53) pada tahun 2014 dan menurun

pada tahun 2016 dengan 2,98 (peringkat 63).

Dari tren penurunan tersebut, maka pemerintah bertekad, melalui berbagai

kebijakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim dunia, untuk

memperbaiki nilai LPI. Pada tahun 2018 Indonesia bisa menduduki peringkat 46 dengan

nilai skor 3,15.

Gambar 6 Capaian Peringkat LPI Indonesia

Penilaian Peringkat LPI ini dilakukan dua tahunan, sehingga pada tahun 2019 ini

tidak ditargetkan pencapaiannya.

Beberapa kebijakan yang diharapkan mendukung pencapaian LPI adalah:

1. Pengendalian pembangunan infrastruktur konektivitas dan logisitik

2. Penggunaan sistem teknologi informasi dan program berbasis komputer/internet

Sumber: https://lpi.worldbank.org/

Page 27: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 19

3. Pemberantasan tindak pidana korupsi/suap dalam proses distribusi logistik

4. Perbaikan upah buruh (dari tingkat tenaga angkut sampai profesional) yang wajar

5. Penyesuaian atau penyederhanaan peraturan dan proses distribusi

6. Pendidikan vokasi kemaritiman/pelaut

7. Pengembangan Biro Klasifikasi

8. Revitalisasi pelayaran rakyat.

3.1.2 Customer Perspective

Perspektif ini terdiri dari 4 SS, dimana sampai dengan triwulan II ini belum ada

yang ditargetkan capaiannya. Bobot Customer Perspective adalah sebesar 25 %.

SS.2 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang

Berperan Aktif di Tingkat Regional & Global Terwujudnya Kedaulatan Indonesia adalah terlaksananya hak eksklusif negara

Indonesia untuk menguasai suatu wilayah/negara/daerah dan mengatur

pemerintahannya secara mandiri tanpa intimidasi atau gangguan negara lain. Sementara

negara maritim dapat diartikan sebagai suatu negara yang mempunyai wilayah

kekuasaan laut yang luas serta tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam di

wilayah tersebut serta memanfaatkan sumber daya alam di wilayah laut untuk

kepentingan dan kemakmuran rakyat.

Selain perwujudan kedaulatan dan koeksistensi sebagai negara maritim, Indonesia

juga diharapkan dapat berperan aktif di tingkat regional dan global. Sehingga Indonesia

dapat atau mempunyai suatu perilaku dan sikap memperhatikan, mendengarkan,

mendukung dan/atau turut terlibat dalam suatu forum-forum kerjasama di bidang

Kemaritiman baik di tingkat regional dan global.

Nilai capaian sasaran strategis 2 (SS.2) adalah 100% yang dilihat dari 2 indikator

kinerja yang dimiliki, yang mana salah satunya telah ditargetkan untuk Triwulan I tahun

anggaran 2019. Masing masing indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 13 Indikator Kinerja SS.2

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

1 Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

6,96 80 86,67 108,34%

2 Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

6,96 50 100 120% *)

Capaian SS.5

*) Digunakan nilai capaian maksimal 120%

Page 28: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 20

IKU.3 Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level

Internasional

Target persentase inisiasi gagasan indonesia yang diterima di level internasional,

dengan target tahun 2019 sebesar 100%. Indikator ini menghitung persentase jumlah

gagasan, ide, usulan negara Indonesia bidang kemaritiman yang mampu atau dapat

diterima atau dijadikan kebijakan internasional dalam forum atau pertemuan. Inisiasi ini

disampaikan melalui kunjungan dan kegiatan seperti konferensi, seminar, pertemuan,

perundingan, dan berbagai even/cara lainnya.

Selama tahun 2019, Kemenko Kemaritiman telah menyampaikan 15

inisiasi/gagasan ke foruminternasional, baik bilateral, regional, maupun multilateral.

Dari 15 gagasan tersebut, 13 (tiga belas) diantaranya telah diterima, pihal-pihak

ataunegara terkait. Sehingga capaian untuk IKU.3 ini adalah 86,67% atau tercapai

108,34% dari target yang ditetapkan (80%).

Dua inisiasi yang belum diterima/diproses adalah Bilateral Maritim Forum dengan

Amerika Serikat serta negoisasi penetapan batas maritim. Pada kedua tema tersebut,

masih perlu dilakukan pembahasan ulang agar disepakati, karena masing-masing pihak

masih mempunyai agenda/kepentingan yang berbeda yang belum ada titik temunya

Tabel 14 Daftar Inisiasi Gagasan Indonesia di forum Internasional

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Keterangan

Inisiatif Indonesia (Kemenko Bidang Kemaritiman) 1 World Economic Forum

on ASEAN

Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Economic Forum on ASEAN 2020. Inisiatif tersebut telah ditindaklanjuti dengan pertemuan bersama pihak WEF

Diterima

2 Penyelesaian Permasalahan FIR (Flight Information Region)

Indonesia mengupayakan dimulainya negosiasi mengenai FIR dengan Singapura melalui pendekatan secara diplomatik, teknis, dan hukum. Pada Oktober 2019 kedua negara mengumumkan dimulainya negosiasi mengenai FIR dan military training area berdasarkan framework agreement yang telah disepakati.

Diterima

3 Memasukan Agenda Ocean ke dalam Perundingan United Nations Framework Climate Change Conference (UNFCCC)

Indonesia menggagas dan mengusulkan proposal “Integrating Ocean- Climate Change Issues into the UNFCCC” kedalam agenda perundingan Perubahan Iklim Global. Pada COP 25 Chile di Madrid 2019 usulan tersebut di terima dan diadopsi kedalam keputusan No. 1 COP 25 United Nations Framework Climate Change Conference (UNFCCC) atau Konferensi PBB untuk Kerangka Kerja Perubahan Iklim untuk resmi menjadi agenda global.

Diterima

Page 29: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 21

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Keterangan 4 Archipelagic and

Island States (AIS)

Bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia telah menyelenggarakan 4th Senior Official Meeting (SOM), 2nd Ministerial Meeting, dan AIS Forum Startup and Business Summit (AIS SBS) pada 30 Oktober–1 November 2019 di Manado. AIS-SBS dihadiri lebih dari 3000 orang yang menghadiri 26 pertemuan (side-events) dan Expo Ekowisata Bahari dengan 78 exhibitors. Diperoleh dukungan terhadap pengesahan usulan Indonesia berupa AIS Pledge to Ecotourism sebagai himbauan bagi para wisatawan, mendorong agar mereka membeli produk lokal, menghargai kultur lokal, menjaga lingkungan hidup, mengurangi sampah plastik, dan mencegah praktek perdagangan manusia. Disahkannya dokumen Final Outcome yang memuat antara lain dukungan penyelenggaraan KTT AIS Forum pada 2020 di Indonesia

Diterima

5 Pembentukan norma hukum internasional terkait Marine Biological Diversity Beyond Areas of National Jurisdiction (BBNJ)

Kemenko Marves selaku focal point isu konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan terhadap BBNJ, segera menyusun Posisi Pemerintah Indonesia yang akan disampaikan kepada sekretariat IGC sebelum batas akhir masukan tertulis sebagaimana tersebut di atas dan pada IGC- BBNJ ke-4.

Diterima

6 Penyusunan Dokumen dan Submisi Landas Kontinen Indonesia (LKI) di Luar 200 Mil Laut pada Segmen Barat Sumatera

Indonesia dapat menetapkan batas terluar LKI dengan mengajukan usulan perluasan wilayah yurisdiksi di Landas Kontinen di luar 200 Mil sesuai hukum internasional. Indonesia telah mengidentifikasi 3 (tiga) area potensial untuk penetapan batas landas kontinen di luar 200 mil, yaitu di sebelah barat Pulau Sumatera, sebelah selatan Pulau Jawa dan Nusa Tenggara, dan sebelah utara Pulau Papua. Pada segmen sebelah barat Pulau Sumatera (sektor Barat Daya Pulau Sumatera), Indonesia telah melaksanakan usaha perluasan wilayah yurisdiksi nasional melalui submisi ekstensi landas kontinen di bagian barat provinsi ACEH pada tahun 2008. Submisi pada tahun 2008 tersebut telah mendapatkan rekomendasi Komisi Batas Landas Kontinen PBB (United Nations Commission on the Limit of the Continental Shelf - UN-CLCS) pada tanggal 28 Maret 2011. Rekomendasi UN-CLCS tahun 2011 tersebut menambahkan pada wilayah landas kontinen Indonesia di luar 200 Mil, area seluas 4.209 km2.

Diterima

Bilateral / Regional 7 Kerjasama Bilateral

RI-Uni Emirat Arab Pada tahun 2019, Indonesia dan Uni Emirat Arab mempercepat dan menjajaki banyak potensi kerja sama investasi antara lain pembangunan PLTS Terapung Cirata, Pembentukan Indonesia Sovereign Wealth Fund, kerjasama bidang energi, pertanian, pertahanan, maritim, tolerasi, counter terrorism, Pendidikan

Diterima

8 Kerjasama Investasi

Indonesia telah menjajaki potensi kerjasama investasi dengan International Development Finance Cooperation, Global Infrastructure Partners, SoftBank untuk proyek-proyek seperti toll road, infrastruktur, pengembangan startup. Selain itu, dijajaki juga potensi untuk bergabung dalam skema Indonesia Sovereign Wealth Fund.

Diterima

9 Kerjasama Indonesia dengan negara-negara Afrika

Menindaklanjuti IAF 2018, telah dilaksanakan Indonesia Africa Infrastructure Dialogue 2019 di Bali, dan menghasilkan kesepakatan senilai USD 822 juta dalam bidang kerjasama infrastruktur. Satgas Infrastruktur terus melakukan penjajakan kerjasama dan pada bulan Desember 2019 telah disepakati 3 (tiga) MoU kerjasama lainnya di Tanzania. Di tahun 2020, satgas tersebut akan mengusahakan penjajakan kerjasama investasi di bidang lainnya. Negara-negara Afrika merespon positif terhadap inisiasi Indonesia ini.

Diterima

Page 30: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 22

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Keterangan 10 BMF RI-US Telah dilakukan pembahasan progres dari Plan of Action, serta

terdapat breakout sessions yang membahas beberapa tema, antara lain: Maritime Domain Awareness, USS Houston, Joint Maritime Research Cooperation, LoA on Law Enforcement, dan Archipelagic & Island States (AIS) Froum. Sebagai tindak lanjut pertemuan tersebut, akan dilakukan evaluasi berkala di level working group terhadap isu-isu yang masih terkendala.

-

11 Negoisasi Penetapan Batas Maritim

Bagi Indonesia, penetapan batas-batas landas kontinen tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memperjuangkan wawasan nusantara dan konsep negara kepulauan. Dengan lahirnya UNCLOS 1982, maka Indonesia harus pula menetapkan garis batas zona ekonomi eksklusif. Bagi beberapa negara mitra, batas landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif haruslah digambarkan dalam satu garis yang sama, sedangkan bagi Indonesia dan sesuai dengan hukum internasional, landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif adalah dua rezim hukum yang berbeda sehingga garis batas haruslah berbeda.

-

Internasional (Non Rutin) 12 The Third Meeting

of The Conference of The Parties to The Minamata Convention on Mercury, Genewa, 23 November-1 Desember 2019

Misi utama yang diemban DelRI dalam pertemuan dimaksud, sebagaimana telah diamanatkan oleh presiden RI, adalah memperjuangkan proposal Indonesia untuk menjadi tuan rumah Conference of the Parties ke-4 (COP-4). Konvensi Minamata yang akan diselenggarakan pada 2021 sekaligus memegang posisi Presidency. Peserta COP-3 pada sesi sidang pleno ke-8 secara aklamasi menerima pengajuan Indonesia untuk menjadi tuan rumah COP-4 Konvensi Minamata di Bali dengan jadwal tentative adalah 31 Oktober–5 November 2021. Indonesia akan bekerja sama dengan Colombia dalam melaksanakan COP-4 ini setelah Colombia yang sebelumnya juga mencalonkan diri sebagai tuan rumah menarik pencalonannya dan berbalik mendukung Indonesia.

Diterima

13 Penetapan Bagan Pemisah Lalu Lintas di Selat Sunda dan Selat Lombok

Pada 15 Juli 2018, telah tercapai kata sepakat mengenai substansi dari usulan Indonesia. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penyerahan proposal penetapan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok ke IMO pada 16 Juli 2018 melalui KBRI London. Dalam pembahasan di sesi plenary, dua proposal disetujui untuk dilanjutkan dibahas guna adopsi di EG yang selanjutnya menyetujui dan merekomendasikan tanggal implementasi TSS secara penuh berlaku satu (1) tahun setelah diadopsi di Sidang ke-101 IMO Maritime Safety Committee (MSC) pada Juni 2019.

Diterima

Internasional (Rutin) 14 Penguatan Peran

Indonesia Di International Seabed Authority Dengan Turut Aktif Dalam Sidang Dewan ISA

1. Indonesia mengingatkan kembali fungsi Dewan ISA untuk menfasilitasi diskusi yang terarah dan mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan muatan ketentuan-ketentuan dengan mengacu pada mandat ISA, serta hak dan kepentigan negara pihak sesuai UNCLOS 1982, terutama dalam hal perlindungan hak dan kepentingan negara pantai serta perluasan kesempatan bagi negara berkembang dalam melaksanakan aktivitas di KDLI; dan

2. Indonesia menekankan pentingnya interaksi positif antara negara pihak dan regional group dengan ISA guna mendorong bekerjasama dan meningkatkan kontribusi dalam pembahasan kerangka regulasi dan proses pengambilan keputusan di ISA. Dalam hal ini, Indonesia juga mendorong ISA untuk terus meningkatkan engagement dengan seluruh group regional, terutama terkait diskusi pembentukan Regional Environment Management Plan.

Diterima

Page 31: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 23

No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Keterangan 15 Peran Aktif Indonesia

Dalam Standardisasi dan Percepatan Penamaan Rupabumi

Turut Serta Dalam Forum United Nations Group Of Expert On Geographical Names (UNGEGN) Delegasi Republik Indonesia (Delri) Telah Mendaftarkan 2.590 Nama Pulau Ke UNGEGN. Dalam penamaan rupabumi yang telah diverifikasi dan divalidasi sebagai capaian akhir sampai tahun 2019 sejumlah 17.491 pulau

Diterima

Berbagai upaya dan kegiatan sudah dilaksanakan dalam mewujudkan tercapainya

IKU.11 ini. Berbagai kunjungan dan kegiatan seperti konferensi, seminar, pertemuan,

perundingan dengan berbagai hal lainnya sudah dihadiri atau diselenggarakan dalam

rangka imemperjuangkan lolosnya inisiasi gagasan kemaritiman di internasional.

Indonesia memiliki kepentingan yang besar terhadap pengelolaan kelautan, baik

yang berskala nasional, bilateral, regional, maupun internasional. Kepentingan tersebut

semata karena lautan menjadi salah satu sumber utama perikehidupan negara Indonesia

yang 2/3 wilayahnya merupakan laut. Untuk itu, maka Pemerintah Indonesia terlibat

aktif di berbagai forum kemaritiman untuk memastikan bahwa kepentingan Indonesia

di bidang kelautan dapat terakomodir, terlebih lagi menunjukan kepemimpinan

(leadership) Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dan negara yang

memiliki sejarah maritim yang kuat. Keterlibatan itu dilaksanakan dengan aktif

menyusun gagasan dan menyampaikannya kepada pihak intrnasional.

Dukungan Kemenko Kemaritiman dalam memperjuangkan gagasan di tingkat

internasional serta muntuk mempertahankan kedaulatan maritim sangat tinggi.

Kemenko telah menganggarkan untuk hal tersebut pada tahun 2019 sebesar Rp

24.678.824.400,- atau 10,26% dari pagu total Kementerian. Realisasi dari anggaran

tersebut pada tahun 2019 sebesar Rp 23.886.553.712 atau 96,79% dari pagu.

Sebagai tindaklanjut ke depan untuk perbaikan, maka dalam penyampaian

inisiasi/usulan maka perlu dipersiapkan dokumen dengan data dukung dan dasar hukm

yang lengkap, jelas dan disusun dengan bahasa yang baik dan komunikatif.

IKU.4 Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur efektivitas penanganan/pengendalian

pelanggaran di bidang kedaulatan maritim, sehingga jumlah pelanggaran di wilayah

NKRI menurun. IKU ini merupakan IKU yang baru ditetapkan pada tahun 2019. Pada

tahun 2017 terapat IKU yang mirip, yaitu: menurunnya pelanggaran kedaulatan

maritim.

Pelanggaran kedaulatan maritim yang dimaksud adalah segala jenis pelanggaran

tehadap hukum dan kedaulatan maritim nasional, baik dalam bentuk pelanggaran tapal

batas maupun eksploitasi sumber daya alam dan manusia secara ilegal/tanpa izin oleh

pihak asing (negara, individu, perusahaan atau lembaga lainnya) pada wilayah

kedaulatan Republik Indonesia terutama dalam area perbatasan negara. Dalam

Page 32: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 24

penanganan pelanggaran kedualatan maritim, mengacu pada undang-undang dan

peraturan dalam negeri, serta United Nations Convention On The Law Of The Sea

(UNCLOS) atau Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut.

Berdasarkan operasi yang dilaksanakan oleh Badan Keamanan Laut, maka pada

tahun 2019 telah terjadi tindak kegiatan pelanggaran kedaulatan maritim, yaitu

sebagaimana tabel berikut:

Tabel 15 Jumlah dan Jenis Pelanggaran Tahun 2019

Dari tabel di atas maka dapat

diketahui persentase penanganan

pelanggaran kedaulatan maritim

adalah 100% (telah) ditangani 29

perkara dari 29 perkara yang

teridentifikasi. Sehingga capaian

IKU.4 ini adalah 200% dari target

(50%).

Tabel 16 Proses Penanganan Pelanggaran Tahun 2019

NO INSTANSI P-21 SP3 SPSA Tidak Proses

Lanjut Proses

Penyidikan Jumlah perkara

1 TNI - AL 2 1 2 5

2 Polri 3 4 8 2 17

3 PSDKP / DKP 1 1 2

4 Bea Cukai 2 2

5 Kementerian KLHK 1 1

6 Disnaker Babel 1 1

7 Disperindag Batam 1 1

8 KSOP 0

JUMLAH 7 6 0 10 6 29

Tabel 17 Jumlah dan Jenis Pelanggaran Tahun 2018

No Proses

Penyelidikan Jumlah

Pelanggaran Jenis

Pelanggaran Jumlah

Penanganan

1 P-21 16 Perikanan 20

2 SP3 2 Pelayaran 4

3 SPSA/SPP 2 Keimigrasian -

4 Pembinaan/Dilepas 7 Kepabeanan 2

5 Dalam proses - Migas 1

Jumlah perkara 27 Jumlah 27

Proses Penanganan Jumlah Jenis

Pelanggaran Jumlah

Penanganan

P-21 7 Perikanan 2

SP3 6 Pelayaran 4

SPSA - Keimigrasian

Tidak Proses Lanjut 10 Kepabeanan 2

Dalam proses 6 Migas 18

Belum ditindaklanjuti TP Lainnya 3

Jumlah perkara 29 29

Page 33: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 25

Dari data pada tahun 2018 dan 2019, jumlah kasus/perkara tidak berbeda jauh,

namun terjadi perubahan yang cukup signifikan pada jenis/bidang pelanggaran,

terutama pada bidang perikanan dan minyak dan gas. Penurunan pelanggaran bidang

perikanan terutama disebabkan efektifitas operasi illegal fishing. Sementara kenaikan

tinggi pada bidang migas terjadi karena meningkatnya aktifitas penjualan BBM ilegal,

baik penjualan BBM subsidi maupun tanpa kelengkapan dokumen yang sesuai.

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi atau menanganai pelanggaran tersebut,

Bakamla sedang menyusun dan merancanga konsep kebijakan integrasi sistem

informasi dan sistem peringatan dini keamanan laut nasional.

SS.3 Meningkatnya Nilai Tambah Sumberdaya Alam dan Jasa

Maritim Secara Berkelanjutan

Pengertian meningkatnya nilai tambah adalah bertambahnya nilai manfaat suatu

produk barang dan/atau jasa setelah mendapatkan perlakuan tambahan dari suatu

proses. Sementara sumberdaya alam dan jasa maritim adalah segala sesuatu yang

memiliki ekonomis, bersumber dari laut dan sekitarnya yang dapat berbentuk/berupa

produk barang atau jasa. Dalam pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah tersebut,

tidak boleh mengabaikan keberlanjutannya.

Secara berkelanjutan adalah suatu proses produksi barang/jasa yang terus menerus

dilakukan perbaikan/pengembangan menuju hasil lebih baik dengan tetap

memperhatikan aspek-aspek hak alam, lingkungan, sosiologi, kesehatan dan lain-lain.

SS.3 ini memiliki 2 (dua) IKU yaitu sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 18 Daftar Target SS.3

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

1 Persentase Capaian Produksi Sumber daya Alam Kemaritiman

6,96 85,00 94,84 111,58%

2 Ocean Health Index 3,48 67,00 65,00 97,01%

Capaian SS.5 104,30%

Dari 2 IKU pada SS.3 ini, terdapat 1 (satu) IKU yang baru ditetapkan pada tahun 2019,

yaitu IKU.6: Ocean Health Index. Sementara IKU.5 merupakan perbaikan redaksi dari

IKU.8 tahun 2018 yaitu: Persentase produksi SDA bidang maritim sesuai target.

IKU.5 Persentase Capaian Produksi SDA Kemaritiman

Indikator ini diwujudkan dalam persentase jumlah produksi yang dihasilkan di

bidang sumber daya alam maritim sesuai target, antara lain: produksi perikanan, hutan

mangrove, terumbu karang, produksi mineral dan batu bara, produksi minyak dan gas

Page 34: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 26

bumi. Formula yang digunakan dalam penghitungan nilai capaian indikator ini adalah

membandingkan (mempersentasekan) jumlah produksi yang dihasilkan sumber daya

alam kemaritiman yang terhadap jumlah produksi sumber daya alam kemaritiman yang

ditargetkan dalam RPJMN dan/atau RKP. Target persentase capaian produksi SDA

Kemaritiman tahun 2019 sebesar 80%.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2017

tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 dan RPJMN 2014-2019, target dari

SDA yang dimaksud adalah sebagaiamana tabel 13di bawah ini:

Tabel 19 Realisasi Produksi Sumber Daya Alam

No Indikator Satuan Target Realisasi Persentase Penyesuaian

1 Minyak Bumi ribu barel/hari 800 772 100 100%

2 Gas Bumi SBM/hari 1.295 1261 100 100%

3 Batubara juta ton 406 558 100.00%

4 Produksi ikan

(tidak termasuk rumput laut)

juta ton 17.4 14.13 81.21 81.21%

5 Nilai Devisa Pariwisata Milliar USD 20 19.3 96.50 96.50%

Persentase Produksi SDA dan Jasa Bidang Kemaritiman 94,84%

Sumber : RKP Tahun 2018; RPJMN 2014 – 2019

Tabel 20 Target Produksi Sumber Daya Alam

No Indikator Satuan 2017 2018 2019

1 Minyak Bumi ribu barel/hari 815 800 700

2 Gas Bumi SBM/hari 1150 1200 1.295

3 Batubara Juta ton 413 406 400

4 Produksi ikan (tidak termasuk rumput laut) Juta ton 16,04 17,36 18.8

IKU.6 Ocean Health Index

Ocean Health Index (OHI) atau Indeks kesehatan Laut adalah nilai yang digunakan

untuk mengukur kualitas kesehatan lingkungan laut. Nilai OHI menunjukan seberapa

sehat laut, dan bagaimana pengelolaannya untuk keberlanjutan laut di masa depan.

Dalam penilaian OHI dibutuhkan pendekatan penilaian untuk mengevaluasi kondisi

laut saat ini secara komprehensif (menyeluruh) mulai dari sisi/perpsektif sosial, ekononi

dan lingkungan alam. Laut yang sehat berdasarkan OHI adalah laut yang dapat

bermanfaat bagi manusia secara terus menerus (berlanjut) sampai masa mendatang.

Page 35: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 27

Nilai atau skor OHI adalah dari 0–100. Penilaian ini dikembangkan oleh ilmuwan

(Halpern et al, 2012, Nature) dan secara global telah dimulai penilaiannya sejak tahin

2012 (Halpern et al., 2015, PLOS One; Halpern et al. in review).

Rincian komponen

dalam penilaian OHI adalah:

penyediaan pangan, peluang

pada perikanan tradisional,

produk alam, penyediaan

karbon, perlindungan pantai,

Mata pencaharian dan

ekonomi masyarakat pesisir,

pariwisata, rasa memiliki

pada tempat/lokasi, air

bersih, keanekaragaman

hayati. Dari keseluruhan penilaian pada indikator-indikator

tersebut, pada tahun 2019 nilai OHI Indonesia adalah 65 atau berada pada urutan 137

dari 221 wilayah penghitungan di seluruh dunia. Nilai ini menurun dibandingkan pada

tahun 2018 (67) dan berada pada peringkat 113 dari 221 negara (wilayah).

Tabel 21 Peringkat OHI Indonesia

Gambar 7 Capaian Ocean Health Index Indonesia Tahun 2018

Sumber: http://www.oceanhealthindex.org/region-scores/scores/indonesia

Page 36: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 28

SS.4 Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan

Infrastruktur Poros Maritim

Sasaran strategis ini tidak ditargetkan sehingga tidak ada nilai capaian kinerja.

Maksud dari sasaran strategis ini adalah terlaksananya pembangunan sarana dan

prasarana (infrastruktur) bidang maritim secara cepat dan merata di wilayah negara

Indonesia. Sasaran strategis ini memiliki 2 (dua) indikator kinerja sebagaimana tabel

berikut ini:

Tabel 22 Target Indikator Kinerja SS.4

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

1 Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia

9,57 60 57,35 95,58%

2 Persentase Biaya Logistik Nasional terhadap PDB

6,96 21,50 23,20 92,09%

Capaian SS.5 93,84%

Rincian capaian SS.4 berdasarkan IKU adalah sebagai berikut:

IKU.7 Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan

Timur Indonesia

IKU.7 ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai (persentase) realisasi investasi bidang

infrastruktur maritim di kawasan timur Indonesia terhadap realisasi investasi bidang

infrastruktur maritim se-Indonesia. Target IKU.7 ini pada tahun 2019 adalah 60%. IKU

ini merupakan pengembangan/perbaikan dari IKU.4 tahun 2017: Pertumbuhan

investasi infrastruktur poros maritim.

Gambar 8 Nilai PDB Indonesia per Wilayah Nilai investasi yang dihitung

adalah dari sektor-sektor

infrastruktur yamg menunjang

dalam

pembangunan/terwujudnya

poros maritim, atau sektor yang

menunjang pembangunan di

bidang kemaritiman. Data

(sektor) yang digunakan adalah

berdasarkan data BPS yang tercantum dalam KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia). Data realisasi investasi yang digunakan untuk menghitung realisasi investasi

di Kawasan Timur Indonesia adalah data investasi yang bersumber dari Penanam

Modal Asing (PMA) periode Januari–September 2019 (saat laporan capaian disusun,

data per 31 Desember 2019 belum terbit).

Tabel 23 Nilai Investasi di Kawasan Barat Indonesia, Januari-September 2019

Page 37: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 29

No Provinsi Nilai Investasi

(Ribu US$)

No Provinsi Nilai Investasi

(Ribu US$)

1 Aceh 423.617 17 Bali 288.333,9

2 Banten 2.017.793 18 Gorontalo 87.207,0

3 Bengkulu 372.579 19 Kalimantan Barat 148.277,9

4 Daerah Istimewa Yogyakarta 4.957 20 Kalimantan Selatan 1.525.778,1

5 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 3.849.866 21 Kalimantan Tengah 135.542,5

6 Jambi 1.535.137 22 Kalimantan Timur 8.350.665,3

7 Jawa Barat 3.468.084 23 Kalimantan Utara 778.489,2

8 Jawa Tengah 128.155 24 Maluku 29.984,4

9 Jawa Timur 393.339 25 Maluku Utara 1.129.059,1

10 Kepulauan Bangka Belitung 359.876 26 Nusa Tenggara Barat 1.271.643,5

11 Kepulauan Riau 863.698 17 Nusa Tenggara Timur 76.071,9

12 Lampung 99.169 28 Papua 45.433,7

13 Riau 427.655 29 Papua Barat 9.786,8

14 Sumatera Barat 104.855 30 Sulawesi Barat 6.513,1

15 Sumatera Selatan 1.238.706 31 Sulawesi Selatan 126.519,6

16 Sumatera Utara 756.886 32 Sulawesi Tengah 795.882,3

33 Sulawesi Tenggara 2.270.318,8

34 Sulawesi Utara 4.497.691,0

TOTAL 16.044.371 TOTAL 21.573.198,1

TOTAL INVESTASI MARITIM NASIONAL 37.617.569,4

Sumber: (Data BKPM 2019, diolah)

Berdasarkan tabel dibawah total investasi yang masuk ke kawasan barat Indonesia

sebesar US$ 16,044 milyar. Investasi yang paling besar berada di provinsi DKI Jakarta,

terbesar kedua provinsi Jawa Barat, urutan ketiga provinsi Banten dan keempat ada

provinsi Sumatera Selatan. Sebaran investasi masih berpusat di DKI Jakarta dan Jawa

Barat hal ini dikarenakan kondisi geografis yang berdekatan antar kedua provinsi serta

infrastruktur penunjang yang sangat lengkap dan maju, serta dekat dengan pusat

pemerintahan (perijinan). Sementara itu total investasi di Kawasan Timur Indonesia

sebesar US$ 21,573 milyar. Investasi yang paling besar berada di Kalimantan Timur,

terbesar kedua Sulawesi Utara, urutan ketiga Sulawesi Tenggara dan keempat ada

Kalimantan Selatan.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi investasi di kawasan

timur Indonesia sebesar 57,35% sedangkan kawasan barat Indonesia sebesar 42,65%.

Sehingga jika dibandingkan dengan target dalam IKU (60%), maka capaian IKU.7 ini

adalah 95,58%.

IKU.8 Persentase Biaya Logistik Nasional terhadap PDB Biaya logistik mencakup semua komponen biaya untuk aktivitas pergerakan

barang dalam rangkaian proses rantai pasok (distribusi) barang/produk. Aktifitas

tersebut mulai dari pemasok ke pabrik, gudang pabrik ke distributor, distributor ke

pengecer, dan pengecer ke konsumen akhir, sesuai dengan sistem saluran distribusi

Page 38: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 30

perusahaan masing-masing. Semakin efisien biaya logistik dalam proses rantai pasok,

maka harga produk akhir akan semakin kompetitif.

Persentase Biaya Logistik Nasional terhadap PDB adalah merupakan presentase

besaran nilai/biaya logistik nasional terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). IKU ini

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi biaya logistik terhadap PDB

nasional. Semakin kecil nilainya maka akan semakin baik. Kecilnya persentase biaya

logistik menandakan semakin efisiennya biaya logistik.

Gambar 9 Grafik Indeks Logistik ASEAN Target IKU ini pada tahun 2019

adalah maksimal 21,50%. Sehingga

nilai persentase biaya logistiknya sama

atau lebih kecil dari 21,50% maka

capaiannya adalah di atas 100% atau

sangat baik. Sementara itu di

Indonesia pada tahun 2018 nilai

tersebut masih berada pada angka

24%.

Pada tahun 2019, nilai

persentase biaya logistik terhadap

PDB nasional adalah 23,2% (data

Bappenas dalam Dokumen RPJMN).

Sehingga capaian IKU.8 ini adalah 92,09% dari target. Nilai capaian ini masih lebih

tinggi (lebih tidak efisien) 1,7% dibandingkan dengan target.

Mahalnya biaya logistik terutama terjadi di Indonesia bagian timur. Hal ini disebabkan

tidak meratanya pembangunan infrastruktur di beberapa daerah. Meskipun begitu, usaha

pemerintah membangun infrastruktur selama empat tahun terakhir cukup membantu

mengurangi kesenjangan di daerah-daerah tersebut. Negara Asia lainnya yang memiliki

biaya logistik tinggi adalah Vietnam, Thailand, dan Tiongkok. Secara berturut-turut

biaya logistik dari Vietnam mencapai 20% PDB, Thailand 15% PDB, dan Tiongkok 14%

dari PDB. Sementara itu, biaya logistik di Malaysia, Filipina, dan India sebesar 13%

terhadap PDB, Taiwan dan Korea Selatan sebesar 9% terhadap PDB, sedangkan

Singapura dan Jepang sebesar 8% terhadap PDB.

Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya yang mempunyai

kapitalisasi ekonomi besar, peringkat LPI (logistic performance index) Indonesia hanya

menang dengan Filipina dan Kamboja.

Tabel 24 Peringkat LPI di ASEAN

Negara 2014 2016 2018

Singapoura 5 5 7

Malaysia 25 32 41

Thailand 35 45 32

Vietnam 48 64 39

Page 39: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 31

Nilai atau peringkat LPI mempengaruhi

biaya logistik. Semakin tinggi nilai/indeks LPI,

akan semakin rendah biaya logistiknya. LPI

mengukur efisiensi on-the-ground rantai suplai perdagangan atau kinerja logistik. Rantai

suplai merupakan tulang punggung perdagangan dan bisnis internasional.

Tabel 25 Nilai Biaya/Indeks Logistik terhadap PDB

No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Target Biaya Logistik terhadap PDB 23,6% 22% 21,5% 21% 19,2%

2 Realisasi Biaya Logistik terhadap PDB 24% 25% 24% 23,5% 24% 23,20%

3 Indeks LPI 3,08 - 2,98 - 3,15 -

4 Peringkat LPI 53 - 63 - 46 -

Data diolah dari berbagai sumber

Kajian Bank Dunia bekerjasama dengan Pusat Kajian Logistik ITB pada tahun

2013 tentang biaya logistik nasional, menunjukkan bahwa rerata biaya logistik Indonesia

selama tahun 2004-2011 mencapai 26,64% dari PDB (BPPP Kemendag RI, 2017).

Dari tabel 12 dan gambar 3, terlihat bahwa biaya logistik berbanding dengan PDB

Indonesia cenderung mengalami penurunan. Namun angka penurunannya belum

signifikan. Realisasi tersebut masih cukup jauh jika dibandingkan dengan target yang

ditetapkan pada tahun 2004.

Gambar 10 Biaya Logistik dan Nilai PDB Indonesia Tahun 2004-2011

Biaya logistik yang tinggi akan mempengaruhi investor untuk menghindari

berinvestasi di negara tersebut. Hal ini terjadi karena keuntungan yang didapat lebih

Indonesia 57 63 46

Filipina 53 71 60

Kamboja 83 73 98

Page 40: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 32

kecil dibandingkan melakukan investasi di negara lain. Meski begitu kelanjutan

pembangunan infrastruktur masih jadi prioritas lima tahun mendatang. Itu akan cukup

meningkatkan sektor transportasi nasional serta mengikuti perkembangan teknologi

dengan melakukan transformasi digital.

Salah satu upaya penurunan biaya logistik tersebut adalah melalui program Tol

Laut. Tol Laut difokuskan pada: (i) peningkatan pelayanan angkutan perintis laut

dengan 104 kapal perintis untuk menghubungkan pulau besar dan pulau-pulau kecil

pada 193 lintas subsidi perintis angkatan laut serta pengadaan 50 unit sarana kapal

penyeberangan perintis; (ii) pengembangan 24 pelabuhan, termasuk Bitung dan Kuala

Tanjung sebagai New International Hub serta pengembangan 60 dermaga

penyeberangan.

Selain itu juga dikembangkan 4 (empat) Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan pembangunan kereta pelabuhan. KPBPB bertujuan

pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang nantinya diharapkan dapat

meminimalisir ketimpangan antara kawasan barat dan timur Indonesia. Pembangunan

kereta pelabuhan di pelabuhan-pelabuhan besar yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung,

Belawan, Panjang, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Teluk Lamong dan

Penyeberangan Merak– Bakauheni.

SS.5 Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang

Inovatif, Berkarakter dan Berbudaya Nusantara

Maksud dari sasaran strategis ini adalah bertambah kuat nya jiwa semangat, daya

gerak, budaya, ciri khas bangsa Indonesia yang bercirikan/berkaitan dengan kelautan.

Inovatifadalah kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan

keahlian untuk menghasilkan karya baru. Berkarakter dan berbudaya nusantara adalah

bangsa/kelompok yang memiliki watak, akal budi dan jiwa nusantara. Pada Triwulan I

TA. 2019, sasaran strategis ini tidak ditargetkan. Sasaran strategis ini memiliki 2 (dua)

IKU sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 26 Target Indikator Kinerja SS.5

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

1 Indeks Inovasi 6,96 30 29 96,67%

2 Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata 6,96 35 40 85,71%

Capaian SS.5 91,19%

IKU.9 Indeks Inovasi

Nilai Indeks Inovasi adalah merupakan hasil survei dengan menggunakan 81

indikator untuk mengukur kemampuan inovasi dan hasil dihasilkan suatu negara. Target

IKU ini pada tahun 2019 adalah 30. Indeks inovasi pertama kali diperkenalkan dan

dihitung pada tahun 2014 di New Delhi India. Indeks inovasi telah diukur di 143

Page 41: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 33

negara di seluruh dunia. Indeks Inovasi menjadi benchmarking terkemuka untuk

eksekutif bisnis, pembuat kebijakan dan pemerhati yang ingin mengetahui tingkat

inovasi sebuah negara. Indeks inovasi diukur oleh lembaga seperti World Intellectual

Property Organization; Cornell University; dan INSEAD.

Tabel 27 Rincian Komponen Penilaian Indeks Inovasi Indonesia

Pada tahun 2017 peringkat indeks inovasi Indonesia adalah 87, sedangkan pada

tahun 2018 dan 2019 sama pada peringkat 85. Namun disayangkan pada Innovation

Output Sub-Index tahun 2019 justru menurun dari peringkat 73 pada tahun 2018 menjadi

peringkat 78, menunjukkan adanya pelemahan output dari inovasi yang dihasilkan

Indonesia.

Gambar 11 Nilai dan Peringkat Indonesia pada Indeks Inovasi Global

Tabel 28 Peringkat Indeks Inovasi Global, Sub Indeks

No Komponen Nilai Peringkat

1 Kelembagaan (Institusi) 53,2 99

2 Sumber Daya Manusia dan Penelitian (Human Capital & Research)

21,3 90

3 Infrastruktur 44,2 75

4 Kecanggihan Pasar (Market Sophistication) 48,80 64

5 Kecanggihan Pasar (Business Sophistication) 25,7 95

6 Keluaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Konowledge & Technology Outputs)

17,6 82

7 Keluaran Kreatif (Creative Outputs) 24,00 76

Tahun Skor Global Inovation Index

Peringkat Global Inovation Index

Peringkat Global Innovation Input Index

Peringkat Global Innovation Output Index

Page 42: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 34

Kemampuan Indonesia menghasilkan produk yang ber-value added tinggi dan

innovation capability, hanya di urutan 74 dunia (Singapura #13, Malaysia #30, Thailand

#50). Kondisi ini menjadi early warning, karena untuk lepas dari middle income trap, perlu

memiliki industri yang memberikan value-added tinggi.

Pada tahun 2020, pengeluaran R&D Cina berencana meningkatkan hingga 2,5%

PDB (setara dengan US$ 387 miliar). Data Scival (database publikasi ilmiah dengan

cakupan lebih dari 14.000 lembaga riset dan 48 juta karya ilmiah) menunjukkan bahwa

kuantitas publikasi ilmuwan China sangat dominan. Untuk Artificial Intelligence (AI),

dihasilkan 95.722 karya ilmiah sepanjang 2009-2018 (sebagai perbandingan, semua topik

karya ilmiah yang dihasilkan ilmuwan Indonesia pada periode yang sama sebesar 99.795

buah). Maka tidaklah aneh jik asaat ini produk-produk Cina bisa merajai dunia, baik

dalam hal jumlah (volume) maupun jenis barang. Sudah banyak teknologi baru yang

dihasilkan Cina.

Untuk meningkatkan hal tersebut, maka direkomendasikan atau dibutuhkan

beberapa hal, di antaranya yaitu:

1. Dibutuhkan lebih besar lagi dukungan pemerintah dalam aktivitas R&D, mulai dari

pendidikan dan bantuan sarana prasarana teknologi yang dapat mendorong

penciptaan inovasi dengan output mulai dari peningkatan publikasi ilmiah, kebijakan

berbasis inovasi, dan peningkatan daya saing;

2. Diperlukan:

a. kolaborasi yang baik dan intensif antara pemerintah dan swasta dalam mendukung

pengembangan inovasi di berbagai sektor;

b. intervensi pemerintah melalui penerapan langkah strategis yang juga dapat

memberikan manfaat berkelanjutan bagi perekonomian nasional;

c. pembenahan dari awal seperti penentuan ide penelitian harus didasarkan pada

tinjauan riset pasar, kesiapan manufaktur, dan kesiapan pelayanan purna jual.

d. dukungan infrastruktur litbang yang memadai baik dari aspek technoware,

humanware, infoware, maupun orgaware;

e. penanaman iklim inovasi yang dapat meningkatkan kinerja, yaitu dengan

peningkatan kualitas sumber daya manusia dari sisi pendidikan;

f. pendampingan dan perubahan pola pikir bahwa inovasi yang diciptakannya itu

sangat dibutuhkan negara dalam menangani isu, serta didorong untuk belajar lebih

tinggi lagi agar dapat menguasai inovasi yang lebih canggih lagi.

2015 29,80 97 114 85

2016 29,07 88 99 76

2017 30,10 87 99 73

2018 29,80 85 90 73

2019 29,72 85 87 78

Page 43: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 35

3. Peninjauan ulang kebijakan pembatasan merek dan kemasan secara global yang

mungkin akan melambatkan produksi dalam negeri, menguatkan perdangan barang

palsu, impor produk asing, dan parahnya menjadi ancaman anti-inovasi;

IKU.10 Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata

Peringkat indeks daya saing pariwisata adalah indeks yang mengukur faktor-faktor

dan kebijakan pemerintah yang bisa mengembangkan sektor pariwisata dan perjalanan

suatu negara. Tujuan pengukuran indeks daya saing pariwisata adalah agar nilai atas

faktor-faktor yang mendukung industri pariwisata bisa menjadi lebih

berkesinambungan, kompetitif dan berkontribusi bagi pembangunan negara, terutama

terkait alam dan komunitas lokal di dalamnya.

Indeks daya saing pariwisata terdiri dari 4 (empat) sub indeks: yaitu: Enabling

Environment (iklim yang mendukung), Travel and Tourism Policy and Enabling Conditiong

(kebijakan dan kondisi yang mendukung pariwisata), Infrastruktur, dan Sumber Daya

Alam dan Budaya. Empat sub-indeks ini kemudian memiliki 14 pilar lain, serta 90

indikator. Masing-masing indikator dan pilar tersebut memiliki angka dan ukuran

tersendiri. Empat pilar pengukuran indeks tersebut adalah:

1. Iklim yang mendukung (Iklim bisnis, keamanan dan keselamatan, kesehatan dan

kebersihan, sumber daya manusia & pasar pekerja, dan kesiapan teknologi informasi

dan komunikasi);

2. Kebijakan dan kondisi yang mendukung pariwisata (memprioritaskan sektor

pariwisata & perjalanan, keterbukaan internasional, daya saing harga dan

keberkelanjutan lingkungan);

3. Infrastruktur (transportasi udara, transportasi darat dan laut, pelayanan wisatawan);

4. Sumber daya alam dan budaya serta bisnis perjalanan (travel).

Indeks Daya Saing Pariwisata sudah diukur pada 136 negara di seluruh dunia.

Pada tahun 2017 peringkat Indonesia adalah 42, dan pada tahun 2019 ditargetkan pada

urutan 35. Indeks ini diterbitkan oleh Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI)

setiap 2 tahun sekali.

Berdasarkan TTCI tahun 2019 Indonesia menempati peringkat 40 (target tercapai

87,5%) dari 140 negara, naik 2 peringkat dari tahun 2017 (42) dan 10 peringkat dari

tahun 2015 (50). Untuk regional Asia-Pasifik Indonesia menempati urutan 12 dari 22

negara urutan 4 dari 10 negara di regional ASEAN, dengan skor rata-rata 4,3 dengan

range penilaian 1-7.

Gambar 12 Grafik trend Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia

Page 44: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 36

Sumber: World Economic Forum

Pilar yang menjadi keunggulan utama bagi daya saing pariwisata Indonesia

adalah: daya saing harga (peringkat 6 dunia dengan skor 6,2); dukungan kebijakan yang

menjadikan sektor pariwisata sebagai prirotas (skor 5,9 dan peringkat 10 dunia); dan

keterbukaan internasional (peringkat 16 dunia dengan skor 4,3). Melihat pada data pada

TTCI 2015 dan 2017 di mana pilar daya saing harga dan memprioritaskan sektor

pariwisata selalu menjadi keunggulan utama, serta keterbukaan internasional

menggantikan pilar sumber daya alam pada tahun 2015 dan 2017, maka dapat

disimpulkan Indonesia telah:

1. Menyajikan daya saing harga yang kompetitif dibandingkan dengan negara lain

dengan tolak ukur penilaian harga tiket pesawat, pajak bandara, rate hotel per malam,

biaya bahan bakar minyak. Hal ini juga dipengaruhi oleh nilai rupiah yang rendah

dibandingkan dengan mata uang asal wisatawan sehingga biaya wisata lebih murah;

2. Menjadikan pengembangan pariwisata sebagai prioritas nasional dengan kebijakan

pengembangan 10 Destinasi Prioritas;

3. Memberikan kemudahan pada pembuatan visa, serta telah terbuka terhadap berbagai

kerjasama dengan negara-negara lain, diantaranya adalah kerja sama perihal Air

Service Agreements (ASA) dan perdagangan luar negeri.

Sementara itu 3 (tiga) pilar yang menjadi kelemahan utama bagi daya saing

pariwisata Indonesia adalah Infrastruktur pelayanan wisatawan (peringkat 98 dunia

dengan skor 3,1), kesehatan dan kebersihan (peringkat 102 dunia dengan skor 4,5), dan

lingkungan yang berkelanjutan (peringkat 135 dunia dengan skor 3,5). Aspek

infrastruktur pelayanan wisatawan, kesehatan dan kebersihan dan lingkungan yang

berkelanjutan telah menjadi kelemahan Indonesia sejak tahun 2015. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa:

1. Belum maksimalnya infrastruktur pelayanan wisatawan (ketersediaan kamar hotel,

kualitas infrastruktur pariwisata, ketersediaan perusahaan sewa mobil, dan jumlah

mesin ATM yang memadai);

2. Belum baiknya kondisi kesehatan dan kebersihan di Indonesia yang disebabkan oleh

Page 45: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 37

tingginya tingkat kepadatan penduduk, tingginya privalensi malaria dan HIV (usia 15-

49) serta tidak memadainya kualitas dan kuantitas fasilitas kebersihan (kamar

mandi/toilet), akses terhadap air bersih, dan jumlah kamar rumah sakit;

3. Pengembangan pembangunan Indonesia, baik secara umum maupun khusus di sektor

pariwisata belum mengaplikasikan prinspip pembangunan berkelanjutan secara

maksimal, hal ini diukur dengan beberapa indikator diantaranya belum banyaknya

payung hukum di bidang lingkungan, penegakan kebijakan di bidang lingkungan,

kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan dan kualitas udara secara umum.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Kemenko Marves dalam meningkatkan

peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata adalah sebagai berikut:

1. Penerbitan dan penerapan peraturan (Perpres No. 83 tahun 2018 tentang Sampah

Laut; Perpres No. 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum; dan Perpres No. 9 tahun 2019 tentang

Pengembangan Taman Bumi (Geopark) sebagai salah bentuk implementasi

pengelolaan destinasi wisata yang berkelanjutan);

2. Implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui program

Gerakan Indonesia Bersih sebagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, terutama

dalam menyelesaikan isu sampah, yang banyak diemui di destinasi wisata;

3. Nota Kesepahaman Bersama pembentukan Sekretariat Bersama Percepatan

Pengembangan Sektor Pariwisata yang di tandatangani oleh Menteri Koordinator

Bidang Kemaritiman untuk melaksanakan enam strategi kebijakan prioritas.

Beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan daya saing

priwisata adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat penyelesaian beberapa proyek infrastruktur untuk meningkatkan

aksesibilitas destinasi wisata dan mendukung peningkatan jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara;

2. Mengembangkan atraksi wisata melalui peningkatan kegiatan event di daerah

perbatasan (cross-border tourism) antara lain di perbatasan Kalimantan dan NTT,

dan penetapan quality tourism di beberapa destinasi wisata, misalnya Pulau Komodo;

3. Meningkatkan kualitas amenitas di daerah destinasi wisata;

4. Memperkuat promosi untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan melalui promosi

digital, paket wisata hot deals, dan optimalisasi regional tourism hub;

5. Mendorong penguatan pelaku usaha melalui fasilitasi investasi dan pembiayaan,

pengembangan SDM, serta perbaikan dukungan data dan informasi;

6. Menyusun standar prosedur Manajemen Krisis Kepariwisataan dan membentuk

forum Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah (MKK Daerah).

Page 46: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 38

3.1.3 Internal Business Process Perspective

SS.6 Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif

Walau hanya terdiri dari 1 (satu) SS dan 1 (satu) IKU (Persentase Rekomendasi

dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan

para Pemangku Kepentingan), perspektif ini memiliki persentase bobot 40% dari

keseluruhan perspektif. Perspektif atau SS.6 ini pada TA. 2019 ditargetkan sebesar 100%

dengan realisasi 97,05% dari target.

IKU.11 Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi dasar Penerbitan Kebijakan para

Pemangku Kepentingan

Target dalam IKU ini adalah saran, anjuran, rekomendasi, kepada unit/instansi

terkait, atau kebijakan/keputusan yang dikeluarkan oleh Kemenko yang dijadikan dasar

penerbitan kebijakan pada unit/instansi tersebut. Diharapkan hal tersebut menjadi dasar

dalam perencanaan atau pelaksanaan kegiatan atau penyusunan kebijakan oleh

instansi/lembaga. Indikator ini menunjukkan persentase rekomendasi rekomendasi atau

kebijakan yang disusun/diterbitkan oleh Kemenko Marves, yang dijalankan/

dilaksanakan K/L terkait.

Pada TA. 2019 ini, ini ditargetkan sebanyak 34 kebijakan baik yang berupa

rekomendasi maupun pengendalian kebijakan yang ditindaklanjuti oleh

instansi/lembaga terkait. Dari 34 kebijakan tersebut, berhasil dicapai

(disusun/dikendalikan) sebanyak 33 kebijakan, atau berhasil dicapai 97,05% dari target.

Kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 29 Daftar Kebijakan bidang Kemaritiman yang Ditindaklanjuti Instansi terkait

No Nama Kebijakan Tindak lanjut Kebijakan

1 Tata Cara Pemberian Persetujuan Kerja Sama yang Memiliki Nilai Strategis tertentu Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata

Telah terbit Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Nomor 4 tahun 2019 tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan Kerja Sama yang Memiliki Nilai Strategis tertentu Badan Pelaksana Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba dengan Badan Usaha dan Lembaga atau Pihak terkait

2 Telah terbit Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Nomor 5 tahun 2019 tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan Kerja Sama yang Memiliki Nilai Strategis tertentu Badan Pelaksana Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur dengan Badan Usaha dan Lembaga atau Pihak terkait

3 Revitalisasi Pelayaran Rakyat untuk Mendukung Tol Laut guna Mendukung Tol Laut & Perintis

Telah disusun Rperpres Pemberdayaan Pelayanan Rakyat. Menko Marves inisiator awal, Rperpres sedang ajukan ke Setkab

4 Pengelolaan BOP Kawasan Pariwisata Bromo-Tengger-Semeru

Telah terbit Rperpres tentang BOP Kawasan Pariwisata Bromo-Tengger-Semeru. Menko Marves inisiator awal, Rperpres sedang ajukan ke Setkab

Page 47: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 39

No Nama Kebijakan Tindak lanjut Kebijakan

5 Tata Kelola Sumber Daya Air Ringkasan kebijakan (policy brief) tata kelola sumber daya air nasional yang berkelanjutan. Menko Marves menjadi Wakil Ketua Dewan Air Nasional

6 Koordinasi dan Monitoring Implementasi Kebijakan Dokumen RZWP3K

Ringkasan Kebijakan Koordinasi dan Monitoring Implementasi Kebijakan Dokumen RZWP3K dalam Rangka Pengelolaan Kawasan Pesisir Terpadu. Telah disusun 24 Perda Provinsi (4 perda diterbitkan tahun 2019)

7 Strategi Rehabilitasi Pesisir dan Laut, Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Dampak Perubahan Iklim

Telah disusun ringkasan kebijakan (policy brief) strategi rehabilitasi pesisir dan laut, pengurangan emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim

8 Infrastruktur Konektivitas dan Logistik berbasis Perkeretaapian

Telah disusun rancangan kebijakan infrastruktur konektivitas dan logistik berbasis perkeretaapian

9 Pengaturan pajak penjualan kendaran bermotor atas barang mewah

Telah disusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah

12 Pengendalian Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan yang Efektif

Telah disusun kebijakan pengendalian pengelolaan kawasan konservasi perairan yang efektif

13 Pengambilalihan Pengelolaan Flight Information Region (FIR)

Pada tanggal 8 Oktober 2019 lalu, Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Singapura telah mengumumkan bahwa Indonesia dan Singapura telah memulai pembahasan tentang FIR dalam rangkaian leaders retreat. Proses masih terus berjalan dan dilanjutkan pada 2020

14 Forum Negara-negara Pulau dan Kepulauan

Telah disusun Rumusan hasil Archipelagic and Islands States Forum 2019 (Forum Negara-negara Pulau dan Kepulauan). Pada 2019 telah dilaksanakan SOM dan MM. Rencananya pada 2020 akan dilaksanakan KTT.

15 Keselamatan navigasi

Telah disusun ringkasan kebijakan koordinasi dan pengendalian keselamatan navigasi terkait anjungan minyak dan gas di perairan Indonesia

16 Telah ditandatangani Nota Kesepahaman tentang Keselamatan Navigasi, kawasan Konservasi Perairan dan Wisata Bahari

17 Telah disusun Rumusan Kebijakan Keselamatan Navigasi (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran/SBNP, Telekomunikasi Pelayaran dan Penanganan Kerangka Kapal/Salvage)

18 Peran Nasional dalam Kerjasama dan Diplomasi Regional CTI-CFF

Telah disampaikan Kertas Posisi Delegasi RI tentang peran/usulan Indonesia dalam Kerjasama dan Diplomasi Coral Triangle Initiative on Coral Reef Fisheries and Food Security (CTI-CFF)

19 Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan Dasar Laut Internasional

Regulasi Internatonal of Seabed Association (ISA) tentang Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan Dasar Laut Internasional

20 Penyampaian submisi landas kontinen indonesia di luar 200 Mil Laut di Segmen Utara Papua

Telah disampaikan (submisi) ke PBB terkait klaim landas kontinen Indonesia di luar 200 mil laut di segmen utara Papua seluas 196.568,9 km2. PBB melalui Divisi Urusan Samudera dan Hukum Laut mengumumkan secara resmi partial submission on the Limit of the Continental Shelf Indonesia untuk segmen Utara Papua Eauripik Rise) pada 17 April 2019. Indonesia dijadwalkan untuk menyampaikan presentasi awal di

Page 48: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 40

No Nama Kebijakan Tindak lanjut Kebijakan

hadapan PBB dalam masa sidang ke 52 Komisi Batas Landas Kontinen PBB pada 4 Maret 2020.

21 Traffic Separation Scheme (TSS) Selat Lombok dan Selat Sunda

Telah disusun Kebijakan TSS Selat Lombok dan Selat Sunda dan disampaikan pada sidang ke-101 Marine Safety Committee International Maritime Organization (MSC IMO). Direncanakan berlaku pada 1 Juni 2020

22 Gerakan Indonesia Bersih (GIB)

Telah disusun kebijakan pengendalian Gerakan Indonesia Bersih, serta telah dilaksanakan beberapa kegatan berdasarkan kebijakan tersebut oleh berbagai instansi/pemda, diantaranya: Program Aksi Bersih; 42.054 desa melaksanakan STBM; pemberian bantuan alat pencacah plastik; bimtek amenitas pariwisata; pengendalian DAS Citarum; penilaian gerakan kantor berbudaya hijau dan sehat (Berhias), gerakan pengurangan plastiksosialisasi zero waste; dan Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas)

23 Standarisasi Pengembangan Geopark Indonesia

Telah disusun kebijakan standarisasi pengembangan Geopark Indonesia. Telah dijadikan dasar pengajuan status Geopark

24 Norma hukum internasional terkait Marine Biological Diversity Beyond Areas of National Jurisdiction (BBNJ)

Telah disusun kebijakan tentang posisi Indonesia. Kemenko Marves selaku ketua penyusun terkait egulasi Internasional yang mengatur mengenai pengelolaan sumberdaya alam hayati di luar yuridiksi nasional (BBNJ). Kertas posisi sudah disampaikan ke Kemlu dan telah dilanjutkan ke Perutusan Tetap RI untuk PBB di New york untuk segera dibawa ke sidang IGC BBNJ ke 4.

25 Pendaftaran penamaan rupabumi

Telah disusun Kebijakan koordinasi validasi, verifikasi dan pendaftaran penamaan rupabumi. Pada tahun 2019 telah diverifikasi 2.218 titik pulau. Sehingga jumlah pulau yang telah disubmisi ke PBB adalah 16.671 pulau (Mei 2019). Sampai dengan tahun 2019, validasi dan verifikasi telah dilakukan terhadap 17.491 pulau, dan telah memenuhi target.

26 Percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai

Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan

27 Peningkatan penggunaan komponen dalam negeri

Telah terbit Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman No. 84 tahun 2019 Tentang Kelompok Kerja Tim Nasional P3DN sebagai dasar pelaksanaan pemantauan penggunaan produk dalam negeri

29 Rencana Tata Ruang Laut Nasional

Tahapan saat ini adalah telah disampaikan surat Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa kepada Dirjen Pengelolaan Ruang Laut-KKP. Belum ada tindaklanjut pelaksanaan sebagaimana isi surat. Belum ditindaklanjuti K/L terkait

30 Aksesibilitas Energi Penetapan BBM Satu Harga; Pengembangan Jaringan Gas; dan Konversi BBG untuk kapal nelayan sudah dilaksankan oleh Kementerian ESDM dan Pertamina

31 Peningkatan peranan energi baru & energi terbarukan dalam bauran energi

Pengendalian Kebijakan Koordinasi & sinkronisasi Peningkatan Peranan Energi Baru & Energi Terbarukan dalam Bauran Energi

32 Penanganan Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum

Kemenko Marves menginisiasi dan mendorong terbitnya:

Quick wins: penanganan lahan kritis, penanganan limbah industri, penanganan sampah domestik, penataan keramba jaring apung (KJA), penegakan hukum, dan perubahan dan perilaku masyarakat

Page 49: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 41

No Nama Kebijakan Tindak lanjut Kebijakan

Keputusan/Peraturan Gubernur Jabar tentang pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum; pengaturan jumlah keramba jaring apung di Waduk Cirata, Waduk Saguling dan Waduk Jatiluhur

33 Penanganan Sampah Laut Penyusunan Baseline data nasional mengenai sampah plastik yang mencemari laut sebesar 0,27 – 0,59 juta ton per tahun;

Program peningkatan kesadaran para pemangku kepentingan, pengelolaan sampah yang bersumber dari darat, penanggulangan sampah di Kawasan pesisir dan laut, mekanisme pendanaan, penguatan kelembagaan, pengawasan dan penegakan hukum serta penelitian dan pengembangan.

34 Penguatan Pendidikan dan Pelatihan Kemaritiman

Telah diimplementasi kurikulum Kemaritiman di 34 Provinsi (SD, SMP dan SMA);

Telah dilaksanakan pengadaan simulator bagi 25 SMK oleh Kemendikbud;

Perpres No. 18 Tahun 2019 tentang Pengesahan International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Fishing Vessel Personnel 1995 (STCW-F).

Membandingkan capaian IKU (persentasenya) ini dengan IKU tahun-tahun

sebelumnya tidak 100% tepat. Jumlah target kebijakan yang ditindaklanjuti tahun ini (34

kebijkan) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan: tahun 2017 yang banyak (15 kebijakan)

dan tahun 2018 (11 kebijakan). Tahun 2015 dan 2016 tidak ada target IKU ini. Tahun

2018 tercapai 100% menurun pada tahun ini menjadi 97,05% (32 kebijakan). Jika

dibandingkan tahun 2017 memang mengalami peningkatan, karena pada tahun itu

hanya 60% kebijakan Kemenko yang ditindaklanjuti pihak terkait. Sehingga secara

kuantitas dan kualitas capaian tahun ini lebih baik.

Mengantisipasi penambahan kementerian yang dikoordiasikan, Kemenko tentu

akan lebih banyak lagi kebijakan yang bisa dikeluarkan. Apalgi jika kebijakan Omnibus

Law telah diterapkan. Untuk itu perencanaan jenis dan jumlah kebijakan yang menjadi

targhet perlu lebih matang

3.1.4 Learning and Growth Perspective

Perspektif ini merupakan perspektif yang menggambarkan tentang proses

pembelajaran atau proses-proses internal yang ditujukan untuk peningkatan (growth)

kemampuan sumber daya (manusia, keuangan, tata kelola, peraturan) yang ada.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini mengindentifikasi infrastruktur yang harus

dibangun organisasi untuk membentuk peningkatan atau perkembangan organisasi pada

jangka panjang.

Pada tahun 2019, Kemenko Kemaritiman merancang dan mentargetkan 4 sasaran

strategis dengan 4 indikator kinerja untuk mencapai tujuan sesuai dengan perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu seperti dalam tabel berikut:

Page 50: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 42

Tabel 30 Target Learning and Growth Perspective

No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian

SS.7 SDM Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Kompeten |

Persentase Pejabat yang telah Memenuh Standar Kompetensi Jabatan

3,48 70 94 134,3

SS.8 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Baik

Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

6,96 75 65,95 94,21

SS.9 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang Terintergras

Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

6,96 2 2,05 102,50

SS.10 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel

Opini BPK 6,96 WTP WTP 100

Rincian penjelasan dari perspektif ini adalah sebagai berikut:

SS.7 Sumber Daya Manusia Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman yang Kompeten

IKU.12 Persentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar Kompetensi

Jabatan

Persentase pejabat yang telah memenuhi Standar Kompetensi Jabatan adalah

persentase jumlah pejabat yang telah memenuhi persyaratan kompetensi manajerial,

sosio-kultural dan teknis yang harus dimiliki seorang PNS. IKU.12 ini merupakan Iku

yang baru ditetapkan pada tahun 2019. Indikator kinerja ini diukur dengan menghitung

jumlah pegawai yang sudah memenuhi kompetensi dasar yang dibutuhkan, yang

meliputi Soft Competency (kompetensi personal/bakat), Hard Competency (kompetensi

keahlian/teknis) dan Attitude (perilaku). Penghitungan standar ini akan dilakukan setelah

standar kompetensi sudah ditetapkan oleh Menko Bidang Kemaritiman. Standar

Kompetensi Pegawai yang meliputi Soft Competency (kompetensi personal/bakat), Hard

Competency (kompetensi keahlian/teknis) dan Attitude (perilaku).

Tabel 31 Rekap Hasil Penilaian Kompetensi Pejabat

No Jabatan Sudah

Assesment

Memenuhi Syarat

Cukup Memenuhi

Syarat

Belum Memenuhi

Syarat

Persentase Yang Memenuhi

Syarat

1 2 3 4 5 6 7 =

(4+5)/(4+5+6)

1 JPT Pratama 23 10 7 6 74%

2 Administrator 61 51 10 0 100%

3 Pengawas 38 25 12 1 97%

Total 122 86 29 7 94%

Page 51: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 43

Saat ini jumlah pejabat yang telah dilakukan asesmen dan dinyatakan sesuai

dengan kompetensi personal/bakat dan kompetensi perilaku adalah 94% dari 122

pejabat yang ada atau sebanyak 109 orang. Dari jumlah pejabat yang sudah dilakukan

uji kompetensi masih terdapat 6 pejabat yang belum memenuhi syarat kompetensi yang

diperlukan. Selain itu masih terdapat 17 pejabat yang belum dilakukan uji kompetensi.

Dapat disampaikan bahwa dalam pemenuhan kompetensi pegawai yang baik di

lingkup Kemenko Kemaritiman mengalami beberapa kendala, yaitu:

1. Dalam penyelenggaran atau pengiriman pegawai untuk melaksanakan diklat

mengalami kendala karena keterbatasan kursi/kesempatan diklat pada lembaga

diklat yang dianggap membantu pelaksanaan diklat;

2. Kesibukan dari pada pejabat/pegawai dimasing–masing unit untuk dapat

dikirim/melaksanakan diklat (fungsional/kepemimpinan);

3. Belum ada kesepakatan dengan instansi lain (kementerian/lembaga teknis) dalam

cara/model pengembangan kompetensi (untuk program magang, diklat teknis, in the

job training);

4. PNS yang masuk dalam Kemenko Kemaritiman belum sesuai kebutuhan.

Penyusunan dan pelaksanaan standar kompetensi pegawai Kemenko Kemaritiman

belum selesai (final dilakukan). Namun beberapa capaian dalam menunjang capaian

IKP ini telah dilakukan, yaitu diantaranya telah disusun/dilaksanakan:

1. Indikator faktor jabatan

2. Evaluasi kinerja/jabatan

3. Analisis jabatan dan analisis beban kerja

4. Analisa jabatan fungsional

5. Seleksi jabatan pimpinan tinggi madya dan pimpinan tinggi pratama.

Kemenko Marves, telah merencanakan beberapa hal dalam meningkatkan

kompetensi pegawainya, yaitu:

1. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan (diklat) baik diklat kepemimpinan, diklat

fungsional dan diklat teknis;

2. Memberikan kesempatan magang pegawai, baik di lingkungan instansi pemerintah,

swasta maupun masyarakat;

3. In the Job Training;

4. Seminar, workshop, lokakarya dan lain-lain;

5. penyusunan database kepegawaian, roadmap kepegawaian (termasuk perencanaan

diklat, kursus, pengisian jabatan (administrator, pengawas dan jabatan fungsional);

6. Penataan adminsitrasi kepegawaian, termasuk penempatan pegawai sesuai Sk dan

keahliannya.

Page 52: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 44

SS.8 Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman yang Baik

Nilai capaian strategis ini adalah 100%, dan memiliki 1 (satu) indikator dengan

bobot 6,96.

IKU.13 Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Kemaritiman

Nilai kemajuan reformasi birokrasi (RB) Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman adalah nilai penerapan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Nilai yang digunakan dalam mengukur

capaian IKP.1 ini adalah nilai hasil evaluasi Kementerian PANRB atas pelaksanaan RB

pada tahun sebelumnya.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi tahun 2010-2025 dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11

Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019, IKU ini meliputi

8 (delapan) area perubahan (tabel 19).

Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi Kemenko Marves TA. 2019

telah dilksankan. Namun sampai laporan ini disusun, hasil penilaian belum terbit.

Seperti dengan tahun-tahun sebelumnya, hasil penilaian dari KemenPANRB baru terbit

pada triwulan II tahun berikutnya. Sehingga pada laporan ini digunakan hasil penilaian

RB TA. 2018 yang terbit pada triuwlan II tahun 2019.

Dari hasil evaluasi oleh Kementerian PANRB, nilai indeks reformasi birokrasi

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman adalah 65,95 dengan kategori “B”, naik 3,13 poin dari tahun sebelumnya (62,82) Sehingga nilai capaian IKU.13 ini adalah

97,11% dari target (70).

Adapun rincian penilaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 32 Indeks Reformasi Birokrasi Kemenko Kemaritiman

No Komponen Penilaian Bobot Nilai

2016 2017 2018

A Pengungkit

1 Manajemen perubahan 5,00 3,03 3,18 3,22

2 Penataan peraturan perundang-undangan 5,00 2,09 2,71 2,81

3 Penataan dan penguatan organisasi 6,00 3,68 3,84 3,87

4 Penataan tata laksana 5,00 1,91 2,41 2,43

5 Penataaan sistem manejemen SDM 15,00 9,78 11.16 11,45

6 Penguatan akuntabilitas 6,00 3,92 4,35 4,38

7 Penguatan pengawasan 12,00 5,11 5,11 5,19

8 Peningkatan kualitas pelayanan publik 6,00 2,61 2,46 2,49

Sub total komponen pengungkit (A) 60,00 32,12 35,22 35,84

Page 53: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 45

No Komponen Penilaian Bobot Nilai

2016 2017 2018

A Pengungkit

B Hasil

1 Nilai akuntabilitas kinerja 14,00 8,13 8,13 13,45

2 Survei internal integritas organisasi 6,00 3,98 3,08

3 Survey eksternal persepsi korupsi 7,00 5,95 5,84 8,86

4 Opini BPK 3,00 2,00 3,00

5 Survey eksternal pelayanan publik 10,00 8,17 7,55 7,80

Sub komponen hasil (B) 40,00 28,22 27,60 30,11

Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 60,34 62,82 65,95

Pada tabel 19 di atas, terlihat bahwa nilai indeks RB Kemenko Kemaritiman terus

mengalami peningkatan sejak pertama penilaian (tahun 2016). Pada komponen

pengungkit berhasil naik 3,1 poin tetapi pada komponen hasil turun 0,62 poin.

Dari 13 (tiga belas) unsur penilaian, terdapat 2 (dua) unsur yang masih mempunyai

nilai jelek (dibawah 50%), yaitu penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas

pelayanan publik. Sementara unsur pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

(didapatkan dari unsur survey eksternal persepsi korupsi dan opini BPK) mempunyai

capaian terbaik.

Dari capaian IKU.13 ini terdapat beberapa yang mendorong keberhasilan capaian

ini, yaitu komitmen dari pimpinan dan seluruh staf Kemenko Kemaritiman, penyediaan

anggaran yang memadai, terdapatnya sub bagian khusus yang menangani reformasi

birokrasi serta semangat para pegawainya dalam menciptakan kementerian yang baik

dan berhasil mewujudkan cita-cita pendiriannya.

Kemenko Kemaritiman juga telah secara rutin (karena keterbatasan SDM

pelaksana APIP) meminta bantuan kepada Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) untuk dapat mengirimkan auditor (dengan berbagai tingkat

keahlian) sebagai anggota tim pengawas pelaksanaan kegiatan, baik kegiatan teknis,

pengelolaan keuangan maupun dalam mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi dan

SAKIP. Kementerian Kemaritiman juga pada tahun 2019 telah menerima 7 (tujuh)

orang CPNS pelaksana APIP.

SS.9 Sistem Informasi Manajeman Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman yang Terintegrasi Sasaran ini merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan kegiatan di bidang kemaritiman yang ditetapkan oleh

Menteri Koordinator. Nilai capaian strategis ini adalah 100 %, dan memiliki 2 indikator.

Page 54: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 46

Sasaran strategis ini memiliki bobot 13,415 merupakan hasil penjumlahan bobot kedua

indikatornya.

IKU.14 Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

Indeks penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah

nilai yang menggambarkan tingkat kematangan dari pelaksanaan SPBE yang

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif, efisien dan

berkesinambungan sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 5 Tahun 2018.

Permen ini mengatur tentang pedoman evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik (untuk kemudian disingkat SPBE).

Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur capaian kemajuan pelaksanaan

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman. Sementara tujuan SPBE itu sendiri adalah untuk mewujudkan proses

kerja yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta meningkatkan kualitas

pelayanan publik, baik di instansi pusat maupun pemerintah daerah.

Evaluasi SPBE didasarkan pada Peraturan Presiden No 95 Tahun 2018 tentang

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Peraturan Menteri

Pemberdayaaan Aparatur Negara dan Birokrasi

Reformasi No 5 Tahun 2018 tentang Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Penerapan SPBE dinilai dengan metode tingkat

kemątangan SPBE yang merupakan kerangka kerja

untuk mengukur derajat kematangan penerapan

SPBE yang ditinjau dari kapabilitas proses dan

kapabilitas fungsi teknis SPBE. Tingkat

Kematangan SPBE terdiri atas 5 (lima) level,

dimana masing-masing level menunjukkan

karakteristik kematangan tertentu pada kapabilitas

proses dan kapabilitas fungsi teknis SPBE.

Nilai Indeks SPBE tahun 2019 ditargetkan sebesar 2,0. Namun sampai dengan

akhir 2019 KEmenPANRB belum melakuka penilaian. Sehingga untuk menjawab atau

mengetahui hasil nilai Indesk SPBE, digunakan penilaian mandiri. Hasil penilaian

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 33 Capaian Nilai Indeks SPBE Kemenko Marves Tahun 2019

No Indikator Nilai Tingkat Kematangan

1 Kebijakan Internal Tim Pengarah SPBE Instansi Pemerintah 3

2 Kebijakan Internal Inovasi Proses Bisnis Terintegrasi 3

3 Kebijakan Internal Rencana Induk SPBE Instansi Pemerintah 3

4 Kebijakan Internal Anggaran dan Belanja TIK 3

Page 55: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 47

5 Kebijakan Internal Pengoperasian Pusat Data 3

6 Kebijakan Internal Integrasi Sistem Aplikasi 3

7 Kebijakan Internal Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi Pakai 3

8 Kebijakan Internal Layanan Naskah Dinas 3

9 Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kepegawaian 3

10 Kebijakan Internal Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran 3

11 Kebijakan Internal Layanan Manajemen Keuangan 3

12 Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kinerja 3

13 Kebijakan Internal Layanan Pengadaan 3

14 Kebijakan Internal Layanan Pengaduan Publik 3

15 Kebijakan Internal Layanan Dokumentasi dan Informasi Hukum 3

16 Kebijakan Internal Layanan Whistle Blowing System 3

17 Kebijakan Internal Layanan Publik Instansi Pemerintah 3

18 Tim Pengarah SPBE Instansi Pemerintah 3

19 Inovasi Proses Bisnis Terintegrasi 3

20 Rencana Induk SPBE Instansi Pemerintah 3

21 Anggaran dan Belanja TIK 1

22 Pengoperasian Pusat Data 1

23 Integrasi Sistem Aplikasi 2

24 Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi Pakai 2

25 Layanan Naskah Dinas 3

26 Layanan Manajemen Kepegawaian 3

27 Layanan Manajemen Perencanaan 2

28 Layanan Manajemen Penganggaran 1

29 Layanan Manajemen Keuangan 2

30 Layanan Manajemen Kinerja 2

31 Layanan Pengadaan 2

32 Layanan Pengaduan Publik 2

33 Layanan Dokumentasi dan Informasi Hukum 2

34 Layanan Whistle Blowing System 0

35-1 Layanan Publik Instansi Pemerintah (ppid.maritim.go.id) 2

35-2 Layanan Publik Instansi Pemerintah (gis.maritim.go.id) 1

TOTAL NILAI INDEKS SPBE 2.05

Sehingga capaian dari IKU ini adalah 102,50% dari target. Nilai ini mengalami

peningkatan dari nilai tahun 2018 (tabel 20) sebesar 0,25 atau naik sebesar 138,89%.

Tabel 34 Capaian Nilai Indeks SPBE Kemenko Kemaritiman Tahun 2018

INDEKS NILAI INDEKS NILAI

Nilai SPBE 1,8

Domain Kebijakan SPBE 2,00 Domain Tata Kelola 1,71

Kebijakan Tata Kelola SPBE 0,53 Kelembagaan 0,57

Kebijakan Layanan SPBE 1,47 Strategi dan Perencanaan 0,57

Page 56: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 48

Domain Layanan SPBE 1,79 TIK 0,57

Administrasi Pemerintahan 1,36

Pelayanan Publik 0,42

Dari hasil penilaian tersebut, maka capaian SPBE Kemenko Marves dalam

kategori cukup atau sedikit di atas rerata nasional, namun masih di bawah rerata

kementerian/lembaga (hanya lebih baik dari rerata SPBE tingkat kabupaten/kota se

Indonesia).

Tabel 35 Nilai Rerata Capaian Indeks SPBE Nasional Tahun 2019

Dari hasil evaluasi oleh KemenPANRB, terdapat kekuatan dan kelemahan dalam

pelaksanaan SPBE di Kemenko Kemaritiman, yaitu:

1. Kebijakan Tata Kelola: telah memiliki kebijakan tentang tim pengarah SPBE, namun

belum mencantumkan dalam kebijakannya yang nyata masalah tentang integrasi

proses bisnis, rencana induk SPBE, anggaran dan belanja TIK, pengoperasian pusat

data, integrasi sistem aplikasi dan aplikasi umum berbagi pakai.

2. Kebijakan Layanan: telah memiliki kebijakan tentang layanan di bidang naskah dinas,

manajemen kepegawaian, perencanaan dan penganggaran, manajemen keuangan,

manajemen kinerja, pengadaan, pengaduan publik, dokumentasi dan informasi

hukum, whistle blowing system dan publik instansi pemerintah.

3. Kelembagaan: telah memiliki tim pengarah SPBE, tetapi belum menetapkan tugas

pokok masing-masing anggota tim SPBE, serta belum memetakan proses bisnis yang

terintegrasi antar masing-masing unit kerja.

4. Strategi dan Perencanaan: telah memiliki rencana induk SPBE, tetapi belum

memasukkan anggaran dan belanja TIK lengkap beserta tahun penerapannya ke dalam

dokumen rencana induk SPBE.

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi: telah memahami arti pentingnya penerapan

SPBE, dan menerapkan sebagian aplikasi umum berbagai pakai pada sebagian unit

kerja, tetapi belum membangun pusat data, melakukan integrasi sistem aplikasi dan

menerapkan aplikasi umum berbagi pakai terhadap seluruh unit kerja di lingkungan

kementerian.

Page 57: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 49

6. Administrasi pemerintahan: penerapan layanan naskah dinas, manajemen

kepegawaian, manajemen perencanaan, keuangan, manajemen kinerja dan

pengadaan, baru pada sebagian unit kerjanya yaitu.

7. Pelayanan Publik Kekuatan: telah menyediakan sebagian layanan publik yang

berbasis elektronik. Sayangnya masih belum banyak menampilkan informasi atau

memberikan layanan terhadap publik yang berbasis elektronik diantaranya adalah

aplikasi pengaduan publik, Whistle Blowing System, dan beberapa aplikasi yang di buat

sendiri sesuai kebutuhan masing-masing instansi.

SS.10 Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel SS.10 ini hanya memiliki 1 (satu) indikator: Opini BPK.

IKU.15 Opini BPK

Tingkat opini BPK adalah pernyataan atau pendapat profesional BPK yang

merupakan kesimpulan pemeriksa (audit) mengenai tingkat kewajaran informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan. Opini BPk yang menjadi sasaran target pada TA.

2019 adalah opini BPK hasil pelaksanaan penggunaan anggaran pada TA. 2018. Hal ini

disebabkan karena Opini BPK TA. 2019 baru disampaikan pada akhir triwulan I atau di

Triwulan II TA. 2020.

Kemenko Marves dalam pengelolaan (perencanaan, pengajuan pencairan dan

pertanggungjawaban penggunaan) pada tahun kedua setelah pelaporan penggunaan

anggaran satker tersendiri, telah berhasil mencatatkan laporan keuangan yang wajar

dalam pemeriksaan BPK (TA. 2016) dengan predikat WTP. Predikat WTP ini telah

berhasil dipertahankan untuk 2 tahun anggaran berturut-turut (2016 dan 2017).

Berdasarkan dua hal tersebut, maka pada tahun anggaran 2018 juga ditargetkan untuk

dapat kembali meraih predikat WTP.

Sesuai dengan laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kemenko

Kemaritiman Tahun 2018 Nomor; 17.B/LHP/XVII/05/2019 tanggal 17 Mei 2019 BPK

kembali memberikan predikat WTP atau sesuai 100% dengan target yang ditetapkan.

Beberapa kondisi yang mendorong keberhasilan adalah:

1. Adanya semangat yang kuat untuk mempertahankan opini WTP dari tahun

sebelumnya (kondisi internal);

2. Semangat untuk menyamakan perolehan opini terbaik yang sama dengan opini

yang diperoleh oleh sesama Kementerian Koordinator dan sebagai Kementerian

yang baru dibentuk (kondisi ektsternal);

3. Dukungan dan komitmen dari semua level pimpinan.

Pada TA. 2018, Kemenko Kemaritiman selain ketiga hal di atas, juga telah

melaksanakan efektifitas kegiatan yang berimbas pada efisiensi penggunaan sumber daya

(anggaran dan manusia) yang digunakan, dengan menerapkan penyusunan jumlah

anggaran yang dibutuhkan secara proporsional dan akuntabel.

Page 58: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 50

Adapun program atau kegiatan yang mempengaruhi keberhasilan dari pencapaian

target kinerja ini adalah:

1. Program peningkatan jumlah dan kapasitas pengelola keuangan melalui kegiatan

berupa sosialisasi, bimbingan teknis dan diklat penyusunan pertanggungjawaban

keuangan;

2. Program melakukan update standar operasi prosedur (SOP) dan aturan internal

lainnya sebagai bentuk kepatuhan (compliance);

3. Memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu atau sebagai tools dalam

penyelesaian pekerjaan.

3.2. Ringkasan Penjelasan Capaian Kinerja

3.2.1. Analisa Ringkas Capaian Kinerja

Secara umum jika didasarkan pada target kinerja TA.2019, maka capaian kinerja

Kemenko Marves pada tahun 2019 dapat dianggap baik karena tercapai lebih dari 100%.

Berbeda dengan IKU tahun 2018, pada tahun 2019 ini menetapkan target untuk

kegiatan atau kinerja yang dihasilkan oleh kesekretariatan yaitu: Persentase SDM yang

memenuhi standar kompetensi jabatan; Nilai evaluasi reformasi birokrasi;

Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE); dan opini

BPK. Selain itu, karena target kinerja yang sebagian besar berupa outcome, maka

sebagian besar IKU ditargetkan pencapaiannya pada akhir tahun anggaran. Hanya

IKU.9 (nilai RB) yang ditargetkan pada triwulan I dan IKU. 11 (opini BPK) ditargetkan

triwulan II.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja pada triwulan I ini adalah:

1. Sudah semakin meningkatnya pemahaman pejabat dan pegawai Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman pada bidang tugas dan fungsi serta pentingnya

penetapan kinerja yang terukur

2. Ketersediaan anggaran yang memadai

3. Penetapan kinerja yang terukur dan sesuai dengan kemampuan sumber daya

4. Dukungan atau fasilitasi dari Sekretariat Kementerian, terutama dalam hal pencairan

pendanaan dan proses administrasi (proses pengajuan peraturan/undang-

undang/kebijakan).

5. Kemampuan unit kerja/organisasi dalam menjalankan program koordinasi,

sinkronisasi, dan pengendalian.

Namun demikian, masih terdapat kendala yang berpotensi menghambat

pencapaian kinerja organisasi yaitu target kinerja yang ditetapkan tidak sebanding

dengan sumber daya yang ada (terutama jumlah staf pelaksana). Sampai dengan tahun

2019, staf pelaksana masih sangat banyak oleh pegawai/tenaga kontrak. Sementara itu

staf PNS juga belum mencukupi (sesuai dengan kebutuhan). Staf pelaksana baru

terpenuhi 47% dari kebutuhan. Untuk itu direkomendasikan agar unit kerja yang

Page 59: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 51

membidangi kepegawaian untuk melakukan perekrutan pegawai dari instansi pusat

maupun pemerintah daerah.

1. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh pemangku

kepentingan baik secara formal dalam rapat koordinasi maupun secara informal.

2. Perumusan perencanaan dan kebijakan yang baik.

Beberapa saran atau rekomendasi untuk pencapaian IKU ini adalah:

1. Penetapan tema Sub IKU yang feasibel, realistik dan terukur sesuai kemampuan SDM

dan pendanaan yang ada, serta memperhitungkan faktor-faktor (penunjang dan

penghambat) dari eksternal

2. Segera melakukan revisi target, terutama pada IKU kebijakan, agar targetnya dibuat

tidak hanya pada akhir tahun anggaran.

3.2.2. Capaian Kinerja Strategis

Selain capaian kinerja yang dihasilkan sesuai dengan target dalam Renstra/PK,

Kemenko Marves juga telah berhasil menghasilkan beberapa capaian strategis, di

antaranya yaitu:

1. Berperan aktif dalam penerbitan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017 tentang

Kebijakan Kelautan Indonesia. Perpres ini menjadi dasar dalam perencanaan

pengembangan (potensi) kelautan Indonesia

2. Berhasil mendorong penerbitan Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan

Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Kemenko

Marves juga terlibat aktif, termasuk penyertaan anggaran dalam pembentukan dan

monitoring pelaksanaan pengendalian dan kerusakan DAS Citarum.

3. Terlibat aktif sebagai tuan rumah atau host-government (HG), penyelenggaraan

Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia atau IMF-Bank Dunia Annual Meetings

2018 (Menko Kemaritiman, Luhut B. Panjaitan sebagai ketua pelaksana)). Kegiatan

tersebut dilaksanakan pada tanggal 8-14 Oktober 2018 di Kawasan Nusa Dua Bali.

Kegiatan ini dihadiri delegasi resmi 189 negara anggota IMF-Bank Dunia (Menteri

Keuangan dan Gubernur Bank Sentral), dengan total peserta lebih 15.000 orang

(delegasi, investor, CEO dari MNC, private sector lainnya, Staf IMF/WB, pelaku

sektor ekonomi keuangan, akademisi, observer, pers, CSO, NGO dll).

4. Kemenko Kemaritiman telah menyelenggarakan Forum Tri Hita Karana (THK)

dengan tema “Blended Finance and Innovation for Better Business Better World” di Bali

pada 9-11 Oktober 2018. Blended Finance adalah strategi penggunaan dana

pembangunan dengan memobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pembangunan

berkelanjutan di negara-negara berkembang. Adanya Financing Gap (kesenjangan

pendanaan) dalam pembiayaan kegiatan Sustainable Development Goals (SDG) menjadi

peluang mekanisme pendanaan Blended Finance. Melalui strategi ini, diharapkan dapat

memobilisasi modal swasta yang terkait dalam proyek sehingga dapat mempersempit

kesenjangan pendanaan SDG serta mendukung terealisasinya agenda Pembangunan

Berkelanjutan dan 17 (Tujuh Belas) tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030.

Page 60: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 52

5. GMF-BRI merupakan kerjasama antara Indonesia dan China (Global Maritime

Fulcrum – Belt & Road Initiative) yang dimulai sejak tahun 2017. Melalui GMF-BRI ini

telah disusun rencana 30 mega proyek

Gambar 13 Usulan 30 Proyek Pengembangan Koridor Ekonomi

6. Berperan aktif dalam penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun

2018 tentang Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri, yang

selanjutnya disebut Tim Nasional P3DN dengan diketuai oleh Menteri Koordinator

Bidang Kemaritiman. Keppres ini merupakan implementasi dari ketentuan Pasal 73

ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan

Industri, pada 17 September 2018.

7. Mendorong dan menginisiasi

pnerbitan Fasilitas Bebas Visa

Kunjungan kepada 169 negara

melalui Perpres Nomor 21

Tahun 2016. Kebjakan ini

dikeluarkan untuk mendorong

peningkatan kunjungan

wisatawan mancanegara ke

Indonesia. Rakor dengan K/l

tekns memutuskan evaluasi

pelaksanaan Perpres dimaksud

dapat dilanjutkan oleh Kemenko

Polhukam bersama Kemenhumham

8. Memperjuangkan penetapan Rinjani dan Ciletuh diakui sebagai UNESCO Global

Geopark (UGGp) pada tahun 2018.

9. Pengembangan Kawasan Khusus Pariwisata:

Teralisasinya 5 target Pembangunan 10 Bali baru: BOP Borobudur, BOP Danau

Toba, BOP Labuan Bajo, BOP Wakatobi, dan BOP Bromo Tengger Semeru.

Page 61: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 53

Dalam rangka pengembangan KSPN di 10 lokasi, telah dihasilkan: 3 Perpres

tentang Badan Otorita Pariwisata; rancangan Perpres Badan Otorita Bromo Tengger

Semeru dan Wakatobi; dan 2 Permenko terkait Badan Otorita Pariwisata

Rancangan kebijakan infrastruktur perkembangan Pembentukan Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba

Percepatan pembangunan infrastruktur pelabuhan Marina di Labuan Bajo

Usulan pembentukan KEK Mandeh dan Mentawai di Provinsi Sumatera Barat

10. Sebagai inisiator pembentukan badan koordinasi negara-negara produsen minyak

sawit (CPOPC), melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2016

terkait Pembentukan Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC).

CPOPC merupakan lembaga yang memperjuangan kepentingan negara-negara

produsen minyak sawit, agar minyak sawit dapat diterima (dibeli) dan mempunyai

harga yang layak

11. Diplomasi rencana phase out palm oil dengan diterbitkan Peraturan Presiden Nomor

66 Tahun 2018 tentang mandatory Biodesel telah terbit, langkah selanjutnya

mengimplementasikan B30 pada tahun 2020. Kebijakan ini diambil dengan tujuan

mengurangi impor BBM dan menjaga/meningkatkan harga minyak sawit

12. Mendorong terbitnya 21 Peraturan Daerah Provinsi tentang Rencana Zonasi

Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)

Gambar 14 Staus Penyelesaian Perda RZWP3K

Page 62: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 54

13. Pembangunan karakter bahari pemuda melalui Program Ekspedisi Nusantara Jaya

khusus (ENJ) 2016-2018. Program ini diikuti 8000 pemuda dan mahasiswa dari

berbagai perguruan tinggi/daerah, serta telah lebih dari 200 pulau yang disinggahi.

14. Penerapan muatan kemaritiman (sebagai pengenalan jiwa kemaritiman) pada

kurikulum/pelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah (PAUD, SD, SMP,

SMA/SMK) pada 34 Provinsi

15. Rencana pengambilalihan flight information region (FIR) pada sektor A, B, dan C

untuk jangka panjang, sedangkan untuk jangka pendek berfokus pada sektor B dan

C dengan pertimbangan kesiapan teknologi dan SDM, paling lambat tahun 2019.

16. Penurunan angka Dwelling Time. Upaya tersebut telah memberikan hasil yang

signifikan, sehingga pada tahun 2017-2019 angka dwelling time di 4 (empat)

pelabuhan Utama (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Ahmad Yani)

berhasil ditekan menjadi rerata 3 hari dari angka awal 7-8 hari pada tahun 2015.

17. Fasilitasi Pengembangan Industri Maritim melalui Pembentukan Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, KEK Sorong dan KEK Lhokseumawe

3.2.3. Analisa Kondisi Sumber Daya Pegawai

Secara umum, pada tahun 2019 di seluruh unit kerja di Kemenko Marves masih

kekurangan pegawai, terutama staf bagian teknis yang memahami dasar-dasar keilmuan

yang menunjang kegiatan di Deputi. Pada akhir tahun 2019 telah mendapatkan

tambahan 107 CPNS, namun sebagian besar bukan dari ilmu teknis yang menunjang

kegiatan bidang di Deputi. Sebagian tenaga tersebut juga masih dipekerjakan untuk

menunjang kegiatan keadministrasian, baik di Asisten Deputi maupun Sekretaris

Deputi.

Komposisi jumlah sumberdaya manusia pada Kemenko Marves sampai dengan

akhir tahun 2019, berbeda sedikit dengan kondisi pada tahun sebelumnya. Jumlah

seluruh pegawai berjumlah berjumlah 621 orang yang terdiri dari unsur pegawai PNS

(termasuk TNI/Polri) 332 orang, serta pegawai non-PNS 289 orang. Sementara itu

berdasarkan jenjang jabatan eselon I, II, III dan IV di lingkungan organisasi Kemenko

Kemaritiman, dari kebutuhan sebanyak 142 jabatan, hingga saat ini baru teralokasikan

untuk 135 jabatan eselon I, II, III dan IV atau sekitar 95.07%. Masih ada sekitar 7

jabatan (setingkat eselon) yang belum terisi. Sementara itu untuk jabatan

fungsional/pelaksana masih kekurangan 303 pegawai (ASN/PNS).

Adapun keragaman pegawai Kemenko Kemaritiman berdasarkan jenjang jabatan

pada tabel berikut ini:

Tabel 36 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Marves 2019

No Pejabat/Eselon Kebutuhan Jumlah

Terpenuhi

Belum

Terpenuhi

Terpenuhi

(%)

1. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya 9 6 3 67

Page 63: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 55

No Pejabat/Eselon Kebutuhan Jumlah

Terpenuhi

Belum

Terpenuhi

Terpenuhi

(%)

2. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama 24 23 1 96

3. Jabatan Administrator 68 65 3 96

4. Jabatan Pengawas 41 41 3 93

Staf Fungsional 113 14 99 12

5. Staf Pelaksana 387 183 204 47

6. Non PNS 33 100

7. TKK Pendukung Administrasi 125 100

8. TKK Keamanan 48 100

9. TKK Pengemudi 41 100

10. TKK Pramubakti 29 100

11. TKK Kebersihan 26 100

Jumlah Eselon (PNS) 642 621 313 92

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa Kemenko Kemaritiman masih terdapat

kekurangan staf fungsional/pelaksana (PNS) sebanyak 380 orang. Sebagai antisipasi

kekurangan staf pelaksana/fungsional, telah diangkat staf kontrak/non PNS sebanyak

299 orang dengan rincian: pendukung administrasi 200 orang; keamanan 47 orang;

petugas kebersihan 29 orang, pramubakti 30 orang; dan pengemudi 40 orang.

Rincian jabatan yang belum terisi adalah sebagai berikut:

a. Jabatan eselon I: Sekretaris Kementerian Koordinator, Staf Ahli Mentri bidang

Manajemen Konektivitas, dan Staf Ahli bidang Hukum Laut

b. Jabatan eselon II: 1 Asisten Deputi Navigasi dan Keselamatan Maritim Deputi pada

Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kemaritiman;

c. Jabatan eselon III: Kepala bidang pengelolaan sumber daya mineral, Deputi Bidang

Sumber Daya Alam dan Jasa; Kepala bidang perancangan peraturan perundang-

undangan, Biro Hukum; dan Kepala bidang industri dasar, Deputi Bidang Koordinasi

Infrastruktur.

d. Jabatan eselon IV: Kepala Subbagian Perbendaharaan, Biro Umum; Kepala

Subbagian Akuntansi dan Pelaporan, Biro Umum; dan Kepala Subbagian Evaluasi

Peraturan Perundang-undangan.

Minimnya jumlah ketersediaan pejabat fungsional disebabkan oleh hal-hal sebagai

berikut:

a. keterbatasan kuota pengiriman pelatihan fungsional dan atau uji kompetensi;

b. keterbatasan anggaran dalam pengiriman pelatihan fungsional;

c. calon pejabat fungsional dari formasi CPNS belum memenuhi persyaratan untuk

diangkat dalam jabatan fungsional;

sebagian PNS masih dalam proses pengangkatan dalam jabatan fungsional.

Page 64: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 56

3.3. KINERJA KEUANGAN

3.3.1 Realisasi Anggaran Pada tahun 2019 walaupun telah terjadi perubahan nama dari Kemenko

Kemaritiman menjadi Kemenko Marves, namun dalam sisi keuangan/penganggaran

belum dilakukan perubahan (tidak ada DIPA baru atau keluaran/output baru). Sehingga

dalam setiap pelaksanaan kegiatan masih masih menggunakan anggaran dan kode

DIPA Kemenko Kemaritiman.

Anggaran Kemenko Kemaritiman TA. 2019 telah disahkan pada tanggal 05

Desember 2018, dan telah diunggah di DIPA Online Kementerian Keuangan dengan

DIPA Induk Nomor: SP DIPA120.01-0/2019, serta DIPA Petikan Nomor: SP DIPA-

120.01.1.350494/2019 dengan besar Pagu Anggaran Definitif sebesar Rp.

260.043.852.000,-. Dari sisi realisasi, Kemenko Kemaritiman memiliki tingkat

penyerapan anggaran sebesar 96,54% yaitu dengan nilai Rp 251.041.375.137

Kebijakan dan isu yang ditangani Kemenko Maritim di saat pelaksanaan APBN

TA 2019 sering kali tidak sama dengan saat APBN disusun pada tahun 2016. Untuk

mengatasi hal ini maka disediakan mekanisme revisi anggaran yang berfungsi untuk

mengakomodasi perubahan kebijakan dan kegiatan pada APBN 2019. Terdapat 3 jenis

revisi anggaran, yaitu revisi anggaran POK, Kanwil dan DJA. Perbedaan revisi ini

diatur dalam PMK 206/PMK.02/2018 tentang tata acara revisi anggaran 2019. Pada

tahun 2019 Kemenko Maritim melakukan 7 kali revisi dan 1 revisi perbaikan pagu

minus setelah masa pelaksanaan TA 2019 selesai.

Revisi tersebut adalah:

1. Revisi Kanwil Perubahan Bendahara dan Penandatangan PPSPM

2. Revisi Kanwil Pembayaran Tunggakan Tahun 2018

3. Revisi DJA untuk Mencukupi Kebutuhan Pembayaran Tunjangan Kinerja

4. Revisi DJA BA BUN Untuk Pembayaran Kegiatan Satgas Citarum

5. Revisi DJA Kebutuhan Belanja Pegawai 2019 dan Perubahan KPA

6. Revisi DJA BA BUN Pendanaan Pembentukan AIS Forum

7. Revisi DJA Pembayaran Tunggakan Tahun Anggaran 2017

Setiap unit kerja memiliki target kinerja triwulan dan tahunan pada 2019. Dalam

mendukung terlaksananya kegiata yang telah direncanakan dan ditargetkan maka

anggaran tiap unit kerja pada Kemenko Kemaritiman diberikan. Hingga pada TA. 2019,

berikut disajikan realisasi anggaran pada Kemenko Kemaritiman:

Tabel 37 Realisasi Anggaran Kemenko Kemaritiman Tahun 2019

No Unit Kerja Pagu Realisasi %

Program Dukungan Manajemen dan Fasilitasi 163.606.209.000 159.224.515.281 97,32%

1 Seketariat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

163.606.209.000 159.224.515.281 97,32%

Program Koordinasi Kebijakan 96.437.643.000 91.816.859.856 95,21%

2 Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

24.678.824.400 23.886.535.712 96,79%

Page 65: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 57

No Unit Kerja Pagu Realisasi %

3 Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

19.600.036.000 18.856.139.053 96,20%

4 Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 22.343.406.000 21.259.399.052 95,15%

5 Deputi Bidang koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim

29.815.377.000 27.814.786.039 93,29%

Jumlah 260.043.852.000 251.041.375.137 96,54%

Dari tabel terlihat bahwa realisasi keuangan Kemenko Kemaritiman sangat baik,

karena mendekati 100% dari pagu atau melebihi target (95%). Dari tabel di atas juga

nampak bahwa persentase realisasi dari pagu anggaran pada masing-masing unit kerja

tidak terlalu jauh perbedaannya. Unit Eselon I dengan nilai persentase realisasi

keuangan tertinggi adalah Setmenko (97,32%)lebih tinggi dari rata rata persentase

realisasi keuangan 1 (satu) tahun anggaran. Sementara unit dengan nilai persentase

realisasi terendah adalah unit Deputian Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya

Maritim (93,29%).

Gambar 15 Grafik Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman TA. 2019

Adapun rincian realisasi penggunaan anggaran Kemenko Kemaritiman untuk

setiap bulannya adalah sebagai berikut:

Tabel 38 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Tahun 2019

Kode Keluaran Program Pagu Realisasi %

5601 Penyelenggaraan Pelayanan Umum Perkantoran Serta Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

137.186.435.000 133.684.810.715 97,45

5602 Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerja Sama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi

10.097.522.000 9.754.983.693 96,61

5603 Pengelolaan Informasi, Persidangan, Kehumasan, Administrasi dan Hukum Organisasi

11.372.301.000 11.043.359.868 97,11

Page 66: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 58

Kode Keluaran Program Pagu Realisasi %

5604 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Kemenko Bidang Kemaritiman

3.379.234.000 3.308.958.109 97,92

5605 Koordinasi Hukum dan Perjanjian Maritim 1.570.717.000 3.190.255.754 96,14

5606 Koordinasi Sumber Daya Hayati 3.318.274.000 3.845.864.485 96,59

5607 Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik

3.981.694.000 3.821.704.659 97,65

5608 Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim 3.913.772.000 8.986.636.248 85,69

5748 Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman

10.487.000.000 1.432.402.896 91,19

5749 Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim 3.975.908.000 3.833.508.747 96,42

5750 Koordinasi Delitimasi Zona Maritim 4.352.852.000 4.151.500.849 95,37

5751 Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim 7.181.555.000 6.997.273.728 97,43

5752 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim

5.850.235.000 5.713.996.634 97,67

5753 Koordinasi Sumber Daya Mineral Energi dan Nonkonvensional

3.981.301.000 3.846.827.056 96,62

5754 Koordinasi Jasa Kemaritiman 3.924.447.000 3.733.182.068 95,13

5755 Koordinasi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim 3.981.301.000 13.891.193.380 97,74

5756 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa

3.731.293.000 13.539.072.064 94,85

5757 Koordinasi Infrastruktur Pertambangan dan Energi

4.163.772.000 14.051.022.489 97,29

5758 Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata

4.163.772.000 13.999.223.661 96,05

5759 Koordinasi Industri Penunjang Infrastruktur 3.913.772.000 13.605.677.491 92,13

5760 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur

6.188.318.000 15.781.770.752 93,43

5761 Koordinasi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maritim

4.600.000.000 14.523.338.492 98,33

5762 Koordinasi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari 4.250.000.000 14.186.673.425 98,51

5763 Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim 3.900.000.000 13.887.222.818 99,67

5764 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi SDM,Iptek dan Budaya Maritim

6.578.377.000 16.230.915.056 94,72

Jumlah 260.043.852.000 251.041.375.137 96,54

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi anggaran Kemenko Kemaritiman

pada. 2019 sebesar 96,54%%. Keluaran program yang persentase realisasi anggaran

tertinggi adalah Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim yaitu 99,67%. Sementara realisasi

terendah Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim sebesar 85,69%.

Page 67: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 59

Dari tabel terlihat bahwa realisasi tahun 2019 ini sedikit lebih rendah 1,41% dari

target 70%. Dari tabel di atas juga nampak bahwa persentase realisasi dari pagu

anggaran pada masing-masing unit kerja tidak terlalu jauh perbedaannya.

Adapun rincian realisasi penggunaan anggaran Kemenko Marves untuk setiap

bulannya adalah sebagai berikut:

Tabel 39 Rincian Realisasi Anggaran Kemenko Marves TA. 2019

BULAN

JAN FEB MAR APRIL MEI JUN

6.938.736.528 14.324.584.465 21.385.015.787 19.663.681.092 31.031.880.248 16.833.008.555

JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

21.816.760.152 20.911.478.550 23.517.493.647 26.739.751.335 18.169.702.057 29.709.282.721

Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran per bulan antara T.A 2019 dengan T.A

2018, maka pada tahun 2019 memiliki realisasi yang lebih baik dan merata, serta tidak

memiliki lonjakan pada triwulan terakhir.

Tabel 40 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2018

BULAN

JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI

2.972.798.996 9.746.080.517 25.097.882.801 16.668.586.673 19.679.500.726 16.948.878.252

JULI AGT SEP OKT NOV DES

22.301.338.430 21.375.255.385 19.819.522.894 28.394.060.083 32.739.274.932 58.133.905.726

Gambar 16 Grafik Anggaran per Bulan Kemenko TA. 2019

Jika dilihat dari grafik di atas, terlihat bahwa realisasi anggaran relatif merata. Bula

Mei menjadi bulan dengan angka realisasi anggaran dengan nilai tertinggi. Selain itu

terlihat bahwa menjelang akhir tahun anggaran realisasi keuangan cenderung naik.

Sehingga diharapkan untuk tahun berikutnya realisasi dan pelaksanaan kegiatan dapat

dilakukan secara merta serta tidak memiliki lonjakan realisasi yang terlalu tinggi.

Page 68: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 60

Melalui nilai realisasi bulanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

dan Investasi Tahun Anggran 2019, dapat dilihat nilai dan grafik realisasi secara

kumulatif yaitu sebagai berikut:

Tabel 41 Realisasi Anggaran Kumulasi TA. 2019

KUMULASI BULANAN

JAN FEB MAR APRIL MEI JUN

6.938.736.528 21.263.320.993 42.648.336.780 62.312.017.872 93.343.898.120 110.176.906.675

JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

131.993.666.827 152.905.145.377 176.422.639.024 203.162.390.359 221.332.092.416 251.041.375.137

Gambar 17 Grafik Perkembangan Kumulasi Realisasi Anggaran TA. 2019

Jika dilihat dalam grafik diatas, terlihat bahwa realisasi keuangan TA. 2019, secara

kumulasi, sejak awal tahun sampai dengan akhir tahun cenderung menaik, dengan

kanaikan yang relatif sama. Namun jika dibandingkan dengan rencana penarikan dana,

relaisasi anggaran ini cukup berbeda jauh (sebagaimana hasil capaian konsistensi RPD

di aplikasi SMART).

Gambar 18 Capaian Kinerja Anggaran Satker Kemenko Marves TA. 2019

Page 69: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 61

Gambar 19 Capaian Evaluasi Kinerja Anggaran Kemenko Marves TA. 2019

Sumber: Aplikasi SMART Ditjen Anggaran Kemenkeu

3.3.2 Realisasi per Jenis Belanja

Jika dihitung dari Pagu anggaran efektif, maka belanja barang memiliki pagu

terbesar yaitu Rp 202,237 M (77,77%); kemudian belanja pegawai sebesar 44,075 Milyar

(16,95%) dan yang terkecil belanja modal sebesar Rp 13,73 Milyar (5,28%). Realisasi per

jenis belanja yang tertinggi belanja modal sebesar 97,31%; belanja pegawai 97,07%; dan

belanja barang sebesar 96,37%.

Tabel 42 Pagu dan Realisasi Kemenko Marves TA 2019 per Jenis Belanja

No Nama Jenis Belanja Pagu Realisasi Persentase Realisasi

Proporsi dari Total Anggaran

1 51|Belanja Pegawai 44.075.018.000,00 42.783.790.596 97,07 16,95

2 52|Belanja Barang 202.237.113.000 194.895.015.148 96,37 77,77

3 53|Belanja Modal 13.731.721.000 13.362.569.393 97,31 5,28

4 57|Belanja Bantuan Sosial 0 0 0 0

260.043.852.000 251.041.375.137 96,54

Gambar 20 Komposisi Alokasi Anggaran

Page 70: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 62

3.3.3 Dukungan Program terhadap Pencapaian Kinerja

A. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kemenko Kemaritiman mendapat alokasi sebesar Rp 163.606.209.000,- Pada akhir tahun

2019 anggaran yang terealisasi untuk melaksanakan kegiatan adalah sebesar

159.224.515.281,- atau 97,32% dari pagu. Dana pada program ini dimaksudkan sebagai

anggaran pendukung kegiatan keadministrasian-ketatausahaan. Baik pada output

kegiatan keteknisan maupun kegiatan yang bersifat administrasi seperti: kepegawaian;

sarana-prasarana pegawai/kantor, akuntabilits kinerjareformasi birokrasi; dan

penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan.

Fasilitasi yang utama diberikan dari Program ini antara lain meliputi:

1. Penyusunan pengajuan pencairan anggaran ke KPPN sehingga pelaksanaan kegiatan

dalam pencapaian kinerja dapat terlaksana

2. Pengajuan rancangan peraturan (peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan

instruksi presiden) ke sekretariat kabinet/kementerian hukum dan HAM.

3. Proses rekruitmen pegawai (PNS dan honorer), sehingga terdapat tambahan tenaga

dalam pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian target kinerja.

4. Penambahan sarana dan prasarana kerja yang lebih memadai.

Sementara itu jika dievaluasi berdasarkan prestasi kinerja pelaksanaan anggaran,

atau dikenal dengan evaluasi Indikator Pelaksanaan Kinerja Anggaran (IKPA) maka

Kemenko Kemaritiman mengalami kemajuan yang sangat pesat. IKPA merupakan alat

ukur untuk untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian

Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan

anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi. IKPA ini

dinilai oleh Ditjen Perbendahaan Kementerian Keuangan dengan mendasarkan pada 12

faktor/indikator, yaitu: Revisi DIPA, Deviasi Hal. III DIPA, Pagu Minus, Data

Kontrak, Pengelolaan UP, LPJ Bendahara, Dispensasi SPM, Retur SP2D, Penyerapan

Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Kesalahan SPM dan Renkas.

Untuk tahun anggaran 2019, nilai IKPA yang ditargetkan adalah sebesar 90. Per

31 Desember 2019, nilai IKPA yang dicapai adalah sebesar 94.4. Artinya untuk tahun

2019, kinerja pengelolaan anggaran telah melebihi target yang telah ditetapkan.

Tabel 43 Rincian Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran TA. 2018 dan 2019

No Indikator Nilai IKPA

2018 2019

1 Pengelolaan Uang Persediaan (UP) 8,80 10,00

2 Data Kontrak 8,00 12,75

3 Kesalahan Surat Perintah Membayar (SPM) 4,73 5,40

4 Retur SP2D ( Surat Perintah Pencairan Dana) 4,99 5,99

Page 71: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 63

No Indikator Nilai IKPA

2018 2019

5 Halaman III DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) 3,51 2,69

6 Revisi DIPA 5,00 5,00

7 Penyelesaian Tagihan 18,63 14,56

8 Rekon Laporan PertanggungJawaban (LPJ) 0,00 5,00

9 Renkas (rencana Kas/Penarikan Dana) 4,58 5,00

10 Realisasi 20,00 20,00

11 Pagu Minus 5,00 4,00

12 Dispensasi SPM 4,00 4,00

Nilai Total 92,82 94,40

Pencapaian IKPA Kemenko Kemaritiman tahun 2019 lebih tinggi dari rata-rata

IKPA nasional yakni sebesar 93.18.

Gambar 21 Grafik Kinerja Pelaksanaan Anggaran TA. 2019

Gambar 22 Grafik Nilai IKPAper Tahun Kemenko Kemaritiman

65.6

77.67

92.82

94.4

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2016 2017 2018 2019

Page 72: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 64

Pengukuran kinerja dengan menggunakan IKPA telah dilaksanakan di Kemenko

Kemaritiman sejak tahun 2016 dan terus menunjukkan trend peningkatan. Jika pada

awal penerapan pada tahun 2016, nilai IKPA baru mencapai angka 65.60 maka pada

tahun 2019 nilai IKPA telah menjadi 94.40. Secara lengkap, perkembangan nilai IKPA

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dari tahun 2016 sampai dengan tahun

2019 tersaji pada gambar 9.

Pencapaian nilai IKPA Kemenko Kemaritiman yang melampaui target merupakan

hasil dari serangkaian strategi berikut:

1. Melakukan revisi DIPA secara selektif.

2. Mengantisipasi dan menyelesaikan pagu minus sesegera mungkin

3. Melaksanakan kontrol data kontrak pada unit kerja.

4. Ketepatan waktu dalam revolving UP. Revolving diupayakan minimal satu kali setiap

bulan. Untuk TUP strateginya adalah dengan mengajukan permintaan dibawah 1

miliar sehingga pertanggungjawaban lebih cepat selesai.

5. Ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran/Penerimaan

6. Meningkatkan ketelitian dalam memproses SPM dan nomor rekening

penerima/tujuan untuk menghindari retur SP2D.

7. Memastikan ketepatan waktu penyelesaian tagihan SPM-LS Non Belanja Pegawai

(maksimal 17 hari kerja sejak serah terima/penyelesaian pekerjaan)

8. Pembentukan Tim pemantau IKPA yang secara rutin melaksanakan monitoring dan

evaluasi setiap bulan.

Guna meningkatkan nilai IKPA pada tahun 2020, selain mempertahankan

pencapaian yang ada dengan 8 strategi sebagaimana dijelaskan sebelumnya maka perlu

dilaksanakan strategi untuk meningkatkan nilai indikator Halaman III DIPA. Strategi

yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan revisi halaman III DIPA setiap

triwulan bersamaan dengan pelaksanaan revisi DIPA. Revisi tersebut harus

mencerminkan pola penyerapan yang baik dan diikuti komitmen para pengelola

keuangan untuk mengikuti dan melaksanakan rencana tersebut

B. Dukungan Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kemaritiman

Untuk mendukung pelaksanaan program Koordinasi Pengembangan Kebijakan

Kemaritiman telah dianggarkan sebesar Rp 96.437.643.000,-. Anggaran tersebut masuk

dalam anggaran di 4 Deputi. Dari realisasi anggaran sebesar Rp 91.816.859.856,- atau

95,21%, Kemenko Kemaritiam telah menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan di

bidang kemaritiman. Jika dilihat dari pemanfaatan penggunaannya (capaian kinerja),

maka anggaran telah berhasil dimanfaatkan secara optimal.

Secara keseluruhan pencapaian kinerja Kemenko Kemaritiman untuk Program

Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kemaritiman sebesar 98,79%.

Page 73: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 65

IV. PENUTUP

Misi Kemenko Kemaritiman mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang

mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, direalisasikan dengan

berbagai sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis tersebut telah dilaksanakan dan

dapat dikalkulasi niai capaiannya. Pada TA 2019 dapat disimpulkan nilai capaian

kinerja Kemenko Kemaritiman adalah 101,56%. Sementara itu, anggaran yang

terealisasi pada TA 2019 sebesar 96,54%%.

Dalam rangka peningkatan atau perbaikan capaian (kualitas dan kuantitas) kinerja

telah dilakukan beberapa hal, yaitu:

1. Penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan akuntabilitas kinerja

2. Perbaikan aplikasi e-Planning untuk penyusunan rencana kerja

3. penajaman proses perencanaan kerja dan target kinerja dengan memperhatikan

program-program prioritas

4. penambahan jumlah pegawai, baik dari CPNS maupun rekruitmen dari instansi lain,

termasuk pelantikan pejabat baru yang sebelumnya kosong

5. Perbaikan aplikasi sistem pengelola data kinerja dan sistem pelaporan

Sedangkan untuk perbaikan di masa mendatang, maka direkomendasikan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan peningkatan pemutahiran perencanaan dengan teknologi informasi,

pengumpulan data yang lebih andal, pengukuran yang berjenjang dan sistematika

analisis yang lebih komprehensif.

2. Penetapan dan penembapat jabatan fungsional sesuai dengan keahlian teknis (bidang

yang sesuai dengan Deputi)

3. Melaksanakan pelatihan (diklat, bimtek, workshop) untuk peningkatan keahlian dan

kompetensi pegawai

4. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan, terutama di level pimpinan, akan perlunya

penyusunan rencana kerja/kegiatan dan kinerja yang terukur (dapat dicapai dan

dihitung capaiannya) dan sesuai dengan tugas/fungsi unit kerjanya

5. Kemenko Kemaritiman telah mengusulkan penambahan calon pegawai negeri sipil ke

KemenPAN RB, dengan kualifikasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sejumlah 65

CPNS dan 17 Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sesuai dengan

Peraturan Pemerintah No 49 Tahun 2019.

Melalui laporan ini, diharapkan bisa menjadi umpan balik dalam proses

penyusunan perencanaan kegiatan dan kinerja, sehingga SAKIP di Kemenko

Kemaritiman dapat berjalan dengan baik. Melalui pelaksanaan SAKIP yang baik

diharapkan Kemenko Kemaritiman dapat merealisasikan sasaran dan target kegiatan

yang sesuai tugas dan fungsi yang telah diamanatkan. Sehingga tujuan akhirnya adalah

masyarakat dapat merasakan manfaat yang baik dan signifikan akan keberadaan

Kemenko Kemaritiman.

Page 74: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 66

DAFTAR PUSTAKA

Global Innovation Index. 2019. https://www.globalinnovationindex.org/gii-2018-report

OHI, 2019. http://www.oceanhealthindex.org/region-scores/scores/indonesia

Zaroni, 2017. Biaya Logistik Agregat pada http://supplychainindonesia.com/new/biaya-logistik-agregat/

Nuran Wibisono. 2017. Tirto.id dengan judul "Di Balik Membaiknya Daya Saing Pariwisata Indonesia", https://tirto.id/di-balik-membaiknya-daya-saing-pariwisata-indonesia-cmNf.

Badri Munir Sukoco, 2019. Middle Income Trap dan Kapabilitas Dinamis Bangsa. https://news.detik.com/kolom/d-4756867/middle-income-trap-dan-kapabilitas-dinamis-bangsa

Adarma Karsa, 2020 http://bem.feb.ub.ac.id/2015/11/16/biaya-logistik-indonesia-dan-target-poros-maritim-dunia/

http://beritatrans.com/2018/08/29/biaya-logistik-indonesia-tinggi-60-persen-dari-transportasi/

Y, Munandar. 2015. Potret Daya Saing Logostik Indonesia. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/ artikel-dan-opini/potret-daya-saing-logistik-indonesia/

Page 75: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 67

LAMPIRAN Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Menteri Koordinator

Page 76: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 68

Page 77: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 69

Page 78: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 70

Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman

2015 2016 2017 2018 2019

Persentasi rekomendasi kebijakan penguatan kedaulatan maritim dihasilkan

Jumlah rekomendasi kebijakan bidang kedaulatan maritim yang dihasilkan Menteri koordinator

Menurunnya pelanggaran kedaulatan maritim

Logistic Performance Rank / Peringkat Kinerja Logistik

Persentase Pertumbuhan PDB Maritim

Persentasi partisipasi aktif pada pertemuan/forum/ Kerjasama regional dan global mengenai isu kemaritiman

Jumlah pengendalian implementasi kebijakan bidang Kedaulatan Maritim

Peran aktif Indonesia dalam kerjasama internasional Bidang Maritim

Competitiveness Index/Indeks Daya Saing

Peringkat Logistic Performance Index

Jumlah regulasi kemaritiman tingkat nasional yang diharmonisasikan dan/atau disinkronisasikan yang difasilitasi oleh Kemenko Bidang Kemaritiman

Jumlah rekomendasi kebijakan bidang SDM IPTEK dan Budaya Maritim yang dihasilkan Menteri Koordinator

Penerapan muatan kurikulum kemaritiman

Persentase Rekomendasi kebijakan kemaritiman yang menjadi dasar penerbitan kebijakan para pemangku kepentingan

Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang Diterima di Level Internasional

Persentase event seni, budaya dan olahraga maritim tingkat nasional dan internasional yang terselenggara

Jumlah pengendalian implementasi kebijakan bidang SDM IPTEK dan Budaya Maritim

Meningkatnya even pariwisata bahari dalam agenda wisata nasional

Persentase Tindaklanjut Hasil Pengendalian Kebijakan di Bidang Kemaritiman

Persentase Penanganan Pelanggaran Kedaulatan Maritim

Persentase peningkatan hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan bidang kemaritiman

Jumlah rekomendasi kebijakan bidang Sumberdaya Alam dan Jasa yang dihasilkan Menteri Koordinator

Persentase pertumbuhan ekonomi bidang kemaritiman

Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang diterima di level Internasional

Persentase Capaian Produksi Sumber Daya Alam Kemartiman

Persentase rekomendasi kebijakan SDA dan jasa kemaritiman yang ditindaklanjuti

Jumlah pengendalian implementasi kebijakan bidang Sumberdaya Alam dan Jasa

Pertumbuhan investasi infrastruktur poros maritim

Jumlah Provinsi yang Menerapkan Percontohan Kurikulum Kemaritiman

Ocean Health Index

Persensate regulasi SDA dan Jasa bidang kemaritiman yang diharmonisasikan dan ditindaklanjuti

Jumlah rekomendasi kebijakan bidang Infrastruktur yang dihasilkan Menteri Koordinator

Persentase rekomendasi kebijakan kemaritiman yang menjadi dasar penerbitan kebijakan para pemangku kepentingan

Penurunan Disparitas Investasi Infrastruktur untuk Wilayah Timur dan Barat

Persentase Realisasi Investasi Infrastruktur Maritim di Kawasan Timur Indonesia *)

Persentase KEK dan KIK yang dikembangkan di luar Jawa

Jumlah pengendalian implementasi kebijakan bidang Infrastruktur

Jumlah Kebijakan Menko yang dihasilkan

Persentase Produksi SDA Bidang Maritim Sesuai Target

Persentase Biaya Logistik Nasional Terhadap PDB

Persentase infrastruktur energi, Opini BPK atas Laporan Persentase rekomendasi hasil Indeks Kualitas Lingkungan Indeks Inovasi

Page 79: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 71

2015 2016 2017 2018 2019

pertambangan dan industri penunjang infrastruktur yang dikembangkan

Keuangan Kemenko Maritim pengendalian pelaksanaan Kebijakan yang dilaksanakan para pemangku kepentingan

Hidup

Indeks persepsi korupsi Nilai Akuntabilitas Kinerja Jumlah Rumusan/ Formulasi Kebijakan yang dihasilkan di bidang Kemaritiman

Persentase Kebijakan Bidang Kemaritiman yang ditetapkan Menteri Koordinator

Peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata

Opini BPK atas Laporan Keuangan Kemenko Maritim

Indeks Reformasi Birokrasi Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan

Persentase Keputusan Hasil Pengendalian Kebijakan di Bidang Kemaritiman

Persentase Rekomendasi dan Pengendalian Kebijakan Kemaritiman yang menjadi Dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan

Nilai Akuntabilitas KinerjaOpini BPK atas Laporan Keuangan Kemenko Maritim

Persentase SDM yang memenuhi standar kompetensi

Persentase Pejabat yang telah Memenuh Standar Kompetensi Jabatan

Indeks Reformasi BirokrasiNilai Akuntabilitas Kinerja

Persentase pengelolaan sumber daya berbasis IT

Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang Kemaritiman

Nilai AKIP Indeks Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasi Elektronik (SPBE)

Nilai Reformasi Birokrasi Opini BPK Tingkat kehandalan laporan

keuangan dan BMN sesuai ketentuan yang berlaku

Page 80: SAMBUTANHalaman i SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Halaman 72